Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KOTA PADANG

KECAMATAN KOTO TANGAH


KELURAHAN BATANG KABUNG GANTING
RUKUN WARGA (RW) 02

Nomor : 12/RW.02/XII/2022 Padang, 9 Desember 2022


Lampiran : 2 (dau) lembar
Perihal : Mohon Batuan
Kepada Yth.:
Bapak Walikota Padang
di

Padang

Dengan hormat,
A. Pengertian plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebgaian atau seluruh
permukaan jalan lahir ( Ostium Uteri Internum).
komplikasi kehamilan di mana plasenta terletak dibagian bawah rahim, sebagian
atau seluruhnya menutupi leher rahim. Hal ini menyebabkan perdarahan vagina tanpa
rasa sakit dan beberapa mengarah ke perdarahan. Plasenta previa telah diklasifikasikan
oleh tingkat perambahan pada os. servikal internal. Dalam plasenta previa, perdarahan
lebih mungkin terjadi selama trimester ketiga, sebagai konsekuensi dari perkembangan
segmen bawah rahim dan pelebaran leher rahim yang disebabkan oleh kontraksi uterus,
pemeriksaan vagina juga dapat menyebabkan perdarahan antepartum. Faktor risiko untuk
pengembangan plasenta previa termasuk pengiriman sebelum seksio sesarea, terminasi
kehamilan, operasi intrauterine, merokok, kehamilan multifetal, peningkatan paritas, usia
ibu dan peningkatan tingkat seksio caesar. Plasenta previa berhubungan dengan
konsekuensi yang merugikan bagi ibu dan anak, seperti Intra-Uterine Growth Restriction
(IUGR), kelahiran prematur, antenatal dan intra-partum perdarahan, transfusi darah ibu
dan histerektomi darurat.

B. Etiologi plasenta previa


Penyebab dari plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang diduga kuat menimbulkan kelainan ini. Salah satu penyebab plasenta previa
yaitu vaskularisasi desidua yang tidak memadai, sebagai akibat dari proses radang atau
atrofi. Multiparitas dan cacat rahim juga berhubungan dengan kejadian plasenta previa.
Hal ini berkaitan dengan proses peradangan dan atrofi di endometrium, misalnya bekas
bedah caesar, kuretase, dan miomektomi. Cacat bekas bedah caesar bahkan dapat
menaikkan insiden dua sampai tiga kali lebih besar.
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor
yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa misalnya bekas operasi rahim (bekas
sesar atau operasi mioma), sering mengalami infesi rahim (radang panggul),
kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
Plasenta previa meningkatkan kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometrium
kurang baik,misalnya karena atrofi endometrium atau kurang bianya vaskularisasi
kesidua.Keadaan ini bisa ditemukan Menurut (Sudarti,2014) sebagai berikut :
a Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek
b Mioma uteri.
c Koretasi yang berulang.
d Umur lanjute.Cacat atau jaringan perut pada endometrium oleh bekas pembedahan
(SC, kuret dan lain-lain)
C. Manifestasi plasenta previa
Kay (2003) menyebutkan bahwa gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua
hal berikut:
1) Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan sampai
berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal
minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum selama trimester ketiga.
2) Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda plasenta
previa juga memiliki kontraksi rahim.
Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk
sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu kemudian. Beberapa
wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini,
plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain (Kay,
2003).
Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan di dapatkan belum
masuk ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis;
mengolak ke samping karena plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin
sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak,
seperti letak lintang atau letak sungsang (Scearce, 2007).
Gejala klinis yang muncul :
- Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri
Perdarahan ini biasanya terjadi pada trimester ketiga, darah biasanya
berwarna merah segar. Dapat juga dipicu oleh trauma, coitus (penetrasi
penis), maupun pemeriksaan bimanual/spekulum. Pendarahan pertama (first
bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan
periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit.
Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih
banyak.Perdarahan ini umumnya akan berhenti tanpa penanganan khusus
sebelum kembali terjadi pada beberapa hari atau beberapa minggu kemudian
- Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan letak janin.
- Janin biasanya masih baik
D. Klasifikasi
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.
1. Incomplete / Parsial placenta previa
Menyiratkan penutupan tak sempurna
2. Total / Complete placenta previa
Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya berdilatasi
3. Implantasi rendah / low-lying implantasi
Digunakan saat placenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih rendah tapi
jauh dari tulang

Gambar 2. Kalsifikasi Placenta previa


E. Patofisiologi plasenta previa
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadisejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serat
menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah
uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus
dan pembukaan seviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karenaa perobekan sinus marginalis dari
plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut
otot segmen bawah uterus untuk berkontaksi seperti pada plasenta letak
normal (Sudarti, 2014).
Pendarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua dan tiga
biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta previa
diawali dengan implantasi embrio pada bagian bawah uterus. Dengan
melekatnya dan bertumbuhannya plasenta, plasenta yang telah berkembang
bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi
desidua yang jelek, inflamasi atau perubahan atropik (Ashari, 2009).
Pendarahan antepartum akibat plasenta previaterjadi sejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta
menipis. Umunya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus
lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dsn
pembukaan serviks menyebabkan sinus robek karena lepasnya palsenta dari
dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan
tak dapat dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah
uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal (Nugroho, 2010).
F. Komplikasi plasenta previa
Maryunani (2016) menjelaskan ada 2 komplikasi plasenta previa, yaitu:
a. Plasenta previa dapat menyebabkan berbagai komplikasi baik bagi ibu
maupun pada janin yang dikandungannya, yaitu :
1) Perdarahan yang hebat dan syok sebelumatau selama persalinan,
yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janinnya.
2) Persalinan prematur atau preterm (sebelum usia kehamilan 37 minggu)
yang mana merupakan risiko terbesar bagi janin.
3) Defect persalinan
a) Defect persalinan terjadi 2,5 kali lebih seringpada kehamilan
yang dipengaruhi oleh plasenta previa daripada kehamilan yang
tidak dipengaruhinya.
b) Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui.
4) Infeksi.
5) Leserasi serviks.
6) Plasenta akreta.
7) Plasenta tali pusat.
8) Prolapse plasenta
b. Plasenta previa dapat menghambat perkembangan janin.
1) Meskipun beberapa penelitian sering menemukan masalah
pertumbuhan janin pada plasenta previa.
2) Beberapa penelitian lainnya tidak menemukan perbedan antara
bayi-bayi pada kelainan ini dengan bayi-bayi dari kehamilan norm
G. Pemeriksaan penunjang plasenta previa.
Pemeriksaan penunjang menurut Maryunani(2016)sebagai berikut :
a. Laboratorium : Darah lengkap, urine lengkap.
b. Kardiotokografi (KTG), Doppler Laennec untuk mengetahui kesejahteraan
janin.
c. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan penunjang menurut Hidayat (2009) sebagai berikut :
a USG untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta.
b Pemeriksaan darah : hemoglobin.
Pemeriksaan penunjang menurut Ayu T.D (2016) sebagai berikut :
a. Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematocrit.
b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditemukan
plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium.
c. Pemeriksaan luar bagian terbaah janin biasanya belum masuk pintu atas
panggul. Ada kelainan letak janin.
d. Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hatoi dan benar, dapat menentukan
sumber perdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain ( servisitis,
polip, keganasan, laserasi/troma)
H. Penatalaksaan plasenta previa.
Penatalaksanaan plasenta previa menurut Nugroho (2010) sebagai berikut :
Penatalaksanaan dengan plasenta previa datang dengan keluhan adanya
perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester kedua dan trimester ketiga.
Penatalaksaan plasenta previa tergantung dari usia gestasi penderita dimana
akan dilakukan penatalaksanaan aktif yaitu mengakhiri kehamilan ataupun
ekspektatif yaitu mempertehankan kehamilan selama mungkin.
a. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tida terlahir prematur, penderita
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servivis.
Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan
secara ketat dan baik. Syarat-syarat terapi ekspektatif :
1) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti.
2) Belum ada tanda-tanda in partu.
3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal.
4) Janin masih hidup.
b. Terapi aktif
Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam
yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta
previa
1) Section caesarea
Prinsip utama dalam melakukan section caesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak
punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
2) Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jia ada penekanan pada plasenta.
Penekanan tersebu dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut ;
a) Amniotomi pervaginam
Umumnya dilakukan pada palsenta previa lateralis/
marginalis dengan pembukaan lebih dari 3 cm serta presentasi
kepala. Dengan memecah ketuban, lasenta akan mengikuti
segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin.
b) Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Barxton Hicks ialah
mengadakan tamponade plasenta dengan bokong (dan kaki)
janin.
c) Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet,
kemudian beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti.
Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan
seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala.
I. Peran dan prinsip legal dalam perawat dalam kasus plasenta previa.
a Role model :menjadi panutan perilaku dan sikap gaya hidup sehat
b Memfasilitasi keterlibatan klien dalam pengkajian, implementasi, dan
evaluasi tujuan kesehatan.
c Educator :Mengajarkan klien mengenai strategi perawatan diri untuk
meningkatkan kebugaran, memperbaiki nutrisi, mengatasi kecemasan,
dan meningkatkan hubungan.
d Non-malefesiensi: Membantu individu, keluarga, dan komunitas untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
e Autonomi : Membantu klien, keluarga, dan komunitas untuk
mengembangkan dan memilih pilihan perencaan menanganan plasenta
previa sesuai psikososial dan medis.
f Memperkuat perilaku promosi kesehatan personal klien dan keluarga.
4. Konsep asuhan keperawatan plasenta previa
1. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea
nigra. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang.
2) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3) Leher
4) Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
5) Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi, Penurunan
resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas, Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan
abdomen menjadi pernapasan dada.
6) Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
7) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick), Hipertropi epithelium
8) Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan yang
canggung, Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal

b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
2) Pemeriksaan USG, Hb, dan Hematokrit
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi
plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta
letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa, dilakukan pemeriksaan
inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain (Oyelese, 2006).
3) Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uetri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina.
Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta
previa harus dicurigai (Johnson, 2003).
4) Transvaginal sonography (TVS)
TVS digunakan untuk menyelidiki lokasi plasenta kapan saja saat
hamil dan saat lokasi plasenta berada dianggap rendah. Sonographers
didorong untuk melaporkan jarak sebenarnya dari tepi plasenta ke os serviks
internal di TVS.
2. Diagnosa
a. Kekurangan volume cairan b.d syok hipovolemik
b. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai efek
perdarahan dan menejemennya.
3. Intervensi
No
Diagnosa NOC NIC

1. Defisit Volume Cairan b.d Fluid balance Fluid management


syok hipovolemik v Hydration · Timbang popok/pembalut
v Nutritional Status : Food and Fluid jika diperlukan
Definisi : Penurunan cairan Intake · Pertahankan catatan intake
intravaskuler, interstisial, Kriteria Hasil : dan output yang akurat
dan/atau intrasellular. v Mempertahankan urine output · Monitor status hidrasi
Ini mengarah ke sesuai dengan usia dan BB, BJ ( kelembaban membran
dehidrasi, kehilangan urine normal, HT normal mukosa, nadi adekuat,
cairan dengan v Tekanan darah, nadi, suhu tubuh tekanan darah ortostatik ),
pengeluaran sodium dalam batas normal jika diperlukan
v Tidak ada tanda tanda dehidrasi, · Monitor hasil lAb yang
Batasan Karakteristik : Elastisitas turgor kulit baik, sesuai dengan retensi cairan
- Kelemahan membran mukosa lembab, tida (BUN , Hmt , osmolalitas urin
- Haus )
- Penurunan turgor · Monitor vital sign
kulit/lidah · Monitor masukan makanan
- Membran mukosa/kulit / cairan dan hitung intake
kering kalori harian
- Peningkatan denyut · Kolaborasi pemberian
nadi, penurunan tekanan cairan IV
darah, penurunan · Monitor status nutrisi
volume/tekanan nadi · Berikan cairan
- Pengisian vena · Berikan diuretik sesuai
menurun interuksi
- Perubahan status · Berikan cairan IV pada suhu
mental ruangan
- Konsentrasi urine · Dorong masukan oral
meningkat · Berikan penggantian
- Temperatur tubuh nesogatrik sesuai output
meningkat · Dorong keluarga untuk
- Hematokrit meninggi membantu pasien makan
- Kehilangan berat badan · Tawarkan snack ( jus buah,
seketika (kecuali pada buah segar )
third spacing) · Kolaborasi dokter jika tanda
Faktor-faktor yang cairan berlebih muncul
berhubungan: meburuk
- Kehilangan volume · Atur kemungkinan tranfusi
cairan secara aktif · Persiapan untuk tranfusi
- Kegagalan mekanisme
pengaturan
2 Resiko tinggi cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji jumlah darah
(janin) b/d Hipoksia keperawatan selama 3 x 24 2. Catat suhu, hitung SDP, dan
jaringan / organ, profil diharapkan resiko tinggi bau serta warn arabas vagina,
darah abnormal, cedera (janin) b/d Hipoksia dapatkan kultur bila
kerusakan system jaringan / organ, profil darah dibutuhkan
imun. abnormal, kerusakan system 3. Catat masukan/ keluaran urin
imun dapat berkurang dengan catat berat jenis urin
kriteria hasil: 4. Berikan heparin, bila
Menunjukkan profil darah dengan dindikasikan
hitung SDP, Hb, dan pemeriksaan 5. Berikan antibiotic secara
koagulasi DBN normal. parenteral
3 Ansietas b.d kurangnya v Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
pengetahuan mengenai v Coping kecemasan)
efek perdarahan dan Kriteria Hasil : · Gunakan pendekatan yang
managemenya v Klien mampu mengidentifikasi dan menenangkan
Definisi : mengungkapkan gejala cemas · Nyatakan dengan jelas
Perasaan gelisah yang tak v Mengidentifikasi, mengungkapkan harapan terhadap pelaku
jelas dari dan menunjukkan tehnik untuk pasien
ketidaknyamanan atau mengontol cemas · Jelaskan semua prosedur
ketakutan yang disertai v Vital sign dalam batas normal dan apa yang dirasakan
respon autonom v Postur tubuh, ekspresi wajah, selama prosedur
(sumner tidak spesifik bahasa tubuh dan tingkat · Temani pasien untuk
atau diketahui oleh aktivitas menunjukkan memberikan keamanan dan
individu); perasaan berkurangnya kecemasan mengurangi takut
keprihatinan disebabkan · Berikan informasi faktual
dari antisipasi terhadap mengenai diagnosis, tindakan
bahaya. Sinyal ini prognosis
merupakan peringatan · Dorong keluarga untuk
adanya ancaman yang menemani anak
akan datang dan · Lakukan back / neck rub
memungkinkan individu · Dengarkan dengan penuh
untuk mengambil perhatian
langkah untuk · Identifikasi tingkat
menyetujui terhadap kecemasan
tindakan · Bantu pasien mengenal
Ditandai dengan situasi yang menimbulkan
- Gelisah kecemasan
- Insomnia · Dorong pasien untuk
- Resah mengungkapkan perasaan,
- Ketakutan ketakutan, persepsi
- Sedih · Instruksikan pasien
- Fokus pada diri menggunakan teknik
- Kekhawatiran relaksasi
- Cemas · Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan

1. Implementasi
Setelah rencana keperawatan disusun,selanjutnya adalah menetapkan tindakan
keperawatan. Tindakan ini dapat dilakukan secara mandiri dan kerjasama dengan tim
kesehatan lainnya.

2. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan untukmengetahui keberhasilan tujuan, jika
kriteri yang ditetapkan tercapai maka tugas perawat selanjutnya adalah melakukan
pengkajian kembali.
DAFTAR PUSTAKA

1. Yesicca,Vivian.2017.Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Plasenta Previa.


https://www.academia.edu/35982985/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_IBU_DEN
GAN_PLASENTA_PREVIA di akses pada 28 April pukul 22:4
2. Hammimatus,Zainiyah.2019. Hubungan antara usia dan riwayat abortus dengan
kejadian plasenta previa Pada ibu bersalin. https://stikes-nhm.e-journal.id/ di akses
pada 28 April 2020 pukul 22:45
3. Ulviyatulillah,Kadar Kuswandi.2016. Hubungan Riwayat Abortus Dan Riwayat
Kuretase Dengan Kejadian Plasenta Previa. https://ejurna l.latansamas
hiro.ac.id/index.ph p/OBS/article/view/166/160 di akses pada 28 April 2020 pukul 22:5
4. Agustina,Ikay.2016. ASUHAN KEPERAWATANPADANY. M DENGANPOST SC ATAS
INDIKASI PLASENTA PREVIA DI RUANG BOUGENVILLE RSUD SUKOHARJO http:
//repository.stikes mukla.ac.id/227/2/FILE% 20BAB%20II–dikonversi.pdf diakses pada
29 April 2020 pukul 00:16
5. Indriyani,Diyan.2013. Keperawatan Maternitas pada Area Perawatan
Antenatal.Yogyakarta:Graha Ilm
6. Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
7. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Editor : Abdul Bari
Saifudin, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Djoko Waspodo. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000
8. Doenges. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
9. Nurarif, A H dan Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Jil 2. Ed. Revisi. Media Action Publishing.
Yogyakarta.
10. Herdman, T. Heather. 2012. Nursing Diagnoses Definition and Classification 2012-
2014. Oxford: Wiley-Blackwell
11. Moorhead, Sue.et al. 2004. Nursing Outcome Classification (NOC) Fourth Edition.
Missouri : Mosby. Elsevier
12. Dochterman, Joanne McCloskey.et al. 2008. Nursing Intervention Classification Fifth
Edition. Missouri : Mosby. Elsevier

ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA

1. Pengkajian
A. Identitas
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “S”
Umur Pasien : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : komplek wahana sungai lareh
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Masuk : 27 Maret 2022
Diagnosa medis : Plasenta previa totalis primigravida 32 minggu dengan ISK
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. “S"
Alamat : komplek wahan sungai lareh
Hubungan dengan pasien : suami

B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk RS
Pasien adalah rujukan dari klinik bidan as-syifa dengan diagnosa medis plasenta
previa totalis. Pasien pernah rawat inap di klinik As-syifa dari tanggal 22-25
Maret 2022 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan
terapi dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RS Islam
Siti Rahmah. Pasien merasa hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan
lahir ±100 cc. Perdarahan sudah sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah
memeriksakan diri ke dokter spesialis obsgyn dengan diagnosa plasenta previa
totalis.

2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi dalam
kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri
terasa hilang timbul.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil, sempat muntah 1x
pada tanggal 26 Maret 2022 dan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah
segar.
4. Riwayat kehamilan
a. Primigravida G1P0A0
1) HPHT : 30 Agustus 2021
2) HPL : 7 April 2022
3) Usia Kehamilan : 32 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan
merasakan nyeri perut, mual, muntah, pusing, lemas dan terjadi
perdarahan pada jalan lahir.
3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa demam
hingga menggigil, mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar
1 tahun yang lalu

C. Riwayat Kesehatan Dahulu


1. Riwayat penyakit
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi. Pada usia kehamilan 6 bulan
pasien memeriksakan diri ke Klinik As-syifa sebanyak 3 kali karena perdarahan
pada jalan lahir.
2. Riwayat reproduksi
a. Menstruasi
Menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari, lamanya 3-6 hari, tidak
dismenhore, sifat darah khas darah menstruasi, tidak ada keputihan.
b. Menikah
Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun yang
lalu.
c. Kehamilan yang dulu
Pasien menyatakan ini adalah anak pertama, belum pernah keguguran.
d. Keluarga Berencana
Pasien mengatakan belum menggunakan program keluarga berencana, namun
pasien ingin menggunakan KB suntik.
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Genogram

Pasien
Keterangan :
: laki-laki :garis keturunan
: perempuan :tinggal serumah.
: garis perkawinan
b. Penyakit keluarga
Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi.
D. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien
mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu
pasien minum air putih sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak
mempunyai alergi terhadap makanan tertentu.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan. Pola
minum pasien, pasien lebih banyak minum air putih yaitu 3100 cc, dan susu
ibu hamil sebanyak 2 gelas setiap hari. Pasien menyatakan nafsu makan
menurun karena setiap kali makan pasien merasakan mual. Pasien mengatakan
merasakan mual apabila mencium bau makanan yang menyengat.
2. Eliminasi
a. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah yang banyak
setiap berkemih ±250 cc. Tidak ada keluhan saat berkemih.
2) Selama sakit
Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna kuning jernih.
b. Buang air besar
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAB rutin 1x sehari dengan konsistensi lunak.
2) Selama sakit
Pasien menyatakan belum BAB selama 3 hari semenjak dirawat di RSS.

3. Aktivitas dan Latihan


a. Sebelum sakit
Pasien menyatakan sebelum sakit dalam melakukan kegiatan sehari-hari meliputi
mandi, makan, BAB/BAK, dan berpakaian pasien melakukannya secara
mandiri dan tidak menggunakan alat bantu.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien
tidak dianjurkan untuk turun dari tempat tidur.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Ambulasi/ROM √
Ket: 0:mandiri, 1:alat bantu, 2:dibantu orang lain, 3:dibantu orang lain dan alat,
4:tergantung total
4. Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
Pasien menyatakan sedikit sulit tidur, dalam sehari pasien tidur selama ±4-5 jam.
Pasien tidak pernah tidur siang.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan makin sulit untuk tidur, sering terbangun, tidur mulai pukul
19.00 WIB, 1 jam tidur kemudian bangun, begitu seterusnya. Pasien
menyatakan sulit tidur karena nyeri dan demam yang dirasakan tidak nyaman
bagi pasien.
5. Persepsi dan Kognitif
a. Status mental : baik
b. Sensasi : tidak ada gangguan pengecapan
c. Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran.
d. Berbicara : tidak ada gangguan berbicara.
e. Penciuman : pasien dapat membedakan bau-bauan.
f. Perabaan : pasien dapat membedakan dingin, panas, kasar
g. Kejang : pasien menyatakan tidak ada riwayat kejang
h. Nyeri : pasien menyatakan nyeri pada perut bagian bawah,
nyeri bertambah saat bayi dalam kandungan bergerak aktif,
nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa
hilang timbul.
i. Kognitif : Pasien menyatakan mengerti mengenai plasenta
previa, yaitu plasenta yang turun hingga menutupi jalan lahir.
E. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit
c. Temperatur : 38,5oC
d. Respirasi : 22 x/menit
e. DJJ : 153 x/menit
2. Status Gizi
a. Berat badan sebelum hamil : 45 kg
b. Berat badan terakhir : 55 kg
c. Tinggi badan : 161 cm
d. IMT : 55/(1,61)2= 21,21 kg/m2 (Normal)
3. Kulit, rambut, dan kuku
a. Kulit : kulit lembab tidak kering.
b. Kuku dan rambut : kuku pendek dan bersih, rambut hitam.
4. Kepala dan leher
a. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, pasien terlihat meringis
kesakitan, pasien terlihat melindungi area nyeri
b. Mata : sklera putih, konjungtiva tidak anemis, terdapat
lingkaran hitam di sekitar mata, terlihat sayu.
c. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada peningkatan JVP.
5. Mulut, dan hidung
a. Mulut : Membran mukosa lembab, bibir tidak kering.
b. Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada cairan keluar dari hidung.
6. Thoraks
a. Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi
b. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
c. Perkusi : suara sonor.
d. Auskultasi : terdengar suara vesikuler, tidak ada suara tambahan.
7. Payudara
Payudara simetris. Areola terlihat hiperpigmentasi. Puting menonjol.
8. Jantung
a. Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.
b. Palpasi : iktus cordis teraba.
c. Perkusi : suara redup.
d. Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler.
9. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit, tidak terdapat striae gravidarum terlihat
linea alba.
Palpasi : Teraba gerakan janin aktif. Janin tunggal, memanjang,
presentasi kepala 5/5 bagian, TFU 22cm, teraba HIS 1x selama 15 detik
dalam 10 menit dengan kekuatan sedang
Auskultasi : Terdengar bising usus 6 kali/menit, terdengar DJJ 153
x/menit
10. Ekstremitas
Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral teraba hangat. CRT <2
detik.
11. Genetalia
Terpasang kateter sejak tanggal 27 Maret 2022. Pasien menggunakan pembalut,
terlihat darah berwarna merah segar di pembalut.

F. Terapi (Senin, 27 Maret 2022)


1. Nifedipin 10 mg/8 jam per oral
2. Sulfas ferosus 600 mg/24 jam per oral
3. Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV
4. Paracetamol tablet 500 mg per oral jika perlu
5. VIP Albumin 500 mg/24 jam per oral
6. Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil pemeriksaan urin dan darah tanggal 28 Maret 2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
BUN 7 mg/dL 7-20
Creatinin 0,50 mg/dL Lk: 0,9 – 1,3 Pr: 0,6 – 1,1
Natrium 137 mmol/L 136-145
Kalium 4,2 mmol/L 3,5-5,1
Klorida 102 mmol/L 98-107
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Leukosit 23,67 103/μL 4,5-11
Eritrosit 3,55 106/μL 4,5-5,2
Hemoglobin 10,6 g/dL M : 14-18 F : 12-16
Hematokrit 31,3 % Lk: 40 – 50 Pr: 37 - 43
MCV 88,2 fL 79-99
MCH 30 Pg 27-31
MCHC 34 g/dL 33-37
CHCM 35,7 g/dL 33-37
CH 31,3 Pg
RDW 14,4 % 11,5-15,5
HDW 2,6 % 2,2-3,2
Trombosit 224 x103/μL 150-450
MPV 7,3 fL 7,2-11,1
NEUT# 21,1 103/μL 1,8-8
LYMPH# 1,03 103/μL 0,9-5,2
MONO# 1,25 103/μL 0,16-1
EO# 0,07 103/μL 0,045-0,44
BASO# 0,01 103/μL 0-0,2
LUC # 0,21 103/μL 0-0,1
NEUT% 89,1 % 50-70
LYMPH% 4,4 % 25-40
MONO% 5,3 % 2-8
EO% 0,3 % 2-4
BASO% 0.0 % 0-1
LUC% 0,21 % 0-0,1
PPT 13,6 Detik 12,3-15,3
INR 0,98 0,9-1,1
Control PPT 13,9
APTT 27,3 detik 27,9-37
Control APTT 32,2
KIMIAWI
Glukosa 0
Protein 10 (+) mg/dL
Bilirubin 0 mg/dL
Urobilirubin Normal mg/dL
pH 6.5
Berat jenis 1.010
Blood/darah 0.2(2+) mg/dL
Keton 0.0 mg/dL
Nitrit 1+ mg/dL
Leukosit esterase 500.0 LEU/U
Warna Tidak
berwarna
Lekosit pucat ++
Glitter cell 0
Lekosit gelap +++
Eritrosit ++
Epitel tubuli 0
Epitel vesica urinaria 3-4
Vagina 0
Uretra 0
Silinder hialin 0
Granuler 0
Epitel 0
Eritrosit 0
Leukosit 0
Kristal ca oksalat 0
Kristal triple fosfat 0
Bakteri ++

2. Hasil pemeriksaan USG tanggal 28 maret 2022


Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir, gr II, Ak cukup, EFN 1105 gr.

2. Analisis Data
No DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS : Pasien menyatakan Agen cedera Nyeri akut
Nyeri biologis
P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif
Q : Seperti tertekan
R : Perut bagian bawah
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman
bagi pasien
DO :
- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri
- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar
mata
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
3. DS : Pasien mengatakan Ketidakadekuatan Risiko penyebaran
- Demam hingga menggigil pertahanan infeksi
- Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar sekunder
DO :
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
- Temperatur : 38,5oC
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November
2014
-Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II

4. 2 DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, Ketidakadekuatan Risiko tinggi cedera
berwarna merah segar perfusi plasenta (janin)
DO :
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
APTT 27,3 detik
Hematokrit 31,3%
Eritrosit 3,55 106/μL
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus
depan menutupi jalan lahir grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna
merah segar di pembalut
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
- DJJ 153 x/menit

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS


A. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
B. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
sekunder
C. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta

4. INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN
NO.
Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan 1. Kaji ulang lokasi,
dengan agen cedera Setelah dilakukan asuhan karakteristik, durasi,
biologis keperawatan selama 3x24 frekuensi dan skala
jam diharapkan pasien nyeri.
tidak merasakan nyeri 2. Monitor tanda-tanda
dengan kriteria hasil : vital (TD, N, RR)
1. Skala nyeri berkurang 3. Atur posisi senyaman
dari 3 menjadi 1 mungkin
dalam skala 0-10 4. Ajarkan teknik
2. Pasien mengatakan manajemen nyeri
nyeri berkurang. nonfarmakologi :
3. Ekpresi wajah tampak nafas dalam
rileks. 5. Jelaskan penyebab
4. Pasien dapat nyeri yang dialami
melakukan nafas pasien
dalam secara mandiri 6. Kelola pemberian
parasetamol 500 mg
per oral jika perlu
7.
2 Risiko penyebaran Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi suhu aksila
infeksi berhubungan keperawatan selama 3x24 dan tanda gejala
dengan ketidak jam diharapkan pasien infeksi
adekuatan pertahanan tidak mengalami infeksi 2. Lakukan vulva
sekunder dengan kriteria hasil : hygiene
1. Suhu rentang 36,5-37,5oC 3. Cuci tangan sebelum
2. Tidak terlihat tanda gejala dan sesudah kontak,
infeksi (tumor, rubor, kalor batasi pengunjung
dolor, fungsio laesa) 4. Anjurkan pasien
banyak minum : 2
liter per hari
5. Ajarkan keluarga dan
pasien mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan cara
mencegahnya
6. Kelola pemberian
antibiotik injeksi
cefotaxim 500 mg/12
jam per IV

3 Risiko tinggi cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor perdarahan


ketidak adekuatan keperawatan selama 3x24 pervaginam
perfusi plasenta jam diharapkan janin
tidak mengalami cedera 2. Kaji jumlah darah
dengan kriteria hasil : yang hilang. Pantau
1.Perdarahan minimal tanda dan gejala syok
2.DJJ rentang 120-160 hipovolemi
x/menit 3. Monitor bunyi jantung
janin
4. Istirahatkan pasien,
anjurkan bedrest
5. Anjurkan pasien agar
miring ke kiri
6. Anjurkan pasien
untuk membatasi
pergerakan
7. Kelola pemberian
tokolitik Nifedipin 10
mg/8 jam per oral
8. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian oksigen

1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari / No DX Implementasi Evaluasi


Tanggal
Jumat / 1 1 1. Mengkaji ulang lokasi, karakteristik, S : Pasien megatakan nyeri masih
April 2022 durasi, frekuensi dan skala nyeri.. terasa, pasien mengatakan merasa
2. Mengatur posisi senyaman lebih nyaman ketika posisi
mungkin. berbaring, pasien mengatakan
3. Mengajarkan teknik manajemen sudah menerapkan nafas dalam
nyeri nonfarmakologi : nafas dalam ketika nyeri, pasien mengatakan
4. Menjelaskan penyebab nyeri yang penyebab nyeri adalah gerakan
dialami pasien janin
O: Wajah pasien terlihat tegang karena
menahan nyeri, pasien terlihat
sudah bisa nafas dalam dengan
benar, posisi pasien supinasi,
teraba janin aktif di abdomen
A: Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P : Monitor TTV
Jumat/ 1 2 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Pasien mengatakan masih flek-flek,
april 2022 tanda gejala infeksi pasien mengatakan sudah banyak
2. Mencuci tangan sebelum dan minum sehari kurang lebih 2 botol
sesudah kontak, batasi pengunjung aqua, keluarga dan pasien
3. Menganjurkan pasien banyak mengatakan sudah paham
minum : 2 liter per hari mengenai tanda dan gejala infeksi.
4. Memberiahu keluarga dan pasien O : S : 37oC, TD : 110/70 mmHg, N :
mengenai tanda dan gejala infeksi 78 x/menit, RR : 22 x/menit,
dan cara mencegahnya injeksi cefotaxim sudah masuk
5. Mengelola pemberian antibiotik inj melalui IV
cefotaxim 1gr/12 jam A : Risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim
1gram/12jam per IV
Jumat / 1 3 1. Memonitor perdarahan pervaginam S : Pasien mengatakan masih keluar
april 2022 2. Mengkaji jumlah darah yang hilang. darah dari jalan lahir, darah
Memantau tanda dan gejala syok berwarna merah segar, pasien
hipovolemi mengatakan akan sering miring ke
3. Memonitor bunyi jantung janin kiri dan membatasi pergerakan
4. Menganjurkan pasien istirahat dan O : DJJ : 152 x/menit, pasien bedrest
bedrest A : Masalah risiko tinggi cedera
5. Menganjurkan pasien agar miring ke (janin) teratasi
kiri P : Monitor perdarahan pervaginam
6. Menganjurkan pasien untuk
membatasi pergerakan

Anda mungkin juga menyukai