Padang
Dengan hormat,
A. Pengertian plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebgaian atau seluruh
permukaan jalan lahir ( Ostium Uteri Internum).
komplikasi kehamilan di mana plasenta terletak dibagian bawah rahim, sebagian
atau seluruhnya menutupi leher rahim. Hal ini menyebabkan perdarahan vagina tanpa
rasa sakit dan beberapa mengarah ke perdarahan. Plasenta previa telah diklasifikasikan
oleh tingkat perambahan pada os. servikal internal. Dalam plasenta previa, perdarahan
lebih mungkin terjadi selama trimester ketiga, sebagai konsekuensi dari perkembangan
segmen bawah rahim dan pelebaran leher rahim yang disebabkan oleh kontraksi uterus,
pemeriksaan vagina juga dapat menyebabkan perdarahan antepartum. Faktor risiko untuk
pengembangan plasenta previa termasuk pengiriman sebelum seksio sesarea, terminasi
kehamilan, operasi intrauterine, merokok, kehamilan multifetal, peningkatan paritas, usia
ibu dan peningkatan tingkat seksio caesar. Plasenta previa berhubungan dengan
konsekuensi yang merugikan bagi ibu dan anak, seperti Intra-Uterine Growth Restriction
(IUGR), kelahiran prematur, antenatal dan intra-partum perdarahan, transfusi darah ibu
dan histerektomi darurat.
b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
2) Pemeriksaan USG, Hb, dan Hematokrit
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi
plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta
letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa, dilakukan pemeriksaan
inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain (Oyelese, 2006).
3) Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uetri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina.
Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta
previa harus dicurigai (Johnson, 2003).
4) Transvaginal sonography (TVS)
TVS digunakan untuk menyelidiki lokasi plasenta kapan saja saat
hamil dan saat lokasi plasenta berada dianggap rendah. Sonographers
didorong untuk melaporkan jarak sebenarnya dari tepi plasenta ke os serviks
internal di TVS.
2. Diagnosa
a. Kekurangan volume cairan b.d syok hipovolemik
b. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai efek
perdarahan dan menejemennya.
3. Intervensi
No
Diagnosa NOC NIC
1. Implementasi
Setelah rencana keperawatan disusun,selanjutnya adalah menetapkan tindakan
keperawatan. Tindakan ini dapat dilakukan secara mandiri dan kerjasama dengan tim
kesehatan lainnya.
2. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan untukmengetahui keberhasilan tujuan, jika
kriteri yang ditetapkan tercapai maka tugas perawat selanjutnya adalah melakukan
pengkajian kembali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengkajian
A. Identitas
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “S”
Umur Pasien : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : komplek wahana sungai lareh
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Masuk : 27 Maret 2022
Diagnosa medis : Plasenta previa totalis primigravida 32 minggu dengan ISK
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. “S"
Alamat : komplek wahan sungai lareh
Hubungan dengan pasien : suami
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk RS
Pasien adalah rujukan dari klinik bidan as-syifa dengan diagnosa medis plasenta
previa totalis. Pasien pernah rawat inap di klinik As-syifa dari tanggal 22-25
Maret 2022 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan
terapi dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RS Islam
Siti Rahmah. Pasien merasa hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan
lahir ±100 cc. Perdarahan sudah sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah
memeriksakan diri ke dokter spesialis obsgyn dengan diagnosa plasenta previa
totalis.
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi dalam
kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri
terasa hilang timbul.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil, sempat muntah 1x
pada tanggal 26 Maret 2022 dan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah
segar.
4. Riwayat kehamilan
a. Primigravida G1P0A0
1) HPHT : 30 Agustus 2021
2) HPL : 7 April 2022
3) Usia Kehamilan : 32 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan
merasakan nyeri perut, mual, muntah, pusing, lemas dan terjadi
perdarahan pada jalan lahir.
3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa demam
hingga menggigil, mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar
1 tahun yang lalu
Pasien
Keterangan :
: laki-laki :garis keturunan
: perempuan :tinggal serumah.
: garis perkawinan
b. Penyakit keluarga
Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi.
D. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien
mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu
pasien minum air putih sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak
mempunyai alergi terhadap makanan tertentu.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan. Pola
minum pasien, pasien lebih banyak minum air putih yaitu 3100 cc, dan susu
ibu hamil sebanyak 2 gelas setiap hari. Pasien menyatakan nafsu makan
menurun karena setiap kali makan pasien merasakan mual. Pasien mengatakan
merasakan mual apabila mencium bau makanan yang menyengat.
2. Eliminasi
a. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah yang banyak
setiap berkemih ±250 cc. Tidak ada keluhan saat berkemih.
2) Selama sakit
Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna kuning jernih.
b. Buang air besar
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAB rutin 1x sehari dengan konsistensi lunak.
2) Selama sakit
Pasien menyatakan belum BAB selama 3 hari semenjak dirawat di RSS.
2. Analisis Data
No DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS : Pasien menyatakan Agen cedera Nyeri akut
Nyeri biologis
P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif
Q : Seperti tertekan
R : Perut bagian bawah
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman
bagi pasien
DO :
- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri
- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar
mata
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
3. DS : Pasien mengatakan Ketidakadekuatan Risiko penyebaran
- Demam hingga menggigil pertahanan infeksi
- Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar sekunder
DO :
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
- Temperatur : 38,5oC
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November
2014
-Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II
4. 2 DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, Ketidakadekuatan Risiko tinggi cedera
berwarna merah segar perfusi plasenta (janin)
DO :
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
APTT 27,3 detik
Hematokrit 31,3%
Eritrosit 3,55 106/μL
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus
depan menutupi jalan lahir grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna
merah segar di pembalut
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
- DJJ 153 x/menit
4. INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN
NO.
Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan 1. Kaji ulang lokasi,
dengan agen cedera Setelah dilakukan asuhan karakteristik, durasi,
biologis keperawatan selama 3x24 frekuensi dan skala
jam diharapkan pasien nyeri.
tidak merasakan nyeri 2. Monitor tanda-tanda
dengan kriteria hasil : vital (TD, N, RR)
1. Skala nyeri berkurang 3. Atur posisi senyaman
dari 3 menjadi 1 mungkin
dalam skala 0-10 4. Ajarkan teknik
2. Pasien mengatakan manajemen nyeri
nyeri berkurang. nonfarmakologi :
3. Ekpresi wajah tampak nafas dalam
rileks. 5. Jelaskan penyebab
4. Pasien dapat nyeri yang dialami
melakukan nafas pasien
dalam secara mandiri 6. Kelola pemberian
parasetamol 500 mg
per oral jika perlu
7.
2 Risiko penyebaran Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi suhu aksila
infeksi berhubungan keperawatan selama 3x24 dan tanda gejala
dengan ketidak jam diharapkan pasien infeksi
adekuatan pertahanan tidak mengalami infeksi 2. Lakukan vulva
sekunder dengan kriteria hasil : hygiene
1. Suhu rentang 36,5-37,5oC 3. Cuci tangan sebelum
2. Tidak terlihat tanda gejala dan sesudah kontak,
infeksi (tumor, rubor, kalor batasi pengunjung
dolor, fungsio laesa) 4. Anjurkan pasien
banyak minum : 2
liter per hari
5. Ajarkan keluarga dan
pasien mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan cara
mencegahnya
6. Kelola pemberian
antibiotik injeksi
cefotaxim 500 mg/12
jam per IV