Oleh :
EKO TULUS WIDODO
NIM : 40220008
NIM : 40220008
Prodi : S1 Keperawatan
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim
(SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI). Plasenta previa
merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum merupakan perdarahan
pervaginam yang terjadi pada kehamilan diatas 28 minggu. Sampai saat ini penyebab plasenta previa
belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga kuat menimbulkan kelainan ini,
yaitu multiparitas dan cacat rahim, riwayat bedah sesar, usia 35 tahun atau lebih, ibu hamil yang merokok,
riwayat kuretase, riwayat kehamilan ganda dan riwayat miomektomi (Manuaba, 2014).
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala perdarahan awal plasenta previa pada umumnya hanya
berupa perdarahan bercak atau perdarahan ringan dan umumnya akan berhenti secara spontan. Jumlah
perdarahan yang terjadi sangat tergantung dari jenis plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi pada saat
uterus merenggang dan tumbuh, tidak terasa nyeri dan terlihat sebagai pengeluaran darah yang segar.
Sering kali ditemukan malpresentasi bagian presentasi janin. Terdapat risiko perdarahan pascapartum yang
lebih lanjut saat kekuatan retraksi segmen bawah uteri buruk setelah terjadi plasenta previa.
(Prawirohardjo, 2010; Medforth, 2012).
1.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi :
Ada empat macam jenis berdasarkan letaknya (Cunningham, 2010):
(1) Plasenta previa totalis yaitu ostium internum tertutup sama sekali oleh
jaringan plasenta,
(2) Plasenta previa parsialis yaitu ostium internum tertutup sebagian oleh jaringan plasenta,
(3) Plasenta previa marginalis dimana tepi plasenta terletak pada bagian pinggir ostium internum
dan
(4) Plasenta letak rendah yaitu plasenta tertanam dalam segmen bawah uterus,
sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium internum tetapi
sangat berdekatan dengan ostium tersebut.
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa yaitu perdarahan rasa nyeri yang
biasanya terlihat setelah kehamilan mendekati kedua atau sesudahnya, perdarahan
secara tiba-tiba. Pasien dengan plasenta previa dapat digolongkan kedalam beberapa
2010) yaitu :
(5) pemeriksaan dalam dan pemberian cairan infus berupa elektrolit dan tranfusi
jika perdarahan terus menerus.
1.3 PATOFISIOLOGI
Perdarahan antepartum disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada trimester ketiga karena
pada saat itu segmen bawah rahim lebih mengalami perubahan karena berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan.
b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu
memberikan nutrisi ke janin.
c. Vili korealis pada korion leave (korion yang gundul yang persisten.
Menurut Davood (2008), sebuah penyebab utama pada perdarahan trimester tiga yaitu
plasenta previa yang memiliki tanda khas dengan perdarahan tanpa rasa sakit. perdarahan diperkirakan terjadi
dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah rahim (SBR) pada trimester tiga. Dengan bertambah
tuanya kehamilan, segmen bawah rahim (SBR) lebih melebar lagi dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta
tumbuh pada segmen bawah rahim (SBR), pelebaran segmen bawah rahim (SBR) dan pembukaan serviks
tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa diikuti tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya bewarna merah segar,berlainan dengan darah
yang disebabkanoleh solusio plasenta yang bewarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uteri
yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim (SBR) untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan itu, sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada
kala tiga dengan plasenta yang letanya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi.
1.4 ETIOLOGI
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada
grande multipara, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan leioma uteri.
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa ahli penyebab plasenta previa yaitu :
a. Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh
endometrium di fundus uteri belum siap menerima implanmtasi, endometrium yang tipis sehingga
diberpulakan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin dan vili korealis
pada chorion leave yang persisten.
b. Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun meningkat pada grande multi para,
primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas operasi dan leiomioma uteri. (Norma, dkk. 2013)
Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua yang
menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Brown menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili korealis
persisten pada desidua kapsularis.
Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan biasanya terjadi pada akhir trimester II hingga
trimester III atau sebelum persalinan,perdarahan uterus keluar tanpa disertai rasa nyeri. Perdarahan pertama
biasanya sedikit kemudian berhenti sendiri, namun perdarahan berulng tanpa sebab yang jelasakan timbul
kembali. Pada plasenta letak rendah, perdarahan baru terjadi pada saat mulai persalinan, bisa sedikit
sampai banyak mirip dengan solusio plasenta. Perdarahan berat disebabkan segmen bawah rahim tidak
mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim sehingga dapat menybabkan perdarahan berlangsung hingga
pasca persalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta
previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah terjadi pada upaya pengeluaran
plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta
(Prawirohardjo, 2010).
1.6 KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi yang bila terjadi pada ibu hamil dengan plasenta previa menurut manuaba (2014),
yaitu :
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
1.7 .PENATALAKSANAAN
a. Menurut Sukarni. I,. Sudarti (2014), penatalaksanaan plasenta previa yaitu:
1) Konservatif
Dilakukan perawatan konservatif bila kehamilan kurang 37 minggu, perdarahan tidak ada atau tidak
banyak (Hb masih dalam batas normal), tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat
menempuh perjalanan dalam 1 menit). Perawatan konservatif berupa:
a) Istirahat
b) Pemberian hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia
c) Memberikan antibotik bila ada indikasi
d) Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka
lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul
perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
2) Penanganan aktif
Penanganan aktif bila perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan, umur kehamilan 37
minggu atau lebih, anak mati. Penanganan aktif berupa persalinan pervaginam dan persalinan per
abdominal.
Penderita di persiapkan untuk pemeriksaan dalam diatas meja operasi. (double set up) yakni dalam
keadaan siap operasi. Bila pemeriksaan dalam didapatkan:
1) Seksio caesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio caesarea (adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun
janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap di laksanakan). Tujuan seksio
caesarea yaitu melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan dan menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada servik uteri, jika
janin di lahirkan pervaginam. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi
sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek, selain itu, bekas tempat
implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya perbedaan vaskularisasi dan
susunan serabut otot dengan korpus uteri.
Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu. Lakukan perawatan lanjut
pasca bedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi dan keseimbangan cairan masuk dan cairan
keluar.
2) Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
Umunya dilakukan pada plasenta previa lateralis / marginalis dengan pembukaan lebih dari 3
cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen
bawah rahim dan di tekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih
lemah, akselerasi dengan infus oksitosin.
b) Versi baxton hicks
Tujuan melakukan versi braxton hicks ialah mengadakan temponade plasenta dengan
bokong (dan kaki) janin. Versi braxton hicks tidak dilakukan pada pada janin yang masih
hidup.
a. Ultrasonografi
b. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang obstetric untuk diagnostic
plasenta previa namun harus hati – hati karena bahayanya sangat besar.
c. Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap dan kimia darah untuk
menunjang persiapan operasi
d. Sinar X
e. Vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu).
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double
setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan
staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
f. Isotop Scanning
g. Pemeriksaan inspekula
Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan apakah dalam uterus atau
dari kelainan serviks vagina varices yang pecah dan lain – lain.
2) sitografi
3) plasentografi inderek
4) anterigrafi
Pengumpulan data
Anamnesa
a. Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medicalrecord dll.
b. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester
III.
c. Sifat perdarahan; tanpa sebab tanpa nyeri berulang
d. Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,
terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
e. Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah dan
placenta.
f. Inspeksi
g. Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
h. Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
i. Palpasi abdomen
j. Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
k. Sering dijumpai kesalahan letak
l. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih
goyang/floating
Riwayat Kesehatan
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinanmasalah pada Kehamilan sekarang.
Pemeriksaan fisik
a. Umum
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra. Striae atau tanda
guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha. Laju pertumbuhan
rambut berkurang.
2) Wajah
3) Leher
pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi hiperventilasi selama
kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas, Diafragma
meningkat, Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
6) Abdomen
7) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
8) Sistem musculoskeletal
B. Diagnosa Keperawatan
Daftar Pustaka
Cunningham, F., Leveno, K.., Bloom, S., Hauth, J., Rouse, D., Spong, C. (2010). Williams Obstetrics,(
23rd ed .). San Francisco: The Mc Graw-Hill Companies
Davood S, Parviar K, Ebrahimi S (2008). Selected pregnancy variables in women with
placenta previa. Res. J. Obstet Gynecol, 1: 1-5.
Fauziyah, Y. (2012). Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha medika.
Manuaba, I. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta: EGC
Manuaba, I. (2014). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta: EGC
Maryunani, Anik. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal . Jakarta : Trans Info Medika
Nugroho, T. 2010. Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika PPNI, P. S. (2016).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI. PPNI, P. S. (2018).
Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI. PPNI, P. S. (2019).
Standar Luaran keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.
Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
FORMAT PENGKAJIANINTRANATAL
KEPERAWATAN MATERNITAS
A. IDENTITAS KLIEN
B. DATA UMUMKESEHATAN
4. Obat-obatan : tidak
C. DATA UMUMKEBIDANAN
D. RIWAYAT PERSALINANSEKARANG
4. Pemeriksaan fisik
o
S: 36,5 C RR :20 X/menit
c. Kepala/leher : normal/tidak
d. Jantung : .....................................................................................
f. Payudara :......................................................................................
8. Tindakan : ........................................................................................
F. KALA IV
o
S: .................... C RR : ...............X/menit
6. Tindakan : ......................................................................................
CATATANPERSALINAN
1. Tanggal : ....................................................................................................
KALA I :
( ) Tidak
a. ........................................................................................................................
b. ........................................................................................................................
c. ........................................................................................................................
( ) Tidak
18. Penatalaksanaanmasalahtersebut :
KALA III:
( ) Tidak
a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
a. ..............................................................................................................................
b. ..............................................................................................................................
c. ..............................................................................................................................
( ) Tidak
( ) Normal, tindakan:
( ) mengeringkan
( ) menghangatkan
( ) rangsang takstil
( ) hipotermi, tindakan:
a. ........................................................................................................................
b. ........................................................................................................................
c. ........................................................................................................................
Hasilnya : ................................................................................................................
KALA IV:
ke uterus kemih yg
1. keluar
FORMAT PENGKAJIANPOSTNATAL
KEPERAWATAN MATERNITAS
1. DATA UMUM
Usia : 28 th
Usiasuami : 29 th
Pendidikan : sma
Pedidikan : sma
Agama : islam
Alamat : sukorame
Dst
B. RiwayatKehamilan SaatIni
1. Berapakaliperiksahamil : ............................................................................
2. Masalah kehamilan : ............................................................................
C. RiwayatPersalinanRiwayatGinekologi
3. Perdarahan : ......................... cc
D. RiwayatGinekologi
2. RiwayatKB : ............................................................................
BB .................... kg TB ...................... Cm
C. Kepala Leher
1. Kepala : ...................................................................................................
2. Mata : ...................................................................................................
3. Hidung : ...................................................................................................
4. Mulut : ..................................................................................................
5. Telinga : ...................................................................................................
6. Leher : ...................................................................................................
D. Dada
1. Jantung : ...................................................................................................
2. Paru : ....................................................................................................
3. Payudara : ....................................................................................................
5. PengeluaranASI : ........................................................................................
F. Perineumdangenital
Kebersihan:
3. Lokia
Nutrisi danCairan
1. Eksremitasatas : Edema: Ya/ tidak
1. Asupan nutrisi : ............................................... nafsu makan: baik/tidak
2. Eksremitas : Nyeri : Ya/ tidak
2. Asupan cairan : ................................................ cukup/ kurang
Varises : Ya/tidak, lokasi:..........................................................
TandaHoman(Homan’sSign)
KeadaanMental : +/-
3. Masalah khusus
1. Adaptasi : .....................................................................................
psikologis : ............................................................................
I. IstirahatdanKenyamanan
J. Mobilisasi danlatihan
M.KemampuanMenyusui : ............................................................................
N. Obat-obatan : ............................................................................
O.Keadaan umumibu
o
S: .......................... C RR : .................. x/menit
B. Kelahiran : Tunggal/Gemeli
Kelainan : ....................................................................................
NILAIAPGAR
0 1 2
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
V. PERENCANAAN PULANG :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
A. ANALISA DATA
Nyeri
2 DO: Plasenta previa Hipovolemik
- TTV berhubungan
TD : 120/90 mmhg Pembentukan segmen dengan kehilangan
RR : 20 X/menit bawah uterus cairan(perdarahan)
N : 82 X/menit
S :36,5 C Tipisnya pembuluh darah
- px tampak pucat servik
Hasil usg plasenta
menutupi jalan lahir Kontraksi uterus
Adanya flek hitam
DS : Perdarahan
-px mengeluh lemas
Hipovolemik
-
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan (perdarahan)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. implementasi
No Hari /tgl Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 Rabu,18 Menejemen Nyeri S: Pasien
november Observasi : mengatan nyeri
2020 1. Mengidentifikasi O:
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,,intensita A:Masalah belum
s nyeri teratasi
2. Mengidentifikasi skala nyeri P:Lanjutkan
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan intervensi
memperingankan nyeri
4. Memonitor efek sampening penggunan analgesik
Teraupetik
5. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
7. Menjelaskan penyebab,periode,,dan pemicu nyeri
8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
9. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
10. Menganjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2 Rabu,18 Pervaginam Pascapersalinan : S:
november Observasi O:
2020 A:
1. Memeriksa uterus (mis. TFU sesuai hari
P:
melahirkan, membulat dan keras/lembek)
Teraupetik
Kolaborasi
18. Mengolaborasi pemberian transfusi darah, jika
perlu
Kolaborasi
pemberian uterotonika, antikoagulan, jika perlu