PERDARAHAN ANTERPARTUM
2153003
(2) Endometrium cacat dan bekas persalinan berulangulang, bekas operasi, bekas kuretase, dan
manual plasenta. Pada operasi seksio caesarea dilakukan sayatan pada dinding uterus sehingga
dapat mengakibatkan perubahan atropi pada desidua dan berkurangnya vaskularisasi. Kedua hal
tersebut dapat mengakibatkan aliran darah ke janin tidak cukup dan mengakibatkan plasenta
mencari tempat yang lebih luas dan endometrium yang masih baik untuk berimplantasi yaitu di
segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum,
demikian pula dengan bekas operasi, kuretase dan manual plasenta (Trianingsih, I, dkk, 2015).
(3) Korpus leteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
(4) Tumor, seperti tumor mioma uteri, polip dan endometrium
Plasenta previa dapat disebabkan oleh tumor dalam hal ini mioma uteri dan polip endometrium
karena basanya mioma dan polip tersebut tumbuh pada fundus uteri sehingga dalam kehamilan
plasenta akan mencari tempat yang masih tersedia untuk berimplantasi yaitu di segmen bawah
rahim sehingga menutupi ostium uteri internum. Di samping itu tumor yang membesar dalam
uterus dapat menekan plasenta sehingga bergeser dan menutupi ostium uteri internum
(Trianingsih, I, dkk, 2015).
f) Gejala dan Dampak pada Ibu dan Janin Gejala dan dampak yang dapat terjadi pada ibu dan
janin dengan kasus plasenta previa adalah sebagai berikut:
(1) Gejala Gejala-gejala plasenta previa ialah perdarahan tanpa nyeri, sering terjadi pada malam
hari saat pembentukan segmen bawah rahim, bagian terendah masih tinggi diatas pintu atas
panggul (kelainan letak). Perdarahan dapat sedikit atau banyak sehingga timbul gejala. Biasa
perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus,
perdarahan pada plasenta previa di sebabkan karena pergerakan antara plasenta dengan dinding
rahim.Biasanya kepala anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim,
kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul, karena hal tersebut di atas, juga ukuran
panjang rahim berkurang maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak(Rukiyah,
2010:205-206).
(2) Dampak
(a) Bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika terjadi, yaitu perdarahan yang hebat, Infeksi
sepsis dan emboli udara
(b) Sementara bahaya untuk janinnya antara lain yaitu Hipoksia, Perdarahan dan syok
(Maryunani, 2013:138)
g) Penegakan diagnosis Penegakan diagnosis plasenta previa adalah sebagai berikut: (1) Gejala
klinis Pertama ialah kita mengetahui gejala klinisnya terlebih dahulu, gejala diantaranya yaitu:
(a) Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya,
berulang, darah biasanya berwarna merah segar.
(b) Bagian terdepan janin tinggi (floating) sering di jumpai kelainan letak janin.
(c) Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi
perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak. Janin biasanya masih baik
Patofisiologi
Placenta previa diawali dengan implantasi embrio ( embryonic plate) pada bagian bawah
( kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya placenta, placenta yang telah
berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vascularisasi desidua
yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis placenta previa adalah dengan
USG sudah tercapai tujuan untuk menegakan diagnosa. Walaupun masih banyakpemeriksaan
radiologi yang dapat digunakan , secara sederhana USG dapat dipercaya untuk menegakan
diagnosa.
Penatalaksanaan
1. Penanganan Ekspektif
Tujuannya adalah supaya janin tidak terlahir premature, pasien di rawat tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Dilakukan pemantauan klinis secara
ketat. Adapun kriteria pasien untuk penanganan ekspektif adalah:
a. keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
b. kehamilan pre term ( < 37 minggu) dengan perdarahan sedikit yang
kemudian berhenti
c. belum ada tanda-tanda in partu
d. janin masih hidup.
Penyelesaian masalah placenta previa dapat dipilihkan tindakan dibawah ini yaitu:
a. Sectio caesaria
Prinsip utama tindakan sectio caesaria adalah menyelamatkan jiwa ibu. Sedangkan tujuan
utama tindakan sectio caesaria adalah:
- Melahirkan janin dengan segera
- Menghindari kemungkinan robekan uterus
- Meminimalkan terjadinya robekan pada tempat implantasi placenta (
b. Partus pervaginam
Dilakukan pada kasus placenta previa lateralis atau marginalis pada multipara dan anak
sudah meninggal atau premature.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang dapat timbul menurut Manuaba, 2010 adalah:
a. Placenta abruptio. Pemisahan placenta dari dinding rahim
b. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan histerektomi
c. Placenta akreta, placenta inkreta dan placenta perkreta
d. Prematur atau kelahiran bayi kurang bulan ( < 37 minggu)
e. Kecacatan pada bayi
1. Solutio Placenta
Definisi
Solutio placenta adalah terlepasnya placenta dari tempat implantasinya yang normal pada
uterus, sebelum janin dilahirkan ( Sarwono P, 2009). Solutio lacenta adalah pelepasan
sebagian atau seluruh placenta yang normal implantasinya antara minggu ke 22 sampai
lahirnya anak (Saefuddin AB, 2006).
Dari kedua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa solutio placenta adalah
pelepasan placenta dari tempat implantasinya yang normal sebelum waktu persalinan
Etiologi
Penyebab pasti solutio placenta adalah belum pasti, namun ada beberapa faktor resiko yang
menjadi pemicu terjadinya solutio placenta adalah:
a. Faktor trauma
Trauma yang dapat terjadi adalah:
- Dekompresi uterus pada hidramnion dan gemelli
- Tarikan tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin, versi luar atau
tindkan pertolongan persalinan.
- Trauma langsung abdomen
b. Faktor kardiorenovasculer
- hipertensi pada kehamilan
- penyakit glomerulonefritis kronik
- sindrome pre eklampsia/eklampsia
- tekanan pada pada vena cava inferior
c. Faktor ibu
a) Usia
Peningkatan kejadian solutio placenta seiring dengan peningkatan usia ibu.
Semakin tua usia ibu maka kejadian malformasi pembuluh darah semakin tinggi,
sehingga menjadi faktor yang memperbesar terjadinya hipertensi menahun
b) Paritas ibu
Kasus solutio placenta lebih banyak ditemukan pada multigravida, karena semakin
tinggi paritas ibu maka kondisi endometrium semakin kurang baik
c) Kebiasaan
- Kebiasaan merokok
Ibu yang memiliki kebiasaan merokok dapat menyebabkan abnormalitas
pada mikrosirkulasi, kondisi ini menyebabkan placenta tipis dengan
diameter yang luas sehingga rentan terjadi abruptio/lepas.
- Faktor penggunaan kokain
Penggunaan kokain dapat meningkatkan pengeluaran katekolamin yang
dapat menstimulasi terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah, vasospasme
uteroplacental dapat menjadi penyebab terlepasnya placenta.
d. Riwayat solutio placenta sebelumnya
Ibu yang memiliki riwayat kehamilan dengan solutio placenta, maka akan
meningkatkan resiko berulangnya kejadian solutio placenta pada kehamilan berikutnya.
Patofisiologi
Solutio placenta diawali dari terjadinya perdarahan didalam desidua basalis. Decidua basalis
kemudian terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat pada endometrium.
Akibatnya, proses ini pada tahap awalmemperlihatkan sebagai bentuk hematome desidua yang
menyebabkan pemisahan, penekanan dan akhirnya destruksi placenta yang ada didekatnya. Pada
tahap awal mungkin belum ada gejala klinis.
Terkadang arteri spiralis mengalami ruptur sehingga menyebabkan hematom retroplacental.
Seiring dengan waktu hematom ini membesar dan mengakibatkan semakin banyaknya
pembuluh darah dan jaringan placenta terlepas. Bagian placenta yang memisah dapat dengan
cepat meluas dan mencapai tepi placenta.
Karena uterus masih teregang dengan hasil konsepsi, maka uterus tidak dapat berkontraksi
untuk menjepitpembuluh darah yang robek. Darah yang keluar dapat memisahkan selaput
ketuban dari dinding uterus dan akhirnya muncul sebagai perdarahan pervaginam atau
perdarahan yang terakumulasi di dalam uterus. Klasifikasi Solutio Placenta
Kejadian solutio placenta ini dapat dibedakan menjadi:
Komplikasi
Komplikasi solutio placenta tergantung dari luasnya placenta yang terlepas,usia kehamilan
dan lamanya solusio placenta berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
a. Syock perdarahan
b. Gagal ginjal
c. Kelainan pembekuan darah
d. Apoplexi uteroplacenta ( uterus couvelaire)
Pada solusio yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan dibawah
perimetrium dan juga ligamen latum. Perdarahan ini menyebabkan gangguan
kontraktilitas dan warna uterus menjadi ungu ( uterus couvelaire)
Penanganan
a. Konservatif. Menunda kelahiran sampai janin matur jika solutio placenta derajat ringan.
b. Aktif. Sectio caesaria menjadi pilihan utama untuk melahirkan janin secara cepat.
Pengkajian
1) Identitas
Tanyakan tentang identitas pasien dan penanggungjawab pasien. Hasil temuan biasanya
pada kasus pre eklampsia usia sering terjadi < 20 tahun dan > 35 tahun.
2) Keluhan utama
▪ Keluhan yang paling sering muncul pada penderita perasaan sakit di perut secara tiba-
tiba, perdarahan pervaginam yang datang tiba-tiba, warna darah bisa merah segar atau
bekuan darah kehitaman.
▪ Kepala terasa pusing hebat, mual muntah, mata berkunang-kunang, badan lemas
▪ Pergerakan anak yang lain dari biasanya (cepat, lambat atau berhenti)
Terkait penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan gangguan yang menjadi pemicu
munculnya placenta previa atau solutio placenta, misalnya:
6) Riwayat perkawinan
Tanyakan status perkawinan, umur saat menikah pertama kali, berapa kali menikah dan
berapa usia pernikahan saat ini
7) Riwayat obstertri
a. Riwayat haid
Tanyakan usia menarche, siklus haid, lama haid , keluhan saat haid dan HPHT
b. Riwayat kehamilan
Kaji tentang riwayat kehamilan lalu dan saat ini. Tanyakan riwayat ANC,keluhan saat
hamil, hasil pemeriksaan leopold, DJJ, pergerakan anak
8) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menggunakan sistem pengkajian head to toe dan data fokus obstetri harus
dapat ditemukan:
a. Kepala leher
▪ Amati warna sklera mata (ada tidaknya ikterik) dan konjungtiva mata (anemis
ada/tidak)
▪ Amati dan periksa kebersihan hidung, ada tidaknya pernafasan cuping hidung,
deformitas tulang hidung
b. Thorak
1. Paru
3. Payudara
Kaji pembesaran payudara, kondisi puting ( puting masuk, menonjol, atau tidak) ,
kebersihan payudara dan produksi ASI.
c. Abdomen
▪ Kaji pembesaran perut sesuai usia kehamilan/tidak
▪ Amati apakah uterus tegang baik waktu his atau diluar his
d. Genetalia
▪ Lakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil serviks bisa sudah terbuka atau
tertutup, jika sudah maka serviks akan menonjol.
e. Ekstremitas
f. Pemeriksaan obstetri
g. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan USG
▪ Darah
Diagnosis Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Pemenuhan kebutuhan
rohani dapat
meningkatkan rasa
▪ Dampingi dan syukur dan rasa
konsultasikan klien penerimaan pasien
ke pemuka agama
Harapan dalam
kehidupan merupakan
unsur kebutuhan spritul
pasien.
▪ Dorong dan
diskusikan bersama
pasien tentang
harapanharapannya
a. Kaji tingkat nyeri Dengan mengkaji tingkat
2 Nyeri akut b/d agen Setelah yang dirasakan klien. nyeri, kapan nyeri
pencedera fisiologi dilakukan dirasakan oleh klien
tindakan dapat disajikan sebagai
keperawatan dasar dan pedoman
nyeri pasien dalam merencanakan
berkurang dan tindakan keperawatan
pasien merasa selanjutnya.
nyaman.
Dengan memberikan
penjelasan pada klien
b. Jelaskan pada klien diharapkan klien dapat
penyebab nyeri. beradaptasi dan mampu
mengatasi rasa nyeri
yang dirasakan klien.
Dengan mengalihkan
perhatian klien,
d. Alihakan perhatian
diharapkan klien tidak
klien dari rasa nyeri
terpusatkan pada rasa
dengan mengajak
nyeri.
klien berbicara
Dengan
mengontrol/mengukur
vital sign klien dapat
f. Control vital sign.
diketahui kemunduran
atau kemajuan keadaan
klien untuk mengambil
tindakan selanjutnya.
g. Kolaborasi dengan Analgetik dapat menekan
dokter dalam pusat nyeri sehingga
memberikan nyeri dapat berkurang
analgetik.
Dengan mengontrol
perdarahan dapat
c. Kontrol perdarahan diketahui perubahan
pervaginam. perfusi jaringan pada
plasenta sehingga dapat
melakukan tindakan
segera.
Pelaporan tanda
perdarahan dengan cepat
dapat membantu dalam
melakukan tindakan
d. Anjurkan klien untuk
segera dalam mengatasi
melaporkan segera
keadaan klien.
bila ada tanda-tanda
perdarahan lebih
banyak.
Denyut jantung lebih 160
serta kurangdari 100
dapat menunjukkan
e. Monitor bunyi jantung
gawat janin kemungkinan
janin.
terjadi gangguan perfusi
pada plasenta.
Dengan mengakhiri
kehamilan dapat
mengatasi perdarahan
secara dini
Implementasi
Proses implementasi keperawatan merupakan suatu tahap yang mana mengaplikasikan
intervensi keperawatan yang telah disusun. Serta disesuaikan dengan kebutuhan klien yang
nantinya bisa memodifikasi intervensi keperwatan yang sesuai dengan kebutuhan Klien
(Potter & Perry, 2009).
Evaluasi
Evalusi keperawatan adalah suatu proses mengevaluasi dari tindakan keperawatan yang
dilakukan apakah hasilnya terpenuhi atau tidak, dan apakah perlu dilakukan intervensi yang
sama atau adanya berubahan, serta mengevaluasi kembali diagnosa keperawatan apakah
diagnosa dihentikan atau ditemukannya diagnosa baru (Potter & Perry, 2009).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
9.3 Materi : Kehamilan Resiko Tinggi dan Tanda Bahaya Kehamilan muda – lanjut
9.3.1 Pengertian kehamilan resiko tinggi
9.3.2 Ibu hamil yang tergolong resiko tinggi
9.3.3 Macam tanda bahaya kehamilan muda dan kehamilan lanjut.
9.3.4 Cara penyelesaian masalah atau bahaya kehamilan yang dilakukan oleh ibu
dan keluarga.
9.3.5 Cara pencegahan atau antisipasi dari bahaya kehamilan.
4. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.
5. Media
Media yang digunakan adalah Lembar Balik dan leaflet.
6. Kegitan yang dilakukan :
Kegiatan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh
Peserta
tinggi
2.2 Siapa saja ibu hamil
yang tergolong
resiko tinggi
2.3 Pengertian atau
batasan tanda
bahaya kehamilan.
3.2 Memberikan
kesempatan pada
pembimbing untuk
memberikan
masukan
7. Pengorganisasian
13.1 Fasilitator : K. Kasiati, S.Pd., M.Kes
Miatuningsih Dip.,MW.,SPd
13.2 Moderator : Okky Angraeny
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan
Menyampaikan topik/ sub topik materi
Mengatur kontrak waktu
Memberi salam pembuka
Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator
13.3 Penyaji : Widya Rismawati
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
13.4 Observer : Kristiani Pax Jufilia Ndahu
Tugas : Menilai proses penyuluhan
13.5 Notulen : Mifta Nurlaili El Akhlaq
Tugas : Mencatat semua peserta yang hadir
Mencatat semua pertanyaan peserta
14 Kegiatan Evaluasi
14.2 Struktural
14.1.1 Peserta hadir (53,3% = 8 orang) di tempat penyuluhan 10 menit
sebelum acara dimulai
14.1.2 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di unit BKIA Puskesmas Banyu
Urip Surabaya
14.1.3 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
14.1.4 Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
14.2 Proses
14.2.1 Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai tugas
14.2.2 Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang
terlibat aktif dalam penyuluhan 75% yang hadir
14.3 Hasil yang ingin dicapai
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu
sesuai dengan tujuan khusus, peserta memahami dan dapat menjelaskan kembali
tentang:
14.3.1 Pembagian usia muda dan usia lanjut dengan benar.
14.3.2 Macam tanda bahaya kehamilan muda
14.3.3 Macam tanda bahaya kehamilan lanjut
14.3.4 Cara yang harus dilakukan jika terdapat tanda bahaya
14.3.5 Cara mendeteksi dari bahaya kehamilan.
14.3.6 Dapat menyebutkan kehamilan yang resiko tinggi
14.3.7 Bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan resiko tinggi
14.3.8 Pencegahan kehamilan resiko tinggi.
LAMPIRAN MATERI
1.1 Pengertian
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko yang dapat
mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama
kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas normal.
1.2 Ibu hamil yang tergolong resiko tinggi adalah sebagai berikut :
12. Bengkak pada muka / tungkai dan tangan, disertai tekanan darah tinggi
Bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada
Pre-Eklamsia ringan.
2.1 Pengertian
2.2 Tanda Bahaya/ Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
2.2.1 Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam terjadi pada kehamilan muda atau usia dibawah 20
minggu. (Sarwono, 2009:282). Penyebab terjadinya perdarahan pervaginam pada
umumnya, antara lain:
2.2.1.3 Molahidatidosa
Hamil mola adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tadak
berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dini fili korialis disertai
degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan berkembang dari usia gestasi yang normal,
tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian
buah anggur korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar
berbentuk gelembung – gelembung seperti anggur.
2.3 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Lanjut (Umur Kehamilan Lebih dari 22 minggu)
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Pengelihatan kabur
4. Bengkak muka dan/ tangan
5. Nyeri Abdomen Hebat
6. Gerakan janin tidak terasa
7. Keluar cairan pervaginam
2.3.2 Sakit Kepala Yang Hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak Muka Dan/Tangan
Tanda dan gejala preeclampsia berat :
1) Kenaikan sistole >160 mmHg dan kenaikan diatole >110 mmHg.
2) Pengeluaran protein dalam urine (Proteinurine = 2+)
3) Edema kaki, tangan sampai muka
4) Terjadi gejala subyektif :
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Nyeri pada epigastrium
- Sesak nafas
- Berkurangnya urine.
5) Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma.
6) Terjadi koma
2.3.3 Keluar Cairan Pervaginam
1. Pengertian
Ketuban pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan prematur
dengan berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.
Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban
pecah dini” (periode laten).
1) Serviks inkompeten
2) Keterangan rahim berlebihan, kehamilan ganda, hidramnion
3) Kelainan letak janin dalam rahim, letak sungsang, letak lintang
4) Kemungkinan kesempitan panggul, perut gantung, bagian terendah belum
masuk PAP, sefalpelvik disproforsi.
5) Kelainan bawaan dari selaput ketuban
6) Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut:
(1)Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
(2)Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
Pada ibu perokok dianjurkan untuk puasa merokok selama 2 jam sebelum
melakukan penghitungan gerakan janin, karena nikotin mengurangi gerakan
pernafasan fetus, dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta
dan tali pusat sehingga mengurangi jumlah oksigen sampai kejanin. Pada saat
bersamaan jantung fetus berdetak lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen
pada tubuhnya. Kurangnya oksigen dan makanan bergizi menyebabkan cacat pada
janin. ketika ibu hamil merokok, plasenta tampak dingin saat pembuluh darah
mengkerut dan aliran darah berkurang. Secara bersamaan jantung janin berdetak saat
nikotin mulai masuk (Rose, 2004). Pengetahuan / informasi tersebut adalah :
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan
dan teratur sehingga dapat menurunkan 02 dan makin meningkatkan CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Pada kehamilan lanjut nyeri perut yang hebat dapat di timbulkan oleh :
1) Persalinan Prematur
2) Ruptur Uteri
3) Solutio Plasenta
2.4 Sikap yang harus dilakukan oleh ibu dan keluarga dalam menghadapi bahaya
kehamilan, antara lain:
2.4.1 Mendiskusikan dan menentukan tempat dan calon penolong persalinan serta
menandatangani “Perjanjian Tertulis / Amanat Persalinan”.
1. Suami dan keluarga memberi dukungan moral kepada ibu serta melakukan
pendampingan selama pemeriksaan kehamilan dan pada saat proses persalinan
berlangsung.
2. Suami dan keluarga menyetujui serta mendukung petugas kesehatan melakukan
rujukan
2.4.2 Menyiapkan dana untuk kepentingan dan kebutuhan ibu selama hamil, bersalin dan
nifas termasuk biaya rujukan.
1. Suami dan keluarga berupaya menyediakan dana yang cukup untuk biaya tindakan
penanganan komplikasi
2. Suami dan keluarga selalu mendampingi ibu selama tindak penanganan komplikasi
2.4.3 Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi jika sewaktu-waktu diperlukan
1. Suami dan keluarga segera menghubungi Ambulance Desa pada saat rujukan
2. Ibu harus mendapatkan pelayanan tepat cepat terjadi komplikasi dalam kehamilan,
persalinan dan nifas
2.4.4 Menyiapkan calon donor darah yang bersedia membantu jika sewaktu-waktu
diperlukan
1. Suami ,keluarga dan masyarakat berupaya menyiapkan calon pendonor darah untuk
kepentingan tranfusi darah
2.4.5 Mendiskusikan dan menentukan metode KB yang akan dipergunakan pasca persalinan
:
1. Ibu,suami dan keluarga mengetahui jenis, metode, manfaat dan efek samping alat
kontrasepsi
2. Ibu, suami dan keluarga bersama-sama menyepakati alat kontrasepsi yang akan
digunakan
3. Ibu dan suami bersama-sama datang ke fasilitas kesehataan untuk mendapatkan
pelayanan KB
4. Ibu dan suami segera datang ke fasilitas kesehatan, bila mengalami efek samping
atau jika akan berganti alat kontrasepsi
2.5.2 Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang 4 sehat 5 sempurna, seperti: sayur
hijau, lauk, buah, susu hamil.
2.5.8 Apabila timbul keluhan atau tanda-tanda bahaya kehamilan muda dan tanda bahaya
kehamilan tua, segera pergi ke tempat bidan, puskesmas, atau RS terdekat
2.6 Berikut ini 18 Penapisan yang dilakukan oleh Bidan antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/1313/3/5.%20BAB%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf
Sandra M Natina (2001) Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit Buku KEdokteran EGC Jakarta
http://repository.poltekkes-soepraoen.ac.id/465/3/Bab%202.pdf
Permatasari, Very U. 2014. Analisis Praktik Klinik Keoerawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan:
Asuhan Keperawatan Kehamilan dengan Plasenta Previa Totalitas. Diakses pada
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-8/20390704-PR-Pdf%20Very%20Unggul
%20Permatasari.pdf