NIM : 711430117019
Halaman 1 /
4
BAB I
A. PERDARAHAN ANTEPARTUM
a. Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam semasa kehamilan di mana umur
kehamilan telah melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari 1000 gram (Manuaba, 2010).
Sedangkan menurut Wiknjosastro (2007), perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam yang timbul pada masa kehamilan kedua pada kira-kira 3% dari semua kehamilan.
Jadi dapat disimpulkan perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada akhir usia
kehamilan
c. Klasifikasi
Jenis-jenis plasenta previa di dasarkan atas teraba jaringan plasenta atau ari-ari melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
1. Plasenta previa totalis, yaitu apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta atau
ari- ari.
2. Plasenta previa parsialis, yaitu apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta Previa marginalis, yaitu apabila pinggir plasenta atau ari-ari berada tepat pada
pinggir pembukaan jalan ari.
4. Plasenta letak rendah, yaitu apabila letak tidak normal pada segmen bawah rahim akan
tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir (Wiknjosastro, 2005).
d. Etiologi
Mengapa plasenta atau ari-ari bertumbuh pada segmen bawah rahim tidak selalu jelas. Plasenta
previa bisa disebabkan oleh dinding rahim di fundus uteri belum menerima implantasi atau
tertanamnya ari-ari dinding rahim diperlukan perluasan plasenta atau ari-ari untuk memberikan
nutrisi janin (Manuaba, 2010).
Disamping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum di ketahui atau belum jelas,
bermacam-macam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai etiologinya.
Halaman 2 /
4
Strasmann mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua
yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan browne menekankan bahwa faktor
terpenting ialah villi khorialis persisten pada desidua kapsularis.
e. Faktor-faktor etiologinya :
1) Umur dan Paritas
- Pada primigravida, umur di atas 35 tahun lebih sering dari pada umur di bawah 25
tahun.
- Lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah
- Di Indonesia, plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil,
hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana
endometrium masih belum matang.
2) Hipoplasia endometrium, bila kawin dan hamil pada umur muda
3) Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan
manual plasenta.
4) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.
5) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.
6) Kadang-kadang pada mal nutrisi (Manuaba, 2010).
f. Patofisiologi
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari
plasenta previa. Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan
tetapi tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah
rahim telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan,
segmen bawah rahim akan lebih melebar lagi, dan leher rahim mulai membuka. Apabila
plasenta atau ari-ari tumbuh pada segmen bawah rahim, pelebaran segmen bawah rahim dan
pembukaan leher rahim tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya
sebagian plasenta dari dinding rahim. Pada saat itulah mulai terjadi perdarahan.
Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dan
dinding rahim atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak dapat
dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan
pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal, makin rendah letak plasenta, makin dini
perdarahan terjadi (Winkjosastro, 2005)
Halaman 3 /
4
Pathway Plasenta Previa
Halaman 4 /
4
g. Frekuensi
Frekuensi plasenta previa pada Ibu yang hamil berusia lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih
sering dibandingkan dengan Ibu yang kehamilan pertamanya berumur kurang dari 25 tahun.
Pada Ibu yang sudah beberapa kali hamil dan melahirkan dan berumur lebih dari 35 tahun.
Kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan yang berumur kurang dari 25 tahun. (Winkjosastro,
2003)
i. Diagnosis
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah
plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah. Sedangkan diagnosis
bandingnya meliputi pelepasan plasenta prematur (ari-ari lepas sebelum waktunya),
persalinan prematur dan vasa previa (Winkjosastro, 2005)
j. Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan,
terutama pada multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis,
melainkan dari pemeriksaan darah (Winkjosastro, 2005)
1. Pemeriksaan luar
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan letak janin
2. Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sumber terjadinya perdarahan
3. Penentuan letak plasenta tidak langsung
Pemeriksaan ini bertujuan untuk megetahui secara pasti letak plasenta atau ari-ari.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dangan radiografi, radioisotopi dan ultrasonografi.
4. Penentuan letak plasenta secara langsung.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis yang tepat tentang adanya dan jenis
plasenta previa dan pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan secara langsung meraba
plasenta melalui kanalis servikalis (Winkjosastro, 2005).
Halaman 7 /
4
BAB II
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Umum
Biodata, identitas ibu hamil dan suaminya.
b. Keluhan Utama
Keluhan pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada kehamilan 28 minggu.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
- Adanya kemungkinan klien pernah mengalami riwayat diperlukan uterus seperti
seksio sasaria curettage yang berulang-ulang.
- Kemungkinan klien mengalami penyakit hipertensi DM, Hemofilia serta
mengalami penyakit menular seperti hepatitis.
- Kemungkinan pernah mengalami abortus
2) Riwayat kesehatan sekarang
- Biasanya terjadi perdarahan tanpa alas an
- Perdarahan tanpa rasa nyeri
- Perdarahan biasanya terjadi sejak triwulan ketiga atau sejak kehamilan 20
minggu.
3) Riwakat kesehatan keluarga
- Kemungkinan keluarga pernah mengalami kesulitan kehamilan lainnya.
- Kemungkinan ada keluarga yang menderita seperti ini.
- Kemungkinan keluarga pernah mengalami kehamilan ganda.
- Kemungkinan keluarga menderita penyakit hipertensi DM, Hemofilia dan
penyakit menular.
4) Riwayat Obstetri
- Riwayat Haid/Menstruasi
- Minarche : 12 th
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : ± 7 hari
- Baunya : amis
- Keluhan pada haid : tidak ada keluhan nyeri haid
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
- Multigravida
- Kemungkinan abortus
- Kemungkinan pernah melakukan curettage
6) Riwayat nipas
- Lochea Rubra
- Bagaimana baunya, amis
Halaman 8 /
4
- Banyaknya 2 kali ganti duk besar
- Tentang laktasi
- Colostrum ada
d. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
1. Suhu tubuh : suhu akan meningkat jika terjadi infeksi
2. Tekanan darah: akan menurun jika ditemui adanya tanda syok
3. Pernapasan : nafas jika kebutuhan akan oksigen terpenuh
4. Nadi : nadi melemah jika ditemui tanda-tanda shok
e. Pemeriksaan fisik
Kepala, seperti warna, keadaan dan kebersihan
Muka, biasanya terdapat cloasmagrafidarum, muka kelihatan pucat.
Mata biasanya konjugtiva anemis
Thorak, biasanya bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
Abdomen :
- Inspeksi : terdapat strie gravidarum
- Palpasi :
- Leopoid I : Janin sering belum cukup bulan,jadi fundus uteri masih rendah.
- Leopoid II : Sering dijumpai kesalahan letak
- Leopoid III : Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang atau terapung(floating) atau mengolak diatas pintu atas
panggul.
- Leopoid IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
- Perkusi : Reflek lutut +/+
- Auskultasi : bunyi jantung janin bisa cepat lambat. Normal 120.160
f. Pemeriksaan Penunjang
Data laboraturium, memungkinkan Hb rendah. Hb yang normal (12-14gr%) leokosit
meningkat (Normal 6000-1000 mm3). Trombosit menurun (normal 250 ribu – 500
ribu).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek penanaman plasenta pada segmen
bawah rahim ( Susan Martin Tucker,dkk 1988:523)
Halaman 9 /
4
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan ketidak mampuan
merawat diri. Sekunder keharusan bedrest (Linda Jual Carpenito edisio :326)
3. Resiko gawat janin : fital distress berhubungan dengan tidak ada kuatnya perfusi darah ke
plasenta (Lynda Jual Carpenito,2000: 1127) post seksio.
4. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot perut
(Susan Martin Tucker,dkk 1988 : 624).
3. Resiko rawat janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darak ke plasenta.
Tujuan : Gawat janin tidak terjadi.
Intervensi :
a. Istirahatkan klien
Rasional : Melalui istirahat kemungkinan terjadinya pelepasan plasenta dapat dicegah.
b. Anjurkan klien agar miring kekiri.
Rasional : Posisi tidur menurunkan oklusi vena cava inferior oleh uterus dan
meningkatkan aliran balik vena ke jantung.
c. Anjurkan klien untuk nafas dalam.
Rasional : Dengan nafas dalam dapat meningkatkan konsumsi O2 pada ibu sehingga O2
janin terpenuhi.
d. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian oksigen.
Rasional : Dengan pemberian O2 dapat meningkatkan konsumsi O2 sehingga konsumsi
pada janin meningkat.
e. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian kortikosteroit.
Rasional : Korticosteroit dapat meningkatkan ketahanan sel terutama organ-organ vital
pada janin.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot perut.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri yang dirasakan klien.
Rasional : Dengan mengkaji tingkat nyeri, kapan nyeri dirasakan oleh klien dapat
disajikan sebagai dasar dan pedoman dalam merencanakan tindakan keperawatan
selanjutnya.
b. Jelaskan pada klien penyebab nyeri.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada klien diharapkan klien dapat
beradaptasi dan mampu mengatasi rasa nyeri yang dirasakan klien.
c. Atur posisi nyaman menurut klien tidak menimbulkan peregangan luka.
Rasional : Peregangan luka dapat meningkatkan rasa nyeri.
d. Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri dengan mengajak klien berbicara.
Rasional: Dengan mengalihkan perhatian klien, diharapkan klien tidak terpusatkan pada
rasa nyeri.
e. Anjurkan dan latih klien teknik relaksasi (nafas dalam).
Halaman 11 /
4
Rasional : Dengan teknik nafas dalam diharapkan pemasukan oksigen ke jaringan lancar
dengan harapan rasa nyeri dapat berkurang.
f. Kontrol vital sign klien.
Rasional : Dengan mengontrol/menukur vital sign klien dapat diketahui kemunduran
atau kemajuan keadaan klien untuk mengambil tindakan selanjutnya.
g. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan analgetik.
Rasional :Analgetik dapat menekan pusat nyeri sehingga nyeri dapat berkurang.
D. EVALUASI
1. Kondisi ibu tetap stabil atau perdarahan dapat dideteksi dengan tepat, serta terapi mulai
diberikan.
2. Ibu dan bayi menjalani persalinan dan kelahiran yang aman
BAB III
Halaman 12 /
4
PERDARAHAN ANTEPARTUM PLASENTA PREVIA TOTALIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny U
Tempat/tgl lahir/umur : Bumiayu/ 24 Januari 1968/ 41 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pruwatan RT 7/ RW 3 Bumiayu
Suku Bangsa : Jawa
Diagnosa Medis : Perdarahan antepartum, plasenta previa totalis.
Nomor RM/CM : 772552
Tanggal Masuk RS : 1 Maret 2015
Tanggal/jam pengkajian : 2 Maret 2015/ 10.00 WIB
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama:
Perdarahan saat kehamilan
b. Riwayat kesehatan sekarang:
Klien datang/kiriman dari Rumah Bersalin (RB) Alam Medica pada tanggal 1 Maret
2015, G3P2A0 dengan plasena previa totalis rembesan air tidak ada, perdarahan
pervaginaan bergumpal sejak tanggal 1 Maret 2015 jam 01.30 .
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang menyertai kehamilan, seperti penyakit
jantung, paru, hipertensi, DM.
Halaman 13 /
4
d. Riwayat obstetrik yang lalu : G3 P2 A0
Halaman 14 /
4
Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit yang menurun, seperti penyakit jantung,
paru, hipertensi, dan DM. Dalam keluarga, tidak ada anggota keluarga lain yang pernah
mengalami penyakit yang serupa dengan yang diderita oleh klien.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : CM
b. Status gizi : Tidak ada masalah, gizi tercukupi.
c. TTV: suhu 37,1 0C, nadi 84 x/mnt, tekanan darah 100/70 mmHg, respirasi 20 x/mnt.
d. Pemeriksaan head to to:
- Kepala: kesan wajah (chloasma gravidarum) ada dibagian pipi, kondisi rambut:
rambut klien pendek berwarna hitam, kebersihan rambut agak kotor karena selama
masuk RS klien belum pernah keramas.
- Mata: kebersihan bersih, discharge tidak ada, refleks terhadap cahayanormal, konjuctiva
normal yaitu tidak pucat, sclera normal yaitu warna sklera putih tidak ada kemerahan.
- Hidung: simetris, bersih, discharge tidak ada.
- Telinga: bentuk normal , kebersihan bersih dan discharge tidak ada, fungsi pendengaran
normal.
- Mulut dan tenggorokan: kemampuan bicara tidak terdapat masalah, klien dapat bicara
secara normal, kebersihan bersih, tidak ada sianosis, adakah deviasi tidak ada.
- Leher: peningkatan JVP tidak ada, tiroid: pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.
- Tengkuk: kaku kuduk tidak ada.
- Dada: inspeksi bentuk dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada,gerakan nafas tidak
ada usaha napas tambahan, palpasi suara napasvesikuler, suara ronkhi dan wezing tidak
ada, nyeri tekan tidak ada, perkusi bunyi paru dan batas jantung dan paru perkusi paru
sonor, batas antara jantung dan paru jelas, auskultasi suara paru vesikuler, bunyi
jantung (I, II, III) S 1 > S2 , irama jantung reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada.
Halaman 16 /
4
- Payudara: bentuk simetris, ukurannya mulai membesar, kebersihan bersih, aerola terjadi
peningkatan pigmentasi, ASI belum keluar, kolostrumbelum keluar, konsistnsi/massa
tidak ada, putting: menonjol.
- Abdomen: dinding perut supel, tidak ada pembesaran hati dan limpa, peristaltik usus
normal yaitu 12 x/mnt.
- Punggung: vertebrae, ginjal dalam batas normal. l. Panggul: normal
- Genetalia wanita: edema vulva ada, varises ada, keputihan tidak ada, kebersihan bersih,
condiloma tidak ada, pembesaran kelenjar Bartolinitidak ada.
- Anus dan rectum: pembesaran vena tidak ada, haemoroid tidak ada, massa tidak ada.
- Ekstremitas atas dan bawah: kelengkapan anggota gerak lengkap edemabagian kedua
kaki, tonus otot normal, varises ada, refleks: refleks patologis positif dan refleks
patologis negatif , turgor kulit baik
e. Pemeriksaan Khusus Obstetrik:
Dilakukan pemeriksaan USG abdomen dengan hasil:
Tampak janin tunggal hidup intrauteri
Tampak plasenta previa menutupi orifisium uteri interna dengan disertai gambaran hipoekoik
diantaranya.
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan urin lengkap (protein, reduksi, urobilin, bilirubin)
Pemeriksaan urin lengkap tidak dilakukan.
2) Pemeriksaan darah lengkap (Hb, golongan darah,VDRL- papsmear bila ada indikasi)
Pemeriksaan darah lengkap :
Hb = 9,1 gr/dL (L = 14-18, P = 13-16 gr/dL)
Leukosit = 8.000 / µL (5.000-10.000 / µL)
Ht = 28 % (L = 40-48, P = 37-43 %)
Eritrosit = 3,61 jt/ µL (L = 4,5 – 5,5 jt/ µL, P = 4-5 jt/ µL)
Trombosit = 179.000 / µL (150.000-400.000 / µL)
MCV = 77,8 fl (80-97 fl)
MCH = 25,2 pgr (26-32 pgr)
MCHC = 32,4 % (31-36 %)
3) Pemeriksaan hitung jenis :
Basofil = 0 % (0-1 %)
Eosinofil = 1 % (1-4 %) 3)
Batang = 0 % (2-5 %)
Segmen = 73 % (40-70 %)
Limfosit = 21 % (19-48 %)
Monosit = 5 % (3-9 %)
4) Faal hemostasis
PT = 13,8 dtk (10,8-14,4 dtk)
APTT = 29,7 dtk (24-36 dtk)
Halaman 17 /
4
6. Terapi Obat
Vicillin 1x1 gr
Konservatif s/d aterm
Histolan tab 3x1
Dexametason 2x6 mg (2 hari)
Diit biasa
7. Persiapan Persalinan
- Senam hamil: Tidak dilakukan.
- Rencana tempat melahirkan : Klien berencana melahirkan di RS.
- Perlengkapan kebutuhan bayi : Sudah dipersiapkan tetapi baru sedikit.
- Kesiapan mental ibu dan keluarga :
Ibu dan keluarga sudah siap mental untuk melahirkan karena ini sebelumnya klien sudah
pernah melahirkan 2x.
- Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan :
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda saat akan melahirkan yaitu terjadi kontraksi di bagian
perut bawah, kontraksi makin lama makin kenceng. Keluar cairan ketuban saat
akan melahirkan. Menurut klien saat persalinan biasanya klien dibimbing oleh perawat
RS atau bidan tempat klien melahirkan untuk melakukan mengejan dan pengaturan
napas pada saat melahirkan. Tetapi klien belum mengetahui cara menangani nyeri pada
saat persalinan. Klien hanya mengetahui untuk mengurangi nyeeri saat persalinan yaitu
klien diberikan obat.
- Perawatan payudara:
selama kehamilan anak pertama dan ke dua, klien telah diajari cara melakukan
perawatan payudara agar ASI yang diberikan untuk bayi bisa keluar.
B. ANALISA DATA
Nama klien : Ny U Ruang : Flamboyan
1. DS : Resiko Hipovolemia
Perdarahan karena
Klien mengatakan
kehilangan darah
mengalami perdarahan
(perdarahan)
sejak tanggal 1 Juni 2009
mulai jam 01.30 WIB.
DO :
Halaman 18 /
4
Hasil USG diperoleh
gambaran plasenta previa
menutupi orifisium uteri
interna dengan disertai
gambaran hipoekoik
diantaranya.
Hb 9,1 gr/Dl
Ht 28 %
TD : 100/70 mmHg, RR :
20x/m.
2. DS : Defisit Keterbatasan
pengetahuan informasi
Klien mengatakan kurang
mengenai
mengetahui tentang
plasenta previa.
kelainan kehamilan yang
dialaminya.
DO:
Halaman 19 /
4
keguguran.
DO:
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Risiko perdarahan b.d. hipovolemia karena kehilangan darah (perdarahan).
2. Deficit pengetahuan b.d. keterbatasan informasi mengenai plasenta previa.
3. Ansietas b.d. perubahan yang menyertai kehamilan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Halaman 21 /
4
3. Sulit tidur tegang yang tenang dan tanpa
Gejala dan Tanda menurun gangguan dengan
Minor 4. Keluhan pencahayaan dan suhu
Subjektif : pusing ruang yang nyaman,
1. Mengeluh pusing menurun jika memungkinkan
2. Anoreksia 5. Anoreksia 2. Gunakan pakaian
Objektif : menurun longgar
1. Frekuensi napas 6. Frekuensi Edukasi :
meningkat pernapasan 1. Anjurkan mengambil
2. Frekuensi nadi menurun posisi yang nyaman
meningkat 7. Frekuensi nadi anjurkan rileks dan
3. Tekanan darah menurun merasakan sensasi
meningkat 8. Tekanan darah relaksasi
4. Muka tampak menurun
pucat 9. Pucat menurun
10. Pola tidur
membaik
E. IMPLEMENTASI EVALUASI
Halaman 23 /
4
Terapeutik : A : Masalah teratasi sebagian
1. Menciptakan P : Pertahankan intervensi
lingkungan yang tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang yang nyaman, jika
memungkinkan
2. Mengunakan
pakaian longgar
Edukasi :
1. Menganjurkan
mengambil posisi yang
nyaman anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
Halaman 24 /
4
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS
3. Pemeriksaan Kehamilan :
a) Leopold I :
b) Leopold II :
c) Leopold IV :
IBU PRANATAL
IBU POSTNATAL
Halaman 26 /
4
14. Riwayat Keluarga Berencana
a) Melaksanakan KB : ( ) Ya ( ) Tidak
b) Bila ya, jenis kotrasepsi apa yang digunakan :
c) Sejk apan menggunakan kontrasepsi :
d) Masalah yang terjadi :
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
( ) Ada Jenis : (-) Tidak
Lingkungan rumah dan komunitas :
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
Merokok Jenis : tidak jumlah / hari :
Minuman keras jenis : tidak
Lain- lain :
c) Minum Jenis :
Jumalh : 1500 ml/hari
d) Pantangan makanan :
( ) Ya, Jenis :
(-) Tidak
Halaman 27 /
4
VI. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan Umum : ( ) Tampak Sehat
(-) Lemah
( ) Bersih
( ) Kotor
b) Tanda Vital :
Tensi : 150/110 mmHg
Suhu : 37 C
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 26x/menit
d) System Kardiovaskuler
Nyeri dada : ( ) Ya (-) Tidak
Irama jantung : (-) teratur ( ) ireguler
Cyanosis : ( ) Ya (-) Tidak
Clubbing finger : ) Ada (-) Tidak
Lain-lain : -
e) System Persyarafan
Keasadaran :
GCS : Eyes :
Verbal :
Motoric :
Nyeri kepala : ( ) Ada ( ) Tidak
Istirahat/tidur : siang jam/ hari malam jam/hari
Gangguan tidur : ( ) Ada tidak ( )
Jenis gangguan: ( ) somnambulisme ( ) insomnia
( ) sleep apnea ( ) nocturnal
g) Pencernaan
Mulut :
Mukosa:
Bibir :
Lidah :
Halaman 29 /
4
Gigi :
Kebiasaan gosok gigi:
Tenggorokkan:
Tidak ada kesulitan
Kemerahan
Pembesaran tonsil
Kesulitan menelan
Abdomen
Asites
Peristaltic / menit
Nyeri tekan
Tegang kembung
Kebiasaan BAB
Teratur x/ hari tidak teratur x/ hari
Masalah eliminasi
Obstipasi
Konstipasi
Diare
Fecal impanction
Pemakaian obat pencahar : ( ) Ya ( ) Tidak
Mual/ muntah : ( ) Ya ( ) Tidak
Kulit : Ikterik
Pucat
Basah
Hyperpikmentasi
Kering
Vitilingo
Turgor : ( ) Baik ( ) kurang ( ) jelek
Kelembaban : ( ) kering \9 0 kurang ( ) jelek
Oedema: ( ) Ada, Lokasi
Kebersihan kulit : ( ) bersih ( ) kotor
Halaman 30 /
4
Lain –lain : ( ) nyeri sendi ( ) nyri pinggang ( ) kaku sendi
i) Penginderaan
Mata :
Reflek cahaya: ( ) positif ( ) negative
Konjungtiva: ( ) pucat ( ) merah ( ) merah muda
Sclera : ( ) putih ( ) ikterik
Palpebral : ( ) oedema ( ) tidak
Pergerakkan bola mata : ( ) normal ( ) tidak normal
Strabismus: ( ) ada ( ) tidak
Ketajaman penglihatan : ( ) normal ( ) diplopia
Alat bantu: ( ) kacamata ( ) kontak lens
Lain-lain: ( ) katarak ( ) glaucoma
j) Hidung
( ) normal ( ) epistakis ( ) beringus
Mukosa : ( ) pucat ( ) oedema
Secret : ( ) jernih ( ) purulent
Ketajaman penciuman : ( ) normal ( ) tidak
Kelainan lain:
Telinga :
Bentuk:
Keluhan:
Ketajaman pendengaran
Alat bantu:
Kelainan lain:
k) Endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid
Pembesaran kelenjar parotis
Penurunan BB:
Polidipsi:
Polifagia:
Poliuri:
Luka gangrene:
o Pus:
o Bau:
o Lokasi:
b) Identtias:
o Kepuasan pasien terhadap jenis kelaminnya:
o Kepuasan pasien dengan jenis kelamin bayinya:
c) Peran:
o Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari—hari?
o Tnggapan pasien terhadap perannya:
o Kemampuan/kesanggupan pasien melaksanakan perannya sebagai ibu/istri:
o Keputusan pasien dalam melaksanakan perannya:
d) Ideal diri
o Harapan pasien terhadap:
Tubuhnya:
Posisi (dalam pekerjaan):
Status (dalam keluarga):
Tugas/ pekerjaan:
Harapan pasien terhadap suaminya:
Harapan pasien terhadap bayinya:
Harapan pasien dari tenaga kesehatan terhadap keadaan yang sementara:
e) Ideal diri:
o Tanggapan pasien terhadap harga diirnya:
f) Data sosial
o Hubungan pasien dengan keluarga:
o Hubungan dengan pasien lain:
o Dukungan kelurga terhadap pasien:
Halaman 32 /
4
Manado, 12 Februari 2021
Mahasiswa
Tentang
Halaman 33 /
4
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. termometer
4. Doppler
5. Kapas DTT
6. Spekulum vagina
7. SarungTangansteril
8. Rekammedis
9. Alattulis
- Perokok.
- Hipertensi.
- Multiparitas.
PemeriksaanGeneralis :
Halaman 34 /
4
- Pemeriksaan Tanda – tanda vital meliputi
kesadaran, suhu, nadi, tekanan darah dan
frekuensi napas
PemeriksaanObstetri :
- Periksa luar
Halaman 35 /
4
menentukan letak janin ada kelainan atau tidak dan
mengukur DJJ dengan doppler.
DAFTAR PUSTAKA
https://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-maternitas/askep-pada-pasien-
perdarahan-antepartum/ (diakses 12 Maret 2015)