Anda di halaman 1dari 20

Matematika

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Disusun Oleh : Hizkia Hamid

NIM : 18504168

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

JURUSAN MATEMATIKA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan karunia-Nya,
sehingga makalah Pendekatan Pembelajaran Matematika ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan terselesainya makalah Pendekatan Pembelajaran Matematika ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada :

Ibu MM. Endang Susetyawati selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika , yang telah
membimbing hingga laporan ini dapat terselesaikan.

Teman-teman semua yang telah mendukung, bekerja sama serta memberikan motivasi sehingga laporan
ini terselesaikan.

Makalah ini disusun guna melengkapai tugas kegiatan belajar-mengajar dalam mata kuliah Strategi
Pembelajaran Matematika, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam memahami
pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran matematika . Kami menyadari, bawah penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharap kritik mapun saran yang bersifat
membangun dan memperbaiki makalah yang mungkin akan ditulis untuk kegiatan lainnya nanti. Semoga
makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Yogyakarta, 13 Oktober 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………….. i

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….. 1


TINJAUAN MAKALAH……………………………………………………… 1

RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………. 2

TUJUAN……………………………………………………………………………………. 2

D.METODE PENULISAN………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………. 3

PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN ……………….. 3

MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN………….. 4

Metode Ceramah………………………………………………………… 5

Metode Ekspositori…………………………………………………….. 7

Metode Demonstrasi…………………………………………………… 8

Metode Drill Dan Latihan………………………………………………….. 9

Metode Tanya Jawab……………………………………………………….. 10

Metode Penemuan………………………………………………………. 11

Metode Pemecahan Masalah………………………………………… 13

Metode Inkuiri…………………………………………………………… 14

Metode Pemberian Tugas…………………………………………….. 16

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………… 18

1. KESIMPULAN………………………………………………………………………… 18

2. SARAN …….. 18

GLOSARIUM…………………………………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………. 20
BAB I

PENDAHULUAN

TINJAUAN MAKALAH

Masalah pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, sebab banyak komponen yang
mempengaruhinya. Salah satu faktornya adalah Guru. Guru merupakan komponen pembelajaran yang
memegang peran yang utama, karena keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh faktor guru.
Tugas guru adalah menyampaiakan materi kepada siswa dengan menggunakan metode dalam proses
pembelajarannya yang dilakukan. Artinya, keberhasilan seorang guru dalam melakukan pembelajaran
kepada siswa sangat tergantung dengan metode-metode yang diterapkannya.

Berdasarkan uraian di atas, berikut akan dibahas tentang metode-metode dalam pembelajaran
matematika. Metode pembelajaran ialah cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam
memudahkan pencapaian tujauan pendidikan. Dalam metode-metode pembelajaran matematika
terdapat beberapa macam metode, diantaranya : metode ceramah, metode ekspositori, metode
demonstrasi, metode drill dan latihan, metode tanya jawab, metode penemuan, metode pemecahan
masalah, metode inquiri dan metode pemberian tugas . Apabila metode-metode tersebut dapat dipilih
dan diaplikasikan dengan baik, akan meningkatkan minat belajar siswa serta mempermudah pencapaian
tujuan pendidikan melalaui metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Apa Pengertian Metode Pembelajaran ?

Apa sajakah macam-macam Metode Pembelajaran?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Ceramah itu?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Ekspositori itu?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Demonstrasi itu?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Drill dan Latihan itu?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Tanya Jawab itu?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Penemuan?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Pemecahan Masalah?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Inkuiri?

Bagaimana penjelasan tentang Metode Pemberian Tugas?

TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui Pengertian dari Metode Pembelajaran.

Untuk mengetahui macam-macam Metode Pembelajaran.

Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Ceramah


Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Ekspositori

Unutk mengetahui penjelasan tentang Metode Demonstrasi

Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Drill dan Latihan

Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Tanya Jawab

Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Penemuan.

Untuk mengetahui tentang Metode Pemecahan Masalah.

Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Inkuiri.

Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Pemberian Tugas.

METODE PENULISAN

Penulis menyusun makalah ini dengan cara study literature.

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hados”. Meta berarti “melalui” dan
hodos “jalan”. Dengan demikian metode bisa berarti cara atau jalan yang harus ditempuh untuk
mencapi tujuan tertentu.

Adapun Defenisi Metode Pembelajaran antara lain :


Menurut BIGGS ( 1991 )

Metode Pembelajaran adalah Cara – cara untuk menajikan bahan – bahan Pembelajaran kepada Siswa –
siswi untuk tercapainyatujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Sangidu (2004)

Metode Pembelajaran adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan
penilaian guna mencapai tujuan yang elah ditentuakan.

Menurut ADRIAN ( 2004 )

Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara – cara untuk melakukan aktivitas yang
tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi
dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam artian tujuan
pengajaran tercapai.

Menurut Sudjana (2005)

Metode Pembelajaran merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi


pembelajaran bahasa secara tertur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dan semua berdasarkan
pada suatu pendekatan tertentu.

Menurut Salamun (2009)

Metode Pembelajaran ialah sebuah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang
berbeda di bawah kondisi yang berbeda.

Sehingga berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang digunakan guru
dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan
jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan kedalam berbagai metode pembelajaran.
Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian
tujuan.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran
adalah sebagai berikut :

Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil
karya.

Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

Metode yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi.

Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa
dalam kehidupan sehari-hari.

MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

Perkembangan mental siswa di sekolah, antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi
menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan pengalaman yang bervariasi
dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan
siswa.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat
pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi
akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.

Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah laku, serta perlu menekankan pada
kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan. Sesuai dengan pendekatan
seperti telah dibahas pada bahasan sebelumnya, pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode
lain. Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, yaitu:

Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah
pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi terjadi searah dari
pembicara kepada pendengar. Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak
dipakai, hal ini mungkin dianggap sebagai metode yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran
dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikan di depan kelas.

Gambaran pembelajaran matematika dengan pendekatan ceramah adalah guru mendominasi kegiatan
belajaran mengajar, definisi dan rumus diberikan, penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan
sendiri oleh guru, siswa diberitahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkan, contoh-
contoh soal diberukan dan dikerjakan oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa,
siswa meniru cara kerja guru.

Kekuatan metode ceramah:

Dapat menampung kelas besar, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan,
dan biayanya menjadi relatif murah.

Konsep yang disajikan secara hirarkis akan memberikan fasilitas belajar pada siswa.

Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu energi dapat digunakan
sebaik mungkin.

Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.

Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghambat pelaksanaan
pelajaran dengan ceramah.

Kelemahan metode ceramah:

Pelajaran berjalan membosankan, siswa pasif, hanya aktif membuat catatan.

Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan.

Pengetahuan lebih cepat terlupakan.

Belajar menjadi menghafal (rote learning) yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

Matematika merupakan ilmu yang memerlukan prasarat untuk dapat dimengerti. Untuk mengajarkan
matematika dengan metode ceramah, perlu diperhatikan:
Bertujuan untuk memberikan informasi

Materi yang diberikan belum ada pada sumber-sumber lain.

Materi sajian telah disesuaikan dengan kemampuan kelompok yang akan menerimanya.

Materinya menarik atau dibuat menarik.

Setelah ceramah selesai diberikan pengendapan agar lebih lama dapat diingat.

Metode ceramah tidak dilakukan jika:

Tujuannya agar siswa kreatif, terampil, atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi.

Diperlukan ingatan yang tahan lama.

Diperlukan partisipasi aktif dari siswa untuk mencapai tujuan

Kemampuan kelas rendah.

Metode Eksposiori

Metode ini sama dengan metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi
informasi. Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang. Guru berbicara pada awal
pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, pada waktu yang diperlukan saja. Siswa tidak hanya
mencatat, tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya. Guru memeriksa pekerjaan siswa secara
individual. Pada metode ini siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Kalau dibandingkan
dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar,metode ceramah lebih terpusat pada guru daripada
metode ekspositori. Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Murid
mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya bersama
dengan temannya, atau mengerjakan tugas dipapan tulis.

Melihat perbedaan-perbedaan di atas, cara mengerjakan matematika yang pada umumnya digunakan
para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai menggunakan metode ekspositori daripada
ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar matematika dengan metode ceramah (seperti yang
tercantum dalam satuan pelajaran) menurut penjelasan di atas sebenarnya adalah metode ekspositori,
sebab guru memberikan pula soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa di kelas
Metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien, tetapi metode ekspositori
bukan satu-satunya metode mengajar yang baik. Tiap metode kalau digunakan dengan tepat akan
menjadi metode yang baik.

Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan ekspositori. Tetapi pada metode demonstrasi
aktivitas siswa lebih banyak lagi, dengan demikian dominasi guru lebih banyak berkurang. Metode ini
dapat menghilangkan verbalisme, sehingga siswa semakin memahami materi pelajaran.

Ciri khas metode ini terlihat dari adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan (guru maupun siswa),
misal kemmapuan guru membuktikan dalil, menurunkan rumus, atau memecahkan soal cerita.
Sedangkan yang berhubungan dengan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk
menggambarkan dua buah garis sejajar atau saling tegak lurus, penggunaan daftar atau kalkulator untuk
perhitungan merupakan kemampuan siswa.

Agar pembelajaran dengan menggunakan metode berlangsung secara efektif dan efisien, ada beberapa
yang dapat dilakukan, yaitu :

Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai.

Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah materi yang tepat untuk
didemontrasikan.

Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik
oleh siswa maupun guru.

Tetapkanlah apakah demontrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh siswa atau oleh guru kemudian
diikuti siswa.

Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang
tenang dan menyenangkan.

Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas
metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar siswa.
Untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui metode demonstrasi, pada akhir pertemuan dapat
diberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Metode Drill dan Latihan

Metode drill dan latihan dimaksudkan agar siswa cepat dan cermat menyelesaikan soal. Metode ini
berhubungan dengan kemampuan untuk cepat ingat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat lisan yang
memerlukan hafalan. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung, rumus, definisi, sifat, serta
aplikasi-aplikasinya dan hal-hal yang tidak memerlukan prosedur pengerjaan bergantung pada ingatan.
Cepat mengingat, kemampuan mengingat kebali dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan
merupakan hal yang perlu “hafal”.

Kemampuan yang dipelukan untuk menyelesaikan soal dengan cepat dan cermat tidak dapat diperoleh
dengan metode drill. Keculi hafal fakta-fakta dasar berhitung, diperlukan pula hafal dan terampil
menggunakan algoritma berhitung, dan jika dilakukan tanpa kesalahan akan menghasilkan jawaban yang
benar untuk sebuah soal.

Dalam matematika terdapat banyak prosedur pengerjaan yang pasti dan tetap seperti algoritma
berhitung.mislanya dalam aljabar untuk menentukan hasil kali dan hasil pemangkatan . Dalam geometri
misalnya, melukis garis garis istimewa dalam segitiga ditentukan oleh tiga buah unsur.

Hafal algoritma dan prosedur matematika serta cepat dengan cermat menggunakannya merupakan
tujuan dari metode latihan dalam pengajaran matematika, sedangkan tujuan daari metode drill adalah
agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta matematika.

Metode latihan diperlukan agar siswa terampil menyelesaikan soal-soal yang pengertian dan prosedur
penyelesaiannya sudah dipahami. Metode latian secara tertulis dapt diberikan di kelas atau sebagai
tugas pekerjaan rumah, dan diberikan secara teratur. Soal-soal latihan untuk di rumah hendaknya
mudah, sehingga tidak menimbulkan keengganan siswa untuk mengerjakannya.

Metode Tanya Jawab

Suatu pengajaran disajikan melalui tanya jawab jika bahan pelajaran disajikan melalui tanya jawab.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik,
demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Dengan
menggunakan metode ini siswa menjadi aktif dari pada belajar-mengajar dengan menggunakan
ekspositori. Sebab, pertanyaan-pertanyaan diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara
informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang dintanyakan oleh guru. Inisiatif
dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Pertanyaan jangan
terlalu sulit, karena akan membut kelas diam. Agar siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
metode tanya jawab, hendaknya guru berlaku sebagai berikut:

Mengahargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya.

Menerima jawaban siswa, kemudian memeriksa dengan pertanyaan.

Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan.

Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang disengaja.

Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya.

Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya. Bandingkan “benarkah ini?”, “Apakah jawaban ini benar?”,
“Mengapa jawabnanya demikian?”, “Bagaimana cara kau peroleh jawabn itu?”. Pertanyaan yang
jawabnnya hanya “ya atau tidak”, “benar atau salah” digolongkan dalam pertanyaan yang kurang
bermutu.

Pertanyaan dengan kata-kata “Mengapa”, “Bagaimana”, “darimana”, “Bilamana” akan menghasilkan


jawaban-jawabna yang lebih bermutu. Siswa harus memberi alasan, penjelasan, keterangna dan
pendapatnya. Dengan demikian siswa tidak dapat asal menjawab atau hanya menyebutkan fakta saja
sebagai hasil ingatan (hafalan, recall).

Metode ini dapat digunakan untuk menghubungkan topik-topik pembelajaran yang lampau dengan yang
baru. Langkah ini dapat digunakan untuk meyakinkan apakah siswa sudah siap menerima materi baru
atau belum. Pertanyaan yang dapat juga digunkan untuk memperkecil kelalaian siswa dan
mengembalikan perhatian siswa pada proses belajar dan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pertanyaan yang diajukan pada akhir pelajaran dapat memebantu menentukan sejauh mana siswa telah
mengerti pengetahuan yang diberikan.

Metode Penemuan

Kata penemuan sebgai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan siswa dalam belajarnya.
Siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru, bukan berarti baru bagi dirinya saja karena hal itu
sudah dikenal oleh orang lain. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses
daripada hasil belajar.
Cara belajar dengan menemukan (discovery learning) ini tidak merupakan cara belajar yang baru. Cara
belajar melalui penemuan sudah digunakan puluhan abad yang lalu dan Socrates dianggap orang
sebagai pemula yang menggunakannya.

Pembelajaran dengan metode penemuan mengharapkan agar siswa benar-benar aktif belajar
menemukan sendiri bahan yang dipelajarinya. Untuk mengajarkan sifat komutatif perkalian dengan
penemuan, dapat dilakukan dengan memberikan sejumlah soal perkalian, misalnya sebagai berikut:

Kemudian siswa diminta untuk mncari hasil-hasil yang sama, atau membuat kesimpulan dari hasil
pengerjaannya.

Hal baru bagi siswa yang diharapkan dapat ditemukannya itu dapat berupa konsep, teorema, rumus,
pola, aturan, dugaan, perkiraan, coba-coba, atau usaha lain dengan menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya melalui cara induksi, deduksi, observasi, ekstrapolasi. Pembelajaran dengan metode ini tidak
dapat direncanakan, karena sangat tergantung kemampuan siswa, dan bahan yang akan disajikan.
Pembelajaran dengan metode ini harus memperhatikan:

Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh

Hasil (bentuk) akhir ditemukan sendiri oleh siswa

Prasyarat-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa.

Guru haya bertindak sebgaia pengarah dan pembimbing saja, bukan pemberitahu.

Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan dengan dialog tanya jawab atau dengan menggunakan
lembaran kerja. Pembahasan materi dapat dengan pendekatan induktif, deduktif atau keduanya.
Metode ini mempunyai kelebihan antara lain :

Siswa aktif, karena siswa berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

Siswa menjadi paham benar, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh
dengan cara ini lebih diingat.

Menemukan sendiri menmbulkan kepuasan. Kepuasan intrinsic ini mendorong ingin melakukan
penemuan lagi hingga minat belajarnya meningkat.
Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer
pengetahuannya keberbagai konteks.

Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Menurut J. Bruner metode ini mampu mengembangan kemampuan siswa dalam mengorganisasikan
segala sumber untuk menyelesaikan problem, menjadi lebih peka terhadap problem solving yang
dihadapinya dan motivasinya meningkat karena terlibat dalam proses penemuan.

Davis mengatakan metode ini akan menjadikan siswa memiliki persamaan terhadap sejarah
matematika, mengerti bahwa matematika itu ditemukan, siswa dapat menilai kemampuannya untuk
menemukan dan mengabtraksi.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah:

Banyak menyita waktu juga tidak menjamin siswa tetap bersemangat menemukan. Tidak setiap guru
mempunyai kemampuan menggunakannya.

Tidak semua anak mampu melakukannya. Jika bimbingan guru kurang tepat akan merusak struktur
pengetahauannya, karena tidak sesuai dengan kesiapan intelektual siswa. Juga jika terlalu banyak
bimbingan akan mematikan insisatifnya.

Tidak dapat digunakan untuk setiap topic.

Guru akan repot dengan kelas besar dalam pelaksanaan metode ini.

Metode Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan tipe belajar aktif yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibanding
tipe belajar yang lain. Pemecahan masalah dalam matematika dipandang sebagai dasar aktivitas
matematika. Matematika kelihatannya tidak dapat dipahami jika tanpa masalah (Cooney, 1975: P.244).
Masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang mana siswa sendiri dapat menyelesaikan tanpa
menggunakan cara atau algoritma yang rutin (Russeffendi, 1977: P.216). Suatu persoalan menjadi
masalah atau memberikan tantangan yang sapat dipecahkan dengan prosedur rutin yang diketahui
siswa (Cooney, 1975 : P.242). Menurut Russeffendi suatu persoalan menjadi masalah, jika :

Siswa tidak mengenal persoalan itu,

Siswa menganggap persoalan itu jadi masalah karena siswa belum memiliki prosedur atau algoritma
tertentu untuk menyelesaikannya.

Siswa harus mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mentalnya maupun pengetahuan siapnya.
Terlepas ia sampai atau tidak pada jawabannya.
Siswa punya niat untuk menyelesaikan.

Karena suatu persoalan belum tentu menjadi masalah bagi seorang siswa maka guru harus menyeleksi
dan membuat soal yang merupakan pemecahan masalah. Pentingnya pemecahan masalah dalam
pembelajaran disebabkan oleh :

Pemecahan masalah membuat siswa berpikir lebih analitis dalam membuat keputusan.

Pemecahan masalah dapat menimbulkan jawaban yang asli, khas, beranekaragam dan dapat menambah
pengetahuan baru.

Pemecahan masalah dapat meningkatkan aplikasi atau penerapan dari ilmu yang diperolehnya.

Pemecahan masalah dapat merangsang siswa menggunakan segala kemampuannya.

Pemecahan masalah dapt menimbulkan sikap ingin tahu dan motivasi kreatif.

Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah proses menyelidiki dan memeriksa suatu situasi dengan maksud mencari
informasi dan kebenaran. Metode ini adalah keadaan khusus dari pemecahan masalah dan merupakan
cara belajar aktif dan mencakup proses ketrampilan. Karena proses inkuiri adalah suatu teknik khusus
untuk mengembangkan pengetahuan melalui penelitian.

Metode inkuiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri yang dapat dilaksanakan secara individu
atau dalam kelompok. Situai inkuiri ideal dalam kelas matematika terjadi jika siswa-siswa merumuskan
prinsip matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil dengan pengarahan minimal
dari guru. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar siswa belajar metode ilmiah dan dapat
menerapkan kedalam suasana lain.

Dalam metode ini guru selain berperan sebagai pengarah dan pembimbing, juga sebagai sumber
informasi data yang diperlukan. Siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan, membuat
hipotesis dan mengetesnya. Jasdi, peran utama guru dalam hal ini adalah sebagai moderator. Metode ini
terdiri dari empat tahap, yaitu :

Merangsang siswa dengan pertanyaan, pernyataan, permaianan, teka-teki dan sebagainya

Sebagai respon atas rangsangan yang diterima, siswa menentukan prosedur mencari dan
mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan masalah.
Menghayati pengetahuan yang diperoleh dengan inkuiri yang baru dilaksanakan.

Menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat
diaplikasikannya ke situasi lain.

Metode inkuiri merupakan metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan,
perbedaannya adalah:

Metode Penemuan Metode Inkuiri

Dengan ekspositori dalam kelompok kecil di laboratorium, bengkel atau kelas. Dengan ekspositori
dalam kelompok dan individual.

Hasil akhir merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya, tetapi sudah diketahui guru. Hasil akhir baru
dari siswa dan juga belum diketahui guru.

Guru sebagai pengarah dan pembimbing. Guru sebagai pengarah, pembimbing dan sumber
informasi data.

Siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu, hasilnya nomor dua. Siswa membuat hipotesis dan
mengujinya.

Metode Pemberian Tugas

Metode ini disebut dengan metode tugas. Tugas yang paling sering diberikan dalam pembelajaran
matematika adalah pekerjaan rumah sebagai latihan soal-soal. Metode ini mensyaratkan adanya
pemberian tugas dan adanya tanggungjawab dari siswa. Misalnya, mencari bukti lain dari sebuah
teorema , membaca sejarah perkembangan geometri, mempelajari dulu topic yang akan dibahas. Tetapi
dapat timbul atas inisiatif siswa setelah disetujui guru. Hasilnya dapat lisan atau tulisan.

Cara menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran. Bagaimana memberi nilai
kepada seorang siswa jika ia bekerja dalam kelompok? Apakah ia benar-benar aktif berperan dalam
menghasilkan laporan kelompok? Jika laporan individu apakah tulisan itu benar-benar hasil
pemikirannya sendiri atau bukan? Agar penilaian lebih obyektif dan menimbulkan rasa tanggung jawab,
perlu dicek dengan mengajukan pertanyaan mengenai hasil pekerjaan yang dikumpulkan.
Maksud pemberian soal-soal pekerjaan rumah adalah agar siswa terampil menyelesaikan soal, lebih
memahami dan mendalami pelajaran yang diberikan di sekolah. Selain itu agar siswa biasa belajar
sendiri, menumbuhkan rasa tanggungjawab dan sikap positif terhadap matematika. Karena itu janganlah
memberi tugas yang rerlalu sukar, terlalu banyak sehingga murid tidak mempunyai waktu untuk
melakukan tugas lain dari sekolah atau kegiatan lain di luar sekolah. Komposisi soal hendaknya terdiri
atas yang mudah, sedang dan sukar. Memberikan tugas yang berlebihan tidak akan menimbulkan sikap-
sikap yang positif, malah mungkin menjadi sebaliknya.

Tugas yang diberikan dapat berupa tugas membuat atau merancang model-model, alat-alat atau
permaianan yang berhubungan dengan pelajaran matematika. Misalnya, mmbaca buku mengenai alat
peraga atau permaianan matematika, merancang model dan alat, memberikan kesempatan untuk
mendemonstrasikan kepada teman-teman, menyimpan hasil karya dilabmat. Hal tersebut akan
menimbulkan kepuasan intrinsik dan selanjutnya sikap positif terhadap pelajaran matematika.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hados”. Meta berarti “melalui” dan
hodos “jalan”. Metode pembelajran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran
merupakan jabaran dari pendekatan.
Sesuai dengan pendekatan seperti telah dibahas pada bahasan sebelumnya, pembelajaran harus dipilih
dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Tiap metode tidak berdiri sendiri
tanpa terlibatnya metode lain. Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih
oleh guru, yaitu:

Metode Ceramah

Metode Eksposiori

Metode Demonstrasi

Metode Drill dan Latihan

Metode Tanya Jawab

Metode Penemuan

Metode Pemecahan Masalah

Metode Inkuiri

Metode Pemberian Tugas

SARAN

Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai Metode Pembelajaran
Matematika dapat meningkat kualitas guru dalam proses pembelajaran. Adapun saran yang dapat
dikemukakan bagi para pembaca yaitu agar mereka mampu mengimplementasikan Metode
Pembelajaran Matematika yang benar ini dalam melakukan pengajaran di lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai