Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Disusun oleh :
1. JAKOBUS DASMASELA
2. CHRISTANTI PAULUS
3. FERONIKA RUPIASA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
Daftas isi
Cover …………………………………………………………..
KATA PENGANTAR ……………………………………………...................... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN   ……………………………………………............ 1

A. RUMUSAN MASALAH …………… ………………………………… 2


B. TUJUAN…….. ………………………………………………………… 2
C. TUJUAN PENULISAN ………………………………………………... 2

BAB II   PEMBAHASAN ……………………………………………………. 3

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN …………………….. 3


B. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN………………… 4
1. Metode Ceramah………………………………………………………. 5
2. Metode Ekspositori……………………………………………………. 7
3. Metode Demonstrasi…………………………………………………… 8
4. Metode Drill …………………………………………………………… 9
5. Metode Tanya Jawab ………………………………………………….. 10
6. Metode Penemuan …………………………………………………….. 11
7. Metode Pemecahan Masalah ………………………………………….. 13
8. Metode Inkuiri…………………………………………………………. 14
9. Metode Pemberian …………………………………………………….. 16

BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 18

A. KESIMPULAN ……………………………………………………….. 18
B. SARAN ……....................…………………………………………….. 18
C. GLOSARIUM………………………………………………………... 19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..................... 20

i
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang masalah

Masalah pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, sebab banyak


komponen yang mempengaruhinya. Salah satu faktornya adalah Guru. Guru
merupakan komponen pembelajaran yang memegang peran yang utama, karena
keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah
menyampaiakan materi kepada siswa dengan menggunakan metode dalam proses
pembelajarannya yang dilakukan. Artinya, keberhasilan seorang guru dalam
melakukan pembelajaran kepada siswa sangat tergantung dengan metode-metode
yang diterapkannya.

Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif


bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan atau dapat dikatakan
tujuan telah tercapai, bila semakin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu
semakin efektif pula metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien
jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif
menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum, semakin kecil
tenaga, usaha, biaya, dan waktu yang dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.

Metode atau cara yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, jika materi
yang diajarkan dirancang telebih dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan
suatu metode atau cara dalam pembelajaran matematika sebelumnya harus
menyusun strategi belajar mengajar, dan akhirnya dapat dipilih alat peraga atau
media pembelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan.

Berdasarkan uraian di atas, berikut akan dibahas tentang metode-metode


dalam pembelajaran matematika. Metode pembelajaran ialah cara yang dapat
ditempuh oleh seorang guru dalam memudahkan pencapaian tujauan pendidikan.
Dalam metode-metode pembelajaran matematika terdapat beberapa macam metode,
diantaranya : metode ceramah, metode ekspositori, metode demonstrasi, metode drill
dan latihan, metode tanya jawab, metode penemuan, metode pemecahan masalah,
metode inquiri dan metode pemberian tugas . Apabila metode-metode tersebut dapat
dipilih dan diaplikasikan dengan baik, akan meningkatkan minat belajar siswa serta
mempermudah pencapaian tujuan pendidikan melalaui metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Metode Pembelajaran ?


2. Apa sajakah macam-macam Metode Pembelajaran?
3. Bagaimana penjelasan tentang Metode Ceramah itu?
4. Bagaimana penjelasan tentang Metode Ekspositori itu?
5. Bagaimana penjelasan tentang Metode Demonstrasi itu?
6. Bagaimana penjelasan tentang Metode Drill dan Latihan itu?
7. Bagaimana penjelasan tentang Metode Tanya Jawab itu?
8. Bagaimana penjelasan tentang Metode Penemuan?
9. Bagaimana penjelasan tentang Metode Pemecahan Masalah?
10. Bagaimana penjelasan tentang Metode Inkuiri?
11. Bagaimana penjelasan tentang Metode Pemberian Tugas?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Metode Pembelajaran.


2. Untuk mengetahui macam-macam Metode Pembelajaran.
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Ceramah
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Ekspositori
5. Unutk mengetahui penjelasan tentang Metode Demonstrasi
6. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Drill dan Latihan
7. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Tanya Jawab
8. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Penemuan.
9. Untuk mengetahui tentang Metode Pemecahan Masalah.
10. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Inkuiri.
11. Untuk mengetahui penjelasan tentang Metode Pemberian Tugas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran

Bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hados”. Meta berarti
“melalui” dan hodos “jalan”. Dengan demikian metode bisa berarti cara atau jalan
yang harus ditempuh untuk mencapi tujuan tertentu. Adapun Defenisi Metode
Pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa para ahli.

Menurut BIGGS (1991), Metode Pembelajaran adalah Cara-cara untuk


menajikan bahan-bahan Pembelajaran kepada Siswa-siswi untuk tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Sangidu (2004), Metode Pembelajaran adalah cara
kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna
mencapai tujuan yang elah ditentuakan.

Menurut ADRIAN (2004), Metode Pembelajaran adalah ilmu yang


mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam artian
tujuan pengajaran tercapai. Menurut Salamun (2009), Metode Pembelajaran ialah
sebuah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di
bawah kondisi yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa metode pembelajran berarti suatu prosedur, urutan langkah-
langkah dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat
dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu
pendekatan dapat dijabarkan kedalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula
dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan


metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah
belajar siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut.
3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri
dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
B. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
Perkembangan mental peserta didik di sekolah, antara lain, meliputi
kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada
pembelajaran, harus memberikan. Pengalaman yang bervariasi dengan metode yang
efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan
peserta didik.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit
ceramah dan metodemetode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada
interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah laku, serta perlu
menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kea rah
kedewasaan.
Sesuai dengan pendekatan seperti telah dibahas pada bahasan sebelumnya,
pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas peserta didik. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode
lain. Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh
guru.

1. Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari
seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada
penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicara kepada pendengar.
Penceramah mendominasi seluruh kegiatan sedang pendengar hanya memperhatikan
dan membuat catatan seperlunya.
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai,
terutama untuk bidang studi non eksakta. Hal ini mungkin dianggap oleh guru
sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran
dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya
di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap
apa isinya dan membuat catatan.
Gambaran pengajaran matematika dengan metode ceramah adalah sebagai
berikut. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dari rumus
diberikannya. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru.
Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya.
Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru
diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian
yang dilakukan oleh guru.
Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya, sebagai berikut:
a) Kelebihan Metode Ceramah
1) Pendidik mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3) Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.
4) Mudah mempersiapkan peserta didik dalam kegiatan belajar.
5) Pendidik mudah menerangkan pelajaran karena pembelajaran didominasi oleh
pendidik.
b) Kelemahan Metode Ceramah
1) Mudah menjadi varbalisme.
2) Bila selalu digunakan dan terlalu lama bisa membosankan.
3) Menyebabkan peserta didik menjadi pasif
2. Metode Ekspositori
Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan
kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode
ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus-menerus berbicara. Ia
berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-
waktu yang diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Tetapi
juga membuat soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa
pekerjaan murid secara individual, menjelaskan lagi kepada murid secara individual dan
klasikal. Kalau dibandingkan dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar, metode
ceramah lebih terpusat pada guru daripada metode ekspositori. Pada metode ekspositori
siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal
sendiri mungkin juga dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya bersama dengan
temannya, atau disuruh membuatnya di papan tulis.
Melihat perbedaan-perbedaan di atas, cara mengerjakan matematika yang pada
umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai
menggunakan metode ekspositori daripada ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar
matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam satuan pelajaran)
menurut penjelasan di atas sebenarnya adalah metode ekspositori, sebab guru
memberikan pula soal-soal latihan untuk dikerjakan murid di kelas.

Langkah-langkah Pelaksanaan Metode / Model Ekspositori


Ada beberapa langkah dalam penerapan metode / model ekspositori, yaitu:

a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk mendapatkan
pelajaran. Dalam metode / model ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode /
model ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
1. Berikan sugesti yang nyata dan hindari sugesti yang negatif.
2. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3. Bukalah file dalam otak siswa

b.  Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian ialah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini ialah
bagaimana semoga materi pelajaran sanggup dengan gampang ditangkap dan dipahami
oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
langkah ini, yaitu:
(1) penggunaan bahasa,
(2) intonasi suara,
(3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan
(4) memakai joke-joke yang menyegarkan.

c.  Korelasi (Correlation)
Langkah hubungan ialah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa sanggup
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah
hubungan dilakukan untuk memperlihatkan makna terhadap materi pelajaran, baik makna
untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

d.  Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan ialah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting
dalam metode / model ekspositori, alasannya ialah melalui langkah menyimpulkan siswa
akan sanggup mengambil inti sari dari proses penyajian.

e.  Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi ialah langkah unjuk kemampuan siswa sehabis mereka menyimak
klarifikasi guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran ekspositori, alasannya ialah melalui langkah ini guru akan sanggup
mengumpulkan informasi perihal penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya:
(1) dengan menciptakan kiprah yang relevan dengan materi yang telah disajikan,
(2) dengan memperlihatkan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.

Kelebihan dan kekurangan Metode Ekspositori:


a). Kelebihan Metode Ekspositori
1) Metode ini membantu pendidik untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
dalam menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajari.
2) Metode ini membantu keterbatasan waktu yang dimiliki pendidik agar materi
pelajaran yang cukup banyak dapat dikuasai peserta didik.
3) Peserta didik dilatih untuk mengobservasi suatu materi pelajaran melalui
demonstrasi.
4) Sangat efektif digunakan pada jumlah peserta diidk yang besar.
b). Kelemahan Metode Ekspositori
1) Metode ini hanya efektif untuk peserta didik yang mampu mendengar dan
memperhatikan dengan baik.
2) Metode ini mengesampingkan perbedaan karakteristik peserta didik seperti
perbedaan pengetahuan, bakat, minat dan gaya belajar peserta didik.
3) Metode ini tidak mendukung tumbuhkembangnya kemampuan interpersonal,
berpikir kritis dan sosialisasi peserta didik.
4) Metode ini membutuhkan kesiapan pendidik, mulai dari pengetahuan, motivasi,
antusiasme dan kemampuan mengelola kelas.
5) Metode pembelajaran ini bersifat one-way communication yaitu pembelajaran
terjadi pada satu arah dimana pendidik lebih berperan aktif sehingga pengetahuan
yang didapat peserta didik hanya.

3. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi Melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu
proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah
diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat
memecahkan suatu masalah. Agar pembelajaran dengan menggunakan metode ini
berlangsung secara efektif dan efisien, ada beberapa yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal
tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk
kepentingan demonstrasi.
b. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah
materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
c. Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang
dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.
d. Tetapkanlah apakah demontrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta
didik, atau oleh guru kemudian diikuti peserta didik.
e. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan
ciptakanlah suasan yang tenang dan menyenangkan.
f. Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
g. Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik
terhadap efektivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta
didik.

Untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui metode demonstrasi, pada akhir


pertemuan dapat diberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Metode demontrasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya, sebagai berikut:

a) Kelebihan Metode Demontrasi


1) Pembelajaran menjadi lebih nyata, jelas dan konkrit sehingga apa yang
dibayangkan peserta didik tidak abstrak dan verbalisme.
2) Pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami peserta didik.
3) Suasana pembelajaran menjadi lebih menarik.
4) Melatih kemampuan pengamatan peserta didik dengan menghubungkan
antara antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
b) Kekurangan Metode Demontrasi
1) Keterampilan khusus pendidik dalam mendemonstrasikan pembelajaran
sangat dibutuhkan, agar pembelajaran lebih efektif.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3) Metode ini memerlukan perencanaan yang sangat matang dan waktu yang
cukup panjang.

4. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya
pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap
kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalam
metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta
didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik.
Oleh karena itu, dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada
belajar mengajar dengan metode ekspositori.
Meskipun aktivitas siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih
ditentukan oleh guru. Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk
merangsang keaktifan dan kreativitas berpikir siswa / peserta didik. Karena itu, mereka
harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan.
Sebelum pertanyaan-pertanyaan itu diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara
informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru.
Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan
pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa mungkin hanya “tidak tahu”,
“tidak dapat”, gelengan kepala, atau hanya diam saja. Kelas diam bisa juga diakibatkan
oleh sikap atau tindakan guru yang tidak menyenangkan siswa. Hal ini dapat
menjengkelkan guru. Kalau guru marah karena hal tersebut, murid akan menjadi (lebih)
takut untuk menjawab atau bertanya.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab,
sebagai berikut :
a. Guru perlu menguasai bahan secara penuh (maksimal), jangan sekali-kali
mengajukan pertanyaan yang guru sendiri tidak memahaminya atau tidak tahu
jawabannya.
b. Siapkanlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik
sedemikian rupa, agar pembelajaran tidak menyimpang dari bahan yang
sedang dibahas, mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran dan sesuai
dengan kemampuan berpikir peserta didik (siswa).

Pertanyaan yang baik memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Memberi acuan, pertanyaan yang memberi acuan adalah suatu bentuk


pertanyaan yang sebelumnya diberikan uraian singkat tentang apa-apa yang
akan ditanyakan, jadi pertanyaan tersebut merupakan kelanjutan dari ceramah
guru.
b. Memusatkan jawaban, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan perlu dipusatkan
pada apa-apa yang menjadi tujuan kegiatan pembelajaran.
c. Memberi tuntunan, guru dapat menuntun peserta didik dengan pertanyaan-
pertanyaan yang menuntun mereka pada jawaban yang benar.
d. Melacak jawaban peserta didik, guru mengajukan beberapa pertanyaan
kembali meskipun jawaban atas pertanyaan pertama sudah benar.

Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a) Kelebihan Metode Tanya Jawab


1) Pertanyaan dapat menarik dan memutuskan perhatian peserta didik, sekalipun
ketika itu peserta didik sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang
kantuknya.
2) Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
b) Kekurangan Metode Tanya Jawab
1) Peserta didik merasa takut, apalagi bila pendidik kurang dapat mendorong
peserta didik untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang,
melainkan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami peserta didik.
3) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila peserta didik tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Dalam jumlah peserta didik yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik.
5. Metode Tugas dan Resitasi

Metode Tugas dan Resitasi Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian
bahan di mana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Namun, pengerjaan tugas yang diberikan oleh pendidik dapat dilakukan
di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah peserta
didik, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena
dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya
bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai
batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya pendidik gunakan untuk
mengatasinya.

Metode tugas dan resitasi tidaklah sama seperti pekerjaan rumah (PR) tetapi jauh
lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara
individual, atau dapat pula secara kelompok. Tugas yang dapat diberikan kepada peserta
didik ada berbagai jenis. Hal ini bergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas
meneliti, menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di
laboratorium, dan lain-lain.

Langkah-langkah yang harus diterapkan dalam menggunakan metode tugas dan


resitasi, yaitu:

 Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya
mempertimbangkan:
 Tujuan yang akan dicapai.
 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga peserta mengerti apa yang
ditugaskan tersebut.
 Sesuai dengan kemampuan peserta didik.
 Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan peserta didik.
 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
 Langkah Pelaksanaan Tugas
 Diberikan bimbingan/pengawasan oleh pendidik.
 Diberikan dorongan sehingga peserta mau bekerja.
 Diusahakan/dikerjakan oleh peserta didik sendiri, tidak menyuruh orang
lain.
 Dianjurkan agar peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
dengan baik dan sistematik.
 Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:
 Laporan peserta didik baik lisan/tulisan dari apa yang telah
dikerjakannya.
 Ada tanya jawab/diskusi kelas.
 Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun nontes
atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”. Metode
tugas dan resitasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:
a). Kelebihan Metode Tugas
1) Lebih merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok.
2) Melatih kemandirian belajar peserta didik di luar pengawasan pendidik.
3) Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik.
4) Melatih dan merangsang kreativitas peserta didik.
b). Kekurangan Metode Tugas
1) Keaslian hasil pekerjaan yang dikerjakan peserta didik menjadi tidak
terkontrol.
2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
berpartisipasi dengan baik.
3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
peserta didik.
4) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan
kejenuhan peserta didik.

6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta
didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara
perorangan maupun kelompok. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang
di dalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel-variabel yang
dikontrol secara ketat. Hal yang diteliti dalam suatu eksperimen adalah pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah
sebagai berikut :
a. Tetapkan tujuan eksperimen
b. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Persiapkan tempat eksperimen
d. Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia.
e. Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindarkan risiko yang merugikan atau berbahaya.
f. Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan
bahan yang akan digunakan.
g. Berikan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan dan tahapan-tahapan
yang mesti dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan yang
membahayakan.

Namun, metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya


sebagai metode pembelajaran, yaitu:
a) Kelebihan Metode Eksperimen
1) Kepercayaan peserta didik atas ilmu yang ia dapat dari hasil percobaanya sendiri
membuat kepercayaan terhadap kebenaran ilmu tersebut semakin meningkat.
2) Menggali segala potensi atau ide-ide peserta didik untuk hal-hal baru atau
terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat
bagi masyarakat.
3) Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam belajar.
b) Kekurangan Metode
1) Metode ini tidak bisa digunakan pada beberapa bidang keilmuan tertentu.
2) Alat dan bahan yang digunakan dalam metode ini tidak selalu mudah diperoleh
dan relatif mahal.
3) Metode eksperimen memerlukan kesabaran, keuletan, dan ketelitian.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin
ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.

7. Metode Latihan

Metode latihan dikenal dengan sebutan metode training merupakan metode


mengajar yang menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan
untuk melatih ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan peserta didik.
Adapun langkah-langkah penerapan metode Latihan yaitu:

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, guru melakukan persiapan berdasarkan penerapan
metode drill. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen
penelitian, daftar kehadiran siswa, dan soal latihan siswa untuk setiap pertemuan. Pada
saat membuat latihan, guru harus mempertimbangkan: tujuan yang akan dicapai, jenis
latihan yang jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang diberikan, sesuai dengan
kemampuan siswa, ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa, dan
sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan latihan tersebut.

b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan tindakan harus berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran menggunakan penerapan metode drill. Kegiatan awal dimulai dengan
menyampaikan kompetensi dasar, standar kompetensi, indikator dan tujuan
pembelajaran. Selanjutnya kegiatan inti, dimulai dengan menyampaikan materi
pembelajaran sesuai indikator pembelajaran. Pokok bahasan yang dijelaskan oleh guru
adalah Integral. Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan latihan. Langkah ini meliputi:
diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga siswa mau
bekerja, diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain, dan
dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.

c. Tahap Pelaksanaan Pengamatan (Observasi) dan Evaluasi


Pada tahap ini dilakukan proses observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pada akhir siklus diadakan tes tertulis untuk mengukur hasil belajar.
Langkah ini meliputi laporan siswa secara tertulis dari apa yang telah dikerjakannya, ada
tanya jawab/diskusi kelas, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun
nontes atau cara lainnya. Siswa akan mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan
yang dicarinya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya tinggal lama dalam pikiran atau
jiwanya. Jika siswa dalam melaksanakan latihannya ditunjang dengan minat dan
perhatian serta kejelasan tujuan belajarnya, maka latihan tersebut dapat mengembangkan
daya berpikir inisiatif, kreatif dan melatih siswa bertanggung jawab.

d. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi, selanjutnya dianalisis.
Dari hasil tersebut, peneliti akan merefleksi diri tentang keberhasilan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap siklus. Data yang dilaksanakan dalam
tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat
disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain sebagai
berikut:
a) Kelebihan Metode Latihan
1) Melatih kemampuan motorik peserta didik seperti, kemampuan melafalkan huruf
atau terampil dalam menggunakan alat olahraga.
2) Melatih kemampuan mental peserta didik seperti, perkalian, menjumlahkan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda simbol dan sebagainya.
3) Melatih kemampuan asosiasi peserta didik seperti, hubungan huruf-huruf dalam
ejaan, membaca peta dan sebagainya.
4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan.
b) Kelemahan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2) Membentuk kebiasaan yang baku, karena bersifat otomatis.
3) Dapat menimbulkan verbalisme.

8. Metode Penemuan
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman
langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada
hasil belajar. Dalam metode ini tidak berarti sesuatu yang ditemukan oleh peserta didik
(siswa) benar-benar baru sebab sudah diketahui oleh orang yang lain.
Cara mengajar dengan metode penemuan menempuh langkah-langkah berikut :
a. Adanya masalah yang akan dipecahkan
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
c. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan
tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas.
d. Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan.
e. Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus
bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
f. Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan
data.
g. Guru harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data dan
informasi yang diperlukan peserta didik.

Beberapa kelebihan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001:
179) sebagai berikut:

1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan


kemampuanuntuk menemukan hasil akhir.
2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri
prosesmenemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama
diingat
3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong
inginmelakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih
mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri
Kekurangan Metode Discovery
1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Misalnyasiswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau
menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subjek, atau
dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuandalam bentuk tertulis.
2. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar
waktudapat hilang, karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan
siswa yang sudah biasa dengan pembelajaran secara tradisional.

9. Metode Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa Inggris, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Carin
dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiry adalah the process of investigating a
problem. Adapun Piaget, mengemukakan bahwa metode inquiry merupakan metode yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara
luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu
dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan
peserta didik lain.
Mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam
kelompok-kelompok kecil (di laboratorium, bengkel, atau kelas). Tetapi mengajar
dengan metode inquiry dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan secara
sendiri-sendiri. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan siswa
merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya sendiri, tetapi sudah diketahui oleh guru.
Tetapi dalam metode inquiry, hal yang baru itu juga belum dapat diketahui oleh guru.
Dalam metode ini selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi sumber
informasi data yang diperlukan, siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan,
membuat hipotesis, dan mentesnya.
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara
dua garis yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak antara dua
garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk
inquiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air
yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran
sungai. Sebuah tujuan mengajar dengan inquiri adalah agar siswa tahu dan belajar
metode ilmiah dengan inquiri dan mampu mentransfernya ke dalam situasi lain.
Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan
sebagainya.
2. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur
mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk
memecahkan pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya.
3. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri yang baru
dilaksanakan.
4. Siswa menganalisis metode inquiri dan prosedur yang ditemukan untuk
dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode inquiri, sebagai berikut :
a. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam;
b. merumuskan masalah yang ditemukan;
c. merumuskan hipotesis;
d. merancang dan melakukan eksperimen;
e. mengumpulkan dan menganalisis data;
f. menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
Selain itu Sund and Trowbridge (1973) mengemukakan tiga macam metode inquiri
sebagai berikut :
a. Inquiry terpimpin (Guide Inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai
dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
b. Inquiry bebas (Free Inquiry); pada inquiri bebas peserta didik melakukan
penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta didik
harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik
permasalahan yang hendak diselidiki.
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modified Free Inquiry); pada inquiri ini guru
memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta
untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan
prosedur penelitian.
Kelebihan Metode Inquiry sebagai berikut:

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, 
sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping memiliki keunggulan, metode ini juga mempunyai kelemahan, di


antaranya:

1.  Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.


2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit
diimplementasikan.

10. Metode Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah merupakan tipe belajar aktif yang tingkatnya paling tinggi dan
kompleks dibanding tipe belajar yang lain. Pemecahan masalah dalam matematika
dipandang sebagai dasar aktivitas matematika.
Masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang mana siswa sendiri dapat
menyelesaikan tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin (Russeffendi, 1977:
P.216).
Suatu persoalan menjadi masalah atau memberikan tantangan yang sapat dipecahkan
dengan prosedur rutin yang diketahui siswa (Cooney, 1975 : P.242). Menurut
Russeffendi suatu persoalan menjadi masalah, jika :
1. Siswa tidak mengenal persoalan itu,
2. Siswa menganggap persoalan itu jadi masalah karena siswa belum memiliki
prosedur atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya.
3. Siswa harus mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mentalnya maupun
pengetahuan siapnya. Terlepas ia sampai atau tidak pada jawabannya.
4. Siswa punya niat untuk menyelesaikan.
Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Permasalahan yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan taraf
kemampuannya.
b. Mengumpulkan data dalam menemukan solusi dari masalah, seperti bertanya,
meneliti, membaca buku dan lain-lain.
c. Membuat hipotesis atau jawaban sementara dari masalah tersebut. Jawaban
sementara dibuat berdasarkan data yang didapatkan.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta
didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara
atau sama sekali tidak sesuai.
e. Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Metode Pemecahan Masalah mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:77


a) Kelebihan Metode Pemecahan Masalah
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para
peserta didik menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir peserta didik secara
kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, peserta didik banyak
melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam
rangka mencari pemecahan.

b) Kekurangan Metode Pemecahan Masalah


1) Menentukan suatu masalah yang tingkatnya sesuai dengan tingkat berpikir peserta
didik, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki peserta didik, sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan pendidik.
2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini memerlukan waktu yang
cukup lama dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
3) Mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi pendidik menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah
sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar,
merupakan kesulitan tersendiri bagi peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hados”.
Meta berarti “melalui” dan hodos “jalan”. Metode pembelajran berarti suatu
prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan
jabaran dari pendekatan.

Sesuai dengan pendekatan seperti telah dibahas pada bahasan sebelumnya,


pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode lain.
Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru,
yaitu:

1. Metode Ceramah
2. Metode Eksposiori
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Tanya Jawab
5. Metode Tugas dan Resitasi
6. Metode Eksperimen
7. Metode Latihan
8. Metode Penemuan
9. Metode Inquiry
10. Metode Pemecahan Masalah

B. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai
Metode Pembelajaran Matematika dapat meningkat kualitas guru dalam proses
pembelajaran. Adapun saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca yaitu
agar mereka mampu mengimplementasikan Metode Pembelajaran Matematika
yang benar ini dalam melakukan pengajaran di lingkungan sekolah.
Daftar Pustaka

Elvina. A. 2016. Metode Pembelajaran Matematika. Diakses pada tanggal 30 Desember


2016, pada halaman 57 https://azahelvana.wordprees.com/2016/12/30/metode-
pembelajaran-matematika/.

Anda mungkin juga menyukai