Disusun oleh :
1. JAKOBUS DASMASELA
2. CHRISTANTI PAULUS
3. FERONIKA RUPIASA
A. KESIMPULAN ……………………………………………………….. 18
B. SARAN ……....................…………………………………………….. 18
C. GLOSARIUM………………………………………………………... 19
i
BAB I
Pendahuluan
Metode atau cara yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, jika materi
yang diajarkan dirancang telebih dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan
suatu metode atau cara dalam pembelajaran matematika sebelumnya harus
menyusun strategi belajar mengajar, dan akhirnya dapat dipilih alat peraga atau
media pembelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hados”. Meta berarti
“melalui” dan hodos “jalan”. Dengan demikian metode bisa berarti cara atau jalan
yang harus ditempuh untuk mencapi tujuan tertentu. Adapun Defenisi Metode
Pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa para ahli.
1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah
belajar siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut.
3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri
dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
B. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
Perkembangan mental peserta didik di sekolah, antara lain, meliputi
kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada
pembelajaran, harus memberikan. Pengalaman yang bervariasi dengan metode yang
efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan
peserta didik.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit
ceramah dan metodemetode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada
interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah laku, serta perlu
menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kea rah
kedewasaan.
Sesuai dengan pendekatan seperti telah dibahas pada bahasan sebelumnya,
pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas peserta didik. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode
lain. Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh
guru.
1. Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari
seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada
penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicara kepada pendengar.
Penceramah mendominasi seluruh kegiatan sedang pendengar hanya memperhatikan
dan membuat catatan seperlunya.
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai,
terutama untuk bidang studi non eksakta. Hal ini mungkin dianggap oleh guru
sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran
dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya
di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap
apa isinya dan membuat catatan.
Gambaran pengajaran matematika dengan metode ceramah adalah sebagai
berikut. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dari rumus
diberikannya. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru.
Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya.
Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru
diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian
yang dilakukan oleh guru.
Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya, sebagai berikut:
a) Kelebihan Metode Ceramah
1) Pendidik mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3) Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.
4) Mudah mempersiapkan peserta didik dalam kegiatan belajar.
5) Pendidik mudah menerangkan pelajaran karena pembelajaran didominasi oleh
pendidik.
b) Kelemahan Metode Ceramah
1) Mudah menjadi varbalisme.
2) Bila selalu digunakan dan terlalu lama bisa membosankan.
3) Menyebabkan peserta didik menjadi pasif
2. Metode Ekspositori
Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan
kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode
ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus-menerus berbicara. Ia
berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-
waktu yang diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Tetapi
juga membuat soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa
pekerjaan murid secara individual, menjelaskan lagi kepada murid secara individual dan
klasikal. Kalau dibandingkan dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar, metode
ceramah lebih terpusat pada guru daripada metode ekspositori. Pada metode ekspositori
siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal
sendiri mungkin juga dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya bersama dengan
temannya, atau disuruh membuatnya di papan tulis.
Melihat perbedaan-perbedaan di atas, cara mengerjakan matematika yang pada
umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai
menggunakan metode ekspositori daripada ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar
matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam satuan pelajaran)
menurut penjelasan di atas sebenarnya adalah metode ekspositori, sebab guru
memberikan pula soal-soal latihan untuk dikerjakan murid di kelas.
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk mendapatkan
pelajaran. Dalam metode / model ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode /
model ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
1. Berikan sugesti yang nyata dan hindari sugesti yang negatif.
2. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3. Bukalah file dalam otak siswa
b. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian ialah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini ialah
bagaimana semoga materi pelajaran sanggup dengan gampang ditangkap dan dipahami
oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
langkah ini, yaitu:
(1) penggunaan bahasa,
(2) intonasi suara,
(3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan
(4) memakai joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi (Correlation)
Langkah hubungan ialah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa sanggup
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah
hubungan dilakukan untuk memperlihatkan makna terhadap materi pelajaran, baik makna
untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan ialah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting
dalam metode / model ekspositori, alasannya ialah melalui langkah menyimpulkan siswa
akan sanggup mengambil inti sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi ialah langkah unjuk kemampuan siswa sehabis mereka menyimak
klarifikasi guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran ekspositori, alasannya ialah melalui langkah ini guru akan sanggup
mengumpulkan informasi perihal penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya:
(1) dengan menciptakan kiprah yang relevan dengan materi yang telah disajikan,
(2) dengan memperlihatkan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.
3. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi Melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu
proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah
diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat
memecahkan suatu masalah. Agar pembelajaran dengan menggunakan metode ini
berlangsung secara efektif dan efisien, ada beberapa yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal
tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk
kepentingan demonstrasi.
b. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah
materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
c. Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang
dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.
d. Tetapkanlah apakah demontrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta
didik, atau oleh guru kemudian diikuti peserta didik.
e. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan
ciptakanlah suasan yang tenang dan menyenangkan.
f. Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
g. Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik
terhadap efektivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta
didik.
Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Metode Tugas dan Resitasi Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian
bahan di mana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Namun, pengerjaan tugas yang diberikan oleh pendidik dapat dilakukan
di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah peserta
didik, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena
dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya
bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai
batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya pendidik gunakan untuk
mengatasinya.
Metode tugas dan resitasi tidaklah sama seperti pekerjaan rumah (PR) tetapi jauh
lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara
individual, atau dapat pula secara kelompok. Tugas yang dapat diberikan kepada peserta
didik ada berbagai jenis. Hal ini bergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas
meneliti, menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di
laboratorium, dan lain-lain.
Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya
mempertimbangkan:
Tujuan yang akan dicapai.
Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga peserta mengerti apa yang
ditugaskan tersebut.
Sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan peserta didik.
Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Langkah Pelaksanaan Tugas
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh pendidik.
Diberikan dorongan sehingga peserta mau bekerja.
Diusahakan/dikerjakan oleh peserta didik sendiri, tidak menyuruh orang
lain.
Dianjurkan agar peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
dengan baik dan sistematik.
Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:
Laporan peserta didik baik lisan/tulisan dari apa yang telah
dikerjakannya.
Ada tanya jawab/diskusi kelas.
Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun nontes
atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”. Metode
tugas dan resitasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:
a). Kelebihan Metode Tugas
1) Lebih merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok.
2) Melatih kemandirian belajar peserta didik di luar pengawasan pendidik.
3) Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik.
4) Melatih dan merangsang kreativitas peserta didik.
b). Kekurangan Metode Tugas
1) Keaslian hasil pekerjaan yang dikerjakan peserta didik menjadi tidak
terkontrol.
2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
berpartisipasi dengan baik.
3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
peserta didik.
4) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan
kejenuhan peserta didik.
6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta
didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara
perorangan maupun kelompok. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang
di dalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel-variabel yang
dikontrol secara ketat. Hal yang diteliti dalam suatu eksperimen adalah pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah
sebagai berikut :
a. Tetapkan tujuan eksperimen
b. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Persiapkan tempat eksperimen
d. Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia.
e. Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindarkan risiko yang merugikan atau berbahaya.
f. Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan
bahan yang akan digunakan.
g. Berikan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan dan tahapan-tahapan
yang mesti dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan yang
membahayakan.
7. Metode Latihan
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, guru melakukan persiapan berdasarkan penerapan
metode drill. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen
penelitian, daftar kehadiran siswa, dan soal latihan siswa untuk setiap pertemuan. Pada
saat membuat latihan, guru harus mempertimbangkan: tujuan yang akan dicapai, jenis
latihan yang jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang diberikan, sesuai dengan
kemampuan siswa, ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa, dan
sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan latihan tersebut.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan tindakan harus berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran menggunakan penerapan metode drill. Kegiatan awal dimulai dengan
menyampaikan kompetensi dasar, standar kompetensi, indikator dan tujuan
pembelajaran. Selanjutnya kegiatan inti, dimulai dengan menyampaikan materi
pembelajaran sesuai indikator pembelajaran. Pokok bahasan yang dijelaskan oleh guru
adalah Integral. Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan latihan. Langkah ini meliputi:
diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga siswa mau
bekerja, diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain, dan
dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
d. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi, selanjutnya dianalisis.
Dari hasil tersebut, peneliti akan merefleksi diri tentang keberhasilan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap siklus. Data yang dilaksanakan dalam
tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat
disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain sebagai
berikut:
a) Kelebihan Metode Latihan
1) Melatih kemampuan motorik peserta didik seperti, kemampuan melafalkan huruf
atau terampil dalam menggunakan alat olahraga.
2) Melatih kemampuan mental peserta didik seperti, perkalian, menjumlahkan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda simbol dan sebagainya.
3) Melatih kemampuan asosiasi peserta didik seperti, hubungan huruf-huruf dalam
ejaan, membaca peta dan sebagainya.
4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan.
b) Kelemahan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2) Membentuk kebiasaan yang baku, karena bersifat otomatis.
3) Dapat menimbulkan verbalisme.
8. Metode Penemuan
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman
langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada
hasil belajar. Dalam metode ini tidak berarti sesuatu yang ditemukan oleh peserta didik
(siswa) benar-benar baru sebab sudah diketahui oleh orang yang lain.
Cara mengajar dengan metode penemuan menempuh langkah-langkah berikut :
a. Adanya masalah yang akan dipecahkan
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
c. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan
tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas.
d. Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan.
e. Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus
bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
f. Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan
data.
g. Guru harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data dan
informasi yang diperlukan peserta didik.
Beberapa kelebihan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001:
179) sebagai berikut:
9. Metode Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa Inggris, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Carin
dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiry adalah the process of investigating a
problem. Adapun Piaget, mengemukakan bahwa metode inquiry merupakan metode yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara
luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu
dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan
peserta didik lain.
Mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam
kelompok-kelompok kecil (di laboratorium, bengkel, atau kelas). Tetapi mengajar
dengan metode inquiry dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan secara
sendiri-sendiri. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan siswa
merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya sendiri, tetapi sudah diketahui oleh guru.
Tetapi dalam metode inquiry, hal yang baru itu juga belum dapat diketahui oleh guru.
Dalam metode ini selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi sumber
informasi data yang diperlukan, siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan,
membuat hipotesis, dan mentesnya.
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara
dua garis yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak antara dua
garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk
inquiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air
yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran
sungai. Sebuah tujuan mengajar dengan inquiri adalah agar siswa tahu dan belajar
metode ilmiah dengan inquiri dan mampu mentransfernya ke dalam situasi lain.
Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan
sebagainya.
2. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur
mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk
memecahkan pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya.
3. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri yang baru
dilaksanakan.
4. Siswa menganalisis metode inquiri dan prosedur yang ditemukan untuk
dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode inquiri, sebagai berikut :
a. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam;
b. merumuskan masalah yang ditemukan;
c. merumuskan hipotesis;
d. merancang dan melakukan eksperimen;
e. mengumpulkan dan menganalisis data;
f. menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
Selain itu Sund and Trowbridge (1973) mengemukakan tiga macam metode inquiri
sebagai berikut :
a. Inquiry terpimpin (Guide Inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai
dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
b. Inquiry bebas (Free Inquiry); pada inquiri bebas peserta didik melakukan
penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta didik
harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik
permasalahan yang hendak diselidiki.
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modified Free Inquiry); pada inquiri ini guru
memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta
untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan
prosedur penelitian.
Kelebihan Metode Inquiry sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
2. Metode Eksposiori
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Tanya Jawab
5. Metode Tugas dan Resitasi
6. Metode Eksperimen
7. Metode Latihan
8. Metode Penemuan
9. Metode Inquiry
10. Metode Pemecahan Masalah
B. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai
Metode Pembelajaran Matematika dapat meningkat kualitas guru dalam proses
pembelajaran. Adapun saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca yaitu
agar mereka mampu mengimplementasikan Metode Pembelajaran Matematika
yang benar ini dalam melakukan pengajaran di lingkungan sekolah.
Daftar Pustaka