Anda di halaman 1dari 17

i

MAKALAH
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh

BUDI SANTOSO

PASCASARJANA UNIVERSITAS PATTIMURA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN 2021
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas segala RahmatNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Instrumen
Penelitian”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Penulis mengucapkan terimah kasih pada Bapak Prof. Dr. T. G. Ratumanan dan
Ibu Dr. Ch. Laamena selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan penulisan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Ambon, November 2021

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI
Hal
COVER………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………….………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………. 1
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Penelitian ……......…………….……………… 3
B. Bentuk-bentuk Instrumen Penelitian …...…………………………….. 4
C. Cara Mengembangkan Instrumen Penelitian …………………..…….. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 13
B. Saran…………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 14

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu penelitian, peneliti tidak akan lepas dengan istilah variabel penelitian.
Nilai variabel penelitian diukur dengan menggunakan instrumen penelitian. Banyaknya
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tergantung pada banyaknya variabel yang
diteliti. Bila variabel penelitiannya empat, maka banyaknya instrumen penelitian juga empat.
Instrumen penelitian ada yang sudah dibakukan, tetapi ada pula yang harus dibuat peneliti
sendiri. Instrumen penelitian berkaitan erat dengan skala pengukuran. Skala pengukuran pun
ada bermacam-macam. Begitu juga dengan instrumen penelitian yang bentuknya beraneka
ragam.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan
judul “Pengembangan Instrumen Penelitian”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari instrumen penelitian?
2. Apa saja bentuk-bentuk instrumen penelitian?
3. Bagaimana cara mengembangkan instrumen penelitian?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk:
1. Mengetahui pengertian dari instrumen penelitian.
2. Mengetahui bentuk-bentuk instrument penelitian
3. Mengetahui cara mengembangkan instrumen penelitian.
2

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat menjadi bahan bacaan dan referensi untuk penulisan selanjutnya.
2. Dapat menambah wawasan penulis mengenai pengembangan instrumen penelitian.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Penelitian


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)1, instrumen adalah alat yang
dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat
kedokteran, optik, dan kimia); perkakas. KBBI juga mengatakan bahwa instrumen
merupakan sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan
data sebagai bahan pengolahan. Selanjutnya, instrumen atau alat pengumpul data adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul
dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian2.
Untuk lebih memahami arti serta fungsi kegunaan instrumen dalam penelitian,
berikut beberapa Pengertian Instrumen Penelitian dari para ahli3:
1. Suharsimi Arikunto
Menyebut instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data dilihat sebagai
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data. Menurutnya lagi, bagian tersebut penting digunakan agar kegiatan pengumpulan
data menjadi lebih mudah dan sistematis.
2. Notoatmodjo
Mengartikan instrumen sebagai alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data yang terdiri dari beberapa bentuk seperti kuesioner, formulir, observasi, serta
formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan lain sebagainya.
3. Sugiono
Mendefinisikan instrumen dalam penelitian sebagai alat bantu yang digunakan peneliti
guna mengukur fenomena sosial serta alam sebagaimana yang ada dalam variabel
penelitian.

1
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi III) entri program. Jakarta: Balai
Pustaka.
2
Muljono, Pudji. 2002. Penyusunan dan Pengembangan Instrumen Penelitian. Jakarta. Hlm 1.
3
Widiawati, Ana. 2021. Instrumen Penelitian: Pengertian, Jenis dan Cara Menyusun. penerbitbukudeepublish.com
(Diakses pada 19 Nov 2021 Pukul 10.37 WIT)
4

4. Suryabrata
Menyebut instrumen dalam penelitian sebagai alat yang digunakan untuk merekam
keadaan (pada umumnya secara kuantitatif) dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
5. Sukmadinata
Berpendapat bahwa instrumen dalam penelitian merupakan sebuah tes yang memiliki
karakteristik dapat mengukur informan melalui sejumlah pertanyaan dalam penelitian.
6. Ibnu Hajar
Menyebut instrumen sebagai alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang karakteristik variabel secara objektif.
7. Sanjaya
Mengartikan instrumen sebagai alat yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data
dan informasi penelitian. Menurutnya, kegiatan penelitian merupakan kegiatan
pengukuran sehingga harus menggunakan alat ukur yang valid dan baik.
8. Badrun
Instrumen penelitian juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian, baik data yang kualitatif maupun kuantitatif. Data
kualitatif dapat berupa gambar, kata dan atau benda lainnya yang non angka, sedangkan
data kuantitatif adalah data yang bersifat atau berbentuk angka.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan suatu data penelitian
agar kegiatan penelitian menjadi lebih mudah dan sistematis.
Instrumen memegang peranan penting dalam menentukan mutu suatu penelitian,
karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas
instrumen yang digunakan, disamping prosedur pengumpulan data yang ditempuh.

B. Bentuk-Bentuk Instrument Penelitian


Bentuk-bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat disebut dengan alat
evaluasi. Terdapat dua alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian,
yaitu tes dan non tes.4
1. Bentuk Instrumen Tes

4
Retnawati, Heri. 2017. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan Matematika. Yogyakarta. Hlm. 2-3.
5

Bentuk instrumen tes dapat menggunakan tes lisan, tulisan, atau tes berbasis
komputer (computer-based testing, CBT) dan ada pula tes adaptif berbasis computer
(computer adaptive test, CAT).
Pengumpulan data dengan teknik tes ini dilakukan dengan melakukan pengujian
pada responden penelitian. Tes ini biasanya dilakukan untuk melihat kemampuan
responden. Sebagai contoh kemampuan kognitif, menggunakan berbagai tes seperti tes
kemampuan bahasa Inggris, tes kemampuan matematika, tes kemampuan membaca, tes
bakat akademis, dan lain-lain. Tes-tes ini merupakan salah satu bentuk instrumen, terdiri
dari sejumlah pertanyaan, atau butir-butir soal digunakan untuk memperoleh data atau
informasi melalui jawaban peserta tes.
Ada dua tipe tes, yakni tes objektif dan tes uraian (essay, disebut pula dengan
constructed response).
a. Tes objektif
Tes objektif merupakan tes yang telah disediakan pilihan jawabannya. Tes ibjektif
dapat berbentuk tes benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan dan tes isian
singkat atau jawaban pendek
b. Tes uraian
Tes uraian berupa tes yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut
peserta tes mengkonstruk sendiri jawabannya.
2. Bentuk Instrumen Non-Tes
Bentuk instrumen non-tes dapat dikategorikan menjadi angket, wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
a. Angket
Angket ini berupa sekumpulan pertanyaan yang biasanya dalam bentuk tertulis
kemudian diberikan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket atau
disebut dengan kuisioner bermacam-macam, diantaranya pertanyaan dikotomi,
pertanyaan pilihan ganda, urutan bertingkat (rank ordering), rating scale, dan
pertanyaan terbuka.
1) Pertanyaan dikotomi
Pertanyaan dikotomi dalam angket hanya memuat 2 pilihan jawaban saja.
Pertanyaan ini digunakan jika peneliti ingin menanyakan kepada responden
6

terkait dengan variabel yang hanya memuat dua jawaban saja. Sebagai contoh
jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), ya atau tidak, benar atau salah, dan
lain-lainnya.
2) Pertanyaan pilihan ganda
Pertanyaan kuisioner pilihan ganda pada dasarnya seperti pilihan ganda pada soal
uraian. Pada pilihan ganda ini, responden biasanya diperkenankan memilih salah
satu jawaban saja. Penskoran dapat dilakukan dengan benar-salah saja atau
bertingkat. Jika penskoran dilakukan bertingkat, kondisi ideal yang dihadapi
responden dan berbagai kemungkinan kondisi yang dialami responden perlu
menjadi pertimbangan penyusunan kuisioner.
3) Urutan bertingkat (rank ordering)
Pada pertanyaan dengan jawaban urutan bertingkat terdapat beberapa obyek
(lebih dari dua), lalu diminta mengurutkan atau merangking obyek-obyek
tersebut menurut kriteria tertentu. Sebagai contoh, rsponden diminta memberi
nomor urut dari 1 (rangking tertinggi) sampai dengan 5 (rangking terendah)
untuk merk-merk kecap yang disukainya.
.... Merk XYZ
.... Merk ABC
.... Merk JKL
Skala urutan bertingkat dianalisis dengan menggunakan korelasi Spearman atau
Korelasi Kendall
4) Rating scale
Rating scale merupakan salah satu jenis pertanyaan yang paling cocok untuk
survei secara daring (dalam jaringan) atau luring (luar jaringan) mengenai suatu
layanan. Rating scale ini dijawab oleh para responden sesuai dengan penelitian
yang dilakukan. Beberapa bentuk rating scale diantaranya5:
a) Ordinal rating scale (skala ordinal)
Skala ordinal adalah suatu jenis pertanyaan penelitian yang diberikan
pada responden dengan cara memberikan pilihan kategori-kategori yang

5
Widiawati, Ana. 2021. Instrumen Penelitian: Pengertian, Jenis dan Cara Menyusun. penerbitbukudeepublish.com
(Diakses pada 19 Nov 2021 Pukul 10.37 WIT)
7

disesuaikan dan diberi peringkat. Urutan skala ordinal bisa disesuaikan dari
rendah ke tinggi, dan sebaliknya.

Contoh yang umum dari skala peringkat ordinal ialah skala likert. Skala
likert ini dinamakan dengan penemunya, ia adalah seorang psikolog, yaitu
Rensis Likert. Jenis skala ini biasanya disajikan dengan menggunakan
pernyataan atau pertanyaan. Pada skala ini responden diharuskan memilih
jawaban untuk memberikan penilaian, bisa setuju atau tidak setuju.
Contoh skala likert seperti di bawah ini.
Apakah kamu akan menggunakan aplikasi ini?
• Saya tidak akan menggunakannya
• Saya mungkin tidak menggunakannya
• Saya mungkin menggunakannya
• Saya pasti akan menggunakannya.
Contoh skala ordinal yang bukan skala likert.
Bagaimana penilaianmu tentang fitur ini?
• Bagus
• Baik
• Netral
• Tidak buruk.
b) Nominal rating scale (skala nominal)
Skala pengukuran nominal atau nominal rating scale ialah skala yang
mengkategorikan objek atau orang dalam kategori, klasifikasi, atau kelas
dengan sistem kualitatif. Skala nominal ini terbatas, hanya bisa dapat
mengidentifikasi dan membedakan.
Contohnya adalah seperti di bawah ini.
• Jenis kelamin: laki-laki, perempuan.
• Agama: Islam, kristen, katolik, hindu, budha
c) Ratio scale (skala rasio)
Skala rasio adalah pengukuran dengan memperhitungkan nilai yang
sebenarnya atau angka objek yang diukur. Pada ukuran skala rasio
8

memiliki nilai titik nol, sehingga nilai pada skala rasio ini dapat dibuat
pembagian maupun perkalian.
Contohnya adalah apabila ada seorang petani menimbang hasil panen
jagung.
A: 40 kg, B: 50 kg, C: 60kg.
d) Interval rating scale (skala interval)
Skala pengukuran interval ialah satu jenis pertanyaan survei yang tidak
hanya mengharuskan variabel jawaban saja, tapi juga besarnya perbedaan
antarsetiap jawaban. Pada skala interval dimungkinkan untuk mengurutkan
objek atau seseorang hampir sama dengan skala ordinal, akan tetapi
unitnya sama.
Contohnya adalah seperti pada nilai yang diurutkan sesuai dengan
interval.
60, 70, 80, 90
100, 120, 130, 140
Dapat dikatakan bahwa nilai-nilai di atas memiliki selisih 10 nilai,
sehingga nilai-nilai di atas memiliki interval 10.
5) Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka cenderung dimulai dengan apa, mengapa, bagaimana,
atau jelaskan. Pertanyaan terbuka mengajak penjawabnya untuk berpikir dan
merenung. Pertanyaan seperti ini umumnya memerlukan jawaban yang lebih
panjang. Biasanya tidak ada satu jawaban yang paling benar untuk pertanyaan
terbuka.
Contoh pertanyaan terbuka adalah “Apa pendapat Anda tentang video yang baru
kita tonton?”
Fasilitator dapat menggunakan pertanyaan terbuka untuk:
• Memulai diskusi
• Mengetahui bagaimana pemikiran para peserta dalam kelas
• Mengajak orang untuk terbuka
• Mengajak kelas untuk memikirkan apa yang telah mereka pelajari.
9

b. Wawancara
Wawancara yaitu jika peneliti menanyakan sekumpulan pertanyaan kepada
responden secara langsung.
c. Observasi
Observasi terjadi jika peneliti mengamati langsung fenomena-fenomena yang terkait
dengan penelitian
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan menggunakan
dokumen-dokumen, baik yang disimpan sendiri maupun orang lain terkait dengan
fokus penelitian.

C. Cara Mengembangkan Instrumen Penelitian


Untuk mengembangkan instrumen yang baik, ada langkah-langkah yang perlu
diperhatikan. Langkah-langkah mengembangkan instrumen baik tes maupun nontes
sebagai berikut6.
1. Menentukan tujuan penyusunan instrumen
Pada awal menyusun instrumen, perlu ditetapkan tujuan penyusunan instrumen.
Tujuan penyusunan ini memandu teori untuk mengonstruk instrumen, bentuk
instrumen, penyekoran sekaligus pemaknaan hasil penyekoran pada intrumen yang
akan dikembangkan. Tujuan penyusunan instrumen ini perlu disesuaikan dengan
tujuan penelitian.
Sebagai contoh, ketika peneliti akan mengetahui pengaruh pembelajaran
berbasis masalah terhadap motivasi dan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
Tentunya ada dua instrumen yang perlu dikembangkan, instrumen pengukur
motivasi dan instrumen pengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi.
2. Mencari teori yang relevan atau cakupan materi
Setelah tujuan penyusunan instrument ditetapkan, selanjutnya perlu dicari teori
atau cakupan materi yang relevan. Teori yang relevan digunakan untuk membuat
konstruk, apa saja indicator suatu variabel yang akan diukur. Kaitannya dengan tes, perlu
dibatasi juga cakupan materi apa saja yang menjadi bahan menyusun tes. Sebagai

6
Retnawati, Heri. 2017. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan Matematika. Yogyakarta. Hlm. 4-7.
10

contoh pada kemampuan berfikir tingkat tinggi, yang akan diukur harus memiliki
indikator pemecahan masalah (problem solving), kebaruan, kreativitas, kontekstual
dan lain-lain.
Jika yang akan diukur adalah siswa SMP, cakupan materi apa saja yang akan diukur
perlu menjadi bahan pertimbangan.
3. Menyusun indikator butir instrumen/soal
Indikator soal ini ditentukan berdasarkan kajian teori yang relevan pada
instrumen nontes. Adapun pada instrumen tes, selain mempertimbangkan kajian
teori, perlu dipertimbagkan cakupan dan kedalaman materi. Indikator ini telah
bersifat khusus, sehingga dengan menggunakan indicator dapat disusun menjadi
butir instrumen.
Biasanya aspek yang akan diukur dengan indikatornya disusun menjadi suatu tabel.
Tabel tersebut kemudian disebut dengan kisi-kisi (blue print). Penyusunan kisi-kisi
ini mempermudah peneliti menyusun butir soal.
4. Menyusun butir instrumen
Langkah selanjutnya adalah menyusun butir-butir instrumen. Penyusunan
butir ini dilakukan dengan melihat indikator yang sudah disusun pada kisi-kisi. Pada
penyusunan butir ini, peneliti perlu mempertimbangkan bentuknya. Misal untuk
nontes akan menggunakan angket, angket jenis yang mana, menggunakan berapa skala,
penskorannya dan analisisnya.
Jika peneliti akan menggunakan instrumen berupa tes, perlu dipikirkan
apakah akan menggunakan bentuk objektif atau menggunakan bentuk uraian
(construted response). Pada penyusunan butir ini, peneliti telah mempertimbangkan
penskoran untuk tiap butir, sehingga memudahkan analisis. Jika perlu, pedoman
penskoran disusun setelah peneliti menyelesaikan penyusunan butir instrumen.
5. Validasi isi
Setelah butir-butir soal tersusun, langkah selanjutnya adalah validasi.
Validasi ini dilakukan dengan menyampaikan kisi-kisi, butir instrumen, dan lembar
diberikan kepada ahli untuk ditelaah secara kuantitatif dan kualitatif. Tugas ahli adalah
melihat kesuaian indikator dengan tujuan pengembangan instrumen, kesesuaian
indicator dengan cakupan materi atau kesesuaian teori, melihat kesuaian instrumen
11

dengan indicator butir, melihat kebenaran konsep butir soal, melihat kebenaran isi,
kebenaran kunci (pada tes), bahasa dan budaya. Proses ini disebut dengan validasi isi
dengan mempertimbangkan penilaian ahli (expert judgement).
Jika validasi isi akan dikuantifikasi, peneliti dapat meminta ahli mengisi lembar
penilaian validasi. Paling tidak, ada 3 ahli yang dilibatkan untuk proses validasi
instrumen penelitian. Berdasarkan isian 3 ahli, selanjutnya penelitian menghitung
indeks kesepakatan ahli atau kesepakatan validator dengan menggunakan indeks
Aiken atau indeks Gregory.
6. Revisi berdasarkan masukan validator
Biasanya validator memberikan masukan. Masukan-masukan ini kemudian
digunakan peneliti untuk merevisinya. Jika perlu, peneliti perlu mengkonsultasikan
lagi hasil perbaikan tersebut, sehingga diperoleh instrumen yang benar-benar valid.
7. Melakukan ujicoba kepada responden yang bersesuaian untuk memeroleh data
respons peserta.
Setelah revisi, butir-butir instrumen kemudian disusun lengkap (dirakit) dan
siap diujicobakan. Ujicoba ini dilakukan dalam rangka memeroleh bukti empiris.
Ujicoba ini dilakukan kepada responden yang bersesuaian dengan subjek penelitian.
Peneliti dapat
pula menggunakan anggota populasi yang tidak menjadi anggota sampel.
8. Melakukan analisis (reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda)
Setelah melakukan ujicoba, peneliti memeroleh data respons peserta ujicoba.
Dengan menggunakan respons peserta, peneliti kemudian melakukan penskoran tiap
butir. Selanjutnya hasil penskoran ini digunakan untuk melakukan analisis
reliabilitas skor perangkat tes dan juga analisis karakteristik butir. Analisis
karakteristik butir dapat dilakukan dengan pendektatan teori tes klasik maupun teori
respons butir. Analisis pada kedua pendekatan ini akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
9. Merakit instrumen
Setelah karakteristik butir diketahui, peneliti dapat merakit ulang perangkat
instrumen. Pemilihan butir-butir dalam merakit perangkat ini mempertimbangkan
karakteristik tertentu yang dikehendaki peneliti, misalnya tingkat kesulitan butir.
12

Setelah diberi instruksi pengerjaan, peneliti kemudian dapat mempergunakan instrumen


tersebut untuk mengumpulkan data penelitian.
13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan suatu
data penelitian agar kegiatan penelitian menjadi lebih mudah dan sistematis. Bentuk-bentuk
instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat disebut dengan alat evaluasi. Terdapat dua
alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non tes.
Cara mengembangkan instrumen penelitian ada beberapa langkah, yaitu: menentukan
tujuan penyusunan instrumen, mencari teori yang relevan atau cakupan materi, menyusun
indikator butir instrumen/soal, menyusun butir instrumen, validasi isi, revisi berdasarkan
masukan validator, melakukan ujicoba kepada responden yang bersesuaian untuk
memeroleh data respons peserta, melakukan analisis (reliabilitas, tingkat kesulitan, dan
daya pembeda), dan merakit instrumen

B. Saran
1. Dalam membuat instrumen tidak boleh sembarangan dan harus memperhatikan langkah-
langkah yang digunakan dalam membuat instrumen penelitian.
2. Dalam mengembangkan instrumen, peneliti perlu mengetahui jenis-jenis instrumen yang
cocok untuk digunakan dalam penelitiannya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi III) entri
program. Jakarta: Balai Pustaka.

Muljono, Pudji. 2002. Penyusunan dan Pengembangan Instrumen Penelitian. Jakarta

Retnawati, Heri. 2017. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan Matematika.


Yogyakarta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Widiawati, Ana. 2021. Instrumen Penelitian: Pengertian, Jenis dan Cara Menyusun.
penerbitbukudeepublish.com (Diakses pada 19 Nov 2021 Pukul 10.37 WIT)

Anda mungkin juga menyukai