Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

OLEH :

NAMA : FREDO LAUDIUN

NIM : 2017-30-218

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PATTIMURA

2021
RERANGKA BAB

Transaksi Antara Entitas Induk dan Entitas


Anak Penjualan Persediaan dan Jasa

Transaksi Penjualan Transaksi Penjualan


Persediaan Jasa
Ilustrasi
Komprehensif
Eliminasi Transaksi
antara Entitas Induk dan
Dampak terhadap
Entitas Anak
Pencatatan Entitas
Induk dan Jurnal
Eliminasi
Transaksi antara
Entitas Induk dan
Entitas Anak
Transaksi Hulu

Pentingnya
Eliminasi atas Transaksi Hilir
Transaksi antara
Entitas Induk dan
Entitas Anak

ELIMINASI TRANSAKSI ANTARA ENTITAS


INDUK DAN ENTITAS ANAK

Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas Anak


Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi, seperti transaksi jual beli
persediaan, jual beli asset tetap, atau pemberian pinjaman. Sering kali entitas anak menghasilkan
produk yang akan diproses lebih lanjut oleh entitas induknya dan/atau sebaliknnya. Ilustrasi pembuka
diatas memberikan contoh transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak.
London Sumatera sebagai penghasil CPO, menjual sebagian besar produk ke entitas anaknya. Hal
ini memberikan gambaran besarnya volume transaksi yang terjadi antara entitas induk dan entitas
anaknya.

Dalam PSAK 65 (Revisi 2004) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang melibatkan
entits induk dan entitas anak sering disebut dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha.
Transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha dapat digambarkan dalam Gambar 5.1

Transaksi Hulu atau yang sering disebut dengan transaksi downstream adalah transaksi dari
entitas induk ke entitas anak. Pemberian fasilitas kredit oleh PT. Garuda Indonesia Tbk ke PT Citilink
Indonesia merupakan contoh dari transaksi hulu. Perjanjian pemberian pinjaman sebesar US$15 juta
telah ditandatangani pada 3 Desember 2013. Sementara itu, transaksi hilir adalah transaksi dari entitas
anak ke entitas induk. Transaksi penjualan CPO oleh London Sumatera yang disebutkan dalam
ilustrasi pembuka merupakan contoh transaksi hilir.

Gambar 5.1

Transaksi Antar-entitas dalam Kelompok Usaha

Entitas Induk

Hulu Hilir hulu

Entitas Anak A Entitas Anak B

Antar enitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut transaksi Lateral. Contoh transaksi
lateral adalah transaksi yan g dilakukan oleh PT Krakatau Daya Listrik dan PT. Krakatau Tirta
Industri. Ke3dua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Pada 8
Dessem er 2021 PT Kakatau Tirta Industri meakukan pembelian tanah seluas 15.000 m 2 dari PT
Krakatau Daya Listrik. Tanah tersebut akan dgunakan secara area water treatment plant air laut
dan relokasi pabrik air minum dalam kemasan. Terkait tujuan pembelajaran , buku in I akan lebih
berfokus pada dampak transaksi hulu dan hilir terhadap penyusunan laporan keuangan kosolidasian .
Pentingnya Eliminasi Atas Transaksi antara Entitas
Induk dan Entitas Anak.
Entitas induk berkewjiban menyusun laporan keuangan yang menggambarkan kinerja
dan kondisi keuangan entitas induk beserta entitas anaknyasecara keseluruhan. Laporan
keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan nkonsolidasian. PSAK 65(Revisi 2014)
mendefinisikan laporan k eungan konsolidasian sebagai laporan keuangan kelompok usaha
yang didalamnya asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan
entitas anak disajika sebagai satu entitas ekonomi tunggal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian entitas anak dan entitas induk
merupakan satu entitas tunggal yang tidak terpisahkan.

Satu kelompok usaha

Satu Entits
Entitas Induk
tunggal

Satu laporan
keuangan

Laporan
Entitas Anak A Entitas Anak B keuangan
konsolidasian

Oleh Karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka
transaksi antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi di dalam satu entitas,
sehingga semua dampak transaksi antara entitas dalam satu kelompok usaha harus
dieliminasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam PSAK 65 (Revisi 2014) yang
menyatakan bahwa salah satu prpsedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi
(prosedur konsolidasi) adalah mengeliminasi secara penuh asset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi antar-entitas
dalam kelompok usaha.
Sebagai contoh entitas indu menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persediaan
tersebut kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pandang
laporan keuan gan konsolidasi, dampakdari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk
ke entitas anak tersebut harus dieliminasi. Karena transaksi tersebut terjadi antara entitas anak
dan entitas induk yang merupakan satu kesatuan.oleh krenanya eliminasi harus dibuat untuk
menghapus dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi
juga harus dibuat ketika persediaan yang diperoleh entitts anak dari entitas induk ternyata
belum terjual sampai akhir periode. Pembahasan dalam bab ini, terbaas pada transaksi yang
terjad antara induk dan entitas anak. Transaksi antar entitas anak tidak dibahas dalam bab
ini.

TRANSAKSI PENJUALAN PERSEDIAAN


Dampak Terhadap Pencataan Entits Induk dan Jurnal Eliminasi

Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk

Transaksi penjualan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh transaksi
antar-entitas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan atau kerugan yang muncul dari jual
beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masi berada di entitas induk
atau entitas anak. Namun ketika entitass tersebut telah terjual , keuntungan attau kerugian
atas penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 65 (Revisi 24)
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, yang menyatakan bahwa keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilirdiakui dalam laporan keuangan
entitas hanya sebesarbagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang lebih sering
disebut dengan istilah fuly adjusted equity method. Dampak tansaksi antar entitas dalam satu
kelompok usaha terhadap pencatatan entitas induk dapat diliha di bab 2.

Dampak terhadap Jurnal Eliminasi

Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak
tegatung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketik seluruh persedianan yang ddiperoeh
dari entitas induk sudah terjual ke perusahaan non-afilasi pada periode yang sama dengan
periode perolehannya, makajurnal eliminasi dibuat ntuk menghapus angka penjulan dan beban
pokok penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak.

Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum
terjual, maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus
dieliminasi. Namun ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode tersebut, maka
sebagian keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi harus
dieiminasi.
Contoh 5.1 Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi

Contoh berikut akan memberikan gambaran komprehensif terkait dampak transaksi


jual beli persediaan antara antitas induk dan entitas anak, baik terhadap pencataan entitas
induk maupun jurnal eliminasi yang harus dibuat pada saat menyusun laporan keuangan
konsolidasian.

PT. Palapa (PT. P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). selama tahun 2015, terdpat
transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebsar Rp.10.000.000. Beban poko
penjualan (BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjulan tersebut adalah
Rp6.000.000. bagaimana penctatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan
laporan keuangan konsolidasian 2015 jika :

 Skenario 1- Seluruh persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga


Rp.16.000.000
 Skenario 2- seluruh persediaan yang diperoleh dari PT P belum terjual.
 Scenario 3- Sebanyak 75% dari persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual
seharga Rp. 12.000.000

Skenario 1-Seluruh Persediaan Terjual

Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp16.000.000


Beban Pokok Penjualan= Beban pokok Penjualan-
Rp6.000.000 Rp. 10.000.000

Persediaan Persediaan Persediaan


PT P PT S
Rp6.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.16.000.000

Terkait penjualan ke entitas anak, PT P melaporkan keuntungan sebesar Rp4.000.000


(Rp10.000.000-Rp6.000.000). keuntungan tersebut sudah terealisasi karena persediaan yang
dperoleh PT S dari PT P sudah terjual keperusahaan non-afilasi. Oleh karena itu, tidak ada
jurnal yang dibuat untuk PT P terkait penangguhan keuntungan transaksi hulu.

Transaksi hulu dalam contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar


Rp10.000.000 dan beban pokok penjualan sebesr Rp6.000.000 oleh PT P. Di sisi lain PT S
membukukan penjualan sebesar Rp16.000.000 dan beban pokok penjualan senilai
Rp10.000.000. kun penjualan milik PT P dan beban pokok penjualan milik PT S harus
dieiminasi karena transaksi penjuaan tersebut terjadi dalam satu entitas. Jurnal eliminasi yang
harus dibuat adalah:
Penjualan 10.000.000

Beban Pokok Penjualan 10.000.000

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok, dan
persediaan dlalam laporan keuangan konsolidasi sbb :

Sebelum
PT P PT S Eliminasi Konsolidasian
Akun Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp26.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000
Beban Pokok Rp6.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp10.000.000 Rp6.000.000
Penjualan
Persediaan - - - - -

Skenario 2- Seluruh Persediaan belum terjual

Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp10.000.000


Beban Pokok Penjualan=
Rp6.000.000

Persediaan Persediaan
PT P PT S
Rp6.000.000 Rp. 10.000.000

Keuntungan atas penjualan yang dibukukan PT P sebesar Rp4.000.000 belum terealisasi,


karena hingga akhir periode persediaan tersebut masih dimiliki oleh PT S. oleh Karen itu,
PT P harus mencatat penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut menggunakan jurnal
berikut :

Bagian Laba atas entitas anak 4.000.000


4.000.000
Investasi pada entitas anak

Oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hulu,
maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi.

Transaksi hulu pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar


Rp10.000.000 dan beban npokok penjualan Rp6.000.000 oleh PT P, dan belum terdapat
penjualan yang dibukuka oleh PT S. Dari sudut pandang konsulidasian persediaan tersebut
masih berada di perusahaan, sehingga penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui
PT P harus dieliminasi secara penuh. Keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi
yaitu sebesar Rp4.000.000, juga dieliminasi dengan mengurangi persediaan. Jurnal eliminasi
yang dibuat adalah:

Penjualan 10.000.000
Beban pokok penjualan 6.000.000
persediaan 4.000.000

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok, dan
persediaan dlalam laporan keuangan konsolidasi sbb:

TABEL 5.2
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 2
Terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian
Sebelum
PT P PT S Eliminasi Konsolidasian
Akun Konsolidasi

Penjualan Rp10.000.000 - Rp10.000.000 Rp10.000.000

Beban Pokok Rp6.000.000 - Rp6.000.000 Rp6.000.000


Penjualan

Persediaan - Rp10.000.000 Rp10.000.000 -Rp4.000.000 Rp6.000.000

Skenario 3-Sebagian Persediaan Terjual

Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp12.000.000


Beban Pokok Penjualan= Beban pokok Penjualan=Rp7.500.000
Rp6.000.000 Rp. 10.000.000

Persediaan Persediaan Persediaan


PT P PT S
Rp6.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.12.000.000

Oleh karena persediaan yangdiperoleh PT P baru 75% yang telah terjual, maka
terdapat keuntungan penjualan yang belum terealisasi. Besarnya keuntungan penjualan yang
belum terealisasi sebesar Rp1.000.000 (25% xRp4.000.000), sehingga PT P harus mencatat
penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut dengaan membuat jurnal sbb:
Bagian Laba atas entitas anak 1.000.000
1.000.000
Investasi pada entitas anak
Karena transaksi penjualan persediaan dalam ilustrsi ini merupakan transaksi hulu, maka oleh
PT P keuntungan yang belum terealisasi akan dicatat penuh.

Transaksi hulu pada contoh ini mengakibatkan pengakuan pejualan sebesar


Rp10.000.000 dan beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000 . Sementara itu PT S
mengakui penjualan senile Rp12.000.000 dan beban pokok penjualasan senilai Rp7.500.000
(75%xRp10.000.000). eliminasi dibuat atas akun penjualan yang dilaporkan PT P, yaitu senilai
Rp10.000.000. Keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi sebesar Rp1.000.000
dieliminasi dengan mengurangi akun persediaan. Akun beban pokok penjualan dieiminasi
sebesar Rp9.000.000, karena beban pokok penjualan yang akan disajikan dalam laporan
keuangan konsolidasian hanya sebesar Rp4.500.000 (75%xRp6.000.000). Jurnal eliminasi
yang harus dibuat sbb:

Penjualan 10.000.000
9.000.000
Beban pokok penjualan
1.000.000
Persediaan

Dampak dari jurnl elminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian sbb:

TABEL 5.3
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 3
Terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian
Sebelum
PT P PT S Eliminasi Konsolidasian
Akun Konsolidasi

Penjualan Rp10.000.000 Rp12.000.000 Rp22.000.000 Rp10.000.000 Rp12.000.000

Beban Pokok Rp6.000.000 Rp7.500.000 Rp3.500.000 Rp9.000.000 Rp4.500.000


Penjualan

Persediaan - Rp2.500.000 Rp2.500.000 Rp1.000.000 Rp1.500.000

Transaksi Hulu Penjulan Persediaan

Untuk memperoleh pemhaman secara komprehensif tentang prosedur konsolidasi


yang melibatkan transaksi hulu untuk penjualan persediaan, digunakan contoh sebagai
lanjutan dari contoh bab sebelumnya dengan menyesuaikan saldo beberapa akun terkait
dengan transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk ke entitas anaknya.

Contoh 5.2-Transaksi Hulu Penjualan Persediaan

Berikut ini Neraca saldo PT Nusantara dan PT Andalas per 31 Desember 2015

Akun PT Nusantara PT Andalas


Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan setara 1.087.500.000 600.000.000
kas
Piutang usaha 800.000.000 375.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000
Investasi pada PT 952.500.000 -
Andalas
Tanah 1.500.000.000 500.000.000
Bangunan dan 300.000.000 400.000.000
Peralatan
Akumulasi 750.000.000 125.000.000
Penyusutan
Akumulasi 50.000.000 -
Amortisasi
Utang Usaha 1.200.000.000 300.000.000
Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000
Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000
Penjualan 4.800.000.000
Bagian Laba Atas 90.000.000
PT Andalas
Beban Pokok 3.000.000.000 550.000.000
Penjualan
Beban Operasi 900.000.000 100.000.000
Beban Penyusutan 250.000.000 25.000.000
Beban Amortisasi 50.000.000 -
Dividen 300.000.000 50.000.000
Total 12.890.000.000 12,890.000.00 3.000.000.000 3.000.000.000
0

Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 January
2015 sebesar nilai bukuya, yaitu Rp900.000.000. Nilai wajar kepentingan nonpengendali
sama dengan nilai bukunya, yaitu Rp300.000.000
2. Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar
Rp200.000.000 dan mengumumknan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000
3. Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan kepada
PT Andalas sebesar Rp100.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar
Rp40.000.000
4. Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara
seluruhnya belum terjual.

Prosedur Konsolidasi Tahun Pertama-2015

Pencatatan PT Nusantara-2015

PT Nusantara mencatata Investasinya di PT Andalas menggunakan metode ekuitas.


Pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 sbb:

1 January 2015

Investasi pada PT Andalas 900.000.000


Kas 900.000.000
Mencatat pembelian saham PT Andalas

31 Desember 2015

Investasi pada PT Andalas 150.000.000


150.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas(Rp200.000.000x75%)

31 Desember 2015

Kas 37.500.000
Investasi pada PT. Andalas 37.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp50.000.000x75%)

Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu, yaitu penjualan persediaan oleh PT Nusantara ke
PT Andalas sebesar Rp100.000.000. Keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp60.000.000
(Rp100.000.000-Rp40.000.000). Hingga akhir periode 2015, persedian tersebut belum terjual. Oleh
karena itu, keuntungan atas penjualan tersebut belum terealisasi. PT Nusantara harus
menangguhkan keuntungan terebut secara penuh dan melakukan pencatatan sbb:

Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000


Investasi pada PT. Andalas 60.000.000

Anda mungkin juga menyukai