OLEH :
NIM : 2017-30-218
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PATTIMURA
2021
RERANGKA BAB
Pentingnya
Eliminasi atas Transaksi Hilir
Transaksi antara
Entitas Induk dan
Entitas Anak
Dalam PSAK 65 (Revisi 2004) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang melibatkan
entits induk dan entitas anak sering disebut dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha.
Transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha dapat digambarkan dalam Gambar 5.1
Transaksi Hulu atau yang sering disebut dengan transaksi downstream adalah transaksi dari
entitas induk ke entitas anak. Pemberian fasilitas kredit oleh PT. Garuda Indonesia Tbk ke PT Citilink
Indonesia merupakan contoh dari transaksi hulu. Perjanjian pemberian pinjaman sebesar US$15 juta
telah ditandatangani pada 3 Desember 2013. Sementara itu, transaksi hilir adalah transaksi dari entitas
anak ke entitas induk. Transaksi penjualan CPO oleh London Sumatera yang disebutkan dalam
ilustrasi pembuka merupakan contoh transaksi hilir.
Gambar 5.1
Entitas Induk
Antar enitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut transaksi Lateral. Contoh transaksi
lateral adalah transaksi yan g dilakukan oleh PT Krakatau Daya Listrik dan PT. Krakatau Tirta
Industri. Ke3dua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Pada 8
Dessem er 2021 PT Kakatau Tirta Industri meakukan pembelian tanah seluas 15.000 m 2 dari PT
Krakatau Daya Listrik. Tanah tersebut akan dgunakan secara area water treatment plant air laut
dan relokasi pabrik air minum dalam kemasan. Terkait tujuan pembelajaran , buku in I akan lebih
berfokus pada dampak transaksi hulu dan hilir terhadap penyusunan laporan keuangan kosolidasian .
Pentingnya Eliminasi Atas Transaksi antara Entitas
Induk dan Entitas Anak.
Entitas induk berkewjiban menyusun laporan keuangan yang menggambarkan kinerja
dan kondisi keuangan entitas induk beserta entitas anaknyasecara keseluruhan. Laporan
keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan nkonsolidasian. PSAK 65(Revisi 2014)
mendefinisikan laporan k eungan konsolidasian sebagai laporan keuangan kelompok usaha
yang didalamnya asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan
entitas anak disajika sebagai satu entitas ekonomi tunggal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian entitas anak dan entitas induk
merupakan satu entitas tunggal yang tidak terpisahkan.
Satu Entits
Entitas Induk
tunggal
Satu laporan
keuangan
Laporan
Entitas Anak A Entitas Anak B keuangan
konsolidasian
Oleh Karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka
transaksi antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi di dalam satu entitas,
sehingga semua dampak transaksi antara entitas dalam satu kelompok usaha harus
dieliminasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam PSAK 65 (Revisi 2014) yang
menyatakan bahwa salah satu prpsedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi
(prosedur konsolidasi) adalah mengeliminasi secara penuh asset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi antar-entitas
dalam kelompok usaha.
Sebagai contoh entitas indu menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persediaan
tersebut kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pandang
laporan keuan gan konsolidasi, dampakdari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk
ke entitas anak tersebut harus dieliminasi. Karena transaksi tersebut terjadi antara entitas anak
dan entitas induk yang merupakan satu kesatuan.oleh krenanya eliminasi harus dibuat untuk
menghapus dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi
juga harus dibuat ketika persediaan yang diperoleh entitts anak dari entitas induk ternyata
belum terjual sampai akhir periode. Pembahasan dalam bab ini, terbaas pada transaksi yang
terjad antara induk dan entitas anak. Transaksi antar entitas anak tidak dibahas dalam bab
ini.
Transaksi penjualan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh transaksi
antar-entitas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan atau kerugan yang muncul dari jual
beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masi berada di entitas induk
atau entitas anak. Namun ketika entitass tersebut telah terjual , keuntungan attau kerugian
atas penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 65 (Revisi 24)
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, yang menyatakan bahwa keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilirdiakui dalam laporan keuangan
entitas hanya sebesarbagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang lebih sering
disebut dengan istilah fuly adjusted equity method. Dampak tansaksi antar entitas dalam satu
kelompok usaha terhadap pencatatan entitas induk dapat diliha di bab 2.
Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak
tegatung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketik seluruh persedianan yang ddiperoeh
dari entitas induk sudah terjual ke perusahaan non-afilasi pada periode yang sama dengan
periode perolehannya, makajurnal eliminasi dibuat ntuk menghapus angka penjulan dan beban
pokok penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak.
Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum
terjual, maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus
dieliminasi. Namun ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode tersebut, maka
sebagian keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi harus
dieiminasi.
Contoh 5.1 Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi
PT. Palapa (PT. P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). selama tahun 2015, terdpat
transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebsar Rp.10.000.000. Beban poko
penjualan (BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjulan tersebut adalah
Rp6.000.000. bagaimana penctatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan
laporan keuangan konsolidasian 2015 jika :
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok, dan
persediaan dlalam laporan keuangan konsolidasi sbb :
Sebelum
PT P PT S Eliminasi Konsolidasian
Akun Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp26.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000
Beban Pokok Rp6.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp10.000.000 Rp6.000.000
Penjualan
Persediaan - - - - -
Persediaan Persediaan
PT P PT S
Rp6.000.000 Rp. 10.000.000
Oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hulu,
maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi.
Penjualan 10.000.000
Beban pokok penjualan 6.000.000
persediaan 4.000.000
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok, dan
persediaan dlalam laporan keuangan konsolidasi sbb:
TABEL 5.2
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 2
Terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian
Sebelum
PT P PT S Eliminasi Konsolidasian
Akun Konsolidasi
Oleh karena persediaan yangdiperoleh PT P baru 75% yang telah terjual, maka
terdapat keuntungan penjualan yang belum terealisasi. Besarnya keuntungan penjualan yang
belum terealisasi sebesar Rp1.000.000 (25% xRp4.000.000), sehingga PT P harus mencatat
penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut dengaan membuat jurnal sbb:
Bagian Laba atas entitas anak 1.000.000
1.000.000
Investasi pada entitas anak
Karena transaksi penjualan persediaan dalam ilustrsi ini merupakan transaksi hulu, maka oleh
PT P keuntungan yang belum terealisasi akan dicatat penuh.
Penjualan 10.000.000
9.000.000
Beban pokok penjualan
1.000.000
Persediaan
Dampak dari jurnl elminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian sbb:
TABEL 5.3
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 3
Terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian
Sebelum
PT P PT S Eliminasi Konsolidasian
Akun Konsolidasi
Berikut ini Neraca saldo PT Nusantara dan PT Andalas per 31 Desember 2015
Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 January
2015 sebesar nilai bukuya, yaitu Rp900.000.000. Nilai wajar kepentingan nonpengendali
sama dengan nilai bukunya, yaitu Rp300.000.000
2. Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar
Rp200.000.000 dan mengumumknan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000
3. Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan kepada
PT Andalas sebesar Rp100.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar
Rp40.000.000
4. Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara
seluruhnya belum terjual.
Pencatatan PT Nusantara-2015
1 January 2015
31 Desember 2015
31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT. Andalas 37.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp50.000.000x75%)
Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu, yaitu penjualan persediaan oleh PT Nusantara ke
PT Andalas sebesar Rp100.000.000. Keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp60.000.000
(Rp100.000.000-Rp40.000.000). Hingga akhir periode 2015, persedian tersebut belum terjual. Oleh
karena itu, keuntungan atas penjualan tersebut belum terealisasi. PT Nusantara harus
menangguhkan keuntungan terebut secara penuh dan melakukan pencatatan sbb: