Anda di halaman 1dari 11

5.3.

FUNGSI KONTINU PADA INTERVAL


5.3.1. Definisi
Suatu fungsi f : A  R dikatakan terbatas pada A, jika terdapat kostanta M > 0
sedemikian sehingga f(x)  M = −𝑀 ≤ 𝑓(𝑥 ) ≤ 𝑀 ini berlaku untuk setiap xA.
Dengan kata lain, suatu fungsi dikatakan terbatas jika range-nya merupakan suatu himpunan
terbatas dalam R. Kita mencatat bahwa suatu fungsi kontinu tidak perlu terbatas. Contohnya, fungsi
f(x) = 1/x adalah fungsi kontinu pada himpunan A = {x ∈ R : x > 0}. Akan tetapi, f tidak terbatas
pada A. Kenyataannya, f(x) = 1/x tidak terbatas apabila dibatasi pada B = {x ∈ R : 0 < x < 1}. Akan
tetapi, f(x) = 1/x terbatas apabila dibatasi untuk himpunan C = {x ∈ R : 1 ≤ x}, meskipun himpunan
C tidak terbatas.
1
Contohnya, fungsi f(x) = untuk x ∈ (0,~) tidak terbatas pada domain (0,~)
𝑥
1
f(x) = 𝑥 untuk x ∈ [1,10] Terbatas pada (1,10)
1
Karena 10
≤ 𝑓 (𝑥) ≤ 1

5.3.2. Teorema keterbatasan

Misalkan I = [a,b] suatu interval tertutup dan terbatas dan misalkan f : I  R kontinu pada
I. Maka f terbatas pada I.

Bukti : Andaikan f tidak terbatas pada I=[a,b]. Maka, untuk sebarang 𝑛 ∈ 𝑁 terdapat suatu
bilangan 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 sedemikian sehingga |𝑓(𝑥𝑛 )| > 𝑛. Karena I terbatas, barisan 𝑋 = 𝑥𝑛 terbatas. Oleh
karena itu, menurut Teorema Bolzono-Weiestrass, terdapat subbarisan 𝑋′ = (𝑥𝑛 ) dari X, yang
konvergen ke x. Karena I tertutup dan unsur-unsur X’ masuk kedalam I, maka menurut teorema
3.2.6, xI. Karena f kintinu pada x, dengan demikian barisan (𝑓(𝑥𝑛 )) konvergen ke f(x).
Maka dapat disimpulkan dari teorema 3.2.2 bahwa kekonvegenan barisan (𝑓(𝑥𝑛 )) mesti
terbatas. Tetapi ini suatu konradiksi kerena:
|𝑓(𝑥)| > 𝑛𝑟 ≥ 𝑟 untuk 𝑟 ∈ ℕ

Contoh : Andaikn f tidak terbatas pada 𝐼 = [a, b], untuk setiap 𝑀 > 0 terdapat 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 sehingga
|𝑓(𝑥𝑛 )| > 𝑀 dapat dibentuk barisan sebagai berikut :
𝑀 = 1 → 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑥1 ∈ 𝐼 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 |𝑓(𝑥1 )| > 1
𝑀 = 2 → 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑥2 ∈ 𝐼 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 |𝑓(𝑥2 )| > 2
𝑀 = 1 → 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑥3 ∈ 𝐼 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 |𝑓(𝑥3 )| > 3
Maka, diperoleh barisan (𝑥𝑛 ) ⊆ 𝐼 karena 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 untuk 𝑟 ∈ ℕ

Maka, 𝑎 ≤ (𝑥𝑛 ) ≤ 𝑏 untuk 𝑛 ∈ ℕ


Jadi (𝑥𝑛 ) barisan berbatas, sehingga sesuai teorema Bolzono-Weiestrass, terdapat 𝑥𝑛𝑘 suatu
barisan bagian dari 𝑥𝑛 yang konvergen
Misalkan 𝑥𝑛𝑘 → 𝑋 ∗ menurut sifat limit barisan 𝑋 ∗ ∈ 𝐼.
Sifat fungsi kontinunya
Karena f adalah fungsi kontinu, dan (𝑥𝑛𝑘 ) konvergen ke 𝑋 ∗ , maka (𝑓(𝑥𝑛𝑘 )) konvergen (𝑋 ∗ ),
Karena (𝑓(𝑥𝑛𝑘 )) konvergen, maka (𝑓(𝑥𝑛𝑘 ) )) terbatas
Ini akan kontradisi dengan pengandaian maka (𝑓(𝑥𝑛 )) tak terbatas
Jadi haruslah 𝑓 terbatas pada I

5.3.3. Definisi
Misalkan 𝐴 ⊆ 𝑅 dan f : A  R. Kita katakan f mempunyai suatu maksimum mutlak pada
A jika terdapat suatu titik 𝑥 ∗ ∈ 𝐴 sedemikian sehingga
𝑓 (𝑥 ∗ ) ≥ 𝑓 (𝑥 ) untuk semua 𝑥 ∈ 𝐴.
Kita katakan f mempunyai suatu minimum mutlak pada A jika terdapat suatu titik x A
sedemikian sehingga
𝑓 (𝑥 ∗ ) ≤ 𝑓 (𝑥 ) untuk semua 𝑥 ∈ 𝐴
Kita katakan bahwa 𝑥 ∗ suatu titik maksimum mutlak untuk f pada A, dan 𝑥∗ suatu titik
minimum mutlak dari f pada A, jika titik-titik itu ada.
Kita perhatikan bahwa suatu fungsi kontinu pada himpunan A tidak perlu mempunyai

Contoh :

GAMBAR 5.3.1 Grafik fungsi f(x) = 1/x (x > 0)

Kita perhatikan bahwa suatu fungsi kontinu pada himpunan A tidak perlu mempun
yai suatu maksimum mutlak atau minimum mutlak pada himpunan tersebut. Sebagai contoh,
1
𝑓(𝑥) = 𝑥
yang tidak mempunyai baik titik maksimum mutlak maupun minimum mutlak pada

himpunan 𝐴 = {𝑥 ∈ 𝑅 ∶ 𝑥 > 0} (Lihat Gambar 5.3.1) Tidak adanya titik maksimum absolut untuk f
pada A karena f tidak terbatas diatas pada A, dan tidak ada titik yang mana f mencapai nilai 0 =
𝑖𝑛𝑓{𝑥) ∶ 𝑥 ∈ 𝐴}. Fungsi yang sama tidak mempunyai baik suatu maksimum mutlak maupun
minimum mutlak apabila dibatasi pada himpunan {𝑥 ∈ 𝑅 ∶ 0 < 𝑥 < 1}, sedangkan fungsi ini
mepumyai nilai maksimum mutlak dan juga minimum mutlak apabila dibatasi pada himpunan
1
{𝑥 ∈ 𝑅 ∶ −1 ≤ 𝑥 ≤ 1}. Sebagai tambahan, 𝑓(𝑥) = mempunyai suatu maksimum mutlak tetapi
𝑥

tidak mempunyai minimum mutlak apabila dibatasi pada himpunan {xR : x  1}, tetapi tidak
mempunyai maksimum mutlak dan tidak mempunyai nilai minimum mutlak apabila dibatasi pada
himpunan {xR : x > 1}.

Jika suatu fungsi mempunyai suatu titik maksimum mutlak, maka titik ini tidak
perlu ditentukan secara tunggal. Sebagai contoh, fungsi g(x) = x2 didefinisikan untuk xA
= [-1,+1] mempunyai dua titik x = 1 yang memberikan titik maksimum pada A, dan titik
tunggal x = 0 menghasilkan minimum mutlaknya pada A. (Lihat Gambar 5.3.2.) Untuk
memilih suatu contoh ekstrim, fungsi konstan h(x) = 1 untuk xR adalah sedemikian
sehingga setiap titik dalam R merupakan titik maksimum mutlak dan sekaligus titik
minimum mutlak untuk f.

GAMBAR 5.3.2 Grafik fungsi g(x) = x2 (x  1)

5.3.4. Teoreme Maksimum- Minimum


Misalkan I = [a,b] interval tertutup dan terbatas dan f : I  R kontinu pada I. Maka f
mempunyai maksimum mutlak dan minimum mutlak pada I.
Bukti.

Pandang himpunan tak kosong f(I) = {f(x) : xI} nilai-nilai dari f pada I.

Dalam Teorema 5.3.2 sebelumnya telah diperlihatkan bahwa |𝑓(𝑥)| > 𝑀 = 𝑓(𝐼) merupakan sub
himpunan dari R yang terbatas. Misalkan 𝑠 ∗ = sup f(I) dan 𝑠∗ = inf f(I).

Maka akan ditunjukan bahwa titik-titik x* dan x* sedemikian sehingga 𝑠 ∗ = 𝑓 (𝑋 ∗ ) dan 𝑠∗ = f (𝑋∗ ).

1
Karena s* = sup f(I), jika nN, maka 𝑠 ∗ − 𝑛 bukan suatu batas atas dari himpunan

f(I). Akibatnya terdapat bilangan real xnI sedemikian sehingga


1
𝑠∗ = < 𝑓 (𝑥𝑛 ) ≤ 𝑠 ∗ untuk nN .............................(1)
𝑛

Karena I terbatas, barisan X = (xn) terbatas. Oleh karena itu, dengan


menggunakan Teorema
n
Bolzano-Weiestrass 3.4.7, terdapat subbarisan 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑟 ) dan
(𝑥𝑛𝑟 ) konvergen ke suatu bilangan x*. Karena unsur-unsur dari X’ termasuk dalam I =
[a,b], maka mengikuti Teorema 3.2.6 bahwa x*I. Oleh karena itu f kontinu pada x*
dengan demikian 𝑙𝑖𝑚 (𝑓(𝑥𝑛𝑟 )) = 𝑓(𝑥 ∗ ), dan karena mengikuti ..(1)
1
𝑠 ∗ = − 𝑛 < 𝑓(𝑥𝑛𝑟 ) ≤ 𝑠 ∗ untuk r N

Maka, kita menyimpulkan dari Teorema Apit 3.2.7 bahwa 𝑙𝑖𝑚 (𝑓(𝑥𝑛𝑟 )) = 𝑠 ∗ , dengan demikian

(𝑓(𝑥 ∗ ) = lim 𝑓 (𝑥𝑛 )) = 𝑠 ∗ = sup (𝑓(𝐼)

Maka kita dapat disimpulkan bahwa 𝑥 ∗ adalah titik maksimum mutlak dari f pada I

5.3.5. Teorema Lokasi Akar

Misalkan I=[𝑎, 𝑏] suatu interval dan f : I  R kontinu pada I. Jika 𝑓 (𝑎) < 0 <
𝑓 (𝑏) atau sebaliknya 𝑓 (𝑎) > 0 > 𝑓 (𝑏), maka terdapat bilangan 𝑐 ∈ (𝑎, 𝑏) sedemikian
sehingga 𝑓(𝑐) = 0.
Bukti. Kita asumsikan bahwa 𝑓(𝑎) < 0 < 𝑓 (𝑏). Misalkan 𝑃1 = [𝑎1 , 𝑏1 ] dengan
1
𝑎1 = 𝑎 dan 𝑏1 = 𝑏, dan jika 𝑃1 memiliki nilai 𝑃1 = 2 (𝑎 + 𝑏) jika f(p)=0 kita ambil c =

𝑃1 , dan bukti lengkap. Jika 𝑃1 ≠ 0, misalkan 𝑓(𝑃1 ) > 0 atau 𝑓 (𝑃1 ) < 0. Jika 𝑓 (𝑃1 ) >
0 maka tetapkan 𝑎2 = 𝑎1 dan 𝑏2 = 𝑃1 , dan Jika 𝑓(𝑝) < 0, maka kita maka kita tetapkan
𝑎2 = 𝑃1 dan 𝑏2 = 𝑏1 . Sehingga dalam kasus apapun, kita tetapkan 𝐼2 = [𝑎2 , 𝑏2 ] dimana
𝐼2 ⊆ 𝐼1 dan f(𝑎2 ) < 0, f(𝑏2 ) > 0.
Anggaplah bahwa kita telah mempunyai interval-interval I1, I2, …, Ik = [𝑎𝑘 , 𝑏𝑘 ] yang
diperoleh dengan biseksi secara berturut-turut dan sedemikian sehingga 𝑓 (𝑎𝑘 ) <
1
0, dan 𝑓 (𝑏𝑘 ) > 0. Dan misalkan 𝑃𝑘 = 2 (𝑎𝑘 + 𝑏𝑘 ). Jika f(𝑃𝑘 ) = 0 kita ambil c = 𝑃𝑘 dan

bukti lengkap. Jika f(𝑃𝑘 ) > 0 kita tetapkan 𝑎𝑘+1 = 𝑎𝑘 , 𝑏𝑘+1 = 𝑃𝑘 , sedangkan jika f(𝑃𝑘 ) < 0
kita tetapkan 𝑎𝑘+1 = 𝑃𝑘 , 𝑏𝑘+1 = 𝑏𝑘 . Sehingga dalam kasus apapun, kita tetapkan 𝐼𝑘+1 =
[𝑎𝑘+1 , 𝑏𝑘+1 ] dimana 𝐼𝑘+1 ⊆ 𝐼𝑘 dan
f(𝑎𝑘+1 ) < 0 dan f(𝑏𝑘+1 ) > 0.
Jika proses ini diakhiri dengan penetapan suatu titik 𝑃𝑛 sedemikian sehingga f( 𝑃𝑛 ) =0,
pembuktian selesai dan diperoleh barisan interval In = [𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 ], dimana nN, dimana f(𝑎𝑛 )
< 0 dan f(𝑏𝑛 ) > 0.

Selain itu Kkrena interval-interval ini diperoleh dengan biseksi berulang, kita
mempunyai panjang interval 𝑏𝑛 − 𝑎𝑛 = 𝑏 − 𝑎/2𝑛−1 . Mengikuti Sifat Interval Nested 2.5.2
bahwa terdapat suatu titik c dalam In. Dan karena 𝑎𝑛 ≤ 𝑐 ≤ 𝑏𝑛 untuk semua nN, kita
𝑏−𝑎
mempunyai 0 ≤ 𝑐 − 𝑎𝑛 ≤ 𝑏𝑛 − 𝑎𝑛 = 𝑏 − 𝑎/2𝑛−1 , dan 0 ≤ 𝑏𝑛 − 𝑐 ≤ 𝑏𝑛 − 𝑎𝑛 = 2𝑛−1,.

Dari sini diperoleh bahwa c = lim (𝑎𝑛 ) dan c = lim (𝑏𝑛 ). Karena f kontinu pada c, kita
mempunyai
lim (f(𝑎𝑛 )) = f(c) = lim (f(𝑏𝑛 )).
Karena f(𝑎𝑛 ) ≤ 0 untuk semua nN, maka mengikuti Teorema 3.2.4 bahwa f(c) = lim
(f(𝑏𝑛 )) ≤ 0. Juga Karena f(𝑏𝑛 ) ≥ 0 untuk semua nN, maka mengikuti hasil yang sama
bahwa f(c) = lim (f(𝑏𝑛 )) ≥ 0. Oleh karena itu kita mesti mempunyai f(c) = 0. Akibatnya c
merupakan akar dari f.

5.3.6. Contoh : suatu 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥𝑒 𝑥 − 2 = 0 memiliki akar c pada interval [0,1], karena f


kontiny pada interval ini dan 𝑓(0) = −2 < 0 dan 𝑓(1) = 𝑒 − 2 > 0, maka dibuat tabel
ini dimana f(𝑃𝑛 ) menentukan interval langka berikutnya. Semakin kanan semakin tinggi
kesalahan 𝑃𝑛 digunakan untuk mendekati akar c, karena kita ,memiliki
1 1
|𝑃𝑛 − 𝑐 | ≤ (𝑏𝑛 − 𝑎𝑛 ) = 2
2 𝑛
Maka kita akan menemukan pendekatan 𝑃𝑛 dengan kesalahan kurang dari 10−2
Dengan syarat :
1. Jika f(𝑃𝑘 ) = 0 kita ambil c = 𝑃𝑘 dan bukti lengkap.
2. Jika f(𝑃𝑘 ) > 0 kita tetapkan 𝑎𝑘+1 = 𝑎𝑘 , 𝑏𝑘+1 = 𝑃𝑘 , dan
3. Jika f(𝑃𝑘 ) < 0 kita tetapkan 𝑎𝑘+1 = 𝑃𝑘 , 𝑏𝑘+1 = 𝑏𝑘

n 𝑎𝑛 𝑏𝑛 (𝑝𝑛 ) 𝑓(𝑝𝑛 ) 1
( 𝑏 − 𝑎𝑛 )
2 𝑛
1 0 1 0,5 −1,176 0,5
2 0,5 1 0,75 −0,412 0,75
3 0,75 1 0,875 +0,099 0,0125
4 0,75 0,875 0,8125 −0,169 0,0625
5 0,82125 0,875 0,84375 −0,0382 0,03125
6 0,84375 0,875 0,859375 +0,0296 0,015625
7 0,84375 0,859375 0,8515625 − 0,0078125

Coba kita berhenti pada 𝑛 = 7 mencapai 𝑐 𝑐 ≈ 𝑃7 = 0,8515625 dengan kesalahan kurang


dari 0,0078125. Ini merupakan pertama dimana kesalahan kuran dari 10−2 . Angka desimal
𝑃7 melewati tempat kedua tidak dapat dianggap serius, tetpi kita dapat menyimpulkan
bahwa 0,843 < 𝑐 < 0,860.

5.3.7. Teorema Nilai Antara Bolzano


Misalkan I suatu interval dan f : I  R kontinu pada I. Jika a, bI dan jika kR memenuhi
f(a) < k < f(b), maka terdapat suatu titik cI antara a dan b sedemikian sehingga f(c) = k.
Bukti. Anggaplah a < b dan misalkna g(x) = f(x) – k; maka g(a) < 0 < g(b). Menurut
Teorema Lokasi Akar 5.3.5 terdapat suatu titik c dengan a < c < b sedemikian sehingga 0 =
g(c) = f(c) – k. Oleh karena itu f(c) = k.
Jika b < a, misalkan h(x) = k – f(x) dengan demikian h(b) < 0 < h(a). Oleh
karena itu terdapat titik c dengan b < c < a sedemikian sehingga 0 = h(c) = k – f(c), dari
sini f(c) = k.
5.3.8. Akibat Misalkan I = [a,b] suatu interval tutup dan terbatas. Misalkan pula f : I  R
kontinu pada I. Jika kR sebarang bilangan yang memenuhi
inf f(I)  k  sup f(I)
maka terdapat suatu bilangan cI sedemikian sehingga f(c) = k.
Bukti. Ini mengikut pada Teorema Maksimum Minimum 5.3.4 bahwa terdapat titik-titik 𝑐∗
dan 𝑐 ∗ dalam I sedemikian sehingga
𝑖𝑛𝑓 𝑓 (𝐼 ) = 𝑓(𝑐∗ ) ≤ 𝑘 ≤ 𝑓 (𝑐 ∗ ) = 𝑠𝑢𝑝9(𝐼).
Sekarang kesimpulan mengikut pada Teorema 5.3.6.

Teorema berikut ini meringkaskan hasil utama dari pasal ini. Teorema ini
menyatakan bahwa peta dari suatu interval tertutup dan terbatas dibawah suatu fungsi
kontinu juga interval tertutup dan terbatas. Titik-titik ujung dari interval peta adalah nilai
maksimum mutlak dan minimum mutlak dari fungsi, dan pernyataan bahwa se- mua nilai
antara nilai maksimum dan nilai minimum masuk dalam interval peta adalah suatu cara dari
pertimbangan Teorema Nilai Antara Bolzano.

5.3.9. Pertimbangan Teorema Nilai Antara Bolzano.

Misalkan I = [a,b] suatu interval tutup dan terbatas. Misalkan pula f : I R kontinu pada
I. Maka himpunan 𝑓 (𝐼 ) = {𝑓 (𝑥 ): 𝑥 ∈ 𝐼 } adalah interval tutup dan terbatas.

Bukti. Jika kita memisalkan m = inf f(I) dan M = sup f(I), maka mengetahui dari Teorema
Maksimum-Minimum 5.3.4 bahwa m dan M masuk dalam f(I). Selain itu, kita mempunyai
f(I)  [m,M]. Di pihak lain, jika k sebarang unsur dari [m,M], maka menurut Teotema
Akibat sebelumnya bahwa terdapat suatu titik cI sedemikian sehingga k = f(c). Dari
sini, kf(I) dan kita menyimpulkan bahwa [m,M ] f(I). Oleh karena itu, f(I) adalah
interval [m,M].

Catatan. Jika I = [a,b] suatu interval dan f : I  R kontinu pada I, kita mempunyai bukti
bahwa f(I) adalah interval [m,M]. Kita tidak mempunyai bukti (dan itu tidak selalu benar)
bahwa f(I) adalah interval [f(a),f(b)]. (lihat Gambar 5.3.3.)
f(b)

f(a)

x* x*

GAMBAR 5.3.3 f(I) = [m,M]

Teorema sebelumnya adalah suatu teorema “pengawetan” dalam pengertian,


teorema ini menyatakan bahwa peta kontinu dari suatu interval tutup dan terbatas adalah
himpunan yang bertipe sama. Teoremaberikut memperluas hasil ini untuk interval secara
umum. Akan tetapi, akan dicatat bahwa meskipun peta kontinu dari suatu interval adalah
juga suatu interval, tidak benar bahwa interval peta perlu mempunyai bentuk sama seperti
interval domain. Sebagai contoh, peta kontinu dari inteval buka tidak perlu suatu interval
buka, dan peta kontinu dari suatu interval tertutup tak terbatas tidak perlu interval tertutup.
Memang, jika f(x) = 1/(x2 + 1) untuk xR, maka f kontinu pada R [lihat Contoh 5.2.4(b)]
tentang suatu fungsi rasional yang kontinu pada setiap bilangan real dimana fungsi
tersebut terdefinisi. Mudah untuk melihat bahwa jika I1 = (-1,1), maka f(I1) = (½,1], yang
mana bukan suatu interval buka. Juga, jika I2 = [0,), maka f(I2) = (0,1] yang mana bukan
interval tutup. (Lihat Gambar 5.3.4.)
GAMBAR 5.3.4 Grafik fungsi f(x) = 1/(x2 + 1) (xR)

Untuk membuktikan Teorema Pengawetan Interval 5.3.10, kita perlu lemma pencirian
interval pada teorema 2.5.1

Lemma Misalkan SR suatu himpunan tak kosong dengan sifat jika x,yS
dan x < y, maka [x,y]S ......................... (*)
Maka S suatu interval.
Bukti. Kita akan menganggap bahwa S mempunyai sekurang-kurangnya
dua titik. Terdapat empat kasus untuk diperhatikan : (i) S terbatas, (ii) S terbatas
diatas tetapi tidak terbatas dibawah, (iii) ) S terbatas dibawah tetapi tidak terbatas
diatas, dan
(i) S tidak terbatas baik diatas maupun dibawah.
(i) Misalkan a = inf S dan b = sup S. Jika sS maka a  s  b dengan
demikian s[a,b]; karena sS sebarang, kita simpulkan bahwa S[a,b].
Dipihak lain kita claim bahwa (a,b)S. Karena jika z(a,b), maka z bukan suatu batas
bawah dari S dengan demikian terdapat xS dengan x < z. Juga z akan suatu batas
atas darin S dengan demikian terdapat yS dengan z < y. Akibatnya, z[x,y] dan sifat
(*) mengakibatkan z[x,y]S. Karena z unsur sebarang dalam (a,b),maka disimpulkan
bahwa (a,b)  S.
Jika aS dan bS, maka kita mempunyai S = (a,b); jika aS dan bS kita
mempunyai S = (a,b]; jika aS dan bS kita mempunyai S = [a,b); dan jika aS
dan bS kita mempunyai S = [a,b].
(ii) Misalkan b = sup S. Jika sS maka s  b dengan demikian kita mesti
mempunyai S(-,b]. Kita claim bahwa (-,b)S. Karena, jika z(-,b),
argumen yang diberikan (i) mengakibatkan terdapat x,yS sedemikian sehingga
[x,y]S. Oleh karena itu (-,b)S.
Jika bS, maka kita mempunyai S = (-,b); jika bS, maka kita mempunyai S
= (-,b].
(iii) Misalkan a = inf S dan memperlihatkan seperti dalam (ii). Dalam
ka- sus ini kita mempunyai S = (a,) jika aS, dan S = [a,) jika aS.
(iv) Jika zR, maka argumen yang diberikan pada (i) mengakibatkan
bahwa terdapat x,yS sedemikian sehingga z[x,y]S. Oleh karena itu RS,
dengandemikian S = (-,).
Jadi, dalam semua kasus, S merupakan suatu interval.
 Teorema Pengawetan Interval 
Misalkan I suatu interval dan f : I R kontinu pada I. Maka himpunan f(I) merupakan suatu
interval.
Bukti. Misalkan ,f(I) dengan  < ; maka terdapat titik-titik a,bI
sedemikian sehingga  = f(a) dan  = f(b). Selanjutnya, menurut Teorema Nilai
Antara Bolzano 5.3.6 bahwa jika k(,) maka terdapat suatu cI dengan k=
f(c)f(I). Oleh karena itu [,]f(I), meninjukkan bahwa f(I) memiliki sifat (1)
pada lemma 2.5.1. Oleh karena itu f(I) merupakan suatu interval
.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai