MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Topologi
yang diampuh oleh Bapak Sukoriyanto
Diususun oleh :
dengan syarat setiap ɛ positif ada bilangan bulat positif N jika m dan n adalah bilangan bulat
lebih atau sama dengan N , sehingga d(xn, xm) < ɛ
Definisi 2
Ruang metrik (X, d) adalah lengkap (complete) jika setiap barisan Cauchy di X
konvergen ke titik X.
Contoh 3.7.1
(a) Kelengkapan garis real ℝ merupakan fakta dari analisis dasar. Bukti dapat
ditunjukkan menggunakan Teorema 2.11,
(b) Kelengkapan dari ℝ𝑛 mengikuti ℝ. Perhatikan barisan Cauchy {𝑥𝑘 }∞
𝑘=1 pada
(c) Setiap interval tertutup [𝑎, 𝑏] adalah complete. Bukti, perhatikan barisan Cauchy
{𝑥𝑘 }∞
𝑘=1 pada [𝑎, 𝑏]. Karena ℝ complete, barisan ini konvergen ke bilangan real
Teorema 3.16
Misal (X,d) adalah ruangmatrik lengkap (complete) . A sub ruang A pada X adalah
lengkap jika dan hanya jika tertutup.
Bukti :
Anggap pertama bahwa A adalah subruang lengkap. Akan terbukti bahwa A adalah
tertutup dengan menunjukkan bahwa A berisi semua titik limitnya. Jika x adalah titik limit A,
maka dari Theorem 3.9 ada persamaan titik-titik yang berbeda dari A yang konvergen ke x.
Karena setiap persamaan konvergen adalah Cauchy dan A lengkap, limit dari persamaan ini,
yaitu x, harus dalam A. Jadi A tertutup.
Misalkan sekarang bahwa A adalah subruang pada metrik lengkap ruang X. Untuk
menunjukkan bahwa A lengkap, pertimbangkan persamaan titik-titik Cauchy pada persamaan
{𝑥𝑛 }∞
𝑛=1 pada titik pada A. Karena X lengkap, persamaan ini konvergen ke sebuah titik x
termasuk X. Dengan Teorema 3.7 (b), fakta bahwa A tertutup menjamin bahwa limit x
termasuk ke A. Dengan demikian masing-masing persamaan cauchy dari titik A konvergen
ke titik A, dan kita simpulkan A itu adalah subruang lengkap.
Example 3.7.2
Syarat kelengkapan tidak diawetkan oleh ekuivalensi topologi. Dengan kata lain, ada
pasangan atau ruang metrik yang ekuivalen secara topologi dengan satu ruang lengkap dan
yang lainnya tidak lengkap. Garis IR nyata dan Interval terbuka (0, 1) mengilustrasikan
fenomena ini.
Definisi 3
A subset ruang metrik X disebut nowhere dense (padat hampir di mana-mana) di X ↔
𝑖𝑛𝑡(𝐴̅) = ∅
Contoh 3.7.3
(a) Sama seperti subset garis real R, suatu himpunan hingga, daerah hasil dari barisan
{1/𝑛}∞
𝑛=1 dan himpunan bilangan bulat Z merupakan nowhere dense (padat hampir
di mana-mana).
(b) Sama seperti bidang, suatu himpunan hingga, titik-titik yang mempunyai koordinat
bilangan bulat, sutu kumpulan garis berhingga dan lingkaran merupakan nowhere
dense (padat hampir di mana-mana).
Definisi 4
Ruang metrik atau subruang metric yang merupakan gabungan dari countable family
pada himpunan padat di katakan kategori pertama. Suatu ruang metric yang bukan
merupakan kategori pertama dikatakan kategori kedua.
Example 3.7.4
(a) Sebagai subruang dari ℝ, himpunan ℝ dari bilangan rasional adalah kategori
pertama. Ini merupakan gabungan dari suatu koleksi countable dari himpunan
tunggal yang padat, yang masing-masing mengandung satu bilangan rasional.
Demikian pula, himpunan titik-titik dalam ℝ𝑛 memiliki semua koordinat rasional
juga merupakan kategori pertama.
(b) Teorema selanjutnya, Teorema Kategori Baire menunjukkan bahwa setiap ruang
metric lengkap adalah kategori kedua. Itu akan membenarkan penegasan bahwa
kategori kedua untuk setiap integer positif n.
Lemma 1
Himpunan bagian A dari ruang metrik X adalah tidak padat dimana-mana dalam X jika
dan hanya jika setiap himpunan buka tidak kosong dari X memuat bola buka yang
penutupnya
saling asing dengan A.
Bukti :
Andaikan teorema salah, yaitu misalkan ruang metrik lengkap X bukan merupakan
kategori kedua. Maka X merupakan gabungan dari keluarga terhitung himpunan tidak padat
∞
dimana-mana {𝐴𝑛}𝑛=1 . Perhatikan himpunan tidak padat dimana-mana 𝐴1. Berdasarkan
lemma 1.7.11, himpunan buka X memuat bola buka 𝐵1 yang penutupnya 𝐵1 yang saling asing
dengan 𝐴1. Kita pilih bola buka 𝐵1 dengan jari-jari kurang dari 1. Karena 𝐵1 adalah himpunan
buka yang tidak kosong, maka 𝐵1 pasti memuat bola buka 𝐵2 yang jari-jarinya kurang dari
1/2 dengan penutup B2 saling asing dengan 𝐴2. Begitu seterusnya akhirnya kita dapatkan
∞
barisan nested {B𝑛}𝑛=1 dari bola buka 𝐵𝑛 yang jari-jarinya kurang dari 1/𝑛 dan penutupnya
𝐵𝑛 saling asing dengan 𝐴𝑛. Pusat dari masing-masing bola buka 𝐵𝑛 membentuk barisan
∞ ∞
Cauchy {X𝑛}𝑛=1. Karena X adalah ruang metrik lengkap, maka barisan {X𝑛}𝑛=1 konvergen
∞
ke x dalam X. Perhatikan bahwa {B𝑛}𝑛=1 adalah barisan nested dan 𝐵𝑛 adalah himpunan
tutup sehingga x termuat dalam setiap penutup 𝐵𝑛 . Karena 𝐵𝑛 saling asing dengan 𝐴𝑛,
maka x tidak mungkin termuat di 𝐴𝑛 untuk setiap n. Hal ini bertentangan dengan asumsi
∞
bahwa X adalah gabungan dari {𝐴𝑛}𝑛=1. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ruang metrik
X digolongkan kategori kedua.
Definisi 5
Misal 𝑥 menjadi ruang metrik dan 𝑓: 𝑋 → 𝑋 sebuah fungsi. maka 𝑓 adalah contractive
with respect to the metric d (kontraktif sehubungan dengan metrik d) dengan ketentuan
bahwa ada bilangan positif 𝛼 < 1 sehingga, untuk semua 𝑥, 𝑦 dalam 𝑋.
𝑑(𝑓(𝑥), 𝑓(𝑦)) ≤ 𝛼𝑑(𝑥, 𝑦)
Teorema 3.18 The Contraction Lemma
Misal 𝑥 menjadi ruang metrik yang lengkap dan 𝑓: 𝑋 → 𝑋 fungsi kontraktif. Maka ada
tepat satu titik 𝑥 dalam 𝑋 untuk 𝑓(𝑥) = 𝑥.
Bukti:
untuk menunjukkan keberadaan titik seperti itu, pilih titik 𝑥1 dalam 𝑋 dan definisikan
𝑥2 = 𝑓(𝑥1 ), 𝑥3 = 𝑓(𝑥2 ), … … … , 𝑥𝑛 = 𝑓(𝑥𝑛−1 ), 𝑛≥2
faktanya bahwa 𝑓 adalah fungsi kontraktif menjamin bahwa {𝑥𝑛 }∞
𝑛=1 adalah chaucy
sequence. Dengan kelengkapan, urutan ini memiliki batas 𝑥 dalam 𝑋. karena 𝑓: 𝑋 → 𝑋 adalah
continu, maka urutan {𝑓(𝑥𝑛 )}∞
𝑛=1 konvergen ke 𝑓(𝑥). tetapi 𝑓(𝑥𝑛 ) = 𝑥𝑛+1 , 𝑛 ≥ 1, jadi
{𝑓(𝑥𝑛 )}∞ ∞
𝑛=1 di simpelkan menjadi {𝑥𝑛 }𝑛=2 , yang limitnya 𝑥, jadi 𝑓(𝑥).
untuk menunjukkan properti keunikan yang disyaratkan, anggaplah bahwa 𝑦 adalah titik
kedua yang memenuhi 𝑓(𝑦) = 𝑦. Maka
𝑑(𝑥, 𝑦) = 𝑑(𝑓(𝑥), 𝑓(𝑦)) ≤ 𝛼𝑑(𝑥, 𝑦)
karena 𝛼 < 1, hubungan ini tidak dapat dipertahankan kecuali jika 𝑑(𝑥, 𝑦) = 0 dan 𝑥 = 𝑦.
Definisi 6
Misal (X,d) dan (Y,d’) adalah ruang metrik. Jarak fungsi f: X Y dari X ke Y disebut
isometric embedding (penyematan isometrik)
Definisi 7
Sub ruang dari ruang metrik X adalah kompleks di X dengan syarat Ā = X
Teorema 3.19 :
Misal (X,d) adalah ruang metrik. Maka ada ruang metrik lengkap(complete) (Y, d’) dan
isometric embedding(penyematan isometrik) e: X Y dimana X adalah sub ruang kompleks
dari Y. Ruang (Y, d’) khusus untuk ekuivalen metrik.
Bukti:
Misal C menjadi bagian dari barisan Cauchy {𝑋𝑛}∞
𝑛=1 di X. Untuk meringkasnya, akan
dinotasikan jenis barisan Cauchy oleh <xn>. Didefinisikan relasi ekuivalen ~ di C sehingga:
barisan Cauchy <xn> dan <yn> menjadi ekuivalen <xn> ~ <yn>, dengan syarat
{𝑑(𝑋𝑛, 𝑌𝑛)}∞
𝑛=1 dari bilangan real mempunyai limit 0. Untuk memverifikasi relasi ekuivalen
Definisi 8
Misal (𝑋, 𝑑) adalah ruang metrik. Ruang (𝑌, 𝑑 ′ ) didefinisikan oleh Teorema 3.19
disebut completion dari (𝑋, 𝑑′ ).
Contoh 3.7.5
(a) Penyelesaian ruang bilangan rasional adalah garis real ℝ. Faktanya, konstruksi
penyelesaiannya sering digunakan untuk mendefinisikan bilangan real dari
bilangan rasional. Dengan asumsi bahwa bilangan real telah
didefinisikan,pernyataan ditetapkan sebagai berikut: Garis real adalah ruang metrik
lengkap yang berisi ruang metrik bilangan rasional sebagai subruang padat.
Ketunggalan penyelesaian menunjukkan bahwa ℝ adalah penyelesaian yang
diinginkan.
(b) Penyelesaian dari (0,1) adalah [0,1]. Berdasarkan ketunggalan penyelesaian: [0,1]
adalah ruang metrik yang berisi (0,1) sebagai subruang padat.
adalah persamaan Cauchy pada bilangan real yang mana konvergen ke sebuah bilangan real
f(x). Definisi ini sebuah fungsi 𝑓 ∶ 𝑋 → 𝑅, disebut limit pada persamaan{𝑓𝑛 }∞
𝑛=1 . Persamaan
{𝑓𝑛 }∞
𝑛=1 konvergen ke limit fungsi yang artinya cukup kuat : Diberikan 𝜀 > 0, ada positif
Definisi 9
Diberikan : (X,d) dan (Y, d’) suatu ruang metrik
{𝑓𝑛 (𝑥), 𝑓(𝑥)}∞
𝑛=1 suatu barisan dari fungsi X ke Y
{𝑓𝑛 }∞
𝑛=1 konvergen seragam ke fungsi 𝑓 ∶ 𝑋 → 𝑌 ↔ 𝑓 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢