Sebuah pabrik roti Kampoeng Roti mengirim roti-roti ke lima outlet yang ada di
Malang dengan matriks jarak tempuh dengan satuan kilo meter sebagai berikut:
0 9 9 11 7 8
9 0 9 10 6 5
9 9 0 8 5 4
11 10 8 0 4 6
7 6 5 4 0 5
8 5 4 6 5 0
Dengan gambar graph sebagai berikut:
Kemudian pada rute atau perjalanan pertama ternyata ada penambahan titik
yaitu yaitu titik , sehingga ada perubahan tabel sebagai berikut:
Tabel Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh antar Outlet Setelah Penambhan Titik
0 9 9 11 7 8 30
9 0 9 10 6 5 29
9 9 0 8 5 4 20
11 10 8 0 4 6 26
7 6 5 4 0 5 23
8 5 4 6 5 0 24
30 29 20 26 23 24 0
Dengan gambar graph sebagai berikut:
Kemudian pada rute atau perjalanan kedua ternyata ada pengurangan titik
yaitu yaitu titik , sehingga ada perubahan tabel sebagai berikut:
Tabel Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh antar Outlet Setelah Pengurangan Titik
0 9 9 11 7 30
9 0 9 10 6 29
9 9 0 8 5 20
11 10 8 0 4 26
7 6 5 4 0 23
30 29 20 26 23 0
Dengan gambar graph sebagai berikut:
Penyelesaian:
1. Pilih titik sebagai titik awal.
2. Pilih titik lain dengan sisi yang terkait dengan titik memiliki bobot minimum, yaitu
titik dengan bobot
3. Kemudian terdapat penambahan titik .
4. Dari titik , pilih titik lain yang memiliki bobot minimum yaitu titik dengan bobot
Sehingga didapat hasil sementara
5. Kemudian terdapat pengurangan titik .
6. Dari titik , pilih titik lain yang memiliki bobot minimum yaitu titik dengan bobot
Sehingga didapat hasil sementara
7. Dari titik , pilih titik lain yang memiliki bobot minimum yaitu titik dengan bobot
Sehingga didapat hasil sementara
8. Dari titik , pilih titik lain yang memiliki bobot minimum yaitu titik dengan bobot
Sehingga didapat hasil sementara
9. Dari titik , pilih titik lain yang memiliki bobot minimum yaitu titik dengan bobot
Sehingga didapat hasil akhir yaitu
engan gambar graph sebagai berikut:
dimana adalah banyaknya titik pada tour, dan adalah kemungkinan jarak tour
terpendek yang diperoleh dari metode nearest neighborhood heuristic. Pada
permasalahan ini, pencarian rute menggunakan algoritma nearest neighbor heuristic
memperoleh hasil 87 km dengan titik sebanyak 6. Penetapan nilai pheromone awal
dimaksudkan agar tiap-tiap sisi memiliki nilai ketertarikan untuk dikunjungi oleh tiap-tiap
semut. Nilai pheromone untuk semua titik dapat dilihat pada tabel :
0 1 2 3 4 5
0 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
1 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
2 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
3 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
4 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
5 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
D. Membuat Tabu-List
Semut yang telah diletakkan pada masing-masing node mulai melakukan tour dan
menghasilkan sebuah path atau rute. Jumlah tabulist akan sebanding dengan jumlah
semut. Langkah-langkah menentukan tabulist :
a. Letakan semut pada node i. Misalkan pada tabulist ke-1 oleh semut ke-1. Mula-mula
semut diletakan pada node ke-0, maka node i sama dengan node 0. Selanjutnya semut
akan menuju node j.
b. Menentukan node j
Node j adalah node antara node 0 sampai dengan 5 pada node outlet. Cara untuk
menentukannya ialah berdasarkan nilai probabilitas terbesar, untuk mengetahuinya
maka digunakan rumus sebagai berikut.
0 1 2 3 4 5
0 0 0,11 0,11 0,09 0,14 0,125
1 0,11 0 0,11 0,1 0,17 0,2
2 0,11 0,11 0 0,125 0,2 0,25
3 0,09 0,1 0,125 0 0,25 0,17
4 0,14 0,17 0,2 0,25 0 0,2
5 0,125 0,2 0,25 0,17 0,2 0
[ ] [ ]
∑[ ] [ ]
dimana ∑ adalah jumlah nilai dari semua titik ke
dan adalah semut ke .
c. Pencarian Rute :
1. Pilih titik 0 sebagai titik awal
2. Dari titik 0, titik yang belum dikunjungi adalah titik 1,2,3,4, dan 5.
Diperoleh nilai probabilitas sebagai berikut :
∑[ ] [ ] + + +
+ = 0,0000242 + 0,0000242 + 0,0000162 +
0,0000392 + 0,00003125 = 0,00013505
Sehingga dapat dibuat tabel probabilitas dari titik 0 ke titik j di bawah ini :
Titik j 1 2 3 4 5
0,17919 0,17919 0,11995 0,29026 0,23139
Dari tabel, terlihat bahwa nilai probabilitas terbesar ada di titik 4, sehingga titik
selanjutnya yang dipilih adalah titik 4. Sehingga terbentuklah rute 0 – 4 dengan
jarak 7.
3. Lakukan update pheromone local pada titik 4 dengan rumus sebagai berikut :
dimana :
= panjang tur yang diperoleh
= jumlah lokasi
= parameter dengan nilai 0 sampai 1, pada penelitian ini dipilih
= perubahan pheromone.
Sehingga hasil pembaruan pheromone lokal untuk 0 – 4 adalah sebagai berikut :
0,00418
5. Dari titik 4, titik yang belum dikunjungi setelah ada penambahan titik adalah titik
1,2,3,5,dan 6.
Diperoleh nilai probabilitas sebagai berikut :
∑[ ] [ ] + +
+ = 0,0000578 + 0,00008 + 0,000125 +
0,00008 + 0,000003698 = 0,000233.
Sehingga dapat dibuat tabel probabilitas dari titik 4 ke titik j di bawah ini :
Titik j 1 2 3 5 6
0,248 0,3433 0,5364 0,3433 0,0158
Dari tabel, terlihat bahwa nilai probabilitas terbesar ada di titik 3, sehingga titik
selanjutnya yang dipilih adalah titik 3. Sehingga terbentuklah rute 0 – 4 – 3
dengan total jarak 11.
8. Dari titik 3, titik yang belum dikunjungi setelah ada penghapusan titik 5 adalah
titik 1,2,dan 6.
Diperoleh nilai probabilitas sebagai berikut :
∑[ ] [ ] + + =
0,00002 + 0,00003125 + 0,0000028 = 0,00005405
Sehingga dapat dibuat tabel probabilitas dari titik 3 ke titik j di bawah ini :
Titik j 1 2 6
0,37002 0,5781 0,0518
Dari tabel, terlihat bahwa nilai probabilitas terbesar ada di titik 2, sehingga titik
selanjutnya yang dipilih adalah titik 2. Sehingga terbentuklah rute 0 – 4 – 3 – 2
dengan jarak total 19.
9. Lakukan update pheromone local pada titik 2 (rute 3-2) :
Hasil pembaruan pheromone lokal untuk 4-3 adalah sebagai berikut :
10. Dari titik 2, titik yang belum dikunjungi adalah titik 1 dan 6.
Diperoleh nilai probabilitas sebagai berikut :
∑[ ] [ ] + = 0,0000242 +
0,000005 = 0,0000292
Sehingga dapat dibuat tabel probabilitas dari titik 2 ke titik j di bawah ini :
Titik j 1 6
0,8287 0,171
Dari tabel, terlihat bahwa nilai probabilitas terbesar ada di titik 1, sehingga titik
selanjutnya yang dipilih adalah titik 1. Sehingga terbentuklah rute 0 – 4 – 3 – 2 – 1
dengan total jarak 28.
12. Titik yang belum dipilih adalah titik 6, sehingga rute yang terbentuk adalah 0 – 4
– 3 – 2 – 1 – 6 dengan total jarak 57.
14. Karena semua titik sudah terlewati, maka rute akan kembali ke depot (titik 0),
sehingga rute yang terbentuk adalah 0 – 4 – 3 – 2 – 1 – 6 – 0 dengan total jarak 87.
16. Diperoleh rute akhir 0 – 4 – 3 – 2 – 1 – 6 – 0 dengan total jarak 87. Kemudian rute
ini dimasukkan ke dalam tabulist 1. Pemilihan rute yang digunakan berdasarkan
jarak terpendek yang ada pada tabulist. Banyaknya tabulist berdasarkan
banyaknya semut yang digunakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini rute
terpendek yang diperoleh adalah rute 0 – 4 – 3 – 2 – 1 – 6 – 0 dengan total jarak
87
dimana :
= nilai pheromone akhir setelah mengalami pembaruan lokal
= panjang rute akhir
=
1. Untuk
2. Untuk
3. Untuk
4. Untuk
5. Untuk
6. Untuk
0 1 2 3 4 6
0 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018
1 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018
2 0,0018 0,0018 0,00180,0018
3 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018
4 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018
6 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018
Pembaruan feromon ini dilakukan jika ingin melakukan iterasi lagi dalam
pencarian rute, dengan menggunakan kembali langkah bagian
0 9 9 11 7 8
9 0 9 10 6 5
9 9 0 8 5 4
11 10 8 0 4 6
7 6 5 4 0 5
8 5 4 6 5 0
Kemudian pada rute atau perjalanan pertama ternyata ada penambahan titik
yaitu yaitu titik , sehingga ada perubahan tabel sebagai berikut:
Tabel Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh antar Outlet Setelah Penambahan Titik
0 9 9 11 7 8 30
9 0 9 10 6 5 29
9 9 0 8 5 4 20
11 10 8 0 4 6 26
7 6 5 4 0 5 23
8 5 4 6 5 0 24
30 29 20 26 23 24 0
Dengan gambar graph sebagai berikut:
Kemudian pada rute atau perjalanan kedua ternyata ada pengurangan titik yaitu yaitu titik ,
sehingga ada perubahan tabel sebagai berikut:
Tabel Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh antar Outlet Setelah Pengurangan Titik
0 9 9 11 7 30
9 0 9 10 6 29
9 9 0 8 5 20
11 10 8 0 4 26
7 6 5 4 0 23
30 29 20 26 23 0
Dengan gambar graph sebagai berikut:
Penyelesaian:
Nilai minimum adalah Jadi pilih titik disisipkan dalam sisi Sehingga
didapat sikel Hamilton sementara yaitu { }.
6. Iterasi 3: cari titik yang terdekat ke sebarang titik
Penghapusan 1 titik F :
Pada iterasi di atas, terlihat bahwa rute sudah melalui semua titik (outlet) dan graph
NIH sudah membentuk sikel hamilton. Sehingga iterasi dapat dihentikan.
Diperoleh hasil akhir rute optimal yaitu A-C-D-B-G-E-A dengan total
panjang sikel atau jarak yang ditempuh sebesar 86.