Kelompok 3
Anggota Kelompok 3
Muhammad Nadhif
Syaicha Dwi Mutiara
01 03 Zuhri
20305141036 20305141056
5.3.1 Definisi
Suatu fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → ℝ dikatakan terbatas pada A, jika terdapat 𝑀 > 0 sedemikian sehingga 𝑓(𝑥) ≤ 𝑀
untuk semua 𝑥 ∈ 𝐴.
Contoh:
1
Fungsi 𝑓 𝑥 = kontinu pada 𝐴 = 𝑥 ∈ ℝ: 𝑥 > 0 , tetapi 𝑓 tidak terbatas pada A. Karena,
𝑥
1 1
𝑓 𝑥 = tidak terbatas pada 𝐵 = {𝑥 𝜖 ℝ: 0 < 𝑥 < 1}. Akan tetapi, 𝑓 𝑋 = terbatas apabila dibatasi untuk
𝑥 𝑥
1
(1) 𝑠 ∗ − < 𝑓( 𝑥𝑛 ) ≤ 𝑠 ∗ untuk 𝑛 ∈ ℕ.
𝑛𝑟
Karena 𝐼 terbatas, maka barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) terbatas. Dengan menggunakan Teorema Bolzano-
Weiestrass 3.4.7, terdapat subbarisan 𝑋‘ = ( 𝑥𝑛𝑟 ) dari 𝑋 yang konvergen ke suatu bilangan 𝑥 ∗ . Karena
unsur-unsur dari 𝑋’ termasuk dalam 𝐼 = [𝑎, 𝑏], maka mengikuti Teorema 3.2.6 bahwa 𝑥 ∗ ∈ 𝐼. Oleh karena
itu f kontinu pada 𝑥 ∗ dengan demikian lim (𝑓(𝑥𝑛𝑟 )) = 𝑓(𝑥 ∗ ). Karena itu mengikuti
1
(2) bahwa 𝑠 ∗ − < 𝑓(𝑥𝑛𝑟 ) ≤ 𝑠 ∗ untuk 𝑟 ∈ 𝑅, kita menyimpulkan dari Teorema Apit 3.2.7 bahwa
𝑛𝑟
lim(𝑓(𝑥𝑛𝑟 )) = 𝑠 . Oleh karena itu kita mempunyai 𝑓 𝑥 ∗ = lim 𝑓 𝑥𝑛𝑟
∗
= 𝑠 ∗ = sup 𝑓(𝐼). Disimpulkan
bahwa 𝑥 ∗ adalah suatu titik maksimum mutlak dari 𝑓 pada 𝐼.
5.3 Fungsi-fungsi Kontinu pada Interval
Bukti:
Asumsikan bahwa 𝑓(𝛼) < 0 < 𝑓(𝛽).
1
Misalkan 𝐼1 = [𝛼, 𝛽] dan 𝛾 = (𝛼 + 𝛽).
2
Jika 𝑓(𝛾) = 0 kita ambil 𝑐 = 𝛾 dan bukti lengkap. Jika f(γ) > 0 kita tetapkan 𝛼2 = 𝛼, 𝛽2 = 𝛾,
sedangkan jika 𝑓(𝛾) < 0 kita tetapkan 𝛼2 = 𝛾, 𝛽2 = 𝛽.
5.3 Fungsi-fungsi Kontinu pada Interval
Dalam kasus apapun, ditetapkan 𝐼2 = 𝛼2 , 𝛽2 , dimana 𝑓(𝛼2 ) < 0 dan 𝑓(𝛽2 ) > 0.
Anggaplah bahwa kita telah mempunyai interval-interval 𝐼1 , 𝐼2 , … , 𝐼𝑘 = 𝛼𝑘 , 𝛽𝑘 yang diperoleh
dengan biseksi secara berturut-turut , sedemikian sehingga 𝑓(𝛼𝑘 ) < 0 dan 𝑓 𝛽𝑘 > 0.
Bukti:
Jika kita memisalkan 𝑚 = inf 𝑓(𝐼) dan 𝑀 = sup 𝑓(𝐼), maka mengetahui dari Teorema
Maksimum-Minimum 5.3.4 bahwa m dan 𝑀 masuk dalam 𝑓(𝐼). Selain itu, kita mempunyai 𝑓(𝐼) ⊆
[𝑚, 𝑀]. Di pihak lain, jika k sebarang unsur dari [𝑚, 𝑀], maka menurut Teorema Akibat sebelumnya
bahwa terdapat suatu titik 𝑐 ∈ 𝐼 sedemikian sehingga 𝑘 = 𝑓(𝑐). Dari sini, 𝑘 ∈ 𝑓(𝐼) dan kita
menyimpulkan bahwa [𝑚, 𝑀] ⊆ 𝑓(𝐼). Oleh karena itu, 𝑓(𝐼) adalah interval [𝑚, 𝑀].
5.3 Fungsi-fungsi Kontinu pada Interval
Catatan. Jika 𝐼 = [𝑎, 𝑏] suatu interval dan 𝑓 ∶ 𝐼 → ℝ kontinu pada 𝐼, kita mempunyai bukti bahwa
𝑓(𝐼) adalah interval [𝑚, 𝑀]. Kita tidak mempunyai bukti (dan itu tidak selalu benar) bahwa 𝑓(𝐼)
adalah interval [𝑓(𝑎), 𝑓(𝑏)]. (Lihat Gambar 5.3.3.)
5.3 Fungsi-fungsi Kontinu pada Interval
1
Jika 𝑓 𝑥 = (𝑥2 +1) untuk 𝑥 ∈ ℝ, maka 𝑓 kontinu pada ℝ. Jika 𝐼1 = (−1,1), maka 𝑓(𝐼1 ) =
1
(2 , 1], yang mana bukan suatu interval terbuka. Juga, jika 𝐼2 = [0, ∞), maka 𝑓(𝐼2 ) = (0,1), yang
mana bukan interval tertutup. (Lihat Gambar 5.3.4.) Untuk membuktikan Teorema Pengawetan
Interval 5.3.10, kita perlu lemma pencirian interval berikut.
5.3 Fungsi-fungsi Kontinu pada Interval
5.3.9 Lemma
Misalkan 𝑆⊆ ℝ suatu himpunan tak kosong dengan sifat jika 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆 dan 𝑥 < 𝑦 maka 𝑥, 𝑦 ⊆ S.
Maka S suatu interval.
5.3.10 Teorema Pengawetan Interval
Misalkan 𝐼 suatu interval dan 𝑓 ∶ 𝐼 → ℝ kontinu pada 𝐼. Maka himpunan 𝑓(𝐼) merupakan suatu
interval.
Bukti :
Misalkan 𝛼, 𝛽 ∈ 𝑓(𝐼) dengan 𝛼 < 𝛽; maka terdapat titik-titik 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 sedemikian
sehingga 𝛼 = 𝑓(𝑎) dan β = 𝑓(𝑏). Selanjutnya, menurut Teorema Nilai Antara Bolzano 5.3.6 bahwa
jika k ∈ (𝛼, 𝛽) maka terdapat suatu 𝑐 ∈ 𝐼 dengan 𝑘 = 𝑓 𝑐 ∈ 𝑓 𝐼 . Oleh karena itu [𝛼, 𝛽] ⊆ 𝑓(𝐼),
menunjukkan bahwa 𝑓(𝐼) memiliki sifat (1) pada lemma sebelumnya. Oleh karena itu 𝑓(𝐼)
merupakan suatu interval.
5.4 Kekontinuan Seragam
Secara umum, 𝛿 bergantung pada 𝜀 > 0 dan 𝑢 ∈ 𝐴. Fakta bahwa 𝛿 bergantung pada 𝑢
adalah suatu refleksi bahwa fungsi 𝑓 dapat diubah nilai-nilainya dengan cepat dekat titik-titik tertentu
dan dengan lambat dekat dengan nilai-nilai lain.
5.4 Kekontinuan Seragam
5.4.1 Definisi
Misalkan 𝐴 ⊆ 𝑅 dan f : A → ℝ . Kita katakan 𝒇 kontinu seragam pada A jika untuk setiap ε > 0
terdapat 𝛿(𝜀) > 0 sedemikian sehingga jika 𝑥, 𝑢 ∈ 𝐴 sebarang bilangan yang memenuhi 𝑥 − 𝑢 <
𝛿(𝜀), maka 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑢) < 𝜀.
Jelas bahwa jika 𝑓 kontinu seragam pada A, maka 𝑓 kontinu seragam pada setiap titk
dalam A. Akan tetapi, secara umum konversnya tidak berlaku, sebagaimana telah ditunjukkan oleh
fungsi 𝑔(𝑥) = 1/𝑥 pada himpunan 𝐴 = {𝑥 ∈ ℝ: 𝑥 > 0}. Pengertian di atas berguna untuk
memformulasi syarat ekuivalensi untuk mengatakan bahwa 𝑓 tidak kontinu seragam pada A.
5.4 Kekontinuan Seragam
(ii) Terdapat 𝜀0 > 0 sedemikian sehingga untuk setiap 𝛿 > 0 terdapat titiktitik 𝑥𝛿 , 𝑢𝛿 dalam A
sedemikian sehingga 𝑥𝛿 − 𝑢𝛿 < 𝛿 dan 𝑓(𝑥𝛿 ) − 𝑓(𝑢𝛿 ) ≥ 𝜀0 .
(iii) Terdapat 𝜀0 > 0 dan dua barisan (𝑥𝑛 ) dan (𝑢𝑛 ) dalam A sedemikian sehingga lim 𝑥𝑛 – 𝑢𝑛 = 0
dan 𝑓 𝑥𝑛 − 𝑓(𝑢𝑛 ) ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
5.4 Kekontinuan Seragam
Kita dapat menggunakan hasil ini untuk menunjukkan bahwa 𝑔(𝑥) = 1/𝑥 kontinu tidak
seragam pada 𝐴 = {𝑥 ∈ ℝ: 𝑥 > 0}. Karena, jika 𝑥𝑛 = 1/𝑛 dan 𝑢𝑛 = 1/(𝑛 + 1), maka kita
mempunyai lim(𝑥𝑛 – 𝑢𝑛 ) = 0 tetapi 𝑔 𝑥 − 𝑔(𝑢) = 1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
5.4 Kekontinuan Seragam
ℕ. Karena 𝐼 terbatas, barisan (𝑥𝑛 ) terbatas; menurut Teorema Bolzano-Weierstrass 3.4.7 terdapat subbarisan
(𝑥𝑛𝑘 ) dari (𝑥𝑛 ) yang konvergen ke suatu unsur z.
5.4 Kekontinuan Seragam
Karena 𝐼 tertutup, limit z masuk dalam 𝐼, menurut Teorema 3.2.6. Ini jelas bahwa subbarisan yang
bersesuaian (𝑢𝑛𝑘 ) juga konvergen ke z, karena 𝑢𝑛𝑘 − 𝑧 ≤ 𝑢𝑛𝑘 − 𝑥𝑛𝑘 + 𝑥𝑛𝑘 − 𝑧 . Sekarang jika 𝑓 kontinu
pada titik z, maka barisan (𝑓(𝑥𝑛 )) dan (𝑓(𝑢𝑛 )) mesti konvergen ke 𝑓(𝑧). Akan tetapi ini tidak mungkin karena
𝑓 𝑥𝑛 − 𝑓(𝑢𝑛 ) ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Jadi hipotesis bahwa 𝑓 tidak kontinu seragam pada interval tutup
dan terbatas 𝐼 mengakibatkan 𝑓 tidak kontinu pada suatu titik 𝑧 ∈ 𝐼. Akibatnya, jika 𝑓 kontinu pada setiap titik
dalam 𝐼, maka 𝑓 kontinu seragam pada 𝐼.
5.4 Kekontinuan Seragam
5.4.4 Definisi Fungsi Lipschitz
Misalkan A⊆ℝ dan 𝑓 ∶ 𝐴 → ℝ Jika terdapat suatu konstanta 𝐾 > 0 sedemikian sehingga
𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑢) ≤ 𝐾 𝑥 − 𝑢 untuk semua 𝑥, 𝑢 ∈ 𝐴, maka 𝑓 dikatakan fungsi Lipschitz (atau
memenuhi syarat Lipschitz) pada A.
Syarat bahwa suatu fungsi 𝑓 ∶ 𝐼 → ℝ pada suatu interval 𝐼 adalah fungsi Lipschitz dapat
diinterpretasi secara geometri sebagai berikut. Jika kita menuliskan syaratnya sebagai
𝑓 𝑥 −𝑓(𝑢)
≤ 𝐾, 𝑥, 𝑢 ∈ 𝐼, 𝑥 ≠ 𝑢, maka kuantitas dalam nilai mutlak adalah kemiringan segmen
𝑥−𝑢
garis yang melalui titik-titik (𝑥, 𝑓 𝑥 ) dan (𝑢, 𝑓 𝑢 ).Jadi, suatu fungsi 𝑓 memenuhi syarat
Lipschitz jika dan hanya jika kemiringan dari semua segmen garis yang menghubungkan dua
titik pada grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) pada 𝐼 terbatas oleh suatu K.
5.4 Kekontinuan Seragam
5.4.5 Teorema Fungsi Lipschitz
Bukti
Jika syarat Lipschitz dipenuhi dengan konstanta K, maka diberi 𝜀 > 0 sebarang, kita
dapat memilih 𝛿 = 𝜀/𝐾. Jika 𝑥, 𝑢 ∈ 𝐴 dan memenuhi 𝑥 − 𝑢 < 𝛿, maka 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑢) <
𝜀
𝐾 = 𝜀 Oleh karena itu, 𝑓 kontinu seragam pada A.
𝐾
5.4 Kekontinuan Seragam
Contoh 1.
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 pada 𝐴 = [0, 𝑏], dimana 𝑏 suatu konstanta positif, maka ȁ𝑓 𝑥 −
𝑓(𝑢)ȁ = 𝑥 + 𝑢 𝑥 − 𝑢 ≤ 2𝑏 𝑥 − 𝑢 untuk semua 𝑥, 𝑢 dalam [0, 𝑏]. Jadi 𝑓 memenuhi
syarat Lipschitz dengan konstanta K = 2b pada A, dan oleh karena itu 𝑓 kontinu seragam
pada A. Tentu saja, karena 𝑓 kontinu pada A yang merupakan interval tertutup dan
terbatas, ini dapat juga disimpulkan dari Teorema Kekontinuan Seragam. (Perhatikan
bahwa f tidak memenuhi kondisi Lipschitz pada interval [0, ∞).)
5.4 Kekontinuan Seragam
Contoh 2.
Tidak semua fungsi yang kontinu seragam merupakan fungsi Lipschitz. Misalkan 𝑔(𝑥) =
𝑥untuk x dalam interval tertutup dan terbatas 𝐼 = [0,2]. Karena 𝑔 kontinu pada 𝐼,
maka menurut Teorema Kekontinuan Seragam 5.4.3, 𝑔 kontinu seragam pada 𝐼. Akan
tetapi, tidak terdapat bilangan K > 0 sedemikian sehingga 𝑔(𝑥) ≤ 𝐾 𝑥 untuk semua 𝑥 ∈
𝐼. Oleh karena itu, 𝑔 bukan suatu fungsi Lipschitz pada 𝐼.
5.4 Kekontinuan Seragam
1
kontinu seragam pada (0,1). Kita perhatikan bahwa barisan yang diberikan oleh 𝑥𝑛 = 𝑛
dalam (0,1) merupakan barisan Cauchy, tetapi barisan petanya, dimana 𝑓(𝑥𝑛 ) =
𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ bukan barusan Cauchy.
5.4 Kekontinuan Seragam
bahwa lim 𝑓 𝑥 = 𝐿 ada, dan ini diselesaikan dengan penggunaan Kriteria Sekuensial untuk
𝑥→𝑐
limit.
5.4 Kekontinuan Seragam
Jika (𝑥𝑛 ) barisan dalam (𝑎, 𝑏) denganlim 𝑥𝑛 = 𝑎, maka barisan ini barisan Cauchy,
dan dengan demikian konvergen menurut Teorema 3.5.4. Jadi lim(𝑓(𝑥𝑛 )) = 𝐿 ada. Jika (𝑢𝑛 )
sebarang barisan lain dalam (𝑎, 𝑏) yang konvergen ke 𝑎, maka lim(𝑢𝑛 − 𝑥𝑛 ) = 𝑎 – 𝑎 = 0,
dengan demikian oleh kekontinuan seragam dari 𝑓 kita mempunyai
Karena kita memperoleh nilai 𝐿 yang sama untuk sebarang barisan yang konvergen
ke 𝑎, maka dari Kriteria Sekuensial untuk limit kita menyimpulkan bahwa 𝑓 mempunyai limit 𝐿
pada 𝑎.
5.4 Kekontinuan Seragam
Argumen yang sama digunakan untuk IbI, dengan demikian kita simpulkan bahwa
1
𝑓 mempunyai perluasan kontinu untuk interval [𝑎, 𝑏]. Karena lim dari 𝑓(𝑥) = sin(𝑥) pada
0 tidak ada, kita menegaskan dari Teorema Perluasan Kontinu bahwa fungsi ini tidak
1
kontinu seragam pada (0, 𝑏] untuk sebarang 𝑏 > 0. Di pihak lain, karena lim 𝑥𝑠𝑖𝑛 =0
𝑥→0 𝑥
1
ada, maka fungsi 𝑔(𝑥) = 𝑥 sin(𝑥) kontinu seragam pada (0, 𝑏) untuk semua 𝑏 > 0.
5.4 Kekontinuan Seragam
5.4.9 Definisi
Misalkan 𝐼 ⊆ ℝ suatu interval dan 𝑠 ∶ 𝐼 → ℝ . Maka s dinamakan fungsi tangga jika s hanya
mempunyai sejumlah hingga nilai-nilai yang berbeda, setiap nilai diberikan pada satu atau lebih
interval dalam I.
Contoh: fungsi 𝑠 ∶ −2,4 → ℝ didefinisikan oleh
0, −2 ≤ 𝑥 < 1,
1, −1 ≤ 𝑥 < 0
1 1
, 0<𝑥≤
2 2
1
3, ≤𝑥<1
2
−2, 1≤𝑥≤3
2, 3<𝑥≤4
merupakan fungsi tangga. (Lihat Gambar 5.4.3)
5.4 Kekontinuan Seragam
5.4.10 Teorema
Misalkan 𝐼 interval tertutup dan terbatas. Misalkan pula 𝑓 ∶ 𝐼 → ℝ kontinu pada 𝐼. Jika 𝜀 > 0, maka
terdapat suatu fungsi tangga 𝑠𝜀 : 𝐼 → ℝ sedemikian sehingga 𝑓(𝑥) − 𝑠𝜀 (𝑥) < 𝜀 untuk semua 𝑥 𝜖 𝐼.
Bukti:
Karena fungsi 𝑓 kontinu seragam (menurut Teorema Kekontinuan Seragam 5.4.3), maka untuk
𝜀 > 0 terdapat δ(𝑒) > 0.
Jika 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐼 dan ȁ𝑥 – 𝑦ȁ < 𝛿(𝑒), maka ȁ𝑓(𝑥) – 𝑓(𝑦)ȁ < 𝜀.
𝑏–𝑎
Misalkan 𝐼 ≔ [𝑎, 𝑏] dan 𝑚 ∈ ℕ cukup besar sehingga ℎ ≔ 𝑚
<𝛿 𝜀 .
5.4 Kekontinuan Seragam
Lalu, kita bagi 𝐼 = [𝑎, 𝑏] ke dalam 𝑚 interval saling lepas yang panjangnya ℎ, yaitu:
𝐼1 = [𝑎, 𝑎 + ℎ], dan 𝐼𝑘 = (𝑎 + (𝑘 − 1)ℎ, 𝑎 + 𝑘ℎ] untuk 𝑘 = 2, … , 𝑚.
Karena panjang setiap subinterval 𝐼𝑘 adalah ℎ < 𝛿(𝜀), maka selisih antara dua nilai dari 𝑓 dalam 𝐼𝑘
lebih kecil dari 𝜀. Diperoleh:
(4) 𝑠𝜀 (𝑥) = 𝑓(𝑎 + 𝑘ℎ) untuk 𝑥 ∈ 𝐼𝑘 , 𝑘 = 1, … , 𝑚
Dengan demikian, 𝑠𝜀 adalah konstanta pada setiap interval 𝐼𝑘 .
(Kenyataannya bahwa nilai dari 𝑠𝜀 pada 𝐼𝑘 adalah nilai dari f pada titik ujung dari 𝐼𝑘 , Lihat Gambar
5.4.4.)
Akibatnya jika 𝑥𝜖𝐼𝑘 , maka 𝑓(𝑥) − 𝑠𝜀 (𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑎 + 𝑘ℎ) < 𝜀.
Oleh karena itu kita mempunyai 𝑓 𝑥 − 𝑠𝜀 < 𝜀 untuk semua 𝑥 𝜖 𝐼.
.
5.4 Kekontinuan Seragam
Teorema 5.4.13
Misalkan 𝐼 suatu interval tutup dan terbatas, dan 𝑓 ∶ 𝐼 → ℝ kontinu pada 𝐼. Jika ε > 0, maka
terdapat suatu fungsi linear potong-demi-potong kontinu 𝑔𝜀 ∶ 𝐼 → ℝ sedemikian sehingga
ȁ𝑓 𝑥 − 𝑔𝜀 𝑥 ȁ < 𝜀 untuk semua 𝑥 𝜖 𝐼.
5.4 Kekontinuan Seragam
Bukti:
Karena fungsi 𝑓 kontinu seragam pada 𝐼 ≔ 𝑎, 𝑏 , maka untuk ε > 0 terdapat δ 𝜀 > 0.
Jika 𝑥 𝜖 𝐼 dan ȁ𝑥 − 𝑦ȁ < 𝛿(𝜀), maka ȁ𝑓(𝑥) – 𝑓(𝑦)ȁ < 𝜀.
𝑏–𝑎
Misalkan 𝑚 𝜖 ℕ cukup besar dengan demikian ℎ ≔ 𝑚
<𝛿 𝜀 .
Lalu, kita bagi 𝐼 ≔ [𝑎, 𝑏] ke dalam 𝑚 interval saling lepas yang panjangnya ℎ, yaitu:
𝐼1 = [𝑎, 𝑎 + ℎ], dan 𝐼𝑘 = (𝑎 + (𝑘 − 1)ℎ, 𝑎 + 𝑘ℎ] untuk 𝑘 = 2, … , 𝑚.
Pada setiap interval 𝐼𝑘 kita definisikan 𝑔𝜀 fungsi linear yang menghubungkan titik-titik
(𝑎 + 𝑘 – 1 ℎ, 𝑓 𝑎 + 𝑘 – 1 ℎ , dan (𝑎 + 𝑘ℎ, 𝑓(𝑎 + 𝑘ℎ)).
Maka 𝑔𝜀 fungsi linear potong-demi-potong kontinu pada 𝐼. Karena, untuk 𝑥𝜖𝐼𝑘 nilai 𝑓(𝑥) tidak lebih
dari 𝜀 dari 𝑓(𝑎 + (𝑘 – 1)ℎ) dan 𝑓 𝑎 + 𝑘ℎ .
Oleh karena itu ketaksamaan ini berlaku untuk semua 𝑥 𝜖 𝐼. (Lihat Gambar 5.4.5.)
5.4 Kekontinuan Seragam
𝑛 𝑛! 𝑛 𝑛−𝑘 … 𝑛−𝑘+1
= =
𝑘 𝑘! 𝑛 − 𝑘 ! 1.2 … 𝑘
TERIMA KASIH