Anda di halaman 1dari 18

Fase-fase perencanaan proyek dengan CPM-PERT

Kegiatan Diagram Perhitungan Jadwal


Proyek Proyek Proyek Kegiatan

Teknik CPM dan PERT dikembangkan terpisah, CPM dikembangkan untuk durasi kegiatan
deterministik dan PERT dikembangkan untuk durasi probabilistik.

Mengkonstruksi Jadwal Proyek


Setelah menyelesaikan perhitungan 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑖𝑖 dan 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑖𝑖 , interval �𝐸𝐸𝐸𝐸𝑖𝑖 , 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑗𝑗 � diantara kegiatan 𝑖𝑖 dan 𝑗𝑗
menunjukkan (maksimum) rentang waktu antara kegiatan (𝑖𝑖, 𝑗𝑗) dapat dijadwalkan tanpa
menyebabkan penundaan keseluruhan proyek.
Panggil kembali diagram optimum contoh kita pekan lalu:

4 𝐶𝐶 17
3 5
12 5 17
𝐴𝐴 𝐹𝐹

3 8

0 0 𝑋𝑋1 7 𝐸𝐸 25
1 6
0 25
4 9
𝐵𝐵 𝐺𝐺
6
4 10
2 4
4 𝐷𝐷 10

Akan kita buatkan time schedule proyek kita tersebut.


1. Kita mempunyai kegiatan kritis: 𝐵𝐵(4), 𝐷𝐷(6), 𝐸𝐸(7), dan 𝐹𝐹(8)
2. Interval kegiatan kritis: keg 𝐵𝐵(4) → (𝐸𝐸𝐸𝐸1 , 𝐿𝐿𝐿𝐿2 ) = (0,4), keg 𝐷𝐷(6) → (𝐸𝐸𝐸𝐸2 , 𝐿𝐿𝐿𝐿4 ) = (4,10),
keg 𝐸𝐸(7) → (𝐸𝐸𝐸𝐸4 , 𝐿𝐿𝐿𝐿5 ) = (10,17), dan keg 𝐹𝐹(8) → (𝐸𝐸𝐸𝐸5 , 𝐿𝐿𝐿𝐿6 ) = (17,25).
3. Kegiatan non kritis: 𝐴𝐴(3), 𝐶𝐶(5), 𝐺𝐺(9), dan 𝑋𝑋1 (0)
4. Interval kegiatan non kritis: keg 𝐴𝐴(3) → (𝐸𝐸𝐸𝐸1 , 𝐿𝐿𝐿𝐿3 ) = (0,12), keg 𝐶𝐶(5) → (𝐸𝐸𝐸𝐸3 , 𝐿𝐿𝐿𝐿5 ) =
(4,17), keg 𝐺𝐺(9) → (𝐸𝐸𝐸𝐸4 , 𝐿𝐿𝐿𝐿6 ) = (10,25), keg 𝑋𝑋1 (0) → (𝐸𝐸𝐸𝐸2 , 𝐿𝐿𝐿𝐿3 ) = (4,12).

1
Sehingga time schedule proyek kita seperti berikut ini: (untuk menjelaskan akan Ibu uraikan
tahap demi tahap ya)
Langkah 1. Menentukan time schedule kegiatan kritis
Keg 𝐵𝐵(4) → (𝐸𝐸𝐸𝐸1 , 𝐿𝐿𝐿𝐿2 ) = (0,4) artinya keg 𝐵𝐵 dengan durasi 4 hari, dengan interval (0,4)
(dari hari ke-0 hingga hari ke-4) → langsung dimulai di hari pertama proyek
Keg 𝐷𝐷(6) → (𝐸𝐸𝐸𝐸2 , 𝐿𝐿𝐿𝐿4 ) = (4,10) artinya keg 𝐷𝐷 dengan durasi 6 hari, dengan interval (4,10)
(dari hari ke-4 hingga hari ke-10) → langsung dimulai sesaat keg 𝐵𝐵 selesai dikerjakan
keg 𝐸𝐸(7) → (𝐸𝐸𝐸𝐸4 , 𝐿𝐿𝐿𝐿5 ) = (10,17) artinya keg 𝐸𝐸 dengan durasi 7 hari, dengan interval (10,17)
(dari hari ke-10 hingga hari ke-17) → langsung dimulai sesaat keg 𝐷𝐷 selesai dikerjakan
keg 𝐹𝐹(8) → (𝐸𝐸𝐸𝐸5 , 𝐿𝐿𝐿𝐿6 ) = (17,25) artinya keg 𝐹𝐹 dengan durasi 8 hari, dengan interval (17,25)
(dari hari ke-17 hingga hari ke-25) → langsung dimulai sesaat keg 𝐸𝐸 selesai dikerjakan
Langkah 2. Gambarkan time schedulenya

𝐵𝐵(4)
𝐷𝐷(6)
Kritis
𝐸𝐸(7)
𝐹𝐹(8)

5 10 15 20 25
Hari

Perhatikan: setiap pekerjaan baru dimulai tepat saat pekerjaan sebelumnya selesai dikerjakan.
Sangat ketat.

Langkah 3. Menentukan time schedule kegiatan non kritis

2
keg 𝐴𝐴(3) → (𝐸𝐸𝐸𝐸1 , 𝐿𝐿𝐿𝐿3 ) = (0,12) artinya keg 𝐴𝐴 dengan durasi 3 hari, dengan interval (0,12)
(dapat dikerjakan diantara hari ke-0 hingga hari ke-12, selama 3 hari) → bisa diawal, di tengah,
atau di akhir interval

Langkah 4. Gambarkan time schedulenya

𝐵𝐵(4)
𝐷𝐷(6) Kritis
𝐸𝐸(7)
𝐹𝐹(8)

𝐴𝐴(3)

Tidak
Kritis

5 10 15 20 25
Hari
Ulangi Langkah 3 dan Langkah 4 untuk kegiatan non kritis lainnya
keg 𝐶𝐶(5) → (𝐸𝐸𝐸𝐸3 , 𝐿𝐿𝐿𝐿5 ) = (4,17) artinya keg 𝐶𝐶 dengan durasi 5 hari, dengan interval (4,17)
(dapat dikerjakan diantara hari ke-4 hingga hari ke-17, selama 5 hari) → bisa diawal, di tengah,
atau di akhir interval

3
𝐵𝐵(4)
𝐷𝐷(6) Kritis
𝐸𝐸(7)
𝐹𝐹(8)

𝐴𝐴(3)

𝐶𝐶(5)

Tidak
Kritis

5 10 15 20 25
Hari

keg 𝐺𝐺(9) → (𝐸𝐸𝐸𝐸4 , 𝐿𝐿𝐿𝐿6 ) = (10,25) artinya keg 𝐺𝐺 dengan durasi 9 hari, dengan interval (10,25)
(dapat dikerjakan diantara hari ke-10 hingga hari ke-25, selama 9 hari) → bisa diawal, di tengah,
atau di akhir interval

𝐵𝐵(4)
𝐷𝐷(6)
Kritis
𝐸𝐸(7)
𝐹𝐹(8)

𝐴𝐴(3)

𝐶𝐶(5)

𝐺𝐺(9) Tidak
Kritis

5 10 15 20 25
Hari
4
keg 𝑋𝑋1 (0) → (𝐸𝐸𝐸𝐸2 , 𝐿𝐿𝐿𝐿3 ) = (4,12) artinya keg 𝑋𝑋1 dengan durasi 0 hari, dengan interval (4,12)
(dapat dikerjakan diantara hari ke-4 hingga hari ke-12, selama 0 hari) → bisa diawal, di tengah,
atau di akhir interval

𝐵𝐵(4)
𝐷𝐷(6) Kritis
𝐸𝐸(7)
𝐹𝐹(8)

𝐴𝐴(3)

𝐶𝐶(5)

𝐺𝐺(9) Tidak
Kritis
𝑋𝑋1 (0)

5 10 15 20 25
Hari
Inilah time schedule proyek kita.

Selanjutnya kita akan membahas optimasi proyek menggunakan dugaan PERT


Pendekatan Tiga Dugaan PERT
Dalam CPM, durasi setiap kegiatan diketahui secara pasti. Tetapi pada kenyataannya,
untuk kebanyakan real pelaksanaan proyek tidak dapat diketahui secara pasti, karena banyak
faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi: perubahan cuaca,
pendanaan, kecelakaan kerja, dan masih banyak faktor lainnya. Untuk itu, PERT
mempertimbangkan ketidakpastian pengerjaan proyek dengan tiga pendugaan waktu untuk
setiap kegiatan, yang dinyatakan sebagai berikut:
1. Dugaan paling mungkin, dinotasikan dengan 𝑚𝑚, didefinisikan sebagai waktu yang
paling realistis yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan.
2. Dugaan optimis, dinotasikan dengan 𝑎𝑎, didefinisikan sebagai waktu yang tidak dapat
terjadi, tetapi mungkin terjadi jika semua hal berlangsung dengan lancar.

5
3. Dugaan pesimis, dinotasikan dengan 𝑏𝑏, didefinisikan sebagai waktu yang tidak dapat
terjadi, tetapi mungkin terjadi jika semua hal berlangsung dengan buruk.

Ketiga pendugaan ditunjukkan dengan peluang distribusi pada grafik berikut:

Distrib usi beta

a m b
Gambar Model Distribusi Peluang pada Durasi Kegiatan Metode PERT dengan Tiga Waktu
Pendugaan

PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa kurun waktu kegiatan tergantung
pada banyak faktor dan variasi, sehingga “perkiraan” diberi rentang (range) dengan tiga
estimasi waktu. Selain itu, PERT juga menggunakan parameter lain untuk mengukur
ketidakpastian secara kuantitatif seperti dihitung dengan standar deviasi dan variansi. Untuk
lebih lengkapnya, perhitungan PERT dalam tiga waktu pendugaan dijelaskan sebagai berikut:
Dalam tiga waktu pendugaan terdapat dua asumsi yang mengubah 𝑎𝑎, 𝑏𝑏, dan 𝑚𝑚 menjadi
nilai harapan (𝑡𝑡𝑒𝑒 ) dan ragam (𝜎𝜎) dari waktu yang dibutuhkan untuk suatu kegiatan.
Asumsi pertama : lebar antara 𝑎𝑎 (dugaan optimis) dan 𝑏𝑏 (dugaan pesimis) mempunyai standar
deviasi 6, berarti 6𝜎𝜎 = 𝑏𝑏 − 𝑎𝑎. Sehingga ragam setiap kegiatan adalah:
2
1
𝜎𝜎 2 = � (𝑏𝑏 − 𝑎𝑎)�
6
Asumsi kedua: peluang distribusi pada setiap waktu yang dibutuhkan untuk berkegiatan
merupakan distibusi beta.

Distribusi beta mempunyai bentuk yang tepat untuk ketiga waktu dugaan, seperti yang
digambarkan sebelumnya dengan modus (𝑚𝑚) dan dua ujungnya (𝑎𝑎 dan 𝑏𝑏), diasumsikan dengan
0 ≤ 𝑎𝑎 ≤ 𝑏𝑏, karena distribusi beta memiliki empat sifat yang tepat untuk menaksirkan
probabilitas setiap kegiatan dalam proyek, yaitu:
1. Probabilitas kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu optimis (waktu terpendek)
diberi simbol 𝑎𝑎.

6
2. Probabilitas kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu pesimis (waktu terpanjang)
diberi simbol 𝑏𝑏.
3. Waktu yang paling mungkin diberi simbol 𝑚𝑚, dapat bergerak dengan bebas antara 𝑎𝑎
dan 𝑏𝑏.
4. Tingkat ketidakpastiannya dalam memperkirakan, dapat diukur.
𝑎𝑎+𝑏𝑏
5. Diketahui dari gambar nilai tengah rentang , sehingga 𝑡𝑡𝑒𝑒 merupakan rataan dari
2

waktu yang paling mungkin dan nilai tengah rentang, dengan waktu yang paling
mungkin bernilai dua pertiga dan sepertiga untuk nilai tengah rentang, dirumuskan
sebagai berikut:
1 1
𝑡𝑡𝑒𝑒 = �2𝑚𝑚 + (𝑎𝑎 + 𝑏𝑏)�
3 2

Setelah perhitungan dugaan nilai harapan dan ragam untuk setiap kegiatan, dapat
dilakukan tiga asumsi berikutnya:
Asumsi ketiga: waktu kegiatan yang satu dengan yang lainnya merupakan peubah acak yang
bebas.

Asumsi keempat: lintasan kritis membutuhkan waktu yang lebih lama dari lintasan yang lain.
Sehingga nilai harapan dan ragam waktu proyek merupakan penjumlahan nilai harapan dan
ragam pada kegiatan-kegiatan jalur kritis.

Asumsi kelima: waktu penyelesaian proyek mempunyai sebaran normal.


Dalam hal ini, memiliki sebaran normal karena penjumlahan dari beberapa peubah acak dan
bentuk umum dari teorema limit tengah berimplikasi bahwa sebaran peluang bagi jumlah
peubah acak distribusi beta adalah mendekati sebaran normal.

Dalam mengevaluasi hasil perhitungan pada sebaran normal, dapat dibandingkan hasil
perhitungan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek jalur kritis dengan waktu yang
dijadwalkan. Salah satu caranya yaitu satuan baku dengan nilai 𝑧𝑧, dijelaskan dengan definisi
berikut:
Definisi. Suatu pengamatan 𝑋𝑋 dari suatu populasi dengan nilai harapan 𝑡𝑡𝑒𝑒 dan simpangan baku
𝜎𝜎, mempunyai nilai 𝑧𝑧 atau skor 𝑧𝑧 yang didefinisikan sebagai
𝑥𝑥 − 𝑡𝑡𝑒𝑒
𝑧𝑧 =
𝜎𝜎

7
Contoh: Diberikan tabel aktifitas dan estimasi waktunya
Aktifitas Pendahulu Optimis (𝑎𝑎) Paling mungkin (𝑚𝑚) Pesimis (𝑏𝑏)
𝐴𝐴 − 1 3 5
𝐵𝐵 − 3 4 5
𝐶𝐶 𝐴𝐴, 𝐵𝐵 4 5 6
𝐷𝐷 𝐵𝐵 3 5 7
𝐸𝐸 𝐷𝐷 5 7 9
𝐹𝐹 𝐶𝐶, 𝐸𝐸 4 7 10
𝐺𝐺 𝐷𝐷 6 8 10

a. Tentukan ekspektasi waktu penyelesaian dan variansi proyek.


b. Bagaimana kemungkinan proyek selesai dalam 20 hari? 25 hari?
Penyelesaian:
Penyelesaian bisa:
1. Melalui metode CPM
2. Tanpa melalui metode CPM

Cara 1: Melalui metode CPM:


Langkah 1. Buat diagram proyeknya dan tentukan nilai kritis dan lintasan kritisnya
dengan metode CPM

11 𝐶𝐶 16
3 5
4 5 16
𝐴𝐴 𝐹𝐹

3 7

0 0 7 𝐸𝐸 23
1 6
0 23
4 8
𝐵𝐵 𝐺𝐺
5
4 9
2 4
4 𝐷𝐷 9

8
Diperoleh:
Jalur kritis 𝐵𝐵 − 𝐷𝐷 − 𝐸𝐸 − 𝐹𝐹
Dengan waktu kritisnya 23

Langkah 2. Tentukan ekspektasi dan dan variansi untuk semua kegiatan dalam proyek
Waktu ekspektasi biasanya sudah diberikan dalam soal sebagai dugaan paling mungkin
(𝑚𝑚), sedangkan variansi diperoleh menggunakan rumus
2
1
𝜎𝜎𝑖𝑖𝑖𝑖2 = � (𝑏𝑏 − 𝑎𝑎)�
6

Misal untuk 𝐴𝐴(1,3) data 𝑎𝑎 dan 𝑏𝑏


Aktifitas Pendahulu Optimis (𝑎𝑎) Paling mungkin (𝑚𝑚) Pesimis (𝑏𝑏)
𝐴𝐴 − 1 3 5
Sehingga
2 2
2
1 1 42
𝜎𝜎13 = � (𝑏𝑏 − 𝑎𝑎)� = � (5 − 1)� = � � = 0,4444
6 6 6
Dan seterusnya untuk seluruh kegiatan pada proyek.
Hasil Langkah 2 disarikan dalam tabel berikut,
Tabel ekspektasi dan variansi untuk kegiatan-kegiatan 𝐴𝐴 − 𝐺𝐺:
Aktifitas Waktu ekspektasi Variansi
𝐸𝐸�𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 � 𝜎𝜎𝑖𝑖𝑖𝑖2
𝐴𝐴(1,3) 3 0,4444
𝐵𝐵(1,2) 4 0,1111
𝐶𝐶(3,5) 5 0,1111
𝐷𝐷(2,4) 5 0,4444
𝐸𝐸(4,5) 7 0,4444
𝐹𝐹(5,6) 7 1,0000
𝐺𝐺(4,6) 8 0,4444

Langkah 3. Menentukan ekspektasi selesainya proyek berdasarkan jalur kritis


Karena diperoleh jalur kritis: 𝐵𝐵 − 𝐷𝐷 − 𝐸𝐸 − 𝐹𝐹, maka
a. Ekspektasi waktu selesainya proyek:

9
𝐸𝐸(𝑇𝑇) = 𝐸𝐸(𝑇𝑇𝐵𝐵 ) + 𝐸𝐸(𝑇𝑇𝐷𝐷 ) + 𝐸𝐸(𝑇𝑇𝐸𝐸 ) + 𝐸𝐸(𝑇𝑇𝐹𝐹 )
= 4 + 5 + 7 + 7 = 23

Variansi proyek:
𝜎𝜎 2 = 𝜎𝜎𝐵𝐵2 + 𝜎𝜎𝐷𝐷2 + 𝜎𝜎𝐸𝐸2 + 𝜎𝜎𝐹𝐹2
= 0,1111 + 0,4444 + 0,4444 + 1,0000 = 1,9999.

Langkah 4. Menentukan probabilitas proyek dapat diselesaikan dalam waktu tertentu


b. Probabilitas proyek selesai dalam waktu 𝑇𝑇 < 20 hari, menggunakan rumus
𝑥𝑥 − 𝑡𝑡𝑒𝑒 𝐾𝐾 − 𝐸𝐸(𝑇𝑇)
𝑧𝑧 = atau 𝐶𝐶 =
𝜎𝜎 𝜎𝜎

𝐾𝐾 = 20 (yaitu waktu yang ditentukan)


𝐸𝐸(𝑇𝑇) = 23 (yaitu ekspektasi waktu selesainya proyek)
𝜎𝜎 = √1,9999 = 1,41 (yaitu variansi selesainya proyek)
𝐾𝐾 − 𝐸𝐸(𝑇𝑇) 20 − 23
𝐶𝐶 = = = −2,13
𝜎𝜎 1,41
𝑃𝑃(𝑇𝑇 ≤ 20) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ 𝐶𝐶) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ −2,13) = 0,0166
(diperoleh dari tabel distribusi normal).
Kesimpulan: Proyek sangat tidak mungkin diselesaikan kurang dari 20 hari.

Probabilitas proyek selesai dalam waktu 𝑇𝑇 < 25 hari


𝐾𝐾 = 25 (yaitu waktu yang ditentukan)
𝐸𝐸(𝑇𝑇) = 23 (yaitu ekspektasi waktu selesainya proyek)
𝜎𝜎 = √1,9999 = 1,41 (yaitu variansi selesainya proyek)
𝐾𝐾 − 𝐸𝐸(𝑇𝑇) 25 − 23
𝐶𝐶 = = = 1,41
𝜎𝜎 1,41
𝑃𝑃(𝑇𝑇 ≤ 25) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ 𝐶𝐶) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ 1,41) = 0,9207
(diperoleh dari tabel distribusi normal).
Kesimpulan: Proyek sangat mungkin diselesaikan kurang dari 20 hari.

Cara 2: Tanpa melalui metode CPM


Langkah 1. Menggambarkan diagram proyek

10
𝐶𝐶
3 5
5
𝐴𝐴 𝐹𝐹
3 8

1 0 𝑋𝑋1 7 𝐸𝐸 6
4 9
𝐵𝐵 𝐺𝐺
6 4
2 𝐷𝐷
Langkah 2. Tentukan ekspektasi dan variansi untuk semua kegiatan dalam proyek
Tabel ekspektasi dan variansi untuk kegiatan-kegiatan 𝐴𝐴 − 𝐺𝐺:
Aktifitas Waktu ekspektasi 𝐸𝐸�𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 � Variansi 𝜎𝜎𝑖𝑖𝑖𝑖2
𝐴𝐴(1,3) 3 0,4444
𝐵𝐵(1,2) 4 0,1111
𝐶𝐶(3,5) 5 0,1111
𝐷𝐷(2,4) 5 0,4444
𝐸𝐸(4,5) 7 0,4444
𝐹𝐹(5,6) 7 1,0000
𝐺𝐺(4,6) 8 0,4444
Langkah 3. Menentukan jalur kritis, ekspektasi waktu krritis, dan variansi jalur kritis
menggunakan ekspektasi waktu setiap kegiatan dan variansinya
Bentuk tabel berikut (tabel ini untuk memperjelas)
Simpul Jalur yang mungkin terbentuk Waktu terbentuk Variansi Dilanjutkan
𝐸𝐸(𝑇𝑇) = ∑ 𝐸𝐸�𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 � 𝜎𝜎 2 = ∑ 𝜎𝜎𝑖𝑖𝑖𝑖2 / tidak

2 1−2 4 0,1111 Ya
3 1−3 3 0,4444 Tidak
3 1−2−3 4 0,1111 Tidak
4 1−2−4 9 0,5555 Ya
5 1−2−4−5 16 0,9999 Ya
5 1−3−5 8 0,5555 Tidak
5 1−2−3−5 9 0,2222 Tidak
6 1−2−4−6 17 0,99999 Tidak
6 1−2−4−5−6 25 1,9999 Ya

11
6 1−3−5−6 15 1,5555 Tidak
6 1−2−3−5−6 16 1,2222 Tidak

Dengan pengalaman dari tabel tersebut, perhitungan dapat disederhanakan seperti tabel
berikut, yaitu, jika pada suatu simpul, jalur yang tidak dapat dilanjutkan, tidak perlu
ditentukan jalur selanjutnya.
Simpul Jalur yang mungkin terbentuk Waktu terbentuk Variansi Dilanjutkan
𝐸𝐸(𝑇𝑇) = ∑ 𝐸𝐸�𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 � 𝜎𝜎 2 = ∑ 𝜎𝜎𝑖𝑖𝑖𝑖2 / tidak

2 1−2 4 0,1111 Ya
3 1−3 3 0,4444 Tidak
3 1−2−3 4 0,1111 Tidak
4 1−2−4 9 0,5555 Ya
5 1−2−4−5 16 0,9999 Ya
6 1−2−4−6 17 0,9999
6 1−2−4−5−6 25 1,9999

Diperoleh:
Jalur kritis: 1 − 2 − 4 − 5 − 6 atau 𝐵𝐵 − 𝐷𝐷 − 𝐸𝐸 − 𝐹𝐹
Waktu kritis atau ekspektasi selesainya proyek 25
Variansi selesainya proyek 1,9999

Langkah 4. Menentukan probabilitas proyek dapat diselesaikan dalam waktu tertentu


b. Probabilitas proyek selesai dalam waktu 𝑇𝑇 < 20 hari, menggunakan rumus
𝑥𝑥 − 𝑡𝑡𝑒𝑒 𝐾𝐾 − 𝐸𝐸(𝑇𝑇)
𝑧𝑧 = atau 𝐶𝐶 =
𝜎𝜎 𝜎𝜎

𝐾𝐾 = 20 (yaitu waktu yang ditentukan)


𝐸𝐸(𝑇𝑇) = 23 (yaitu ekspektasi waktu selesainya proyek)
𝜎𝜎 = √1,9999 = 1,41 (yaitu variansi selesainya proyek)
𝐾𝐾 − 𝐸𝐸(𝑇𝑇) 20 − 23
𝐶𝐶 = = = −2,13
𝜎𝜎 1,41
𝑃𝑃(𝑇𝑇 ≤ 20) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ 𝐶𝐶) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ −2,13) = 0,0166
(diperoleh dari tabel distribusi normal).

12
Kesimpulan: Proyek sangat tidak mungkin diselesaikan kurang dari 20 hari.

Probabilitas proyek selesai dalam waktu 𝑇𝑇 < 25 hari


𝐾𝐾 = 25 (yaitu waktu yang ditentukan)
𝐸𝐸(𝑇𝑇) = 23 (yaitu ekspektasi waktu selesainya proyek)
𝜎𝜎 = √1,9999 = 1,41 (yaitu variansi selesainya proyek)
𝐾𝐾 − 𝐸𝐸(𝑇𝑇) 25 − 23
𝐶𝐶 = = = 1,41
𝜎𝜎 1,41
𝑃𝑃(𝑇𝑇 ≤ 25) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ 𝐶𝐶) = 𝑃𝑃(𝑍𝑍 ≤ 1,41) = 0,9207
(diperoleh dari tabel distribusi normal).
Kesimpulan: Proyek mungkin sekali diselesaikan kurang dari 25 hari

Selanjutnya akan dipelajari tentang percepatan umur proyek


Percepatan Umur Proyek (Crashing Project)
Crashing project adalah mempercepat pengerjaan seluruh kegiatan proyek secara efisien.
Dalam percepatan waktu pengerjaan proyek, terdapat dua estimasi waktu dan biaya dari hasil
perhitungan CPM yang telah dilaksanakan, yang meliputi:

Normal time (𝐷𝐷𝑖𝑖𝑖𝑖 ) adalah estimasi waktu penyelesaian kegiatan pada waktu normal.
Crash time (𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 ) adalah estimasi waktu tercepat untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
Normal cost (𝐶𝐶𝐷𝐷𝑖𝑖𝑖𝑖 ) adalah estimasi biaya penyelesaian kegiatan pada waktu yang normal.

Crash cost (𝐶𝐶𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 ) adalah estimasi biaya penyelesaian suatu kegiatan dalam crash time atau pada

batas waktu yang ditentukan.

Dalam crashing project terdapat empat langkah penyelesaian, yaitu:


1. Tentukan jalur kritis dan kegiatan yang berada pada jalur kritis
2. Hitung crash cost per periode untuk seluruh kegiatan dalam jaringan proyek (dengan
asumsi bahwa crash cost bersifat linear), rumus yang digunakan adalah:
crash cos t − normal cos t
crash cos t / periode =
normal time − crash time
3. Pilih kegiatan pada jalur kritis yang memiliki crash cost paling minimum
4. Periksa, apakah kegiatan yang dipercepat tersebut masih merupakan jalur kritis. Jika
jalur tersebut tetap jalur terpanjang dalam jaringan, ulangi langkah ketiga. Jika tidak,

13
tentukan jalur kritis baru dan ulangi langkah ketiga. Hitungan selesai setelah semua
jalur kritis pada jaringan kerja telah dihitung dengan langkah tiga.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah diagram kerja jalur
kritis nilainya tidak tunggal, tetapi hanya ada satu jalur kritis yang paling tepat untuk
diterapkan. Keempat bagian dalam estimasi waktu dan biaya, dapat digambarkan sebagai
berikut:

Biaya Y ij

Crash cost Cd Crash


ij

Normal cost CD Normal


ij

d ij D ij X ij
Crash time Normal time Waktu
Gambar Percepatan Waktu Pengerjaan Suatu Kegiatan

Contoh: Diberikan diagram dengan waktu aktifitas dalam hari berikut ini:

𝐴𝐴 𝐷𝐷
1 3 4
4 10

𝐵𝐵 𝐶𝐶
6 8

Data normal dan crash proyek


Aktifitas Waktu Normal Waktu Crash Cost Normal ($) Cost Crash ($)
𝐷𝐷 𝐷𝐷′ 𝐶𝐶 𝐶𝐶 ′
𝐴𝐴 4 3 80 105

14
𝐵𝐵 6 4 180 250
𝐶𝐶 8 5 200 320
𝐷𝐷 10 6 350 530

a. Tentukan jalur kritis


b. Tentukan waktu penyelesaian proyek dan biayanya
c. Jika penyelesaian ingin dipercepat menjadi 18 hari, tentukan waktu crash dan biaya
terbaik
Penyelesaian:
Langkah 1. Menentukan jalur kritis dan waktu kritis (menggunakan CPM atau PERT, dalam
contoh ini dengan CPM)

0 𝐴𝐴 14 𝐷𝐷 24
1 3 4
0 4 14 10 24

𝐵𝐵 𝐶𝐶
6 8

6
2
6

diperoleh
a. Jalur kritis 𝐵𝐵 − 𝐶𝐶 − 𝐷𝐷
b. Waktu penyelesaian proyek 24 hari
Biaya proyek = $80 + $180 + $200 + $350 = $810

Langkah 2. Menentukan tabel waktu-cost


c. Tabel waktu-cost
Aktifitas Crash limit Crash cost / day
𝐷𝐷 − 𝐷𝐷′ 𝐶𝐶 ′ − 𝐶𝐶
𝐷𝐷 − 𝐷𝐷′
𝐴𝐴(1,3) 4−3=1 105 − 80
= 25
4−3
𝐵𝐵(1,2) 6−4=2 250 − 180
= 35
6−4

15
𝐶𝐶(2,3) 8−5=3 320 − 200
= 40
8−5
𝐷𝐷(3,4) 10 − 6 = 4 530 − 350
= 45
10 − 6

Langkah 3. Menentukan kegiatan kritis atau tidak


Diperoleh informasi
Aktifitas (𝑖𝑖, 𝑗𝑗) 𝐴𝐴(1,3) 𝐵𝐵(1,2) 𝐶𝐶(2,3) 𝐷𝐷(3,4)
Kritis ya/tdk tdk ya ya ya
𝐹𝐹𝐹𝐹 10 0 0 0

Catatan: 𝐹𝐹𝐹𝐹 adalah free float (buka kembali handout CPM)


𝐵𝐵 aktifitas kritis dengan crash cost per hari terendah maka 𝐵𝐵 menjadi kandidat untuk crash
Panjang dengan reduksi 𝐵𝐵:
limit reduksi = min{crash limit, limit 𝐹𝐹𝐹𝐹 positif}
= min{2,10} = 2.
Crash aktifitas 𝐵𝐵 adalah 2 hari

0 𝐴𝐴 12 𝐷𝐷 22
1 3 4
0 4 12 10 22

4 𝐵𝐵 𝐶𝐶
6 8

4
2
4

Diperoleh
Jalur kritis 𝐵𝐵 − 𝐶𝐶 − 𝐷𝐷
Waktu penyelesaian proyek 22 hari
Biaya proyek = $810 + 2($35) = $880
Aktifitas (𝑖𝑖, 𝑗𝑗) 𝐴𝐴(1,3) 𝐵𝐵(1,2) 𝐶𝐶(2,3) 𝐷𝐷(3,4)
Kritis ya/tdk Tdk ya ya ya
𝐹𝐹𝐹𝐹 8 0 0 0

16
Karena crash limit 𝐵𝐵 dicapai, pertimbangkan 𝐶𝐶 sebagai terkecil berikutnya.
Panjang 𝐶𝐶 dapat direduksi :
limit reduksi = min{crash limit, limit 𝐹𝐹𝐹𝐹 positif}
= min{3,8} = 3.
Crash aktifitas 𝐶𝐶 adalah 3 hari

0 𝐴𝐴 9 𝐷𝐷 19
1 3 4
0 4 9 10 19

4 𝐵𝐵 𝐶𝐶
6 5
8

4
2
4

Diperoleh
Jalur kritis 𝐵𝐵 − 𝐶𝐶 − 𝐷𝐷
Waktu penyelesaian proyek 19 hari
Biaya proyek = $880 + 3($40) = $1000
Aktifitas (𝑖𝑖, 𝑗𝑗) 𝐴𝐴(1,3) 𝐵𝐵(1,2) 𝐶𝐶(2,3) 𝐷𝐷(3,4)
Kritis ya/tdk Tdk ya ya ya
𝐹𝐹𝐹𝐹 5 0 0 0
Karena crash limit 𝐶𝐶 dicapai, pertimbangkan 𝐷𝐷 sebagai terkecil berikutnya.
Panjang 𝐷𝐷 dapat direduksi :
limit reduksi = min{crash limit, limit 𝐹𝐹𝐹𝐹 positif}
= min{4,5} = 4.
Walaupun 𝐷𝐷 bisa direduksi 4 hari, namun cukup dikurangi 1 hari saja untuk mencapai
tujuan 18 hari

0 𝐴𝐴 9 𝐷𝐷 18
9 4
1 3
0 4 9 10 18

4 𝐵𝐵 𝐶𝐶 5
6 8

4
2 17
4
Diperoleh
Jalur kritis 𝐵𝐵 − 𝐶𝐶 − 𝐷𝐷
Waktu penyelesaian proyek 18 hari
Biaya proyek = $1000 + 1($45) = $1045

18

Anda mungkin juga menyukai