Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fikri Ramli Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Manajemen Kontruksi 2017731250017


Dosen : : Dr. Ir. Nanang Sofwan Santosa, MPL
JAWABAN
1. Tingkatan Manajemen
a. Manajemen Puncak (Top Management)
b. Manajemen Menengah (Middle Management)
c. Manajemen Tingkat Bawah (Lower Management)
Pada prinsipnya seorang manajer harus memiliki kemampuan/kemahiran dan orientasi
yang berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, fungsi dan perannya dalam mencapai
tujuan manajemen dan organisasi. Ada 3 (tiga) kemampuan dan orientasi yang harus
dimiliki oleh seorang manajer, yaitu :
a. Kemampuan Mengkonsepkan (Conceptual Skill)
b. Kemampuan berhuibungan dengan peserta lain (Human Skill)
c. Kemampuan Teknik (Technical Skill)
• Top Level Management
Ini merupakan tingkatan manajemen perusahaan paling tinggi dalam organisasi atau
biasa disebut level C-suite, yaitu chief executive officer (CEO), chief operational
officer (COO), chief financial officer (CFO), managing director, dan presiden
direktur.
Manajemen ini menjalankan kepemimpinan konseptual. Para pucuk pimpinan
organisasi tidak menangani masalah teknis perusahaan sehari-hari. Namun, mereka
bertanggung jawab dalam menentukan perencanaan, strategi, dan kebijakan
organisasi.
• Middle Level Management
Manajemen ini berada di tengah struktur organisasi dan bertanggung jawab
kepada top level management. Contoh manajer tingkat menengah adalah kepala
departemen, head of division, kepala cabang, atau branch manager.
Jika pucuk pimpinan merancang strategi dan kebijakan, maka manajer tingkat
menengah bertugas untuk merealisasikan kebijakan tersebut ke dalam rencana divisi,
misalnya menyusun target secara spesifik dan konkret. Middle level manager wajib
menguasai keterampilan operasional dalam mengelola departemen atau cabang.
• Lower Level Management
Tingkatan manajemen perusahaan ini berada di struktur paling bawah, sehingga tidak
membawahi manajer lain. Mereka mengelola staf secara langsung, serta bertanggung
jawab memberikan supervisi dan pengarahan kepada pekerja dalam kegiatan
operasional bisnis.
Lower level manager punya wewenang terbatas dan bertanggung jawab kepada
manajer tingkat menengah. Untuk menjalankan peran ini, mereka butuh menguasai
keterampilan teknis, serta kemampuan dalam memimpin dan mengorganisir pekerja.
Contoh manajer level bawah adalah supervisor, office manager, section manager, dan
mandor.
2. Manfaat penerapan manajemen konstruksi dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat
dilihat dari beberapa segi :
• Segi biaya proyek
a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi pada
tahap awal perencanaan
b. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system tradisional.
• Segi waktu
a. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
b. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga
kemungkinan terlambat lebih kecil
• Segi kualitas
a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal
metode pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek
dibantu dengan tim MK.
3. Sebaiknya amdal dilaksanakan saat :
• Masih dalam fase perencanaan
• Diduga dapat merubah karakteristik dan fungsi lingkungan secara mendasar
• Dampaknya belum tentu dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia
Berada di dalam atau berdekatan dengan wilayah yang karakteristik lingkungannya
sensitive. ( Kawasan lindung).
PROSEDUR PENYUSUNAN DAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
Dokumen AMDAL terdiri dari 3 dokumen yaitu KA, ANDAL, RKL dan RPL, dengan
demikian prosedur penyusunan Dokumen AMDAL merupakan penyusunan dokumen KA,
ANDAL, RKL dan RPL yang saling keterkaitan satu dengan lainnya.
4.
1 3
A,3
D, 4

4
F, 4
5 8
4

2 C, 4
4 H,4
B,4 4
4
E,5
E,5
6 4
4

G,3 7

4
Kegiatan Durasi ES EF LS LF TF FF
I J Nama
1 3 A 3 0 3 5 8 5 0
2 4 B 4 0 4 0 4 0 0
4 5 C 4 4 8 4 12 4 0
3 5 D 4 3 8 8 12 5 1
4 6 E 5 4 9 4 9 0 0
5 8 F 4 8 16 12 16 4 4
6 7 G 3 9 12 9 12 0 0
6 8 H 4 9 16 9 16 3 3
7 8 I 4 12 16 12 16 0 0

Jalur Kritis : 2-4-6-7-8


Durasi Proyek : 16 Minggu

No Kegiatan Waktu (Minggu)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
6 F
7 G
8 H
9 I

5.
Dibayarkan
Progress (%) (%) Jumlah (Rp)
25 20 155,000,000
50 45 348,000,000
70 65 503,000,000
85 80 620,000,000
100 95 736,000,000
5 38,750,000
775,000,000
Rencana Cashflow Proyek Rumah Tinggal (Dalam Satuan Ribuan)
Uraian Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
%Progres 5 12 21 32 41 55 64 77 86 94 98 100

Penerimaan
Uang muka 77,500
(UM)
Pembayaran 155,000 348,000 503,750 620,000 736,000
Pinjaman Bank 62,000

Sub Total 77,500 62,000 0 155,000 0 348,000 0 503,000 620,000 0 0 736,000

Pengeluaran
Biaya 43,750 50,200 65,000 70,150 60,000 80,000 60,000 80,000 70,000 55,000 50,000 25,000
Konstruksi
Bunga bank
Pengembalian 15,500 62,000
UM
Pengembalian 62,000
bank
Provisi 620

Sub Total 43,750 50,820 65,000 70,150 60,000 80,000 60,000 80,000 75,500 179,000 50,000 25,000

Saldo Awal 25,000 68,750 119,570 54,570 124,720 64,720 144,720 84,720 164,720 240,220 61,000 11,000
Saldo Akhir 68,750 119,570 54,570 124,720 64,720 144,720 84,720 164,720 240,220 61,000 11,000 36,000

6. Dalam dunia konstruksi, perjanjian antara pihak ownerdengan pihak kontraktor diikat
dalam sebuah kontrak kerja. Pengaturan hukum kontrak kerja proyek konstruksi diatur oleh
pihak-pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (KUHP pasal 1601b). Kontrak proyek konstruksi ini berupa dokumen tertulis
dan wajib menjelaskan tentang kesepakatan keselamatan umum dan tertib bangunan karena
sebuah proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang mengandung resiko tinggi. Biasanya
yang lebih aman dan menguntungkan memakai jenis Kontrak biaya menyeluruh (Lump sum
contract)

Dalam kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan proyek sesuai
dengan rancangan biaya tertentu. Apabila terjadi perubahan dalam kontrak, perlu
dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya
pembayaran (baik tambah maupun kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor
terhadap perubahan tersebut. Kontrak jenis ini hanya bisa diterapkan apabila ada
perencanaan yang telah benar-benar selesai, dimana kontraktor sudah dapat melakukan
estimasi kuantitas secara akurat. Biasanya pemilik proyek dengan jumlah anggaran yang
terbatas akan memilih jenis kontrak ini karena merupakan satu-satunya jenis kontrak yang
memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan.
7. - Unbalance Bid
Merupakan metode tidak seimbang (unbalanced bid) adalah metode yang dipakai
kontraktor dalam penawaran harga satuan tanpa mengubah harga keseluruhan.
- Technical Submittals
Adalah gambar toko, data material, sampel, dan data produk. Kiriman diperlukan
terutama untuk arsitek dan insinyur untuk memverifikasi bahwa produk yang benar
akan dipasang pada proyek.
- Unbalance Bid
Untuk mengatasinya pada awal proyek kontraktor meminta dp berapa persen dari proyek
untuk jaminan, dan apa bila owner tiba tiba menghentikan proyek , kontraktor akan
mengambil atau tidak mengembalikan dp awal tadi .

8. Merencanakan Material
Setelah Kontrak di tandatangani kontraktor akan melakukan perencanaan operasi
kontruksinya.
Salah satunya adalah penetapan kebutuhan material untuk pelaksanaan kontruksi.
Berdasarkan BOQ, gambar dan spesifikasi, selanjutnya ditetapkan MRP (Material
Reicutment Plan) atau BOM (Bill Of Material), yaitu : jenis material, spesifikasi,
Kuantitas, Waktu yang di butuhkan.
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan
jumlah yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk
menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction),
persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu
penungguan (waiting).

Anda mungkin juga menyukai