Disusun oleh:
Lutfi Abdullah
2018731250008
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
2018731250008
UNIVERSITAS JAYABAYA
Kaprodi
Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang saya buat ini merupakan hasil
karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan di Universitas Jayabaya.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak di paksakan
Penulis,
(Lutfi Abdullah)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala ridho dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Kegiatan penulisan Skripsi yang
berjudul “KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN PABRIK ROTI DI
CIBINONG KABUPATEN BOGOR”
Penelitian ini bertujuan sebagai syarat dalam mencapai gelar sarjana strata satu (S1) program studi
Arsitektur di Universitas Jayabaya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Skripsi ini belumlah sempurna, mengingat
kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih terbatas. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan ini,
diantaranya:
1. Kepada kedua Orang tua penulis yang begitu penulis cintai dan hormati serta tidak henti –
hentinya memberikan dukungan, doa, nasehat dan motivasi hingga sampai detik ini dalam
menyelesaikan Skripsi.
2. Dr. Ir. Nanang Sofwan S., MPL., selaku Ketua Program Studi Arsitektur FTSP Universitas
Jayabaya.
3. Ir. Hurip Hidayat, MM dan Dr.(c) Wahyu Heny, ST., MT.(D) selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia memberikan bimbingan serta materi dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Seluruh rekan kerja di PT. TAKAKI INDOROTI PRIMA
5. Seluruh teman-teman kelas karyawan tahun akademik 2018/2019
Dalam penulisan dan penyusunan Skripsi, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berperan serta dalam penyusunan Skripsi ini dari awal hingga akhir.
Lutfi Abdullah
DAFTAR ISI
Maka perlu adanya penataan ulang tata letak pabrik berdasar efektifitas dan efisiensi proses kerja
maupun pertimbangan kesesuaian dengan persyaratan protokol kesehatan, dimana protokol kesehatan
dibentuk dengan tujuan agar para pekerja tetap dapat beraktivitas secara aman dan tidak
membahayakan keamanan atau kesehatan pekerja lain. Lalu perlunya perancangan ulang penampilan
bangunan untuk menciptakan suasana kerja yang lebih segar dan sehat melalui pendekatan konsep
arsitektur modern.
Bagaimana menciptakan ruang kerja yang sehat sesuai Standar Protokol Kesehatan pada
bangunan industri tanpa mengabaikan efektifitas dan efisiensi proses kerja pada Pabrik Roti di
Cibinong Kabupaten Bogor?
Bagaimana mewujudkan efektifitas dan efisiensi proses kerja melalui perancangan ulang tata
letak pabrik dengan metoda Systematic layout planning (SLP) yang telah dihasilkan oleh
peneliti sebelumnya ke dalam konsep perancangan arsitektur?
Bagaimana mewujudkan penampilan bangunan pabrik yang lebih representatif melalui
pendekatan arsitektur modern?
1.3 Tujuan
Menyusun analisis terhadap faktor - faktor potensi dan hambatan dalam perencanaan
Redesain Bangunan Industri Pangan di Kabupaten Bogor dengan pendekatan protokol
kesehatan pada ruang.
Melakukan penyusunan konsep terhadap tapak, ruang dan bangunan dengan Pendekatan
Protokol Kesehatan Pada Ruang Perencanaan dan Perancangan Arsitektur untuk
menentukkan strategi desain terhadap ruang pada masa pandemi.
1.4 Manfaat
Manfaat secara Subyektif, Pembahasan ini adalah sebagai pedoman perancangan grafis
Redesain Bangunan Industri di Kabupaten Bogor dan untuk melengkapi sebagian persyaratan
untuk mencapai gelar sarjana arsitektur pada jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil &
Perencanaan Universitas Jayabaya Jakarta.
Manfaat secara Obyektif, Pembahasan ini diharapkan manfaat dapat menambah wawasan mengenai Konsep
Perencanaan dan Perancangan REDESAIN PABRIK ROTI DI CIBINONG KABUPATEN BOGOR
oleh beberapa kalangan diantaranya :
1. Pemerintah Kabupaten Bogor dapat lebih memperhatikan terhadap permasalahan ini dan
diharapkan menjadi peran pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan pada ruang.
3. Kalangan umum dan Pembaca Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang apa itu protokol kesehatan pada ruang dimana pandemi seperti sekarang
ini.
1.5 Metodologi
1.5.1. Metode Pengumpulan Data
Dari Metode Primer yaitu, Survei area lokasi tapak dan foto dokumentasi Bangunan Industri
Dari Metode Sekunder yaitu, Studi literatur dari data permasalahan yang ditemukan dengan
melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis dan data peraturan setempat.
1.5.2. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis data deskriptif dan
kualitatif yaitu suatu penelitian kualitatif berguna untuk mengembangkan teori yang telah dibangun
dari data yang sudah di dapatkan di lapangan.
1.5.3 Lokasi Perencanaan
Gambar 1. Site
Lokasi terletak di Kantor dan Pabrik Frozen Food yang berada di Kawasan yang beralamat Jl. Raya
Jakarta-Bogor No.km.46,6, Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16912. Pada lokasi ini
digunakan sebagai Kantor, Pabrik Produksi Roti, Storage Bahan Baku & Barang Produksi.
Pada bab ini membahas tentang analisis, meliputi pembahasan analisis tapak, analisis ruang, dan
analisis bentuk
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pada bab ini membahas tentang konsep perencanaan dan perancangan meliputi tema, tapak,
ruang, dan bentuk.
1.7 Kerangka Acuan Perencanaan dan Perancangan
5. T-Time Unsur waktu mengacu pada kapan dan beberapa lama produk di produksi termasuk
waktu saat proses produksi berlangsung.
2.3.3 Tata Letak Mesin
Pengaturan tata letak di pabrik roti ini menggunakan tipe product layout yang mana pengaturan tata
letak fasilitas pabrik didasarkan pada aliran proses pembuatan produk tersebut. Caranya dengan
mengatur penempatan mesin tanpa memandang jenis mesin yang digunakan atau diatur dengan prinsip
machine after machine, dengan urutan proses dari satu bagian ke bagian lain sehingga produk selesai
diproses.
Dengan demikian, setiap pos kerja melakukan setiap operasi dari pos sebelumnya kemudian
meneruskan produk ke pos berikutnya dalam garis dimana operasi selanjutnya akan dilakukan. Tujuan
dari tata letak ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan
dalam kegiatan produksi, juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
2.3.4 Alur Kegiatan Pekerja
Berikut ini merupakan ketentuan dari BPOM (2012) yang diterapkan untuk mencegah pekerja
mengkontaminasi produk makanan:
a) Karyawan yang menangani pangan seharusnya mengenakan pakaian kerja yang bersih. Pakaian
kerja dapat berupa penutup kepala, sarung tangan, masker dan/ atau sepatu kerja
b) Karyawan harus selalau mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai kegiatan pengolahan,
sesudah menangani bahan mentah atau kotor, dan sesudah keluar dari toilet.
Berdasarkan peraturan BPOM (2012) maka sebelum memasuki ruang kerja masingmasing para
pekerja diharuskan melalui ruang ganti untuk mengganti pakaian dari pakaian yang digunakan saat di
luar ruang dan pakaian yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi. Setelah dari ruang
ganti pekerja diwajibkan untuk mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan.
2.3.5 Higienitas Ruang Produksi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang suatu industri makanan adalah keamanan,
layout industri yang baik, ruang yang cukup untuk memenuhi proses produksi, serta pemisahan ruang
produksi dengan ruang lain seperti gudang dan ruang fasilitas pekerja (Thaheer, 2005). Sebagai ruang
yang langsung bersentuhan dengan proses produksi maka berdasarkan peraturan BPOM (2012) seluruh
elemen material dalam bangunan industri makanan harus dapat menjamin bahwa produk yang
diproduksi tidak terkontaminasi oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia selama proses produksi dan
elemen tersebut mudah dibersihkan dan disanitasi. Elemen dalam bangunan industri adalah lantai,
dinding atau pemisah ruang, langit-langit, pintu ruangan, jendela, ventilasi, permukaan dan tempat
kerja.
2.3.6 Pengendalian Hama
Sebuah industri makanan memicu datangnya hama. Hama akan bersarang di sekitar lokasi produksi
dan dapat menimbulkan kontaminasi pada produk makanan. Oleh karena itu perlu ada mencegahan
terhadap kontaminasi hama dalam bentuk arsitektural yang merujuk pada aturan BPOM (2012):
1. Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan masuknya hama harus selalu dalam keadaan
tertutup
2. Jendela, pintu dan lubang ventilasi harus dilapisi dengan kawat kasa untuk menghindari
masuknya hama
3. Bahan pangan tidak boleh tercecer karena dapat mengundang masuknya hama
4. Pangan seharusnya disimpan dengan baik, tidak langsung bersentuhan dengan lantai, dinding
dan langit-langit
5. Ruang produksi harus dalam keadaan bersih.
2.3.7 Merancang Bangunan Pabrik
Ada 10 Pertimbangan faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan saat merencanakan bangunan
pabrik:1. Sifat Proses Manufaktur 2. Fleksibilitas 3. Perluasan atau Perluasan di Masa Depan 4.
Fasilitas Layanan 5. Fasilitas Karyawan 6. Pencahayaan 7. Pemanas 8. Ventilasi 9. Pendingin Udara
10. Pertimbangan Lain.
Pertimbangan #1. Sifat Proses Manufaktur:
1. Bangunan yang dibutuhkan untuk menampung proses produksi terus menerus atau terputus-putus
sangat berbeda dalam desainnya. Jarang gedung yang sama cocok untuk kedua jenis produksi ini.
2. Desain bangunan bervariasi sesuai dengan jenis produk yang akan diproduksi dan peralatan yang
digunakan.
Bangunan yang memproduksi ban karet, pakaian, peralatan mesin, botol kaca, pengepres atau pelat
baja memiliki desain yang berbeda dalam hal pemuatan lantai, ketinggian langit-langit, ukuran rongga,
persyaratan ventilasi dan kelembaban, dll.
Pertimbangan #2. Fleksibilitas:
Misalkan seorang pemilik pabrik tertarik untuk meninggalkan produk aslinya dan memutuskan untuk
memproduksi produk lain yang menurutnya mungkin lebih menguntungkan. Dia tidak dapat
membangun gedung lain dan berpikir untuk menggunakan gedung pabrik lama yang sama untuk
membuat produk baru.
Ini tidak aneh; banyak pabrik kapas dan pabrik gula tua sekarang digunakan untuk pekerjaan teknik
ringan. Pada tahap ini timbul pertanyaan, apakah bangunan pabrik lama cukup fleksibel untuk
digunakan untuk pembuatan produk baru?
Dengan demikian, fleksibilitas dalam bangunan pabrik mencegahnya menjadi usang dan
memberikannya (yaitu, ke bangunan) efisiensi operasi yang sama bahkan ketika ada perubahan dalam
produk, proses, atau teknologi.
Fleksibilitas bangunan pabrik dapat ditingkatkan dengan:
i. Menyediakan area lantai yang luas yang tidak terhalang oleh pilar, kolom, dll., sehingga proses
dan tata letak dapat diubah dengan mudah;
ii. Menjaga kekuatan rangka atap dan ketinggian langit-langit yang memadai sehingga peralatan
penanganan material yang lebih baru dapat dipasang dan suhu di dalam gedung dapat dikontrol;
iii. Tidak memasang penghalang permanen seperti dinding dan partisi di lantai produksi;
iv. Menyediakan penggerak motor individu untuk mesin;
v. Menyediakan jaringan listrik di atas kepala sehingga suplai listrik (pada berbagai tingkat
tegangan) dapat disadap di dekat peralatan;
vi. Membuat lantai tugas berat untuk mengakomodasi mesin yang lebih berat;
vii. Membuat instalasi mesin sedemikian rupa sehingga mesin dapat dipindahkan dengan mudah
ketika diperlukan perubahan tata letak.
Pertimbangan #3. Perluasan atau Ekspansi di Masa Depan:
Menjaga ketentuan untuk ekspansi di masa depan telah menjadi sangat diperlukan karena ekspansi
industri yang sangat besar dalam beberapa tahun terakhir. Karena pertimbangan sedang diberikan
untuk ekspansi masa depan saat merancang gedung baru; tetapi sebelum itu ukuran lokasi pabrik yang
cukup besar untuk kebutuhan saat ini dan untuk kebutuhan ekspansi di masa depan harus dibeli. Saat
merancang bangunan pabrik, dipikirkan dengan hati-hati bahwa di masa depan, apakah bangunan itu
akan bertambah panjang atau lebarnya atau lebih banyak lantai akan dibangun.
Jika diputuskan untuk memperluas panjang dan lebarnya, dinding ujung bantalan palsu dan non-beban
dibangun untuk membuat ekspansi lebih mudah. Jika lebih banyak lantai akan ditambahkan pada
bangunan di atas lantai dasar, pondasi yang memadai, penyangga, dll., harus disediakan dalam struktur
aslinya untuk menahan beban lantai tambahan. Dimana proses ditempatkan di gedung yang terpisah,
bentuk denah tertentu telah menjadi populer karena kemudahan perpanjangan (ekspansi) dan mereka
dalam bentuk huruf F, E, H, L, U, T, dll; (lihat Gbr. 4.19) bangunan asli dalam garis penuh dan ekstensi
diperlihatkan putus-putus.
Perkataan kantor berasal dari kata bahasa belanda “kantoor” dan sering dipadankan dengan
perkataan “office” dari bahasa inggris. Mengenai pengertiannya, sejak dari Iebih dua puIuh Iima tahun
yang Ialu Prajudi (1976: 60) teIah menjeIaskan pengertian “kantor” yang bisa berarti:
Dari pengertian perkataan “kantoor” di atas, yang kemudian berkembang di indonesia perkataan
kantor adalah lebih diartikan sebagai tempat atau ruangan dan proses kegiatan penanganan
data/informasi. Dalam hubungan ini yang dimaksud dengan penanganan adalah pengumpulan,
pencatatan, pengolahan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyimpanan data/informasi.
Dari beberapa pengertian tata ruang kantor diatas dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor
adalah penyusunan peralatan dan perlengkapan yang paling praktis serta faktor-faktor fisik yang
dianggap perlu pada suatu ruangan yang tersedia, agar pegawai merasa nyaman, baik, leluasa dan bebas
bergerak dalam pelaksanaan kerja kantor dengan biaya yang layak.
1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat
dipersingkat.
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien.
4. Mencegah para pegawai dibagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian
tertentu, atau oleh suara bising lainnya.
5. Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai.
6. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
7. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a. Gerakan pegawai yang sedang bekerja
b. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu
c. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan di kemudian hari.
Pendapat lain diungkapkan oleh Nuraida (2008), bahwa tujuan tata ruang kantor adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan ruangan yang ada guna dimanfaatkan untuk faedah ekonomis yang besar.
Setiap meter persegi, sudut, atau tengah ruangan seluruhnya berfaedah. Dengan kata lain tidak
ada tempat yang tidak berguna/ berfaedah.
2. Memudahkan pengawasan manajer terhadap para staf yang sedang bekerja.
Bagaimanapun budaya kerja yang diterapkan pada setiap kantor, sedikit atau banyak atasan
harus tetap melakukan pengawasan terhadap bawahan. Hal ini perlu didukung oleh layout
kantor yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di tempat kerja.
3. Memudahkan arus komunikasi dan arus kerja.
Arus kerja yang baik akan mempengaruhi kualitas arus komunikasi. Pergerakan informasi
secara vertikal (antara tingkatan level struktur organisasi yang berbeda, seperti antara atasan
dan bawahan) dan horizontal (antar pegawai dalam tingkatan/level struktur organisasi yang
sama) sangat dipengaruhi oleh layout yang efektif dan efisien.
4. Memberikan kepuasan dan kenyamanan kerja.
Layout yang baik akan memberikan kepuasan dan kenyamanan untuk bekerja sehingga
pegawai merasa betah untuk bekerja di kantor.
5. Menyediakan pelayanan
Perlu menyediakan yang dibutuhkan pegawai seperti komputer, telepon, teleks, intercom,
faksimile, e-mail, dan pelayanan lainnya seperti penyediaan air minum.
6. Memudahkan setiap gerakan para pegawai dalam penyimpanan arsip.
Khususnya untuk arsip aktif, penempatan lemari dan ruangan harus berdekatan dengan pegawai
yang membutuhkan arsip tersebut.
7. Memberikan rasa aman dan keleluasaan pribadi.
Rasa aman di tempat kerja dan adanya keleluasaan pegawai untuk melaksanakan tugas dapat
membuat pegawai menjadi lebih betah bekerja di kantor.
8. Menjauhkan pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras, gaduh, dan mengganggu
pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Hal ini diperlukan untuk memperkecil kemungkinan adanya ‘saling mengganggu’ antar
pegawai sehingga dapat meminimalisasikan waktu penyelesaian pekerjaan.
9. Menciptakan citra dan kesan yang baik bagi para pelanggan dan tamu perusahaan.
Selain tujuan tata ruang kantor diatas, adapula manfaat yang akan diperoleh oleh suatu
organisasi, instansi, maupun perusahaan yang benar-benar memperhatikan penataan ruang
kantor yang baik. The (2007) mengungkapkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
dari tata ruang kantor yang baik, antara lain:
1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena berjalan mondar-mandir yang
sebetulnya tidak perlu.
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat
dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.
4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian
tertentu.
2.4.4 Bentuk-bentuk Tata Ruang Kantor
Sebuah kantor memiliki cara penyusunan tata ruang yang berbeda. Perbedaan ini didasarkan atas
pertimbangan tentang kebutuhan ruang, perabot yang ada, sistem pengawasan yang dikehendaki, jenis
pekerjaan yang dilakukan, dan jumlah personel yang ada. Jenis atau bentuk tata ruang kantor
digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
Pada tata ruang kantor tertutup, setiap tugas/unit menempati ruangan kantor tersendiri dan terpisah dari
satuan tugas lainnya. Ruang bekerja terbagi-bagi dalam beberapa kamar yang terpisah oleh tembok
atau penyekat dai kayu atau dinding kaca, dan dihadapkan kearah satu lorong utama sehingga kamar
yang satu dengan yang Iainnya tidak dihubungkan.
Tata ruang kantor yang terbuka ialah suatu ruangan besar dan luas yang di dalamnya terdapat beberapa
unit/bagian yang bekerja sama tanpa dibatasi sekat. HaI ini menguntungkan bagi kantor yang luasnya
terbatas, karna pemisah antar bagian tidak menggunakan dinding, tetapi cukup dengan perabot kantor.
Perkantoran panoramik merupakan gabungan perkembangan modern dari desain ruangan dengan
teknik terbaru untuk menghasilkan sebuah ruangan kantor yang memberikan lingkungan kerja
menyenangkan dan hemat dalam penggunaan lantainya. Diusahakan agar ruangan kerja menarik
seperti perlengkapan dan perabotan kantor dirancang secara bagus; pewarnaan yang lebih indah dan
sejuk; perlengkapan dan peralatan memberikan kesan nikmat, halus, dan lembut; gambar hiasan yang
serasi; pot tanaman/bunga; tersedia uangan untuk santai dan beistirahat; serta nuansa yang sedap indah
berseni.
Dengan tidak mengabaikan beberapa hal khusus, proses penyelesaian suatu pekerjaan diusahakan
untuk menempuh jarak yang sependek-pendeknya. Garis lurus antara dua titik adaIah jarak yang
terpendek. Dalam penyusunan tempat kerja dan penempatan alat-alat, hendaknya azas ini dijadikan
semaksimaI mungkin.
Dengan tidak mengabaikan hal-hal khusus, para pegawai dan alat-alat kantor ditempatkan menurut
rangkaian yang sejaIan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Jarak terpendek
tercapai jika para pekerja atau alat-alat ditempatkan berderet-deret menurut urutaan proses
penyelesaian pekerjaan.
Seluruh ruangan yang ada diperlukan sepenuhnya sehingga tidak ada rungan yang dibiarkan tidak
terpakai. Ruangan itu tidak hanya yang berupa luas lantai (ruang datar), melainkan juga ruangan yang
vertikal keatas maupun kebawah.
Dengan tidak mengabaikan hal-hal khusus, dimungkinkan adanya perubahan atau penyusunan kembaIi
apabiIa diperIukan, tanpa banyak kesulitan dan tidak memakan biaya besar (The Iiang Gie, 1996: 190)
Tata ruang dan peraIatan kantor harus mengintegrasikan kegiatan antarbagian dan interbagian yang
ada daIam organisasi.
Tata ruang dan peraIatan kantor harus membuat para pegawai dapat bekerja secara aman, nyaman, dan
puas.
Cahaya yang cukup baik dan memancarkan dengan tepat di ruang kerja pegawai, akan menambah
efisiensi kerja para pegawai, karena mereka dapat bekerja dengan Iebih cepat, sedikit membuat
kesaIahan, dan matanya tidak lekas leIah. Bayangan ketidak beresan pekerjaan kantor yang
diakibatkan karena penerangan yang kurang baik, misaInya ruang telampau gelap atau pegawai bekerja
dibawah penerangan yang menyilaukan.
2. Warna
Bersamaan dengan cahaya earna juga berperan penting dalam menetukan efisiensi kerja pegawai,
karna warna akan mempengaruhi kondisi jiwa mereka. Dengan memakai warna yang tepat untuk
dinding ruangan dan aIat-aIat Iainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan
terpeIihara. SeIain itu warna yang tepat akan mencegah kesiIauan yang mungkin timbuI karna cahaya
yang berlebihan.
3. Udara
Manfaat pemasangan sistem yang dapat menjaga kondisi udara yang baik dan stabiI akan Iebih
berharga dibandingkan biaya yang harus dikeIuarkan. Secara teori, apabiIa tingkat kenyamanan
pegawai dapat ditingkatkan, maka maka tingkat produktivitas akan meningkat dan efisiensi dapat
dimaksimaIkan. Kitidakhadiran pegawai dapat dikurangi dan dibeberapa kasus ternyata kesehatan
pegawai dapat Iebih membaik, sehingga biaya kesehatan yang ditanggung oIeh kantor dapat
diperkeciI.
4. Suara
Untuk mengatasi suara yang dapat mengurangi efisiensi kerja pegawai, hendaknya diperhatikan Ietak
aIat-aIat kantor. Usaha Iain yang dapat dijaIankan daIam kamar yang memakai aIat gaduh iaIah pada
Iangit-Iangit atau dinding. Iangit-Iangit atau dinding diusahakan untuk memakai Iapisan penyerap
suara atau Iapisan peredam suara. Iapisan ini dapar berbentuk karton tebaI dan permukaannya memiIiki
Iobang-Iobang.
Kementrian kesehatan telah mengeluarkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian secara
spesifik melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas
Umum daIam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dalam
aturan tersebut dipaparkan, aturan-aturan yang perlu dilakukan oleh semua pihak yang berada di
tempat atau fasilitas umum. Berikut adalah tempat dan fasilitas umum yang disebutkan:
Pada setiap lokasi tersebut, aturan-aturan protokol kesehatan tersebut diperuntukan bagi tiga pihak,
yaitu pihak pengelola atau penyelenggara, penjual atau pekerja, dan pengunjung atau tamu. Tempat
atau fasilitas tertentu memiliki aturan yang lebih ketat dan rumit karena kerentanan dan kemungkinan
penularan yang lebih tinggi.
Bangunan ini memiliki fungsi sebagai kantor dan pabrik produksi pangan berupa roti dan pastry,
serta memiliki gudang bahan baku dan barang hasil produksi yang di simpan pada ruang storage
khusus. Pada masa pandemi saat ini ada ruang yang tidak berfungsi sebagai semestinya, maka dari
itu perlu adanya redesain pada bangunan tersebut guna menampung segala aktifitas di dalamnya.
3.1.2 Kondisi Existing Site
Zona Fungsi
Dalam data ini Kecamatan Cibinong masuk dalam WP. Tengah atau Wilayah Pengembangan
Tengah yang memiliki fungsi sebagai:
• KDB : 50%
• KLB : 2
• KDH : 30%
• Jumlah Lantai : (Luas Total Lantai : Lantai Dasar) = 13,800: 3,450= 4 lantai
Musim hangat berlangsung selama 2,2 bulan, dari 4 April sampai 10 Juni, dengan suhu tertinggi
harian rata-rata di atas 29°C. Bulan terpanas dalam setahun di Cibinong adalah Mei, dengan rata-rata
suhu terendah 29°C dan tertinggi 22°C.
Musim dingin berlangsung selama 2,1 bulan, dari 14 Desember sampai 18 Februari, dengan suhu
tertinggi harian rata-rata di bawah 28°C. Bulan terdingin dalam setahun di Cibinong
adalah September, dengan rata-rata terendah 20°C dan tertinggi 28°C.
Awan
Masa cuaca lebih cerah setiap tahun di Cibinong dimulai sekitar 31 Mei dan berlangsung selama 4,2
bulan, berakhir sekitar 5 Oktober.
Bulan paling cerah dalam setahun di Cibinong adalah Agustus, di mana rata-rata
langit cerah, sebagian besar cerah, atau berawan sebagian 36% saat itu.
Masa lebih berawan tahun ini dimulai sekitar 5 Oktober dan berlangsung selama 7,8 bulan, berakhir
sekitar 31 Mei.
Bulan paling berawan dalam setahun di Cibinong adalah November, dengan rata-rata
langit mendung atau sebagian besar berawan 87% sepanjang waktu.
Presipitasi
Hari basah adalah hari dengan setidaknya 1 milimeter curah hujan cair atau setara cairan.
Kemungkinan hari-hari basah di Cibinong sangat bervariasi sepanjang tahun.
Musim hujan berlangsung 7,0 bulan, dari 19 Oktober sampai 20 Mei, dengan lebih
dari 49% kemungkinan hari menjadi hari hujan. Bulan dengan hari paling basah di Cibinong
adalah Januari, dengan curah hujan rata-rata 23,8 hari dengan sedikitnya 1 milimeter.
Musim kemarau berlangsung 5,0 bulan, dari 20 Mei sampai 19 Oktober. Bulan dengan hari basah
paling sedikit di Cibinong adalah Agustus, dengan rata-rata 6,2 hari dengan setidaknya 1
milimeter curah hujan.
Bulan dengan hari paling banyak hujan saja di Cibinong adalah Januari, dengan rata-rata 23,8 hari.
Berdasarkan kategorisasi ini, bentuk curah hujan paling umum sepanjang tahun adalah hujan, dengan
probabilitas tertinggi 81% pada tanggal 25 Januari.
Gambar 18. Peluang Presipitasi Harian Cibinong
Curah Hujan
Untuk menunjukkan variasi dalam bulan-bulan dan bukan hanya total bulanan, kami menunjukkan
curah hujan yang terakumulasi selama periode 31-hari bergeser yang berpusat di sekitar setiap hari
dalam setahun. Cibinong mengalami variasi musiman ekstrim dalam curah hujan bulanan.
Curah hujan sepanjang tahun in Cibinong. Bulan dengan curah hujan terbanyak di Cibinong
adalah Januari, dengan rata-rata curah hujan 284 milimeter.
Bulan dengan curah hujan paling sedikit di Cibinong adalah Agustus, dengan curah hujan rata-rata 52
milimeter.
Durasi hari di Cibinong tidak banyak berbeda sepanjang tahun, tetap dalam 32 menit dari 12
jam sepanjang hari. Pada tahun 2022, hari terpendek adalah 21 Juni, dengan 11 jam, 42 menit siang
hari; hari terpanjang adalah 22 Desember, dengan 12 jam, 33 menit siang hari.
Matahari terbit paling awal berada pada 05.25 hari 15 November, dan matahari terbit terakhir 43
menit lebih lambat pada pukul 06.07 pada 17 Juli. Matahari terbenam paling awal adalah pada
pukul 17.43 tanggal 25 Mei, dan matahari terbenam paling telat adalah 37 menit lebih lambat pada
pukul 18.19 tanggal 29 Januari.
Kelembaban
Kami mendasarkan tingkat kenyamanan kelembapan pada titik embun, karena ini menentukan
apakah keringat akan menguap dari kulit, sehingga mendinginkan tubuh. Titik embun yang lebih
rendah terasa lebih kering dan titik embun yang lebih tinggi terasa lebih lembab. Tidak seperti suhu,
yang biasanya sangat bervariasi antara malam dan siang, titik embun cenderung berubah lebih
lambat, jadi meskipun suhu bisa turun pada malam hari, hari yang lembab biasanya diikuti dengan
malam yang lembab.
Tingkat kelembaban yang dirasakan di Cibinong, yang diukur dengan persentase waktu di mana
tingkat kenyamanan kelembaban lembab dan panas, menyesakkan, atau menyengsarakan, tidak
bervariasi secara signifikan sepanjang tahun, tetap dalam rentang 1% dari 99%.
Angin
Bagian ini membahas vektor angin rata-rata per jam dengan area luas (kecepatan dan arah) di 10
meter di atas permukaan tanah. Angin yang dialami di lokasi tertentu sangat bergantung pada
topografi lokal dan faktor lainnya, dan kecepatan dan arah angin seketika sangat bervariasi daripada
rata-rata per jam.
Rata-rata kecepatan angin per jam di Cibinong mengalami variasi musiman signifikan sepanjang
tahun.
Masa yang lebih berangin dalam setahun berlangsung selama 4,7 bulan, dari 17 Juni sampai 8
November, dengan kecepatan angin rata-rata lebih dari 14,6 kilometer per jam. Bulan paling
berangin dalam setahun di Cibinong adalah Agustus, dengan kecepatan angin rata-rata per jam 18,2
kilometer per jam.
Masa angin lebih tenang dalam setahun berlangsung selama 7,3 bulan, dari 8 November sampai 17
Juni. Bulan paling tidak berangin dalam setahun di Cibinong adalah April, dengan kecepatan angin
rata-rata per jam 11,4 kilometer per jam.
Gambar 47. Standard Minimal Ruang Per Orang + Prokes Physical Distancing
Komparasi Proporsi Berdasarkan Data Arsitek dengan Ketentuan Jarak Fisik
Pencapaian ke site berasal dari JL. Raya Jakarta-Bogor lalu masuk ke dalam sebuah
kawasan mengikuti jalan yang diberi tanda panah, lalu site berada pada tanda kotak
berwarna merah.
Keterangan
1. Pos Satpam(Service)
2. Ruang Skrining(Service)
3. Parkir Mobil (Publik)
4. Parkir Motor (Publik)
5. Kantor & Pabrik (Private)
6. Ruang Genset (Private)
7. Ruang Pembuangan Sampah (Service)
Perancangan site plan mengacu pada intergrasi dengan kondisi kontekstual yang
sudah di analisa dengan analisis site, ruang dan bangunan. Adanya penyediaan pos jaga
pada pintu gerbang menambah kenyamanan dari segi keamanan. Sirkulasi kendaraan
di dalam tapak menggunakan pola sirkulasi mengelilingi tapak dengan
mempertimbangkan kemudahan pencapaian dan keselamatan. Lebar jalan sendiri 6,5
meter yang dapat dilalui kendaraan besar seperti damkar dan truk sampah. Bagi pejalan
kaki disediakan jalur pedestrian tersendiri guna memberi kenyamanan dan keamanan
pada pejalan kaki.
Perhitungan kebutuhan luas lahan parkir
Jumlah Petak Parkir Mobil: 34
Ukuran Satu Petak parkir: 2.50 x 5 meter
Indeks Parkir: 1.5
Luas Lahan Parkir Yang Dibutuhkan
=Indeks Parkir X Jumlah Petak X Ukuran Petak
= 1.5x34x2.5x5
= 637.5 M2
Jumlah Petak Parkir Motor: 60
Ukuran Satu Petak parkir: 0.80 x 2 meter
Indeks Parkir: 1.5
Luas Lahan Parkir Yang Dibutuhkan
=Indeks Parkir X Jumlah Petak X Ukuran Petak
= 1.5x60x0.80x2
= 144 M2
5.2 Utilitas
5.2.1 Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk damkar menakses jalur dari pintu masuk dan jalan sekitar bangunan dapat
dicapai oleh damkar untuk memudahkan jika apabila terjadi kebakaran, lalu hydrant
diletakan pada titik yang strategis untuk digunakan. Untuk setiap ruang adanya
APAR untuk mengendalikan jika ada kebakaran yang kecil, lalu adanya sistem
sprinkler disetiap ruang untuk suatu antisipasi dalam pengendalian kebakaran dalam
bangunan serta adanya suatu tangga darurat untuk memudahkan para karyawan untuk
keluar bangunan.
Jenis lampu yang digunakan pada ruangan pabrik dan area kantor adalah berupa lampu
TL.
Gambar 58. Lampu DL
Sumber: Internet, 2022
Jenis lampu yang digunakan pada area koridor, lobby, toilet adalah berupa lampu TL.
5.3 Perancangan Ruang
Pada perancangan ruang ini bertujuan merancang bangunan industri dengan
pendekatan physical distancing, guna memberikan keamanan dalam bekerja dimasa
pandemi COVID-19 yang belum reda.
5.6.2 Interior
E. H. Willy (2021). Tinjauan Pengelolaan Tata Ruang Kantor (Layout) Dalam Penerapan
Protokol Kesehatan Selama Pandemi COVID-19 Pada Kantor Sekretariat Di Kantor DPRD
Kabupaten Solok.
Rahmawati, Rizki Fitria (2021). Identifikasi Penghawaan Alami yang Baik Dimasa
Pandemi pada Masjid Jannatul Firdaus.
I Gusti Agung Putri Tratayani, I Kadek Yadnya Saputra, Ida Ayu Pradnyaparamita, Ni
Komang Indra Mahayani, I Nyoman Warnata (2021). Strategi Desain Bangunan
Hospitality yang Mampu Beradaptasi di Masa Pandemi.
Rahayu, R D, Purwono, E H,Sujudwijono, (2015). Perancangan Bangunan Industri
Terasi di Tuban
Prihatini, Aisyah H Faried, Fadilla A Munifah, Hasna Suprapti, Atik (2020). Kajian
Tata Letak Perabot Terhadap Physical Distancing Pada Co- Working Space
Santoso, Sugeng Putro, Septian Sugestyo Fatmawati, Ari Ana Putri, Caesarani Gloria,
Sa’dillah (2021). Disain Mitigasi Risiko Penularan Covid-19 di Lingkungan Industri Padat
Karya dengan Metode FMEA
Pane, M.Sn., Sri Fariyanti (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Mengubah Konsep Tata Letak
Furnitur Desain Interior Ruang Belajar di Perguruan Tinggi