Oleh:
Rafli Suhendra
NIM: 1807111755
Oleh:
Rafli Suhendra
NIM: 1807111755
Rafli Suhendra
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Arsitektur
ini. Penulisan Laporan Seminar Arsitektur ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat Pra Tugas Akhir untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan
Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Riau.
Penulisan Laporan Seminar Arsitektur ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk Pra Tugas Akhir Tingkat Sarjana Teknik
Program Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Riau.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dalam penulisan laporan seminar ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Pekanbaru, 2022
Rafli Suhendra
ABSTRAK
Kabupaten Rokan Hilir mempunyai jumlah pasar yang mencapai kurang lebih 73
pasar dari seluruh daerah, namun pemerintah Kabupaten Rokan Hilir belum
menyediakan distribusi untuk pedagang sehingga pedagang harus membeli barang
dagangannya di luar daerah yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang
dikeluarkan, sehingga membutuhkan lebih banyak modal. Perancangan Pasar
Induk Rokan Hilir ini di rancang sebagai solusi permasalahan yaitu untuk
mempermudah para pedagang Rokan Hilir dalam mendapatkan barang
dagangannya, hasil dari lahan pertanian Kabupaten Rokan Hilir akan
dikumpulkan di pasar induk ini, Keberadaan pasar induk ini diharapkan mampu
bersaing dari segi ekonomi dan mampu mewujudkan visi dan misi kabupaten
Rokan Hilir yaitu “ Terwujudnya Rokan Hilir Sebagai Kawasan Industri Guna
menuju Masyarakat Madani, Mandiri dan Sejahtera”. Pasar ini juga sebagai sarana
promosi produksi daerah sehingga dapat mengundang masyarakat luar untuk
datang berbelanja, dan masyarakat luar juga dapat mengetahui daerah tersebut
khusus nya daerah Bagan siapiapi sebagai Ibukota Kabupaten Rokan Hilir.
Perancangan pasar Induk Rokan Hilir ini mengusung tema Arsitektur Biophilic,
Penggunaan Arsitektur Biophilic bertujuan untuk menghubungkan manusia
dengan alam, menjadikan seolah-olah pengguna tidak terpisah jauh dari alam.
Dengan pendekatan biophilic harapannya dapat menciptakan ruang yang
memberikan kesehatan psikologi dan fisik, mengurangi stress, dan mendukung
produktivitas pengguna bangunan yang dapat menimbulkan kenyamanan bagi
para penjual dan pembeli yang sedang berinteraksi.
1
memberikan suplier ke para pedagang sehingga para pedagang harus menunggu
barang datang dari daerah luar atau para pedagang pergi berbelanja ke daerah luar
untuk mendapatkan barang yang akan di jual kembali, dari permasalahan itu
menyebabkan susahnya para pedagang lokal untuk mendapatkan barang tersebut.
Dari permasalahan yang ada maka di rancang sebuah pasar induk yang
bertujuan untuk mempermudah para pedagang pasar di Kabupaten Rokan Hilir,
sehingga kebutuhan pedagang dapat terpenuhi, peran pasar bagi perekonomian
daerah sangatlah vital, Hal ini dikarenakan banyak pihak yang menggantungkan
kelangsungan hidupnya dengan kegiatan pasar,
Pasar induk merupakan pasar yang dalam kegiatannya merupakan pusat
pengumpulan barang komoditi yang akan disalurkan ke para pedagang lainnya,
Pasar induk ditetapkan untuk menjadi pedoman lokasi bagi petani atau peternak
menyalurkan hasil panennya. Sesuai dengan definisi pasar induk, maka disana
lokasi pendistribusian semua hasil bumi untuk disalurkan ke para pedagang yang
kemudian membawanya ke pasar pasar lainnya. Meski pasar induk ditetapkan,
namun tidak ada kewajiban atau aturan spesifik bahwa petani dan peternak
menyalurkan hasil buminya ke pasar induk. Mereka bisa menyalurkan hasil bumi
mereka ke pasar terdekat dengan lokasi mereka jika diinginkan
Pasar induk ini berperan sebagai distribusi pasar di Rokan Hilir, yang
bertujuan untuk mengumpulkan serta menampung barang barang dari luar daerah
ataupun dari daerah local dimana nantinya para pedagang lokal berbelanja barang
ke pasar induk ini, pasar induk ini akan menyediakan kebutuhan barang barang
yang akan di jual oleh pedagang seperti sayuran, ikan dan hasil pertanian lainnya.
Dengan adanya pasar induk ini Kabupaten Rokan Hilir dapat mampu bersaing
dari segi ekonomi dan mampu mewujudkan visi dan misi kabupaten Rokan Hilir
yaitu “ Terwujudnya Rokan Hilir Sebagai Kawasan Industri Guna menuju
Masyarakat Madani, Mandiri dan Sejahtera”. pasar ini juga sebagai sarana
promosi produksi daerah sehingga dapat mengundang masyarakat luar untuk
datang berbelanja dan masyrakat luar juga dapat mengetahui daerah tersebut
khusus nya daerah Bagan siapiapi sebagai Ibukota Kabupaten Rokan Hilir.
2
Perancangan pasar Induk Rokan Hilir ini menggunakan tema Arsitektur
Biophilic, Penggunaan Arsitektur Biophilic bertujuan untuk menghubungkan dan
manusia dengan alam, menjadikan seolah-olah pengguna tidak terpisah serta jauh
dari alam. Poin poin yang diambil dalam pendekatan Arsitektur Biophilic adalah
penggunaan cahaya alami yaitu melalui bukaan dan penggunaan material
transparan untuk dapat memaksimalkan pencahayaan sekaligus untuk membantu
tubuh menghasilkan vitamin dan dapat psikologi membantu meningkatkan mood
dan suasana hati. Kemudian penggunaan penghawaan alami dengan
memaksimalkan sirkulasi udara melalui bukaan-bukaan dengan tujuan agar area
didalam bangunan menjadi segar dan tidak pengap. Poin selanjutnya adalah
penambahan seperti adanya tanaman baik didalam maupun diluar bangunan yang
dapat membuat lingkungan hidup yang sehat, visual dan psikologi pengguna
menjadi lebih baik. Selain itu adanya penambahan area hijau dan tanaman yang
bertujuan untuk lebih mendekatkan manusia dengan suasana alam yang hijau.
Dengan pendekatan biophilic harapannya dapat menciptakan ruang yang
memberikan kesehatan psikologi dan fisik, mengurangi stress, dan mendukung
produktivitas pengguna bangunan serta dapat menimbulkan kenyamanan bagi
para penjual dan pembeli yang sedang berinteraksi.
Dasar dari pemilihan tema ini digunakan karena arsitektur biophilic
merupakan arsitektur yang dalam kegiatan nya melibatkan unsur alam,
beruhubungan dengan fungsi dari pasar induk yaitu kegiatan manusia dipasar
dengan adanya peran alam pada kegiatannya.
3
perancangan pasar induk Rokan Hilir.
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan
pada perancangan Pasar Induk Rokan Hilir ini adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan standar ruang pada fasilitas pasar induk, sehingga
menciptakan ruangan yang nyaman bagi pengguna pasar induk Rokan
Hilir
2. Menciptakan sirkulasi yang baik bagi para pedagang di pasar induk yang
memiliki nilai jual dengan skala besar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan fasilitas dan fungsi ruang untuk mewadahi
segala kegiatan pada perancangan Pasar induk Rokan Hilir.
1.4 Lingkup/Batasan
1.4.1 Lingkup
A. Lingkup Substansial
Materi pembahasan berkaitan dengan perancangan Pasar
induk Rokan Hilir terkait dengan fungsi objek perancangan ini
berupa pusat perbelanjaan bagi pedagang, sarana pasar, dan
komersil.
B. Lingkup Spasial
Lingkup wilayah pada objek perancangan ini terletak di
daerah Batu Hampar, jalan lintas Kota Bagan Siapiapi – Ujung
Tanjung, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.
1.4.2 Batasan
Fungsi yang terdapat pada perancangan Pasar induk Rokan Hilir yaitu
pelayanan, pusat perbelanjaan bagi pedagang dan komersil. Pada perancangan ini
menggunakan pendekatan Arsitektur Biophilic.
4
1.5 Kerangka Pikir
LATAR BELAKANG
IDENTIFIKASI MASALAH
Aspek standar fungsional pasar induk merupakan permasalahan perancangan yang bersifat umum, terutama
terkait bagaimana pasar dapat digunakan secara nyaman dan hidup oleh aktifitas jual beli.
Mendesain sirkulasi yang baik pada perancangan pasar induk.
Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan pada perancangan pasar induk Rokan Hilir.
TUJUAN
Mengidentifikasi kebutuhan fasilitas dan fungsi ruang untuk mewadahi segala kegiatan pada perancangan Pasar induk
Rokan Hilir.
Menerapkan pendekatan Arsitektur Biophilic pada perancangan Pasar induk Rokan Hilir.
Merumuskan konsep perancangan Pasar induk Rokan Hilir dengan pendekatan Arsitektur Biophilic F
E
E
LINGKUP BATASAN D
B
Lingkup Substansial Fungsi
A
Materi pembahasan berkaitan dengan perancangan Pasar Batasa dalam Penerapan Perancangan pasar induk Rokan Hilir
C
induk Rokan Hilir terkait dengan fungsi objek perancangan ini meliputi sebagai retribusi dan distribusi Kabupaten Rokan Hilir
berupa pusat perbelanjaan bagi pedagang, sarana pasar, dan Lokasi perancangan pasar induk Rokan Hilir berada di Kota
K
komersil. Bagan Siapiapi, yang mana sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Lingkup Spasial Wilayah Pekanbaru (RTRW).
wilayah pada objek perancangan ini terletak pada daerrah batu
hampar kota Bagan Siapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi
Riau
ANALISIS
KONSEP
5
1.6 Sistematika Pembahasan
Pada perancangan mengenai perancangan Pasar induk Rokan Hilir ini
menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pokok-pokok pikiran yang melatar belakangi
pemilihan judul, permasalahan, tujuan permasalahan, lingkup bahasan dan batasan
permasalahan, kerangka pikir, sistematika pembahasan,serta keaslian penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang uraian mengenai tinjauan fungsi rancangan, tinjauan tema
rancangan, dan tinjauan yang dibutuhkan untuk perancangan Pasar induk Rokan
Hilir, serta pembahasan yang berkaitan dengaan studi banding fungsi dan tema
perancangan sejenis tentang arsitektur Biophilic.
BAB III METODE PERANCANGAN
Pada bab ini menjelaskan paradigma perancangan arsitektur berupa strategi
perancangan dan juga metode pengumpulan data, tinjauan lokasi perancangan
berupa latar belakang pemilihan lokasi, peraturan terkait perancangan, kriteria
pemilihan lokasi, kesesuaian dan analisis pemilihan lokasi, lalu menjelaskan
tentang metode operasional perancangan arsitektur yang terkait sintesa Pustaka,
jenis dan metode pengumpulan data, maupun mengenai Teknik analisa data, serta
metode perancangan Pasar induk Rokan Hilir dengan Pendekatan Arsitektur
biophilic.
BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang analisis dan konsep perancangan Pasar induk Rokan Hilir.
Analisis perancangan yang meliputi analisis tapak, yang terdiri dari analisis makro
dan analisis mikro pada tapak, lalu analisis fungsional, analisis system bangunan,
analisis hubungan penerapan tema dan fungsi bangunan, analisis tampilan fisik
bangunan, analisis lain yang diperlukan serta konsep yang digunakan pada
perancangan Pasar induk Rokan Hilir.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang ringkasan isi yang memuat data secara singkat, jelas dan
padat mengenai perancangan perancangan Pasar induk Rokan Hilir dengan
6
Pendekatan Arsitektur Biophilic.
7
No Judul Persamaan Perbedaan
.
6. Redesain Pasar Tradisional Kolombo Menggunakan tema Fungsi pada
Arsitektur Biophilic perancangan yaitu
di Condongcatur, Sleman, Yogyakarta
menambahkan fungsi
Dengan Penambahan Fungsi Kuliner pasar menjadi fungsi
kuliner
dan Penekanan Pada Pencahayaan dan
Penghawaan pada Bangunan (Skripsi
oleh Erwindo Wirajaya, Arsitektur,
Fakultas Teknis Sipil dan Perencanaan
2018)
7. Redesain Pasar induk Lambaro di aceh Objek perancangan Tema arsitektur neo-
vernakular
besar ( skripsi oleh Dhany Safandi,
Arsitektur , Fakultas Teknik
UNMUHA 2020)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1.2 Jenis – jenis Pasar
A. Menurut Hentiani (2011) membagi jenis pasar sebagai berikut :
1) Menurut Jenis Barang Pasar jenis ini hanya menjual satu jenis barang
tertentu, misalnya pasar hewan, pasar sayur, pasar ikan dan daging, pasar
loak dan pasar seni.
2) Menurut Bentuk Kegiatannya. Bentuk kegiatan pasar dibagi menjadi dua
yaitu:
a) Pasar Nyata merupakan pasar yang diperjualbelikan dan dapat dibeli
oleh pembeli, misalnya pasar tradisional atau swalayan.
b) Pasar Absrak adalah pasar dimana pedagang tidak menawarkan produk
yang dijual dan tidak membeli langsung tetapi menggunakan surat
dagangan, seperti pasar online, saham, modal dan valuta asing.
3) Jenis Pasar Menurut Keleluasaan Distribusi Pasar keleluasaan distribusi
barang dibedakan menjadi :
a) Pasar Lokal, Pasar lokal adalah pasar yang menjual barang-barang
untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Misalnya, pasar sayuran, pasar
bunga, dan pasar ikan.
b) Pasar Daerah, Pasar daerah adalah pasar yang menjual hasil produksi
pada daerah tertentu. Biasanya dalam pasar ini berkumpul para
pedagang menengah yang melayani pedagang-pedagang kecil atau
eceran. Misalnya, pasar sepatu di Manding.
c) Pasar Nasional, Pasar nasional adalah pasar yang memperdagangkan
barang-barang yang konsumennya meliputi seluruh wilayah negara.
Misalnya, pasar modal, bursa efek dan bursa tenaga kerja.
d) Pasar Internasional, Pasar internasional adalah pasar yang
memperdagangkan barang-barang yang konsumennya meliputi dunia
internasional. Misalnya, pasar internasional karet di Singapura, pasar
wol di Sydney, pasar kopi di Santos (Brazil) dan pasar gandum di
Kanada.
4) Pasar Menurut Waktu
10
a) Pasar Harian, Ialah pasar yang mempertemukan pembeli dan penjual
setiap hari dengan jenis dagangan berupa kebutuhan konsumsi,
kebutuhan produksi, kebutuhan bahan mentah dan kebutuhan jasa.
b) Pasar Mingguan Merupakan yang kegiatan jual belinya dilakukan
seminggu sekali. Umumnya terdapat di daerah yang jarang penduduk,
seperti pedesaan.
c) Pasar Bulanan Adalah pasar yang dilakukan dalam sebulan sekali dan
hanya terdapat didaerah tertentu. Umumnya pembeli akan membeli
barang tertentu yang kemudian di jual kembali, seperti pameran batu
akik, lukisan atau parade kesenian.
d) Pasar tahunan Ialah pasar yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
Jenis pasar ini bersifat nasional dan diperuntukkan untuk promosi
terhadap produk atau barang baru. Misalnya, pekan raya, pasar malam
menjelang Hari Raya Idul Fitri dan lain-lain.
B. Menurut Parawangsa dalam Asakdiyah (2004) terdapat 3 kelompok jenis
pasar, yaitu :
a) Pasar Modern Transkasi dalam pasar modern terjadi ketika pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang berupa barcode,
berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri
bahkan dilayani pramuniaga. Produk yang dijual di pasar modern ini
cenderung dapat bertahan dalam jangka waktu lama (tidak mudah
basi) seperti piring, gelas,baju, ciki dan lainnya.
b) Pasar Tradisional, Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya
para pedagang dan penjual secara langsung. Dimana yang diperjual
belikan sebagian besarnya adalah kebutuhan pokok sehari-hari seperti
sayur, cabe, bawang , beras dan lain sebagainya dan cenderung habis
dalam kurun waktu yang singkat.
c) Pasar Campuran Merupakan perpaduan antara pasar modern dan pasar
tradisional. Umunya pasar campuran dibangun sebagai hasil renovasi
pasar tradisional dengan bekerjasama dengan pihak swasta maupun
mengikutsertakan pemodal.
11
2.1.3 Fungsi Pasar
Fungsi Pasar Ada lima fungsi utama pasar menurut Soeratno (2003),
yaitu :
1. Pasar menentukan harga dan nilai barang. Permintaan barang yang meningkat
menunjukkan kebutuhan masyarakat yang lebih banyak, sehingga mendorong
produksi barang lebih banyak pula. Hal ini dikarenakan dalam jangka yang
relatif singkat perusahaan tidak bisa menambah jumlah barang yang
ditawarkan dengan seketika Akibatnya harga barang naik.
2. Pasar mengorganisasi produksi. Harga barang akan menjadi acuan perusahaan
dalam menentukan metode produksi yang paling efisien.
3. Pasar mendistibusikan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
4. Pasar menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan dimasa mendatang
5. Pasar melakukan penjatahan
12
2.1.6 Tata Ruang Pasar
Menurut Hall.E, (1966) pengalaman ruang dapat dibentuk melalui :
a. Visual space,terbentuk dari persepsi indera mata
b. Audial space, terbentuk dari persepsi indera pendengaran
c. Olfactual space, terbentuk dari persepsi indra penciuman
d. Thermal space, terbentuk dari persepsi terhadap temperature
lingkungan
e. Tectile space, terbentuk dari persepsi indra peraba yang terbentuk dari
kemampuan meraba.
f. Kinesthetic space, terbentuk dari batas-batas keleluasaan gerak
manusia Karekteristik ruang dari seluruh tempat dapat merubah
kemampuan seseorang untuk bersatu atau berpisah. Karekteristik
ruang disini tidak berdiri diantara orang-orang seperti pembatas, tetapi
melalui konteks fisik yang diubah, dimana aspek visual, aural, tactile,
olfactory, dan hubungan persepsi ikut mengambil peranan.
Karakteristik ruang meliputi :
1. Bentuk ruang
Ruang selalu memiliki bentuk. Menurut Zeizel (1991) bentuk
merupakan bagaian dari suatu keadaan yang dapat merubah
pola interaksi manusia. Bentuk memberikan pengaruh utama
secara visual dan hubungan persepsi jika diinginkan, bentuk
dapat memberikan petunjuk yang menganggap area dalam satu
bagian menjadi bagian lain yang terpisah.
2. Orientasi ruang Menurut Zeizel (1991), penggunaan ruang
untuk suatu kegiatan tertentu seringkali terkait dengan
bagaimana ruang tersebut ditemukan. Orientasi ruang dapat
memberikan peluang agar ruang tersebut mudah ditemukan,
dilihat, diawasi dan dicapai.
3. Ukuran ruang Hubungan kedekatan sosial antara manusia
menurut Zeizel (1991) dapat terlihat sebagai jarak sosial. Jarak
tersebut diaransemen oleh ukuran ruang. Pada ruang dengan
13
ukuran lebih besar, orang lebih mudah melakukan pemisahan
diri, sedangkan ruang dengan ukuran lebih kecil orang-orang
berada dalam suatu kebersamaan.
4. Pembatas ruang ( barriers) Zeizel (1981) menyatakan bahwa
pembatas ruang adalah semua elemen fisik yang dapat
mempersatukan atau memisahkan manusia dalam suatu
dimensi. Pembatas juga menjelaskan perbedaan kepemilikan
antar suatu tempat yang diperbolehkan dan yang dilarang.
Dengan demikian unsure pembatas ini sangat menentukan
pengambilan keputusan tentang ruang yang akan
digunakan.Elemen fisik yang dimaksud dapat berupa pagar,
dinding, tanaman, atau fasilitas umum. Tiap elemen memiliki
sifat yang berbeda, oleh karenanya fungsi kegiatan yang terjadi
selalu akan menyesuaikan.
5. Komponen ruang didalam ruang terdapat berbagai komponen
yang memiliki kekuatan sebagai penarik (magnet)
berlangsungnya suatu fungsi kegiatan ( Arnold : 1972 dalam
Djauhari: 1998).
Akibat dari komponen tersebut menimbulkan fungsi kegiatan
lain yang disebut sebagai kegiatan bawaan,sehinga akan
meningkatkan frekfensi dan variasi kegiatan di ruang tersebut.
6. Kondisi ruang terkait dengan temperature, polusi udara dan
kebisingan
Pada ruang dengan suhu atau kebisingan yang berlebihan,
manusia cenderung menghindar (wirawan,1992) sebaliknya
manusia akan memanfaatkan bila kondisi ruang menunjukkan
kondisi teduh, nyaman dan tidak polusif. Terjadinya hubungan
antar manusia dengan suatu obyek baik secara visual maupun
melalui indera pendengar, indera pencium ataupun perasa,
akan menimbulkan kesan ruang.
Kesan meruang dapat tercipta dengan menempatkan tinggi
14
dinding melebihi tinggi manusia dan memutuskan pandangan
yang menerus dari lantai. Dinding rendah terutama hanya
digunakan untuk membagi suatu daerah, dan kurang
menimbulkan kesan meruang. Dinding rendah efektif
digunakan sebagai pagar di sepanjang lantai yang ditinggikan,
pemberi arah gerakan, Dinding lebih tinggi dari orang akan
memberi daya meruang dan pembukaan dengan arah vertikal
akan menjadi penting.
A. Tata Komoditi Barang
Dalam buku Urban Market Developing Informat Retailing (1990), karya
David Dewar dan Vanessa Watson, pembagian tata ruang komoditi barang
dagangan dibagi sesuai dengan sifat barang. Misalkan barang dagangan seperti
daging dan ikan dapat didekatkan area dagangnya karenamemiliki sifat barang
yang sama seperti basah, butuh tempat pendingin, butuh ruang untuk memotong,
dan lain-lain. Berikut beberapa alasan mengapa barang dagangan harus dipisahkan
sesuai dengan sifat barang tersebut.
1. Mempermudah konsumen untuk memilik dan membanding-bandingkan
harga dan barang.
2. Banyaknya kemungkinan perilaku konsumen.
3. Karakter penanganan komoditi yang berbeda-beda, seperti tempat
pencucian, tempat penyimpanan, drainase.
4. Efek yang di timbulkan pada tiap barang dagangan berbeda-beda.
Seperti tampak barang dagangan dan bau yang muncul.
5. Berbednya karakteristik tempat atau lingkungan yang di butuhkan dari
tiap barang. Seperti pencahayaan, penghawaan dan lain-lain.
15
mempengaruhi terhadap sering atau tidaknya suatu kios dan los itu di kunjungi
oleh pembeli.
Dalam buku karya David Dewar dan Vanessa Watson yang berjudul
“Urban Market Developing Informat Retailing” (1990), Terdapat kemungkinan
adanya sebuah area yang jarang sekali didatangi oleh pengunjung karena letaknya
yang dicirikan sebagai ruang mati. Terdapat 4 (empat) macam deadspots yang
ada, yaitu:
a. Yang disebabkan karena titik pedagang terlalu tersebar dan terpecah
Titik atau area mati ini di sebabkan karena tatanan toko yang terletak
saling berhadapan dan pada satu sisi posisi toko tersusun secara acak
sehingga terdapat titik yang kosong dan membentuk pertemuan
sirkulasi
b. Yang di sebabkan karena adanya toko dan kios yang berhadapan dan
membentuk pola siku
16
c. Yang di sebabkan karena banyaknya pertemuan sirkulasi
Selain masalah dead spots, juga terdapat bebera maslaah dalam penataan
ruang pasar yang berhubungan dengan tata komoditi barang dagangan. Antara
lain:
a. Jarak Pertemuan Pergerakan Pembeli terlalu Pendek
17
b. Pergerakan Pembeli terlalu Lebar
18
Gambar 2. 8 Pola Sirkulasi Linear
Sumber : DK Ching, 2007
2. Pola Radial Pola radial juga merupakan pola sirkulasi yang berawal dari
satu titik yang menjadi pusat dan berakhir di beberapa titik yang menyebar dan
bisa juga kebalikannya. Pola ini digunakan untuk menciptakan ruang yang kaya
pergerakan contohnya seperti ruang gym.
3. Pola Spiral
Seperti pada namanya, pola ini merupakan pola yang berbentuk memutar
dan berujung pada satu titik di tengah. Pola ini banyak digunakan dalam
perancangan yang berada pada area lahan terbatas karena pola sirkulasi akan
diarahkan kedalam atau ketengah, tidak menyebar keluar.
19
Gambar 2. 10 Pola Sirkulasi Spiral
Sumber : DK Ching, 2007
4. Pola Network
Pola network merupakan pola sirkulasi yang terbentuk menjadi jaringan-
jaringan grid. Karena adanya grid tersebut maka banyak terdapat beberapa titik
pertemuan yang saling menghubungkan ruang satu sama lainnya. Dengan kata
lain pola ini juga dikenal dengan pola titik terpadu. Sesuai dengan konsep gridnya
pola
ini biasa digunakan pada bangunan dan ruangan perkantoran, sekolah, dan
lainnya.
5. Pola Campuran
Pola ini adalah pola sirkulasi campuran dari ke empat pola di atas. Pada
pola ini dicoba untuk membentuk sebuah perpaduan pada ruang, tetapi akan justru
terlihat membingungkan.
20
Gambar 2. 12 Pola Sirkulasi Campuran
Sumber : DK Ching, 2007
21
yang diharapkan dapat meningkatkan reribusi pasar. Dari potensi yang ada maka
pasar induk ini sangat di butuhkan untuk mempermudah para pedagang dalam
pencarian barang dan pengumpulan hasil produksi petani.
22
A. Klasifikasi Pasar Berdasarkan Tingkatannya Menurut tingkatnya pasar
dibedakan menjadi tiga bagian (Winardi, 1962 : 182) yaitu :
1. Pasar Dunia yaitu pasar yang keseluruhan permintaan dan penawaran yang
berhubungan satu sama lainnya meliputi seluruh dunia.
2. Pasar Regional atau Pasar Induk, yaitu pasar yang mempunyai fungsi
pelayanan regional dan lokal serta sistem transaksinya secara borongan.
3. Pasar Lokal atau Pasar Lingkungan, yaitu memiliki fungsi pelayanan
lingkungan sekitar pasar dan transaksinya eceran.
23
6. Aktivitas bongkar muat yang tinggi
Pada saat awal kegiatan dimulai dengan pem,asukan barang yang di bawa
oleh petani produsen, pengelola pasar induk kemudian melakukan penyortiran
jenis barang yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ada, setelah dilakukan
penyortiran barang selanjutnya menentukan kualitas barang yang diterima ke
dalam tiap – tiap kelompok satuan kualitas, hal ini dperlukan agar barang dengan
kualitas yang lebih baik tidak menjadi rusak jika dicampur dengan kualitas barang
yang lebih rendah (penilaian kualitas berdasarkan komoditi barang). Setelah
proses penyortiran kemudian menaruhnya dalam ruang penyimpanan, ruang
penyimpanan ini merupakan ruang tertutup atau permanen dan siap untuk di jual
dengan kualitas barang yang baik, dilain pihak pembeli dapat langsung
mengadakan transaksi dengan pedagang secara grosir di pasar induk tersebut
melihat kualitas barang yang baik, barang yang sudah di sepakati lalu di bawa
menuju kendaraan konsumen untuk di dagangkan kembali.
24
2.2.8 jangkauan Pelayanan Pasar Induk
1. Struktur Wilayah Perdagangan
Struktur wilayah perdagangan merupakan tingkat wilayah perdagangan
dari aktifitas perdagangan dalam menarik konsumen dengan variasi jarak
atau variasi wolayah konsumen yang berbed. Adapun struktur wilayah
perdagangan dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Lewison dalam ihsan,
1998) yairu :
a. Wilayah perdagangan umum termasuk didalamnya semua
konsumen yang datang berbelanja ditempat perbelanjaan.
b. Wilayah perdagangan gabungan, merupakan beberapa wilayah
perdagangan dengan struktur tersendiri sesuai dengan jenis barang
yang dijual
c. Wilayah perdagangan atau pelayanan yang proposional diukur
berdasarkan jarak dan waktu tempuh konsumen dengan pusat
belanja.
25
Merupakan jaringan dari berbagai elemen listrik pasif seperti
resistor, kapasitor, induktor, transformator, sumber tegangan, sumber
arus, dan saklar sebagai sumber penerangan dan energi pada kios,
koridor, serta ruangruang yang terdapat pada pasar
(wordpress.com/pengertian-jaringan-listrik, 2020).
d. Drainase
Merupakan sarana pembuangan air secara alami atau buatan dari
permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini
dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air ke riol kota.
e. Sarana parkir
Sebuah tempat untuk meletakkan kendaraan baik mobil maupun
sepeda motor.
f. Kantor pengelola
Sebuah tempat atau ruangan untuk ruang kerja pengelola pasar.
g. Sarana ibadah
Tempat untuk ibadah umat muslim yaitu ibadah sholat.
h. Toilet
Tempat untuk membuang urin dan feses.
i. Sarana keamanan dan kenyamanan
Berguna untuk menjaga keamanan dan kenyamanan bangunan.
j. Sarana kebersihan
Wajib ada dalam sebuah bangunan agar bangunan tetap terjaga
kebersihannya.
k. Sarana kebutuhan khusus
Sarana ini sangat dibutuhkan untuk penyandang cacat atau berkebutuhan
khusus, sarana ini berupa ramp dan elevator (lift).
l. Hydrant
26
Hydrant merupakan sistem proteksi kebakaran utama pada sebuah
bangunan berupa kotak merah berisi pipa merah yang mengeluarkan air
dengan kekuatan tinggi.
m. Akses pencapaian masuk dan keluar
Bangunan harus memiliki akses untuk masuk dan keluar.
2. Komponen pendukung meliputi :
a. Jaringan telekomunikasi
b. Gudang
c. Pintu darurat
d. Pos keamanan
e. Transportasi vertikal / horizontal
f. Ruang terbuka hijau
g. Loading dock
h. Tempat parkir
27
b) Posisi tubuh condong ke depan membutuhkan ukuran lebar 625
mm.
c) Posisi tubuh berdiri menyamping membutuhkan ukuran lebar
300 mm.
d) Posisi tubuh berdiri dengan satu tangan menyentuh kepala dan
satu tangan menyentuh pinggul ukuran lebar 875 mm.
e) Posisi tubuh berdiri menyamping dengan satu tangan lurus ke
depan membentuk sudut 90˚, ukuran lebar 875 mm dan tinggi
1750 mm.
f) Posisi tubuh berdiri dengan satu tangan lurus ke samping
membentuk sudut 90˚, ukuran lebar 1125 mm.
28
e) Terdapat tiga orang berdiri dan ada salah satu orang berdiri
dengan gaya kaki rapat diantara orang yang membuka kakinya,
maka membutuhkan ukuran 1700 mm.
f) Terdapat empat orang sedang berdiri dengan gaya yang
berbeda-beda pada masing-masing orang, maka membutuhkan
ukuran 2250 mm.
g) Standar kios
Kios merupakan bangunan tetap maupun tidak tetap, didirikan
bagian dari los dan dibatasi dengan sekat. Standar dimensi kios
yang ideal untuk pedagang meletakkan dan menyimpan barang
dagangannya adalah 3 x 3 m dan untuk los kurang lebih 2 x1,5
m (Peraturan Daerah Bandung No 20, 2009).
29
bangunan dalam segala aktivitas. Berikut adalah standar besaran ruang untuk
fasilitas pendukung.
No Ruang Standar / m²
1. Parkir mobil 750m²
2. Parkir motor 250m²
3. Masjid / mushola 150m²
4. Bank 36m²
5. Food court 36m²
6. Pos kesehatan Pos keamanan 36m²
7. MCK / KM 12m²
8. Shaft sampah 6m²
9. Gudang 3m²
10. Tempat sampah 150m²
30
Gambar 2. 15 Letak orientasi bangunan terhadap arah angin
Sumber : Annarita, 2012
31
perancangan pencahayaan alami siang hari untuk rumah dan gedung”
dan SNI 03-0000-2001, berupa standar tentang “tata cara perancangan
system pencahayaan alami pada bangunan gedung”.
6. Standar aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan fasilitas yang disediakan bagi semua orang
khususnya penyandang disabilitas dan lansia untuk memudahkan dalam
kegiatan sehari-hari baik diluar maupun di dalam gedung (peraturan mentri
PU nomor 30, 2006). Dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan
sebuah gedung dan lingkungan maka harus dilengkapi dengan penyediaan
aksesibilitas serta wajib memenuhi persyaratan aksesibilitas. Persyaratan
teknis aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi:
a. Jalur pedestrian
Jalur pedestrian yaitu jalur yang digunakan untuk berjalan kaki atau
berkursi roda bagi penyandang disabilitas secara mandiri yang dirancang
berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak aman, mudah, nyaman dan
tanpa hambatan. Syarat jalur pedestrian menurut peraturan mentri PU
Nomor 30 tahun 2006 sebagai berikut :
a) Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, dan memiliki
tekstur halus tetapi tidak licin. Hindari sambungan atau
gundukan di permukaan. Jika terpaksa ada, tingginya harus
maksimal 1,25 cm. Apabila menggunakan karpet, maka bagian
tepinya harus dengan konstruksi yang permanen.
b) Perbandingan kemiringan maksimal adalah 1:8 dan pada setiap
jarak maksimal 900 cm diharuskan terdapat bagian yang datar
minimal 120 cm.
c) Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan
penyandang disabilitas dengan menyediakan tempat duduk santai
di bagian tepi.
d) Lebar minimum jalur pedestrian adalah 1,20 m untuk jalur searah
dan 1,60 m untuk dua arah. Jalur pedestrian harus bebas dari
32
pohon, tiang ramburambu, lubang drainase/gorong-gorong dan
sesuatu yang menghalangi.
b. Ramp
Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu dan juga sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga (peraturan mentri nomor 468, 1998).
33
3. Lebar minimal dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan
1,20 m dengan tepi pengaman.
4. Bordes pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus terbebas
dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dengan ukuran minimum 1,60 m, Min 120
cm, Min 120 cm, Max 900 cm, dan Min 185 cm
c. Tangga
34
dengan lebar yang memadai. Berikut adalah syarat-syarat tangga
yang harus dibuat menurut peraturan mentri pekerjaan umum:
1. Harus mempunyai dimensi pijakan dan tanjakan yang
berukuran seragam.
2. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°
3. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga
4. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)
minimum pada salah satu sisi tangga.
5. Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65
- 80 cm dari lantai, terbebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan
dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
6. Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian
ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang
sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
35
Gambar 2. 21 standar keamanan tangga
Sumber : peraturan mentri PU nomor 30, 2006
Gambar di atas dapat di jelaskan standar agar tangga didesain dengan benar.
Bagian pinggiran tangga tidak boleh melebihi 4 cm karena dapat membahayakan
kaki pengguna.
36
2.3.2 Prinsip Arsitektur Biophilic
Menurut Browning, Ryan, & Clancy (2014) terdapat tiga pola desain
utama yang dijabarkan kedalam empat belas prinsip desain, berikut adalah
prinsip-prinsip desain tersebut.
Tabel 2. 3 Implementasi 14 Pola Desain Biophilik pada Bangunan
37
P12. Refuge (tempat Sebuah tempat untuk penarikan dari kondisi
perlindungan) lingkungan atau arus kegiatan utama dimana
inndividu terlindungi dari belakang dan atas kepala
P13. Mystery (misteri) Sebuah ruang dengan kondisi misteri yang baik
memiliki rasa antisipasi, atau sifat yang menggoda,
menawarkan indera semacam penolakan dan akan
memaksa seseorang untuk menyelidiki lebih lanjut
ruang tersebut
P14. Risk(resiko /bahaya) Sebuah ancaman bisa didentifikasi beserta
dengan perlindungan yang dapat diandalkan
38
UPT Pasar Induk Wonosobo, UPT ini mengampu 1 pasar saja yaitu Pasar
Induk. Pasar Induk berlokasi di Kecamatan Wonosobo ( berada ditengah kota )
berdiri pada tahun 1861 yang dibangun total pada tahun 2005 dengan anggaran
sebesar : Rp. 41.092.343.000,- di sumber danai oleh APBD Kabupaten Wonosobo
. Memiliki luas tanah 17.945 m2 dan luas bangunan 14.434 m2, sampai saat ini
tercatat ada pedagang keseluruhan 2.746 buah los dan 320 buah kios.adapun
berikut struktur organisasi di UPT Pasar Induk saat ini :Ada 422 pedagang yang
menempati kios, 3911 pedagang yang menempati los, lalu 90 orang sebagai
pedagang kaki lima.
Pasar ini memperjual belikan barang dagangan dari berbagai jenis yaitu
mulai dari sembilan bahan pokok, sayur- sayuran, daging, buah-buhan, sampai
konveksi atau pakaian. Sistem perparkiran di pasar Induk Wonosobo terbagi
menjadi dua yaitu parkir untuk pengunjung dan parkir terutama untuk bongkar
muat barang/dagangan. Parkir pengunjung/pengelola, khusus untuk kendaraan
roda empat berada di samping bangunan (sebelah barat), sedangkan parkir untuk
pengunjung dan pengelola khusus roda dua berada di depan bangunan. Parkir
untuk pedagang digabung dengan parkir pengunjung dan pengelola dan juga
khusus untuk bongkar muat barang berada di samping bangunan. Pemisahan
semacam ini sangat mengntungkan dengan pertimbangan efisiensi kegiatan
Fasilitas-fasilitas pendukung yang terdapat pada pasar ini adalah: MCK:
1 unit, dengan ukuran 4,5 x 4 m2, Air bersih dari sumur pasar, Listrik dari PLN
dengan daya 11.000 watt, Pengelolaan sampah: 1 buah bak sampah sementara,
Pencegah kebakaran: 3 unit fire estinguisher, Area parkir, Gudang penyimpanan:
1 unit, dengan ukuran 4 x 2,5 m2, Kantor pasar: 1 unit, dengan ukuran 5 x 4,5 m2.
No Fasilitas Luas Keterangan
1 Luas lahan 17.945 m 2
39
8 fire estinguisher 3 unit
9 Gudang penyimpanan 4x 2,5 m2 1 unit
10 Kantor Pasar 5 x 4,5 m 2
1 unit
11 Luas lahan parkir 6.461,99 m2
40
Pasar ini memiliki fasilitas pelayanan umum yang lengkap bagi para
pelaku yang melakukan aktivitas di pasar tersebut. Fasilitas pelayanan umum yang
disediakan terdiri dari Bank di 3 lokasi, 3 lokasi areal parkir dengan daya tampung
lebih dari 3.000 mobil, 1 pusat telekomunikasi, dan toilet di 14 lokasi, bahkan
fasilitas penitipan anak pun tersedia. Pasar ini juga menyediakan fasilitas ibadah
berupa 1 mesjid dan tiga mushollaBadan yang mencatat berapa banyak barang
yang dibongkar dan dimuat serta memfasilitasi terhadap pelayanan bongkar dan
muat barang di pasar dipercayakan kepada BAPENGKAR (Badan Pengelola
Pekerja Bongkar Muat). Para pedagang sayuran dan buah-buahan melakukan
usaha dalam bentuk grosir dan eceran. Usaha dalam bentuk grosir berjumlah
1.835 tempat dan eceran berjumlah 1.818 tempat. Jumlah pedagang tetap di PIKJ
berjumlah lebih dari 2.000 orang yang menempati lebih dari 3.500 kios.
41
1.4.3 Pasar Induk Jatiuwung
42
No Fasilitas Luas Keterangan
1 Luas lahan 43.000 m2
2 Luas bangunan
3 Ruko 42 unit
4 Kios 167 unit
5 Lapak 1.300 unit
6 Luas lahan parkir 6.000 m 2
H.C Andersen’s House adalah museum baru yang di rancang oleh kengo
kuma dan Associates di odense, Denmark. Menafsirkan kembali kisah kehidupan
dan karya penulis Denmark, proyek ini akan memberikan pengalaman artistik
yang unik yang menggabungkan lanskap, arsitektur, dan desain pameran modern,
menawarkan perspecktif baru tentang salah satu pemikir paling dicintai dan
kreatif , Pada museum ini menerapkan beberapa unsur biophilic sebagai berikut :
1. Fitur Lingkungan
Fitur lingkungan yang di terapkan paada bangunan ini adalah dengan
memasukkan unsur vegetasi di dalam dan di luar ruangan serta penghijauan pada
beberapa fasad dan atap, selain itu juga bangunan ini dapat memaksimalkan
43
pencahayaan alami melalui dinding dinding kaca yang lebar dan void pada tengah
bangunan.
Museum ini juga menggunakan material dan warna warna alami yang
terbuat dari bahan kayu
44
juga terdapat motif double facad yang di gunakan berbentuk ranting ranting pohon
45
Tabel 2. 4 Studi banding H.C. Andersen House
Komponen Keterangan
46
Bangunan menggunakan material alami
seperti plafon, facad dan lantai kayu di
beberapa spot dengan pemilihan warna
kayu yang menujukkan ke alamian
bangunan,
Gambar 2. 36 Prospect
Sumber : https://www.architecturalrecord.com/
Gambar 2. 37 Mistery
Sumber :archdaily.com
47
2.5.2 Second Home Hollywood
48
Gambar 2. 39 tanaman yang digunakan
Sumber: https://www.archdaily.com
49
membuat akses cahaya matahri dengan mudah menyebar kesegala ruang dalam
bangunan, kaca yang digunakan juga dapat mengatur banyaknya cahaya yang
masuk ke ruang kantor, sehingga dapat mengurangi energi listrik di siang hari dan
tetap sejuk, penggunaan fasad transparan memungkinkan setiap orang dalam
kantor dapat menikmati pemandangan. Tidak banyak furnitur di ruang kantor,
hanya meja bundar dan kursi putih sederhana dinding dinding kaca juga
menciptakan hubngan ruang dalam ruang luar yang menjadi sangat dekat karena
terkesan tidak ada batasan antar ruang
Komponen Keterangan
50
Bangunan ini menghadirkan alam pada ruang
kantor melalui indera penciuman,
pendengaran, indera peraba dengan
memberikan vegetasi didalam bangunan dan
pemilihan material alami.
51
Bangunan menggunakan material alami
seperti plafon dan lantai kayu di beberapa
spot dengan pemilihan warna kayu yang
senada dengan vegetasi lansekap.
Gambar 2. 48 Prospect
Sumber : https://www.architecturalrecord.com/
52
Poin misteri pada Second Home Hollywood
Office menghadirkan rasa ingin tau bagi para
karyawan atau seseorang yang melewatinya
dengan alur jalan berliku disertai bangunan
oval dan vegetasi yang mengitarinya.
Gambar 2. 49 Mistery
Sumber :archdaily.com
53
2.5.3 Envelope House
54
Tabel 2. 6 Studi Banding Envelope House
Komponen Keterangan
Komponen Keterangan
55
Adanya skylight dan plafon yang tinggi
dengan penggunaan ventilasi sehingga
menciptakan kondisi ruang dengan
kondisi termal yang relatif stabil dan
sirkulasi udara yang baik
56
BAB III
57
3.2 Lokasi Perancangan Arsitektur
Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas wilayah 8.881,59 km2 atau 888,159
hektar, terletak pada koordinat 1. 0140 sampai 2.0450 Lintang Utara dan
100.0170 hingga 101.0210 Bujur Timur. Batas Kabupaten Rokan Hilir:
1. Sebelah Selatan : Kab Rokan Hulu
2. Sebelah Timur : Kota Dumai
3. Sebelah Barat : Prov. Sumatera Utara
4. Sebelah Utara : Selat Malaka
Pemilihan lokasi berada di Kabupaten Rokan Hilir dikarenakan untuk
Mewujudkan Visi Kabupaten Rokan Hilir yaitu “ Terwujudnya Rokan Hilir
Sebagai Kawasan Industri Guna menuju Masyarakat Madani, Mandiri dan
Sejahtera”. Adapun teori dalam pemilihan lokasi pasar yang tepat sebagai berikut :
Menurut David Dewar dan Vannesa W (1990), lokasi sebuah pasar adalah
merupakan faktor yang penting atau berpengaruh pada keberhasilan pasar
tersebut. Pada skala kota ada 3 faktor utama yang mempengaruhi lokasi tersebut
yakni :
1. Location of generator of population movement (lokasi Yang Menimbulkan
Pergerakan Populasi Orang) Pasar-pasar sangat peka pada sirkulasi dan
konsentrasi dari pejalan kaki dan lalu-lintas dan paling berhasil dari sebuah
pasar adalah karena begitu dekat dengan orang banyak (D Dewar and
58
Vanessa W, 1990). Karena itu pasar-pasar yang paling berhasil berada di
CBD (Central Businness District) dan kumpulan perdagangan formal yang
lain, pusat konsentrasi industri, sekitar terminal transportasi umum (terminal
bus, stasiun kereta api, dan sebagainya) dan lokasi yang memiliki kepadatan
tinggi.
59
Pemilihan lokasi perancangan pasar induk Rokan Hilir yang tepat menurut
kajian di atas ialah berada di jl. Lintas Bagan siapi api – Ujung Tanjung, Riau,
tepat di daerah Batu Hampar
Dengan klasifikasi tapak sebagai berikut :
Fokus Tapak: ± 13.500 m²
KDB: 60%
Kontur: Relatif datar
Kondisi Eksisting: Lahan Kosong
60
dengan persil tetangga.
No Variable Ketentuan
4 Garis Sempadan 1. Garis sempadan pondasi bangunan terluar
Bangunan (GSB yang sejajar dengan as jalan (rencana jalan)/
tepi sungai/tepi pantai ditentukan berdasarkan
lebar jalan/rencana jalan/lebar sungai/kondisi
pantai, fungsi jalan dan peruntukan
kavling/kawasan.
61
sungai diluar ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
setelah mendengar pertimbangan para ahli.
7 Jarak Antar Bangunan 1. Jarak antara masa atau blok bangunan satu
lantai yang satu dengan lainnya dalam satu
kavling atau antara kavling minimum adalah
2-3 meter.
62
3.2.3 Kesesuaian dan Analisis Pemilihan Lokasi
Ada beberapa kesesuaian dalam memilih lokasi, diantaranya sebagai
berikut:
1. Kesesuaian terkait aturan
Menurut aturan yang terdapat pada Kabupaten Kuantan Singingi dalam
hal pembangunan telah disusun di dalam RT RW Kabupaten Rokan Hilir.
Lokasi yang diambil yaitu Bagan Siapiapi, dimana letaknya berada pada lokasi
perdagangan sehingga cocok pada perancanaan bangunan.
2. Kesesuaian terkait dengan fungsi
Perancangan pasar induk ini terletak di Jl. Lintas Kota Bagan Siapiapi
menuju Kota Ujung Tanjung dengan tujuan para perdagangan yang ada di Kota
Bagan siapiapi dan Ujung Tanjung tidak terlalu jauh untung menjangkau ke
lokasi pasar tersebut, hal ini sebabkan oleh fungsi perancangan yang berkaitan
dengan perdagangan yaitu pasar, dimana pasar induk ini diharapkan dapat
mendukung para pedagang dan petani sekitar untuk manjadikan pasar ini sebagai
tempat penampungan hasil produksi dan penyediaan barang bagi pedagang
untuk kedepannya. Dan juga dapat membantu pertumbuhan pasar di Rokan Hilir
dan pertumbuhan perkonomian Kabupaten Rokan Hilir.
3. Kesesuaian terkait dengan keinginan Pemerintah
Sesuai dengan visi pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yaitu “menuju
rokan hilir yang maju, religius dan berbudaya berbasis infrastruktur dan
perekonomian yang handal”.
Dengan demikian tentunya harus ada fasilitas dalam mewujudkan
pertembuhan perekonomian yaitu dengan perancangan pasar diharapkan dapat
mewujudkan visi Kabupaten Rokan Hilir.
63
pertanian daerah sekitar maupun dari daerah luar yaitu bertujuan untuk
disalurkan ke pasar pasar lainnya. pasar induk ini memiliki persentase jual yang
lebih tinggi dari pasar biasa. Pasar induk ini memiliki pelayanan regional serta
sistem pembelian nya borongan atau grosiran.
Pasar Induk umumnya hanya ditemukan di negara-negara berkembang.
mereka berada di kabupaten atau kota-kota regional dan mengambil sebagian
besar produk mereka dari pasar perakitan pedesaan terletak di daerah produksi, di
mana transaksi yang berskala lebih besar dan biasanya terjadi antara petani dan
pedagang.
B. Penerapan Arsitektur Biophilic pada Perancangan
Desain yang menggunakan pendekatan teori desain biophilic membantu
dalam menyelaraskan antara fungsi kawasan dengan konsep bangunan. Adanya
keterikatan manusia dengan alam yang begitu kuat melandasi perancangan yang
menghubungkan antara bangunan dengan sistem alam.
Tema pendekatan desain biophilic sebagai penghubung dengan sistem
alam dan fungsi perancangan berupa pasar diharapkan mampu mendekatkan
kembali hubungan manusia dengan alam dimana alam akan membantu manusia
untuk merasakan kenyamanan, meningkatkan psikologis dan relaksasi terhadap
pikiran penggunanya
64
digunakan untuk menganalisis dan mengoptimalkan potensi-potensi
yang terdapat di lokasi site.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data survei dapat didukung dengan pengambilan
dokumentasi terhadap lokasi site perancangan. Dokumentasi yang
dilaksanakan dapat berupa video, foto ataupun sketsa.
3. Wawancara
Proses wawancara ditujukan kepada beberapa pedagang yang berjualan
di dareah Kota bagan siapiapi dan Kota Ujung Tanjung. Dengan materi
wawancara yaitu tentang keadaan site serta hal-hal yang berkaitan
dengan perancangan seperti kebutuhan pasar di Kabupaten Rokan Hilir.
B. Data Sekunder
Mencari dan mengumpulkan informasi mengenai perancangan pasar induk
seperti studi literature dan hal penting lainnya, baik dari segi fungsinya ataupun
tema. Data sekunder ialah sebagai pendukung dari data primer. Data sekunder bisa
di peroleh dengan beberapa cara yaitu:
1. Buku
Mencari data dengan membaca berbagai buku - buku yang berhubungan
dengan fungsi bangunan dan tema perancangan yang akan dilakukan
merupakan cara lain dalam pengumpulan data.
2. Jurnal
Pencarian data dengan menggunakan jurnal yang sesuai dengan tema
dan fungsi yang sama dengan perancangan yang akan dilakukan.
3. Skripsi, Disertasi, ataupun Tesis
Skripsi, disertasi, ataupun tesis djadikan sebagai bahan referensi dalam
proses perancangan dan dapat dijadikan sebagai sumber data maupun
sebagai media pembanding.
4. Media
Pengumpulan data dengan menggunakan media online atau website
resmi dapat membantu untuk mendapatkan data pendukung yang
65
berkaitan dengan fungsi atau pendekatan yang akan digunakan dalam
perancangan bangunan.
66
pengolahan data, merupakan tahap mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
sebagai acuan dalam peracangan. Tahap Peracangan merupakan proses
perancagan dimulai hingga tahap pengembangan bangunan Pasar induk Rokan
Hilir.
67
BAB IV
ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN
Lokasi site berada pada dearah Batu Hampar berbatasan dengan perumahan
dan hutan yang ada pada sepanjang Jalan lintas Bagan siapi-api – Ujung tanjung
dengan panjang jalan ± 70 Km2 dengan batas site yaitu :
1. Sebelah Utara : Lahan Kosong
2. Sebelah Selatan : Hutan dan Perumahan warga
3. Sebelah Timur : Hutan
4. Sebelah Barat : perumahan warga
A. Kondisi dan Potensi yang dimiliki oleh tapak adalah sebagai berikut:
a) Lokasi site berada di Jl. Lintas Kota Bagan Siapi-api – Ujung Tanjung
b) Lokasi dapat di jangkau para pedagang Kota Bagan Siapi-api dan Kota
68
Ujung Tanjung yang memiliki potensi lebih banyak pasar
c) Lokasi site juga berbatasan dengan rumah warga
d) Lokasi perancangan strategis yaitu mudah di jangkau oleh para petani
dan nelayan sebagai sumber produksi pada Perancangan Pasar induk
Rokan Hilir
Pada gambar 4.2 dapat dilihat jarak pada lokasi site dengan pasar yang
ada di Kota Bagan Siapi-api dan Ujung Tanjung jarak yang paling jauh yaitu pada
pasar Siti Maryam yang memiliki lokasi di pujut bersebelahan dengan Kota Ujung
Tanjung dengan Jarak tempuh ± 80 Km2 yang memliki waktu tempuh 1 ½ jam.
Dan pada gambar 4.3 di jelaskan pada gambar kawasan sentral berdasarkan
komoditi barang.
69
4.1.2 Analisi Mikro Tapak
A. Analisis Pergerakan Matahari dan Angin
Lokasi ini terletak di daerah Batu Hampar tepat nya di jalan Lintas Kota
Bagan Siapi-api – Ujung Tanjung sehingga lokasi ini dapat dengan mudah diakses
oleh para pengunjung dan para pedagang lokal maupun pendatang dari luar.
Lokasi ini juga dekat dengan sungai Rokan yaitu sungai yang terkenal di Rokan
Hilir.
Sekitaran tapak merupakan lahan kosong yang disekelilingnya masih terdapat
banyak vegetasi. Angin masuk dari sekeliling tapak dengan potensi terbesar ada di
sebelah Utara dan juga Timur karena terdapat banyak pohon.
70
B. Analisa Kebisingan
C. Analisa Vegetasi
Tapak pada perancangan merupakan hutan yang masih banyak terdapat
pohon sawit dan terdapat beberapa pohon besar didalamnya. Penambahan vegetasi
diperlukan untuk membantu sebagai petunjuk arah, dan juga peneduh. Pada
penambahan pohon vegetasi pohon pohon harus di pilih untuk menampilkan
estetika pada lanscape bangunan yang akan di rancang.
71
D. Analisa View
Terdapat perumahan dan lahan kosong pada area sekitar site dan pada
tepat pada depan lahan adalah jalan lintas Bagan Siapi-api – Ujung Tanjung.
E. Analisa Orientasi
Berdasarkan analisa dan pertimbangan sebelumnya, maka orientasi
bangunan pada perancangan menghadap ke arah timur yang bertujuan untuk
memanfaatkan cahaya dipagi hari dimana cahaya atau panas di pagi hari membuat
badan menjadi sehat.
72
F. Penzoninga pada Site
Zona Penzoningan secara umum pada perancangan pasar induk terbagi
menjadi tiga bagian yaitu publik, semi publik, dan privat.
1. Zona publik
Zona publik adalah zona atau area yang bebas dimasuki oleh
siapapun. Pada Pusat Kebudayaan Kampar ini zona publik terdiri dari:
lobi, kios, los, musholla, lavatory, kantin, dan parkiran.
2. Zona semi publik
Zona semi publik ialah zona ataupun area yang area yang boleh
diakses oleh siapapun, namun tidak bebas. Zona ini memerlukan
ketentuan untuk dapat mengaksesnya. Pada Pasar induk zona ini
terdiri dari: ruang Administrasi, pos keamanan, dan janitor.
3. Zona privat
Zona privat adalah zona yang tidak boleh diakses oleh sembarang
orang, Zona ini hanya boleh diakses oleh yang bertugas di bidangnya,
atau yang ber- keperluan. Zona ini terdiri dari: area kantor, ruang
operasional, ruang servis dan gudang.
73
Gambar 4. 9 Zoning Pada Bangunan Pasar
74
4.2.2 Analisa Pengguna dan Kegiatan nya
A. Pengguna Kendaraan
1. Pedagang
Tabel 4. 1 Pengguna dan kegiatan pedagang bagi pengguna kendaraan
Pengguna Kendaraan
Datang
Sirkulasi untuk kendaraan
Pintu atau akses masuk
pedagang roda dua dan empat
Masuk area site ke
yang mudah dan
site
jelas
Area khusus yang cukup luas Tempar parkir
Memarkirkan untuk pedagang parkir dan pedagang + loading
kendaraan bongkar muat barang dagang dock
Meletakkan Barang sesuai jenis Tempar parkir
Menurunkan barang
nya pedagang + loading
dagang
dock
Sirkulasi yang luas, nyaman, Sirkulasi tempat parkir
Menuju area dagang
dan tidak terlalu jauh ke los dan kios dagang
Jarak antar pedagang tidak
Menata barang teralu dekat. Tempat Los dan Kios dagang
dagang penyimpanan yang cukup
75
Pulang
Jarak antara pedagang tidak
Menata barang
terlalu dekat, tempat Los, Kios dagang
dagang
penyimpanan yang cukup
Menuju tempat Sirkulasi yang luas nyaman, dan Sirkulasi Los dan Kios
parkir tidak terlalu jauh ke tempat parkir
Membutuhkan area yang cukup
Menaikkan sisa luas untuk tiap kendaraan Tempat parkir pedagang
barang dagang pedagang, penempatannya yang dan loading dock
muda diakses
Buang air kecil dan Penempatan yang bisa di akses
dari area parkir Westafel
besar
Sirkulasi untuk kendaraan
pedagang roda dua dan empat
Keluar area site Pintu akses keluar site
yang muda dan jelas
sirkulasinya
2. Pengelola Pasar
Pengguna Kendaraan
Datang
Sirkulasi untuk kendaraan
pengelola roda dua dan empat
yang mudah dan Pintu atau akses masuk
Masuk ke area site jelas ke
site
76
Kemudahan visibilitas dari
kantor untuk melakukan
pengawasan dalam pasar, Sirkulasi dari ruang
Pengecekan dan
kantor menuju Los,Kios
pengawasan pedagang sirkulasi yang baik dan
mudah dijangkau dari kantor dagang
Pulang
Sirkulasi yang nyaman dan Sirkulasi kantor
Menuju tempat parkir mudah diakses pengelola ketempat
parkir
Sirkulasi untuk kendaraan
karyawan dan pengelola roda
Keluar area site Pintu akses keluar site
dua dan empat yang muda dan
jelas sirkulasinya
77
3. Karyawan kebersihan
Pengguna Kendaraan
Datang
Sirkulasi untuk kendaraan
pengelola pasar roda dua dan Pintu/ akses masuk ke
Masuk area site
empat yang mudah dan jelas site
Membuang sampah ke
Bak tempat
Bak tempat Akses yang mudah dijangkau.
pembuangan sementara
pembuangan Jauh dari area jual beli.
(TPS)
sementara (TPS)
78
Tempat yang bersih, nyaman,
`Ibadah Mushola
dan dapat merilekskan tubuh
Pulang
Sirkulasi yang nyaman dan Sirkulasi ruang karyawan
Menuju tempat parkir mudah ke tempat parkir
diakses
79
4. Petugas kebersihan atau Truck sampah bagi pengguna kendaraan
Pengguna Kendaraan
Datang
Pulang
Mengembalikan
Ruangan yang bersih
peralatan
dan tidak menyebarkan bau. Janitor
Kebersihan
Dekat dengan toilet
(Janitor)
Penempatan merata
Mencuci tangan dibeberapa titik pasar dan Wastafel
mudah diakses
80
5. Pembeli
Datang
Menuju area pedagang Sirkulasi yang luas, nyaman, dan Sirkulasi tempat parkir
tidak terlalu jauh ke los/ kios dagang
Membeli kebutuhan
Buang air kecil atau Penempatan yang tidak terlalu Toilet atau kamar mandi
besar jauh. Nyaman dan bau tidak
menyebar ke area pasar
Mencuci tangan Penempatan merata dibeberapa Wastafel
titik pasar dan mudah diakses
Ibadah Tempat yang bersih, nyaman, dan Mushola
dapat merilekskan tubuh
Menunggu (di dalam Tempat untuk bersantai dan Taman indoor
bangunan) menunggu sambil menikmati
suasana pasar
Pulang
B. Pejalan Kaki
1. Pedagang dan karyawan
81
Tabel 4. 6 Pengguna dan kegiatan Pedagang dan karyawan bagi pejalan kaki
Pejalan kaki
Datang
Pulang
82
2. Pengelola pasar dan Pengunjung
Tabel 4. 7 Pengguna dan kegiatan pengelola pasar dan pengunjung bagi pejalan
kaki
Pejalan Kaki
Datang
Pulang
Pada tabel diatas menjelaskan tentang sirkulasi dan penggunaan ruang bagi
pengguna dan kegiatannya, pada pengguna kendaraan dan pejalan kaki di desain
dengan sirkulasi yang berbeda untuk memudahkan para pelaku dalam melakukan
kegiatan di pasar induk ini tujuannya yaitu, Untuk menghasilkan sirkulasi yang
baik sehingga menciptakan bangunan yang sesuai dengan penerapan tema yang di
inginkan, dan menghasilkan kenyaman yang dapat meningkatkan fisiologi dan
fsikologi seseorang.
83
Tabel 4. 8 Pembagian Ruang
Pengelola
1 Ruang Tamu
2 Ruang Kepala
3 Ruang Rapat
4 Ruang staff
Pedagang
1 Kios Basah dan Kering
2 Los Basah dan Kering
3 Gudang
4 Lapak Basah dan Kering
Penunjang
1 Musholla
2 Pos Penjaga
3 Ruang Kesehtan
4 Ruang Laktasi
5 Toilet
6 Atm Centre
7 Parkir
Service
1 Ruang Genset
2 Ruang Panel
3 Ruang Pompa
4 TPS
5 Ruang Petugas Kebersihan
84
berhadapan/ Cross Ventilation
Memiliki papan identitas
Zoning di pisah sesuai jenisnya
Setiap lorong memiliki lebar min 1,5 m2
3 Penataan Untuk tinggi meja zona kering min 60 cm2
Terdapat bongkar muat khusus yang terpisah dari parkir
pengunjung
Sirkulasi yang memadai untuk dilewati kendaraan
pengangkut
Setiap lorong kios dan los harus memiliki tempat
sampah kering dan basah dengan jalur TPS tidak berada
di jalir utama
4 Sanitasi Sedia air bersih min 40 liter setiap pedagang yang di
tamping dalam tandon air berjarak minimal 10 m dari
pembuangan limbah
Terdapat toilet laki-laki dan perempuan
Atap tidak bocor
Dalam ketinggian lebih dari 10 m2 harus menggunakan
5 Konstruksi penangkal petir
Pada bagian atap harus menggunakan material yang
tembus cahaya
Lantai terbuat dari bahan kedap air, dan memiliki
permukaan rata dan tidak licin.
Dalam studi besaran ruang pada perancangan pasar induk ini menggunakann
standar berdasarkan Literatur, Adapun acuan standar sirkulasi bedasarkan buku
Time Sarver Standar yaitu sebagai berikut :
1. Standar Minimum : 5 – 10 %
2. Standar Keleluasaan : 20 %
3. Kenyamanan Fisik : 30 %
4. Kegiatan Spesifik : 50 %
5. Kegiatan masih / banyak : 70 – 100 %
Adapun keterangan sumber dapat di singkat sebagai berikut :
1. AS : Asumsi
85
2. NAD : Nauvert Arsitek Data
3. PD : Peraturan Daerah
Tabel 4. 10 Kebutuhan Ruang
Jumlah
Nama Ruang Sumber Kapasitas Standar Perhitungan Luas
Ruang
Ruang Pengelola
Ruang
AS 1 73 m2/unit 1 1 x 73 m2 120 m2
Pengelola
Fasilitas Pendukung dan service
Parkir Mobil AS 100 6 m2 /Mobil 6 x 100 600 m2
Parkir Motor AS 80 2m2 /Motor 80 x 2 160 m2
0,72 m2
Musholla NAD 30 Orang 1 30 x 0,72 21,6 m2
/orang
Loading Dock NAD
Foudcourt AS 20 Orang 34 m2 2 34 x 2 68 m2
Pos
AS 16 m2 /unit 1 16 x 1 16 m2
Keamanan
Ruang
PD 12 Orang 1 m2 /orang 1 12 x 1 12 m2
Kebersihan
Ruang 1,5 m2
AS 5 Orang 2 7.5 x 2 15 m2
Lakstasi /orang
1,6 m2
Lobby NAD 80 Orang 1 1,6 x 80 128 m2
/orang
5 Orang 1,2 m2/orang 5 x 1,2
Ruang CCTV AS 2 set meja 1 10 m2
2 m2/set 2x2
dan kursi
Ruang MEE AS 16 m2 /unit 1 16 x 1 16 m2
Ruang AHU AS 16 m2 /unit 1 16 x 1 16 m2
10
0,42
Westafel 0,42 x 10
m2/wastafel
Lavatory NAD 8 Closet 1 36 m2
3 m2/ruang 8x3
8 Urinoir 1 m2/orang 8x1
Fasilitas Komersil
Kios PD 9 m2/ Unit 300 9 x 300 2.700 m2
Los PD 5 m /Unit
2
50 5 x 50 250 m2
lapak AS 4m2/Unit 200 4 x 200 800 m2
Gudang PD 3m2/Unit 3 3x3 9 m2
Jumlah luas Bangunan : 5.805 m2
Sirkulasi 30% 1.741 m2
Luas Keseluruhan Bangunan: 7.546 m2
Luas Keseluruhan lahan Parkir : 760 m2
Luas seluruh Lahan 8.306 m2
86
Berdasarkan data perhitungan dari kebutuhan ruang yang di perlukan,
jumlah luas total bangunan sebesar 8.306 m2. Luas lahan yang tersedia 15.000 m2
dengan KDB sebesar 60% maka dari luas lahan 15.000 m2, KDB untuk bangunan
yang akan dirancang sebesar 5000 m2. Di karenakan pasar induk nantinya banyak
pembeli dengan menggunakan kendaran mobil maka pada perancangan ini di
utamakan pada sirkulasi yang luas, sehingga memudahkan para pedagang dan
pembeli dalam mengakses sirkulasi pada area lahan pasar induk.
87
B. Struktur Tengah
Struktur tengah merupakan bagian central yang berfungsi sebagai penerus,
dan pembatas suatu ruangan, struktur tengah merupakan bagian yang meneruskan
beban dari atas menuju bagian pondasi.
C. Struktur Atas
Struktur atas merupakan bagian struktur terluar pada suatu bangunan, pada
perancangan ini sruktur yang digunakan adalah struktur bentang lebar agar dapat
mendukung fungsi yang memerlukan area yang luas, Pada perancangan Pasar
induk ini bagian struktur atas akan dibuat sedikit terlihat sehingga menambah
kesan megah pada bangunan.
88
4.4 Analisis Hubungan Penerapan Tema dan Fungsi Bangunan
4.4.1 Analisis Entrance pejalan kaki
Entrance pejalan kaki utama berada di sisi barat pasar yang berada di tepi
jalan kecil. Entrance utama bagi pejalan kaki adalah pintu masuk utama pasar
induk yang menghadap arah barat yang berdekatan dengan perumahan warga,
dari segi pemerataan sirkulasi pedestrian area di tepi jalan primer sekeliling pasar
induk aktif dengan kegiatan pedestrian yang baik sehingga orang yang berjalan
mengelilingi pasar akan nyaman dan tenang.
89
Gambar 4. 14 Analisa Entrance Pengendara
2. Kisi-Kisi Jendela
Pada perancangan pasar induk ini di disain kisi-kisi jendela yang
dapat dibuka tutup sesuai kebutuhan, Tujuan Kisi-kisi jendela ini ialah
untuk meminimalisir cahaya matahari yang masuk sehingga tidak
menyilaukan didalam ruangan, Kisi-kisi jendela ini dapat dibuka lebar
apabila pengguna atau pengunjung ingin melihat area luar bangunan
secara maksimal.
B. Pencahayaan Buatan dan penghawaan buatan
Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan dalam perancangan
pasar karena pasar merupakan tempat berkumpulnya orang banyak sehingga dapat
90
menyebabkan suhu ruang menjadi panas, pengap, dan nafas menjadi sesak yang di
karenakan kurang nya O2 pada ruangan. Dan pada pencahayaan buatan biasanya
hanya berfungsi pada saat malam dan sore hari dimana cuaca sudah gelap
sehingga perlu pencahayaan buatan yaitu lampu. Implementasi pada lampu juga
harus sesuai tidak terlalu terang karena dapat menyebabkan silau pada mata yang
bisa menyebabkan mata menjadi rusak. Penerapan pencahayan buatan dan
penghawaan pada pasar yaitu :
1. Lampu
Pencahayaan buatan pada Perancangan pasar induk ini berasal dari lampu
yang mana jenis lampu yang digunaan terbagi menjadi lampu downligh,
LED, LED Strip, dan lampu sorot.
2. Ac
Penggunaan Ac pada pasar induk hanya di gunakan pada ruangan kantor
pengelola dan karyawan saja karena pada ruangan tersebut hanya
menggunakan sedikit bukaan sehingga harus menggunakan penghawaan
buatan agar para pengelola pasar dan karyawan dapat bekerja dengan nyaman
dan rileks.
91
3. Ventilasi
Ventilasi dan bukaan pada pasar induk didesain dengan sesuai fungsinya
yaitu sebagai sirkulasi untuk arah angin atau udara agar dapat masuk kesetiap
ruangan sehingga ruangan menjadi sejuk dan nyaman.
92
menjadi lebih baik, mengurangi stress, menyehatkan tubuh, menumbuhkan dan
meningkatkan mood para pedagang untuk beraktifitas yang nantinya dapat
berpengaruh terhadap produktivitas pedagang.
Nature Analogies
93
1. Penggunaan tanaman untuk
membuat kenyamanan pada
ruangan pasar
1. Penggunaan material
kayu untuk beberapa
2. Penggunaan material kayu pada
bagian exterior dan
Koneksi los pedagang
interior bangunan
4 Material
Dengan Alam
2. Penggunaan tanaman
untuk pembatas site
94
yang menjadikan satu bangunan sebagai objek utama pada perancangan namun
terdapat juga beberapa bangunan pendukung yang di rancang.
Masa bangunan di ambil dari pola rantai dimana bentuk dasar pada rantai
yaitu lingkaran yang dapat membuat bangunan menjadi dinamis dan tidak kaku.
4.5.4 Interior
Adanya permainan material alam seperti kayu dan sejenisnya, interior
yang didominasi dengan warna putih, dan penggunaan dinding kaya sebagai
visualisasi ke area luar dan alam. Dan pada kebutuhan pedagang seperti los
95
didesain dengan melihat keadaan sehingga pedagang merasa nyaman saat
berdagang.
4.5.5 Warna
Warna yang digunakan pada perancangan pasar induk yaitu menggunkan
warna-warna alam sehingga bangunan pada pasar ini berkesan alami:
Tabel 4. 12 Penerapan Warna Perancangan
No. Warna Sifat Keterangan
Hijau adalah warna yang langsung
Digunakan pada dinding,
1. mengasosiasikan pengamatnya akan
pemandangan alam. Warna ini double fasad.
mempunyai sifat yang menyejukkan,
kesan segar, ringan, dan
menyenangkan.
Digunakan pada beberapa
2. Coklat adalah warna alami,
interior, fasad, dan juga
diasosiasikan dengan bumi dan
plafond.
sebagai hasilnya memberikan rasa
stabilitas dan dukungan
Digunakan pada beberapa
3. Memberikan kesan tegas .
interior bangunan dan juga
plafond.
4.5.6 Material
Material yang digunakan Pada Perancangan Pusat Kebudayaan Kampar ini
terdapat pada tabel berikut:
Tabel 4. 13 material pada bangunan
No Bahan Bangunan Penerapan Gambar
96
2 Beton Digunakan untuk struktur pondasi,
struktur tengah bangunan, dan juga
dinding dalam,
97
9 glasswool dan rockwool Digunakan pada ruangan kedap suuara
untuk peredam suara.
4.5.7 Vegetasi
Vegetasi yang dipakai pada Perancangan Pusat Kebudayaan Kampar ini
adalah beberapa jenis vegetasi yang dimensinya tidak melebihi tinggi bangunan.
Hal ini gunakan untuk memberikan kesan monumental terhadap bangunan.
Vegetasi yang berukuran cukup besar juga dapat merusak struktur bawah
bangunan dan agak lebih sulit dalam penataannya. Penataan vegetasi ini dirasa
sangat perlu untuk memberikan kesejukan pada bangunan dan sekaligus sebagai
buffer dari kebisingan dari arah jalan raya. Adapun jenis vegetasi yang digunakan
pada lansekap ini adalah pohon ketapang, pohon pucuk merah, , pohon cemara
dan juga pohon palem.
4.6 Konsep
4.6.1 Konsep Umum
Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan pasar induk ini adalah
interconnection yaitu saling berhubungan, maksud saling berhubungan disini
adalah dalam kegiatan pasar memiki 3 pelaku dalam pemasaran yaitu pedagang,
pembeli, dan pengelola, Pada tiga pelaku ini adanya siklus yang saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain yang memiliki tujuan untuk
mempertahankan perekenomian dan kegiatan yang ada dipasar. Konsep ini
dianalogikan kedalam bentuk 2 persegi panjang dan lingkaran, dimana pada
persegi panjang di analogikan sebagai pedagang dan pembeli sedangkan lingkaran
yaitu pengelola.
98
4.6.2 Konsep Bangunan
Gubahan massa bangunan diambil dari layout pada ketiga geometri dan
pada bagian persegi panjang mengelami perubahan yang dimana memiliki makna
seakan akan persegi panjang melakukan interaksi yaitu penjual dan pembeli
sehingga mengalami pergerakan. Dan lingkaran yaitu pengelola yang mengatur
segala pergerakan pedagang dan pembeli lalu pola pola di jadikan bentukan yang
dinamis sehingga menciptakan masa bangunan yang tidak kaku.
99
No. Jenis Tanaman Sifat Keterangan
Eucalyptus Bau khas yang dikeluarkan eucalyptus Pada setiap ruangan
2. tidak disukai serangga, terutama pedagang
nyamuk. Namun, aroma dari tanaman
ini enak dihirup manusia karena dapat
melegakan pernapasan sehingga cocok
ditempatkan pada setiap ruangan
pedagang
Aloe Vera Lidah buaya dapat menjadi tanaman Digunakan pada exterior
6. pembersih udara yang mampu ruangan untuk meningkatkat
menurunkan kadar karbon dioksida di kualitas udara pada area
malam hari. exterior bangunan
Selain itu, tanaman ini juga dapat
membantu menghilangkan bahan kimia
berbahaya seperti formaldehyde dan
benzene dari udara
Lidah mertua sendiri dikenal sebagai Digunakan pada ruangan
7. Lidah Martua tanaman yang dapat meningkatkan pedagang daging dan ikan
kualitas udara di dalam ruangan. Selain untuk meminimalisir bau
dapat menghilangkan aroma tidak sedap yang tidak sedap dari daging
, tanaman ini juga dapat mengurangi gas dan ikan
dan zat beracun yang terdapat di sebuah
ruangan
100
basah. Serta untuk material lantai area sayuran dan buah cukup dengan
plester yang diperkuat dengan floor harderner. Pola lantai untuk sirkulasi
utama dibedakan dengan yang lainnya untuk memberikan arahan yang
jelas kepada pengunjung pasar serta sebagai tempat berorientasi.
2. Plafond
Material plafond menggunakan gypsum agar terkesan rapih.
Namun untuk area daging dan sayuran tidak menggunakan plafon karena
area tersebut adalah area basah. Pada sirkulasi utama plafond disesuaikan
dengan pola lantai di bawahnya agar tercipta satu kesatuan ruang yang
lebih kuat.
3. Fixed Furniture
Fixed furniture yang digunakan adalah meja-meja beton untuk
pedagang sayuran, buaha-buahan dan daging.
4. Los
Pada los pasar induk ini memiliki beberapa jenis menurut
dagangannya yaitu :
101
5.Jenis Dagangan LOS 1 LOS 2 LOS 3 LOS 4 LOS 5 LOS 6 Kios
Daging Kios
Sembako
yang
Bumbu
Sayur
Buah
Makanan
Pakaian
digunakan pada pasar induk ini gunakan hanya untuk pedagang kering seperti
jenis makanan, pakaian dan buah-buahan saja.
102
Menambahkan vegetasi pada bangunan yang akan ada pada site seperti
Lidah Mertua, Peace Lily, Melati, Lili Paris, Suji. Tanaman tersebut
diletakan dalam bangunan karena memiliki manfaat seperti menyaring udara
kotor dan tidak sedap, mengeluarkan aroma yang cukup wangi, dan sebagai
kenyamanan visual agar pengguna tetap bisa menikmati suasana alam
didalam bangunan.
Tanaman tersebut ditata sesuai dengan kebutuhan area sekitarnya sesuai
dari bau dan bentuk. Lalu menambahkan bukaan pada bagian selatan utara
bangunan, dan menggunakan material transparan pada bagian utara dengan
tujuan agar pengguna pasar bisa melihat area sekitar, dimana hal tersebut
berfungsi untuk membuat pengguna pasar bisa melihat kondisi dan suasana
di luar bangunan yang dapat menjadikan suasana dan mood menjadi lebih
baik, tidak tepaku pada massa bangunan yang kaku dan masif.
103
Gambar 4. 25 Konsep Tapak dan Sirkulasi
104
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pasar Induk Rokan Hilir merupakan wadah untuk para petani dengan
menjual hasil produksi ke pasar induk lalu di jual kembali ke para pedagang
ataupun para pengusaha, Pasar induk ini juga sebagai solusi untuk
berkembangnya kebutuhan perekonomian di Kabupaten Rokan Hilir
Dari hasil perancangan Pasar Induk Rokan Hilir dengan Pendekatan Arsitektur
Biophilic diperoleh kesimpulan sebagai berikut;
1. Pasar Induk dirancang agar dapat memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan
bagi para pedagang karena pasar induk ini nantinya akan menjadi
distribusi pasar di Kabupaten Rokan Hilir
2. Penerapan tema perancangan arsitektur biophilic dengan memanfaatkan
potensi eksisting yang mana lokasi perancangan berada di daerah Batu
Hampar tepat di jalan lintas Bagan Siapiapim – Ujung Tanjung Dengan
Tujuan Agar para pedagang kota tersebut dapat menjangkau pasar induk
dengan mudah.
3. Konsep yang digunakan pada perancangan adalah Interconection dimana
konsep ini merupakan maksud dari fungsi pasar induk yang saling
berhubungan dengan pengguna pasar.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang diberikan penulis terhadap perancangan
Pasar Induk Rokan Hilir adalah:
1. Dalam perancangan Pasar Induk diperlukan pertimbangan pemilihan
lokasi agar sesuai dengan kebutuhan dan fasilitas pendukung yang
dibutuhkan sehingga pada perancangan pasar induk ini mampu berjalan
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
2. Diharapkan dapat memperhatikan kebutuhan ruang dan juga fasilitas yang
disediakan pada bangunan. Pada perancangan perlu mempertimbangkan
105
penerapan tema yang sesuai dengan tujuan dan fungsi bangunan Pasar
Induk Rokan Hilir sehingga mampu menghadirkan daya tarik terhadap
bangunan.
3. Kepada Pemerintah diharapkan untuk selalu memperhatikan agar pasar
induk ini nantinya dapat berjalan dengan baik seperti yang di harapkan.
106
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Rokan Hilir. (2019). Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka 2019.
Badan Pusat Statistik. Rokan Hilir.
Megawati, Erna. "Tindak tutur ilokusi pada interaksi jual beli di Pasar Induk
Kramat Jati." Deiksis 8.02 (2016): 157-171.
107
Widodo Eko, 2008, Perancangan Kembali Pasar Tanjung Kota Mojokerto,
ProgramStudi Arsitektur Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
108