Judul:
PERKEMBANGAN UNSUR SMART CITY PADA KOTA
BANDUNG DAN DKI JAKARTA
Penyusun :
Bela Fitria Nurmiyati 212018075
Hilman Putra Wibowo 212018078
Satria Rachmat Gumilang 212018077
Pembimbing :
Dr. Juarni Anita, S.T., M.Eng.
Laporan Seminar
Mata Kuliah ARA – 403 Seminar Arsitektur
Semester Ganjil – Tahun Akademik 2021/2022
Tema:
GREEN COMMUNITY, URBAN INFRASTRUTURES AND
GREEN AND SMART CITY
Judul:
PERKEMBANGAN UNSUR SMART CITY PADA KOTA
BANDUNG DAN DKI JAKARTA
Penyusun :
Bela Fitria Nurmiyati 212018075
Hilman Putra Wibowo 212018078
Satria Rachmat Gumilang 212018077
Pembimbing :
Dr. Juarni Anita, S.T., M.Eng.
Laporan Seminar
Mata Kuliah ARA – 403 Seminar Arsitektur
Semester Ganjil – Tahun Akademik 2021/2022
LAPORAN SEMINAR
Merupakan persyaratan
Mata Kuliah ARA – 403 Seminar Arsitektur
Pada
Program Studi Arsitektur
Fakultas Arsitektu dan Desain
Institut Teknologi Nasional Bandung
Telah diseminarkan,
di Bandung, …..2021
Mengetahui / Menyetujui,
Dosen Pembimbing
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya pasti tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
laporan seminar arsitekutr ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih bak lagi. Dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besar nya.
Tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, Laporan Seminar
Arsitektur ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan Laporan Seminar Arsitektur ini.
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
iv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................10
1.1 Latar Belakang ..................................................................................10
1.2 Permasalahan ....................................................................................11
1.3 Tujuan ...............................................................................................11
1.4 Lingkup Studi ...................................................................................11
1.5 Studi Kepustakaan ............................................................................11
1.6 Metodologi Studi ..............................................................................12
Pendekatan Studi ...................................................................12
Metode Penelitian .................................................................12
Penetapan Studi Kasus ..........................................................12
Penetapan Unit Variable .......................................................12
1.7 Prosedur Penelitian ...........................................................................13
1.8 Skema Pemikiran ..............................................................................15
1.9 Sistematika Pembahasan ...................................................................16
BAB 2 TINJAUAN UMUM ................................................................................17
2.1 Smart City .........................................................................................17
Sejarah Smart City ................................................................17
Pengertian Smart City ...........................................................18
Unsur Smart City ...................................................................20
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS .............................................................................24
3.1 Kota Bandung ...................................................................................24
v
Tujuan Bandung Smart City..................................................25
Implementasi Unsur Smart City Kota Bandung ....................25
3.2 DKI Jakarta .......................................................................................33
3.3 Implementasi Unsur Smart City DKI Jakarta ...................................34
BAB 4 ANALISIS ...............................................................................................43
4.1 Analisis Persamaan Unsur Smart City ..............................................43
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada tahun 2017, Indonesia memulai gerakan yaitu “Gerakan Menuju 100
Smart City”, gerakan ini merupakan perencanaan 100 kota di Indonesia menjadi
100 kota yang menerapkan konsep Smart City sesuai potensi dan keunggulan
daerah masing-masing serta dapat menjadi sebuah contoh untuk daerah-daerah lain.
Kota Bandung dan DKI Jakarta adalah kota yang termasuk dalam “Gerakan Menuju
100 Smart City” dan saat ini kota tersebut telah memiliki masterplan dan
menerapkan unsur dari konsep Smart City. Unsur dari konsep Smart City sendiri
menurut Cohen Boyd terdiri dari Smart Living, Smart People, Smart Eviroment,
Smart Economy, Smart Mobility, dan Smart Govermanance. Kota Bandung dan
DKI Jakarta memiliki persamaan dan juga perbedaan dalam penerapan unsur dari
Smart City tersebut.
10
keunggulan dari unsur Smart City yang telah diterapkan pada Kota Bandung dan
DKI Jakarta.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana konsep Smart City ini diterapkan pada Kota Bandung
dan DKI Jakarta.
2. Bagaimana perbedaan dan persamaan penerapan unsur Smart City
pada Kota Bandung dan DKI Jakarta.
3. Apa unsur yang paling diunggulkan dari Kota Bandung dan DKI
Jakarta. L.;’
1.3 Tujuan
1. Memahami penerapan konsep Smart City pada Kota Bandung dan
DKI Jakarta.
2. Memahami perbedaan dan persamaan penerapan unsur Smart City pada
Kota Bandung dan DKI Jakarta.
3. Memahami unsur yang diunggulkan dari Kota Bandung dan
DKI Jakarta.
1.4 Lingkup Studi
1. Inftastruktur Kota Bandung yang sudah terintegrasi dengan konsep
Smart City.
2. Inftastruktur DKI Jakarta yang sudah terintegrasi dengan konsep
Smart City.
3. Kesesuaian konsep Smart City dengan kebutuhan dan karakter daerah
Kota Bandung dan DKI Jakarta.
11
• Mursalim, Siti Widharetno. (2017). Implementasi Kebijakan Smart City di
Kota Bandung.
• Santoso, E. B., & Ramdanita, A. (2020). Smart Gorvernment Dalam
Rangka Mewujudkan Smart City di Kota Bandung.
• Wanto, Alfi Haris. (2018). Strategi Pemerintah Kota Malang Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Berbasis Konsep Smart City.
• Pramesti, D. R., Kasiwi, A. N., & Purnomo, E. P. (2020). Perbandingan
Implementasi Smart City di Indonesia: Studi Kasus: Perbandingan Smart
People di Kota Surabaya dan Kota Malang.
Pendekatan Studi
Pendekatan studi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karena pada
penelitian ini memberikan penjelasan dengan menggunakan analisis yang berasal
dari data yang primer dan data sekunder serta memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan penjelas.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dengan mengolah kembali data primer
dan sekunder yang didapatkan dengan mengacu kepada teori yang ada dan me.
• Smart Governance
• Smart People
• Smart Economy
• Smart Mobility
• Smart Living
• Smart Environment
12
1.7 Prosedur Penelitian
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian:
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.
Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan proposal
sinopsis penelitian yang berisi rancangan penelitian, pada tahap ini
peneliti dibimbing oleh dosen pembimbing yang kemudian disetujui dan
selanjutnya dapat dikembangkan oleh peneliti baik sesuai dengan teori
maupun metode penelitian yang digunakan.
B. Tahap Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Menentukan lokasi Studi kasus
Studi kasus yang dipilih adalah Ibu Kota Provinsi di Indonesia, yaitu
Kota Bandung dan Jakarta
b. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah ini didapatkan dengan cara meninjau/ survey
pada studi kasus yang dipilih untuk mengetahui masalah-masalah
apa yang terjadi di studi kasus tersebut.
c. Identifikasi Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan di dukung dengan studi
pustaka yang telah dilakukan, maka perumusan masalah dibuat,
d. Penentuan Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian dilakukan berdasarkan hubungan sebab akibat
dari perumusan masalah.
e. Penentuan batasan masalah
Penentuan batasan masalah dilakukan untuk membatasi materi-
materi yang akan dibahas pada penelitian.
13
f. Studi kepustakaan
Studi pustaka dilakukan ketika masalah sudah ditemukan. Studi
pustka berguna untuk memberikan pedoman untuk mendukung
penelitian. Studi pustaka sendiri berisi mengenai penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan studi
pustaka, dapat ditemukan kelebihan maupun kekurangan dari
penelitian sebelumnya.
C. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dapat
dilakukan dengan cara mencari data primer maupun sekunder.
D. Tahap Pengolahan Data
Melakukan pengolahan data yaitu menganalisis data dari hasil kategori
objek dan identifikasi objek yang didapat saat pengumpulan data primer
dan sekunder.
E. Tahap Analisis
Hasil pengolahan data di analisis dengan metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode
yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang
berlangsung dan bersifat aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang
suatu masalah. Penggunaan metode deskriptif pada prisipnya
mempunyai tujuan untuk memecahkan dan menganalisa masalah-maslah
atau fenomena yang ada pada saat itu.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Lexy J. Moeleong (2005:6)
adalah :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalmya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan , secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
14
F. Tahap Kesimpulan
Tahap kesimpulan merupakan hasil analisis permasalahan yang telah
diidentifikasi dan telah diolah, hal tersebut merupakan bentuk
pertanggung jawaban setelah melakukan penelitian dinyatakan selesai.
15
1.9 Sistematika Pembahasan
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang gambaran umum isi penelitian yang terdiri
dari: latar belakang, inti permasalahan, tujuan penulisan, lingkup studi, studi
kepustakaan, metodologi studi, alur pemikiran dan sistematika pembahasan.
BAB IV Analisis
Bab ini membahas mengenai ulasan dan analisis pokok bahasan yang
ditinjau dengan metode yang digunakan dan dianalisis dengan cara
mengkategorikan dan mengidentifikasikan objek.
BAB V Kesimpulan
16
BAB 2
TINJAUAN UMUM
Lalu pada tahun 1994, Amsterdam muncul sebagai kota yang pertama kali
mengimplementasikan konsep Digital City melalui penggunaan program web untuk
menggelar dialog antarwarga dan politisi untuk membicarakan permasalahan dan
agenda kota. Kegiatan ini dianggap sukses karena mampu berkembang secara
progresif menjadi sistem pencapaian demokrasi yang lebih kompleks.
Istilah smart city sudah terlebih dulu muncul dalam riset-riset yang
dilakukan sejumlah peneliti di berbagai negara. Lalu istilah tersebut mulai menjadi
17
baku pada tahun 2007, tepatnya sejak institusi mengenai smart city pertama di
Eropa terbentuk. Institusi tersebut diberi nama Smart Cities European Medium-
Sized Cities.
18
Dari berbagai para ahli dengan bidang keilmuannya masing-masing, para
ahli ini mencoba untuk mendefinisikan Smart City sebagai berikut:
1. Smart City didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan
SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan
yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui
pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. (Caragliu, A., dkk dalam
Schaffers, 2010)
2. Smart City merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang intensif
dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi,
daya kompetitif kota. Kemunculan Smart City merupakan hasil dari
gabungan modal sumberdaya manusia (contohnya angkatan kerja terdidik),
modal infrastruktur (contohnya fasilitas komunikasi yang berteknologi
tinggi), modal social (contohnya jaringan komunitas yang terbuka) dan
modal entrepreuneurial (contohnya aktifitas bisnis kreatif). Pemerintahan
yang kuat dan dapat dipercaya disertai dengan orang-orang yang kreatif dan
berpikiran terbuka akan meningkatkan produktifitas lokal dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi suatu kota. (Kourtit & Nijkamp – 2012)
3. Kota Cerdas atau Smart City, pada umumnya didasarkan pada 3 hal,
pertama faktor manusia, kota dengan manusia-manusia yang kreatif dalam
pekerjaan, jejaring pengetahuan, lingkungan yang bebas dari criminal.
Kedua faktor teknologi, kota yang berbasis teknologi komunikasi dan
informasi. Terakhir faktor kelembagaan, masyarakat kota (pemerintah,
kalangan bisnis dan penduduk) yang memahami teknologi informasi dan
membuat keputusan berdasarkan pada teknologi informasi. (Ahmad
Nurman dalam Manajemen Perkotaan).
Smart City merupakan sebuah impian hampir diberbagai dunia karena
kemudahannya dalam mencari sebuah data atau informasi disetiap sudut kota
dapat diketahui dan dianalisis melalui aplikasi cerdas, yang selanjutnya dapat
digunakan sesuai kebutuhan pengguna.
19
Unsur Smart City
1. Green Community
20
salah satu upaya dari kota hijau. Kota hijau atau Program Pengembangan Kota
Hijau (P2KH) adalah bagian dari Smart Environment dalam konsep Smart City.
Green Community adalah gerakan yang terdapat dan timbul pada masyarakat yang
berkaitan dengan pengenalan, pengertian serta pemahaman perihal masyarakat
Hijau, yaitu masyarakat yang menuju pada pembentukan Kota Hijau. Pembentukan
Green Community intinya ialah pembentukan kelompok-grup pada masyarakat
yang ditujukan guna mengenal, mengerti dan memahami aspek-aspek sustainability
pada aktivitas pembangunan. Pembentukan Green Community ini dilakukan oleh
masyarakat sendiri dengan tujuan mempersiapkan syarat masyarakat daerah
perkotaan menuju syarat ‘kota hijau’ atau green city. Pembentukan Green
Community ini pada dasarnya pula melibatkan para ahli atau akademisi yang terkait
dengan bidang perumahan dan permukiman serta bidang perencanaan kota. salah
satu program aksi pada aktivitas ‘green community’ adalah terkait dengan
pemeliharaan prasarana dasar penunjang daerah permukiman kota.
Gerakan ‘green community’ yang terjadi saat ini bukan saja sebatas gerakan
internal grup masyarakat yang sadar akan sosialisasi, pengertian serta pemahaman
aspek lingkungan hidup pada kehidupan sehari hari, namun telah mulai menuju
pada dukungan penciptaan dan pembentukan ‘green city’ ataupun ‘smart city’.
Gerakan ‘green community ‘ di waktu sekarang ini pada berbagai daerah di dunia
telah mulai tumbuh dan berkembang seiring dengan upaya-upaya kesadaran
masyarakat dan Negara untuk memecahkan persoalan perubahan iklim,
pencemaran lingkungan sampai pembentukan masyarakat peduli lingkungan hidup.
Terlebih pada memasuki abad 21, dimana banyak sekali kota besar terdapat upaya
untuk membentuk kota hijau yg berkelanjutan. membentuk kota hijau yang
berkelanjutan pada dasarnya dilandasi oleh besarnya kesadaran masyarakat luas
akan pentingnya hidup nyaman serta sehat di lingkungan perkotaan. Gerakan ‘green
community ini bisa dilakukan serta dilaksanakan atas dasar adanya inisiatif pada
grup internal masyarakat yang menjunjung nilai-nilai keselarasan dan
keberlangsungan lingkungan hidup pada kehidupan sehari-hari.
21
2. Urban Infrastructure and Green
Infrastruktur hijau adalah Jaringan ruang hijau yang saling terhubung dan
lingkungan lainnya aset yang melestarikan fungsi ekosistem alam dan memberikan
manfaat terkait kepada orang-orang (McMahon dan Benedict, 2000).
22
2.1.3.3 Smart People
Smart Mobility berkat sektor TIK, sebuah kota menjadi jaringan koneksi
yang sangat besar antara semua sumber dayanya. Baik transportasi tradisional
maupun komunikasi digital harus berdasarkan teknologi canggih yang diperlukan
untuk pemanfaatan infrastruktur yang ada secara rasional.
23
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
24
Tujuan Bandung Smart City
Unsur yang terdapat pada Kota Bandung yaitu Smart Governance, Smart
Economy, Smart Branding, Smart Environment, Smart Living, Smart Social.
25
3.1.2.1 Smart Governance
Unsur Smart Governance di Kota Bandung diartikan sebagai tata kelola kota
secara pintar, dimana tata kelola ini umumnya menyoroti tata kelola dari
pemerintah daerah sebagai institusi yang mengendalikan kehidupan kota.Tujuan
Smart Governance adalah mewujudkan tata kelola dan tata pamong pemerintahan
daerah yang efektif, efisien, komunikatif, dan terus melakukan peningkatan kinerja
birokrasi melalui inovasi dan adopsi teknologi terpadu.Kota Bandung
mengimplementasikan Smart Governance pada tiga unsur tata kelola yaitu
pelayanan, birokrasi, dan kebijakan.Berikut ini adalah contoh dari Smart
Governance Bandung, yaitu :
1. PELINDUNG
PELINDUNG adalah sarana yang dapat mempermudah masyarakat Kota
Bandung dalam memantau atau mengakses infrastruktur lalu lintas berupa
CCTV yang disediakan oleh pemerintah. PELINDUNG ini berfungsi
sebagai sarana pemantauan lalu lintas di Kota Bandung.
Hasil yang ditampilkan dari PELINDUNG ini berupa video dari CCTV
yang dapat diakses ketika pengguna menekan tanda pada lokasi yang
diinginkan pada peta Kota Bandung seperti pada Gambar 3.4.
26
Gambar 3. 4 Peta dan Akses CCTV Lalu Lintas
(Sumber : diskominfo.cctv.bandung.go.id/ ,diakses pada tahun 2021)
2. ARIMBI
ARIMBI merupakan fasilitas atau sarana yang dapat memberikan informasi
mengenai kebutuhan pokok masyarakat, kesehatan, dan juga transportasi.
Pada ARIMBI pengguna dapat mengakses informasi tentang naik atau turun
harga bahan pokok dan mengakses informasi tentang kunjungan puskesmas,
ruang rawat inap pada rumah sakit di Bandung, stok darah yang tersedia di PMI
Kota Bandung.
27
Gambar 3. 6 Fitur ARIMBI
(Sumber : Dokumen Pribadi ,diakses pada tahun 2021)
28
Gambar 3. 8 Akses Virtual Tour Taman Sejarah
(Sumber : 360project.id/Data360/JawaBarat/TamanSejarah/ ,diakses pada tahun 2021)
Kota Bandung saat ini juga telah menerapkan less cash society dengan cara
memanfaatkan teknologi E-wallet atau dompet digital sebagai alat transaksi uang
hanya dengan scan barcode melalui smartphone.Salah satu contohnya adalah
penggunaan QRIS yang terdapat pada beberapa toko di Kota Bandung.
30
3.1.2.4 Smart Living
32
3.1.2.6 Smart Environment
33
Gambar 3. 16 Peta DKI Jakarta
(Sumber : : jakarta.bpk.go.id/peta-wilayah-jakarta ,diakses pada tahun 2021)
34
1. Jakarta Tanggap Covid-19
Pada bagian Jakarta Tanggap Covid-19 ini, banyak upaya yang dilakukan
oleh pemerintah untuk membantu masyarakat dalam menangani Covid-
19 dimulai dari memberikan informasi tentang pendaftaran vaksin,
ketersediaan tempat tidur pada rumah sakit di Jakarta,peta persebaran
Covid-19,sampai pelacakan kontak Covid-19.
2. JakPantau
35
Gambar 3. 18 Peta JakPantau
(Sumber : Dokumen Pribadi ,diakses pada tahun 2021)
36
tentang pelatihan, pemodalan yang diberikan oleh BankDKI, dan hasil produk dari
UMKM
37
mendapatkan informasi seputar jadwal, harga tiket, dan stasiun LRT di
Jakarta.
38
3. TransJakarta
TransJakarta merupakan sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit
(BRT) yang dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung
aktivitas di Jakarta yang padat.
Gambar 3. 22 TransJakarta
(Sumber : transjakarta.co.id,diakses pada tahun 2021)
Smart Living Jakarta diciptakan untuk mewujudkan kota yang sehat dan
layak huni. Untuk mewujudkannya Pemerintah Provinsi DKI berusaha
melaksanakan visi dan misi Jakarta.Smart Living ini teringrasi dengan hunian yang
terdapat di DKI Jakarta, salah satu contohnya yaitu dalam penggunaan aplikasi
SIRUKIM Provinsi DKI Jakarta. Pada aplikasi SIRUKIM terdapat informasi
tentang penyewaan rusun dan tagihan yang harus dibayarkan ketika menyewa rusun
tersebut.
39
Gambar 3. 23 Aplikasi SIRUKIM
(Sumber : Dokumen Pribadi ,diakses pada tahun 2021)
-JSC Talks
40
Jakarta. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan layanan-layanan yang
mendorong tercipta kota pintar kepada publik.
-JSC Sandbox
41
-Ngobrol Jakarta
Program ini merupakan forum diskusi santai yang memiliki tujuan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan ibu kota dengan melibatkan masyarakat
dan pemerintah.
43
BAB 5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Romanian Journal of Regional Science. (2016). The Concept Of Smart City In The
Theory And Practice Of Urban Development Management.
Sifa Novwidia Agni, Manzila Izniardi Djomiy, Roki Fernando, & Catur Apriono.
(2021). Evaluasi Penerapan Smart Mobility di Jakarta.
Website :
https://smartcity.bandung.go.id/about/smartcity
https://smartcity.bandung.go.id/services
44
http://diskominfo.cctv.bandung.go.id/maps
https://www.boseh.bike/ https://smartcity.jakarta.go.id/new/
https://jaki.jakarta.go.id/
http://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/view/1
https://himpoon.com/apa-itu-smart-city-awal-mula-smart-city-dan-awal-
masuknya-di-indonesia/
https://www.bernas.id/81263-lagi-booming-di-indonesia-berikut-sejarah-panjang-
konsep-smart-city
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/kotabaru/site/konsepkotabaru/21
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt6195f978ab6cd/plus-jakarta--smart-
branding-untuk-ciptakan-kolaborasi-cerdas/?page=all
https://plus.jakarta.go.id/
45