Disusun Oleh :
Pembimbing :
Trijoko Daryanto, ST, MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga berhasil menyelesaikan buku konsep “Rumah Kepala Dinas PU di Surakarta,
Jawa Tengah” ini dengan baik.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya;
2. Amin Sumadyo, ST, MT., selaku Ketua Program Studi Artapakktur UNS;
3. Trijoko Daryanto, ST, MT., selaku dosen pembimbing mata kuliah Studio 2;
4. Bapak Galing serta Ibu Sita yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan observasi
pada rumah tinggal beliau;
5. Serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tugas ini.
Buku konsep ini memberikan mengenai konsep desain dari Rumah Tinggal Kepala
Dinas PU Surakarta di Surakarta yang didalamya meliputi pemahaman judul, latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, tinjauan pustaka, data existing, metode perencanaan dan
perancangan, analisis, dan konsep desain. Konsep desain dari Rumah Tinggal Kepala Dinas
PU Surakarta di Surakarta ini diharapkan mampu mejadi guidelines dalam proses perancangan
Rumah Kepala Dinas PU Surakarta di Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari pembaca sehingga penulis
bisa lebih mengeksplorasi suatu objek dan mengembangkan pengetahuan penulis. Penulis juga
berharap semoga penyusunan tugas ini bisa memberi manfaat bagi penulis sendiri dan bagi
masyarakat.
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul ............................................................................................................. 1
1.2 Pengertian Judul .......................................................................................... 1
1.3 Latar Belakang ............................................................................................. 2
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.5 Tujuan dan Sasaran ...................................................................................... 3
1.6 Sistematika Pembahasan ............................................................................. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Tinggal ............................................................................................ 6
2.2 Zona Ruang ................................................................................................. 7
2.3 Tapak ........................................................................................................... 7
2.4 Struktur Bangunan ...................................................................................... 8
2.5 Bahan Material Bangunan ........................................................................... 9
2.6 Gaya Rumah Minimalis .............................................................................. 9
2.7 Sistem Utilitas Bangunan ........................................................................... 11
2.8 Tugas dan Fungsi Kepala Dinas PU .......................................................... 13
2.9 Preseden ..................................................................................................... 14
BAB III
METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
3.1 Jenis Metode Perencanaan dan Perancangan ............................................. 16
3.2 Pencarian Masalah ..................................................................................... 16
3.3 Mengumpulkan Data dan Informasi .......................................................... 16
iii
3.4 Merumuskan Kriteria Desain atau Analisis ............................................... 17
3.5 Merumuskan Konsep Desain ..................................................................... 18
3.6 Transformasi Desain .................................................................................. 18
BAB IV
DATA EXISTING
4.1 Data Non Fisik ........................................................................................... 20
4.2 Data Fisik .................................................................................................... 21
4.3 Konteks ....................................................................................................... 23
4.3.1 Peraturan ......................................................................................... 23
4.3.2 Sosial dan Budaya ........................................................................... 25
4.3.3 Lingkungan ..................................................................................... 25
BAB V
ANALISIS
5.1 Analisis Pengguna ...................................................................................... 27
5.2 Analisis Site ............................................................................................... 28
5.3 Analisis Peruangan ..................................................................................... 31
5.4 Analisis Struktur Bangunan ....................................................................... 41
5.5 Analisis Bahan Material ............................................................................. 42
5.6 Analisis Sistem Utilitas .............................................................................. 42
5.7 Analisis Massa dan Tampilan Bangunan .................................................. 43
BAB VI
KONSEP DESAIN
6.1 Konsep Site ................................................................................................ 45
6.2 Konsep Peruangan ..................................................................................... 46
6.3 Konsep Struktur Bangunan ......................................................................... 53
6.4 Konsep Bahan Material .............................................................................. 56
6.5 Konsep Sistem Utilitas ............................................................................... 57
6.6 Konsep Massa dan Tampilan Bangunan ................................................... 59
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR BAGAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini akan memaparkan mengenai pemahaman judul, latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, metoda penyelesaian, dan sistematika pembahasan yang menjadi pedoman
dan dasar dalam perancangan sebuah rumah tinggal profesi Kepala Dinas PU.
1.1 JUDUL
Rumah Tinggal Kepala Dinas PU di Surakarta, Jawa Tengah
1
1.3 LATAR BELAKANG MASALAH
Kota Surakarta dipilih dikarenakan oleh domisili dari klien sendiri dan letak dari
site sendiri yang terletak di Surakarta. Selain itu, dipengaruhi oleh kebutuhan rumah tinggal
klien yang diinginkan untuk berada di Kota Surakarta.
Kota Surakarta merupakan kota dengan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk
yang selalu meningkat dari tahun ke tahun menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Surakarta 2015. Tingkat kepadatan penduduk yang selalu meningkat dari tahun
ke tahun ini menyebabkan tata guna lahan di kota Surakarta pun ikut meningkat tiap
tahunnya. Dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan meningkatkannya tata guna
lahan di kota Surakarta mengakibatkan lahan untuk pemukiman menjadi sempit. Karena hal
tersebut maka dalam buku konsep ini akan disampaikan mengenai konsep Rumah Tinggal
Kepala Dinas PU di Surakarta dengan gaya minimalis.
2
rumah tinggal Kepala Dinas PU di Surakarta dengan gaya minimalis. Subab ini
akan memaparkan mengenai permasalahn dan persoalan yang muncul dalam awal
proses desain dilakukan. Dimana yang menjadi masalah desain adalah merancang
desain sebuah rumah Kepala Dinas PU di Surakarta dengan gaya minimalis.
1.4.2 PERSOALAN
Setelah mengungkapkan masalah yaitu bagaimana mewujudkan rumah tinggal
yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta menvisualisasikan identitas
profesi sang pemilik, muncul beberapa persoalan seperti :
Bagaimana pemilihan tapak agar sesuai dengan profesi sang pemilih rumah agar
pemilik rumah dengan mudah menggapai tempat kerjanya.
Bagaimana pengaturan ruang didalam rumah agar memaksimalkan luas rumah
yang ada serta memperhitungkan efisiensi waktu dari ruang ke ruang
Bagaimana pengolahan sirkulasi dan kenyamanan pengguna agar mendapat
akses yang mudah baik outdoor maupun indoor.
Bagaimana memvisualisasikan identitas pengguna yang berprofesi sebagai
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dalam bentuk bangunan agar orang lain tau
bahwa bangunan tersebut merupakan rumah Kepala Dinas Pekerjaan Umum
tanpa mengenali terlebih dahulu sang pemilik.
Bagaimana memenuhi kebutuhan pengguna rumah yang identitasnya berbeda
dengan sang pemilik rumah.
Bagaimana bentuk desain rumahnya agar sang pemilik rumah puas dengan
desainnya tanpa meninggalkan fungsi rumah itu sendiri
Bagaimana struktur rumah agar menjadi rumah yang kokoh serta melindungi
pengguna rumah dari musibah yang akan dihadapi nanti.
Bagaimana pengaruh rumah terhadap lingkungan agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan.
Bagaimana menggunakan material yang cocok serta menyesuaikan dengan
modal pemilik rumah.
3
Mampu mewujudkan rumah tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sang penghuni rumah dan mampu memvisualisasikan identitas profesi sang
pemilik rumah.
1.5.2 SASARAN
Rancangan dan desain dapat memenuhi kebutuhan klien secara fisik maupun
psikologis;
Rancangan dan desain dapat memenuhi segala aspek yang diharapkan klien
dalam mendefinisikan rumah tinggal.
4
1.6.6 BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PERANCANGAN
Tahap ini merupakan hasil kesimpulan dari analisis bab sebelumnya yang
dipakai sebagai dasar dalam konsep perancangan rumah tinggal profesi.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan memaparkan tinjauan mengenai rumah tinggal, peruangan, tapak, bahan
material bangunan, struktur bangunan, estetika dasar, dan sistem utilitas bangunan yang
bersumber dari sumber kepustakaan.
6
2.2 ZONA RUANG
Menurut Plato ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan terab, mejadi teraba
karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato
menginginkan : kini, segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan teraba. Menurut
pengklasifikasian ruang, maka ruang dapat dikategorikan sebagai zona-zona tersebut,
yaitu:
2.3 TAPAK
Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas,
dengan kondisi permukaan serta ciri-ciri istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut.
Sedangkan perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh
kebutuhan rancangan di dalam tapak. Perencanaan tapak juga merupakan seni menata
lingkungan buatan dan lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Dalam
pengkajian perencanaan tapak terdapat dua komponen faktor yang saling berhubungan,
yaitu faktor alam dan faktor buatan manusia.
7
Tujuan dari perencanaan tapak ini adalah membentuk ruang lahan atau tapak sebagai
wadah kegiatan manusia agar tercapai ruang nyaman, aman, sehat, dan estetis, pemahaman
tentang klien dan perannya dalam proses perencanaan merupakan langkah awal
perencanaan, setiap tapak mempunyai potensi dan kendala yang membuat tapak paling
sesuai untuk fungsi atau jenis proyek tertentu, dan sebaliknya tiap proyek dengan program
ruang tertentu memerlukan sebidang tapak sesuai dengan karakteristik kegiatannya.
Terdapat tiga faktor kontekstual perencanaan tapak, antara lain konteks spasial yang
dibagi menjadi alami dan buatan, konteks perilaku yang terdiri dari pola aktivitas sosial,
ekonomi pada tapak dan lingkungan serta kebijakan publik yang mempengaruhi
pembangunan tapak, konteks perseptual yang terdiri dari persepsi dan penggunaan ruang.
Dalam proses perencanaan tapak perlu kerjasama antara 4 bidang ilmu perencanaan
utama, antara lain artapakktur, artapakktur lansekap, teknik sipil dan perencanaan wilayah
dan kota. Bidang ilmu sosial, ekonomi, psikologi, dan hukum sebagai pendukung.
8
dinding akan terkena beban tumpuan titik tertentu. Ukuran penampang beton
sloof 10 x 20 cm dengan tulangan utama 4 besi diameter 10 mm dan ring
diameter 8 mm dengan jarak 15 cm antar ring.
2.4.5 Struktur Atap
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga
memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada
umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu: struktur penutup atap, gording
dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap,
yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-beban atap akan
diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi atap
memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik.
9
bersama keluarga sangatlah berkurang. Maka dari itu sangat diperlukan desain rumah
yang sempurna untuk keluarga anda. Sekarang ini ada bermacam-macam desain rumah
yang mulai memasuki pasar properti. Diantaranya yang sangat banyak diminati adalah
rumah dengan konsep ataupun desain rumah minimalis. Desain rumah minimalis ini
bermula dari desain rumah modern dengan pengembangan yang lebih sederhana juga
pada bagian ruangan interiornya. Orang banyak mengatakan gaya minimalis
menunjukkan cara pandang yang menggambarkan lifestyle masa kini yang mempunyai
kecenderungan cepat, praktis, efisien dan efektif dalam segala hal.
Apabila dipandang dari segi bentuk bangunannya, maka karakter rumah
minimalis dapat dilihat dalam hal seperti berikut ini :
Setiap ada pertemuan bidang maka akan terlihat siku tegak lurus
Adanya bentuk ataupun konstruksi garis lurus dengan bidang datar
Terdapat pengulangan modul
Konstruksi untuk volumenya berbentuk metrik
Bentuk interior ruangan yang berurutan dan mempunyai banyak fungsi
Mempunyai sirkulasi udara dan pencahayaan yang ringkas
Yang terakhir adalah sistem strukturnya rapi dan jelas
Selain hal-hal diatas, desain minimalis lebih ditekankan pada pendekatan
estetika dan fungsional yang ditandai dengan adanya ruangan yang spesifik yang
didesain sedemikian rupa dengan tingkat fleksibilitasnya yang tinggi dan baik. Pada
prinsipnya rumah minimalis lebih mengutamakan kesederhanaan dan juga lebih
mengutamakan ketepatan fungsinya.
Artinya, yang dapat dikatakan rumah minimalis yang baik itu adalah yang
memiliki desain ataupun rancangan interior maupun eksterior yang sederhana ataupun
seminimal mungkin. Hal yang perlu diperhatikan adalah minimal pada :
Minimal Furniturenya. Suatu rumah minimalis hanya akan di isi furniture
ataupun perabot yang disesuaikan dengan fungsi dan tempatnya saja.
Sebagai contoh, sebuah ruang tamu, hanya berisi satu set meja dan kursi
ataupun satu set sofa saja. Hal yang berlebihan adalah ketika kita
menempatkan vas bunga ataupun taplak meja yang mempunyai banyak
detail. Untuk ruang tengah pada rumah minimalis idealnya hanya berisi
televisi dengan karpet dan bantal besar. Untuk kamar tidurnya biasanya
hanya berisi tempat tidur sederhana yang tidak banyak memakan tempat,
bisa ditambahkan dengan meja rias yang sederhana atupun rak buku. Anda
bisasanya tidak dapat menambahkan beberapa detail ataupun pernak-pernik
pada kamar tidur rumah minimalis karena memang rumah minimalis
mempunyai luas yang sangat terbatas.
Cat dinding yang bersih. Pada sebuah rumah minimalis, dinding dengan
warna yang terang ataupun dengan motif yang teratur adalah suatu
keharusan, kecuali pada satu ataupun dua dekorasi saja. Pada rumah
10
minimalis memang biasanya tidak ada pernak-pernik hiasan pada
dindingnya, jadi kesannya telihat lebih lapang. Sebisa mungkin singkirkan
barang-barang yang kurang fungsionalitasnya.
Dekorasi. Bersih tidak berarti dekorasi ataupun detail rumah anda tidak ada
sama sekali dan terkesan membosankan. Anda bisa memilih dekorasi
misalnya lukisan ataupun kerajinan sederhana namun artistik, anda bisa
juga memasang wallpaper yang motif dan warnanya sederhana, mempunyai
pola teratur dan tidak mempunyai banyak warna.
11
udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan
pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran
udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.
12
tubuh manusia. Arus listrik yang mengalir pada tubuh manusia dapat
menyebabkan organ-organ tubuh akan mengalami kejutan (shock), sehingga
akan mempengaruhi kerja jantung dan dapat mengakibatkan terhentinya kerja
jantung. Disamping itu efek rangsangan dan panas yang timbul akibat arus
petir pada organ-organ tubuh dapat juga melumpuhkan jaringan atau otot,
terutama otot yang mempengaruhi pernapasan.
13
2.9 PRESEDEN
Rumah ini sungguh rumah yang indah secara umum, bahkan terpuji secara
artapakktur modern. Rumah botol adalah rumah milik dan hasil rancangan Ridwan
Kamil. Ridwan Kamil menghabiskan 30.000 botol bekas untuk membangun rumahnya
yang berdiri di atas tanah seluas 373 meter persegi, di kawasan Cigadung Selatan,
Bandung.
Sumber : artapakkmuda.blogspot.com/rumah-botol-ridwan-kamil
Prinsip dari rancangan rumah hunian ini adalah hemat enegi. Rumah ini
digunakkan untuk empat orang. Memaksimalkan penghawaan kota Bandung yang sejuk
dan memperhatikan orientasi dari sinar matahari untuk mencapai suhu dan pencahayaan
yang kondusif nyaman bagi pengguna saat beraktifitas di dalam rumah.
Sumber : artapakkmuda.blogspot.com/rumah-botol-ridwan-kamil
Ide kreatif untuk sebuah rumah hunian yang menggunakan bahan bekas dan dapat
menghemat pemakaian lampu pada siang hari merujuk pada bangunan green. Botol-botol
bekas minuman energi itu ditata Ridwan Kamil dengan pembingkaian batang besi
14
sehingga menghasilkan jajaran merata yang berwarna coklat. Di sisi rumah yang lain,
jajaran botol itu dibagi-bagi lagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang
mungkin membuat anda sama sekali tidak percaya, rumah itu tak punya gambar
rancangan apa pun selayaknya karya artapakk. Botol-botol bekas yang ia gunakan
sengaja di pasang di tempat yang dilalui sinar matahari agar menangkap dan membiarkan
sinar matahari tersebut dapat tembus ke dalam rumah .Untuk bahan baku Ridwan hanya
menghabiskan Rp.500,00- untuk tiap satu botol bekas minuman.
15
BAB 3
METODE PERENCANAAN DAN PERANGCANGAN
Bab ini akan memaparkan mengenai jenis metode dan proses dalam penyusunan
laporan ini, antara lain pencarian masalah, pengumpulan data dan informasi, analisis atau
perumusan kriteria desain , perumusan konsep, dan transformasi desain.
16
ataupun wawancara langsung ke klien yang secara langsung berhubungan
dengan desain yang akan dibuat. Informasi-informasi dan data-data yang
perlu diketahui antara lain :
a) User
Informasi dan data yang perlu diketahui dari user adalah
mengenai jumlah user, usia user, pekerjaan user, hobi user, aktivitas
sehari-hari user, kebutuhan ruang user, jumlah kendaraan user, dan lain
sebagainya.
b) Tapak
Informasi dan data yang perlu diketahui dari tapak adalah
mengenai besaran tapak, aturan yang mengikat tapak, potensi tapak,
kendala tapak, batas-bata sekeliling tapak, dan lain sebagainya.
c) Konteks
Informasi dan data yang oerlu diketahui dari konteks adalah
mengenai kondisi lingkungan sekitar, ekonomi lingkungan dan sosial
budaya lingkungan, serta teknologi lingkungan sekitar.
Catatan tertulis.
Pengambilan gambar atau foto.
Pencarian data melalui media internet.
17
3.4.2 Kriteria Peruangan
Kriteria peruangan dapat diperoleh dari melihat data user yang sudah
diketahui dan menyesuaikannya dengan kriteria ruang apa saja yang dibutuhkan
pada desain akhir nanti.
3.4.3 Kriteria Bahan Material Bangunan
Kriteria bahan material bangunan dapat diperoleh dari melihat bahan
material yang mudah didapatkan didaerah itu, melihat bahan material yang
cocok pada lingkungan didaerah itu, melihat bahan material yang dapat
menambah nilai estetika bangunan, dan juga melihat dari aspek ekonomi bahan
material bangunan itu sendiri.
3.4.4 Kriteria Struktur dan Konstruksi Bangunan
Kriteria struktur dan konstruksi bangunan dapat diperoleh dari sistem
apa saja yang ingin diterapkan pada desain dan juga dilihat dari aspek
lingkungan daerah tersebut atau tapak seperti dari aspek kekuatan tanah, angin,
dan lain sebagainya.
3.4.5 Kriteria Tampilan Bangunan
Kriteria tampilan bangunan dapat diperoleh dari komponen-komponen
estetika yang dibutuhkan kemudian disatukan menjadi suatu organisasi yang
baik dan indah. Kriteria ini dapat diperoleh dari melihat kaidah-kaidah
komposisi bentuk, warna, dan lain sebagainya.
3.4.6 Kriteria Sistem Utilitas
Kriteria sistem utilitas dapat diperoleh dari lingkungan yang ada pada
daerah tersebut, sistem utilitas disini meliputi penghawaan, pencahayaan,
penangkal petir, aair bersih, dan air kotor.
18
tampilan bangunan yang menghasilkan gambar tampak, konsep utilitas yang
menghasilkan gambar sistem utilitas.
19
BAB 4
DATA EXISTING
Bab ini akan memaparkan tentang data dan informasi mengenai calon penghuni rumah tinggal
dan tempat yang ingin dibangun, memuat tentang data non fisik berupa identifikasi pengguna dan
kegiatan, data fisik berupa tapak yang ingin digunakan, dan koteks berupa peraturan daerah
setempat, kondisi sosial budaya, dan kondisi sosial.
20
Shalat Ruang shalat
Anak 1 - -
Anak 2 - -
Istirahat/tidur Kamar tidur
Anak 3 Mandi Kamar mandi
Makan Ruang makan
Shalat Ruang shalat
Setelah dilakukan observasi dan wawancara kepada jajaran Kepala Dinas PU,
dapat diketahui bahwa jam kerja jajaran Kepala Dinas PU adalah dari pukul 07.00 sampai
pukul 16.00, dimana dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00 itu dihabiskan semuanya diluar
rumah yaitu di kantor. Sehingga dapat diketahui bahwa seusai berkegiatan dikantor
selama itu maka ia akan merasa lelah, dan akhirnya sesampainya dirumah yang dilakukan
hanyalah menghabiskan waktu dikamar istirahat, bermain dengan keluar di ruang
keluarga, dan terkadang menyelesaikan masalah perkantoran di kantor rumah.
21
U
T
B
S
U
T
B
S
22
4.2.2 ORIENTASI LAHAN
a. Orientasi matahari terhadap tapak
Orientasi matahari terhadap tapak terbit dari bagian serong depan
lahan dan terbenam pada bagian serong kiri. Tapak mendapatkan paparan
sinar matahari pagi dan sore tetapi intensitasnya tidak tinggi dikarenakan
kondisi solid void lingkungan yang dominan solid nya jadi intensitas
cahaya matahari di halangi oleh bangunan-bangunan yang ada di
sekitarnya.
b. Orientasi angin terhadap tapak
Orientasi angin terhadap tapak kurang dirasakan dikarenakan aspek
solid void juga yang dominan solid jadi angin banyak terhalang oleh
bangunan-bangunan yang ada pada lingkungan.
4.3 KONTEKS
Kota Surakarta (Solo) sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga menjadi salah
satu tujuan dari para pendatang. Keberagaman dan kebersamaan antara masyarakat
pendatang dan masyarakat asli Solo sangat terasa. Di daerah-daerah permukiman
penduduk masyarakat berbaur menjadi satu menciptakan keadaan lingkungan yang
harmonis dan nyaman untuk ditinggali. Walaupun mereka berasal dari suku,agama, dan
ras yang berbeda mereka dapat bersosialisasi dan saling m embantu dalam mewujudkan
suatu lingkungan yang nyaman untuk ditinggali.
4.3.1 PERATURAN/REGULASI
23
2012 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031
pada Pasal 71 mengenai Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan
Peruntukan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf a,
meliputi:
24
4.3.2 KONDISI SOSIAL BUDAYA
25
layanan pendidikan bersih, mudah dicapai, tidak bising, jauh dari sumber
penyakit, sumber bau sampah dan pencemaran lainnya.
e. Akses terhadap Fasilitas Kesehatan
Selain akses terhdap fasilitas pendidikan, diperlukan pula akses yang
mudah untuk sarana kesehatan (Halipan 1998) dalam Tarigan (2005:20).
Akses fasilitas kesehatan yang baik adalah terdapat layanan kesehatan
lokasi di pusat lingkungan/kecamatan, bersih, jauh dari sumber penyakit,
sumber bau sampah, dan pencemaran lainnya.
26
BAB 5
ANALISIS
Bab ini akan memamparkan mengenai analisis data serta informasi yang telah
dikumpulkan yang kemudian diuraikan menjadi kriteria desain dan pertimbangan –
pertimbangan data yang akan memberikan dukungan berupa informasi bagi proses analisis
elemen-elemen program yang dibutuhkan selama proses perancangan. Dalam bab ini akan
membahas tentang analisis pengguna/user, analisis jenis dan besaran ruang, analisis tapak,
analisis tampilan bangunan, analisis bahan material, analisis struktur dan konstruksi
bangunan, serta analisis sistem bangunan.
Siang Bekerja
Ayah
Pulang kerja
Sore Istirahat
Shalat
Makan malam bersama
Shalat
Malam Berkumpul bersama keluarga
Bersantai
Tidur
Bangun Pagi
Shalat
Pagi Mandi pagi
Sarapan
Berangkat kerja
Siang Bekerja
Ibu
Pulang kerja
Sore Istirahat
Shalat
Makan malam bersama
Malam Shalat
Berkumpul bersama keluarga
27
Bersantai
Tidur
Bangun Pagi
Shalat
Pagi Mandi Pagi
Sarapan
Berangkat kuliah
Siang Beraktivitas di kampus
Anak ke-3 Sore Beraktivitas di kampus
Pulang ke rumah
Shalat
Makan malam bersama
Malam
Berkumpul bersama keluarga
Bersantai
Tidur
U
T
B
S
28
U
T
B
S
29
5.2.2 LINGKUNGAN EXISTING TAPAK
Analisis tapak dilihat dari aspek lingkungan existing tapak, tapak
merupakan lahan kosong dengan ukuran 286 m2 di Jl. Padjajaran Utara IV No.
26, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah yang berbatasan dengan rumah
pemukiman warga pada setiap sisinya.
5.2.3 VIEW TAPAK
Analisis tapak dilihat dari aspek view ssapat dibagi menjadi view dari
tapak dan view ke tapak. Aspek view yang muncul pada tapak ini relatif rendah
karena berada pada pemukiman warga padat sehingga pandangan terbatasi oleh
rumah pemukiman yang berada pada setiap sisi-sisi tapak. Sehingga dengan
rendahnya aspek view pada tapak ini dapat menjadi pertimbangan mengenai
ketinggian dari rumah itu sendiri untuk mencapai view yang berbeda sehingga
tidak terhalang dengan pemukiman warga dsekitarnya.
5.2.4 KEBISINGAN
Analisis tapak dilihat dari aspek kebisingan dapat dibagi menjadi
kebisingan alami dan buatan. Kebisingan alami relatif rendah dikarenakan suar-
suara hewan seperti burung, jangkrik, dan lain sebagainya cenderung tidak
terdengar, serta kebisingan buatan seperti suara kendaraan dan orang pada tapak
ini cenderung rendah pula, karena letaknya di pemukiman warga yang padat
maka dari itu jarang kendaraan yang lewat. Sehingga aspek kebisingan pada
tapak ini dapat disimpulkan tidak bising. Hal ini dapat menjadi pertimbangan
mengenai sifat ruang, dimana dengan keadaan kebisingan yang rendah ini
membuat tapak menjadi cenderung bersifat private.
5.2.5 SOLID VOID
Analisis tapak dilihat dari aspek solid void dapat diketahui bahwa tapak
pada daerah ini cenderung dominan solid nya dibandingkan dengan voidnya.
Hal ini membuat intensitas matahari serta angin menjadi rendah karena
terhalangi oleh bangungan-bangunan pemukiman warga disekitar tapak.
5.2.6 CURAH HUJAN
Analisis tapak dilihat dari aspek curah hujan dapat diketahui dari data
curah hujan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tahun 2016 yaitu :
CURAH
BULAN HARI HUJAN HUJAN RATA-RATA
(mm)
Januari 20 904 45,22
Februari 14 970 69,26
Maret 11 628 57,11
April 13 1656 127,37
Mei 7 852 121,69
Juni 7 152 21,77
Juli 5 173 34,56
Agustus 1 5 5,40
September 1 3 2,60
30
Oktober 7 467 66,66
November 13 539 41,45
Desember 16 883 55,19
31
profesi seorang
Architect
Freelancer.
32
panjang. Dibutuhkan ruang
yang mampu mewadahi
kendaraan yang dibawa tamu,
karena parkir di sisi jalan akan
menghambat kendaraan lain
yang ingin lewat.
2 keluarga anak yang
berkunjung setiap akhir minggu Kamar tidur tamu
ataupun liburan panjang sering
menginap dirumah.
33
Tata Ruang Wilayah kota Surakarta Tahun 2011-
2031 yang menyatakan GSB sebesar 6 meter dari
as jalan.
Carport dibuat dengan analisis mengenai tamu
yang akan datang setiap akhir minggu maupun
liburan panjang dengan kapasitas 2 kendaraan
Carport
roda 4. Maka dari itu, besaran carport tergolong
sedang.
Garasi dibuat dengan analisis jumlah serta jenis
kendaraan yang dimiliki, yaitu 3 mobil pribadi
dan 1 mobil dinas serta 3 sepeda motor. Dengan
Garasi
ada nya total jumlah 7 kendaraan, maka dari itu
garasi mempunyai besaran ruang yang besar.
Teras dibuat sebagai transisi ruang luar dan
ruang dalam serta sebagai ruang penerimaan
tamu yang tidak dikehendaki masuk ke ruang
Teras tamu. Maka dari itu besaran teras tergolong
sedang dibuat dapat menampung sekitar 3-4
orang.
Ruang tamu sering digunakan oleh pemilik
rumah untuk kegiatan-kegiatan RT, arisan, serta
pengajian dan kapasitas yang harus bisa
Ruang Tamu ditampung adalah sekitar 25-100 orang. Maka
dari itu, ruang tamu memiliki besaran ruang
yang besar.
Ruang keluarga digunakan untuk berkumpul
bersama dengan keluarga besar yaitu Bapak
Galing, Ibu Endah, 1 anak bungsu laki-laki, dan
2 keluarga anak yang berkunjung tiap akhir
Ruang Keluarga
minggu ataupun liburan panjang. Maka dari itu
ruang keluarga memiliki besaran ruang yang
besar.
Ruang ini dibuat agar dapat mengakomodasi
Ruang yang mampu kegiatan seorang Architect Freelancer dimana
mengakomodasi profesi kapasitas tampung yang dibutuhkan hanyalah 1-
seorang Architect 2 orang. Maka dari itu, besaran ruang ini
Freelancer. tergolong kecil.
Ruang ini dibuat agar dapat mengakomodasi
kegiatan hobi menjahit dari Ibu Endah Sita
Ruang yang mampu
dimana kapasitas tampung yang dibutuhkan
mengakomodasi hobi
hanyalah 1-2 orang. Maka dari itu, besaran ruang
menjahit.
ini tergolong kecil.
34
Ruang tidur utama ini memiliki kapasitas
tampung sebanyak 2 orang dengan banyak
perabot dan juga fasilitas kamar mandi dalam.
Dengan cukup banyaknya kapasitas tampung
Kamar tidur utama.
perabut serta fasilitas didalamnya, makan
besaran ruang kmaar tidur utama ini tergolong
besar.
Kamar tidur anak ini memiliki kapasitas
tampung sebanyak 1 orang dengan perabot yang
tidak terlalu banyak dan tidak ada fasilitas
Kamar tidur anak.
tambahan, maka dari itu besaran dari kamar tidur
anak ini tergolong sedang.
Kamar tidur tamu ini memiliki kapasitas
tampung sebanyak 1 keluarga tamu paling
banyaknya dengan kapasitas mencapai 3-4
Kamar tidur tamu.
orang. Maka dari itu, besaran ruang kmaar tidur
tamu ini tergolong sedang.
Kamar mandi mempunyai kapasitas tampung
sebanyak 1 orang dengan tidak ada fasilitas lain
Kamar mandi. dan perabot yang tidak terlalu banyak. Maka dari
itu besaran kamar mandi tergolong kecil.
Dapur mempunyai kapasitas tampung orang 2-3
orang dengan perabot yang cukup banyak. Maka
Dapur. dari itu dapur memiliki besaran yang tergolong
sedang.
Ruang makan mempunyai kapasitas tampung
sebanyak 4-5 orang dengan perabot yang cukup
Ruang makan. besar. Maka dari itu, besaran ruang makan
tergolong sedang.
Ruang ini dibuat agar dapat menampung
kapasitas koleksi sepeda dari sang pemilik
Ruang yang mampu
rumah, tetapi penyimpanan koleksi sepeda ini
menampung seluruh
bisa disiasati dengan peletakan beberapa sepeda
koleksi sepeda pemilik
yang digantung didinding. Maka dari itu ruangan
rumah.
ini memiliki besaran yang tergolong sedang.
Dasar besaran ruang yang akan dipakai adalah dari referensi buku
Architect’s Data, Ernest Neufert, New York, 1981. Dan juga kapasitas ruang
yang akan disesuaikan dengan jumlah dan besar objek yang akan menempati
ruang tersebut dan jenis kegiatan yang akan diwadahi.
35
5.3.4 ANALISIS KUALITAS DAN KUANTITAS RUANG
Berikut merupakan analisis dari kualitas dan kuantitas ruang dengan
acuan fungsi dan suasana yang ingin dibentuk.
Analisis Kuantitas
Analisis Kualitas Ruang
Nama Ruang Ruang
Terbuka hijau, dengan
mendapat paparan sinar
Terkait pemenuhan ruang
matahari langsung karena
terbuka hijau tetapi dengan
sebagai tempat tanaman
luas lahan yang kurang
Taman sehingga dapat
memadai. Jadi kuantitas
mendukung kebutuhan
ruangnya sedikit.
tanaman yatu sinar
matahari dan air.
Terkait dengan peraturan
GSB dalam Peraturan
Terbuka hijau, Daerah Kota Surakarta No.
mendapatkan paparan 1 Tahun 2012 Tentang
sinar matahari langsung Rencana Tata Ruang
Halaman dengan memanfaatkan Wilayah kota Surakarta
lahan yang terikat dengan Tahun 2011-2031 dan
aturan GSB. aspek peletakan massa
pada tapak. Maka
kuantitas ruangnya sedikit.
Memiliki kesan publik
Terkait dengan jumlah
dengan ruang yang sangat
tamu, akses masuk, dan
terbuka dan mempunyai
tapak yang telah dianalisis.
Carport akses yang sangat mudah
Maka dari itu kuantitas
dari entrance agar dapat
ruangnya sedikit.
dipakai untuk publik.
Terkait dengan jumlah
kendaraan yang tidak
Membuat kesan yang biasa
dapat dipisah-pisah
tetapi tetap dapat
Garasi peletakannya jagar mudah
memenuhi kebutuhan.
aksesnya. Maka kuantitas
ruang ini sedikit.
Memiliki akses yang
mudah untuk dijangkau Terkait dengan kapasitas
dengan orang luar karena tampung tamu dan akses
Teras sifat teras yang publik masuk. Maka kuantitas
serta tetap mendapatkan ruang ini sedikit.
suasana luar ruangan.
36
Mempunyai suasana yang
luas, serta akses masuk
yang mudah karena sering
digunakan orang publik
Terkait dengan kapasitas
untuk berkegiatan serta
tampung tamu dan
memiliki sirkulasi jalan
Ruang Tamu kemudahan akses. Maka
yang baik serta sirkulasi
kuantitas ruang ini sedikit.
udara yang baik karena
akan memiliki daya
tampung yang cukup
besar.
Memiliki suasana yang
homie, dengan akses
Terkait dengan pemenuhan
sirkulasi jalan ke manapun
kegiatan keluarga dan
yang mudah dan memiliki
pemanfaatan ruang
Ruang Keluarga sirkulasi udara yang baik
lainnya. Maka kuantitas
dengan menimbulkan
ruang ini sedikit.
kesan intim dalam ruang
ini.
Memiliki suasana yang
hening dan menimbulkan
kesan yang membuat
tingkat konsentrasi
pengguna bisa menambah, Terkait dengan kebutuhan
Ruang yang mampu memiliki akses yang ruang dan pemenuhan
mengakomodasi profesi mudah ke tempat istirahat kegiatannya. Maka
seorang Architect dan fasilitas umum dalam kuantitas ruangan ini
Freelancer. rumah, dan juga memiliki sedikit.
sirkulasi udara yang baik
dari luar ke dalam yang
menimbulkan suasana
tenang dan damai.
Memiliki suasana yang
hening dan menimbulkan
kesan yang membuat
tingkat konsentrasi Terkait dengan kebutuhan
pengguna bisa menambah, ruang dan pemenuhan
Ruang yang mampu
memiliki akses yang kegiatannya. Maka
mengakomodasi hobi
mudah ke tempat istirahat kuantitas ruangan ini
menjahit.
dan fasilitas umum dalam sedikit.
rumah, dan juga memiliki
sirkulasi udara yang baik
dari luar ke dalam yang
37
menimbulkan suasana
tenang dan damai.
Memiliki suasana ruang
yang besar dan relaksasi
dengan perwujudan warna-
warna pada ruang, dengan
Terkait dengan kebutuhan
memberikan fasilitas lebih
ruang dan pemanfaataan
pada ruang ini agar
ruang lainnya. Maka dari
Kamar tidur utama. kegiatan yang lain tidak
itu kuantitas ruang ini
perlu berjarak jauh serta
sedikit.
mempunyai akses yang
mudah ke ruang-ruang
yang berhubungan dengan
pekerjaan dan hobi.
Memiliki suasana ruang
yang besar dan mampu
menimbulkan kesan Terkait dengan kebutuhan
relaksasi dengan ruang dan user yang
perwujudan warna-warna menempati. Maka
Kamar tidur anak.
pada ruang, serta kuantitas ruangan ini
mempunyai akses yang sedikit.
mudah ke fasilitas umum
dalam rumah.
Memiliki suasana yang
menimbulkan kesan
Terkait dengan pemenuhan
relaksasi dengan
kebutuhan ruang dan user
perwujudan warna-warna
yang menempati lebih dari
Kamar tidur tamu. pada ruang dan memiliki
1. Maka dari itu kuantitas
akses yang mudah dengan
ruangan ini cukup banyak.
fasilitas umum dalam
rumah.
Memiliki kesan ruang Terkait dengan pemenuhan
yang bersih dengan kegiatan dan kenyamanan
penerapan warna yang dalam rumah agar tidak
bersih dan suasana yang terjadi antri atau saling
Kamar mandi.
private serta memiliki terganggu kegiatan yang
sirkulasi udara yang baik lain. Maka kuantitas ruang
keluar rumah. ini banyak.
Mempunyai akses yang Terkait dengan pemenuhan
mudah dengan ruang kebutuhan dan
berkumpul bersama pemanfaatan ruangan
Dapur.
keluarga, serta mempunyai lainnya. Maka kuantitas
akses yang mudah keluar ruangan ini sedikit.
38
rumah untuk keperluan
pembuangan sampah serta
keselamatan dari perlatan-
peralatan dapur yang
rentan akan bahaya, dan
juga memiliki sirkulasi
yang bagus agar bau yang
dihasilkan di dapur dapat
keluar.
Memiliki suasana yang
lebih intim dibandingkan
ruang-ruang yang lainnya,
Terkait dengan pemenuhan
memiliki akses yang
kebutuhan dan
mampu memudahkan
pemanfaatan ruangan
Ruang makan. masakan atau makanan
lainnya. Maka kuantitas
disajikan dan tidak
ruangan ini sedikit.
berjarak jauh dari ruang
yang dipakai bersama-
sama keluarga.
Memiliki suasana yang
estetis dengan
pemanfataan ruang yang
maksimal karena teknik
penyimpanan sepeda bisa
di atur dengan cara
Terkait dengan pemenuhan
digantung dan juga ditaruh
kebutuhan dan
Ruang yang mampu dibawah, memiliki akses
peletakannya supay rapih
menampung seluruh yang mudah dengan luar
dan tidak terpisah-pisah.
koleksi sepeda pemilik rumah atau memiliki akses
Maka kuantitas ruangan
rumah. mudah dari entrance dan
ini sedikit.
keluar, serta memiliki
sirkulasi udara yang baik
agar dengan semua koleksi
sepeda yang dimiliki tidak
menimbulkan ruang yang
panas.
39
5.3.5 ANALISIS HUBUNGAN RUANG
Berikut merupakan analisis hubungan ruang yang dilakukan dengan
acuan kebutuhan hubungan antar ruang 1 dengan ruang lainnya meliputi aspek
penginderaan berupa visual serta akses/sirkulasi.
Hubungan ruang ini didasari pada tingkat keprivasian dan akses serta
fungsi yang mewadahi yaitu :
1. Hubungan antar ruang publik diberikan hubungan langsung dimana
tidak diberi penghalang, karena dengan diberikannya hubungan
langsung secara visual dan aksesbilitas ini akan mempermudah akses
orang lain yang masuk kedalam wilayah rumah kita dan mendukung
fungsi yang akan diwadahi.
2. Hubungan ruang publik dengan ruang semi private diberikan
hubungan langsung secara akses tetapi tidak diberi hubungan secara
visual, hal ini dikarenakan porsi untuk menikmati ruang dalam
wilayah rumah oleh orang lain (publik) hanya berbatas pada ruang
publik sedangkan ruang private adalah ruang yang mampu diakses
oleh orang lain (publik) yang hanya dikehendaki pemilik rumah saja.
3. Hubungan ruang publik dengan ruang private tidak diberikan
hubungan secara langsung baik visual maupun akses, tetapi dapat
diberi akses visual tetap hanya satu arah yaitu dari arah ruang private
ke publik dan tidak boleh sebalaiknya. Hal ini dikarenakan tingkat
keprivasian ruang private ini tinggi sehingga tidak hanya semata-mata
dapat diakses oleh orang lain secara publik. Maka dari itu ruang
publik dengan ruang private diberikan penghalang dan jarak yang
cukup jauh.
4. Hubungan antar ruang semi private diberikan hubungan langsung
secara akses untuk mempermudah akses tetapi tidak diberi hubungan
secara visual. Hal ini dikarenakan oleh ruang-ruang semi private ini
mampu dinikmat oleh orang yang sudah dikehendaki masuk dan
mempunyai akses ke setiap ruang-ruang semi private, tetapi dengan
kemudahan akses itu tidak diberikan kebebasan yang lainnya secara
visual. Jadi hubungan antar ruang semi private diberi hubungan
langsung secara akses tetapi tidak secara visual.
5. Hubungan antar ruang semi private dengan private diberikan
hubungan langsung secara akses tetapi tidak secara visual. Hal ini
dikarenakan oleh akses dari private ke semi private menjadi lebih
mudah dan keleluasaan visual dari semi private tidak dapat dilakukan
dari ruang semi private ke ruang private. Sehingga ke privasian di
ruang private dengan tingkat keprivasian tinggi dapat tetapt terjaga.
6. Hubungan antar ruang private adalah diberikan hubungan tidak
langsung baik dari akses maupun visual. Hal ini dikarenakan untuk
menjaga masing-masing tingkat keprivasian pada masing-masing
ruang private tersebut.
40
5.3.6 PELETAKAN DAN ORGANISASI RUANG
Berikut merupakan analisis mengenai peletakan ruang dan organisasi
ruang yang mengacu pada analisis hubungan ruang serta akses dan sirkulasi
yang ingin dibentuk.
Peletakan ruang didasari pada pemanfaatan lahan yang relatif kecil dan
tingkatan-tingkatan zona ruang dari publik sampai ke private. Peletakan ruang
dibagi menjadi 2 yaitu secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal, ruang-ruang
yang bersifat publik yang mampu diakses oleh siapapun diletakan di lantai 1, lalu
berlanjut ke lantai 2 dengan tingkat keprivasian yang sedang yaitu zona yang
bersifat semi private sehingga dapat diakses tetapi seizin dengan pemilik rumah,
sampai ke lantai 3 dengan tingkat keprivasian yang lebih tinggi lagi sehingga
yang dapat mengakses lantai ini hanyalah orang-orang tertentu saja cenderung
keluarga besar saja. Secara horizontal pun sama, ruang-ruang yang diprioritaskan
dengan peletakan orientasi didepan dimaksud berdasarkan tingkat keprivasian,
dimana zona dengan tingkatan keprivasian rendah dapat diakses terlebih dahulu
kemudian semakin masuk akan menuju ke zona yang memiliki tingkat
keprivasian yang tinggi.
Organisasi ruang dalam rumah ini didasari pada tema atau suasana yang
ingin ditonjolkan dalam rumah ini, yaitu membentuk rumah sebagai tempat
berkumpul, tempat bercerita, tempat saling melindungi antar satu individu dengan
individu lain sebagai sebuah keluarga yang harmonis, dimana organisasi ruang
pada ruamh ini mengambil organisasi dengan komposisi terpusat, dimana ruang
yang berfungsi sebagai tempat berkumpul bersama menjadi pusat
pengorganisasian ruang-ruang yang lain.
41
bahan material yang digunakan yaitu bahan material yang anti karat, tahan air, dan
tidak bocor. Pada bgaian super struktur ini ada beberapa bagian yang digunakan
untuk keindahan bangunan yang difungsikan untuk menghadirkan kesan minimalis
dan keseimbangan dalam bangunan serta ritme dalam bangunan.
42
dididistribusikan ke saluran pembuangan yang salurannya akan menyambung
dengan riol kota, sedangkan sumber air kotor dari kotoran tinja didistriusikan ke arah
septic tank yang diposisikan dibagian belakang rumah.
5.6.3 PENGHAWAAN
Analisis utilitas penghawaan dapat dilihat dari aspek-aspek lingkungan yang
mendukung penghawaan pada massa yang akan diletakan pada tapak. Dapat
diketahui bahwa tapak memiliki iklim tropis dengan cuaca panas dan lembab (hujan,
maka dari itu untuk penghawaan dibutuhkan penghawaan buatan pada beberapa
ruang, dimana penghawaan buatan berasal dari AC (Air Conditioner ) dan juga kipas
angin.
5.6.4 PENCAHAYAAN
Analisis utilitas pencahayaan dapat dilihat dari aspek-aspek lingkungan yang
mendukung pencahayaan pada massa yang akan diletakan pada tapak. Dapat
diketahui bahwa tapak yang akan ditempati mempunyai paparan langsung dengan
matahari pada pagi sampai sore hari, maka dari itu pencahayaan dibagi menjadi 2
yaitu menggunakan pencahayaan alami pada pagi hari dan sore hari dan
menggunakan pencahayaan buatan pada malam hari.
5.6.5 LISTRIK
Analisis utilitas listrik dapat dilihat dari jumlah pemakaian yang kira-kira
dibutuhkan. Dengan diketahuinya kebutuhan listrik yang cukup besar kebutuhannya,
maka sumber listrik ada 2 yaitu dari PLN dan generator sets untuk antisipasi jika
terjadi listrik padam.
5.6.6 PENANGKAL PETIR
Analisis penangkal petir dapat dilihat dari lingkungan tapak itu sendiri yang
mempunyai intensitas hujan yang cukup tinggi. Sehingga pada bangunan ini
menggunakan penangkal petir guna menetralkan energi yang berasal dari petir
kemudian di alirkan ke dalam tanah. Sehingga tidak mengganggu aktifitas pelaku di
dalam bangunan tersebut.
43
mempertimbangkan gaya bangunan yang ingin ditampilkan yaitu gaya minimalis
modern.
Orientasi masa bangunan pada konsep desain nanti akan mempertimbangkan
mengenai kemudahan sirkulasi penghuni, arah edar cahaya matahari, serta bentuk
site yang dengan luas lahan 13 m x 22 m, sisi 13m menghadap ke sisi jalan yang
menjadi orientasi utama.
Sumbu masa bangunan atau peletakan massa bangunan pada konsep desain
nanti akan mempertimbangkan mengenai peraturan/regulasi yang berlaku pada
lahan tersebut dimana GSB sebesar 6 m serta aspek kesesuaian peletakan massa
dengan lahan sehingga terbentuk keseimbangan.
Pengolahan bentuk masa bangunan pada konsep desain nanti akan
mempertimbangkan mengenai kaidah-kaidah estetika berupa ritme, keseimbangan,
proporsi, dan kesatuan serta mempertimbangkan mengenai gaya bangunan yang
ingin di tampilkan yaitu gaya minimalis modern.
44
BAB 6
KONSEP DESAIN
Bab ini akan memaparkan mengenai hasil sintesis atau penggabungan dari analisis atau
penguraian yang telah dilakukan untuk menjadi guidelines dalam dalam membuat desain.
6.1.2 ENTRANCE
45
memungkinkan akses yang dapat dilalui oleh 2 mobil dan juga sepeda motor
serta sepeda. Entrance ini merupakan entrance untuk kendaraan. Sedangkan
entrance untuk pejalan kaki dijadikan satu dengan entrane kendaraan tetapi
terdapat pada tepi pagar kendaraan dengan panjang 1 m.
Berdasarkan analisis tapak yang telah dilakukan dan dilihat dari aspek
kebisingan dapat diketahui bahwa kebisingan tidak terlalu menonjol karena
lokasi dari tapak yang merupakan lokasi pemukiman warga padat sehingga tidak
dibutuhkan treatment khusus untuk menangani kebisingan ini dikarenakan
tingkat kebisingan pada tapak ini tergolong tidak bising.
46
6.2.2 ZONA RUANG
Berdasarkan analisis ruang yang telah dilakukan berdasarkan tingkat
keprivasian ruang-ruang yang ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 zona ruang,
antara lain :
1. Zona Private : Kamar tidur utama, kamar tidur anak, kamar
tidur tamu, dan kamar mandi.
2. Zona semi private : Ruang jahit, studio, ruang keluarga, ruang
makan, dapur, garasi, ruang koleksi sepeda, dan ruang kumpul.
3. Zona publik : Teras, halaman, carport, dan taman.
47
Memiliki ketinggian masa yang
48
Memiliki ruang yang relatif kecil
Taman 12 m2
Teras 12 m2
Ruang tamu 48 m2
Ruang keluarga 25 m2
49
Ruang makan 15 m2
Kamar mandi 6 m2
Kamar tamu 12 m2
Studio gambar 10 m2
Ruang jahit 7 m2
Dapur 15 m2
Garasi 75 m2
Carport 40 m2
50
2. Hubungan ruang publik dengan ruang semi private diberikan hubungan
langsung secara akses tetapi tidak diberi hubungan secara visual. Dimana
teras dengan ruang tamu yang diberi sekat berupa pintu, jendela dan
dinding.
3. Hubungan ruang publik dengan ruang private tidak diberikan hubungan
secara langsung baik visual maupun akses. Dimana taman, halaman, teras
dan carport tidak diberi hubungan apapun ke kamar tidur dan kamar mandi.
Dengan cara diberi penghalang maupun jaraknya yang jauh. Tetapi dari
kamar tidur ke ruang-ruang publik diberikan hubungan visual satu arah dari
kamar tidur tetap tidak dapa diberi akes visual dari ;ublik ke kamar tidur.
4. Hubungan antar ruang semi private diberikan hubungan langsung secara
akses tetapi tidak diberi hubungan secara visual. Dimana ruang tamu
dengan ruang keluarga yang memiliki akses langsung tanpa ada nya pintu
tetapi tidak dapat dilihat secara langsung dari ruang tamu. Ruang keluarga
dengan dapur serta ruang makan yang diberi akses langsung tanpa pintu
tetapi tidak dapat dilihat secara langsung.
5. Hubungan antar ruang semi private dengan private diberikan hubungan
langsung secara akses tetapi tidak secara visual. Dimana ruang keluarga
dengan ruang tidur diberi hubungan secara langsung tetapi dibatasi oleh
pintu. Ruang keluarga dengan kamar mandi yang diberi hubungan langsung
tetapi tetapi diberi batas pintu dan tidak dapat diakses secara visual. Kamar
tidur utama dengan kamar tidur utama maupun kamar tidur anak dan tamu
yang diberi hubungan langsung tetapi diberi sekat berupa dinding dan pintu.
6. Hubungan antar ruang private adalah diberikan hubungan tidak langsung
baik dari akses maupun visual. Dimana kamar tidur utama dengan kamar
tidur anak yang memiliki hubungan tidak langsung dengan adanya
pembatas yang solid seperti dinding yang tidak dapat diakses secara
langsung secara visul dan secara aksesbilitas. Kamar mandi dengan kamar
tidur yang dibatasi dengan dinding yang solid sehingga tidak membentuk
akses secara langsung dan juga tidak diberikan akses visual ecara langsung.
51
6.2.6 PELETAKAN DAN ORGANISASI RUANG
Peletakan ruang horizontal lantai 1 dari yang paling depan yaitu adalah
zona ruang publik, zona yang mampu di akses oleh siapapun dan cenderung
memliki fungsi sebagai lahan parkir dan keperluan umum seperti halaman
belakang untuk tempat mencuci, ruang-ruang nya antara lain dari bagian depan
ke belakang terdapat taman, halaman, carport, garasi, ruang koleksi sepeda, dan
halaman belakang. Selanjutnya peletakan ruang horizontal pada lantai 2 dimulai
dari zona publik sampai masuk kedalam ke zona semi private, dimana
peletakannya sesuai dengan urutan adalah teras, ruang tamu, ruang kumpul,
kamar mandi, ruang makan, dan diakhiri dengan dapur. Selanjutnya peletakan
horizontal lantai 3 dimana merupakan tempat zona-zona private yang hanya
mampu diakses oleh orang-orang tertentu saja, dimana urutan peletakannya dari
awal sampai akhir adalah kamar tamu, ruang kumpul, kamar anak, kamar utama,
studio gambar, dan ruang jahit.
Organisasi ruang-ruang yang terdapat dalam rumah ini disusun dengan
komposisi terpusat dimana ruang untuk berkumpul sebagai pusat
pengorganisasian ruang-ruang yang lain. Pada lantai 1 tidak diberikan
52
organisasi ruang dikarena fungsi ruang-ruang yang terdapat di lantai 1
cenderung dipakai sebagai tempai parkir dan halaman serta akses sirkulasi
tangga ke lantai 2, maka dari itu tidak diberi organisasi ruang. Pada lantai 2
ruang kumpul menjadi pusat yang berada di tengah dengan ruang-ruang yang
mengelilinginya dengan jarak yang dekat yaitu meliputi ruang tamu dan kamar
mandi, lalu ruang-ruang lainnya mengelilingi dengan jarak yang relatif jauh
meliputi ruang dapur, ruang makan, dan akses sirkulasi ke lanai 3 berupa tangga.
Pada lantai lantai 3 di buat memusat pada ruang berkumpul dengan ruang-ruang
lainnya yang dibuat mengelilinginya meliputi 2 kamar tidur tamu, kamar tidur
anak, dan kamar tidur utama, kamar mandi, studio gambar, dan ruang jahit.
6.5.2.1 Sloof
Untuk sloof agar dapat menyalur beban dengan optimal maka sloof
dibuat dari beton bertulang dengan tulangan berupa besi sejumlah 6
buah dengan diameter 12 mm dan dimensi sloof sebesar 15x20 cm.
53
6.5.2.2 Lantai
Untuk lantai disusun dengan cara melapisi bagian alas yang ingin
diberi lantai dengan pasir dengan tebal 10 cm, kemudian dilapisi dengan
rabat beton denagn tebal 10 cm, dan kemudian dioles spesi dan keramik
dengan tebal 5 cm.
Untuk bahan dari lantai itu sendiri berbeda-beda berdasarkan
ruang nya, antara lain :
54
estetika rumah maka diberi warna dominasi warna-warna pastel
kemudian untuk dinding bagian dalam rinciannya adalah sebagai berikut
:
Dinding dilapisi dengan plesteran
ekspos yang dibuat tekstur kasar
berwarna pastel merah sehingga
Teras
menimbulkan tekstur kasar pada
dinding teras tetapi mempunyai
estetika.
Dinding kamar tidur dilapisi dengan
Kamar Tidur
cat berwarna pastel coklat dan putih.
Dinding sudio gambar dilapisi
Studio gambar
dengan cat coklat motif kayu.
Dinding ruang jahit dilapisi dengan
Ruang jahit
cat pastel merah.
Dinding ruang keluarga dilapisi
Ruang Keluarga
dengan cat pastel coklat.
Dinding kamar mandi dilapisi
dengan bahan trasram dengan
perbandingan bahan 1 semen : 6
Kamar mandi
pasir setinggi 1,8 m dan dilapisi
dengan keramik berwarna coklat
pastel setinggi 1,8 m .
Dinding pada garasi dibuat tidak
berwarna dimana bata ringan
Garasi
kemudian di plester dan diaci dengan
warna asli.
Dinding yang lainnya dilapisi dengan
Ruang lainnya
cat warna-warna pastel.
55
6.3.3 UPPER STRUKTUR
56
6.5 KONSEP UTILITAS
6.5.1 PENCAHAYAAN
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami dengan sumber sinar matahari adalah
penerangan utama pada siang hari. Untuk mengurangi panas matahari
terhadap suhu ruangan maka digunakan pelapis solar guard pada kaca.
b. Pencahayaan buatan
Jenis penerangan yang digunakan adalah:
1). Fluoresence
2). Lampu pijar
3). Special lighting (spot light, armatur arcilite)
6.5.2 PENGHAWAAN
6.5.3 SANITASI
Air Bersih
Berdasarkan analisis mengenai sistem utilitas air bersih,
penggunaaan air bersih dalam bangunan digunakan sebagian besar untuk
kebutuha kamar mandi, keperluan dapur, serta keperluan service di garasi
dan halaman. Dalam sistem pengadaan air bersih ini digunakan dua sumber
air yatu sumber PDAM dan sumur dalam. Air sumur dalam digunakan
sebagian besar untuk keperluan service di garasa dan halaman, mengisi
57
tangki cadangan untuk keperluan lavatory dan dan dapur derta kamar mandi
jika PDAM terhenti. Air sumur dalam dipompa ke tangki bawah tanah
untuk penampungan sementara dan dipompa lagi menuju tangki atas yang
letaknya berada diatas bangunan dan disalurkan kedalam bangunan melalui
sistem downfeed. Sedangkan sumber air PDAM ditampung terlebih dahulu
pada tangki bawah tanah dan dipompa menuju tangki atas untuk disalurkan
secara downfeed juga. Sistem utilitas air bersih dapat dilihat dari bagan
dibawah.
Air Kotor
Berdasarkan analisis sistem utilitas air kotor, sumber air kotor pada
bangunan ini berasal dari buangan air dari lavatory (kamar mandi) dan
dapur. Air dari lavatory (kamar mandi) dialirkan ke sumur peresapan baik
melalui septic tank atau tidak, jika jaraknya terlalu jauh maka diperlukan
bak kontrol. Untuk buangan air dapur dialirkan dulu ke bak kontrol lemak
kemudian baru dialirkan kembali ke sumur peresapan. Tapakm utilitas air
kotor dapat dilihat pada bagan berikut.
58
Air Hujan
Berdasarkan analisis tentang utilitas mengenai air hujan dapat dilihat
dari iklim dan cuaca dari lignkungan tapak yaitu panas dan lembab
(hujan). Dari data yang telah didapat lokasi tapak ini mempunyai
intensitas hujan yang cukup tinggi dimana dengan intensitas hujan yang
seperti ini maka dibutuhkan sistem pengaliran tumpahan air hujan.
Saluran peresapan air hujan dialirkan langsung ke riol kota atau saluran
pembuangan lingkungan. Sistem pembuangan tumpahan air hujan ini
dapat dilihat pada bagan berikut.
59
dan lebih menjorok ke arah tenggara. Pengolahan bentuk masa yang akan
dilakukan adalah dengan melakukan substraksi pada bagian bawah utara balok
yang digunakan sebagai tangga sebagai sirkulasi keatas lantai 2, kemudian pada
lantai 2 diberi adiksi berupa bentuk balok pada bagian timur laut, barat lau, dan
barat daya, lalu pada lantai 3 diberi adiksi berupa balok pada bagian barat daya
dengan tidak diberikan adiksi penuh pada sisinya, serta pada bagian atas
bangunan dberi adiksi berupa bentuk prisma segitiga yang disusun secara
horizontal sehingga hanya satu sisi yang miring lah yang terlihat.
60
Lalu pada bagian bangunan lantai 1, pada bagian depan diberikan jendela
dengan grid yang relatif pendek yang diguakan untuk penutup garasi dan
disamping sebelah timurnya diberikan akses tangga ke lantai 2. Lalu pada
bagian kanan bangunan tidak diberikan tampilan yang khusus dimana terhalang
oleh tangga. Lalu pada bagian kiri bangunan diberikan kaca jendela dengan grid
yang lebih lebar dibandingkan pada bagian depan dari ujung ke ujung sisi
bagian kiri. Lalu pada bagian belakang diberikan jendela dengan grid yang sama
dengan jendela grid bagian kiri bangunan.
Setiap jendela yang ditempatkan pada sisi bangunan diberikan tampahan
berupa tritisan dari dak beton yang diberikan memnjang sesuai dengan panjang
jendela dan jenis jendela.
Untuk tampilan tangga pada bagian depan menuju lantai 2 atau menuju
teras dibuat tampilan tangga yang lebar dan tidak terdapat simpangan, hanya
lurus saja. Lalu tangga yang menjadi akses keluar masuk dari dapur ke halaman
belakang diberikan tamping dengan terdapat 2 simpangan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis D.K. 2000. ARTAPAKKTUR Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi ke- 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Eppi p. Suriawidjadja, Dkk, ”Persepsi Bentuk dan Konsep Artapakktur”, Jakarta, Djambatan,
1986.
Neufert, Ernst 1996, Alih Bahasa : Sunarto Tjahjadi, Data Artapakk, Jilid 1, Edisi 33, Erlangga,
Jakarta.
Neufert, Ernst 1996, Alih Bahasa : Sunarto Tjahjadi, Data Artapakk, Jilid 2, Edisi 33, Erlangga,
Jakarta.
Neufert, Ernst 1996, Alih Bahasa : Sunarto Tjahjadi, Data Artapakk, Jilid 3, Edisi 33, Erlangga,
Jakarta.
Panero, J dan Martin Zelnik, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta.
Tanuwidjaja, Gunawan, dkk. “Desain Rumah Ramah Lingkungan dan Terjangkau”. Surabaya.
2011. Tidak diterbitkan
Ratna Darmiwati. 2000. “STUDI RUANG BERSAMA DALAM RUMAH SUSUN BAGI
PENGHUNI BERPENGHASILAN RENDAH”. DIMENSI TEKNIK ARTAPAKKTUR Vol.
28, No. 2, Desember 2000: 114 – 122
Bejamin S, John S.R, William J. Mc Guinnes; “Mechanical and Electrical Equipment for
Building” ;Ed. & volume 1. John Wiley & Sons. Canada; 1986.
Direktori SNI; Home Keselamatan Bangunan; Tahun 1989-2002 Dasar Perencanaan Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal; Proyek Darmo Trade Center Surabaya; PT. Gradian Mitrakarsa;
Jakarta; 2003.
62
Tangoro; Dwi; “Utilitas Bangunan”; Universitas Indonesia; Jakarta; 2000.
Maer, Bisatya W. 2011. “Gempa Bumi dan Pengaruhnya Pada Tampilan Bangunan”. Surabaya.
Tidak di terbitkan
Webtapak :
http://www.karanganyarkab.go.id/
http://www.wikipedia.com
http://dpu.surakarta.go.id/
http://bappeda.surakarta.go.id/
http://kbbi.web.id/rumah
http://www.perumnas.co.id/download/prodhukum/undang/UU-04-
1992%20PERUMAHAN%20DAN%20PERMUKIMAN.pdf
http://dimensi.petra.ac.id/index.php/ars/article/viewFile/15734/15726
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/viewFile/630/548
http://repository.petra.ac.id/15957/1/Makalah_Gempa.pdf
63