STATISTIK PEMATANGSIANTAR
PROPOSAL SKRIPSI
NIM : 20105576
PROGRAM : SARJANA
SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Human Relation dan Pengembangan Karier Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Pematangsiantar”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati dan
rasa syukur, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sherly, S.E., M.M. selaku Ketua STIE Sultan Agung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Bapak Dr. Efendi, S.E., M.M. selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE Sultan
Agung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama masa
perkuliahan.
3. Ibu Sisca, S.E., M.M. selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Umum STIE
Sultan Agung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama
masa perkuliahan.
4. Bapak Dr. Marisi Butarbutar, S.E., M.M. selaku Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STIE Sultan Agung yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan bimbingan selama masa perkuliahan.
5. Bapak Erbin Chandra, S.E., M.M. selaku Wakil Ketua IV Bidang Penelitian,
Pengembangan dan Kerjasama STIE Sultan Agung yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Bapak Andy Wijaya, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Manajemen STIE Sultan Agung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingan selama masa perkuliahan.
7. Bapak Dr. Drs. Marto Silalahi, M.Si. selaku Kepala LPPM STIE Sultan Agung
sekaligus sebagai Ketua Pelaksana Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama masa perkuliahan.
8. Bapak Erbin Chandra, S.E., M.M. selaku Pembimbing I atau Ketua Pembimbing,
dan Ibu Sisca, S.E., M.M selaku Pembimbing II atau anggota
9. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Tata Usaha STIE Sultan Agung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.
i
10. Teristimewa kepada Orang tua tercinta, Bapak Riston Sitanggang dan Ibu Lina
Siahaan serta Grandmother tercinta dan juga seluruh keluarga yang selalu
memberikan support juga doa yang tidak berhenti untuk penulis sampai
sekarang.
11. Teman-teman seperjuangan di STIE Sultan Agung khususnya Kelas Manajemen
Pagi A yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis, bantuan
dan dukungan selama masa awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.
Demi kesempurnaan proposal skripsi ini, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan agar proposal skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
NIM: 20105576
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
iii
3.4 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................42
3.5 Defenisi Operasional Variabel................................................................43
3.6 Populasi Penelitian.................................................................................47
3.7 Jenis Data..............................................................................................47
3.8 Sumber Data..........................................................................................47
3.9 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................47
3.10 Alat Pengumpulan Data.......................................................................48
3.11 Teknik Analisis Data............................................................................48
3.12 Teknik Analisis Data............................................................................49
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................53
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
GAMBAR TABEL
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
masyarakat. Adapun dimensi kinerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik
Pematangsiantar yaitu: prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
kerjasama dan prakarsa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah human relations. Secara
sekilas human relations terlihat sebagai suatu hal yang biasa dan mudah dilakukan,
tetapi sebenarnya tidaklah demikian adanya. Human relations adalah suatu hal yang
dinamis dan tidak terlepas dari faktor manusia. Hubungan kerja antara atasan
dengan bawahan misalnya. Komunikasi, tugas, dan tanggung jawab atau
pendelegasian wewenang akan sangat sulit dilakukan jika tidak dibarengi dengan
proses human relations yang baik. Disadari atau tidak, human relations dapat
memberi pengaruh-pengaruh positif terhadap kinerja kerja seseorang. Menurut
(Ichwan, 2018) Teknik-teknik yang kurang tepat yang digunakan oleh seorang
atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya (komunikasi vertikal) akan
berakibat menurunnya kinerja bawahannya. Adapun dimensi human relation yaitu
komunikasi antar personal dan komunikasi psikologis.
Pada dimensi komunikasi antar personal, masih adanya pegawai yang kurang
bekerjasama dengan pegawai lainnya dalam berkomunikasi sehingga menyebabkan
terjadinya kesalahan dalam penyajian data. Pada dimensi komunikasi psikologis,
masih kurangnya dukungan kerja antar sesama pegawai yang menyebabkan kurang
harmonisnya hubungan antar pegawai.
Pada bab satu menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bab dua tentang tinjauan pustaka,
menguraikan secara teoritis manajemen dan manajemen sumber daya manusia,
human relations, dan kinerja pegawai, pengaruh antar variabel, kerangka teori,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
Kemudian bab lima menguraikan tentang analisis dan evaluasi data yang
diperoleh selama penelitian mengenai pengaruh human relations, pengembangan
karir dan kinerja pegawai. Kemudian pada bab terakhir yaitu bab enam berisi
tentang kesimpulan dari anilisis dan penulis juga mencoba untuk memberi saran dari
evaluasi yang bertujuan sebagai bahan bagi kantor Badan Pusat Statistik Kota
Pematangsiantar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Manajemen
6
7
1. Perencanaan (Planning)
Dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan
dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala
kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala
dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk
mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
3. Penggerakan (Actuating)
Menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja
masing-masing serta menggerakkan seluruh sumber daya yang ada dalam
organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai
rencana dan bisa mencapai tujuan.
4. Pengawasan (Controlling)
Mengawasi apakah gerakan dari organisasi sudah sesuai dengan rencana
atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi
agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.
Selanjutnya menurut (M. K. Putri & Maralis, 2019) fungsi-fungsi manajemen
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
8
1. Perencanaan (Planning)
Memikirkan tentang apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu aktivitas pengaturan dalam sumber daya
manusia dan sumber daya fisik lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk
bisa melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan
utama perusahaan.
3. Pengarahan (Directing)
Pengarahan (directing) adalah keiniginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
9
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan manajemen sumber
daya manusia merupakan suatu hal yang berkaitan dengan pendayagunaan
manusia dalam melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tingkat maksimal atau
efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam perusahaan,
seorang karyawan dan juga masyarakat.
1. Fungsi Manajerial
1) Perencanaan (planning), yaitu merencanakan tenaga kerja agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi yang efektif serta efisien
dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi.
2) Pengorganisasian (organizing), merupakan kegiatan yang karyawan
dengan menetapkan mengorganisasikan semua pembagian kerja.
12
1. Perencanaan
Suatu aktivitas yang menelaah apa yang akan dilakukan oleh sumber daya
manusia, bagaimana melakukannya dan kapan dilakukan.
2. Staffing
13
Human relation adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara seseorang
dengan orang lain untuk mendapatkan adanya saling pengertian, kesadaran dan
kepuasan psikologis. Human relation mencakup interaksi antara seseorang dengan
orang lain dalam segala bidang kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati,
sementara itu human relation juga mencakup interaksi seseorang dengan orang lain
dalam hubungan kerja dan dalam organisasi. Dalam hal menurut (Wijayanti, 2017)
terdapat teori-teori human relation yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh di
antaranya yaitu:
1. Teori Hawthorne
Teori Hawthorne adalah salah satu teori dalam human relation yang
diperkenalkan oleh Elton Mayo pada tahun 1924. Teori ini berfokus pada
pentingnya faktor-faktor non-teknis seperti hubungan antar manusia dalam
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Studi Hawthorne yang dilakukan
oleh Mayo di Western Electric Company membuktikan bahwa perhatian
khusus terhadap karyawan dapat meningkatkan produktivitas mereka. Selain
itu, studi ini juga membenarkan asumsi mengenai perilaku manusia di dalam
organisasi dan menghasilkan paradigma yang disebut sebagai human
relations school.
2. Teori X dan Y
Teori X dan Y adalah konsep manajemen yang diperkenalkan oleh Douglas
McGregor dalam bukunya yang berjudul "The Human Side of Enterprise"
pada tahun 1960. Konsep ini menunjukkan dua pandangan atau asumsi
dasar yang berbeda tentang sifat manusia dan motivasi kerja. Teori X dan Y
dikembangkan untuk membantu memahami cara manajer melihat karyawan
mereka dan bagaimana pandangan ini memengaruhi gaya manajemen yang
diadopsi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang Teori X dan Y:
1) Teori X:
1. Mengasumsikan bahwa manusia secara alamiah tidak menyukai
pekerjaan dan akan menghindarinya jika memungkinkan.
2. Percaya bahwa manusia cenderung malas, kurang ambisius, dan lebih
suka diarahkan dan dikendalikan oleh atasan.
16
3. Teori Two-Factor
Teori Two-Factor dalam human relations dikembangkan oleh Frederick
Herzberg. Teori ini mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang
memengaruhi kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja, yaitu faktor higienis
(hygiene factors) dan faktor motivasi (motivational factors). Faktor higienis
berkaitan dengan lingkungan kerja dan kondisi eksternal, sementara faktor
motivasi berkaitan dengan faktor internal yang mempengaruhi kepuasan
kerja. Teori ini menekankan pentingnya faktor-faktor intrinsik dalam
memotivasi karyawan, seperti pencapaian, tanggung jawab, dan
pertumbuhan pribadi.
4. Teori Dependency
17
1. Faktor Komunikasi
Komunikasi merupakan proses ketika seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi
dalam organisasi terdapat 2 pola yaitu, formal dan nonformal (informal).
Saluran formal dalam pola komunikasi organisasi ada tiga, yaitu komunikasi
vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
1) Komunikasi Vertikal
merupakan komunikasi yang terjadi dua arah antara pimpinan dan
bawahan secara timbal balik dalam suatu organisasi dengan
menggunakan lambing-lambing yang bermakna, dalam rangka mencapai
suatu tujuan di dalam organisasi. Komunikasi yang di lakukan secara
timbal balik dalam suatu organisasi sangat mempunyai peranan penting,
karena bila komunikasi hanya berlangsung satu arah saja dari pimpinan
ke bawahannya, roda komunikasi tidak akan berjalan sesuai dengan tugas
antara pimpinan dengan bawahan.
2) Komunikasi Horizontal
merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dimana terjadi pertukaran
pesan secara menyamping dan dilakukan oleh dua pihak yang
mempunyai kedudukan sama, posisi sama, jabatan se-level yang sama
dalam suatu organisasi.
3) Komunikasi Diagonal
merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak kepada pihak
lain dalam posisi yang berbeda, dimana kedua pihak tidak berada pada
jalur struktur yang sama. Komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak
19
1. Kepentingan individu.
Prinsip ini menjelaskan bahwa kepentingan individu harus diperhatikan pada
setiap pegawai dan mengenali perasaannya masing-masing. Selain itu
memastikan perlakuan masing-masing orang sebagai individu, pegawai, pekerja
dan lain sebagainya. Hal tersebut, penting untuk dilakukan agar semangat kerja
dapat meningkat dan kinerja kerja dapat memuaskan.
2. Saling menerima.
Prinsip ini menjelaskan bahwa pegawai, serikat pekerja dan manajemen atau
atasan perlu adanya sikap saling menerima sebagai individu dan kelompok serta
kebutuhan untuk saling menghormati fungsi dan tanggung jawab masing-
masing. Memahami antar pimpinan dan bawahannya sangat diperlukan dalam
melakukan berbagai tugas yang diberikan.
3. Kepentingan bersama.
Prinsip ini menjelaskan bahwa pegawai, serikat pekerja dan manajemen saling
berkaitan antar satu sama lain dari kepentingan bersama. Adanya keterkaitan ini
untuk terciptanya tujuan organisasi yang dilakukan secara bersama melalui
kerjasama semua komponen organisasi.
4. Keterbukaan komunikasi.
Prinsip ini menjelaskan bahwa berbagi gagasan, informasi dan perasaan dengan
seluruh komponen organisasi sangat penting sebagai jalan menuju pemahaman
dan keputusan yang lebih baik. Komunikasi terbuka juga sangat penting
dilakukan untuk memperoleh saling pengertian maupun pelaksanaan tugas
secara efektif dan lain sebagainya.
5. Partisipasi pegawai.
Prinsip ini menjelaskan bahwa hasil yang lebih baik dapat terjadi melalui adanya
keseimbangan dalam melihat sudut pandang orang-orang di semua tingkatan di
organisasi, adanya sikap saling berbagi dan pemecahan masalah dari orang-
orang yang terpengaruh. Partisipasi pegawai juga dilakukan dengan cara
melibatkan partisipasi dalam menyampaikan pendapat, ide dan saran bagi
semua komponen dalam organisasi.
6. Identitas lokal.
Prinsip ini menjelaskan bahwa individu dapat menerima kesempatan terbesar
untuk pengakuan, kebanggaan dan kepuasan kerja melalui identifikasi dengan
unit kerja lokalnya.
21
7. Keputusan lokal.
Prinsip ini menjelaskan bahwa orang-orang yang paling dekat dengan masalah
yang mempengaruhi diri mereka sendiri dapat mengembangkan solusi yang
paling memuaskan jika diberikan wewenang untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
8. Standar moral yang tinggi.
Prinsip ini menjelaskan bahwa dasar yang paling tepat untuk menilai kebenaran
sebuah tindakan yang melibatkan orang-orang adalah ujian moralitas dan
terpengaruh pada hak asasi manusia. Standar moral yang tinggi juga harus
diperhatikan pada setiap tindakan, sikap profesional, pimpinan dan pekerja.
Sedangkan menurut (Maharani et al., 2023) ada sepuluh prinsip pokok dalam
human relations yang sering disebut sebagai ‘the ten commandement of human
relations’ yaitu sebagai berikut:
5. Partisipasi
Kepada setiap orang di dalam organisasi harus diberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk mengembangkan kapasitas mentalnya melalui pendidikan
dan latihan, naik yang besifat off-the-job training dan cara-cara pengembangan
lainnya tour of duty, tour of area dan teknik lainnya. Untuk menerapkan prinsip
ini dengan sebaik-baiknnya adalah tugas pimpinan untuk mengetahui bakat dan
keahlian bawahannya. Pemimpin harus pula mengetahui batas-batas
kemampuan bawahannya agar dalam usaha pengembangan kemampuan itu
pengarahannya yang lebih tepat dapat dibuat. Meskipun harus diakui pula
pentingnya kapasitas bawahan, harus diingat bahwa “no training can develop a
man, he must develop himself”.
6. Perluasan kerja
Seorang yang sungguh-sungguh mau bekerja tidak akan menyenangi pekerjaan
rutin. Baginya pekerjaan yang demikian akan segera membosankan, sebaliknya
pekerjaan yang intersant dan penuh tantangan akan memperbesar kegairahan
bekerjanya, memperluasketerbukaan dari oragnisasi yang demokratis
dimanifestasikan terutama oleh hubungan kerja yang informal tanpa melupakan
segi formal dari hubungan kerja itu.
7. Penghargaan kinerja (extraordinary performance).
Seorang pemimpin harus cepat mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas
dengan baik oleh seorang bawahan. Bentuk pengakuan dan penghargaan itu
dapat berbentuk kenaikan pangkat luar biasa, hadiah uang, surat penghargaan
dan kombinasi dari beberapa hal itu.
8. Pemenuhan Sarana dan prasarana
Sering keterlambatan terjadi dalam pelaksanaan tugas disebabkan oleh tidak
tersedianya alat perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas.
Memang administrasi dan manajemen harus beroperasi dalam keadaan serba
kekurangan, akan tetapi paling sedikit, alat yang minimal diperlukan untuk
melaksanakan tugas dengan baik harus tersedia.
9. “The right man in the rigth place” Orang yang tepat harus ditempatkan ditempat
yang tepat menurut keahlian dalam kecakapannya. Untuk itu sangat penting bagi
seorang pemimpin untuk mengetahui apa bakat, kecakapan, dan keahlian
bawahannya. Harus diketahui pula batas-batas kemampuannya. Dalam
24
Dalam hal ini, bahwa setiap staff, diberikan reward atas kinerja terbaik mereka,
dan benar-benar layak untuk diberikan aspresiasi, ini dapat memicu semangat
dalam meningkatkan kinerja dari anggota organisasi.
6. Local decision
Memberikan kesempatan bagi anggota organisasi untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi, untuk membiasakan menghadapi masalah dengan bijak
sebagai bentuk persiapan dimasa yang akan dating.
7. High moral standar
Kondisi ini berbiara mengenai kebenaran dan keadilan suatu tindakan yang
hanya dapat dinilai berdasarkan moralitas dan hak asasi manusia.
Menurut (Ruslan, 2012) Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
peningkatan produktifitas, maka seorang manajer perlu untuk memahami aspek-
aspek sosial dan psikologi yang mendorong para karyawan dapat melakukan
kerjasama yang optimal dalam meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang
telah ditentukan akan tercapai. Dalam Teori human relations telah mengemukakan
perlunya hal-hal sebagai berikut:
sebagian karyawan peningkatan dalam berkarir adalah hal yang sangat krusial
karena mereka akan tahu dimana posisi tertinggi yang akan mereka raih, sehingga
mereka dapat terus termotivasi dan terus berusaha meningkatkan kemampuan dan
loyalitas terhadap perusahaan.
2.1.5 Kinerja
`2.1.5.1 Pengertian Kinerja
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja karyawan
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang atau kelompok orang yang
dibebankan kepadanya baik berupa barang atau jasa.
28
1. Faktor Kemampuan
Secara fisiologis, kemampuan (ability) dari pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowladge + skill). Dimana karyawan
yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan (Rosmaini & Tanjung, 2019) berpendapat bahwa terdapat empat
faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai antar lain:
3. Disiplin
Secara umum disiplin merupakan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada
pada diri pegawai tehadap peraturan dan ketepatan perusahaan, disiplin
meliputi ketaatan dan hormat terhadap terhadap perjanjian yang dibuat antar
perusahaan dan pegawai. Dengan demikian, bila peraturan atau ketepatan
yang ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka
pegawai memiliki disiplin yang buruk. Sebaliknya, bila pegawai tunduk pada
ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik.
4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk ide
untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Bila
atasan selalu menghambat setiap inisiatif tanpa memberikan penghargaan
dengan mendukung, menyebabkan organisasi akan kehilangan energi atau
daya dorong untuk maju. Dengan kata lain, inisiatif pegawai yang ada dalam
organisasi akan merupakan daya akhirnya dorong kemajuan yang
mempengaruhi kinerja.
Menurut (Yapentra, 2021) faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
1. Prestasi Kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
2. Tanggung Jawab, yaitu kesanggupan seseorang pegawai menyelesaikan
pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
3. Ketaatan, yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk menaati segala
peraturan perundang-undangan, dan peraturan kedinasan yang berlaku dan
menaati perintah kedinasan.
4. Kejujuran, yaitu ketulusan hati seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang
diberikan kepadanya.
5. Kerjasama, yaitu kemampuan seseorang pegawai untuk bekerjasama dengan
orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan.
6. Prakarsa, yaitu kemampuan seseorang pegawai untuk mengambil keputusan,
langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu alasan.
Sementara menurut (Nursyahputri & Saragih, 2019) menyatakan bahwa
kinerja memiliki 5 (lima) dimensi sebagai berikut:
1. Jumlah pekerjaan
Dimensi ini menentukan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau
kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.
2. Kualitas pekerjaan
Setiap pegawai dalam perusahaan harus memenuhi setiap persyaratan yang
telah ditentukan untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang
dituntut suatu pekerjaan tertentu.
3. Ketepatan waktu
Setiap pekejaan memiliki karakteristik yang berbeda dalam menentukan jenis
pekerjaan yang harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki
ketergantungan atas pekerjaan lainnya.
4. Kehadiran
31
Human relations merupakan suatu hal yang dapat meningkatkan hasil kerja
seseorang. Dengan diterapkannya human relations maka pegawai akan
meningkatkan usaha dan kemampuan untuk melaksanakan tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini dapat disimpulkan dari penelitian (Anggara et al., n.d.) bahwa
terdapat pengaruh positif antara human relations terhadap kinerja pegawai, yang
berarti dengan adanya human relations akan berpengaruh positif meningkatkan
semangat serta kegigihan untuk dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Demikian
juga dengan pengembangan karir bagi pegawai dapat meningkatkan produktivitas
kerja pegawai dan dapat mencapai tujuan organisasi.
32
Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling penting dalam tujuan
perusahaan agar tercapai secara efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut,
maka perusahaan harus mampu menciptakan human relations dan pengembangan
karir yang baik agar dapat meningkatkan kinerja yang tinggi. Kinerja pegawai dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu human relations dan pengembangan karir. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian (Busono, 2016) bahwa human relations dan
pengembangan karir berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, yang berarti
bahwa adanya human relations akan dapat me meningkatkan kinerja pegawai
menjadi lebih baik. Demikian juga dengan pengembangan karir bagi pegawai dapat
meningkatkan produktivitas kerja pegawai dan dapat mencapai tujuan organisasi.
33
Manajemen
Grand
Theory
(Samsuni, n.d.), (Ekawati, 2018), (Husaini & Sutama, 2021)
Human Pengembangan
Relations Karier Kinerja Pegawai
(Bethol et
al., 2016)
(Supardi, 2016)
(Mariane, (Afandi et al.,
2019) 2023) (Ermiati et al.,
2018)
Applied (Nadapdap, (Onibala et al.,
2017)Mang 2017) (Lestari, 2017)
Theory
kunegara (Andyfa, 2023) (Bahri, 2019)
(2017)
(Dewi, 2019) (Yapentra, 2021)
(Wijayanti,
2017) (Nursyahputri &
Saragih, 2019)
(Fadli et al.,
2017)
Gambar 2.1
Kerangka Teori
34
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
terhadap
kepuasan kerja
karyawan BPJS
Ketenagakerjaan
Kantor Cabang
Belawan
4 Purwanto, dkk PENGARUH Variabel Bebas: Kompensasi dan
KOMPENSASI, Kompensasi, pengembangan
PENGEMBANGAN Pengembangan karir berpengaruh
KARIR DAN Karir dan secara positif
KOMUNIKASI Komunikasi terhadap kinerja
TERHADAP karyawan
KINERJA Variabel Terikat:
KARYAWAN Kinerja
Universitas Mercu Karyawan
Buana Jakarta
2017
5 Ardansyah, dkk PENGAWASAN, Variabel Bebas: Pengawasan
DISIPLIN KERJA, PENGAWASAN, berpengaruh
DAN KINERJA DISIPLIN signifikan
PEGAWAI BADAN KERJA terhadap kinerja
PUSAT STATISTIK KSK yang
KABUPATEN Variabel Terikat: ditunjukkan oleh
LAMPUNG Kinerja BPS koefisien regresi
TENGAH b1 sebesar 0,564;
Universitas Bandar disiplin kerja
Lampung berpengaruh
2014 signifikan
terhadap kinerja
KSK yang
ditunjukkan oleh
koefisien regresi
b2 sebesar 0,568
6 F. Wulan PENGARUH Variabel Bebas: nilai signifikansi F
37
2.3Kerangka Pemikiran
2. Perencanaan Karir
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
39
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa human relation (X1) dan
pengembangan karir (X2) terhadap kinerja pegawai (Y), seperti yang dikemukakan
oleh (Barus, 2022) dan (Busono, 2016).
2.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
metode analisa yang digunakan. Hipotesis yang diambil penulis adalah sebagai berikut:
40
41
pegawai yang dapat diukur dengan dimensi prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama dan prakarsa.
Dimensi kinerja pegawai (Y) terdiri dari dimensi prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama dan prakarsa pada kantor Badan Pusat
Statistik Pematangsiantar.
Tabel 3.3
Skala Likert
Kategori pertanyaan Skala Likert
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Tidak Baik 2
Sangat Tidak Baik 1
Sumber:(Sugiyono, 2017)
2. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini, metode wawancara dilakukan penulis dengan melakukan
tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan objek
yang diteliti.
3. Metode Dokumentasi
Penulis memperoleh data dari buku-buku dan literatur yang bersifat teoritis yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
3.10. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan penulis adalah berupa buku panduan,
alat tulis, jaringan internet, laptop/ komputer. Hasil data yang diperoleh dari lapangan
akan dianalisa secara deskriptif yaitu dengan cara pemberian nilai (score) pada
setiap pertanyaan.
3.11. Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian terbagi atas dua bagian yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas yang diberikan kepada pembanding dengan jumlah 32 responden pada
pegawai kantor Badan Pusat Statistik Pematangsiantar.
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan mengukur tingkat kevalidan atau kesahan suatu
instrumen penelitian. Pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dilakukan
dengan menggunakan bantuan program IBM Statistical for product and Service
Solution (SPSS) versi 21. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas
kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing
pernyataan dengan skor total. Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari
48
0,3 atau bisa juga dengan membandingkan dengan r kritis. Jika rhitung> rkritis maka
valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila instrumen tersebut bisa digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif sama dan konsisten. Teknik
yang digunakan untuk menghitung menggunakan bantuan SPSS versi 21.
Reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,70.
3.12. Teknik Analisis data
Untuk menganalisis apa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode sabagai berikut:
3.12.1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan rumus yang akan digunakan dalam
uji hipotesis dan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal maka
selanjutnya dalam pengajuan hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik
parametris. Tetapi jika datanya tidak berkontribusi normal, maka pengujian
hipotesisnya menggunakan perhitungan statistik non parametris. Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria yang
digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika nilai koefisien Asymp. Sig 2-
tailed di atas 0,05. Dalam hal ini pengolahan data menggunakan bantuan program
SPSS versi 21.
3.12.2. Analisis Deskriptif Kualitatif
Metode deskriptif kualitatif merupakan metode analisis yang bertujuan untuk
mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan
cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data
yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data
tersebut dioalah, dianalis dan diperoleh lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang
telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
3.12.3. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif adalah metode analisis yang dilakukan dengan
menganalisa data dari temuan hasil penelitian dilapangan dengan teori ilmu
49
pengetahuan yang berlaku umum, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan evaluasi
atas objek penelitian. Adapun analisis kuantitatif yang terdiri atas:
1. Analisis Regresi Linear
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis linear berganda adalah analisis yang digunakan peneliti dengan
maksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh human relation dan
pengembangan karier terhadap kinerja pegawai. Persamaan yang
menyatakan bentuk hubungan antara variabel Independent (X) dan variabel
dependent (Y) disebut dengan persamaan regresi. Adapun persamaan regresi
berganda yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Ŷ= α +b1 X1 + b2 X2+ e ……………………………(Sugiyono, 2017)
Keterangan:
Ŷ = Variabel Terikat (Kinerja Pegawai)
α = Konstanta
X1 = Variabel Bebas I (Human Relation)
X2 = Variabel Bebas II (Pengembangan Karier)
b1, b2 = Koefisien Arah Regresi
e = Standar error
2) Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis yang digunakan peneliti
dengan maksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh human
relation dan pengembangan karier terhadap kinerja pegawai. Adapun
persamaan regresi sederhana yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Ŷ= a+bX+ e..............................................................(Sugiyono, 2017)
Keterangan:
Ŷ =Variabel Terikat (Kinerja Pegawai)
a =Konstanta
b =Koefisien Arah Regresi
X =Variabel Bebas (Human Relation dan Pengembangan Karier)
e =Error
2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Analisis koefisien korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
kuat atau tidaknya pengaruh human relation dan pengembangan karier terhadap
kinerja pegawai dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi. Hasil
50
perhitungan koefisien korelasi terhadap hubungan yang kuat dan positif yang
diketahui melalui tabel kriteria tingkat hubungan antar variabel berikut ini:
Tabel 3.6
Kriteria Tingkat Hubungan antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat
Correlation
Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah Negligible Correlation
0,20-0,399 Rendah Low Correlation
0,40-0,599 Sedang Moderately Correlation
0,60-0,799 Kuat Moderately High
Correlation
0,80-1,000 Sangat Kuat High Correlation
Sumber:(Sugiyono, 2017)
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas dan
variabel terikat dihitung dengan menggunakan rumus determinasi (R) Koefisien ini
menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel terikat yang dijelaskan oleh
model regresi. Nilai R berada pada interval 0 ≤ R ≤ 1.
3. Pengujian Hipotesis
Perlakuan yang dilaksanakan untuk menemukan kebenaran dalam arti
menerima atau menolak hipotesis disebut dengan pengujian hipotesis. Adapun uji
hipotesis ini adalah:
1) Uji Simultan (Uji F)
Untuk menguji signifikansi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
secara simultan, maka digunakan uji F. Perhitungan dibantu dengan
menggunakan SPSS versi 21. Dengan menggunakan batasan tingkat
signifikansi α = 0,05, kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
(1) Jika Fhitung > Ftabel atau signifikansi ≤ 0,05 maka H0ditolak, artinya human
relation dan pengembangan karier berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pada kantor Badan Pusat Statistik Pematangsiantar.
51
(2) Jika Fhitung < Ftabel atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, artinya human
relation dan pengembangan karier tidak berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Pematangsiantar.
2) Uji Parsial (Uji t)
Uji t adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu
human relation dan pengambangan karier dengan variabel terikat yaitu kinerja
pegawai mempunyai hubungan yang signifikansi atau tidak. Hasil thitung
dibandingkan ttabel untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk= n-k-1, maka
peroleh nilai dari ttabel. Dalam hal ini pengolahan data menggunakan bantuan
SPPS versi 21. Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya, maka kriteria
pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:
(1) Jika thitung > ttabel atau signifikansi ≤ 0,05 maka H 0 ditolak, artinya human
relation dan pengambangan karier berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pada kantor Badan Pusat Statistik Pematangsiantar secara parsial.
(2) Jika thitung < ttabel atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, artinya relation
dan pengambangan karier tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pada kantor Badan Pusat Statistik Pematangsiantar secara parsial.
Dalam memudahkan dan mempercepat proses pengolahan data, penulis
menggunakan komputerisasi dengan menggunakan bantuan program SPSS versi
21.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A., Purwoko, A., & KR, F. R. (2023). Pengaruh Human Relation,
Pengambangan Karir dan Work Life Balance Terhadap Kinerja Pegawai
SMK Muhammadiyah Berau. CAM JOURNAL: Change Agent For
Management Journal, 7(2), 19–36.
Andyfa, E. (2023). PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER, DISIPLIN KERJA,
DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH BMT ARAFAH MASARAN.
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Anggara, R. R., Rozzaid, Y., & Sari, M. I. (n.d.). PENGARUH HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA, MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK
TERHADAP KINERJA KARYAWAN.
Arnus, S. H. (2013). Public Relations dan Human Relations dalam Perspektif
Ilmu Komunikasi. Al-MUNZIR, 6(1), 110–119.
Bahri, S. (2019). Pengaruh penempatan, motivasi, dan lingkungan kerja
terhadap kinerja pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1),
16–30.
Barus, D. A. B. (2022). Pengaruh Work Life Balance Terhadap Kepuasan Kerja
Pada Pekerja Sektor Pariwisata Di Maumere. Empowerment Jurnal
Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang, 2(1), 50–56.
Bethol, I. C., Kiyai, B., & Kolondam, H. (2016). PENGARUH PENDEKATAN
HUMAN RELATIONS TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Suatu Studi Pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Halmahera Barat). Jurnal
Administrasi Publik, 3(41).
Busono, G. A. (2016). Pengaruh sistem pelatihan dan pengembangan karyawan
terhadap kinerja karyawan pt. persada sawit mas (psm) kecamatan
pampangan kabupaten ogan komering ilir. MUQTASHID Jurnal Ekonomi
Syari’ah, 1(1), 81–114.
dalam Sinambela, M., & Poltak, L. (2016). Manajemen sumber daya manusia.
Jakarta. Graha Ilmu.
Darim, A. (2020). Manajemen perilaku organisasi dalam mewujudkan sumber
daya manusia yang kompeten. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 1(1), 22–40.
Dewi, A. F. (2019). Pengaruh Kompensasi, Pengembangan Karier, Lingkungan
Kerja, dan Budaya Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT.
Gresik Cipta Sejahtera Cabang MedaN. Accumulated Journal (Accounting
and Management Research Edition), 1(2), 131–141.
Ekawati, F. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan di SMPIT. Jurnal ISEMA: Islamic Educational Management,
3(2), 118–139.
Ende, E., Sulaimawan, D., Sastaviana, D., Lestariningsih, M., Rozanna, M., Mario,
A., Mahmudah, S., Bayudhirgantara, E. M., Johannes, R., & Marry, F. (2023).
Manajemen sumber daya manusia.
Ermiati, C., Amanah, D., Harahap, D. A., & Tanjung, F. (2018). Pengaruh
Pengembangan Karir dan Penempatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. MBIA, 17(3), 17–
24.
Fadli, N., Sasmita, J., & Marzolina, M. (2017). Pengaruh human relation dan
reward terhadap kinerja karyawan pada PT. Jalur Nugraha Ekakurir
Pekanbaru. Riau University.
Harahap, L. W. (2020). Penerapan Fungsi Fungsi Manajemen Dalam Pelatihan
Kader Dasar Di Organisasi Kamus (Keluarga Abituren Musthafawiyah) Di
Kota Medan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Husaini, R. N., & Sutama, S. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Instansi Pendidikan. Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, 21(1).
Ichwan, S. (2018). HUMAN RELATIONS SEBAGAI PENUNJANG KOORDINASI
DALAM PENYELENGGARAAN DI WILAYAH PEMERINTAHAN KABUPATEN
SORONG (Studi di Distrik Mariat). Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial, 4(1), 12–22.
Katidjan, P. S., Pawirosumarto, S., & Isnaryadi, A. (2017). Pengaruh kompensasi,
pengembangan karir dan komunikasi terhadap kinerja karyawan. MIX:
Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(3), 224241.
Lestari, I. T. (2017). Hubungan antara Prestasi Kerja dengan Pengembangan
Karir pada Karyawan PT. Indosat Medan. Universitas Medan Area.
Maharani, A., Ramadhani, N., Siagian, N., & Napitupulu, D. S. (2023).
ADMINITRASI KEHUMASAN PADA LINGKUNGAN SD MUHAMMADIYAH:
Public Relations Administration in The Muhammadiyah Elementary School
Environment. Manhaji: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 1–10.
Mariane, I., & Mariane, I. (2019). Human Relations. Kencana Utama.
Nadapdap, K. M. N. (2017). Analisis Pengaruh Human Relation Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Jurnal
Ilmiah Methonomi, 3(2), 47–60.
Nurbaya, S. (2020). Manajemen Sumberdaya Manusia di Era Revolusi Industri
4.0. Nas Media Pustaka.
Nursyahputri, S. R., & Saragih, H. R. (2019). Pengaruh Pelatihan Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada Unit Hcbp Pt Telekomunikasi Indonesia
(Tbk). Jurnal Ecodemica, 3(2), 238–247.
Onibala, N. R., Tewal, B., & Sendow, G. M. (2017). Pengaruh pendidikan,
pelatihan dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai pada kantor
pelayanan kekayaan negara dan lelang manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(3).
Putri, D. P., & Kadewandana, D. (2018). Prinsip-Prinsip Human Relations dalam
Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di Kementerian Komunikasi dan
Informatika. CoverAge: Journal of Strategic Communication, 8(2), 24–35.
Putri, M. K., & Maralis, R. (2019). Analisis manajemen sumber daya manusia di
perpustakaan sekolah tinggi ilmu ekonomi indragiri (stie-i) rengat
kabupaten indragiri hulu. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 8(1), 70–85.
RAHMAN, Y. (2010). HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN
MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Rizky, M. (2022). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi: Gaya
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja & Budaya Organisasi (Suatu Kajian Studi
Literatur Manajemen Sumberdaya Manusia). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan,
3(3), 290–301.
Ronal, O. :, Sihaloho, D., Siregar, H., Sisingamangaraja, U., Tapanuli, X., Kunci, K.,
Kerja, L., & Karyawan, K. (n.d.). PENGARUH LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUPER SETIA SAGITA
MEDAN.
Rosmaini, R., & Tanjung, H. (2019). Pengaruh kompetensi, motivasi dan
kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 2(1), 1–15.
Ruslan, R. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja dan
Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di Kabupaten Musi Banyuasin.
Jurnal Ilmu Manajemen, 1(2), 76–91.
Samsuni, O. : (n.d.). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. ALFABETA.
Supardi, E. (2016). Pengembangan Karir Kontribusinya Terhadap Kinerja
Pegawai. Jurnal Geografi Gea, 9(1).
Susan, E. (2019). Manajemen sumber daya manusia. Adaara: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 9(2), 952–962.
Syamsuddin, S. (2019). Manajemen sumber daya manusia pada ikatan
muballigh Sulawesi Tenggara (Imsultra). Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil
Penelitian, 14(1), 136–153.
Wijayanti, Y. T. (2017). Human Relations dalam Organisasi.
Yapentra, A. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Divisi Pasang Baru PT. Telkom Akses Pekanbaru. Eko dan Bisnis: Riau
Economic and Business Review, 12(1), 97–104.