SKRIPSI
Oleh
Lustari
NIM: 06121182025008
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, maupun kesempatan dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan tekad dan kemauan yang kuat. Sholawat beriring
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena berkatnya lah masih bisa
merasakan alam yang terang benerang ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesetaraan
Gender dibidang Pendidikan Vokasi pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin FKIP
Universitas Sriwijaya” Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidika (S.Pd) pada Program Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.
Atas selesainya skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Hartono, M.A., selaku Dekan FKIP Universitas Sriwijaya, tak lupa Bapak
Elfahmi Dwi Kurniawan, S.Pd., M.Pd.T. Selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin sekaligus Dosen Pembimbing dalam menyelesaikan skripsi
ini. Kepada Bapak Harlin, M.Pd. yang juga menjadi Pembimbing Akademik. Saya
juga ingin berterima kasih kepada orang tua dan keluarga tercinta atas dukungan
penuh mereka dalam proses kelulusan ke gelar sarjana ini, serta menjadi penasihat
dan penyemangat saya.
Peneliti berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang, utamanya
untuk para pembaca, baik mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya. Banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini oleh karena itu penulis berharap ada saran dan kritik yang
membangun dari segala pihak demi kebaikan skripsi ini.
Lustari
NIM.06121182025008
ii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................4
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.5 Tujuan.............................................................................................................5
1.6 Manfaat Hasil Penelitian.................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................7
2.1 Tinjauan Pustaka.............................................................................................7
2.1.1 Konsep Kesetaraan Gender.....................................................................7
2.1.1.1 Hakikat Gender................................................................................7
2.1.1.2 Budaya Patriarki...............................................................................8
2.1.2 Kesetaraan Gender dalam Pendidikan.....................................................8
2.1.3 Pencapaian Pendidikan............................................................................9
2.1.4 Bias gender dalam pendidikan.................................................................9
2.1.5 Bias Gender dalam Pekerjaan................................................................10
2.1.6 Diskriminasi dalam Kesempatan Pendidikan........................................10
2.1.7 Peran Perempuan dalam Dunia Pendidikan...........................................11
2.1.8 Legistimasi Agama Pada Kesetaraan Gender........................................12
2.1.9 Faktor Penghambat Terjadinya Kesetaraan Gender..............................12
2.1.9.1 Aspek struktural.............................................................................13
iii
Universitas Sriwijaya
iv
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
v
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
vi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Sriwijaya
(Nursaptini et al., 2019) budaya patriarki sudah sangat melekat pada masyarakat
sehingga menjadi kultur yang membuat pandangan bahwa laki-laki lebih diutamakan
dalam memperoleh pendidikan. Apalagi saat ini banyak sekali tuntutan bagi para
siswa untuk langsung terjun kedunia kerja tanpa melanjutkan pendidikan selanjutnya.
Seperti layaknya anak-anak kurang mampu yang hanya lulusan SMA/SMK.
Sekolah kejuruan atau sekolah vokasi memiliki tujuan yang sama yaitu
menyiapkan bekal seseorang untuk melanjutkan kedunia kerja. Tetapi pada dasarnya
sekolah kujuruan atau sekolah vokasi dibedakan oleh tingkat atau jenjang
pendidikannya. Menurut (Winangun, 2017) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik secara khusus untuk bekerja dalam
bidang tertentu, dan pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu yang sekurang-kurangnya setara dengan
program sarjan ata pendidikan yang lebih tinggi. Rasio atau jumlah siswa perempuan
dan laki-laki dalam mengukur kesetaraan gender yang ada antara laki-laki dan
perempuan bisa menjadi salah satu unsur penting. Menurut (Nieves et al., 2019)
dijelaskan di sekolah kejuruan Spanyol, 37% anak laki-laki memilih untuk
melanjutkan di bidang kuliner, sedangkan 63% sisanya adalah anak perempuan.
Selain itu dalam (Weir, 2018) Di perguruan tinggi di Amerika Serikat, 78% pria
memilih untuk melanjutkan di bidang fashion, sedangkan 22% sisanya adalah wanita.
Artinya antara perempuan dan laki-laki bebas dan punya hak masing-masing dalam
memilih sekolah dan jurusan apa yang mereka mau. Mengikuti pendidikan kejuruan
maupun pendidikan vokasi sama-sama memerlukan biaya yang besar. Oleh karena itu
betapa sia-sianya kalau dalam pencapaian selama pendidikan dilaksanakan tidak
ditemukan keterampilan yang bisa dijadikan acuan sebagai skill saat melamar
pekerjaan kelak. Biasanya kurangnya keterampilan lagi-lagi disebabkan oleh adanya
diskriminasi antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kegiatan belajar mengajar.
Mirisnya kejadian seperti itu umumnya juga terjadi diperguruan tinggi negeri maupun
swasta.
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
(Pasaribu et al., 2016) dalam proses pembelajaran mahasiswa lebih banyak dituntut
untuk lebih mandiri, berbeda ketika masih dalam tingkat Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menengah Atas Kejuruan yang sebagian besar guru atau pendidik lebih
banyak memberi bimbingan terhadap peserta didik, oleh karena itu tidak sedikit dari
mahasiswa mengalami kesulitan belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang
kurang maksimal.
Dalam hal ini pada jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwjaya
jumlah mahasiswa yang masuk tiap tahun bervariasi mulai dari angkatan 2020
dengan jumlah seluruh mahasiswa 59 orang terdiri dari 46 laki-laki dan 12
perempuan, hingga total mahasiswi perempuan berkisar 20,33% dan jumlah
mahasiswa laki-laki tahun 2020 berkisar di 79,66%. Kemudian pada tahun berikutnya
jumlah seluruh mahasiswa jurusan ini meningkat yaitu 69 mahasiswa keseluruhan.
Terdiri dari 56 laki-laki dan 13 perempuan. Sehingga jumlah mahasiswi perempuan
berkisar pada 18,84% dan jumlah mahasiswa laki-laki berkisar pada 81,15%.
Selanjutnya tahun 2022 jumlah mahasiswa meningkat lagi, total seluruh mahasiswa
dijurusan ini yaitu 78 orang, terdiri dari 65 laki-laki dan 13 perempuan. Hingga jika
ditotalkan jumlah mahasiswi ditahun ini berkisar 16,66% dan laki-laki sekitar
83,33%. Jadi untuk presentase jumlah mahasiswi tiap tahunya menurun dnegan
perbandungan yang cukup signifikan. Oleh karrena itu untuk menindak lanjuti
permasalahan yang ada pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin. Baik dari segi,
pandangan kebebasan, hak, kewajiban, bahkan diskriminasi terhadap perempuan.
Maka dari itu dilakukan penelitian mengenai "Analisis Kesetaraan Gender dibidang
Pendidikan Vokasi pada Mahasiswi Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas
Sriwijaya".
4
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
1.5 Tujuan
Tujuan penelitian ini dibuat berdasarkan rumusan masalah yang terjadi pada
penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui kesetaraan gender yang ada pada program studi Pendidikan
Teknik Mesin FKIP Universitas Sriwijaya.
2. Mengetahui besarnya kebebasan yang diberikan kepada mahasiswi Pendidikan
Teknik Mesin dalam proses menempuh pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja hak dan kewajiban yang harusnya diterima oleh
mahasiswi Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas Sriwijaya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
akan menjadi seorang kepala keluarga. Sedangkan perempuan hanya akan menjadi
ibu rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaan dosmetik.
Didunia pendidikan contoh terjadinya bias gender menurut (Efendy, 2014)
yaitu pada buku yang digunakan untuk mengajar disekolah biasanya terdapat gambar.
Misalkan gambar sorang polisi, sudah pasti gambar yang digunakan yaitu gambar
seorang laki-laki. Karena dianggap pekerjaan yang memerlukan kekuatan dan
keahlian khusus. Sedangakan gambar seorang guru selalu saja digambarkan oleh
perempuan dikarenakan memerlukan skill lemah lembut, penyayang, dan identik
dengan kegiatan mengasuh. Dari sini secara tidak langsung telah dijelaskan bahwa
dalam kegiatan pendidikan selalu ada diskriminasi khususnya seorang perempuan.
2.1.5 Bias Gender dalam Pekerjaan
Timbulnya perbedaan dalam gender utamanya pada bidang pekerjaan
disebabkan oleh adanya kebiasaan pandangan masyarakat akan kemapuan tiap
individu. Menurut masyarakat umum pekerjaan domestik memang sepantasnya
dilakukan oleh perempuan. Pendapat ini tegaskan kembali oleh (Zulmi & Lisytani,
2013) menurutnya peran publik laki-laki meliputi kegiatan bekerja diluar rumah
seperti ke kantor, ke sawah, dan berkebun. Sedangkan perempuan tetap diletakan
sebagai orang yang harus memenuhi kewajiban sebagai ibu rumah tangga yang
tugasnya yaitu, mengurusi anak, memberi makan suami, mencuci sampai pekerjaan
rumah tangga lainnnya. Sehingga untuk melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan
oleh laki-laki saja perempuan dianggap tidak pantas. Menurut (Sari et al., 2021)
Untuk laki-laki yang juga memiliki akses ke pekerjaan bergaji tinggi, aman dan
stabil. Faktanya, perempuan selalu menjadi target utama untuk didiskriminasi.
2.1.6 Diskriminasi dalam Kesempatan Pendidikan
Konsep diskriminasi dalam dunia pendidikan utamanya pada pendidikan
vokasi tentunya selalu menjadi bahasan pokok. Jika membahas tentang pendidikan
vokasi maka sudah pasti berhubungan dengan tingkat kesetaraan gender. Gagalnya
tercipta sebuah keadilan atau kesamarataan setiap individu pada pendidikan
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
tentang sebagai hamba Allah, kemudian dalam (QS. Al A’raf:172) tentang menerima
perjanjian dan mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan, selain itu ada juga (QS. Al
Baqoroh:35), tentang drama turunya manusia yaitu adam dan hawa kebumi, ada juga
(QS. Al Baqoroh:30) tentang Sama-Sama memegnag tugas sebagai khalifah Allah di
bumi, setelah itu ada juga (QS. Asy Syura:38) tentang berkewajibna bermusyawarah.
Jadi ada banyak kajian yang memang sebenrnya laki-laki dan perempuan punya
potensi masing-masing yang bisa dijadikan patokan utama dalam memberantas
diskriminasi antara sesama.
2.1.9 Faktor Penghambat Terjadinya Kesetaraan Gender
Dalam aspek kesetaraan gender banyak hal yang menjadi pro dan kontra.
Kesetaraan gender sangat berfungsi penting sebagai wadah penegang keadilan.
Dengan adanya kesetaraan gender maka akan mengurangi tingkat diskriminasi yang
ada. Kadang kala ada beberapa faktor penghambat terjadinya kesetaraan gender.
Menurut (Nugroho, 2016) antara lain yaitu aspek struktural, aspek kultural, dan aspek
lain-lain (fasilitas tempat kerja).
2.1.9.1 Aspek struktural
Secara struktural faktor penghambat terjadinya kesetaraan gender
disebabkan oleh adanya disriminasi pada perempuan utamanya dalam bidang
pemilihan penempatan kerja. Sangat jarang perempuan diletakkan dalam bidang
pengambilan keputusan (decision maker) pada perusahaan swasta maupun negeri.
Biasanya perusahaan memiliki kebijakn bahwa penempatan perempuan saat bekerja
haruslah ditempatkan pada bidang administrasi dan laki-laki pada bidang
pergudangan. Selain itu untuk cara merekruitment calon pegawai perempuan dan
laki-laki tanpa sadar jauh sangat berbeda.
2.1.9.2 Aspek Kultural
Faktor penghambat yang satu ini disebakan oleh adanya ragam budaya dan
adat istiadat. Budaya yang menganggap posisi laki-laki jauh diatas perempuan
(patriarki) menjadi salah satu faktor penghambat yang paling mempengaruhi. Faktor
13
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
mahsiswa laki-laki dan perempuan terjalin dengan baik. Interaksi antara mahasiswa
dan dosen atau penyuluh lapangan terjalin dengan baik, kesetaraan gender terjadi
dalam proses pembelajaran teori, dan mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki
kesempatan dan peluang yang sama dalam belajar. Namun, selama pembelajaran
berlangsung mahasiswa perempuan akan memiliki kesempatan dan kesempatan untuk
mengoperasikan mesin harus didampingi.
Selain itu penelitian yang relevan lagi yaitu penelitian dari Achamad Saefu,
2019 yang berjudul “Kesetaraan Gender Dalam Pendidikan” dari hasil dan
pembahasan Kesetaraan gender dalam dunia pendidikan harus diwujudkan. Karena
dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan dunia dan peserta didik di
dalamnya. Dengan mengutamakan kesetaraan gender dalam dunia pendidikan, maka
siswa laki-laki tidak lagi merasa lebih unggul dari perempuan untuk berpartisipasi
dalam bidang ini. Sebaliknya, siswa perempuan tidak merasa rendah diri
dibandingkan dengan siswa laki-laki. Semakin setara perilaku laki-laki dan
perempuan dalam dunia pendidikan, maka semakin kecil kesenjangan antara laki-laki
dan perempuan dalam berperilaku di dunia pendidikan. Di sisi lain, semakin banyak
kesetaraan gender yang dapat kita capai dalam dunia pendidikan, maka akan semakin
mudah untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Penelitian dari Rustan Efendy 2014 dengan judul “Kesetaraan Gender Dalam
Pendidikan” dengan hasil dan kesimpulannya yaitu terdapat langkah-langkah untuk
mengembangkan program pendidikan berbasis kesetaraan gender antara lain pertama,
perlu dirumuskan kurikulum pendidikan seklah alternative untuk perempuan, kedua
diperlukan mendesak wadah subsidi anggaran pendidikan utamanya golongan
perempuan miskin, ketiga perlunya implementasi program perwujudan kesetaraan
gender bagi perempuan, dan terakhir kesetaraan dalam mengatualisasikan diri dalam
proses dan kegiatan belajar mengajar.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
Universitas Sriwijaya
3.3.2 Sampel
Menurut (Sugiyono, 2017:81) sampel ialah bagian dari ciri-ciri ataupun
karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut pada proses penelitian.
Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus oleh Iscaac dan
Michael sebagai berikut ini:
2
λ . N .P.Q
s= (Sugiyono, 2017:87)
d ( N−1 ) + λ 2 . P .Q
2
Keterangan:
S = Jumlah Sampel
λ 2= Chi Kuadrat untuk dk = 1 dan taraf kesalahan 5% harga Chi Kuadrat =3,841
(Harga λ 2 yang diperoleh dari tabel tidak dikuadratkan)
N = Jumlah Populasi
P = Peluang Benar (0,5)
Q = Peluang Salah (0,5)
D = Perbedaan rata-rata sampel dengan populasi (0,05)
Dengan rumus Isaac dan Michael sehingga dapat dihitung sampel dari
penelitian ini sebagai berikut:
2
λ . N .P.Q
S=
d ( N−1 ) + λ 2 . P .Q
2
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
peneliti dan dapat ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini adapun variabelnya
yaitu:
1. Kesetaraan Gender
19
Universitas Sriwijaya
benar akan mneghasilkan data yang memiliki kredibilitas yang tinggi, dan sebaliknya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.7.1 Metode Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan salah satu bentuk cara pengmpulan data pada suatu
penelitian. Menurut (Sugiyono, 2017:142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selain efisien, teknik
pengumpulan data yang satu ini cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar
dan tersebar diwilayah yang luas.
Angket atau kuesioner dalam penelitian ini dibuat dalam beberapa pertanyaan
yang ditunjukan kepada mahasiswi Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas
Sriwijaya, agar peneliti memperoleh informasi yang diinginkan. Metode angket
dalam penelitian ini diberikan untuk mengungkapkan dan mengetahui permasalahan
sesuai dengan variabel dan indikator yang dikembangkan sendiri oleh peneliti untuk
mengungkap ada atau tidak kesetaraan gender yang diterapkan pada jurusan ini. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu pertanyaan atau
pendapat seseorang yang diikuti oleh gradasi dari sangat positif dengan kolom-kolom
skor yang menunjukkan tingkatan seperti sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Penelitian ini hanya menggunakan angket dan dikirim melalui google form yang
dikirim melalui grup whatsapp dengan banyak pertimbangan supaya lebih mudah dan
efisien dalam memanfaatkan waktu.
3.7.2 Metode Wawancara
Wawancara dalam studi penelitian dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan pedoman wawancara untuk merekam tanggapan atas pertanyaan dari
responden, mendengarkan tanggapan, mengamati perilaku, dan merekam semua
tanggapan dari subjek survei. Selesai. Menurut (Sugiyono, 2017:137) wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
20
Universitas Sriwijaya
peneliti ingin mengtahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit kecil. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana
pewawancara dalam pengumpulan data mengajukan beberapa pertanyaan kepada
seseorang yang akan diwawancarai.
Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi yang
diinginkan pada permasalahan yang terjadi sesuai dengan variabel yang ada. Adapun
teknik wawancara ini untuk melakukan penelitian pendahuluan, wawancara penelitian
ini dilakukan oleh beberapa responden untuk mengungkapkan adanya kesetaraan
gender pada jurusan Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas Sriwijaya.
Pertanyaan yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur (bebas terpimpin),
pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti berupa pertanyaan yang lengkap dan
terperinci kemudian mampu dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pada
format jawaban terkait. Wawancara dilakukan secara per individu secara langsung.
3.8 Uji Coba Instrumen
Pada prinsipnya meneliti adalah kegiatan melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2017).
Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner,
instrumen yang dihasilkan berlandaskan dari indikator-indikator yang terdapat pada
definisi operasional variabel. Instrumen penelitian berisi sebuah pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab responden dengan berbagai alternatif jawaban yang
sesuai dengan skala likert. Skala likert memiliki 4 alternatif jawaban yaitu (SS) sangat
setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju. Pertanyaan atau
pernyataan disusun bersifat positif dan negatif. Pada butir yang bersifat positif
jawaban untuk pilihan (SS) diberi skor 4, (S) diberi skor 3, (TS) diberi skor 2, (STS)
21
Universitas Sriwijaya
diberi skor 1, begitu juga untuk butir yang bersifat negatif diberi skor sebaliknya dari
skor bersifat positif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aslan. (2019). Peran Pola Asuh Orangtua di Era Digital. Jurnal Studia Insania, 7(1),
21–25. https://doi.org/10.18592/jsi.v7i1.2269
Dasgupta, N., Scircle, M. M. M., & Hunsinger, M. (2015). Female Peers in Small
Work Groups Enhance Women’s Motivation, Verbal Participation, and Career
Aspirations in Engineering. Proceedings of the National Academy of Sciences of
the United States of America, 112(16), 4988–4993.
https://doi.org/10.1073/pnas.1422822112
Efendy, R. (2014). Kesetaraan Gender dalam Pendidikan. Al-Maiyyah, 07(2), 142–
165.
Farin, S. E. (2021). Peran Perempuan dalam Pendidikan di Indonesia pada Zaman
Modern. Jurnal Seri Publikasi Pembelajaran, 1(2), 1–5.
https://osf.io/preprints/jvesy/
Kartini, A., & Maulana, A. (2019). Redefinisi Gender dan Seks. An-Nisa’ : Jurnal
Kajian Perempuan Dan Keislaman, 12(2), 217–223.
https://doi.org/10.35719/annisa.v12i2.18
Nieves, G. L., Cordobes, E. S., Fernandez, A. G., Gonzalez, G. T., & Padilla, F. M.
G. (2019). Habits, Preferences and Culinary Skills of First Year Students at the
University of Huelva. Enfermeria Global, 18(3), 142–156.
https://doi.org/10.6018/eglobal.18.3.332791
Nugroho, O. C. (2016). Aspek Hak Sipil dalam Kesetaraan Gender di Sektor Kerja
Formal di Ternate. Jurnal HAM, 7(2), 99–107.
https://doi.org/10.30641/ham.2016.7.99-110
Nur Azizah Fitriani Akbar, S., Nurfadlia, N., & Niswatun Hasanah, P. (2021).
Tingkat kesadaran mahasiswa fakultas Mipa Universitas Hasanuddin terhadap
kesetaraan gender. Abdi, 3(1), 120–129.
Nurmila, N. (2015). Pengaruh Budaya Patriarki terhadap Pemahaman Agama dan
Pembentukan Budaya. Jurnal Karsa Sosial and Islamic Culture, 23(1), 1–16.
Nursaptini, Sobri, M., Sutisna, D., Syazali, M., & Widodo, A. (2019). Budaya
Patriarki dan Akses Perempuan dalam Pendidikan. AL-MAIYYAH: Media
Transformasi Gender Dalam Paradigma Sosial Keagamaan, 12(2), 16–26.
Pasaribu, M. X. N., Harlin, & Syofii, I. (2016). Analisis Kesulitan Penyelesaian
Tugas Akhir Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Sriwajaya. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 3(No 1), 24–28.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/ptm/article/download/5346/3630
Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 1707–1715.
Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif.
Ramdhan, M. (2021). Metode penelitian. Surabaya: Cipta Media Nusantara.
Saeful, A. (2019). Kesetaraan Gender dalam Dunia Pendidikan. Tarbawi, 1, 18–25.
Sakina, A. I., & A., D. H. S. (2017). Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia.
23
Universitas Sriwijaya
24
LAMPIRAN
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
30