Proposal Skripsi
Oleh
Siti Sufia
(2006103030046)
i
2.4.2 Tekanan Hidrostatis .......................................................................... 16
3.3.2 Sampel............................................................................................... 23
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keadaan benda yang dimasukkan dalam zat cair ..................................... 18
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
diri, dan mengubah pola pikir manusia menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
diperlukan untuk belajar, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan akan membantu
Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran fisika salah
satunya adalah kemampuan dalam memahami konsep. Menurut (Susanto, 2013: 210),
menyatakan pemahaman konsep merupakan hasil proses belajar yang diketahui dari
konsep pada mata pelajaran fisika di sekolah masih tergolong rendah. Menurut
konsep fisika siswa antara lain kurangnya minat dan motivasi siswa untuk mengulang
merancang persamaan yang mempunyai lebih dari dua variabel dan kurangnya
1
2
kesulitan dalam mempelajari fisika, salah satunya pada materi fluida statis.
menyatakan bahwa pemahaman konsep siswa tentang fluida statis masih tergolong
rendah, siswa belum mampu membedakan konsep tekanan hidrostatis dengan hukum
Archimedes, dan siswa kesulitan dalam memahami hukum Pascal. Upaya yang dapat
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman konsep fluida statis adalah
berbasis IT di kelas.
siswa dalam proses pembelajaran adalah media interaktif. Menurut Suryani dkk (2018:
201) media interaktif adalah “media yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan
feedback terhadap materi yang disajikan”. Media interaktif merupakan media yang
didalamnya terintegrasi oleh teks digital, animasi, video, audio, slide, gambar, dan
grafik dengan menyediakan fitur menu yang dapat dikontrol oleh pengguna. Media
yang bersifat abstrak dengan memperjelas konsep konsep fisis. Hal ini didukung oleh
penelitian Santhalia dan Sampebatu (2020), yang menyatakan bahwa media interaktif
yang telah dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran fisika pada materi
hukum Bernoulli dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa setelah dilakukan
dalam memahami konsep fisika dan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam
menafsirkan dan mengklasifikasikan siswa pada materi alat optik. Selain itu media
interaktif yang dapat digunakan adalah PhET Simulation atau lab virtual yang dapat
membantu siswa memperjelas konsep – konsep fisis yang sulit dipraktekkan dalam
lebih efektif dibandingkan dengan alat peraga lainnya dalam menurunkan miskonsepsi
siswa dan dapat membantu guru dalam menjelaskan konsep fisika terutama untuk
konsep fisika yang bersifat abstrak. (Siti et al., 2020 : Dedi et al., 2020).
Hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di SMAN 4 Banda Aceh
ditemukan rendahnya pemahaman konsep fisika pada materi fluida statis dikarenakan
guru belum menerapkan pembelajaran menggunakan media interaktif dikelas. Hal ini
dapat diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlansung hanya berpusat pada guru
dan siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Metode pembelajaran yang
ceramah menyebabkan siswa merasa bosan dalam memahami materi yang dijelaskan
oleh guru.
konsep siswa pada materi hukum Bernoulli, namun belum ditemukan penelitian pada
materi fluida statis. Disamping itu hasil observasi di SMAN 4 Banda Aceh ditemukan
rendahnya pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis dikarenakan belum
4
diterapkan pembelajaran fisika menggunakan media interaktif dikelas. Oleh karena itu
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh penggunaan media interaktif pada materi
masalah dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan media interaktif
pada materi fluida statis terhadap pemahaman konsep siswa di SMAN 4 Banda Aceh.
referensi bagi pembaca dan masih dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
5
a. Bagi Guru, penelitian ini dapat dijadikan masukan agar dapat menerapkan
pemahaman konsep pada materi fluida statis dan memotivasi siswa dalam
belajar.
c. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
a. Menurut Depdiknas (2002), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
tindakan sehingga membentuk hal baru atau mengubah sesuatu lain yang telah
ada sebelumnya. Dalam penelitian ini, daya yang diteliti pengaruhnya yaitu
b. Media interaktif adalah media yang dilengkapi dengan pengontrol yang dapat
materi sebagai sumber belajar kepada siswa dengan metode pembelajaran yang
lebih dari satu media konvergen, bersifat interaktif, dan bersifat mandiri
menjelaskan.
d. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida Statis adalah fluida yang
berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
LANDASAN TEORI
mengungkapkan materi yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami,
konseptual merupakan suatu tingkat kemampuan yang menuntut siswa untuk mampu
Pemahaman konsep merupakan hal yang penting bagi siswa yang telah melalui
mempelajari sesuatu dengan lebih mudah. Pemahaman konsep yang dimiliki oleh
siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada kaitannya
Menurut kamus Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita
pahami dengan benar dan mampu kita menjelaskan sesuatu yang kita pahami tersebut.
adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan. Misalnya
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan
7
8
kemampuan memahami konsep dapat menjadi dasar siswa untuk berpikir dan
menyelesaikan masalah secara benar dan tepat. Menurut Sanjaya (2013), pemahaman
konsep ini ditunjukkan ketika siswa mempunyai kemampuan menguasai suatu materi,
dimana siswa tidak hanya mengetahui atau mengingat beberapa konsep yang
dipelajari tetapi juga mampu menyatakan kembali dalam bentuk yang lebih mudah
dipahami, memberikan data konsep yang bersifat interpretasi dan terapan berdasarkan
persepsinya sendiri.
konsep merupakan hasil proses belajar seseorang yang ditandai dengan kemampuan
pemahaman konsep bukan sekedar mengetahui tetapi dapat mengingat kembali dan
indikator dari pemahaman konsep. Hal ini diperlukan karena setiap siswa tidak
memiliki kemampuan yang sama dalam memahami konsep yang diajarkan oleh guru.
Beberapa indikator pemahaman konsep menurut Zakaria, Efandi (2007 : 86), adalah :
macam atau lingkaran sesuai dengan kategori tertentu atau konsep tertentu.
Kata media berasal dari kata latin yaitu medium yang berarti perantara atau
segala bentuk perantara yang digunakan manusia untuk menyampaikan dan menyebar
luaskan gagasan atau pendapat yang dikemukakan sehingga dapat tercapai pada
10
mengemukakan bahwa “media merupakan apa saja yang digunakan orang untuk
menyalurkan informasi.”
Sementara itu Briggs (1970) berpendapat dalam Sadiman (2012: 6), bahwa
media adalah “segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar.” Menurut Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2002: 3), “media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang
keterampilan atau sikap.” Media pembelajaran adalah segala alat (bantu) atau benda
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan tujuan untuk menyampaikan
pesan-pesan pembelajaran (informasi) dari sumber (guru atau sumber lain) kepada
penerimanya (dalam hal ini siswa atau sivitas akademika) (Latuheru, 1988: 14). Media
pesan dan dapat merangsang pikiran, emosi, perhatian, dan kemauan peserta didik
2009: 458).
Lavie & Lentz dalam (Arsyad, 2013: 20) mengemukakan fungsi media
a. Fungsi Atensi
mendorong perhatian siswa untuk terfokus pada isi pelajaran dikaitkan dengan
b. Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual terlihat dari tingkat kesenangan siswa ketika
mereka mempelajari (atau membaca) teks dengan gambar. Gambar atau simbol
visual dapat membangkitkan emosi dan sikap pada siswa, misalnya informasi
c. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual dapat ditonjolkan dari hasil penelitian yang
mencapai tujuan memahami dan mengingat informasi atau pesan ada di dalam
gambar.
d. Fungsi Kompensasi
media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa
Menurut Sudjana dan Rivai (2007:2) manfaat media pembelajaran dalam proses
b. Makna bahan ajar akan lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa dan
c. Metode pengajaran akan lebih beragam dari sekedar komunikasi verbal melalui
guru yang melafalkan kata-kata agar siswa tidak bosan dan guru tidak
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya itu
Menurut Daryanto (2013: 51) menyatakan bahwa media interaktif adalah “suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya”.
interaktif, yaitu:
lain.
13
yang dibahas karena dapat menjelaskan konsep sulit atau rumit menjadi lebih
tidak dapat dilihat secara langsung) menjadi nyata (dapat dilihat, dirasakan,
atau teraba).
saja dengan menggunakan perekam video, cakram padat (solid disc), kaset tape
g. Dapat membentuk kesamaan pendapat dan persepsi yang benar tentang suatu
obyek, karena disampaikan tidak hanya secara lisan tetapi juga secara dalam
(psikomotor).
j. Siswa belajar sesuai dengan sifat, kebutuhan, minat, dan bakatnya, baik belajar
Terdapat beberapa contoh media interaktif yang dapat digunakan dan diterapkan
pada siswa.
a. Powerpoint interaktif
dan mudah dalam pembuatan serta penggunaan media (Arsyad, 2013: 193).
kata, warna, grafik, animasi, gambar atau video, dan dilengkapi dengan tombol
terobosan pembelajaran.
gambar atau video dalam satu media yang saling mendukung guna
b. PhET Simulation
pelajaran sains lainnya yang dijadikan dalam bentuk blog (Nurbaiti et al.,
2020). Simulasi PhET dapat menampilkan animasi fisika yang bersifat abstrak
dengan mudah tanpa risiko apa pun. Sehingga media PhET dapat menjadikan
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Secara khusus fluida didefinisikan
sebagai zat yang berdeformasi (mengalir) terus menerus selama dipengaruhi suatu
tegangan geser. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas. Perbedaan keduanya yaitu
zat cair tidak dapat di mampatkan sedangkan gas dapat di mampatkan. Fluida statis
sendiri ialah membahas mengenai fluida dalam keadaan diam. Adapun untuk lebih
jelasnya perlu memahami terlebih dahulu besaran penting yang ada pada fluida statis.
Massa jenis adalah kerapatan molekul suatu benda. Massa jenis sebuah benda
Keterangan:
𝜌 = massa jenis benda (Kg/m3)
𝑚 = Massa benda (Kg)
𝑉 = Volume benda (m3)
2.4.2 Tekanan Hidrostatis
sebagai gaya per satuan luas, di mana gaya bekerja tegak lurus terhadap permukaan.
𝐹
Tekanan (P) =
𝐴
Satuan Internasional (SI) untuk tekanan adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang dialami oleh sebuah benda jika benda
tersebut berada pada kedalaman h dari permukaan air di dalam fluida. Besarnya
tekanan hidrostatis suatu titik dalam zat cair yang tidak bergerak yaitu:
17
P = 𝜌. 𝑔. ℎ
Keterangan:
P = Tekanan Hidrostatis (Pa)
𝜌 = Massa jenis zat cair (Kg/m3)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/s2)
ℎ = Kedalaman (m)
2.4.3 Hukum Pascal
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida dalam
suatu tempat akan menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama. Adapun
Pkeluar = Pmasuk
Atau
𝐹𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝐹𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
=
𝐴𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝐴𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
Keterangan:
P = Tekanan (N/m2)
F = Gaya yang diberikan (N)
A = Luas permukaan (m2)
2.4.4 Hukum Archimedes
dimasukkan ke dalam zat cair, cairan akan memberikan gaya ke atas pada benda setara
dengan berat cairan yang dipindahkan oleh benda. Adapun persamaan dari hukum
Archimedes adalah :
FA = 𝜌𝑓 .g.V
Keterangan :
FA = gaya apung (N)
𝜌𝑓 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
18
V = volume (m3)
Jika sebuah benda dicelupkan kedalam air maka akan terjadi tiga kemungkinan
yang akan dialami oleh benda tersebut yaitu mengapung, melayang juga tenggelam.
a. Ajizi et al. (2018), penggunaan media interaktif pada materi optik dapat
siswa.
terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa pada
setiap jenjang pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan SMA dan pada
Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil penelitian yang relevan, maka perlu
diketahui pengaruh media interaktif pada materi fluida statis terhadap pemahaman
konsep siswa di SMAN 4 Banda Aceh.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
21
Hipotesis adalah dugaan atau menjawab jawaban sementara dari dugaan relative
penelitian tentang variabel yang akan diteliti untuk mengetahui tingkat kebenarannya
harus diuji secara empiris berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dari lapangan.
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah: terdapat pengaruh media interaktif pada materi fluida statis terhadap
METODE PENELITIAN
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, Teknik pengambilan sampel pada umunya dilakukan secara
ditetapkan.”
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen
(eksperimen semu). Menurut Sugiyono (2015: 19) “quasi experiment adalah penelitian
yang mempunyai kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media interaktif, sedangkan
variabel terikatnya yaitu pemahaman konsep fluda statis siswa. Desain penelitian yang
Eksperimen 01 X 02
Kontrol 03 - 03
22
23
Tempat penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Banda Aceh yang terletak di Desa
Kota Baru, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Prov. Aceh.
Penelitian ini akan di laksanakan pada perkuliahan semester Genap tahun ajaran
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Populasi yang akan
digunakan sebagai penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang terdiri dari 6 kelas.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang diambil adalah siswa kelas XI KP2 yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI KP3 yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol.
24
adalah alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data guna menunjang
keberhasilan penelitian. Soal tes digunakan pada saat pretest dan postest yaitu untuk
melihat perbedaan pemahaman konsep antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
serta untuk melihat apakah media interaktif ini berpengaruh pada pemahaman konsep
alat ukur berupa tes. Instrumen tes ini berupa pretest dan posttest dalam bentuk soal
pilihan ganda.
Pada tahap persiapan, langkah awal yang perlu dikerjakan adalah dengan
data untuk melihat kondisi dan keadaan lain di sekolah tersebut seperti banyaknya
jumlah kelas, jumlah dan keadaan siswa dikelas, menentukan sampel dan populasi,
membuat surat izin untuk penelitian, berdiskusi dengan guru fisika agar dapat
(pretest) untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan kedua kelas diberikan
interaktif, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan media pembelajaran interaktif.
Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, diadakan tes akhir (posttest) untuk mengukur
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan hasil penelitian,
dengan mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan, dan
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok
sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi kuadrat, dengan taraf signifikan
adalah α = 0,05.
(𝑂𝑖 −𝐸𝑖 )
2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =∑
𝐸𝑖
Keterangan :
𝑥 2 = Chi kuadrat
𝐸𝑖 = frekuensi harapan
26
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians kedua populasi sama atau
Pada penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan taraf
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Dengan ketentuan jika Fhitung ≤ Ftabel berarti varian kedua kelompok sama.
normal dan homogen. Untuk uji hipotesis digunakan uji-t, dengan rumus sebagai
berikut :
𝑥1 − 𝑥2
t= 1 1
√𝑛 + 𝑛
1 2
Keterangan :
X1 = rata-rata skor awal pemahaman konsep fluida statis kelas media interaktif
X2 = rata-rata skor akhir pemahaman konsep fluida statis kelas tanpa media
interaktif
a. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh
media interaktif pada materi fluida statis terhadap pemahaman konsep siswa di
b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat
Ajizi, I., Pursitasari, I. D., & Ardianto, D. (2018). Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Multimedia Interaktif Pda Materi Optik Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Sikap Belajar Siswa. Journal Of Science Education And practice,
2(1), 44-57.
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Dava Media.
Daryanto. (2016). Media Pembelajaran. Gava Media, Yogyakarta.
Dedi, R. R., Wahab, A. J., & Jamal. (2020). PhET: Simulasi Interaktif dalam Proses
Pembelajaran Fisika. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 10-14.
Effandi Zakaria. (2007). Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematik, (Kuala
Lumpur: Prin-AD SDN.BHD,), hlm.83
Gerlact dan Ely (1971:3) dalam kutipan Arsyad (2002) Media Pembelajaran : Jakarta
PT Raja Garfindo Perasada.
Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan, G. (2017). Pengaruh Penggunaan Multimedia
Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,
1(3), 221-225.
Indasari, P. N. &, & Budiyanto, M. (2019). Theoretical Feasibility of Interactive
Multimedia Based on Articulate Storyline in Liquid Pressure. Pendidikan
Sains, 7(2), 14 –18.
Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Latuheru, John D. (1988). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar
Masa Kini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Miarso, Yusufhadi. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Alfabeta,Bandung
Nana Sudjana, (2005). Dasar-dasar Proses\Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Nurbaiti, Kosim, and Muhammad Taufik. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran
Predict-Observe-Explain (POE) Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap
Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Teknologi 6, no. 1, 146. https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1456.
28
Prima W.S., & Elisabet C.S. (2020). Pengembangan Multimedia Interaktif Fisika
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada Era Pandemi
Covid-19. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. VI(2):165-175.
Saputra, Rozi, Susilawati Susilawati, and Ni Nyoman Sri Putu Verawati. (2020).
Pengaruh Penggunaan Media Simulasi Phet (Physics Education Technology)
Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pijar Mipa 15, no. 2, 110.
https://doi.org/10.29303/jpm.v15i2.1459.
Siti, I. M., Pujianti, B. D., Agustinus, A. E., & Muhamad Epi, R. (2020). Penggunaan
PhET Simulation dalam Meningkatan Pemahaman Konsep Fisika Peserta
Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, 5(2), 136-141.
Sudjana dan Ahmad Rifa’i. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Suryani, N., Setiawan, A., & Putria, Aditin. (2018). Media pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenamedia Group.
Syahadah, I., Zulirfan, Z., dan Fauza, N. (2022). Penerapan Media Interaktif untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Indikator Menafsirkan dan
Mengklasifikasiskan pada Materi Alat Optik Siswa MAS PP Daarun Nahdhah
Tawalib Bangkinang. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) FKIP Universitas
Riau, 9(2), 1-7.
29
Tirtarahardja, U. & Sulo, S.L. (2015). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Wardaningsih, R. S., & Supriyatman, S. (2021). Analisis Pemahaman Konsep Siswa
Pada Materi Fluida Statis Menggunakan Ranking Task Exercise. JPFT (Jurnal
Pendidikan Fisika Tadulako Online), 9(1).
Wati, W. W., Asrizal, & Festiyed. (2022). Meta Analisis Pengaruh Multimedia
Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Peserta Didik.
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika, 8(2), 195-204.
30