Anda di halaman 1dari 61

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONA VIA MEDIA SOSIAL


TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMAN 1
BATI-BATI SELAMA PROSES PEMBELAJARAN DARING”

Diajukan Guna Memenuhi sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Psikologi Universitas Lambung Mangkurat

DOSEN PENGAMPU
DWI NUR RACHMAH, S.Psi,. M.A.

DISUSUN OLEH :
IMAM RIZKI
1710914210021

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
ii

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2021

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................ii
Daftar Gambar..................................................................................................iv
Daftar Tabel......................................................................................................iv
Daftar Lampiran...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................6
1.5 Signifikansi dan Keunikan Penelitian..........................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Interpersonal.............................................................................13
2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal................................................13
2.1.2 Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal............................................15
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal....................17
2.2 Prestasi Belajar.............................................................................................18
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar.................................................................18
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.....................................20
2.3 Belajar Daring..............................................................................................21
2.4 Prestasi Belajar Matematika........................................................................22
2.5 Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Belajar
Matematika.................................................................................................23
2.6 Landasan Teori............................................................................................24
2.7 Hipotesis Penelitian.....................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian....................................................................................28
iii

3.2 Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................29


3.2.1 Identifikasi, Konseptual dan Operasinal Variabel Penelitian...............29
3.2.1.1 Definisi Konseptual.....................................................................30
3.2.1.2 Definisi Operasional...................................................................31
3.3 Subjek dan Tempat Penelitian......................................................................32
3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................32
3.4.1 Instrumen Penelitian...........................................................................32
3.4.2 Pelaksanaan Uji Coba Penelitian.......................................................36
3.4.3 Seleksi dan Reliabilitas Aitem Instrumen Penelitian.........................36
3.4.4 Validitas Alat Ukur...........................................................................38
3.5 Analisis Data.................................................................................................39
3.5.1 Uji Asumsi.........................................................................................39
3.5.2 Uji Normalitas....................................................................................39
3.5.3 Uji Linieritas......................................................................................40
3.5.4 Uji Hipotesis.......................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................42
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konsep Teoritis Pengaruh Komunikasi Interpersonal Via
Media Sosial dengan Prestasi Belajar Matematika.................................26
Gambar 2. Rumus Penentuan Jumlah Sampel........................................32
Gambar 3. Rumus Corrected Item-Total Correlation............................37
Gambar 4. Rumus Alpha Cronbach........................................................38
Gambar 5. Rumus Persamaan Linier Sederhana.....................................41
Gambar 6. Rumus Regresi Linier Sederhana..........................................41

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek Variabel Komunikasi Interpersonal Via Media Sosial

................................................................................................................30
Tabel 3.2. Rincian Blue Print Skala Komunikasi Interpersonal Via
Media Sosial...........................................................................................34
Tabel 3.2. Rumus Skor Hipotetik Variabel Penelitian............................36

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Penghitungan Sampel dari Populasi.......................................
2. A. Lampiran Persetujuan Dosen Pembimbing 1.....................................
B. Lampiran Persetujuan Dosen Pembimbing 2.....................................
3. Lampiran Persetujuan Usul Proposal........................................................
4. Lampiran Cek Referensi...........................................................................
5. Lampiran Skala Komunikasi Interpersonal Via Media Sosial.................
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk kegiatan mengajar atau pembinaan

yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik yang bertujuan untuk

meningkatkan pembinaan moral dan intelektual, sehingga perilaku peserta didik

dapat berubah dengan lebih baik. (Marisyah, Firman, & Rusdinal, 2019).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Nasional, dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pada proses pembelajaran, faktor ekternal yaitu lingkungan merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi siswa sehingga dapat aktif dalam

mengembangkan potensi diri pada proses pembelajaran tersebut (Wahab, 2016).

Apabila kondisi lingkungan bagus maka akan mendukung prsoses belajar siswa

begitupun sebaliknya (Wahab, 2016). Sedangkan saat ini kondisi lingkungan

dalam pembelajaran terganggu akibat wabah Covid-19 sehingga pembelajaran di

sekolah harus ditutup, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan

solusi untuk melakukan pembelajaran secara dalam jaringan (daring) sebagai

upaya untuk melaksanan proses pendidikan ditengah pandemi covid-19 (Surat

Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari


2

Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19). Dalam hal ini proses belajar

mengajar dilakukan dari rumah secara daring (Pakpahan & Fitriani, 2020).

Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015) pembelajaran daring adalah

pembelajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia, berupa video, audio, teks

dan yang lainnya. Pembelajaraan bisa dilakukan dengan jumlah peserta yang tidak

terbatas serta bisa diakses secara gratis maupun berbayar. Syarifudin (2020)

mengungkapkan bahwa pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran yang

mampu menjadikan siswa mandiri. Sutriyani (2020) menambahkan bahwa

metode belajar daring juga dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika

berdasarkan penelitian yang dilakukannya dan mengungkapkan bahwa belajar

daring dapat menambahkan minat belajar siswa dan meningkatkan pengetahuan

siswa mengenai pembelajaran matematika.

Matematika adalah ilmu yang hampir setiap hari kita gunakan baik

disadari maupun tidak disadari. Menurut Utami (2016) Matematika adalah ilmu

Pengetahuan dasar yang bisa mengembangkan keterampilan penalaran siswa dan

sangat dibutuhkan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut

Ratnasari (2017) matematika memang menjadi momok yang menakutkan bagi

pelajar terutama di Indonesia, prestasi belajar matematika di Indonesia pun masih

tergolong rendah dibandingkan negara – negara lainnya. Sirait (2016)

mendefinisikan prestasi belajar matematika sebagai kemampuan siswa menguasai

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam bidang studi

matematika yang didapat dari proses belajar dalam interaksi subjek dengan
3

lingkungannya yang dapat dilihat melalui hasil belajar matematika siswa yang

telah diraih.

Astuti & Leonard (2012) menyebutkan bahwa prestasi belajar matematika

adalah bukti keberhasilan yang diraih setelah proses belajar mengajar matematika

berlangsung. Menurut Wirantasa (2017) keberhasilan prestasi belajar juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan

faktor dari luar diri siswa (ekstern). Selain itu, seperti yg diutarakan oleh Afiani

(2016) komunikasi interpersonal antara siswa dan guru juga menjadi faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pada penelitian Utami (2016) tentang

komunikasi interpersonal dengan prestasi belajar matematika menunjukkan hasil

yang positif. Artinya, komunikasi interpersonal mempengaruhi prestasi belajar

matematika. Lebih lanjut, Utami (2016) juga mengatakan semakin tinggi

kemampuan komunikasi interpersonal, semakin tinggi pula prestasi belajar

matematika siswa tersebut, begitu pun sebaliknya.

Menurut Nurhadi & Niswah (2019) komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antarpribadi antara beberapa orang untuk mewujudkan tujuan,

misalnya dalam proses pemecahan konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi.

Dalam berkomunikasi interpersonal setiap individu dapat menyampaikan

pendapat-pendapatnya sehingga dapat meghasilkan tujuan yang ingin dicapai.

Siburian (2014) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal dapat dipandang

sebagai inti dalam kepemimpinan pembelajaran yang menentukan keberhasilan

belajar. Komunikasi interpersonal dianggap sebagai jenis komunikasi yang paling

efektif untuk mengubah sikap, pendapat, maupun perilaku seseorang (Wijaya,


4

2013). Komunikasi interpersonal tak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka,

tetapi bisa juga dilakukan dengan media sosial (Husna, 2017).

Media sosial adalah media yang berbasis online sehingga penggunanya

bisa dengan mudah untuk ikut serta berkomunikasi dan berbagi informasi melalui

jejaring sosial dan dunia virtual (Husna, 2017). Media sosial juga disebut sebagai

media yang membuat interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis

web yang mampu mengubah pola komunikasi masyarakat (Husna, 2017).

Suryaningsih (2020) mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial seperti

instagram, facebook, whatsapp juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Menurut Watie (2013) komunikasi dalam media sosial tak terikat waktu, semua

pihak yang ada didalamnya tetap bisa terlibat aktif. Hal ini tak mungkin dilakukan

dalam komunikasi kontak tatap muka, termasuk juga jika menggunakan media

komunikasi konvensional lainnya, karena terkait dengan biaya dan perbedaan

waktu. Lebih lanjut, Watie (2011) mengungkapkan online communication justru

mempermudah terbentuknya hubungan interpersonal yang dekat. Karena melalui

komunikasi secara online, tiap individu yang terlibat cenderung lebih berani

mengungkapkan pendapatnya, dan membuka dirinya untuk lebih dikenal orang

lain.

Menurut Sutriyani (2020) saat ini pemanfaatan teknologi informasi

seperti media sosial untuk berkomunikasi memiliki peranan yang sangat penting

dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ditengah pandemi Covid-19, proses


5

pembelajaran bisa berjalan dengan baik dengan adanya teknologi informasi yang

sudah berkembang pesat.

Studi Pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 Bati-bati Desa Nusa Indah

Kecamatan Bati-bati Km 33.3 pada hari kamis, 17 Desember 2020. Alasan

peneliti memilih SMAN 1 Bati bati sebagai tempat penelitian, selain karena

sebelumnya sudah melakukan studi pendahuluan di SMAN 1 Bati-bati, di SMAN

1 Bati-bati juga belum pernah dilakukan penelitian serupa sebelumnya. Proses

pembelajaran di SMAN 1 Bati-bati juga sekarang menggunakan metode

pembelajaran daring sebagai sarana proses belajar mengajar. Karena itulah

peneliti tertarik melakukan penelitian di SMAN 1 Bati bati. Studi pendhuluan

diawali dengan mewawancarai kepala sekolah, menjelaskan terdapat kesulitan

siswa dalam belajar secara daring. Misalnya, susah dalam mengakses internet

sehingga proses belajar mengajar terhambat dan berdampak pada hasil belajar

siswa. Peneliti juga melakukan wawancaa dengan guru pengampu mata pelajaran

matematika diketahui bahwa, siswa yang belajar dan mengerjakan tugas secara

daring mengalami kesulitan dalam pemahaman materi serta pemecahan masalah

dalam setiap tugas yang diberikan. Beberapa siswa terkadang tidak bisa

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Hal ini

dikarenakan sulitnya memahami pelajaran yang diberikan secara daring dan sulit

untuk melakukan komunikasi interpersonal antar siswa dan guru pengampu mata

pelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu siswa yang

berinisial T dan berjenis kelamin laki-laki. Siswa T mengatakan kesulitan untuk

mengerjakan soal matematika karena tidak menjalin komunikasi interpersonal


6

dengan baik dengan guru pengampu mata pelajaran matematika. Hal ini

dikarenakan penerapan pembelajaran secara daring sehingga guru pengampu mata

pelajaran matematika memberikan soal matematika kepada siswa dan

memberikan sedikit penjelesan mengenai pengerjaan soal tersebut melalui aplikasi

media sosial. Selain itu, komunikasi yang terjalin melalui media sosial juga tidak

begitu efektif karena tidak semua siswa bisa memahami penjelasan rumus-rumus

melalui media sosial (WA). Siswa juga cenderung segan untuk bertanya kepada

guru pengampu mata pelajaran matematika melalui media sosial sehingga

komunikasi yang terjalin juga sangat sedikit. Dalam hal ini, banyak siswa yang

tidak begitu memahami pelajaran matematika karena pada proses pembelajaran

matematika yang dilakukan secara daring tidak menghasilkan komunikasi yang

cukup baik.

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana pengaruh antara komunikasi interpersonal via medsos

dengan prestasi belajar matematika pada Siswa SMAN 1 Bati-bati yang sedang

melakukan proses belajar mengajar secara daring.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini “Apakah ada pengaruh komunikasi interpersonal via

medsos dengan prestasi belajar matematika siswa SMAN 1 Bati-bati selama

proses pemelajaran daring?”

1.3 Tujuan Penelitian


7

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk “mengetahui

apakah ada pengaruh komunikasi interpersonal via medsos dengan prestasi belajar

matematika siswa SMAN 1 Bati-bati selama proses pemelajaran daring?”

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

atau menambah pengetahuan bagi pengembangan psikologi khususnya

psikologi pendidikan dalam memberikan wawasan mengenai pengaruh

komunikasi interpersonal via medsos dengan prestasi belajar matematika

siswa SMA. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Subjek

Penelitian diharapkan agar subjek mampu mengembangkan

komunikasi interpersonal via media sosial dan prestasi belajar

metematika selama proses pembelajaran daring.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan agar guru dapat menjalin komunikasi

interpersonal via media sosial secara baik dan efektif dengan siswa

sebagai upaya untuk mempertahankan maupun meningkatkan prestasi

belajar matematika. siswa tersebut.

1.5 Signifikansi dan Keunikan Peneltian


8

Adapun penelitian terkait sejauh proses pencarian informasi yang

dilakukan peneliti, ditemukan beberapa penelitian yang terkait tentang

pengaruh komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar matematika.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utami (2016). Dengan

penelitian yang berjudul ”Pengaruh kemampuan komunikasi interpesonal

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Swasta PGRI 58

Tanjung Morawa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kemampuan komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar

matematika pada siswa SMP Swasta PGRI 58 Tanjung. Sampel dari

penelitian ini adalah 36 orang siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan komunikasi

interpersonal terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Swasta

PGRI 58 Tanjung Morawa Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan

terdapat pada subjek, dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan

subjek dengan tingkat pendididkan SMP, pada penelitian yang akan

dilakukan menggunakan subjek dengan tingkat pendidikan SMA dengan

situasi yang sedang melakukan pembelajaran daring.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fitra (2014) yang berjudul

”Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal terhadap Prestasi

Belajar Matematika Siswa SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun

Ajaran 2014/2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara

objektif tentang pengaruh antara kemampuan komunikasi interpesoal


9

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Kemala Bhayangkari 1

Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel dari penelitian ini juga

berjumlah 36 orang siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antarakemampuan komunikasi interpersonal

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP

Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Perbedaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat

pada tingkat pendidikan dan jumlah subjek, penelitian yang akan

dilakukan menggunakan subjek dengan tingkat pendidikan SMA yang

sedang melakukan pembelajaran daring.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Anwar dan Saleh (2018)

yang berjudul ”Komunikasi Interpersonal Mahasiswa pada Media Sosial

Facebook”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan

hambatan komunikasi interpersonal di Facebook pada mahasiswa. Sampel

dari penelitian ini berjumlah 10 orang mahasiswa. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa komunikasi mahasiswa di Facebook sudah melalui

tahapan-tahapan komunikasi interpersonal, yaitu keterbukaan, empati,

dukungan, rasa positif dan kesamaan. Tahapan ini berkembang dengan

baik (positif) dalam mendukung jalinan komunikasi. Mahasiswa yang

terlibat komunikasi lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa penghubung, begitupun saat mendapati bahasa daerah.

Komunikasi terjadi secara persuasif dan dampak yang muncul lebih

berupa dampak kognitif. Sedangkan hambatan yang paling dirasa


10

mempengaruhi komunikasi adalah hambatan semantik dan hambatan

manusiawi. Hambatan tersebut diakui informan tidak menimbulkan

dampak yang signifikan dalam menghambat hubungan komunikasi antar

mahasiswa di Facebook. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian

yang akan dilakukan terdapat pada variabel dan metode penelitian, dimana

penelitan terdahulu menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan

metode penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kuantitatif

pada siswa SMA yang sedang melakukan pembelajaran daring.

Penelitian dari Lesmana (2019) dengan judul “Hubungan

Kecerdasan Logis Matematis dan Komunikasi Interpersonal terhadap

Hasil Belajar Matematika Smp School of Universe”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara kecerdasan

logis matematis dengan hasil belajar matematika; (2) Hubungan antara

komunikasi interpersonal dengan hasil belajar matematika; (3) Hubungan

antara kecerdasan logis matematis dan komunikasi interpersonal secara

bersama-sama dengan hasil belajar matematika di SMP School of

Universe. Sampel dari penelitian berjumlah 50 orang siswa. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan positif antara

kecerdasan logis-matematis (X1) dengan hasil belajar matematika (Y).

Variabel bebas X1 (Kecerdasan Logis-Matematis) memiliki pengaruh

kontribusi sebesar 45,2% terhadap variabel Y (Hasil Belajar Matematika)

dan 54,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar variabel

X1; (2) terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal (X2)


11

dengan hasil belajar matematika (Y) memiliki pengaruh kontribusi sebesar

33,2% terhadap variabel Y dan 66,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain diluar variabel X2; dan (3) terdapat hubungan positif antara

kecerdasan logis-matematis (X1) dan komunikasi interpersonal (X2)

dengan hasil belajar matematika yang menunjukkan bahwa 57,5% Hasil

Belajar Matematika dapat dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel

Kecerdasan Logis Matematis dan Komunikasi Interpersonal. Perbedaan

penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan terdapat variabel

penelitian, dimana penelitian yang akan dilakukan tidak menggunakan

variabel prestasi belajar matematika pada siswa SMA yang sedang

melakukan pembelajaran daring.

Penelitian dari Slof, Nijdam, & Jenssen (2016) dengan judul “Do

interpersonal skills and interpersonal perceptions predict student learning

in CSCL environments?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Apakah keterampilan interpersonal dan persepsi interpersonal

mempengaruhi pembelajaran siswa di lingkungan CSCL. Sampel dari

penelitian ini berjumlah 87 orang siswa. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara keterampilan interpersonal

dan persepsi interpersonal terhadap pembelajaran siswa di lingkungan

CSCL. Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan

terdapat pada prestasi belajar, dimana penelitian yang akan dilakukan lebih

spesifik untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa dengan

keadaan yang sedang belajar daring ditengah pandemi.


12

Penelitian dari Chang, Chou, Hsieh, & Huange (2020) dengan

judul “The Effect of Participation Motivations on Interpersonal

Relationships and Learning Achievement of Female College Students in

Sports Club: Moderating Role of Club Involvement”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengeksplorasi moderasi efek dari keterlibatan klub pada

hubungan motivasi partisipasi klub olahraga mahasiswi untuk hubungan

interpersonal dan prestasi belajar. Sampel dari penelitian ini berjumlah 450

mahasiswi di Taiwan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

motivasi partisipasi mahasiswi terpengaruh dengan hubungan

interpersonal dan prestasi belajar. Perbedaan penelitian terdahulu dan

penelitian yang akan dilakukan terdapat pada subjek, dimana subjek dari

penelitian terlebih dahulu lebih spesifik pada klub olahraga perempuan

sedangkan subjek pada penelitian yang akan dilakukan siswa SMA yang

sedang belajar daring.

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat kesamaan dalam penelitian ini. Terdapat penelitan

mengenai komunikasi interpersonal dengan prestasi belajar matematika,

namun belum pernah ada yang melakukan penelitian mengenai pengaruh

komunikasi interpersonal via medsos terhadap prestasi belajar matematika

dengan proses pembelajaran secara daring. Sehingga peneilitian yang

dilakukan oleh peneliti ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.


13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Interpersonal

2.1.1 Pengertian komunikasi interpersonal

Komunikasi merupakan proses interaksi antara manusia

dengan manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Dua atau

lebih individu berinteraksi dan saling memberikan gagasan, opini

kepercayaan, dan sikap satu sama lain (Purba, Gasperz, Bisyri,

Putriana, Hastuti, Sianturi, Yuliani, Widiastuti, Qayyim, Djalil,

Yusmanizar, Giswandhani, 2020). Proses komunikasi dapat

berlangsung secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi juga

bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Hariko

(2017) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian informasi dari individu kepada individu atau

kelompok lain. Suprapto (2017) berpendapat bahwa komunikasi

adalah penyampaian informasi dari komunikator untuk mengubah

atau membentuk perilaku komunikan sesuai dengan pemahaman

yang dikehendaki bersama. Komunikasi harus dilakukan secara

efektif agar komunikasi itu dapat dipahami oleh komunikan. Salah

satu cara agar komunikasi berjalan efektif adalah dengan

melakukan komunikasi interpersonal dengan baik.

Devito (2011) bahwa komunikasi interpersonal merupakan

pesan yang disampaikan oleh satu orang dan diterima oleh orang
14

lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai pengaruh dan

kesempatan untuk memberikan umpan balik.

Utami (2016) mengutarakan bahwa komunikasi

interpersonal adalah taraf seberapa jauh akibat dari tingkah laku

atau kesanggupan seseorang dalam membangun hubungan

interpersonal sesuai dengan yang diinginkan. (Siburian (2014)

juga mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal siswa adalah

perilaku berbagi informasi sesama siswa, guru dan pihak lainnya

yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Komunikasi

interpersonal dapat dipandang sebagai inti dalam kepemimpinan

pembelajaran yang menentukan keberhasilan belajar. Nurhadi &

Niswah (2019) mengatakan bahwa dalam komunikasi

interpersonal, pemberi informasi dan penerima informasi

berkomunikasi secara langsung tanpa perantara. Proses interaksi ini

terdapat umpat balik dengan cepat sehingga antara pemberi

informasi dan penerima informasi bisa berkomunikasi dengan baik.

Bulantika, Sa'adah, & Kushendar (2019) mengatakan

bahwa komunikasi interpersonal yang efektif membantu untuk

menjaga hubungan baik dengan orang lain, memberikan informasi,

mengubah perilaku dan memecahkan masalah hubungan

antarmanusia untuk mencapai tujuan. Kemampuan komunikasi

interpersonal sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan

orang lain.
15

Menurut Aw (2011), komunikasi merupakan proses

menyampaikan dan menerima pesan antara pemberi pesan (sender)

dengan penerima pesan (receiver), baik secara langsung ataupun

tidak langsung. Komunikasi langsung adalah komunikasi yang

dilakukan secara langsung dengan lawan bicara. Sedangkan

komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan

melalui media seperti surat menyurat, email, media sosial dan yang

lainnya. Sehingga dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal

via media sosial adalah komunikasi tidak langsung yang dilakukan

melalui perantara berupa media sosial. Media sosial yang sering

digunakan untuk berkomunikasi adalah whatsapp, facebook,

twitter, instagram dan lain sebagainya (Husain, 2014).

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan perilaku

berbagi informasi antara individu dengan individu lainnya dan

terdapat umpan balik.

2.1.2 Aspek-aspek komunikasi interpersonal


Menurut Devito (2011) agar komunikasi interpersonal

berjalan secara efektif, maka ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu :

1. Keterbukaan, kemampuan untuk membuka diri dan

memberikan informasi secara jujur sesuai dengan kenyataan

saat melakukan interaksi.


16

2. Empati, kemampuan untuk mengetahui dan merasakan apa

yang sedang dialami orang lain berdasarkan sudut pandang

orang lain.

3. Sikap mendukung. Ada 3 hal dalam sifat mendukung. Pertama,

descriptiveness, untuk membantu terciptanya sikap

mendukung, maka dibutuhkan suasana yang deskriptif dan

bukan evaluatif. Kedua, spontanity yaitu kemampuan seseorang

untuk menyampaikan pikirannya secara terus terang dan

spontan. Ketiga, provisionalism, kemampuan untuk berpikir

secara terbuka (open minded).

4. Sikap positif, kemampuan untuk menganggap dirinya sebagai

hal yang positif dan memiliki perasaan yang positif saat

berinteraksi.

5. Kesetaraan. Kemampuan untuk memandang bahwa komunikan

dan komunikator setara sehingga komunikasi interpersonal

akan berjalan lebih efektif.

Menurut Ayun (2016), ada beberapa aspek dalam

komunikasi interpersonal agar hubungan terjalin secara intim,

aspek tersebut meliputi : Merasa dekat, bercerita mengenai apa

yang dirasakan, saling memberikan apresiasi, saling memberikan

dukungan, memiliki kedekatan emosional, unconditional support,

kejujuran dan keterbukaan, kehangatan dan kasih sayang.


17

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan peneliti

menggunakan aspek dari Devito (2011) yang meliputi :

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan sebagai panduan dalam membuat skala pengukuran

dalam penelitian yang akan dilakukan.

2.1.3 Faktor yang memperngaruhi komunikasi interpersonal

Menurut Rahmat (2011), komunikasi interpersonal

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1) Persepsi interpersonal

2) Konsep Diri

3) Atraksi Interpersonal

Menurut Aw (2011), keberhasilan komunikasi disebabkan

oleh faktor-faktor yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori,

yaitu : yang berpusat pada persona (person-centered perspective)

dan yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective).

Sahputra, Syahiar, & Marjohan (2016) juga mengemukakan

bahwa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu

sebagai berikut :

1. Kondisi fisik yang meliputi kondisi biologis dan berupa panca

indra serta lingkungan fisik

2. Keadaan psikologis yang meliputi kepercayaan diri, persepsi, gaya

bahasa (verbal dan nonverbal), dll.


18

3. Pengaruh kelompok yang dibagi menjadi tiga yaitu;

a) Kelompok pengembangan ide

b) Kelompok pengembangan pribadi

c) Kelompok pendidikan atau belajar, dan

4. Budaya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi komunikasi interpersonal ada 3, faktor tersebut

meliputi : persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal.

2.2 Prestasi Belajar


2.2.1 Pengertian prestasi belajar

Prestasi adalah pengetahuan yang diperoleh atau keahlian

yang dikembangkan dalam pelajaran di sekolah yang biasanya

ditunjukkan dengan nilai-nilai yang diberikan oleh guru, dan nilai

tersebut bisa dengan nilai tinggi, sedang dan rendah (Maesaroh,

2013). Artinya, prestasi merupakan sesuatu yang telah dicapai

dengan perkembangan yang sudah dialami.

Menurut Winkel (1986) prestasi belajar dapat dilihat dari

perubahan kognisi, pengalaman keterampilan dan nilai sikap, dan

perubahan tersebut bersifat konstan. Cleopatra (2015)

mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil evaluasi siswa yang

dinilai dengan alat penilaian setelah dilaksanakan kegiatan

pembelajaran secara terstruktur baik materi maupun waktunya serta


19

prestasi belajar yang diinginkan disesuaikan dengan jenis dan

fungsinya dalam penilaian atau pengukuran .

Kemudian, Wirantasa (2017) menyebutkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil usaha belajar yang menunjukkan ukuran

kepandaian yang dicapai dalam bentuk nilai. Nilai tersebut diukur

melalui ujian tertulis atau lisan.

Sudjana (Cleopatra 2015) juga mengemukakan bahwa

prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah

dia melaksanakan proses belajar. Jadi prestasi belajar adalah hasil

dari pembelajaran siswa yang didapat melalui proses belajar.

Menurut Utami (2016) Matematika adalah ilmu Pengetahuan

dasar yang bisa mengembangkan keterampilan penalaran siswa dan

sangat dibutuhkan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Menurut Ningsih & Nurrahmah Matematika adalah ilmu

yang menjadi dasar dalam ilmu pengetahuan lainnya. Sedangkan

prestasi belajar matematika merupakan tingkat pengetahuan yang

diraih oleh siswa dalam memahami mata pelajaran matematika

selama kurun waktu tertentu (Ningsih & Nurrahmah, 2016).

Wirantasa (2017) juga menambahkan prestasi belajar matematika

yang dicapai oleh siswa merupakan gambaran hasil belajar siswa

selama mengikuti pembelajaran matematika.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar matematika adalah hasil belajar matematika yang


20

diperoleh baik berupa nilai atau sejenisnya selama dalam rangkaian

proses belajar.

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (Syafii, Marfiyanto, Rodiyah, 2018)

terdapat beberapa jenis faktor prestasi belajar, namun hanya

digolongkan menjadi 2 faktor saja, faktor tersebut meliputi faktor

interal dan eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa

selama proses belajar. Faktor internal meliputi

1) Faktor Jasmaniah : Faktor kesehatan, Cacat tubuh

2) Faktor Psikologis : Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat,

Motif

3) Faktor Kelelahan : Kondisi fisik saat itu

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar diri siswa

selama proses belajar.

1) Keadaan Keluarga

2) Keadaan Sekolah

3) Keadaan Masyarakat

Menurut Rosyid (2019) faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar ada 2, yaitu faktor internal dan eksternal.


21

 Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam diri siswa

tersebut yang berupa faktor fisiologis ( kesehatan dan keadaan tubuh),

psikologis (minat, bakat, intelegensi, emosi, kelelahan dan cara belajar).

 Faktor eksternal merupaka faktor yang datang dari luar siswa tersebut

seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan

alam.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu, faktor internal dan faktor

eksternal.

2.3 Belajar Daring


Sesuai dengan surat edaran Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) No. 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan

kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus

Disesase (Covid-19) terkait proses belajar menyatakan bahwa belajar dari

rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksankan untuk

memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015), mengatakan bahwa

pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan

teknologi video, gambar maupun suara sebagai upaya untuk menampung

jumlah siswa yang berkapasitas banyak dan tinggal ditempat yang jauh

dari tenaga pengajar. Model pembelajaran daring merupakan pola

pembelajaran untuk merencakan kegiatan belajar yang sesuai dan efisien


22

untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan

internet (Yanti, Kuntarto, & Kuniawan, 2020)

Menurut Syarifudin (2020), pembelajaran daring merupakan

bentuk pembelajaran yang mampu membuat siswa mandiri dan tidak

bergantung pada orang lain. Hal ini dikarenakan siswa yang belajar daring

akan fokus pada handphone untuk menyelesaikan tugas maupun mengikuti

diskusi yang sedang berlangsung. Tidak ada interaksi atau pembicaraan

yang tidak perlu dan tidak penting. Semua yang didiskusikan siswa

merupakan hal yang penting untuk menuntaskan kompetensi yang akan

dicapai. Oleh sebab itu, melalui pembelajaran daring diharapkan akan

menjadikan siswa madiri dalam mengonstruk ilmu pengetahuan.

2.4 Prestasi Belajar Matematika

Menurut Utami (2016) Matematika adalah ilmu Pengetahuan dasar

yang bisa mengembangkan keterampilan penalaran siswa dan sangat

dibutuhkan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Ningsih & Nurrahmah (2016) Matematika adalah ilmu yang

menjadi dasar dalam ilmu pengetahuan lainnya.

Sedangkan prestasi belajar matematika merupakan tingkat

pengetahuan yang diraih oleh siswa dalam memahami mata pelajaran

matematika selama kurun waktu tertentu (Ningsih & Nurrahmah 2016).

Wirantasa (2017) juga menambahkan prestasi belajar matematika yang

dicapai oleh siswa merupakan gambaran hasil belajar siswa selama


23

mengikuti pembelajaran matematika. Agar terbentuk dan terbangun

prestasi belajar yang baik, maka tujuan pembelajaran tentunya harus

sesuasi dengan potensi siswa dan lingkungan belajar (Basuki, 2015).

Berdasarkan uraian diatas, maka prestasi belajar matematika

merupakan hasil belajar matematika yang diperoleh selama dalam proses

pembelajaran matematika.

2.5 Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Prestasi Belajar


Matematika
Prestasi belajar matematika merupakan gambaran hasil belajar

siswa yang diperoleh pada saat proses pembelajaran matematika.

komunikasi interpersonal adalah taraf seberapa jauh akibat dari tingkah

laku atau kesanggupan seseorang dalam membangun hubungan

interpersonal sesuai dengan yang diinginkan (Utami 2016).

Pada penelitian tentang komunikasi interpersonal dengan prestasi

belajar matematika menunjukkan hasil yang positif (Utami, 2016).

Artinya, komunikasi interpersonal mempengaruhi prestasi belajar

matematika. Selain itu, menurut Awaludin (2014), semakin tinggi

kemampuan komunikasi interpersonal, semakin tinggi pula prestasi belajar

matematika siswa tersebut, begitu pun sebaliknya.

Lesmana (2019) juga melakukan penelitian yang mengatakan

bahwa ada pengaruh yang positif antara komunikasi interpersonal dan

hasil belajar siswa. Lebih lanjut Lesmana (2019) mengungkapkan bahwa

untuk mengingkatkan prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara


24

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Suryaningsih

(2020) juga mengatakan bahwa komunikasi yang dilakukan dengan media

sosial seperti instagram, facebook, whatsapp dll bisa mempengaruhi

prestasi belajar. Hal ini tergantung dari pengguna media sosial itu sendiri,

jika media sosial digunakan untuk mendukung proses pembalajaran maka

hasilnya akan baik terhadap prestasi belajar, begitupun sebaliknya

(Suryaningsih, 2020).

Berdasarkan uraian tersebut, maka komunikasi interpersonal

kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika. Terlebih

ketika komunikasi interpersonal dengan menggunakan media sosial.

Komunikasi interpersonal via medsos kemungkinan juga akan

mempengaruhi prestasi belajar matematika karena komunikasi yang

dijalan antara guru dan siswa atau siswa dan siswa tidak bertatap muka

secara langsung namun dilakukan secara tidak langsung melalui perantara

media sosial.

2.6 Landasan Teori


Komunikasi merupakan proses interaksi antara manusia dengan

manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Dua atau lebih individu

berinteraksi dan saling memberikan gagasan, opini kepercayaan, dan sikap

satu sama lain (Purba, dkk,. 2020). Proses komunikasi dapat berlangsung

secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi juga bisa dilakukan secara

langsung ataupun tidak langsung.

Devito (2011) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal

merupakan pesan yang disampaikan oleh satu orang dan diterima oleh
25

orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai pengaruh dan

kesempatan untuk memberikan umpan balik. Lebih lanjut, Devito (2011)

menambahkan aspek agar komunikasi berjalan efektif yaitu, keterbukaan,

empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.

Menurut Utami (2016) mengungkapkan bahwa komunikasi

interpersonal adalah taraf seberapa jauh akibat dari tingkah laku atau

kesanggupan seseorang dalam membangun hubungan interpersonal sesuai

dengan yang diinginkan. Siburian (2014) juga mengemukakan bahwa

komunikasi interpersonal siswa adalah perilaku berbagi informasi sesama

siswa, guru dan pihak lainnya yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai inti dalam

kepemimpinan pembelajaran yang menentukan keberhasilan belajar.

Dalam komunikasi interpersonal, pemberi informasi dan penerima

informasi berkomunikasi secara langsung tanpa perantara. Proses interaksi

ini terdapat umpat balik dengan cepat sehingga antara pemberi informasi

dan penerima informasi bisa berkomunikasi dengan baik (Nurhadi &

Niswah 2019).

Menurut Winkel (1986) prestasi belajar dapat dilihat dari

perubahan kognisi, pengalaman keterampilan dan nilai sikap, dan

perubahan tersebut bersifat konstan. Cleopatra (2015) mendefinisikan

prestasi belajar sebagai hasil evaluasi siswa yang dinilai dengan alat

penilaian setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran secara terstruktur


26

baik materi maupun waktunya serta prestasi belajar yang diinginkan

disesuaikan dengan jenis dan fungsinya dalam penilaian atau pengukuran .

Sedangkan prestasi belajar matematika merupakan tingkat

pengetahuan yang diraih oleh siswa dalam memahami mata pelajaran

matematika selama kurun waktu tertentu (Ningsih & Nurrahmah 2016).

Wirantasa (2017) juga menambahkan prestasi belajar matematika yang

dicapai oleh siswa merupakan gambaran hasil belajar siswa selama

mengikuti pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diasumsikan bahwa komunikasi

interpersonal dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika. Hal ini

karena ketika siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang

baik maka kemungkinan prestasi belajarnya juga baik.

Adapun konsep teoritis penelitian ada pengaruh Komunikasi

interpersonal via medsos dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA

di Bati-Bati yang sedang belajar daring sebagaimana bagan berikut.

X Y

Gambar 1. Konsep Teoritis Pengaruh komunikasi interpersonal

dengan Prestasi Belajar Matematika

Keterangan :
(X) Variabel Bebas : Komunikasi Interpersonal
(Y) Variabel Terikat : Prestasi Belajar Matematika
27

2.7 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan uraian teori diatas maka hipotesis yang dirumuskan
peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha), terdapat pengaruh antara komunikasi
interpersonal via media sosial dengan prestasi belajar matematika
siswa SMAN 1 Bati-bati yang sedang belajar daring.
2. Hipotesis Nol (Ho), tidak terdapat pengaruh antara komunikasi
interpersonal via media sosial dengan prestasi belajar matematika
siswa SMAN 1 Bati-bati yang sedang belajar daring.
28

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu pengaruh komunikasi interpersonal

via media sosial dengan prestasi belajar matematika siswa di SMAN 1 Bati-

bati selama masa pembelajaran daring maka rancangan metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif menekankan pada analisis data kuantitatif yang

dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode

analisis statistik. Semua variabel yang terlihat harus diidentifikasi dan

diukur dengan jelas. Variabel dalam penelitian ini bersifat kausal dan telah

diuji secara empiris. Dari perspektif kategori fungsional, penelitian ini

menggunakan metode kausalitas (Azwar 2019). Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan desain cross sectional, artinya penelitian dilakukan

dengan mengumpulkan data pada suatu waktu (point-time method) (Siyoto

dan Sodik, 2015).

Penelitian ini menggunakan hasil belajar matematika sebagai variabel

terikat, variabel terikat atau variabel tergantung adalah hasil atau faktor

yang mempengaruhi (Sugiyono, 2007). Sedangkan komunikasi

interpersonal via media sosial sebagai variabel bebas merupakan variabel

yang menyebabkan perubahan dan munculnya variabel terikat (Sugiyono,

2007). Penelitian ini dilakukan secara daring dengan memberikan skala

melalui google form. Analisis dalam penelitian ini menggunakan aplikasi

SPSS 24 versi terbaru, dan datanya berupa numeric karena menggunakan


29

metode kuantitatif atau statistic untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

sebelumnya (Sugiyono, 2007).

3.2 Identifikasi, Konseptualisasi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas : Komunikasi Interpersonal

b. Variabel Tergantung : Prestasi Belajar Matematika

3.2.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Penelitian

3.2.2.1 Definisi Konseptual

Berikut merupakan definisi konseptual dari variabel dalam

penelitian ini:

a. Komunikasi interpersonal via media sosial

Komunikasi interpersonal merupakan perilaku berbagi

informasi antara individu dengan individu lainnya dan terdapat

umpan balik. Dalam komunikasi interpersonal, pemberi

informasi dan penerima informasi berkomunikasi secara

langsung tanpa perantara. Proses interaksi ini terdapat umpat

balik dengan cepat sehingga antara pemberi informasi dan

penerima informasi bisa berkomunikasi dengan baik (Nurhadi

& Niswah 2019). Dalam penelitian ini komunikasi

interpersonal via media sosial yang dimaksud adalah

komunikasi yang melibatkan dua pihak dan komunikasi


30

dilakukan melalui media sosial selama masa pembelajaran

daring.

b. Prestasi Belajar Matematika

Wirantasa (2017) menyebutkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha belajar yang menunjukkan ukuran

kepandaian yang dicapai dalam bentuk nilai. Nilai tersebut

diukur melalui ujian tertulis atau lisan. Sedangkan prestasi

belajar matematika merupakan tingkat pengetahuan yang diraih

oleh siswa dalam memahami mata pelajaran matematika

selama kurun waktu tertentu (Ningsih & Nurrahmah 2016).

3.2.2.2 Definisi Operasional

Berikut merupakan definisi operasional dari variabel dalam

penelitian ini :

1. Komunikasi Interpersonal Via Media Sosial

Komunikasi interpersonal via media sosial akan diukur

menggunakan skala berdasarkan aspek-aspek dalam komunikasi

interpersonal yang dikemukakan oleh Devito (2011) yaitu :

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan

kesetaraan.

Tabel 3.1 Aspek Variabel Komunikasi Interpersonal Via Media Sosial

Variabel Aspek Jumlah Persentase

Aitem

Komunikasi Keterbukaan 6 20%


31

Interpersonal Empati 6 20%

Via Media Sikap Mendukung 6 20%

Sosial Sikap Positif 6 20%

Kesetaraan 6 20%

2. Prestasi Belajar Matematika

Pengambilan data nilai prestasi belajar matematika

dilakukan dengan dokumentasi nilai raport terakhir mata

pelajaran matematika SMA 1 Bati-bati yang belajar daring kelas

10 dan 11 jurusan MIA mata pelajaran matematika tahun ajaran

2019/2020.

3.3 Subjek dan Tempat Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) Populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maaupun subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik sama yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Bati-bati

kelas 10 dan 11 jurusan MIA yang berjumlah 192 orang yang

terdiri dari 88 siswa kelas 10 MIA dan 104 siswa kelas 11 MIA,

peneliti memilih jurusan MIA sebagai populasi untuk

mengerucutkan karakteristik populasi sebagai subjek karena siswa

dengan jurusan MIA memiliki pelajaran matematika yang lebih


32

kompleks dan khusus dibandingkan jurusan lainnya serta peneliti

tidak menambahkan siswa kelas 12 MIA karena terkait alasan

tertentu. Sehingga subjek pada penelitian ini adalah siswa SMAN 1

Bati-bati kelas 10 MIA dan 11 MIA berjumlah 128 orang,

sementara untuk pelaksanaan uji coba dilakukan di SMAN 1 Bati-

bati kelas 10 IIS dan 11 IIS dengan jumlah 100 orang yang sedang

belajar daring. Penentuan siapa yang menjadi subjek penelitian dan

subjek uji coba dilakukan secara acak.

Teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok yaitu

probability sampling dan non probability sampling. Menurut

Sugiyono (2016), probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Probability sampling terdiri dari simple random sampling,

proponate stratified random sampling, disproportionate stratified

random, sampling area (cluster) sampling.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan simple

random sampling, menurut Sugiyono (2015) Simple Random

Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah

sampel adalah sebagai berikut:

λ 2.N.P.Q
33

S=
d 2(N-1) λ 2.P.Q

Gambar 2. Rumus menentukan jumlah sampel

Keterangan :

S = jumlah sampel
λ 2 = Chi kuadrat yang nilainya tergantung derajat kebebasan dan
tingkat kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kesalahan
5% nilai chi kuadrat = 3,841. Nilai chi kuadrat untuk
kesalahan 1% = 6,634 dan 10% = 2,706.
N = jumlah populasi
P = Peluang benar (0,5)
Q = Peluang salah (0,5)
d = perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi
(0,05)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala psikologi yang terdiri atas skala komunikasi

interpersonal dengan prestasi belajar matematika. Rincian skala

komunikasi interpersonal dan prestasi belajar matematika akan

dijelaskan sebagai berikut:

b. Skala Komunikasi Interpersonal via media sosial


34

Skala komunikasi interpersonal via media sosial disusun

sendiri berdasakan aspek-aspek komunikasi interpersonal

menurut Devito (2011) yaitu: keterbukaan, empati, sikap

mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Skala dalam

penelitian ini disusun sendiri karena komunikasi interpersonal

dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal via media

sosial sehingga peneliti tidak menemukan skala yang tepat yang

sudah ada sebelumnya. Skala terdiri atas pernyataan dan skala

ini disajikan dalam bentuk pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS).

Pernyataan yang bersifat favourable, skor 4 untuk yang

memilih jawaban Sangat Setuju (SS), skor 3 untuk jawaban

yang Setuju (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), dan

skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan

unfavourable, skor 1 untuk yang memilih jawaban Sangat Setuju

(SS), skor 2 untuk jawaban Setuju (S), skor 3 untuk jawaban

Tidak Setuju (TS), dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak

Setuju (STS).

Tabel 3.2 Blueprint Skala Komunikasi Interpersonal Via Media

Sosial

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah


Fav Unfav
(+) (-) (%)
35

1. Keterbukaan Kemampuan 7, 10, 14, 21 6


untuk 16, 24
membuka diri (20%)
dan
memberikan
informasi
secara jujur
sesuai dengan
kenyataan.
2. Empati Kemampuan 3, 15, 9, 13 6
untuk 22, 27 (20%)
mengetahui dan
merasakan apa
yang sedang
dialami orang
lain.
3. Sikap Descriptiveness 1, 5, 26 8, 23, 6
Mendukung untuk 30 (20%)
membantu
terciptanya
sikap
mendukung,
maka
dibutuhkan
suasana yang
deskriptif dan
bukan
evaluatif.
Spontanity
yaitu
kemampuan
seseorang
untuk
menyampaikan
pikirannya
secara terus
terang dan
spontan.
Provisionalism,
kemampuan
untuk berpikir
secara terbuka
(open minded).
4. Sikap Positif Kemampuan 2, 6, 11, 20 6
untuk 18, 29 (20%)
menganggap
dirinya sebagai
hal yang positif
dan memiliki
perasaan yang
36

positif saat
berinteraksi.
5. Kesetaraan Kemampuan 12,17, 4, 19, 6
untuk 28 25 (20%)
memandang
bahwa
komunikan dan
komunikator
setara..
Total 18 12 30
(100%)

c. Skala Prestasi Belajar Matematika

Pengambilan dokumentasi nilai raport terakhir mata

pelajaran matematika kelas 10 MIA dan 11 MIA SMA N 1

Bati-bati yang belajar daring yang berjumlah 128 orang siswa.

Data nilai rapot dinyatakan dalam rentang angka 0-100 serta

dengan nilai KKM 70 pada nilai raport semester terakhir ketika

belajar daring. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya

dilakukan tahap skoring. Skor yang didapatkan akan dianalisis

secara deskriptif dengan membandingkan skor hipotetik dengan

skor empirik pada skala intensitas penggunaan internet dan nilai

prestasi belajar matematika. Skor hipotetik didapatkan dengan

rumus sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rumus Skor Hipotetik Variabel Penelitian

Nama Rumus
X-Max Skor nilai rapot tertinggi
X-Min Skor nilai rapot terendah
37

Mean 1
μ= (X max + X min)
2
SD 1
σ = (X max – X min)
6

3.4.2 Pelaksanaan Uji Coba Penelitian

Uji coba skala intensitas penggunaan internet akan


dilaksanakan pada (belum ditentukan) dan dilakukan di SMAN 1
Bati-bati, Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi
Kalimantan Selatan. Subjek pada uji coba penelitian ini dilakukan
secara random kepada 100 siswa. Pelaksanaan uji coba akan
dilakukan pada pagi hari jam 10.00 WITA dengan membagikan
link skala komunikasi interpersonal via media sosial melalui
google form di satu grup room chat whatsapp. Sebelum memasuki
halaman alat ukur, subjek akan mengisi informed consent terlebih
dahulu, membaca semua instruksi dan mengisi aitem alat ukur.
Setelah terkumpul, peneliti akan memberikan reward kepada
subjek uji coba sebagai bentuk terimakasih karena telah bersedia
menjadi subjek dalam uji coba penelitian. Peneliti mengumpulkan
semua data yang didapat lalu melakukan skoring, menganalisis
validitas dan reliabilitas instrument dengan bantuan program SPSS.
3.4.3 Seleksi dan Reliabilitas Aitem Instrumen Penelitian

1. Seleksi Aitem Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik corrected item-total

correlation untuk melihat kesesuaian antara aitem dalam skala

komunikasi interpersonal dan penetapan tujuan. Corrected item-

total correlation digunakan untuk perhitungan seleksi aitem

diperlukan untuk seleksi aitem agar dapat melihat sejauh mana

aitem tersebut memenuhi persyaratan kualitas. Analisis dilakukan


38

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan

skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi

yang overestimasi (Azwar, 2015).

Adapun rumus corrected item-total correlation adalah

sebagai berikut:

Gambar 3. Rumus Corrected Item-Total Coreelation

r ix s x −si
r i (x−i)=
√[s + s −2 r
2
x
2
i ix i s s x]

Keterangan:
ri(x-i) = Koefisien korelasi aitem-total setelah dikoreksi
rix = Koefisien korelasi aitem total sebelum dikoreksi
si = Deviasi standar skor aitem yang bersangkutan
sx = Deviasi standar skor skala

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi

aitem-total, biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem

yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 ddikatakan

memiliki daya diskriminasi yang baik, sedangkan aitem yang

memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 dapat dikatakan

sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila

jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan,

dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria,

misalnya menjadi 0,25 sehingga jumlah aitem yang diinginkan

dapat tercapai (Azwar, 2015).


39

2. Reliabilitas Aitem Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas adalah uji instrument yang dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana ketahanan (kehandalan) suatu

instrument dalam pengumpulan data. Koefisien reliabilitas berada

dalam rentang angka 0,0 sampai 0,1. Bila koefisien reliabilitas

semakin mendekati 1,0 maka pengukuran semakin reliabel (Azwar,

2015). Untuk menguji instrumen komunikasi interpersonal via edia

sosial pada penelitian ini menggunakan uji alpha chronbach.

Adapun rumus untuk pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Rumus Alpha Cronbach

Keterangan:
sy12 dan sy22 = Varians skor belahan 1 dan belahan 2
sx2 = Varians skor tes

3.4.4 Validitas Alat Ukur

Validitas biasanya dikonsepkan sebagai kemampuan

suatu tes untuk mengukur secara akurat atribut yang seharusnya

diukur. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila menghasilkan daya yang secara akurat memberikan

gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh

tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2015). Validitas alat ukur pada

penelitian ini sebagai berikut.


40

a. Validitas Alat Ukur

Dalam validitas alat ukur peneliti menggunakan


validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi dapat dihitung
lewat analisis rasional, dimana aitem yang digunakan dalam
alat ukur dibandingkan antara isi instrumen dengan isi
rancangan yang akan dilihat sejauh mana cakupan yang akan
diteliti dan dibuat oleh panel kompeten atau expert judgment
(Azwar, 2019). Sebelum menggunakan alat ukur penulis
melakukan uji coba atau memeriksa hingga benar-benar
dinyatakan benar-benar baik, sehingga memerlukan validitas
isi.
Penulis juga menggunakan validitas logis, validitas
logis adalah befokus pada suatu instrumen pengukuran dapat
mewakili ciri-ciri indikator yang diukur. Untuk itu, diperlukan
blue print untuk menegakkan validitas logis (Azwar, 2019).
3.5 Analisis Data

3.5.1 Uji Asumsi Dasar

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana dengan
bantuan program statistik computer SPSS. Regresi sederhana
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel
independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2017).

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan


apakah syarat sampel yang representative terpenuhi atau tidak,
sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi atau
dapat mewakili populasi (Sari, Sukestiyarno, dan Agoestanto,
2017). Pada uji normalitas metode yang digunakan ialah metode
Kolmogorov-Smirnov karena uji ini lebih tepat untuk sampel yang
41

lebih dari 50 orang. Uji ini dilakukan dengan ketentuan jika Asymp
Sig > 0,05 maka data terdistribusi tidak normal, jika Asymp Sig <
0,05 data terdistribusi tidak normal (Sari, Sukestiyarno, dan
Agoestanto, 2017).

3.5.3 Uji Linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang


dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Teknik
pengambilan keputusan pada uji linearitas dapat dilihat dengan
membandingkan F-hitung dan F-tabel. Jika F-hitung < F-tabel
maka terdapat hubungan/pengaruh yang linear secara signifikan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Sebaliknya, jika F-hitung
> F-tabel maka tidak terdapat hubungan/pengaruh yang linear
secara signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat
(Marzuki, Armereo, dan Rahayu, 2020).

3.5.4 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini analisis digunakan untuk mengukur


peranan komunikasi interpersonal via media sosial sebagai variabel
bebas atau independent terhadap prestasi belajar matematika
sebagai variabel tergantung atau dependent pada pada siswa SMA
N 1 Bati-bati yang sedang belajar daring. Pada penelitian ini
pengujian hipotesis yang digunakan untuk melihat pengaruh
komunikasi interpersonal via media sosial dengan prestasi belajar
matematika menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana
dengan bantuan SPSS. Regresi linier sederhana hanya digunakan
untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas
(dependent), tujuan penerapan metode ini adalah untuk
meramalkan dan memprediksi besaran nilai variabel tak bebas
(dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent)
42

(Siregar, 2017). Adapun persamaan dari analisis regresi linear


sederhana adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Rumus Persamaan Linier Sederhana


Y = a + b.X
Keterangan:
Y = Variabel terikat.
X = Variabel bebas.
a dan b = Konstanta.

Gambar 6. Rumus Regresi Linier Sederhana

Keterangan:
a = Nilai konstan
b = Koefisien regresi
Ʃx = Total variabel bebas
Ʃy = Total variabel terikat
n = Jumlah data
43

DAFTAR PUSTAKA

Afiani, N. (2016). Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian


Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Kajian Pendidikan
Matematika, 1-13.
Aw, S. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Basuki, K. H. (2015). Pegaruh Kecerdasan Spiritual Dan Motivassi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 120-133.
Bilfaqih, Y., & Qomarudin, M. N. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring.
Yogyakarta: Deepublish.
Bulantika, S. Z., Sa'adah, & Kushendar. (2019). Efektivitas Konseling Individual
Menggunakan Teknik Brainstorming Untuk Meningkatkan Komunikasi
Interpersoal. Jurnal Bimbingan Konseling Islam & Kemasyarakatan, 24-31.
Chang, C.-M., Chou, Y.-H., Hsieh, K.-H., & Huange, C.-K. (2020). The Effect of
Participation Motivations on Interpersonal Relationships and Learning
Achievement of Female College Students in Sports Club: Moderating Role of
Club Involvement. Environmental Research and Public Health, 1-11.
COVID-19, S. T. (2020, 11 8). Data Sebaran. Retrieved from covid19:
https://covid19.go.id/
Devito, J. A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang: Karisma.
Fitra, A. (2014). Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa Smp Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran
2014/2015. Jurnal Mantik Penusa, 1-11.
Hariko, R. (2017). Landasan Filosofis Keterampilan Komunikasi Konseling. Jurnal
Kajian Bimbingan Dan Konseling, 41-49.
Husna, N. (2017). Dampak Media Sosial Terhadap Komunikasi Interpersonal Pustakawan
Di Perpustakaan Sunan Kalijaga Yogyakarta. LIBRIA, 183-196.
Jayul, A., & Irwanto, A. (2020). Model Pembelajaran Daring Sebagai Alternatif Proses
Kegiatan Belajar Pendidikan Jasmani di Tengah Covid-19. Jurnal Pendidikan
Keseatan Rekreasi, 190-199.
Lesmana, A. (2019). Hubungan Kecerdasan Logis Matematis dan Komunikasi
Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Matematika SMp School Of Universe. 9-23.
Maesaroh, S. (2013). Peranan Metode Pembelajaran terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam. Jurnak Kependidikan, 150-168.
Marisyah, A., Firman, & Rusdinal. (2019). Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 1514-1519.
Marzuki, A., Armereo, C., & Rahayu, P. (2020). Praktikum Statistik. Malang: Ahlimedia
Press.
Nurhadi, A., & Niswah, F. (2019). Penerapan Komunikasi Interpersonal Tenaga Pendidik
dalam Pencapaian Prestasi Belajar Siswa di MTs Nahdliyatul Islamiyah
Blumbungan Larangan Pamekasan. Al Fikrah, 1-20.
Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). Analisa Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam
Pembelajan Jarak Jauh di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19. Journal of
Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 30-36.
Purba, B., Gaspersz, S., Bisyri, M., Putriana, A., Hastuti, P., Sianturi, E., . . .
Giswandhani, M. (2020). Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar. Medan: Yayasan
Kita Menulis.
44

Ratnasari, I. W. (2017). Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika.


Psikoborneo, 289-293.
Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sahputra, D., Syahniar, & Marjohan. (2016). Kontribusi Kepercayaan Diri dan
Kecerdasan Emosi terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa serta Implikasinya
dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Konselor, 182-193.

Sari, A., Sukestiyarno, & Agoestanto, A. (2017). Batasan Prasyarat Uji Normalitas Dan
Uji Homogenitas Pada Model Regresi Linear. Unnes Journal of Mathematics,
6(2), 168-177.
Siregar , S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS . Jakarta: Kencana.
Setya Watie, E. D. (2011). Komunikasi dan Media Sosial. The Mesengger, 69-75.
Siburian, P. (2014). Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar Penelitian Pengajaran. Generasi Kampus, 10-15.
Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Jurnal Formatif, 35-43.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Slof, B., Nijdam, D., & Jenssen, J. (2016). Do interpersonal skills and interpersonal
perceptions predict student learning in CSCL environments? Computers &
Educations, 1-42.
Suryaningsih, A. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik.
Jurnal Pendidikan Sains dan Teknologi , 1-10.
Sutriyani, W. (2020). Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap Minat dan Hasil Belajar
Matematika Mahasiswa PGSD Era Covid-19. Jurnal Tunas Nusantara, 155-165.
Syafii, A., Marfiyanto, T., & Rodiyah, S. K. (2018). Studi tentang Prestasi Belajar Siswa
dalam Berbagai Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi
Pendidikan, 115-123.
Syarifudin, A. S. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 31-34.
Rosyid, M. Z., Mustajab, & Abdullah, A. R. (2019). Prestasi Belajar. Malang: Literasi
Nusantara Abadi.
Utami, Y. (2016). Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa Smp Swasta Pgri 58 Tanjung Morawa. Jurnal
Manajemen dan Informatika Pelita Nusantara, 6-13.
Wahab, R. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Wijaya, I. S. (2013). Komunikasi Interpersonal Dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi.
Jurnal Dakwah Tabligh, 115-126.
Winkel, W. S. (1986). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Gramedia.
Wirantasa, U. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Jurnal Formatif, 83-95.
Yanti, M. T., Kuntarto, E., & Kuniawan, A. R. (2020). Pemanfaatan Portal Rumah
Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Dasar, 61-68.
45

LAMPIRAN
46

1. Lampiran penghitungan sampel dari populasi :

Nama Kelas Jumlah murid kelas X Jumlah murid kelas XI

MIA 1 29 34
MIA 2 29 35
MIA 3 30 35
Jumlah 88 104
Total Populasi 192

Sehingga total populasi adalah 192 siswa

λ 2.N.P.Q
S=
d 2(N-1) λ 2.P.Q
==
= 3,841 x 192 x 0,5 x 0,5
0,052 x (192-1) + 3,841 x 0,5 x 0,5
= 184,368
1,43775
= 128,233
= 128
Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 128 orang.

2. A. Lampiran Persetujuan Dosen Pembimbing 1


47

B. Lampiran Persetujuan Dosen Pembimbing 2


48

3. Lampiran Persetujuan Usulan Proposal


49

4. Lampiran Cek Referensi


50

5. Lampiran Skala Komunikasi Interpersonal


51

NO ASPEK INDIKATOR NO AITEM


PERNYATAAN

1 Keterbukaan Kemampuan untuk 7. Saya akan


membuka diri dan berkata jujur jika
memberikan kesulitan
informasi secara menjawab tugas
jujur sesuai matematika.
dengan kenyataan
saat melakukan 10. Saya akan
interaksi. bertanya jika
tidak mengerti
dengan instruksi
tugas matematika
yang diberikan
melalui media
sosial.

14. Jika saya tidak


mengerti dengan
tugas yang
diberikan melalui
media sosial, saya
tidak akan
bertanya.

16. Saya tidak


malu bertanya
tentang apa yang
tidak saya pahami.

21. Saya malu


bertanya tentang
tugas yang
diberikan.

24. Saya merasa


bersalah jika
berpura-pura
mengerti dengan
tugas yang
diberikan melalui
52

media sosial.

2 Empati Kemampuan untuk 3. Saya ikut sedih


mengetahui dan ketika teman saya
merasakan apa sedih.
yang sedang
dialami orang lain 9. Saya
berdasarkan sudut membiarkan
pandang orang teman saya yang
lain. bersedih di media
sosial.

13. Saya biasa saja


melihat teman
saya bahagia.

15. Jika teman


saya sedih, saya
akan
menghubunginya
melalui media
sosial dan
menghiburnya.

22. Saya merasa


sedih jika teman
saya tidak bisa
mengerjakan
tugas.

27. Saya ikut


senang ketika
teman saya
mendapat nilai
yang bagus.

3 Sikap Descriptiveness 1. Saya menerima


Mendukung untuk membantu masukan dari guru
terciptanya sikap jika tidak bisa
mendukung, maka mengerjakan tugas
dibutuhkan dengan benar.
suasana yang
deskriptif dan 5. Saya selalu
bukan evaluatif. menjawab soal
Spontanity yaitu matematika
53

kemampuan melalui media


seseorang untuk sosial.
menyampaikan
pikirannya secara 8. Saya sering
terus terang dan mengabaikan
spontan. pertanyaan guru
Provisionalism, tentang materi
kemampuan untuk pembelajaran di
berpikir secara media sosial.
terbuka (open
minded). 23. Saya sering
mengejek teman
yang mendapat
nilai rendah
melalui media
sosial.

26. Ketika ada


teman yang
bertanya mengenai
materi
pembelajaran di
media sosial, saya
selalu berusaha
menjawabnya.

30. Saya tidak


suka diberi nasihat
oleh teman saya
tentang
penyelesaian
tugas.

4 Sikap Positif Kemampuan untuk 2. Saya suka


menganggap berdiskusi dengan
dirinya sebagai hal teman melalui
yang positif dan media sosial
memiliki perasaan tentang pelajaran
yang positif saat matematika.
berinteraksi.
6. Saya senang
mendengarkan
teman saya yang
curhat tentang
materi
54

pembelajaran
melalui media
sosial.

11. Ketika
menyampaikan
pendapat tentang
tugas yang
diberikan melalui
media sosial, saya
selalu diabaikan.

18. Saya berusaha


membuat teman
saya mengerti
tentang materi
yang baru saja
dipelajari melalui
media sosial.

20. Saya sering


mengabaikan
instruksi tugas
matematika yang
diberikan guru
melalui media
sosial.

29. Saya selalu


dihargai saat
menjelaskan
pembelajaran
matematika
kepada teman saya
yang tidak begitu
mengerti.

5 Kesetaraan Kemampuan untuk 4. Saya tidak suka


memandang berdiskusi tentang
bahwa komunikan materi
dan komunikator pembelajaran
setara sehingga dengan adik kelas.
komunikasi
interpersonal akan 12. Saya senang
berjalan lebih berdiskusi tentang
55

efektif. materi
pembelajaran
matematika
dengan siapapun
melalui media
sosial.

17. Saya selalu


menganggap
semua orang sama
saat berdiskusi di
medis sosial
tentang materi
pembelajaran.

19. Saat berdiskusi


di media sosial,
saya
menyampaikan
pendapat agar
teman saya merasa
kalah.

25. Saya tidak


suka berdiskusi
melalui media
sosial dengan
orang yang
berbeda pendapat.

28. Saya akan


lebih sopan ketika
berdiskusi di
media sosial
dengan orang yang
lebih tua.

No PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya menerima masukan dari guru jika tidak
bisa mengerjakan tugas dengan benar.
2. Saya suka berdiskusi dengan teman melalui
media sosial tentang pelajaran matematika.
3. Saya ikut sedih ketika teman saya sedih.
56

4. Saya tidak suka berdiskusi tentang materi


pembelajaran dengan adik kelas.
5. Saya selalu menjawab soal matematika
melalui media sosial.
6. Saya senang mendengarkan teman saya yang
curhat tentang materi pembelajaran melalui
media sosial.
7. Saya akan berkata jujur jika kesulitan
menjawab tugas matematika.
8. Saya sering mengabaikan pertanyaan guru
tentang materi pembelajaran di media sosial.
9. Saya membiarkan teman saya yang bersedih
di media sosial.
10. Saya akan bertanya jika tidak mengerti
dengan instruksi tugas matematika yang
diberikan melalui media sosial.
11. Ketika menyampaikan pendapat tentang tugas
yang diberikan melalui media sosial, saya
selalu diabaikan.
12. Saya senang berdiskusi tentang materi
pembelajaran matematika dengan siapapun
melalui media sosial.
13. Saya biasa saja melihat teman saya bahagia.
14. Jika saya tidak mengerti dengan tugas yang
diberikan melalui media sosial, saya tidak
akan bertanya.
15. Jika teman saya sedih, saya akan
menghubunginya melalui media sosial dan
menghiburnya..
16. Saya tidak malu bertanya tentang apa yang
tidak saya pahami.
17. Saya selalu menganggap semua orang sama
saat berdiskusi di medis sosial tentang materi
pembelajaran.

18. Saya berusaha membuat teman saya mengerti


tentang materi yang baru saja dipelajari
melalui media sosial.
19. Saat berdiskusi di media sosial, saya
menyampaikan pendapat agar teman saya
merasa kalah.
20. Saya sering mengabaikan instruksi tugas
matematika yang diberikan guru melalui
media sosial.
21. Saya malu bertanya tentang tugas yang
57

diberikan.
22. Saya merasa sedih jika teman saya tidak bisa
mengerjakan tugas.
23. Saya sering mengejek teman yang mendapat
nilai rendah melalui media sosial.
24. Saya merasa bersalah jika berpura-pura
mengerti dengan tugas yang diberikan melalui
media sosial.
25. Saya tidak suka berdiskusi melalui media
sosial dengan orang yang berbeda pendapat.
26. Ketika ada teman yang bertanya mengenai
materi pembelajaran di media sosial, saya
selalu berusaha menjawabnya.
27. Saya ikut senang ketika teman saya mendapat
nilai yang bagus.
28. Saya akan lebih sopan ketika berdiskusi di
media sosial dengan orang yang lebih tua.
29. Saya selalu dihargai saat menjelaskan
pembelajaran matematika kepada teman saya
yang tidak begitu mengerti. .
30. Saya tidak suka diberi nasihat oleh teman
saya tentang penyelesaian tugas

Anda mungkin juga menyukai