Anda di halaman 1dari 111

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GIVING QUESTION

AND GETTING ANSWER TERHADAP KEMAMPUAN


KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
PADA MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS XI SMA N 2
GRABAG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh :
Rezti Dwi Oktaviani
1910305051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GIVING

QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP KEMAMPUAN

KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI

SISTEM EKSKRESI KELAS XI SMA N 2 GRABAG” karya,

Nama : Rezti Dwi Oktaviani

NPM : 1910305051

Program Studi : S1 Pendidikan Biologi

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Ujian/Seminar Proposal

Skripsi.

Magelang, 22 Desember 2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

Sekar Jati Pamungkas, M.Pd. Dr. Styo Prajoko, M.Pd.


NIK. 198908272018063K182 NIP. 198709201931009

i
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 9
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 9
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 13
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 13
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 27
2.3 Hipotesis ...................................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 31
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 31
3.2 Definisi Operasional .................................................................................... 32
3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................... 34
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 38
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
LAMPIRAN .......................................................................................................... 54

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design .................................................. 31
Tabel 3.2 Populasi siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Grabag ........................ 35
Tabel 3.3 Klasifikasi Uji Reliabilitas .................................................................... 40
Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................ 41
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal .............................................. 42
Tabel 3.6 Tabel Skala Likert ................................................................................. 42
Tabel 3.7 Kriteria Presentase ................................................................................ 43
Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Instrumen ............................................................... 43
Tabel 3.9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran .................................................. 44
Tabel 3.10 Interpretasi nilai N-gain ...................................................................... 48

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 29

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ............................................................................................... 55

Lampiran 2 RPP Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer...... 59

Lampiran 3 RPP Model Pembelajaran Konvensional ........................................... 65

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Pilihan Ganda Sistem Ekskresi .. 77

Lampiran 5 Pretest dan Posttes Materi Sistem Ekskresi ...................................... 81

Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket Kemampuan Komunikasi Siswa Materi Sistem

Ekskresi ................................................................................................................. 92

Lampiran 7 Angket Kemampuan Komunikasi Siswa Materi Sistem Ekskresi..... 93

Lampiran 8 Lembar Validasi Soal Prestest dan Posttest Materi Sistem Ekskresi 96

Lampiran 9 Lembar Validasi Angket Kemampuan Komunikasi Siswa ............. 101

Lampiran 10 Lembar Observasi Sintaks Pembelajaran dalam RPP ................... 103

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu aktivitas yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia

adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan

untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia bagi

pembangunan bangsa. Melalui pendidikan manusia dapat dididik menjadi

manusia yang memiliki akhlak mulia (Sasongko, 2016). Dalam UU No. 20

Tahun 2003 menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Sofian,

2019). Pendidikan saat ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya pemikir

yang mampu ikut membangun tatanan sosial dan pengetahuan sebagaimana

layaknya warga dunia yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang dikelola

secara profesional sehingga menghasilkan lulusan yang unggul (Jayadi, 2020).

Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang

terjadi saat ini telah mempengaruhi gaya hidup manusia baik dalam bekerja

maupun dalam bersosialisasi. Keberadaan abad ke-21 ditandai dengan adanya

perubahan besar yang terjadi di bidang teknologi yang menyebabkan perubahan

di bidang lainnya, termasuk di dalamnya yaitu bidang pendidikan. Dengan

sendirinya abad ke-21 menuntut sumberdaya manusia menjadi lebih

berkualitas. Tuntutan-tuntutan yang serba cepat dan baru tersebut

1
2

mengharuskan perubahan penyusunan konsep, terobosan berpikir, dan

tindakan-tindakan yang dilakukan (Wijaya, 2016).

Pendidikan pada abad ke-21 tidak hanya terfokus pada pengetahuan saja

tetapi keterampilan juga turut berperan dalam pembelajaran. Penguasaan

berbagai keterampilan pada siswa diharapkan dapat mengatasi berbagai

tantangan global yang terjadi saat ini. Menurut Hosnan (2014) sekolah sebagai

lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keterampilan abad 21 yang

meliputi keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skills), keterampilan

berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving

skills), keterampilan berkomunikasi secara efektif (communication skills) dan

keterampilan berkolaborasi (collaboration skills). Keempat keterampilan

tersebut lebih dikenal sebagai C4 “Super Skills” yang merupakan tujuan akhir

yang diharapkan dapat berkembang dan mempengaruhi hard skills maupun soft

skills peserta didik (Amala, 2019). Siswa diharapkan memiliki empat

keterampilan tersebut agar mampu mengikuti arus globalisasi dan arus

perkembangan zaman dalam bidang pendidikan selama proses pembelajaran

(Lafiani, 2022).

Pembelajaran biologi merupakan bagian dari sains, yang memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menumbuhkan rasa keingintahuan yang tinggi

terhadap suatu objek makhluk hidup dan alam sekitar yang merupakan bagian

penting dan dekat dalam kehidupan sehari-hari (Olson, 2013). Pembelajaran

biologi memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan

kemampuan berpikir secara kritis dan kreatif, keterampilan proses dan

pengembangan sikap ilmiah (Anjasari, 2013). Menurut Lafiani (2022) Biologi


3

sebagai ilmu sains memiliki definisi sebagai kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara sistematis dan bersifat ilmiah, sehingga belajar biologi tidak

hanya berupa pengetahuan tentang fakta, konsep, dan prinsip saja, tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Semakin banyaknya perubahan dan

perkembangan dalam pembelajaran, maka pemerintah berupaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan melalui proses penyempurnaan kurikulum,

proses penyempurnaan kurikulum mencakup semua mata pelajaran termasuk

biologi yang dilakukan dari tahun 1994, hingga saat ini diterapkan kurikulum

2013 yang menuntut keterampilan sains (Lafiani, 2022).

Kurikulum di Indonesia menjadikan kemampuan berkomunikasi menjadi

salah satu karakteristik dari kurikulum yang diimplementasikan di sekolah dasar

sampai menengah atas. (Sasmito, 2017). Menurut Pal, Halder, & Guha (2016)

komunikasi dalam pembelajaran merupakan proses pertukaran informasi

berupa materi pembelajaran antara guru dengan siswa. Dalam komunikasi

pembelajaran yang bertindak sebagai pengirim pesan (komunikator) adalah

guru, sedangkan yang bertindak sebagai penerima pesan (komunikan) adalah

siswa (Urwani, 2018). Chung, dkk (2014) juga berpendapat bahwa komunikasi

dalam proses pembelajaran merupakan proses membangun interaksi atau

hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang berbagi pengetahuan, pikiran

dan pemahaman.

Kemampuan berkomunikasi dianggap penting karena komunikasi

dilakukan agar kita dapat beradaptasi kapanpun dan dimanapun terlebih apabila

telah terjun ke masyarakat untuk bersosialisasi ataupun bersaing dengan sumber

daya manusia (SDM) dengan karakter yang berbeda-beda (Sasmito, 2017).


4

Dilakukannya proses komunikasi secara umum bertujuan agar informasi yang

disampaikan oleh komunikator dapat dipahami oleh komunikan, sehingga

terjadi proses saling memahami, diterimanya pendapat seseorang oleh orang

lain, dan untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu (Sarwanto,

2016). Namun komunikasi pembelajaran bertujuan tidak hanya membangun

pemahaman pada diri siswa. Komunikasi pembelajaran dapat bersifat

inspirasional, yang menyajikan materi yang melatih siswa untuk melakukan

tindakan untuk kebaikan bersama, bisa juga bersifat motivasional yang

mendorong siswa untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan

lingkungannya atau bisa juga bersifat persuasif, yaitu dalam bentuk pemberian

nasihat dan langkah koreksi yang sudah dilakukan oleh siswa (Iriantara, 2014)

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi berperan dalam

mentransfer pengetahuan dan pertukaran ide atau gagasan. Apabila siswa dapat

menerima materi pembelajaran dengan baik, maka komunikasi dalam

pembelajaran dapat dikatakan efektif. (Urwani, 2018). Suwatno & Santosa

(2018) menyatakan bahwa pembelajaran dan suasana kelas menjadi lebih

bermakna dan aktif ketika siswa mampu menguasai keterampilan komunikasi,

karena siswa akan dengan mudah dan lancar dalam mengkomunikasikan hal-

hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran, baik secara lisan maupun

tulisan.

Keterampilan komunikasi memiliki kaitan erat dengan hasil belajar siswa

(Wijaksana, 2021). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keterampilan

berperan dalam prestasi atau hasil belajar siswa. Menurut Astuti & Leonardo

(2017), hasil belajar siswa akan semakin baik apabila salah satu keterampilan
5

yaitu kemampuan komunikasi dapat ditingkatkan. Dengan kemampuan

keterampilan yang dikuasai oleh siswa, siswa akan dengan mudah

mengkomunikasikan berbagai hal yang menyangkut materi pembelajaran.

Selain itu, melalui keterampilan komunikasi siswa dapat memberikan

tanggapan, mengemukakan pendapat dan idenya serta berani bertanya ketika

siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Hal tersebut

menjadi tantangan bagi seorang guru untuk menerapkan suatu strategi

pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan keterampilan berkomunikasi

siswa dalam pembelajaran biologi. Hasil survei yang dilakukan Yoshida (dalam

Lafiana, 2022) di Washington menyebutkan bahwa keterampilan komunikasi

yang baik dibutuhkan untuk meningkatkan pembelajaran. Dengan demikian,

keterampilan komunikasi yang baik, akan sangat mendukung tercapainya hasil

belajar siswa yang maksimal (Arends, 2007).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas XI SMA

Negeri 2 Grabag, dapat diketahui bahwa siswa belum maksimal dalam

memunculkan keterampilan komunikasi. Hal tersebut terlihat dari hanya

beberapa siswa (<50% dari total siswa di kelas) yang menjawab pertanyaan

guru disertai dengan penjelasan yang informatif. Rendahnya kemampuan

komunikasi siswa juga dapat dilihat pada saat mempresentasikan hasil laporan

diskusi, terlihat siswa membaca laporan tanpa melihat ke temannya dan

penyusunan kalimat yang digunakan masih seringkali menggunakan Bahasa

daerah. Menurut Puspitasari (2017) menyatakan bahwa dalam situasi formal

seperti proses pembelajaran di sekolah, kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan


6

seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu

memperhatikan norma bahasa.

Kurangnya pemahaman terhadap materi karena minat membaca yang

rendah juga menghambat keterampilan komunikasi pada siswa. Rendahnya

minat membaca disebabkan karena sajian materi pada buku paket yang

membosankan, full teks dan tidak interaktif. Kecenderungan siswa sekarang ini

lebih senang bermain gadget yang memuat gambar, warna dan juga gambar

bergerak yang menyebabkan minat membaca siswa rendah. Rendahnya minat

membaca tersebut tentu akan membuat siswa kurang memiliki wawasan

mengenai materi pelajaran, sehingga mereka tidak memahami materi dan

akhirnya tidak memiliki keberanian untuk mengkomunikasikannya. Apabila

siswa tidak berwawasan luas cenderung akan mengalami kesulitan pada

kehidupan sosialnya serta dalam proses pembelajaran, karena mereka tidak

dapat berkomunikasi dengan baik sebab input yang dimilikinya tidak sebanyak

siswa yang berwawasan luas (Witanto, 2018). Selain itu, metode mengajar guru

masih menekankan pada pembelajaran konvensional atau pembelajaran

langsung. Selama proses pembelajaran langsung guru hanya menyampaikan

materi pembelajaran berupa informasi kemudian siswa hanya mendengarkan

dan mencatat penjelasan guru, sehingga dalam pembelajaran masih berpusat

pada guru dan komunikasi yang berlangsung hanya satu arah. Hal tersebut

berdampak pada kurang maksimalnya siswa untuk mengembangkan potensi

diri. Ningsih, dkk (2017) menyatakan bahwa apabila proses pembelajaran siswa

hanya mendengarkan pernyataan dan materi dari guru tanpa adanya kegiatan

komunikasi dua arah yang berupa mengemukakan pendapat, pertanyaan


7

ataupun diskusi maka proses komunikasi pada kegiatan pembelajaran di dalam

kelas dinilai tidak efektif.

Tugas siswa dalam proses pembelajaran langsung adalah mendengarkan

dan mencatat penjelasan informasi atau materi yang diberikan oleh guru,

sehingga proses pembelajaran terkesan monoton. Proses pembelajaran yang

monoton akan membuat siswa merasa bosan saat mengikuti kegiatan

pembelajaran sehingga materi yang mereka serap juga kurang maksimal.

Pembelajaran seperti itulah yang menyebabkan hasil belajar yang belum

maksimal dan tidak mencapai KKM. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan

harian siswa yang memiliki nilai rata-rata di bawah KKM. Materi ekskresi

merupakan salah satu materi yang esensial. Menurut Fitriyah (2015)

menjelaskan bahwa materi sistem ekskresi memiliki karakteristik yang bersifat

abstrak dan konkret tetapi prosesnya tidak dapat dilihat secara langsung karena

prosesnya terjadi dalam tubuh manusia. Oleh karena itu diperlukan model

pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami konsep

sistem ekskresi (Bokimnasi dkk., 2021).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil

belajar siswa. Salah satunya adalah dengan model pembelajaran Giving

Question and Getting Answer. Model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer merupakan model yang dikembangkan untuk melatih siswa

agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab

pertanyaan, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa

memiliki cara dan metode yang berbeda-beda dalam mempelajari sesuatu sesuai
8

dengan kemampuan individu tersebut. Dalam mempelajari sesuatu yang baru

akan lebih efektif apabila siswa bertanya dan berpartisipasi langsung daripada

hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru (Firanda & Widayati, 2012).

Menurut Suprijono (2012) model pembelajaran Giving Question and Getting

Answer dapat meningkatkan kemampuan serta keterampilan bertanya sekaligus

menjawab, sehingga model pembelajaran ini dapat menjadi solusi agar siswa

lebih tertarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran khususnya dalam hal

ini adalah pembelajaran biologi yang dikemas menjadi lebih menarik. Model

ini secara tidak langsung menantang siswa untuk mengingat kembali apa yang

telah dipelajari dalam setiap pelajaran (Wajdi, 2021). Dari beberapa pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer dapat memicu siswa untuk menjawab pertanyaan dan

mengemukakan pendapat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa.

Selain mempengaruhi keterampilan komunikasi pada siswa model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nengsih (2019), bahwa model pembelajaran Giving Question and Getting

Answer dapat meningkatkan hasil belajar biologi, hal tersebut terlihat dari hasil

belajar biologi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada

kelas kontrol. Dengan adanya tuntutan kepada siswa untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan akan mendorong dan membangkitkan semangat siswa

untuk mencari informasi dan lebih memahami mengenai materi yang sedang

diajarkan.
9

Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Giving Question and Getting Answer Terhadap Kemampuan

Komunikasi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi

Kelas XI SMA N 2 Grabag”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dapat diidentifikasikan masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Kemampuan komunikasi yang dimiliki siswa SMA N 2 Grabag belum

terbentuk secara maksimal.

b. Kurangnya pemahaman materi karena minat membaca yang rendah hal ini

terbukti pada hasil belajar kognitif masih di bawah rata-rata.

c. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa kurang

berperan aktif.

d. Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer belum digunakan

di SMA N 2 Grabag.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi yang dikemukakan diatas, untuk menghindari

adanya kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti, maka dengan ini

peneliti membatasi masalah yaitu.

a. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Giving

Question and Getting Answer.


10

b. Penelitian ini terbatas pada hasil belajar kognitif dibatasi dengan

menggunakan ranah kognitif Taksonomi Bloom tingkat berpikir C1-C5 dan

kemampuan komunikasi siswa.

c. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Grabag kelas XI MIPA.

d. Materi pembelajaran yang digunakan adalah materi sistem ekskresi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah.

a. Apakah model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

memberikan pengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa pada materi

sistem ekskresi kelas XI di SMA N 2 Grabag?

b. Apakah model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi

sistem ekskresi kelas XI di SMA N 2 Grabag?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan sebagaimana telah diuraikan

diatas, maka tujuan penelitian ini adalah.

a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer terhadap kemampuan komunikasi siswa pada materi sistem

ekskresi kelas XI di SMA N 2 Grabag.

b. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem

ekskresi kelas XI di SMA N 2 Grabag.


11

1.6 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi

peneliti pendidikan dalam hal kemampuan komunikasi, hasil belajar

kognitif dan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang peningkatan

kemampuan komunikasi dan hasil belajar kognitif dengan menggunakan

model pembelajaran Giving Question and Getting Answer.

1. Bagi Guru

Dapat menambah referensi mengenai model pembelajaran yang

digunakan untuk pembelajaran di kelas dan menentukan model yang

lebih cocok untuk kemampuan yang ingin dicapai

2. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan

untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran biologi

dan meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.

4. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti kedepannya

dalam ilmu mengajar dan menjadi wawasan baru dalam menerapkan


12

model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran

biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan

langkah-langkah sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2007).

Menurut Joyce & Weil model pembelajaran merupakan suatu rencana yang

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2013). Model pembelajaran

juga dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang disusun secara

sistematis dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran yang digunakan

untuk membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal

(Huda, 2018).

Kegunaan model pembelajaran adalah sebagai pedoman dalam

pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan model sangat berpengaruh

dalam mencapai tujuan pembelajaran dan kemampuan siswa. Proses

pembelajaran akan berhasil apabila guru memiliki kemampuan untuk

mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada

peningkatan keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.

Pengembangan model pembelajaran yang tepat bertujuan untuk menciptakan

kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif

13
14

dan menyenangkan sehingga hasil belajar dan prestasi siswa akan diraih

secara optimal serta motivasi dan aktivitas belajarnya meningkat

(Aunurrahman, 2012).

Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer merupakan

salah satu model pembelajaran aktif yang mengimplementasikan dari model

pembelajaran konstruktivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek

dalam kegiatan pembelajaran. Artinya, dalam pembelajaran siswa dapat

membangun pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai

fasilitator. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuka

wawasan mereka, karena pada model pembelajaran ini siswa bebas untuk

mengemukakan pendapatnya, baik mengenai hal-hal yang mereka pahami

hingga hal-hal yang belum mereka pahami, sehingga akan menjadikan siswa

lebih kreatif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Ayuningsih, 2020).

Model Giving Question and Getting Answer ditemukan oleh Spancer

Kagan, yang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Model ini dikembangkan

agar melatih siswa untuk memiliki kemampuan keterampilan bertanya dan

menjawab pertanyaan, karena model pembelajaran ini pada dasarnya

merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan ceramah dengan

kolaborasi media pembelajaran yaitu potongan-potongan kertas. Hal ini

dilakukan agar pertanyaan siswa pada saat diskusi menjadi lebih terarah.

Dengan menerapkan model pembelajaran ini, artinya akan memperbanyak

aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber

untuk dibahas dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga diperoleh


15

berbagai pengalaman yang menambah pengetahuan, kemampuan analisis dan

sintesis (Yunus, 2013)

Pembelajaran Giving Question and Getting Answer berpusat pada siswa

agar dapat mengajukan pertanyaan yang produktif sebab pertanyaan inilah

yang akan mendorong siswa untuk mandiri dan mengembangkan

keterampilan ilmiahnya dan implementasinya. Siswa juga diharapkan dapat

secara berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Penerapan model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer selama kegiatan

pembelajaran akan menghasilkan tingkah laku siswa yang terdiri dari

pengetahuan, sikap, keterampilan dan informasi yang baik. Hal tersebut akan

mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih optimal dan maksimal

(Chasanah, 2012). Suprijono (2012) menyatakan bahwa pembelajaran Giving

Question and Getting Answer dikembangkan untuk melatih peserta didik

memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.

Hal ini sangat menunjang proes belajar mengajar di kelas karena kegiatan

bertanya dan menjawab merupakan hal yang sangat esensial dalam pola

interaksi guru dan siswa yang mampu menumbuhkan pengetahuan baru dan

menambah pemahaman peserta didik. Sejalan dengan yang dikemukakan

oleh (Yanti, 2020) menyatakan bahwa melalui pembelajaran aktif siswa akan

memiliki kemampuan memori yang lebih besar sehingga penguasaan materi

siswa menjadi lebih baik.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer menurut Zaini (2008) adalah:

1) Memotong kertas menjadi dua kali jumlah siswa yang ada di kelas.
16

2) Meminta setiap siswa untuk memberi keterangan pada setiap kertas

dengan pertanyaan berikut:

Kertas 1: saya masih belum paham tentang…. (kartu indeks bertanya)

Kertas 2: saya dapat menjelaskan tentang…. (kartu indeks menjawab)

3) Membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.

4) Setiap kelompok memilih pertanyaan-pertanyaan yang ada (kartu 1) dan

juga topik yang akan mereka jelaskan (kartu 2).

5) Meminta setiap kelompok untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan

yang telah dipilih di depan kelas. Apabila ada siswa yang dapat

menjawab, maka diberi kesempatan untuk menjawab. Apabila tidak ada

maka guru yang harus menjawab.

6) Meminta setiap kelompok untuk menjelaskan apa yang mereka dapat

menjelaskan sesuai yang ada di kertas dua kepada siswa yang lain.

7) Melanjutkan proses ini sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada.

8) Mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan point-point penting

yang telah diajarkan pada pertemuan tersebut.

Model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan menerapkan variasi

permainan atau game dengan melakukan kompetisi antar kelompok tim

dengan perolehan poin atau skor. Setiap tim akan bersaing dengan tim lawan

untuk menjadi pemenang dengan cara berusaha memberikan hasil diskusi

lebih cepat dari tim lawan. Namun, kartu indeks hanya dapat digunakan sekali

pakai, kartu-kartu yang telah digunakan akan diserahkan kepada guru untuk

menghindari pertanyaan dan jawaban yang berulang. Di akhir pembelajaran,

apabila masih ada kartu yang tersisa maka satu kelompok akan diberikan
17

sanksi yaitu membuat rangkuman materi yang telah dipelajari pada

pertemuan tersebut. Apabila ada siswa yang menjawab salah, maka akan

dilempar ke kelompok yang lain, namun apabila tidak ada kelompok yang

dapat menjawab maka guru yang akan menjawabnya. Hal ini dapat dilakukan

dengan tujuan agar menjauhkan asumsi pemahaman siswa mengenai

pembelajaran biologi yang kurang menarik. Setiap siswa dalam kelompok

akan bergilir secara berturut-turut, hal ini dilakukan untuk memastikan

pemahaman siswa terhadap materi benar-benar paham. Sesuai dengan

pendapat Zaini (2008) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Giving

Question and Getting Answer merupakan model yang sangat baik digunakan

untuk melibatkan siswa dalam mengulang materi pembelajaran yang telah

disampaikan.

Adapun kelebihan model Giving Question and Getting Answer adalah

suasana pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa mendapat kesempatan untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami, guru dapat mengetahui

kemampuan siswa berdasarkan materi yang telah disampaikan, menjadikan

siswa untuk terampil dan berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan

pendapat. Sedangkan untuk kekurangan dari model ini yaitu, pertanyaan yang

dikemukkan berupa hafalan dan kegiatan tanya jawab yang secara terus-

menerus dapat menimbulkan penyimpangan dari materi yang diajarkan

(Lissa, 2017).

2.1.2 Kemampuan Komunikasi Siswa

Komunikasi merupakan proses pemberian pesan dari pemberi pesan

(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Kata komunikasi atau


18

“communication” dalam Bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin

“communicare” yang berarti membuat sama (Mulyana, 2007). Secara harfiah

ari membuat sama ini bermakna membuat sama antara apa yang diutarakan

dan dimaksudkan komunikator dengan pihak lainnya yaitu komunikan.

Sehingga terjadi persamaan makna antara komunikator dengan komunikan

(Azeharie, 2015). Komunikasi dapat berlangsung apabila jika didalamnya

terdapat unsur atau komponen yang saling mempengaruhi. Dengan demikian,

apabila salah satu dari unsur atau komponen mengalami gangguan maka akan

terjadi hambatan dalam berkomunikasi. Sebagai contoh apabila seorang guru

akan menjelaskan materi yang akan diajarkan namun siswa tidak

mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, maka penyampaian pesan guru

kepada siswa tidak akan diterima dengan baik.

Komunikasi berdasarkan objeknya dibedakan menjadi komunikasi

verbal dan non verbal. Sejalan dengan pendapat Hastuti & Hidayati (2018),

menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah kemampuan

mempresentasikan apa yang telah dipelajari baik melalui lisan maupun

tulisan. Adapun berdasarkan sisi subjek komunikasi atau pelaku komunikasi

dibedakan menjadi 3 yaitu komunikasi yang dilakukan secara personal,

interpersonal dan media massa. Dalam pendidikan kemampuan komunikasi

merupakan salah satu keterampilan yang harus dicapai oleh siswa.

Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu life skill (kemampuan

hidup) yang dapat menunjang masa depannya (Sasmito, 2017).

Kemampuan komunikasi dalam proses pembelajaran salah satunya

adalah kemampuan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi.


19

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap

muka dan memungkinkan setiap pesertanya dapat menangkap reaksi orang

lain secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2007).

Bentuk khusus dari komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang hanya

melibatkan dua orang. Menurut Zuhara (2015) menyatakan bahwa

komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang paling efektif dalam

mengubah opini, sikap dan perilaku komunikan dibandingkan dengan bentuk-

bentuk komunikasi lainnya. Komunikasi interpersonal memiliki pola yang

menghubungkan antara komunikator dengan komunikan. Hal tersebut sesuai

dengan proses komunikasi antara guru dan siswa pada proses interaksi

pembelajaran yang dilakukan sehari-hari (Azeharie, 2015).

Tujuan komunikasi interpersonal sebagai mana dikemukakan oleh

Suranton yaitu: (1) mengungkapkan perhatian kepada orang lain; (2)

menemukan dunia luar; (3) menemukan diri sendiri; (4) membangun dan

memelihara hubungan yang harmonis; (5) mempengaruhi sikap dan tingkah

laku; (6) mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu; (7)

menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi; dan (8) memberikan

bantuan (konseling) (Londa, 2014). Apabila siswa tidak memiliki

kemampuan komunikasi interpersonal akibatnya siswa tersebut cenderung

menarik diri dan melakukan tindakan agresif, sulit menyesuaikan diri, mudah

marah, cenderung memaksakan kehendak, egois dan ingin menang sendiri

sehingga mudah terlibat dalam perselisihan (Zuhara, 2015).

Menurut Devito (1997) terdapat lima indikator dalam efektivitas

komunikasi interpersonal, yaitu sebagai berikut:


20

1) Keterbukaan. Dalam konteks ini, keterbukaan mengacu pada tiga aspek

yakni, pertama, terbuka pada orang yang diajaknya berinteraksi; kedua,

kesediaan komunikator untuk berinteraksi secara jujur terhadap stimulus

yang datang; ketga, perasaan dan pikiran yang dilontarkan berasal dari

diri sendiri dan bertanggung jawab atasnya. Dengan demikian,

keterbukaan memungkinkan dan memudahkan seseorang untuk

menerima pendapat atau gagasan orang lain serta belajar dari orang-orang

tersebut.

2) Empati, merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang

sedang dialami orang lain pada saat tertentu, dari sudut pandang orang

orang lain melalui kacamata orang lain. Dengan kata lain, empati

merupakan kemampuan seseorang menempatkan diri di posisi orang lain

akan sangat membantu terbentuknya saling pengertian dan akan

memperlancar proses komunikasi dan meningkatkan efektivitasnya.

3) Sikap mendukung, proses saling mendukung antara orang-orang yang

berkomunikasi mutlak diperlukan guna meningkatkan efektifitas

komunikasi itu. Sikap mendukung orang lain dapat dilakukan

memperlihatkan sikap deksriptif, spontanitas dan provisionalisme.

Kesediaan untuk mengubah sikap dan pendapat dapat mendorong sikap

mendukung.

4) Sikap positif. Bersikap positif baik ketika mengemukakan pendapat atau

gagasan yang bertentangan maupun gagasan yang mendukung karena

rasa positif itu sudah dengan sendirinya mendukung proses pelaksanaan

komunikasi yang efektif.


21

5) Kesetaraan. Di dalam komunikasi interpersonel harus ada pengakuan

bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Dengan kata lain,

setiap orang hendaklah menerima setiap anggota komunikasi yang setara

dan tidak ada tempat untuk suatu sikap, samar-samar, angkuh yang

bertentangan dengan maksud dan tujuan komunikasi tersebut.

2.1.3 Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada

seseorang yang melakukannya. Sejalan dengan pernyataan Sardiman yang

menyatakan bahwa belajar adalah berubah. Dalam hal ini, usaha untuk

mengubah tingkah laku sehingga belajar akan membawa suatu perubahan

pada individu-individu yang belajar (Sardiman, 2011).

Hasil belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu hasil dan belajar.

Hasil pada hakikatnya merupakan sesuatu yang diperoleh setelah melakukan

aktivitas sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan

perubahan pada individu, yaitu perubahan tingkah laku. Apabila perubahan

tingkah laku merupakan tujuan yang ingin dicapai dari aktivitas, maka

perubahan tingkah laku itulah yang menjadi salah satu indikator pedoman

untuk mengetahui tujuan individu atau siswa yang telah diperoleh di sekolah.

Berdasarkan uraian berikut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah ukuran keberhasilan siswa setelah menempuh kegiatan pembelajaran

di sekolah yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang disebut

tes hasil belajar (Ridwan, 2010)

Hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa yang

berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.hasil belajar


22

siswa dapat diketahui dengan melakukan pengukuran yang disebut dengan

pengukuran hasil belajar. Pengukuran hasil belajar merupakan suatu kegiatan

untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional yang dicapai siswa setelah

menempuh proses belajar mengajar.

Menurut Bloom hasil belajar mencakup tiga ranah kemampuan yaitu

kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan yang perlu diingat hasil belajar

merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya salah satu

aspek potensi kemampuan saja (Suprijono, 2016). Diantara ketiga ranah

tersebut, ranah kognitif yang paling banyak di nilai oleh guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi

pembelajaran (Sudjana, 2012). Ranah kognitif pada Taksonomi Bloom revisi

dibagi menjadi enam kategori yaitu, mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Gunawan, 2016). Menurut

Anderson dan Krathwohl (2001) keenam kategori tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut.

a. Mengingat (C1)

Mengingat merupakan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan kembali

pengetahuan dari ingatan atau memori yang telah berlalu, baik yang baru

didapatkan ataupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat meliputi

mengenali dan memanggil kembali berkaitan dengan pengetahuan yang

telah didapatkan secara cepat dan tepat.

b. Memahami/Mengerti (C2)

Memahami atau mengerti merupakan usaha membangun sebuah

pengertian dari berbagai sumber. Memahami/mengerti berkaitan dengan


23

aktivitas mengklasifikasikan dan membandingkan. Mengklasifikasikan

diawali dengan suatu informasi yang bersifat spesifik kemudian

ditemukan sebuah konsep dan prinsip yang lebih umum. Sedangkan

membandingkan merupakan identifikasi persamaan dan perbedaan dari

dua atau lebih objek.

c. Menerapkan (C3)

Menerapkan berkaitan dengan proses kognitif yang memanfaatkan suatu

prosedur yang berguna untuk melaksanakan percobaan dan

mengimplementasikannya.

d. Menganalisis (C4)

Menganalisis merupakan usaha untuk memecahkan permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan

yang menyebabkan permasalahan tersebut.

e. Mengevaluasi (C5)

Mengevaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberi penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Evaluasi meliputi mengecek

dan mengkritisi.

f. Mencipta (C6)

Mencipta mengarah pada proses kognitif yang mengarahkan siswa untuk

menghasilkan suatu produk baru yang berbeda dari sebelumnya.

Menciptakan berkaitan dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan

sebelumnya. Walaupun menciptakan mengarah pada proses berpikir

kreatif namun tidak secara keseluruhan berpengaruh pada kemampuan


24

siswa untuk menciptakan. Menggeneralisasikan dan memproduksi

merupakan bagian dari mencipta.

2.1.4 Kajian Materi Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi merupakan salah satu sistem dalam tubuh makhluk hidup.

Sistem ini berperan dalam mengeluarkan zat-zat sisa yang sudah tidak

diperlukan lagi oleh tubuh (Riandari, 2009). Pembuangan zat sisa dari dalam

tubuh terjadi pada berbagai proses, yaitu pengeluaran keringat, pengeluaran

urin, pengeluaran gas CO2 dan H2O, serta pengeluaran urea dan cairan

empedu. Apabila tidak dikeluarkan dari dalam tubuh, maka zat-zat tersebut

akan menjadi racun bagi tubuh. Fungsi dari proses ekskresi sendiri adalah

untuk menjadi kesetimbangan tubuh secara osmoregulasi (Zubaidah, 2014).

Sistem ekskresi pada manusia melibatkan organ-organ ekskresi antara lain

ginjal, paru-paru, kulit dan hari. Zat sisa yang dikeluarkan dari organ-organ

tersebut merupakan bahan sisa dari proses metabolisme.

Penggunaan kurikulum 2013 yang digunakan berdasarkan standar

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam materi sistem

ekskresi, dengan kompetensi dasar sebagai berikut:

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada

sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi

pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan,

percobaan, dan simulasi.

4.9 Menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber (studi literatur,

pengamatan, percobaan, dan simulasi) pengaruh pola hidup dan kelainan


25

pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem

ekskresi manusia dan teknologi terkait sistem ekskresi melalui berbagai

bentuk media informasi.

Materi sistem ekskresi dalam Biologi merupakan jenis materi

pembelajaran konsep. Materi pembelajaran konsep adalah semua yang

berbentuk pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil

pemikiran, meliputi definisi, pengertian, karakteristik, hakikat dan isi

(Nuroifah, 2015). Materi ekskresi memiliki tingkat kesukaran yang cukup

tinggi terlihat dari konsep, proses, gejala dan peristiwa yang berkaitan

didalamnya. Sejalan dengan penelitian Aprilianti (2013) menyatakan bahwa

materi sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh

siswa karena mencakup subbab yang cukup banyak. Materi ini akan sulit

dipahami apabila disampaikan dengan metode konvensional atau metode

langsung saja, sehingga diperlukan model dan metode yang dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan memotivasi siswa agar lebih memahami

materi, sehingga tidak mudah dilupakan apabila pembelajaran materi ini

selesai (Nuroifah, 2015).

2.1.5 Penelitian yang Relevan

Berikut beberapa hasil penelitian yang relevan dengan pengaruh model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer terhadap kemampuan

komunikasi dan hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian tersebut nantinya

akan digunakan sebagai pengembangan dari penelitian yang peneliti lakukan.

1. Muhammad Wajdi “Pengaruh Model Pembelajaran Giving Question and

Getting Answer terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Sirkulasi


26

Darah pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Makassar” bahwa

pembelajaran biologi pada konsep sistem sirkulasi darah dengan

menggunakan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan dapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif pembelajaran yang efektif yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

2. Elsa Sastra, Relsas Yogica, Rahmawati D Syamsurizal “Pengaruh Model

Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answer Bermuatan

Literasi Sains Terhadap Kompetensi Belajar Peserta Didik Pada Materi

Virus Di SMA Adabiah Padang” bahwa terdapat pengaruh positif

penerapan model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer

bermuatan literasi sains terhadap kompetensi belajar peserta didik pada

materi virus di SMA Adabiah Padang.

3. Mochammad Asis Alfian “Pengaruh Model Pembelajaran Giving

Question and Getting Answer terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematika Siswa Materi relasi dan Fungsi Kelas VII Di MTs

Darissulaimaniyyah Trenggalek” bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dalam penggunaan model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa materi

relasi dan fungsi kelas VIII.

4. Devi Fitria Susanti “Penerapan Model Pembelajaran Giving Question and

Getting Answer (GQGA) terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik pada

Materi Sistem Koordinasi di SMA Negeri 10 Palembang” bahwa

penerapan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer


27

pada materi sistem koordinasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi

belajar peserta didik. Nilai rata-rata motivasi belajar pada kelas

eksperimen yakni 81,99% dengan kategori sangat kuat sedangkan pada

kelas kontrol 62,81% dengan kategori cukup.

5. Rosmita Despiya “Pengaruh Model Pembelajaran Giving Question and

Getting Answer terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem

Ekskresi Kelas XI SMA Negeri 1 Luwu” dari hasil penelitian diketahui

dapat bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer dan

model pembelajaran lansung yaitu dengan memperoleh nilai rata-rata

0.125 > 0,104. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata

nilai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Giving Question and Getting Answer dan kelas kontrol yang dibelajarkan

dengan pembelajaran lansung.

2.2 Kerangka Berpikir

Pendidikan abad ke-21 tidak hanya fokus pada pengetahuan saja tetapi juga

keterampilan turut berperan pada proses pembelajaran. Salah satu keterampilan

yang harus dikuasai siswa yaitu keterampilan komunikasi. Keterampilan

komunikasi berperan penting dalam proses pembelajaran karena komunikasi

merupakan proses pertukaran informasi berupa materi pelajaran antara guru

dan siswa. Apabila siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik, maka

komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan efektif.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 2 Grabag

diketahui bahwa siswa belum maksimal dalam penguasaan keterampilan


28

komunikasi, hal ini terlihat beberapa siswa masih pasif dalam menjawab

pertanyaan dari guru, penggunaan Bahasa daerah seringkali digunakan selama

proses pembelajaran, kurangnya wawasan siswa akibat minat baca yang rendah

dan penggunaan model pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Sehingga,

menjadikan siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru dan tidak mampu menguasai materi pembelajaran. Hal tersebut

menyebabkan perolehan nilai hasil pembelajaran yang tidak mencapai KKM

atau hasil pembelajarannya belum maksimal.

Proses pembelajaran tidak akan berlangsung efektif dan efisien jika tidak

terdapat penerapan model pembelajaran yang sesuai. Terdapat model

pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam kelas,

yaitu Giving Question and Getting Answer. Model pembelajaran ini dapat

membentuk suasana belajar yang aktif, serta mendorong siswa untuk berani

menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Selain itu, guru dapat

mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah diajarkan. Model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer diterapkan dengan

memberikan kartu indeks dalam bentuk kartu tanya dan kartu jawab. Dengan

adanya tuntutan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan akan mendorong

dan membangkitkan semangat siswa untuk lebih memahami materi pelajaran,

kemudian dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa

dapat mencapai batas KKM.


29

Pendidikan abad 21 yang tidak hanya menekankan pada pengetahuan tetapi juga
keterampilan, salah satunya adalah keterampilan komunikasi

Pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 2


Grabag masih sering menggunakan pembelajaran
konvensional

Hasil belajar siswa belum maksimal Kurang cakapnya kemampuan


sehingga nilai tidak mencapai KKM komunikasi siswa dalam proses
pembelajaran

Penggunaan model pembelajaran


Giving Question and Getting Answer
pada materi sistem ekskresi

Kemampuan komunikasi dan


hasil belajar kognitif siswa
meningkat

Pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting


Answer terhadap kemampuan komunikasi dan hasil belajar
kognitif siswa pada materi ekskresi kelas XI SMA Negeri 2
Grabag

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


30

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting

Answer terhadap kemampuan komunikasi siswa pada materi sistem ekskresi

kelas XI SMA N 2 Grabag.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting

Answer terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem ekskresi

kelas XI SMA N 2 Grabag.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

adalah Quasi Eksperimen atau eksperimen semu. Quasi eksperimen merupakan

metode yang mempunyai kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2013).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonequivalent control group design. Desain penelitian ini melibatkan 2 kelas,

yaitu kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan penerapan

model pembelajaran Giving Question and Getting Answer, sedangkan kelas

kontrol adalah kelas yang diberikan model pembelajaran konvensional yaitu

model pembelajaran berbasis masalah.

Desain penelitian dijelaskan pada tabel berikut:


Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Treatment Posttest


Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 Y O4
(Sumber: Sugiyono, 2010)
Keterangan:
O1 : Pretest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen.
O2 : Posttest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen.
O3 : Pretest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol.
O4 : Posttest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol.
X : Treatment model pembelajaran Giving Question and Getting Answer.
Y : Treatment model pembelajaran konvensional.

31
32

Pada penelitian ini, kelas kontrol dan kelas eksperimen akan diberikan

tes dengan butir soal yang sama pada awal pembelajaran dan akhir

pembelajaran. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

pada materi sistem ekskresi. Treatment atau pemberian perlakuan kepada siswa

dilakukan pada kelas eksperimen melalui penerapan model pembelajaran

Giving Question and Getting Answer untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran tersebut terhadap kemampuan komunikasi dan hasil belajar

kognitif siswa. Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment atau

perlakuan, serta dalam proses pembelajaran dilakukan dengan model

pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran berbasis masalah.

Selanjutnya, akan dilakukan posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Posttest dilakukan dengan siswa mengerjakan soal mengenai sistem

ekskresi dan pengisian kuesioner tentang kemampuan komunikasi. Hal ini

bertujuan untuk melihat adanya perbedaan yang timbul akibat dilakukannya

treatment atau pemberian perlakuan. Dimana nantinya hasil yang didapat akan

dianalisis untuk diambil suatu kesimpulan.

3.2 Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Penulis

mengidentifikasi adanya dua variabel.

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut juga

dengan variabel penyebab (Arikunto, 2013). Pada penelitian ini yang


33

menjadi variabel bebas adalah penerapan model pembelajaran Giving

Question and Getting Answer. Model pembelajaran Giving Question and

Getting Answer merupakan model pembelajaran yang dikembangkan

untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran Giving

Question and Getting Answer digunakan sebagai variabel bebas untuk

mengukur kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar kognitif

siswa. Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

diterapkan pada kelas eksperimen.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain

(Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah.

1. Kemampuan komunikasi siswa

Komunikasi memiliki pengertian sebagai proses penyampaian

informasi dari pengirim kepada penerima informasi. Salah satu

proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran khususnya mata

pelajaran biologi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi

antarpribadi. Komunikasi interpersonal pada siswa dapat terbentuk

melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di sekolah,

terutama pada saat kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini

kemampuan komunikasi siswa menjadi salah satu variabel terikat


34

yang diukur berdasarkan penerapan model pembelajaran Giving

Question and Getting Answer.

2. Hasil belajar kognitif siswa

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang terjadi

setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar kognitif siswa

didefinisikan secara operasional sebagai skor perolehan siswa dari

hasil pretest dan posttest pada materi siswa ekskresi di kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

3.2.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel bebas terhadap terikat tidak dipengaruhi oleh

faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2013). Adapun sebagai variabel

kontrol dalam penelitian ini adalah.

1. Alokasi waktu

Waktu yang digunakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol

adalah 3 pertemuan dengan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2x45

menit).

2. Materi

Pokok materi yang dibahas pada penelitian adalah materi sistem

ekskresi baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan


35

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016). Populasi pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI MIPA

SMA Negeri 2 Grabag Tahun ajaran 2022/2023 yang terdiri atas 4 kelas.

Tabel 3. 2 Populasi siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Grabag

No Kelas Jumlah Siswa


1 XI MIPA 1 35
2 XI MIPA 2 33
3 XI MIPA 3 35
4 XI MIPA 4 34
Jumlah 137
(Sumber: SMA Negeri 2 Grabag)
3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Pengambilan sampel penelitian

dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pada teknik ini pemilihan

sampel penelitian dilakukan dimana peneliti mengandalkan sendiri dalam

memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2014).

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 yang berjumlah

35 siswa dan MIPA 2 yang berjumlah 33 siswa. Sehingga total sampel

adalah 68 siswa. Penentuan kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki masing-masing

kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan

kelas sampel dalam pemilihan ini adalah nilai rata-rata kelas yang ada pada

setiap kelas populasi.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat bantu yang digunakan dalam

proses pengumpulan data yang kemudian akan diolah. Menurut Arikunto

(2011) menyatakan bahwa instrumen penelitian harus memenuhi dua


36

persyaratan utama yaitu valid dan reliable. Pada penelitian ini instrument yang

digunakan akan menjelaskan keterlaksanaan model pembelajaran Giving

Question and Getting Answer. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

jenis instrumen penelitian yaitu instrumen perlakuan dan instrumen

pengukuran.

3.4.1 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Silabus

Silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi rencana

bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,

sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian

materi kurikulum dengan pertimbangan berdasarkan ciri dan

kebutuhan daerah setempat (Majid, 2008). Silabus yang digunakan

dalam penelitian ini adalah silabus kelas XI dengan fokus pokok

materi sistem ekskresi.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mempersiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran agar program yang menjadi tujuan dalam

pembelajaran dapat tercapai (Majid, 2008). RPP yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi RPP dengan penerapan model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer pada kelas

eksperimen dan RPP dengan model pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol.
37

3. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati objek yaitu tentang

perilaku siswa untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa.

Sebelum dilakukan penelitian instrumen akan divalidasi oleh ahli

untuk mengetahui keberhasilan atau ketepatan instrumen untuk

mengetahui kemampuan komunikasi siswa.

3.4.2 Instrumen Pengukuran

Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Lembar Tes (Pretest-Posttest)

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem

ekskresi. Pretest atau tes awal digunakan untuk mengukur

kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum

diberi perlakuan sedangkan posttest atau tes akhir diberikan setelah

selesai pembelajaran baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

Soal pretest dan posttest terdiri dari 50 butir soal pilihan ganda dengan

5 alternatif jawaban dan 1 jawaban benar. Soal tes disusun

menggunakan indikator Taksonomi Bloom revisi ranah kognitif

tingkat C1-C5.
38

2. Lembar Kuesioner atau Angket

Arikunto (2013), menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat

ukur atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaanya lebih mudah diolah. Angket adalah sejumlah

pertanyaan pribadi yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal lain yang

ingin diketahui. Sehingga instrumen berupa lembar angket digunakan

sebagai teknik pengumpulan data. Angket pada penelitian ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan

komunikasi siswa selama proses pembelajaran.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah.

1. Tes

Pengumpulan data menggunakan tes ini digunakan untuk mengukur hasil

belajar kognitif siswa terhadap materi yang diajarkan (materi sistem

ekskresi). Bentuk tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pretest dan

posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis tes yang digunakan

adalah soal multiple choice atau pilihan ganda. Peneliti menyediakan 50 soal

untuk di Expert Judgment terlebih dahulu sebelum diberikan kepada siswa,

masing-masing item soal pilihan ganda terdiri dari lima alternatif jawaban

dengan satu jawaban benar.

Sebelum soal diberikan kepada sampel, terlebih dahulu soal diujikan

pada siswa diluar kelas kontrol dan kelas eksperimen, uji tersebut dilakukan
39

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau

sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,

2015). Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa

jauh instrumen seberapa jauh instrumen penelitian mampu

mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya,

setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan

isi yang menjadi dasar penyusunan instrumen.

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan program IBM SPSS Statistic 25. Rumus yang digunakan dalam

uji validitas tersebut menggunakan korelasi product moment dengan

angka kasar. Suatu soal dikatakan valid apabila r hitung > rtabel dengan

menggunakan nilai signifikansi 5% atau 0,05, jika r hitung < rtabel maka soal

tersebut dapat dikatakan tidak valid dengan nilai signifikansi 5% atau

0,05.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau tingkat kepercayaan terhadap tes.

Reliabilitas memberitahukan suatu arti bahwa perangkat cukup diyakini

dipakai sebagai alat mengumpulkan data, karena perangkat itu telah

bagus dalam mendekati indeks reliabilitas tes yang dipakai. Suatu


40

instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat dipakai

dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil

pengukuran yang relatif konstan (Arikunto, 2015). Uji reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach

dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 25.

Adapun klasifikasi tingkat reliabilitas instrumen item soal sebagai


berikut.
Tabel 3. 3 Klasifikasi Uji Reliabilitas

No Interval Koefisien Reliabilitas Tingkat Hubungan


1 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,60 – 0,80 Tinggi
3 0,40 – 0,60 Sedang
4 0,20 – 0,40 Rendah
5 00 – 0,20 Tidak Reliabel
(Sumber: Arikunto, 2015)
Menurut Arikunto (2006), keputusan uji reliabilitas ditentukan

dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika nilai Cronbach Alpha > 0.60, maka reliabel

b) Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0.60, maka tidak reliabel

c. Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,

disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya

keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Artinya soal dengan

kategori mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat

kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antara penjawab benar dan

banyaknya penjawab item. Menurut Arikunto (2013) untuk menentukan

taraf kesukaran digunakan rumus.

B
P=
Js
41

Keterangan:
P : Proporsi menjawab soal benar atau tingkat kesukaran
B : Banyak peserta menjawab benar
Js : Jumlah siswa peserta tes
Tabel 3. 4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Kategori


1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,31 – 0,70 Sedang
3 0,71 – 1,00 Mudah
(Sumber: Arikunto, 2013)
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang

diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar

indeks yang diperoleh, maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria

indeks soal itu adalah sebagai berikut.

d. Daya Pembeda

Daya Pembeda dari butir soal merupakan kemampuan butir soal tersebut

membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, kemampuan

sedang, dan kemampuan rendah (Lestari & Yudhanegara, 2017). Untuk

menentukan daya pembeda soal (D) terlebih dahulu skor dari peserta tes

diurutkan dari skor tertinggi sampai terendah. Setelah itu diambil 27%

skor terbawah sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah

sebagai kelompok bawah (JB). Menurut Arikunto (2013) rumus untuk

menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut.

BA BB
DP= - =PA - PB
JA JB

Keterangan:
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah


42

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

PA : Tingkat kesukaran pada kelompok atas

PB : Tingkat kesukaran pada kelompok bawah

Tabel 3. 5 Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal

No Klasifikasi Indeks Daya Beda Kategori


1 Tanda Negatif Sangat Buruk
2 < 0,2 Jelek
3 0,2 – 0,4 Sedang
4 0,4 – 0,7 Baik
5 0,7 – 1 Sangat Baik
(Sumber: Arikunto, 2013)
2. Angket

Angket digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi siswa

terhadap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

dan model pembelajaran konvensional. Angket yang diberikan berupa

angket ceklis dengan daftar pertanyaan terkait dengan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa. Angket terdiri dari 20 butir soal yang

memenuhi lima indikator kemampuan komunikasi siswa menurut

Kumar (2000). Rentang skor yang digunakan dalam angket berdasarkan

skala likert menggunakan lima pilihan (skala lima), dengan kategori

skor sebagai berikut.

Tabel 3. 6 Tabel Skala Likert

No Pilihan jawaban Skor


1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-Ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
(Sumber: Sugiyono, 2013)
43

Data angket skala likert akan dianalisis dengan cara deskriptif.

Angket akan diberikan sesudah perlakuan yang kemudian akan

dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a) Menentukan total skor maksimal.

Total skor maksimal = jumlah butir pertanyaan x skor maksimal

b) Menentukan skor total dengan menjumlahkan skor masing-masing

responden.

c) Menentukan presentase, dengan cara berikut:

skor yang diperoleh


Presentase = x 100
skor maksimal

d) Mengkategorikan hasil presentase berdasarkan kriteria berikut.

Tabel 3. 7 Kriteria Presentase

No Interval Kriteria
1 81% - 100% Sangat baik
2 61% - 80% Baik
3 41 % - 60% Cukup baik
4 21% - 40% Kurang baik
5 0% - 20% Tidak baik
(Sumber: Arikunto, 2013)

Selanjutnya data angket dilakukan analisis secara statistik dengan

menggunakan Standar Baku Ideal (SBI) dan dikategorikan berdasarkan

standar deviasi penilaian. Perhitungan analisis Standar Baku Ideal

dilakukan dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2019. Berikut

merupakan tabel kriteria kelayakan instrumen.

Tabel 3. 8 Kriteria Kelayakan Instrumen

No Interval Kriteria
1 3.25<M≤4.00 Sangat baik
2 2.50<M≤3.25 Baik
3 1.75<M≤2.50 Cukup baik
4 0.00<M≤1.75 Tidak baik
(Sumber: Widoyoko, 2016)
44

Keterangan:

M = rata-rata skor pada aspek yang dinilai

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan sintak dalam proses

kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal tersebut terjadi karena observasi

merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara

sistematis terhadap fenomena yang akan diteliti. Fokus penelitian ini adalah

kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar kognitif siswa.

Hasil observasi dari penelitian yang telah dilakukan kemudian

dihitung persentase keterlaksanaan pembelajarannya. Proses perhitungan

persentase keterlaksanaan dapat dilakukan manual maupun dengan bantuan

Microsoft Excel 2019. Hasil yang diperoleh akan dikonversi dalam kriteria

kualitatif menggunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3. 9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

No Persentase keterlaksanaan Kriteria


Pembelajaran
1 K ≥ 90% Sangat baik
2 80% ≤ K < 90% Baik
3 70% ≤ K < 80% Cukup
4 60% ≤ K < 70% Kurang
5 K < 50% Sangat Kurang
Sumber (Sudjana dan Rivai, 2005)
3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis penelitian dengan

mendeskripsikannya tanpa masuk untuk membuat kesimpulan (Sugiyono,

2016). Dalam statistik deskriptif terdapat beberapa parameter, yaitu tabel,

grafik, diagram, perhitungan modus, perhitungan mean, perhitungan median,


45

serta perhitungan penyebaran data dengan cara menghitung rata-rata data,

standar deviasi data dan persentase (Nuryadi, dkk., 2017)

Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada

dengan mendeskripsikan hasil pengolahan data berupa hasil belajar kognitif

siswa dan kemampuan komunikasi siswa pada kelas kontrol maupun pada

kelas eksperimen. Dalam pengolahan data menggunakan statistik deskriptif

perlu melewati beberapa langkah yaitu menentukan jangkauan data,

menentukan jumlah kelas interval data, menghitung panjang kelas interval

data, menghitung rata-rata data, serta menghitung standar deviasi data.

3.6.2 Statistik Inferensial

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk prasyarat melakukan analisis data

bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi masing-masing

variabel penelitian, apakah variabel tersebut memiliki distribusi

normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji

Kolmogorov-Smirnov test dengan menggunakan IBM SPSS Statistics

25. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov test, jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka data yang diuji

berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya jika signifikansi (sig) <

0,05, maka data yang diuji berdistribusi tidak normal. Jika hasil

berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji


46

paired t test, namun apabila data berdistribusi tidak normal maka

dilakukan uji dengan non parametric Mann-Whitney.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua data

tersebut mempunyai varian yang homogen atau tidak. Dalam

penelitian ini uji homogenitas menggunakan Levene Statistic dengan

menggunakan IBM SPSS Statistics 25.

Uji homogenitas ini nantinya akan menentukan jenis

pengujian pada uji hipotesis. Hasil uji homogenitas dapat dilakukan

dengan membandingkan nilai signifikansi pada signifikansi pada sig

table test homogeneity of variance. Dengan taraf signifikansi 5% atau

0,005 dengan ketentuan jika taraf signifikansi > 𝛼 maka data bersifat

homogen/sama, namun jika taraf signifikansi < 𝛼, maka data tidak

sama dan memiliki perbedaan yang signifikan.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang

diterapkan, ketika data berdistribusi normal dan homogen maka dapat

dilanjutkan dengan uji independent sample t test. Apabila dalam uji

prasyarat analisis data yang dihasilkan tidak normal dan homogen maka

dalam uji hipotesis menggunakan uji Mann Whitney u Test. Analisis

dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS dengan taraf signifikansi

0,05.
47

Uji hipotesis dengan analisis statistik ini, menggunakan kriteria

pengujian, yakni jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis terima

namun jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka hipotesis akan ditolak.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

1) Pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

terhadap kemampuan komunikasi siswa

H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi siswa antara

model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

dengan model pembelajaran konvensional.

H1 = Terdapat pengaruh perbedaan kemampuan komunikasi siswa

antara model pembelajaran Giving Question and Getting

Answer dengan model pembelajaran konvensional.

2) Pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

terhadap hasil belajar kognitif siswa

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa antara

model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

dengan model pembelajaran konvensional.

H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa antara model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer dengan

model pembelajaran konvensional.

3. Uji N-Gain

Uji N-Gain (Normalized Gain) digunakan untuk mengetahui efektivitas

penggunaan suatu perlakuan tertentu dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian ini Uji N-Gain dilakukan dengan cara menghitung selisih nilai
48

posttest dan pretest yang dilakukan dalam penelitian dengan

menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 25, dengan pendekatan

statistik berikut ini:

a. Menghitung tiap lembar jawaban tes peserta didik berdasarkan

jawaban yang benar.

b. Menghitung skor mentah setiap jawaban pretest dan posttest.

c. Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai

rata-rata posttest secara keseluruhan, menggunakan rumus:

nilai posttest-nilai pretest


N-Gain=
nilai maks-nilai pretest

Interpretasi nilai N-gain dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut :


Tabel 3. 10 Interpretasi nilai N-gain

Nilai N-gain Interpretasi


G ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ 𝐺 < 0,7 Sedang
G ≥ 0,3 Rendah
(Sumber: Hake, 1999)
Berdasarkan ketentuan tersebut diketahui bahwa semakin tinggi nilai N-

Gain yang dihasilkan maka semakin tinggi juga tingkat keefektifan suatu

perlakuan yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Amala, H. A. (2019). Virtual Field Trip dan Penggunaannya sebagai Fasilitator


dalam Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Abad ke-21 Siswa.
Assimilation: Indonesian Journal of Biology Education, 2(1), 29-34.

Amrianti, Y. S. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Giving


Question and Getting Answer (GQGA) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Islam Ar-Raafi’. Journal
Pendidikan Matematika, 3(1), 36-41.

Anjasari, P. (2013). Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (Implementasi


Kurikulum 2013). Yogyakarta: FMIPA.

Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik Edisi Revisi.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik Edisi Revisi.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Arends, R. I. (2007). Learning to Teach: Belajar Untuk Mengajar (Ed. 7 Jilid


1) Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Awaliyah, N. N. (2022). Pengaruh Strategi Pembelajaran Giving Question And


Getting Answer (Gqga) Melalui Video Conference Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Konsep Jamur Di SMAN 6 Garut. Jurnal Life
Science: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, 4(1).

Ayuningsih, N. P. ( 2020). Pengaruh Model Pembelajaran Giving WQestion


and Getting Answer Terhadap Kecerdasan Logis Matematis. Jurnal
Pendidikan Matematika, 11(1), 134-142.

Azeharie, S. &. (2015). Pola Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Siswa
di Panti Sosial Taman Penitipan Anak “Melati” Bengkulu. Jurnal
Pekommas, 18(3), 213-224.

Bokimnasi, E. S., Uki, N. M., & Bire, M. O. H. (2021). Penerapan model


pembelajaran group investigation terhadap aktivitas dan prestasi belajar
siswa materi sistem ekskresi pada manusia. Bioma: Jurnal Ilmiah
Biologi, 10(1), 102-112.

49
50

Chasanah, A. S. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Giving


Questions and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA N Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi,
4(3).

Chung, Y., Yoo, J., Kim, S.-W., Lee, H., & Zeidler, D. L. (2014). Enhancing
Student Communication Skills In The Science Classroom Through
Socioscientific Issues. International Journal of Science and
Mathematics Education, 1–27.

Devito, J., A. (1997). Komunikasi Antar Manusia (edisi ke-5). Jakarta:


Profesional Books

Dwi, Y. (2018). Model Giving Question and Getting Answer untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Didictical
Mathematics. Majalengka: Universitas Majalengka, 1.(1).

Firanda, E., & Widayati, A. (2012). Metode Aktif Learning dengan Teknik
Learning Start With A Question Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa
pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Social 1 SMA Negeri 7
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, X(2).

Fitriyah, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Hypermedia terhadap Hasil Belajar


Siswa pada Konsep Sistem Eksresi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN, Jakarta.

Gunawan, I. &. (2016). Taksonomi Bloom–Revisi Ranah Kognitif: Kerangka


Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. Premiere
educandum: jurnal pendidikan dasar dan pembelajaran, 2(02).

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. Indiana: Indiana University

Hastuti, E. S., & Hidayati, H. (2018). Pengaruh penggunaan metode


eksperimen ditinjau terhadap hasil belajar IPA dari kemampuan
komunikasi. Natural: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 5(1), 25-31.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, A. (2018). Model Pembelajaran Desain Grafis. UNP PRESS.

Iriantara, Y. (2014). Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Simbiosa Rekatama


Media.

Jayadi, A. P. (2020). Identifikasi pembekalan keterampilan abad 21 pada aspek


keterampilan pemecahan masalah siswa sma kota bengkulu dalam mata
pelajaran fisika. Jurnal Kumparan Fisika, 3(1 April), 25-32.

Lafiani, P. Y. (2022). Kemampuan Komunikasi Sains Siswa Dalam


Mendiskusikan Hasil Kegiatan Suatu Masalah Atau Peristiwa Pada
51

Pembelajaran Biologi Di SMA Negeri 3 Tanjungpinang. Student


Online Journal (SOJ) UMRAH-Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3(1),
547-552.

Lestari, K., E. & Yudhanegara, M., R. (2015). Penelitian Pendidikan


Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.lestar

Lissa, L. (2017). Penggunaan Metode Giving Questions and Getting Answer


terhadap Keaktifan Belajar Siswa SMA. Bioeduscience, 1(1), 11-18.

Londa, B. N. (2014). Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dalam


Meningkatkan Kesuksesan Sparkle Organizer. ACTA DIURNA
KOMUNIKASI, 3(1).

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muamar, R. M. (2019). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa pada


Pelajaran Biologi di Kelas X IPA 1 SMA Negeri 2 Peusangan. Jurnal
Pendidikan Sains dan Humaniora, 7(2337-8085), 158-164.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Ningsih, D. A. P., Legowo, E., & Hidayat, R. R. (2017). Peningkatan


Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa sebagai Fungsi dari Teknik
Instruksi Diri. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(3), 86-96.

Nuroifah, N. &. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi


Android Materi Sistem Ekskresi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Dawarblandong Mojokerto. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan,
1(1), 1-10.

Nuryadi, N., Astuti, T. D., Sri Utami, E., & Budiantara, M. (2017). Dasar-
Dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media

Olson, S. & Loucks-Horsley, S. (2013). Inkuiri dan Standar-standar


Pendidikan Sains Nasional, Sebuah Panduan Untuk Pengajaran dan
Pembelajaran (Terjemahan Ismunandar, Eka Danti Agustiani dan Dewi
Ratih Fuji Astuti). Bandung: SEAMEO QITEP in Science

Pal, N., Halder, S., & Guha, A. (2016). Study on communication barriers in the
classroom. Journal of Communication and Media Technologies, 6(1),
103–118.

Puspitasari, A. (2017). Menumbuhkan bahasa Indonesia yang baik dan benar


dalam pendidikan dan pengajaran. Tamaddun, 16(2), 81-87.
52

Putri, D. H. ( 2022). Pelatihan Penerapan Model Blended Learning Pada


Pembelajaran Fisika Di SMAN 3 Bengkulu Utara. DIKDIMAS: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 1-4.

Riandari, H. (2009). Theory And Aplication Of Biology. Solo : Tiga Serangkai.

Ridwan. (2010). Efektifitas Pembelajaran yang Mengacu pada Style of


Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi
Kelas XI SMAN 1 Bajo Kecamatan Bajo Kabupaten Lawo. Makassar:
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin.

Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Grafindo


Persada.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


Pers.

Sarwanto. (2016). Peran Komunikasi Ilmiah Dalam Pembelajaran IPA.


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS).

Sasmito, A. S. (2017). Analisis Asesmen dalam Bahan Ajar Biologi terhadap


Potensi Pemberdayaan Kemampuan Berkomunikasi Siswa kelas. PSEJ
(Pancasakti Science Education Journal), 2(2), 104-113.

Sasongko, R. N. (2016). Desain Inovasi Manajemen Sekolah. Jakarta: Shany


Publisher.

Sofian, M. (2019). Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Ibnu Khaldun


Dan Relevansinya Terhadap UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 311-330.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran (Penggunaan dan


Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.


53

Suwatno, M. A., & Santosa, B. (2018). Meningkatkan Keterampilan


Komunikasi Lisan Melalui Metode Storytelling. Manajerial, 3(4), 110–
123.

Syafaruddin, S. S. ( 2019). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling: Telaah


Konsep, Teori dan Praktik. Medan: Perdana Publishing.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Urwani, A. N. (2018). Analisis keterampilan komunikasi pada pembelajaran


biologi sekolah menengah atas. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(2),
181-190.

Wajdi, M. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Giving Question And


Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Biologi. SAINTIFIK, 7(2),
118-125.

Widoyoko, E. (2016). Evaluasi Program Pembelajaran. Pustaka Pelajar

Wijaya, E. Y. (2016). Transformasi pendidikan abad 21 sebagai tuntutan


pengembangan sumber daya manusia di era global. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 26, pp. 263-278.

Witanto, J. (2018). Minat baca yang sangat rendah. Publikasi. Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.

Yanti, L. (2020). Pengaruh Penggunaan Strategi Giving Question and Getting


Answer pada Pembelajaran Daring Biologi Via Whatsaap. ALVEOLI:
Jurnal Pendidikan Biologi, 1(2), 101-108.

Yunus, M. &. ( 2013). Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Giving


Question and Getting Answers Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Bajeng (Studi Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa
dan Persamaan Reaksi). Chemica: Jurnal Ilmiah Kima dan Pendidikan
Kimia, 14(1), 20-26.

Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S. A. (2008). Strategi pembelajaran


aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 89, 2008.

Zubaidah, S. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud.

Zuhara, E. (2015). Efektivitas teknik sosiodrama untuk meningkatkan


komunikasi interpersonal siswa (penelitian kuasi eksperimen kelas X di
SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran
2013/2014). JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 1(1),
80-89.
LAMPIRAN

54
55

Lampiran 1 Silabus
SILABUS
Sekolah : SMA Negeri 2 Grabag
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Genap
Kompetensi Inti :

• KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara
efektif sesuai dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
• KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
• KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan
kaidah keilmuwan.
Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Sumber
Dasar Pokok Waktu Belajar
3.9 • Menjelaskan Struktur dan • Mengamati torso dan Pengetahuan : 6x45 • Buku
Menganalisis pengertian fungsi sel gambar mengenai struktur Soal pretest menit Biologi
hubungan antara pada sistem berbagai organ ekskresi, dan posttest
56

struktur jaringan sistem ekskresi ekskresi letak dan fungsinya XI,


penyusun organ secara umum manusia. melalui kegiatan Erlangga
pada sistem • Menjelaskan • Proses demonstrasi kelas. • Buku
ekskresi dan struktur dan ekskresi • Menanya mengapa ada Biologi
mengaitkannya fungsi organ pada berbagai organ yang XI, Tiga
dengan sistem ekskresi mansuia berfungsi mengeluarkan Serangkai
bioprosesnya pada manusia • Kelainan zat sisa proses dalam • Internet
sehingga dapat • Menjelaskan dan tubuh?
menjelaskan proses ekskresi penyakit • Organ apa saja yang
mekanisme serta pada manusia yang menyusun sistem ekskresi
gangguan fungsi • Mengidentifikasi terjadi dan bagaimana proses
yang mungkin gangguan fungsi pengeluarannya?
terjadi pada sistem ekskresi • Mengakaji literatur untuk
sistem ekskresi pada manusia menemukan fungsi dan
manusia melalui • Menjelaskan proses alat-alat ekskresi
studi literatur, teknologi yang manusia.
pengamatan, berkaitan dengan • Melakukan kajian literatur
percobaan, dan kesehatan sistem untuk menemukan proses
simulasi. ekskresi pengeluatan siswa
metabolisme, seperti
urine, bilirubin dan
biliverdin, CO2 dan H2O
(uap air) pada berbagain
organ ekskresi melalui
kerja kelompok.
• Mengamati nefron
melalui gambar untuk
memahami struktur ginal
dan mengaitkan fungsinya
57

dalam proses
pembentukan urine.
• Mengamati alveolus dan
penampang melintang
kulit untuk melihat
struktur organ ekskresi
dan mengaitkan
fungsinya.
• Mengumpulkan informasi
tentang kelainan pada
sistem ekskresi pada dari
berbagai sumber.
• Menjelaskan proses
dialisis darah.
• Menyimpulkan struktur
dan fungsi sel-sel
penyusun jaringan pada
organ ekskresi dan
mengaitkan dengan
fungsinya.
• Mengaitkan bahwa
teknologi cuci darah mirip
dengan fungsi ginjal
sebagai penyaring zat-zat
sisa bioproses pada tubuh.
• Menjelaskan secara lisan
struktur sel penyusun
jaringan pada berbagai
organ ekskresi pada
manusia dan
58

mengaitkannya dengan
fungsinya.
• Membuat bagan alur
struktur jaringan ginjal
sampai dnegan vesika
urinaria atau kantong
kemih dan menjelaskan
proses pembentukan
urine.
• Menjelaskan proses
ekskresi pada hati, kulit,
dan paru-paru.
59

Lampiran 2 RPP Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA N 2 Grabag


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI MIPA/Genap
Materi : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 6X 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuwan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis hubungan antara 3.9.1 Menjelaskan pengertian
struktur jaringan penyusun sistem ekskresi secara umum
organ pada sistem ekskresi dan 3.9.2 Menjelaskan struktur dan
mengaitkannya dengan fungsi organ sistem ekskresi
bioprosesnya sehingga dapat pada manusia
menjelaskan mekanisme serta 3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi
gangguan fungsi yang mungkin pada manusia
terjadi pada sistem ekskresi
60

manusia melalui studi literatur, 3.9.4 Mengidentifikasi gangguan


pengamatan, percobaan, dan fungsi sistem ekskresi pada
simulasi. manusia
3.9.5 Menjelaskan teknologi yang
berkaitan dengan kesehatan
sistem ekskresi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi secara umuum pada manusia
2. Menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Menjelaskan fungsi-fungsi organ sistem ekskresi pada manusia
4. Menyebutkan struktur dari organ ginjal, paru-paru, hati dan kulit
5. Menjelaskan proses ekskresi pada organ ginjal, paru-paru, hati, dan kulit
6. Menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
7. Menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
8. Menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian sistem ekskresi
2. Organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Proses ekskresi yang terjadi pada manusia
4. Gangguan-gangguan fungsi sistem eskresi pada manusia
5. Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
3. Model pembelajaran : Giving Question and Getting Answer
F. Media Pembelajaran
1. Media dan Alat Ajar : Laptop, LCD, Spidol, Penghapus dan Papan
Tulis
2. Bahan Ajar : Buku Paket, LKS
G. Sumber Belajar
1. Irnaningtyas. 2014. Biologi Untuk SMA kelas XI kurikulum 2013 yang
Disempurnakan Peminatan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Edisi Revisi. Jakarta : Erlangga
61

2. Internet
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 5 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memeriksa kehadiran peserta didik, dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran.
Apersepsi 5 menit
Mengaitkan materi/tema yang akan dipelajari
dengan peristiwa yang telah diketahui siswa dari
materi/tema sebelumnya. Siswa diberi pertanyaan
pengenalan mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu “Sistem Ekskresi”.
Pemberi acuan 5 menit
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, serta tujuan pembelajaran mengenai topik
yang akan diajarkan. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti Guru memberikan tes awal (pretest) untuk 60
mengukur kemampuan awal siswa. menit
Guru menjelaskan secara singkat materi yang
dipelajari yang meliputi pengertian sistem
ekskresi dan organ-organ pada sistem ekskresi.
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 4-
5 orang dalam satu kelompok.
Guru membagikan dua potongan kertas kepada
peserta didik. (sintaks model)
Guru membagikan LKPD untuk masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan
LKPD dan salah satu anggota kelompok untuk
mempersentasikan hasil pekerjaan didepan kelas
Guru meminta siswa untuk melengkapi
pertanyaan yang ada pada kertas 1 dan kertas 2:
Kertas 1 (bertanya): saya masih belum paham
tentang….
Kertas 2 (menjawab): saya dapat menjelaskan
tentang…
(sintaks model)
Guru meminta masing-masing kelompok memilih
pertanyaan yang ada pada (kertas 1) untuk
diberikan kekelompok lain dan juga materi yang
dapat mereka jelaskan (kertas 2) yang
62

dipresentasikan oleh salah satu anggota kelompok


di depan kelas.
Kegiatan Guru meruluskan jika ada miskonsepsi yang 15
Penutup dialami siswa pada saat pembelajaran menit
Guru meminta anggota kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusinya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan
menginformasikan materi selanjutnya.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2 (2x45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 5 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memeriksa kehadiran peserta didik, dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran.
Apersepsi 5 menit
Mengaitkan materi/tema yang akan dipelajari
dengan peristiwa yang telah diketahui siswa dari
materi/tema sebelumnya. Siswa diberi pertanyaan
pengenalan mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu “Sistem Ekskresi”.
Pemberi acuan 5 menit
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, serta tujuan pembelajaran mengenai topik
yang akan diajarkan. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti Guru menjelaskan secara singkat materi yang 60
dipelajari yang meliputi proses ekskresi pada menit
manusia.
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 4-
5 orang dalam satu kelompok.
Guru membagikan dua potongan kertas kepada
peserta didik. (sintaks model)
Guru membagikan LKPD untuk masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan
LKPD dan salah satu anggota kelompok untuk
mempersentasikan hasil pekerjaan didepan kelas
Guru meminta siswa untuk melengkapi
pertanyaan yang ada pada kertas 1 dan kertas 2:
Kertas 1 (bertanya): saya masih belum paham
tentang….
Kertas 2 (menjawab): saya dapat menjelaskan
tentang…
(sintaks model)
63

Guru meminta masing-masing kelompok memilih


pertanyaan yang ada pada (kertas 1) untuk
diberikan kekelompok lain dan juga materi yang
dapat mereka jelaskan (kertas 2) yang
dipresentasikan oleh salah satu anggota kelompok
di depan kelas.
Kegiatan Guru meruluskan jika ada miskonsepsi yang 15
Penutup dialami siswa pada saat pembelajaran menit
Guru meminta anggota kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusinya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan
menginformasikan materi selanjutnya.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 3 (2x45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 5 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memeriksa kehadiran peserta didik, dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran.
Apersepsi 5 menit
Mengaitkan materi/tema yang akan dipelajari
dengan peristiwa yang telah diketahui siswa dari
materi/tema sebelumnya. Siswa diberi pertanyaan
pengenalan mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu “Sistem Ekskresi”.
Pemberi acuan 5 menit
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, serta tujuan pembelajaran mengenai topik
yang akan diajarkan. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti Guru menjelaskan secara singkat materi yang 30
dipelajari yang meliputi gangguan fungsi sistem menit
eskresi pada manusia dan teknologi yang
berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi.
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 4-
5 orang dalam satu kelompok.
Guru membagikan dua potongan kertas kepada
peserta didik. (sintaks model)
Guru meminta siswa untuk melengkapi
pertanyaan yang ada pada kertas 1 dan kertas 2:
Kertas 1 (bertanya): saya masih belum paham
tentang….
Kertas 2 (menjawab): saya dapat menjelaskan
tentang…
(sintaks model)
64

Guru meminta masing-masing kelompok memilih


pertanyaan yang ada pada (kertas 1) untuk
diberikan kekelompok lain dan juga materi yang
dapat mereka jelaskan (kertas 2) yang
dipresentasikan oleh salah satu anggota kelompok
di depan kelas.
Guru memberikan angket dan posttest kepada 30
siswa menit
Kegiatan Guru meruluskan jika ada miskonsepsi yang 15
Penutup dialami siswa pada saat pembelajaran menit
Guru meminta anggota kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusinya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan
menginformasikan materi selanjutnya.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
I. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap : Observasi melalui keaktifan siswa dalam kegiatan
diskusi.
2. Pengetahuan : Posttest tertulis
3. Keterampilan : Unjuk kerja/ praktik melalui hasil penugasan yang
dikumpulkan.

Grabag, Januari 2023

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Erma Udkhiyati, S.Pd Rezti Dwi Oktaviani


NIP. 197401141998012002
65

Lampiran 3 RPP Model Pembelajaran Konvensional


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA N 2 Grabag


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI MIPA/Genap
Materi : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 6X 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuwan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
1.9 Menganalisis hubungan antara 1.9.1 Menjelaskan pengertian
struktur jaringan penyusun sistem ekskresi secara umum
organ pada sistem ekskresi dan 1.9.2 Menjelaskan struktur dan
mengaitkannya dengan fungsi organ sistem ekskresi
bioprosesnya sehingga dapat pada manusia
menjelaskan mekanisme serta 1.9.3 Menjelaskan proses ekskresi
gangguan fungsi yang mungkin pada manusia
terjadi pada sistem ekskresi
manusia melalui studi literatur,
66

pengamatan, percobaan, dan 1.9.4 Mengidentifikasi gangguan


simulasi. fungsi sistem ekskresi pada
manusia
1.9.5 Menjelaskan teknologi yang
berkaitan dengan kesehatan
sistem ekskresi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi secara umuum pada manusia
2. Menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Menjelaskan fungsi-fungsi organ sistem ekskresi pada manusia
4. Menyebutkan struktur dari organ ginjal, paru-paru, hati dan kulit
5. Menjelaskan proses ekskresi pada organ ginjal, paru-paru, hati, dan kulit
6. Menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
7. Menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
8. Menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian sistem ekskresi
2. Organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Proses ekskresi yang terjadi pada manusia
4. Gangguan-gangguan fungsi sistem eskresi pada manusia
5. Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
3. Model pembelajaran : Konvensional
F. Media Pembelajaran
1. Media dan Alat Ajar : Laptop, LCD, Spidol, Penghapus dan Papan
Tulis
2. Bahan Ajar : Buku Paket, LKS
G. Sumber Belajar
1. Irnaningtyas. 2014. Biologi Untuk SMA kelas XI kurikulum 2013 yang
Disempurnakan Peminatan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Edisi Revisi. Jakarta : Erlangga
67

2. Internet
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 5 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memeriksa kehadiran peserta didik, dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran.
Apersepsi 5 menit
Mengaitkan materi/tema yang akan dipelajari
dengan peristiwa yang telah diketahui siswa dari
materi/tema sebelumnya. Siswa diberi pertanyaan
pengenalan mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu “Sistem Ekskresi”.
Pemberi acuan 5 menit
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, serta tujuan pembelajaran mengenai topik
yang akan diajarkan. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti Guru memberikan tes awal (prettest) untuk 60
mengukur kemampuan awal siswa. menit
Orientasi terhadap masalah
Guru menjelaskan tentang sistem ekskresi
meliputi pengertian sistem ekskresi dan organ-
organ pada sistem ekskresi menggunakan media
yang ada, siswa memperhatikan penjelasan guru
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 4-
5 orang dalam satu kelompok
Guru membagikan LKPD untuk masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan masing-masing kelompok
berdiskusi dengan teman kelompoknya masing-
masing mengenai permasalahan yang ada di
LKPD
Mengorganisasikan peserta didik
Guru mengarahkan siswa untuk menentukan
hipotesis dari rumusan masalah yang telah
ditentukan
Guru meminta peserta didik mencari jawaban dari
rumusan masalah dari berbagai sumber
(referensi)
Guru meminta peserta didik menjawab bahan
diskusi kelompok secara bersama-sama sesuai
dengan kelompoknya
Membimbing dan menyelidiki masalah
68

Guru membimbing peserta didik untuk


mengerjakan LKPD dengan benar
Mengembangkan dan menyajikan hasil
Guru menyuruh setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas
dan kelompok lain memberi pertanyaan
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru mengevaluasi dan memberikan penjelasan
materi yang telah dipelajari
Kegiatan Guru meminta anggota kelompok untuk 15
Penutup mengumpulkan hasil diskusinya. menit
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan
menginformasikan materi selanjutnya.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2 (2x45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 5 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memeriksa kehadiran peserta didik, dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran.
Apersepsi 5 menit
Mengaitkan materi/tema yang akan dipelajari
dengan peristiwa yang telah diketahui siswa dari
materi/tema sebelumnya. Siswa diberi pertanyaan
pengenalan mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu “Sistem Ekskresi”.
Pemberi acuan 5 menit
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, serta tujuan pembelajaran mengenai topik
yang akan diajarkan. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti Orientasi terhadap masalah 60
Guru menjelaskan tentang sistem ekskresi menit
meliputi proses ekskresi pada manusia.
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 4-
5 orang dalam satu kelompok.
Guru membagikan LKPD untuk masing-masing
kelompok.
Guru mengarahkan masing-masing kelompok
berdiskusi dengan teman kelompoknya masing-
masing mengenai permasalahan yang ada di
LKPD.
Mengorganisasikan peserta didik
69

Guru mengarahkan siswa untuk menentukan


hipotesis dari rumusan masalah yang telah
ditentukan.
Guru meminta peserta didik mencari jawaban dari
rumusan masalah dari berbagai sumber
(referensi).
Guru meminta peserta didik menjawab bahan
diskusi kelompok secara bersama-sama sesuai
dengan kelompoknya.
Membimbing dan menyelidiki masalah
Guru membimbing peserta didik untuk
mengerjakan LKPD dengan benar.
Mengembangkan dan menyajikan hasil
Guru menyuruh setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas
dan kelompok lain memberi pertanyaan.
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru mengevaluasi dan memberikan penjelasan
materi yang telah dipelajari.
Kegiatan Guru meminta anggota kelompok untuk 15
Penutup mengumpulkan hasil diskusinya. menit
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan
menginformasikan materi selanjutnya.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 3 (2x45 menit)
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 5 menit
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memeriksa kehadiran peserta didik, dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran.
Apersepsi 5 menit
Mengaitkan materi/tema yang akan dipelajari
dengan peristiwa yang telah diketahui siswa dari
materi/tema sebelumnya. Siswa diberi pertanyaan
pengenalan mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu “Sistem Ekskresi”.
Pemberi acuan 5 menit
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, serta tujuan pembelajaran mengenai topik
yang akan diajarkan. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti Orientasi terhadap masalah
70

Guru menjelaskan tentang sistem ekskresi 30


meliputi proses ekskresi pada manusia. menit
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 4-
5 orang dalam satu kelompok.
Guru membagikan LKPD untuk masing-masing
kelompok.
Guru mengarahkan masing-masing kelompok
berdiskusi dengan teman kelompoknya masing-
masing mengenai permasalahan yang ada di
LKPD.
Mengorganisasikan peserta didik
Guru mengarahkan siswa untuk menentukan
hipotesis dari rumusan masalah yang telah
ditentukan.
Guru meminta peserta didik mencari jawaban dari
rumusan masalah dari berbagai sumber
(referensi).
Guru meminta peserta didik menjawab bahan
diskusi kelompok secara bersama-sama sesuai
dengan kelompoknya.
Membimbing dan menyelidiki masalah
Guru membimbing peserta didik untuk
mengerjakan LKPD dengan benar.
Mengembangkan dan menyajikan hasil
Guru menyuruh setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas
dan kelompok lain memberi pertanyaan.
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru mengevaluasi dan memberikan penjelasan
materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan angket dan posttest kepada 30
siswa. menit
Kegiatan Guru meminta anggota kelompok untuk
Penutup mengumpulkan hasil diskusinya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan
menginformasikan materi selanjutnya.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
I. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap : Observasi melalui keaktifan siswa dalam kegiatan
diskusi.
2. Pengetahuan : Posttest tertulis
71

3. Keterampilan : Unjuk kerja/ praktik melalui hasil penugasan yang


dikumpulkan.

Grabag, Januari 2023

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Erma Udkhiyati, S.Pd Rezti Dwi Oktaviani


NIP. 197401141998012002
72

LKPD 1

(LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Tuliskan nama kelompok dan kelas anda pada lembar jawaban
2. LKPD ini dikerjakan secara berkelompok
3. Siswa dapat mengelola berbagai informasi dari buku biologi kelas 11 dan
sumber bacaan lain yang relevan.
4. Jawablah pertanyaan yang ada dengan singkat dan jelas!
SOAL
1. Jelaskan pengertian sistem ekskresi dan sebutkan fungsinya!
2. Lengkapilah tabel berikut!
Sebutkan nama organ ekskresi dan jelaskan fungsi dari organ tersebut!
No. Organ ekskresi Fungsi

1.

2.

3.

4.
73

3. Cermatilah gambar berikut!

Sebutkan struktur ginjal dan jelaskan fungsinya!


4. Hati merupkan homoestatis dalam proses metabolisme pada manusia dan
mempunyai beberapa fungsi, sebutkan fungsi tersebut?
5. Gambarkan secara sederhana struktur dari kulit dan sebutkan bagian-
bagiannya!
6. Paru-paru terdiri datas dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan memiliki 3
lobus sementara bagian kiri hanya memiliki 2 lobus. Apa penyebab
perbedaan struktur antara paru-paru kanan dan kiri? Berikan alasan secara
ilmiah!
7. Buatlah rangkuman kesimpulan dari materi yang telah kalian pelajari hari
ini. Berikan rangkuman secara singkat dan lengkap!
74

LKPD 2

(LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Tuliskan nama kelompok dan kelas anda pada lembar jawaban
2. LKPD ini dikerjakan secara berkelompok
3. Siswa dapat mengelola berbagai informasi dari buku biologi kelas 11 dan
sumber bacaan lain yang relevan.
4. Jawablah pertanyaan yang ada dengan singkat dan jelas!
SOAL
1. Setiap ginjal tersusun atas 1-4 juta tubulus mikroskopis yang disebut
nefron yang kaya akan pembuluh darah. Nefron ini merupakan satuan unit
atau satuan struktural dan fungsional dari ginjal. Berikut ini merupakan
gambar dari nefron, sebutkan dan jelaskan bagian-bagian dari nefron
tersebut!

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat proses pembentukan urine!


No. Proses Tempat Hasil
a.

b.

c.
75

3. Kandungan apa sajakah yang terdapat dalam urine?


4. Lengkapilah tabel pertanyaan berikut!
Jelaskan proses mekanisme organ ekskresi berikut beserta hasil dari
ekskresinya!
No. Organ Proses Hasil
ekskresi
1. Hati

2. Kulit

3. Paru-paru

5. Buatlah rangkuman kesimpulan dari materi yang telah kalian pelajari hari
ini. Berikan rangkuman secara singkat dan lengkap!
76

LKPD 3

(LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Tuliskan nama kelompok dan kelas anda pada lembar jawaban
2. LKPD ini dikerjakan secara berkelompok
3. Siswa dapat mengelola berbagai informasi dari buku biologi kelas 11 dan
sumber bacaan lain yang relevan.
4. Jawablah pertanyaan yang ada dengan singkat dan jelas!
SOAL
1. Jelaskan macam-macam kelainan dan gangguan fungsi ginjal!
2. Mengapa pada saat suhu udara dingin, kita menjadi lebih sering buang air
kecil?
3. Mengapa secara normal urine tidak mengandung glukosa? Mengapa
glukosa terdapat pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol?
4. Jelaskan mengapa penderita diabetes insipidus harus banyak minum?
5. Bagaimana cara mengatasi kelainan pada paru-paru dan bagaimana cara
menjalankan pola hidup sehat yang diterapkan?
6. Menurut kalian, apa yang akan terjadi pada penderita gagal ginjal yang
berhenti dilakukan dialisis atau cuci darah?
7. Menurut anda bagaimana cara menjalani pola hidup sehat?
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Pilihan Ganda Sistem Ekskresi

Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Nomor Kunci


Kognitif Soal Jawaban
Siswa mampu mengidentifikasi struktur dan fungsi organ C2 2 B
sistem ekskresi pada manusia dengan tepat
Siswa mampu menganalisis fungsi dan organ sistem ekskresi C4 3 C
dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan bagian struktur organ ginjal C2 4 D
sebagai alat ekskresi dengan tepat
Siswa mampu menganalisis fungsi ginjal sebagai alat ekskresi C2 5 B
dengan tepat
Siswa mampu mengidentifikasi bagian struktur organ ginjal C3 6 E
sebagai alat ekskresi dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan bagian dari struktur organ ginjal C1 7 B
berdasarkan gambar dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan bagian dari struktur organ ginjal C1 8 A
berdasarkan gambar dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan bagian dari struktur organ ginjal C1 9 E
berdasarkan gambar dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan fungsi dari struktur sistem C4 10 E
perkemihan
Siswa mampu menjelaskan fungsi dari struktur sistem C3 11 A
perkemihan
Siswa mampu menjelaskan fungsi dari struktur sistem C3 12 D
perkemihan
Siswa mampu mengidentifikasi proses pembentukan urine C5 13 B
dengan tepat
Siswa mampu mengidentifikasi proses pembentukan urine C3 14 A
berdasarkan gambar dengan tepat

77
78

Siswa mampu menjalaskan proses pembentukan urine dengan C2 15 C


tepat
Siswa mampu mengetahui proses pembentukan urine dengan C3 16 D
tepat
Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan urine dengan C2 17 E
tepat
Siswa mampu mengenalisis fungsi struktur ginjal yang C2 18 A
berperan dala proses pembentukan urine dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi C2 19 E
pembentukan urine dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi C4 20 B
pembentukan urine dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan fungsi dari organ paru-paru C2 21 A
sebagai alat ekskresi dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan fungsi dari organ paru-paru C4 22 C
sebagai alat ekskresi dengan tepat
Siswa mampu mengidentifikasi struktur paru-paru dengan C5 23 D
tepat dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan struktur dari paru-paru dengan C2 24 A
tepat
Siswa mampu menjelaskan struktur dari paru-paru dengan C2 25 B
tepat
Siswa mampu mengidentifikasi fungsi hati sebagai alat C2 26 D
ekskresi dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan fungsi hati sebagai alat ekskresi C2 27 D
dengan tepat
Siswa mampu mengidentifikasi fungsi ginjal sebagai alat C5 28 E
ekskresi dengan tepat
Siswa mampu menganalisis struktur hati dengan tepat C4 29 B
79

Siswa mampu menjelaskan fungsi kulit sebagai alat ekskresi C2 30 D


dengan tepat
Siswa mampu mengetahui struktur kulit dengan tepat C3 31 A
Siswa mampu menyebutkan fungsi dari mekanisme kulit pada C2 32 E
sistem ekskresi dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan fungsi kulit sebagai alat ekskresi C2 33 C
dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan fungsi dari stuktur kulir dengan C3 34 E
tepat
Siswa mampu mengidenfikasi faktor-faktor yang C2 35 A
mempengaruhi pengeluaran keringat
Siswa mampu mneganalisis penyebab pengeluaran keringat C3 36 B
dengan tepat
Siswa mampu mengidentifikasi kelainan/penyakit pada organ C4 38 A
ginjal dengan tepat
Siswa mampu mengidentifikasi kelainan/penyakit pada organ C3 39 B
ginjal dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan kelainan/penyakit pada organ C4 40 E
ginjal dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan kelainan/penyakit pada organ C2 41 A
ginjal dengan tepat
Siswa dapat menyebutkan kelainan-kelainan yang terjadi C2 42 C
pada organ ginjal dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan kelainan yang terjadi pada organ C4 43 D
paru-paru dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab penyakit C3 44 B
pada paru-paru dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan kelainan yang terjadi pada organ C2 45 E
hati dengan tepat
80

Siswa mampu menjelaskan kelainan yang terjadi pada organ C2 46 C


hati dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan kelainan yang terjadi pada organ C4 47 D
hati dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan kelainan yang terjadi pada kulit C2 48 E
dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan kelainan yang terjadi pada kulit C4 49 A
dengan tepat
Siswa mampu mneyebutkan organ dan hasil ekskresinya C3 50 C
dengan tepat
81

Lampiran 5 Pretest dan Posttes Materi Sistem Ekskresi


SOAL PRETEST DAN POSTTEST
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekskresi…
A. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh
tubuh
B. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan
C. Proses pengeluaran zat sisa uah masih digunakan oleh tubuh
D. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang masih digunakan
oleh tubuh
E. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang digunakan lagi oleh tubuh
2. Berikut ini yang tidak termasuk alat ekskresi adalah…
A. Ginjal
B. Limpa
C. Kulit
D. Hati
E. Paru-paru
3. Dibawah ini merupakan fungsi ekskresi dan organ ekskresi.
Pertanyaan yang paling tepat untuk fungsi dan organ ekskresi adalah…
Fungsi Organ
A. Proses pengeluaran zat siswa yang Kelenjar, ginjal, kulit, dan paru-
masih digunakan oleh tubuh paru
B. Proses pengeluaran zat sisa Lambung, ginjal, hati, dan kulit
pencernaan makanan
C. Proses pengeluaran zat sisa Ginjal, kulit, paru-paru, dan
metabolisme yang tidak digunakan hati
oleh tubuh
D. Proses pengeluaran zat sisa Kulit, hati, paru-paru, dan
metabolisme yang masih ginjal
digunakan oleh tubuh
E. Proses pengeluaran zat sisa Lambung, kelenjar, hati dan
pencernaan yang masih digunakan empedu
oleh tubuh

4. Saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan
tubulus proksimal di daerah korteks adalah…
A. Tubulus kontortus proksimal
B. Tubulus pengumpul
C. Tubulus distal
D. Lengkung henle
E. Glomerulus
5. Perhatikan keterangan di bawah ini!
1) Mengatur volume plasma darah dan jumlah air didalam tubuh.
2) Mleindungi tubuh dari mikroorganisme dan radiasi sinar matahari
82

3) Mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan mengekskresikan urin yang


bersifat basa.
4) Mengeluarkan sisa metabolisme berupa CO2 dan H2O.
Dari keterangan di atas yang merupakan fungsi dari ginjal adalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
6. Bagian-bagian gijal dari luar ke dalam adalah…
A. Pelvis-medula-korteks
B. Medula-korteks-pelvis
C. Korteks-pelvis-medula
D. Medula-pelvis-korteks
E. Korteks-medula-pelvis
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 7-9

7. Bagian yang ditujuk oleh huruf a adalah…


A. Medula
B. Korteks
C. Hilus
D. Ureter
E. Pelvis
8. Bagian yang ditunjuk oleh huruf b adalah
A. Medula
B. Korteks
C. Hilus
D. Ureter
E. Pelvis
9. Bagian yang ditunjuk oleh huruf b adalah
A. Medula
B. Korteks
C. Hilus
83

D. Ureter
E. Pelvis
10. Bagian yang berperan menampung urine sementara sebelum akhirnya
dikeluarkan dari tubuh adalah…
A. Medula
B. Tubulus kolektivus
C. Tubulus kontortur distal
D. Pelvis renalis
E. Vesika urenaria
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 11 dan 12.

11. Fungsi yang ditunjuk oleh angka 2 adalah…


A. Mengumpulkan filtrat glomerulus
B. Membawa darah ke glomerulus
C. Menyaring plasma darah
D. Membawa darah dari glomerulus
E. Mengatr tingkat osmotik darah
12. Fungsi yang ditunjuk oleh angka 4 adalah…
A. Mengumpulkan filtrat glomerulus
B. Membawa darah ke glomerulus
C. Menyaring plasma
D. Mengatur tingkat osmotik darah
E. Membawa darah dari glomerulus
13. Berikut ini adalah bagian dari nefron ginjal yang berfungsi pada pembentukan
urin:
1) Glomerulus 5) Pelvis renalis
2) Tubulus kolektifus 6) Lengkung henle
3) Tubulus proksimal 7) Uretra
4) Tubulus distal 8) Ureter
Urutan proses pembentukan urin yang berlangsung di nefron yang benar
adalah…
A. 1-2-3-4-5-6-7-8
B. 1-3-6-4-2-5-7-8
C. 1-2-3-4-6-8-7-4
84

D. 1-2-3-5-6-4-8-7
E. 1-3-4-2-5-8-6-7
14. Proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi secara berurutan terjadi pada…

A. (1), (3), (5)


B. (1), (2), (4)
C. (2), (3), (5)
D. (3), (5), (6)
E. (4), (1), (3)
15. Pada proses filtrasi, sisa penyaringan akan menghasilkan urine yang masih
mengandung zat yang bermanfaat untuk tubuh, kecuali…
A. Asam amino
B. Glikogen
C. Glukosa
D. Garam-garam mineral
E. Urea
16. Perhatikan tabel di bawah ini!
Proses Tempat terjadi
1. Filtrasi A. Urine sekunder
2. Reabsorbsi B. Urine
3. Augmentasi C. Urine primer
Dari tabel di atas, pasangan yang benar antara proses pembentukan urine dan
hasilnya adalah…
A. 1A, 2A, 3C
B. 1B, 2A, 3C
C. 1A, 2C, 3B
D. 1C, 2A, 3B
E. 1C, 2B, 3A
17. Reabsorbsi zat-zat yang masih berguna dalam tubuh berlangsung di dalam…
A. Badan malphigi
B. Tubulus kolektivus
C. Glomerulus
D. Tubulus kontroktus distal
E. Tubulus kontroktus proksimal
85

18. Urin yang dihasilkan oleh ginjal akan ditampung dalam kantung kemih. Slauran
yang menghubungkan ginjal dengan kantung kemih adalah…
A. Uretra
B. Pelvis
C. Vesika urinaria
D. Tubulus kolektivus
E. Tubuluh kontroktus distal
19. Faktor yang tidak berpengaruh terhadap proses pembentukan urin adalah…
A. Kadar insulin tinggi
B. Rendahnya suhu lingkungan
C. Banyak minum air
D. Kadar ADH tinggi
E. Banyak garam yang dikeluarkan
20. Andi merasa ingin buang air kecil, setelah dikeluarkan ternyata warna urin Andi
sangat pekat. Faktor yang mempengaruhinya adalah…
A. Kadar insulin rendah
B. Kadar ADH tinggi
C. Rendahnya suhu lingkungan
D. Banyak minum air
E. Banyak garam yang dikeluarkan
21. Organ ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
Organ yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa metabolisme berupa CO 2 dan
H2O adalah…
A. Paru-paru
B. Ginjal
C. Hati
D. Kulit
E. Lambung
22. Pada pagi hari sebelum berangkat ke sekolah Nada bercermin. Lalu Nada
menghembuskan nafasnya ke cermin tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh
Risa merupakan hasil kerja dari salah satu organ pada sistem ekskresi, yaitu…
A. Mengeluarkan CO2 dan keringat
B. Mengeluarkan embun dan H2O
C. Mengeluarkan CO2 dan H2O
D. Pengaturan suhu tubuh dan H2O
E. Mengeluarkan H2O dan keringat
23. Organ ini merupakan salahsatu struktur dari paru-paru yang terletak di ujung
saluran pernapasan, berbentuk gelembung-gelembung yang berisi udara,
mengandung kapiler darah dan memiliki dinding yang tipis. Orang yang
dimaksud dari struktur yang dideskripsikan di atas adalah…
A. Bronkus
B. Bronkiolus
C. Trakea
D. Alveolus
E. Tenggorokan
86

Perhatikan struktur di bawah ini untuk menjawab soal nomor 22-23

24. Bagian yang ditunjuk oleh huruf c adalah


A. Bronkus
B. Bronkiolus
C. Alveolus
D. Trakea
E. Tenggorokan
25. Bagian yang ditunjuk oleh huruf d adalah
A. Bronkus
B. Bronkiolus
C. Alveolus
D. Trakea
E. Tenggorokan
26. Perhatikan keterangan dibawah ini!
1) Degradasi amonia menjadi urea
2) Mengekresikan zat sisa seperti urea, asam urat yang bersifat racun
3) Menghasilkan empedu berupa cairan berwarna hijau
4) Menghasilkan kelenjar keringat
Dari keterangan diatas yang merupakan fungsi dari hati adalah….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 4
D. 1 dan 3
E. 3 dan 4
27. Berikut ini yang bukan termasuk fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah…
A. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
B. Menghasilkan zat bilirubin dan biliverdin
C. Menghasilkan empedu berupa cairan berwarna hijau
D. Sebagai penghasil enzim pencernaan
E. Degradasi amonia menjadi urea
87

28. Urea yang dibentuk dalam hati dari siswa pencernaan protein dikeluarkan
oleh…
A. Hati
B. Kulit
C. Paru-paru
D. Ginjal
E. Saluran pencernaan makanan
29. Organ ini dibungkus oleh jaringan ikat padat kapsula hepatika yang terdiri dari
dua lobus yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Setiap lobus terdiri dari
lobulus yang berbentuk poligonal yang dipisahkan oleh kapsula glison. Nama
organ yang dideskripsikan di atas adalah…
A. Lambung
B. Hati
C. Paru-paru
D. Usus
E. Ginjal
30. Perhatikan keterangan di bawah ini!
1) Mengatur volume plasma darah
2) Mengeluarkan H2O dan CO2
3) Pengatur suhu tubuh
4) Melindungi tubuh dari radiasi
Dari keterangan di atas yang merupakan fungsi dari kulit adalah….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
E. 2 dan 4
31. Berikut ini adalah lapisan kulit bagian epidermis.
1. Stratum korneum
2. Stratum spinosum
3. Stratum lusidum
4. Stratum basalis
5. Stratum granulosum
Bagian dari lapisan epidermis dengan urutan lapisan paling luar ke lapisan
paling dalam adalah…
A. 4-2-5-3-1
B. 5-3-1-2-4
C. 1-3-5-2-4
D. 3-4-5-1-2
E. 2-3-1-4-5
32. Kelenjar yang menghasilkan keringat adalah…
A. Glandula mamae
B. Glandula sebacea
88

C. Glandula saliva
D. Glandula korneum
E. Glandula sodurifera
33. Berikut ini yang tidak termasuk fungsi dari kulit adalah…
A. Mengeluarkan lemak dan keringat
B. Melindungi tubuh dari mikroorganisme
C. Pengeluaran H2O dan CO2
D. Sebagai stimulus lingkungan yang diterima reseptor kulit
E. Mensintesis vitamin D dengan bantuan sinar matahari
34. Fungsi dari lapisan epidermis pada kulit adalah…
A. Meminyaki rambut
B. Mengeluarkan keringat
C. Penghasil pigmen melanin
D. Pewarnaan kulit
E. Melindungi permukaan kulit
35. Berikut ini yang tidak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran
keringat…
A. Ukuran tubuh seimbang
B. Kondisi lingkungan tinggi
C. Aktivitas tubuh meningkat
D. Kondisi kesehatan meningkat
E. Makanan yang pedas
36. Tentukan pengaruh suhu terhadap proses pengeluaran keringat pada kulit!
A. Saat kulit dalam lingkungan panas, maka mengeluarkan panas sedikit
sehingga harus menghemat air dan tidak berkeringat
B. Saat kulit dalam lingkungan panas, maka mengeluarkan panas banyak
sehingga menimbulkan pengeluaran keringat
C. Saat kulit dalam keadaan dingin, maka pengeluarkan panas banyak sehingga
menimbulkan pengeluaran keringat
D. Saat kulit dalam lingkungan dingin, maka pengeluaran panas sedikit
sehinggat menimbulkan pengeluaran keringat
E. Saat kulit dalam lingkungan panas, maka mengeluarkan panas yang sedikit
sehingga menimbulkan pengeluaran keringat
37. Bila seseorang di tes dengan menggunakan biuret dan diperoleh warna ungu.
Dapat diduga bagian gijal yang mengalami kelainan adalah…
A. Glomerulus
B. Tubulus kontortus proksimal
C. Tubulus kontortus distal
D. Kapsula bowman
E. Badan malpigi
38. Hormon insulin pada Pak Jamal menurun, hal ini berakibat berlebihannya
glukosa dalam darah. Selain itu karena berlebihnya glukosa dalam darah
akibatnya glukosa tidak dapat diabsorbsi secara optimal yang menyebabkan
urine dalam darah mengandung glukosa. Berdasarkan diagnosis, Pak Jamal
mengalami…
89

A. Diabetes militus
B. Diabetes insipidus
C. Albuminuria
D. Anura
E. Nefritis
39. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa urin penderita
mengandung protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi…
A. Nefron
B. Glomerulus
C. Tubulus kontortus
D. Kapsula bowman
E. Hormon antidiuretik
40. Seorang wanita memiliki keadaan di mana salah satu fungsi ginjalnya tidak
berfungsi lagi dan ginjal lainnya mengambil alih tugas penyaringan darah,
penyakit yang dialami wanita tersebut adalah…
A. Albuminaria
B. Diabetes insipidus
C. Batu ginjal
D. Uremia
E. Gagal ginjal
41. Penderita gagal ginjal dapat dibantu dengan…
A. Unit dialisis
B. Pompa darah
C. Unit osmosis
D. Pompa natrium
E. Unit deplasmolisis
42. Berikut ini merupakan gangguan fungsi ginjal, kecuali…
A. Batu ginjal
B. Diabetes melitus
C. Penyakit kuning
D. Albuminuria
E. Nefritis
43. Renata merupakan seorang siswa di salah satu SMA, dia memiliki jadwal piket
pada hari senin. Pada suatu hari Renata menyapu ruang kelas yang penus
dengan debu dan kotoran dengan cepat karena upacara hari itu akan segera
dimulai. Pada saat Renata menyapu banyak sekali debu yang beterbangan
sehingga membuat teman-temanntya yang ada di dalam kelas termasuk dia
kesulitan bernapas dan tiba-tiba saja salah satu temannya menangis karena
sesak napas. Sehingga teman-temannya memanggil guru dan membawanya ke
Rumah Sakit, menurut kalian diagnosis apakah yang akan diberikan oleh dokter
untuk temannya Renata…
A. Kanker paru-paru
B. Asma
C. Diabetes melitus
D. TBC
90

E. Gagal ginjal
44. Rokok merupakan penyumbang devisa bagi negara Indonesia, bagaimana
keterkaitannya dengan kesehatan, terutama pada organ pari-paru…
A. Rokok merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia, oleh karena
itu sangat bermanfaat bagi manusia
B. Rokok lebih banyak menimbulkan kerugian dibandingkan manfaatnya,
salah satunya pada kesehatan organ paru-paru seperti kanker paru-paru,
TBC dan radang paru-paru
C. Tidak hanya bermanfaat bagi negara, bagi manusiapun rokok bermanfaat
sebagai penenang
D. Rokok sering dimanfaatkan baik manusia maupun bagi negara
E. Rokok tidak menimbulkan penyakit apapun apabila dikonsumsi pada
jumlah yang banyak khusunya pada organ paru-paru
45. Gangguan pada fungsi hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut dan
kerusakan hati disebut…
A. Kanker hati
B. Liver
C. Hepatitis
D. Nefritis
E. Sirosis
46. Kelainan pada gangguan fungsi hati dapat diatasi dengan cara berikut, kecuali…
A. Pemberian vaksin
B. Menghindari penggunaan obat-obat terlarang
C. Penggunaan jarum suntik secara bersamaan
D. Makan makanan yang sehat dan seimbang
E. Olahraga dengan teratur
47. Jika pembuluh empedu tersumbat oleh kolesterol yang mengendap dan
membentuk batu empedu, warna feses akan menjadi cokelat abu-abu.
Sedangkan darah akan berwarna kekuning-kuningan karena empedu masuk ke
peredaran darah. Maka penyakit tersebut adalah…
A. Liver
B. Sirosis hati
C. Hemokromatosis
D. Penyakit kuning
E. Nefritis
48. Di bawah ini yang termasuk penyakit kulit adalah…
A. Panu dan nefritis
B. Hepatitis dan sirosis
C. Jerawat dan diabetes insipidus
D. Kurap dan batu ginjal
E. Jerawat dan bisul
49. Terdapat suatu penyakit dengan jenis ruam kulit yang terjadi saat keringat, sel
kulit mati, atau bakteri terperangkap di bawah kulit atau saat kelenjar keringat
tersumbat. Penyakit ini biasanya muncul pada leher, dada, bahu dan area sekitar
91

ketiak yang ditandai dengan benjolan-benjolan merah dipermukaan kulit, dari


ciri-ciri tersebut, penyakit yang dimaksud adalah…
A. Biang keringat
B. Pruvitus kutanea
C. Kurap
D. Bisul
E. Jerawat
50. Berikut tabel ini yang tepat mengenai organ ekskresi dan zat sisa dari proses
ekskresinya!
A.
Organ Ginjal Kulit Paru-paru Hati
Zat sisa Cairan Keringat CO2 dan air Urine
Empedu
B.
Organ Ginjal Kulit Paru-paru Hati
Zat sisa Cairan Keringat O2 dan air Urine
Empedu
C.
Organ Ginjal Kulit Paru-paru Hati
Zat sisa Urine Keringat CO2 Cairan
Empedu
D.
Organ Ginjal Kulit Paru-paru Hati
Zat sisa Cairan Urine air Keringat
Empedu
E.
Organ Ginjal Kulit Paru-paru Hati
Zat sisa Urine Cairan CO2 Keringat
Empedu
92

Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket Kemampuan Komunikasi Siswa Materi Sistem


Ekskresi
KISI-KISI ANGKET KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

No Indikator Instrumen Nomor Butir


Jumlah Nomor Positif Negatif
butir butir
1. Keterbukaan 4 7, 12, 14 7, 12, 18
(sikap jujur, adil, dan rendah 14, 18
hati dalam menerima
pendapat orang lain)
2. Empati 4 1, 4, 5, 16 1, 4, 16 5
(kemampuan diri dalam
memahami perasaan orang
lain, dan menempatkan diri
dalam kondisi sosial)
3. Sikap Mendukung 4 2, 9, 13, 2, 9 13, 15
(bentuk kenyamanan, 15
perhatian atau bantuan dari
orang lain yang berarti, baik
secara perorangan ataupun
kelompok)
4. Sikap positif 4 8, 10, 17, 8, 10,
(bersikap positif dalam 19, 17, 19
kegiatan komunikasi saat
proses pembelajaran)
5. Kesetaraan 4 3, 6, 11, 3, 6, 11 20
(siap menerima anggota 20
komunikasi lain)
93

Lampiran 7 Angket Kemampuan Komunikasi Siswa Materi Sistem Ekskresi


INSTRUMEN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA
PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

Nama :………………………………….

Kelas :………………………………….

PETUNJUK PENGISIAN
1. Angket dibawah merupakan pernyataan-pernyataan mengenai kemampuan
komunikasi interpersonal
2. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan dari angket dan berilah
jawaban yang sesuai dengan diri Anda yang sebenarnya
3. Berilah tanda √ pada kolom yang anda anggap paling tepat atau sesuai dengan
keadaan anda.
4. Anda tidak perlu cemat atau maul untuk memberikan jawaban, karena hasil dari
angket ini akan dijaga kerahasiannya dan tidak berpengaruh terhadap nilai mata
pelajaran. Maka jawablah pertanyaan dibawah dengan jujur!
Keterangan:
5 = SS (sangat setuju)
4 = S (setuju)
3 = N (netral)
2 = TS (tidak setuju)
1 = STS (sangat tidak setuju)
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Saya selalu mencatat materi yang
diberikan oleh guru
2 Saya bertanya kepada guru jika
terdapat persolaan yang belum saya
pahami
3 Saya mengerjakan tugas kelompok
bersama teman kelompok
4 Setiap ada permasalahan ketika
memahami materi, saya akan
bertanya kepada teman
94

5 Saya lebih memahami materi


pelajaran dengan belajar sendiri
daripada mendengarkan penjelasan
guru
6 Saya dapat menyimpulkan pendapat
dari hasil diskusi kelompok
7 Saat ditanya pendapat saya, saya
cenderung sependapat dengan
pernyataan teman
8 Saya selalu berusaha
mengungkapkan materi
pembelajaran dengan kalimat
sendiri
9 Saya membantu teman ketika belum
memahami materi karena dapat
meningkatkan pemahaman saya
10 Saya menambahkan ketika pendapat
teman saya kurang lengkap
11 Saya dapat diterima dengan baik
oleh anggota kelompok saat diskusi
12 Saya memilih diam meskipun
memiliki pendapat ayng berbeda
dari yang disampaikan oleh teman
saya
13 Saya mengalami kesulitan bila
berbicara di hadapan teman
14 Dalam mengemukakan pendapat
saya harus membaca materi
pembelajaran terlbih dahulu
15 Saya bekerja sama dengan teman
saat menjawa soal pretest dan
posttest
16 Saya mencatat hal-hal penting
ketika ada pertanyaan dan jawaban
pada akhir pembelajaran
17 Saya selalu berusaha
mengungkapkan materi
pembelajaran dengan kalimat yang
mudah dipahami
18 Saya lebih suka menjadi pengamat
dalam diskusi kelompok daripada
memberi masukan atau pendapat
saya
19 Saya senang bila diminta maju
untuk menyampaikan pendapat atau
tanggapan ketika proses
pembelajaran
95

20 Saya akan mempertahankan


pendapat saya saat melakukan
proses diskusi di kelas
(Di adaptasi dari indikator Devito, 1997)
96

Lampiran 8 Lembar Validasi Soal Prestest dan Posttest Materi Sistem Ekskresi
LEMBAR VALIDASI SOAL PRESTEST DAN POSTTEST MATERI SISTEM EKSKRESI
Validator : ……………………………… Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Penulis : Rezti Dwi Oktaviani Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI/I
A. PETUNJUK PENGISIAN
Tuliskan dalam kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat Bapak/Ibu!
Keterangan:
5 = Sangat baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup baik (CB)
2 = Kurang baik (KB)
1 = Tidak baik (TB)
B. PENILAIAN DITINJAU DARI BEBERAPA ASPEK
No Aspek yang No Soal
Dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Materi
Soal sesuai
dengan
indikator
Materi yang
ditanyakan
sesuai dengan
97

kompetensi
yang diukur
Hanya ada
satu kunci
jawaban
Pilihan
jawaban
homogen dan
logis ditinjau
dari segi
materi
2 Kontruksi
Soal disajikan
secara singkat,
jelas, dan
tegas
Soal tidak
memberi
petunjuk kunci
jawaban
Tabel pada
soal jelas dan
berfungsi
Pilihan
jawaban tidak
menggunakan
pernyataan
“semua
jawaban diatas
98

salah/benar”
dan sejenisnya
3 Bahasa/Budaya
Menggunakan
bahasa yang
sesuai dengan
kaidah Bahasa
Indonesia
Menggunakan
bahasa yang
komunikatif
Tidak
menggunakan
bahasa yang
berlaku
didaerah
setempat

No Aspek yang Dinilai No Soal


2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 Materi
Soal sesuai dengan
indikator
Materi yang
ditanyakan sesuai
dengan kompetensi
yang diukur
99

Hanya ada satu


kunci jawaban
Pilihan jawaban
homogen dan logis
ditinjau dari segi
materi
2 Kontruksi
Soal disajikan secara
singkat, jelas, dan
tegas
Soal tidak memberi
petunjuk kunci
jawaban
Tabel pada soal jelas
dan berfungsi
Pilihan jawaban
tidak menggunakan
pernyataan
“semua jawaban
diatas salah/benar”
dan sejenisnya
3 Bahasa/Budaya
Menggunakan
bahasa yang sesuai
dengan kaidah
Bahasa Indonesia
Menggunakan
bahasa yang
komunikatif
100

Tidak menggunakan
bahasa yang berlaku
didaerah setempat
(Disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian)

C. KOMENTAR DAN SARAN


…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Magelang, ………………….

Validator

(………………………………)
101

Lampiran 9 Lembar Validasi Angket Kemampuan Komunikasi Siswa


LEMBAR VALIDASI ANGKET KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GIVING

QUESTION AND GETTING ANSWER PADA MATERI SISTEM

EKSKRESI

Nama :………………………………….

Profesi :………………………………….

Tanggal pengisian : …………………………………

A. PETUNJUK PENILAIAN
Berikut adalah lembar validasi instrumen yang dikembangkan oleh peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi siswa SMA/MA. Bapak/Ibu dimohon untuk

memberikan penilaian tiap pernyataan dengan memberikan tanda cheklist (√) pada

kolom skor penilaian yang tersedia. Adapun deskripsi skala penilaian adalah

sebagai berikut:

5 = Sangat baik (SB)


4 = Baik (B)
3 = Cukup baik (CB)
2 = Kurang baik (KB)
1 = Sangat tidak baik (STB)
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi

lembar validator ini.


102

B. PENILAIAN
No Aspek yang dinilai Kriteria penilaian
1 2 3 4 5
1 Tata bahasa yang digunakan jelas
2 Kekomunikatifan bahasa yang
digunakan
3 Kejelasan pedoman uantuk
menjawab atau mengisi lembar
kegiatan
4 Format lembar penilaian menarik
untuk dibaca
5 Pertanyaan sesuai aspek yang
diukur
6 Butir pernyataan cukup untuk
menjelaskan keterlibatan belajar
siswa
7 Kejelasan judul dalam penulisan
angket
8 Kejelasan butir pernyataan
9 Panjang kalimat pernyataan yang
digunakan tidak menimbulkan
penafsiran ganda
10 Rumusan pernyataan tidak
menggunakan kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda
(Disesuaikan dengan agket kemampuan komunikasi siswa)
C. KOMENTAR DAN SARAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Magelang, ………………….

Validator

(………………………………)
103

Lampiran 10 Lembar Observasi Sintaks Pembelajaran dalam RPP


LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN SINTAKS

PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA

MATERI SISTEM EKSKRESI

Nama :………………………………….

Profesi :………………………………….

Tanggal pengisian : …………………………………

A. PETUNJUK PENGISIAN
Berikut adalah lembar validasi instrumen yang dikembangkan oleh peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi siswa SMA/MA. Bapak/Ibu/Saudara dimohon

untuk memberikan penilaian tiap pernyataan dengan memberikan tanda cheklist (√)

pada kolom skor penilaian yang tersedia. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara dalam

mengisi lembar observasi ini saya mengucapkan terima kasih.

B. ASPEK YANG DINILAI

No Kegiatan Keterlaksanaan Keterangan


dalam
pembelajaran
Ya Tidak
Guru
1 Membuka pelajaran dengan salam
2 Memeriksa kehadiran siswa
sebelum memulai pembelajaran
3 Memberikan apersepsi kepada siswa
diawal pembelajaran
4 Menjelaskan secara singkat materi
yang dipelajari
5 Membagi siswa kedalam kelompok
kecil
6 Membagikan 2 potongan ketas
kepada masing-masing siswa
104

7 Memberikan kesempatan siswa


untuk menuliskan sebuah
pertanyaan (kertas 1) dan penjelasan
materi (kertas 2)
8 Mengarahkan siswa untuk memilih
kartu pertanyaan dan penjelasan
yang akan diberikan untuk
kelompok lain
9 Mengarahkan siswa pada kelompok
lain untuk menjawab pertanyaan
tersebut
10 Menjadi fasilitator dalam proses
penyampaian dan tanggapan atas
pertanyaan yang diajukan
11 Membimbing siswa menyimpulkan
pembelajaran
Siswa
1 Mendegarkan penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru
2 Mencatat hal-hal penting dari materi
tersebut
3 Menerima 2 potongan kertas yang
diberikan oleh guru
4 Melengkapi pertanyaan pada kertas
1 dan sebuah penjelasan pada kertas
2
5 Memilih pertanyaan yang ada di
(kertas 1) dan juga materi yang
dapat mereka jelaskan (kertas 2)
6 Memberikan pertanyaan kepada
kelompok lain, sesuai soal yang ada
pada kertas 1
6 Siswa pada kelompok lain
menjawab pertanyaan yang telah
dipilih oleh kelompok presenter
8 Masing-masing kelompok
mengumpulkan hasil diskusinya
9 Mendengarkan guru menyimpulkan
materi secara singkat dari guru
(Disesuaikan dengan RPP)
105

Magelang, ………………….

Observer

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai