Anda di halaman 1dari 28

Pengelolaan Konten Tiktok terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare

(Studi Deskriptif kualitatif mengenai pengelolaan konten tiktok pada akun


@tasyafarasya)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan unuk memenuhi syarat


Tugas Mata Kuliah Seminar Usulan Penelitian

Disusun Oleh:

Haifa Zahra Fatharani

41819121

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas ridho-Nya saya dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini. Adapun judul penelitian yang saya ajukan adalah
“Pengelolaan Konten Tiktok terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare.”

Penelitian ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Seminar Usulan
Penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Komputer Indonesia. Tidak dapat
disangkal bahwa butuh usaha yang keras dalam penyelesaian pengerjaan penelitian ini. Pada
kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T. selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
2. 2.Yth. Ibu Assoc. Prof. Dr. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si.,Ak. selaku Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
3. Yth. Bapak Dr. Manap Solihat M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing Seminar Usulan
Penelitian.
4. Kedua orang tua saya tercinta Ibu Ani Tutiah dan Bapak Deden Sudrajat. Dengan segala
dukungan, semangat dan doa yang diberikan menjadi motivasi penulis untuk dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
5. Kesayangan saya Zulfikar Tegep Hekmatyar yang telah membantu memberikan
semangat yang tiada henti kepada penulis.
6. Sahabat seperjuangan Rezkia, Alya dan teman – teman IK3 yang selalu bersama dalam
suka maupun duka selama perkuliahan berlangsung.

Bandung, 12 Oktober 2022

Peneliti.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ 5

BAB I ......................................................................................................................................... 6

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 6

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................................... 6

1.2 RUMUSAN MASALAH DAN IDENTIFIKASI MASALAH ............................... 8

1.2.1 Rumusan Masalah ............................................................................................. 8

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 8

1.3.1 Maksud Penelitian ............................................................................................. 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN.................................................................................... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis.............................................................................................. 8

1.4.2 Kegunaan Praktisi ............................................................................................. 8

BAB II ....................................................................................................................................... 9

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................................................ 9

2.1 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 9

2.2 TINJAUAN LITERATUR ..................................................................................... 10

2.2.1 Komunikasi .......................................................................................................... 10

2.2.1.1 Komunikasi Verbal.............................................................................................. 11

2.2.1.2 Komunikasi Nonverbal ....................................................................................... 11

2.2.2 Pengelolaan........................................................................................................... 13

2.2.3 Media Sosial ......................................................................................................... 15

2.2.4 TikTok .................................................................................................................. 17

2.2.5 Penggemar Digital ............................................................................................... 18

3
2.2.6 Konten Oleh Pengguna ....................................................................................... 19

2.2.7 Keputusan Pembelian.......................................................................................... 20

2.2.8 Produk .................................................................................................................. 22

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................................. 23

BAB III.................................................................................................................................... 25

METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 25

3.1 DESAIN PENELITIAN .......................................................................................... 25

3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................................... 25

3.2.1 Data Primer .......................................................................................................... 25

3.2.2 Data Skunder ....................................................................................................... 26

3.3 UJI KEABSAHAN DATA ...................................................................................... 26

3.4 TEKNIK ANALISIS DATA................................................................................... 27

3.5 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN ............................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………………………………………….. 26

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Media sosial dengan segala pengaruhnya telah banyak merubah dunia. Tingkatan atau
level komunikasi melebur dalam satu wadah yang disebut jejaring sosial/media sosial. Di sisi
lain, konsekuensi atas hal ini juga tidak dapat dibendung, dalam arti media sosial semakin
membuka kesempatan tiap individu yang terlibat di dalamnya untuk bebas mengeluarkan
pendapatnya. Oleh karena itu kendali atas diri sendiri harus dimiliki agar kebebasan yang
didapatkan itu tidak melanggar batasan bahkan menyinggung pihak lain.

Media sosial online, disebut jejaring sosial online bukan media massa online karena
media sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dukungan atau gerakan massa bisa terbentuk
dengan mudah menggunakan kekuatan media online karena apa yang ada di dalam media
sosial, terbukti mampu membentuk opini bahkan mempengaruhi sikap dan perilaku publik.
Inilah alasan mengapa media ini disebut media sosial bukan media massa. Dengan
meningkatnya pengguna internet di Indonesia sehingga muncul banyak aplikasi-aplikasi yang
digunakan sebagai media pencari infromasi, salah satu aplikasi tersebut adalah aplikasi TikTok.
Aplikasi TikTok kini tidak hanya digunakan untuk sekadar eksis atau mencari hiburan saja
namun telah dimanfaatkan bagi pejuang bisnis untuk mempercantik kontennya dalam bentuk
video yang nantinya diupload pada aplikasi tersebut. Pengguna aplikasi TikTok naik sebanyak
20 persen selama masa pandemi dibanding sebelumnya. Konten pada TikTok yang paling
diminati oleh kaum wanita yaitu tentang beauty.

Seperti halnya media sosial lain, di TikTok juga terdapat pengguna yang menjadi
influencer dengan follower yang banyak. Salah satunya adalah beauty influencer. Beauty
influencer dapat dikategorikan sebagai mikro-selebriti di mana dengan kreativitas dan variasi
strategi presentasi diri masing-masing tersebut mampu menciptakan persona yang disukai
bahkan mampu mempengaruhi pengguna lain. Beauty influencer merespon ini dengan
menerima banyak permintaan video dari penonton mereka layaknya memberikan solusi
sekaligus menyenangkan penontonnya dan menjadi viral. Faktor ini yang mempengaruhi
mengapa milenial di Indonesia ingin menjadi seorang beauty influencer, selain menjadi populer
dan dikagumi, kaum milenial juga dapat memajukan taraf hidup perekonomian mereka.

6
Beauty Influencer kini sudah menjadi trend di dunia bisnis kecantikan, istilah Beauty
Influencer muncul di dunia maya dengan semakin banyaknya para pengguna media sosial yang
menghabiskan waktu dengan stalking di media sosial. Beriringan juga dengan fungsi dari
media sosial yang tidak hanya sebatas tempat untuk mencari informasi dan referensi, media
sosial juga dimanfaatkan banyak pihak untuk mempromosikan produknya dengan
menggunakan Beauty Influencer untuk mempengaruhi para pengikutnya. Kehadiran Beauty
Influencer yang berusaha untuk memperkenalkan suatu brand kecantikan kepada publiknya
dan terkenal karena selalu memberikan tips dan pengetahuannya dalam dunia kecantikan
maupun produk kecantikan. Akun Beauty Influencer banyak dicari dan diikuti hanya demi
mendapatkan segala informasi menarik dan referensi mengenai kecantikan dan produk-produk
yang sudah mereka coba sebelumnya.

Dewasa ini produk kecantikan sudah semakin popular di kalangan usia dewasa untuk
lebih mempercantik diri. Banyak para perempuan usia dewasa yang mulai menggunakan
produk-produk kecantikan tertentu yang disukai dan diminati, bukan hanya berperan sebagai
pengguna saja melainkan juga menjadi pengikut trend gaya dan produk kecantikan yang
banyak beredar dipasaran. Kita kerap melihat trend ini, di mana media sangat memiliki peran
besar dalam menyebarluaskan trend mengenai produk kecantikan kepada khalayak luas. Trend
kecantikan pada dewasa ini bukan lagi di sponsori oleh iklan pada media cetak dan elektronik,
melainkan media digital juga oleh Beauty Influencer.

Konten para beauty influencer di TikTok tentunya mempunyai pengaruh terhadap


followers mereka, salah satunya dalam keputusan pembelian produk kecantikan. Mileva, dkk
(2018) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari media sosial terhadap keputusan
pembelian. Konsumen mencari informasi sebelum melakukan pembelian melalui media sosial
influencer terkait. Akun TikTok @tasyafarasya merupakan salah satu beauty influencer yang
tengah hits di kalangan pengguna platform ini, di mana @tasyafarasya secara spesifik
mengedukasi dan mereview tentang perawatan kulit serta pemilihan kandungan skincare atau
makeup yang baik. Konten TikTok @tasyafarasya menjadi salah satu konten yang
mengedukasi dalam hal perawatan kulit di TikTok khususnya di Indonesia. Melihat fenomena
pengaruh akun @tasyafarasya tersebut yang mengedukasi tentang perawatan kulit dan
kandungan skincare dan makeup banyak followers yang merasa bergantung pada kontennya
dalam hal pemilihan produk skincare dan makeup. Oleh karena itu penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Konten TikTok @tasyafarasya terhadap Keputusan
Pembelian Produk Skincare”.

7
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN IDENTIFIKASI MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan permasalahan
dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana Pengelolaan Konten TikTok Tasya Farasya terhadap Keputusan


Pembelian Produk Skincare?
b. Berapa Besar Pengaruh Konten TikTok Tasya Farasya terhadap Keputusan
Pembelian Produk Skincare?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk menganalisis tentang Pengelolaan Konten TikTok
Tasya Farasya terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare.

1.3.2 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui bagaimana cara pengelolaan konten TikTok Tasya Farasya
terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare
b. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh konten TikTok Tasya Farasya terhadap
keputusan pembelian produk skincare.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN


Penelitian yang dilakukan ini memiliki kegunaan teoritis dan praktis yang akan dipaparkan
sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Teoritis


Dari penelitian ini peneliti dapat memberikan kontribusi keilmuwan dan menambah
wawasan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut pada penelitian
selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan manfaat bidang Ilmu Komunikasi, khususnya
berkaitan dengan efek media sosial, perilaku konsumen dan keputusan pembelian

1.4.2 Kegunaan Praktisi


Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
manfaat bagi platform media sosial, khususnya TikTok. Dengan melihat prospek dari konten
hiburan pada TikTok yang menarik, hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi wanita di
Indonesia dalam keputusan pemebelian skincare, sehingga kinerja pemasaran dapat lebih
efektif dan efisien.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


Penelitian sebelumnya hanya bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan,
acuan, serta referensi. Selain itu, dapat mencegah asumsi serupa dalam penelitian ini. Oleh
karena itu, kajian teori ini memuat hasil penelitian sebelumnya sebagai berikut:

1. Jurnal penelitian dengan judul “Analisis Fenomena Sosial Media Dan Kaum
Milenial: Studi Kasus Tiktok” Oleh Yohana Noni Bulele, dan Tony Wibowo pada
tahun 2020, mahasiswa Universitas Internasional Batam.
Penelitian ini berfokus untuk memberikan informasi mengenai aplikasi yang sedang
diminati oleh banyak anak muda yaitu TikTok, khususnya selama pandemi ini, dimana
seperti yang kita ketahui, kegiatan dalam bentuk kontak fisik sudah mulai dilarang,
sehingga banyak yang menganggap aplikasi ini dapat membantu dalam hal memberikan
hiburan. Persamaan dari penelitian ini ialah sama-sama meneliti aplikasi TikTok
2. Jurnal penelitian dengan judul berjudul "Pengaruh aplikasi TikTok dan trend
glow up terhadap minat beli produk kecantikan.” Oleh Mumtaz dan Saino (2021).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan pada variabel aplikasi Tik Tok sebagai media promosi terhadap
minat beli produk kecantikan, dan adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel
trend glow up terhadap minat beli produk kecantikan, serta sccara simultan aplikasi Tik
Tok sebagai media promosi dan trend glow up berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli produk kecantikan.
3. Jurnal penelitian dengan judul “Analisis Perilaku Komunikasi Pengguna Media
Sosial Tiktok (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNISKA MAB Banjarmasin)” Oleh Desy Oktaheriyani, M. Ali Wafa, dan Shen
Shadiqien pada tahun 2020, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Kalimantan MAB, NPM.
Dalam penelitian ini membahas mengenai perilaku komunikasi pengguna media sosial
TikTok pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNISKA MAB
Banjarmasin yaitu mereka menggunakan media sosial TikTok karena sedang trend di
zaman sekarang. Berbagai macam fitur menarik terdapat pada media sosial TikTok

9
sehingga dapat menghilangkan beban pikiran. Persamaan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.

2.2 TINJAUAN LITERATUR


2.2.1 Komunikasi
Komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada
kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends
on our ability to understand one another) dan kemampuan penyesuaian dengan pihak yang
diajak berkomunikasi (Hermawan, 2012:4). Pihak komunikator harus dapat menyesuaikan
dengan komunikan dan komunikan harus dapat memahami maksud dari si komunikator agar
komunikasi dapat berhasil.

Secara ringkas, proses berlangsungnya suatu komunikasi bisa digambarkan seperti


berikut:

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud menyampaikan dan


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang
disampaikan bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-
simbol yang tentunya harus bisa dimengerti oleh kedua pihak.
2. Pesan (message) yaitu isi komunikasi yang dapat berupa bahasa atau simbol
tertentu yang kemudian disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau
saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara
langsung melalui telepon, surat, e-mail, SMS atau media lainnya.
3. Fungsi pengiriman (encoding) adalah proses untuk mengubah pesan ke dalam
bentuk yang dioptimasi untuk keperluan penyampaian pesan/data.
4. Media/saluran (channel) adalah alat perantara yang menjadi penyampai pesan
dari komunikator ke komunikan.
5. Fungsi penerimaan (decoding), proses memahami simbol-simbol bahasa
(bahasa pesan) yaitu simbol grafis atau huruf-huruf dengan cara
mengasosiasikannya atau menghubungkan simbol-simbol dengan bunyi-bunyi
bahasa beserta variasi-variasinya dilakukan penerima pesan dari penyampai
pesan.

10
6. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan
isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dipahami oleh komunikan itu
sendiri.
7. Respons (response) merupakan rangsangan atau stimulus yang timbul sebagai
akibat dari perilaku komunikan setelah menerima pesan. 8. Komunikan
memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang
dimaksud oleh si pengirim (West, dkk. 2007).

2.2.1.1 Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol verbal yang berupa
bahasa verbal (Mulyana, 2010, p. 260). Bahasa verbal yang dimaksud adalah kata-kata yang
digunakan untuk mengutarakan pikiran, perasaan, dan tujuan. Komunikasi verbal dapat
disampaikan melalui lisan maupun tulisan.

Dalam komunikasi verbal, kata dan bahasa merupakan unsur pentingnya (Cangara,
2007).

1. Kata Kata merupakan lambang yang mewakili sesuatu hal seperti orang, barang,
peristiwa, atau suasana. Dalam komunikasi verbal, kata yang digunakan adalah
abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi yang digunakan
bersifat intensional (berdasarkan niat atau keinginan) dan harus disebarkan di antara
orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
2. Bahasa Bahasa merupakan suatu sistem lambang yang membuat setiap orang dapat
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipakai adalah
bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik (Hardjana, 2003).

2.2.1.2 Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter adalah proses
komunikasi dengan menyampaikan pesan tanpa menggunakan simbolsimbol verbal (Mulyana,
2010, p. 343). Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi
komunikasi secara nonverbal. Beberapa indikator tersebut yaitu (Adler, Rosenfeld & Proctor,
2010, p. 187):

a. Eye and face


Wajah adalah salah satu bagian dari tubuh yang pertama dan sangat mudah
dilihat orang lain. Emosi seseorang dapat dilihat dari perubahan mimik

11
wajahnya. Meskipun demikian, pesan nonverbal yang disampaikan dari wajah
susah untuk dideteksi (Carrol & Russel dalam Adler, 2010, p. 187).
b. Movement
Pergerakan ini disebut sebagai kinesics. Menurut Paul Ekman dan Wallace
Friesen (dalam Borg, 2008, p. 22), pergerakan tubuh dibagi menjadi lima
kategori seperti emblem, ilustrator, regulator, affect display, dan adaptor.
c. Touch
Studi mengenai sentuhan disebut haptics. Dalam studi ini menyatakan bahwa
semakin dekat jarak seseorang maka akan semakin besar kemungkinan untuk
melakukan kontak fisik. Sentuhan adalah perilaku yang multimakna dan
merupakan suatu strategi komunikasi.
d. Smell
Studi mengenai bebauan disebut sebagai olfactics. Menurut Dr. Harry Wiener
dari New York Medical Collage, manusia dapat mengirim dan menerima pesan
kimiawi eksternal (external chemical messenger). Komunikasi dengan bebauan
ini berlangsung secara tidak sadar. Wangi/bau dapat mengirim pesan yang
berarti godaan, rayuan, dan ekspresi feminitas atau maskulinitas (Lanniari,
2007, p. 15).
e. Distance
Setiap individu memiliki kedekatan/jarak dengan masing-masing individu
lainnya. Setiap jarak yang diberikan itu tentu memberi arti yang berbedabeda
pula.
f. Paralaguage
Paralaguage adalah istilah yang digunakan oleh para peneliti untuk
mendeskripsikan bagaimana sebuah pesan disampaikan. Hal ini meliputi
volume, pelafalan, nada, tekanan, dan kecepatan saat berbicara (Adler, 2010, p.
191).
g. Time
Studi mengenai waktu disebut chronemics. Studi menjelaskan bagaimana
seseorang menggunakan dan menstruktur waktunya dapat memberikan
informasi mengenai orang tersebut. Namun perbedaan budaya menghasilkan
informasi yang berbeda pula (Adler, 2010, p. 197).
h. Attractiveness

12
Kemampuan seseorang dalam membuat orang lain menjadi tertarik, puas,
ataupun menang. Daya tarik ini merupakan penampilan fisik yang menjadi
penyebab utama ketertarikan secara personal. Secara umum manusia pada
dasarnya senang terhadap orang-orang yang cantik dan tampan. Mereka adalah
jenis orang yang mudah dalam mendapatkan simpati dan perhatian dari orang
lain (Rakhmat dalam Lanniari, 2007, p. 16).
i. Clothing
Seseorang dapat membuat dan membentuk persepsi mengenai orang lain
melalui cara orang tersebut berpakaian. Selain untuk melindungi tubuh, setiap
jenis pakaian yang digunakan juga memberikan pesan tertentu mengenai
penggunanya. Contoh: hijab yang dipakai oleh wanita didefinisikan sebagai
identitas seorang muslim (Droogsma dalam Adler, 2010, p. 201).
j. Physical enviroment
Suatu lokasi yang menjadi tempat terjadinya proses komunikasi juga dapat
menyampaikan pesan. Dalam sebuah studi, seseorang yang bekerja di ruangan
yang bagus akan menjadi lebih positif dan berenergi dibandingkan dengan
orang yang bekerja di ruangan yang kumuh (Maslow & Mintz dalam Adler,
2010, p. 201).

2.2.2 Pengelolaan
Kita sudah tidak asing lagi dengan kata “manajemen” lalu jika seseorang ditanya
mengenai apakah manajemen itu, maka jawabannya akan sangat beragam, Pringe, Jennings
dan Longenecker (dalam Morrisan,2011 : 136) mendefinisikan “management is the process of
acquaring and combining human, finansial, informational, and physical resources to allain the
organization’s primary goal of producing a product or service de-sired by some segment of
society” Manajemen yaitu proses memperoleh dan menombinasikan sumber daya manusia,
keuangan, informasi dn fisik untuk mencapai tujuan utama organisasi yaitu mengsilkan suatu
barang atau jasa yang diingikan sebagai segmen masyarakat. Fungsi pengelolaan (Manajemen)
Dalam media penyiaran, manajer umum (general manager) bertanggug jawab kepada pemilik
dan pemegang saham dalam melaksanakan koordinasi sumber daya yang ada (manusia dan
barang) sedemikian rupa sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai.
Manajer umum pada dasarnya bertanggung jawab pada aspek operasional suatu penyiaran.
Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemennya, (dalam Morissan, 2011 : 138 ) manajer
umum melaksanakan empat fungsi yaitu :

13
1. Perencanaan (planning), merupakan kegiatan penentuan tujuan (objectives) media serta
mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing) merupakan dimana organisasi atau perusahaan
bertujuan untuk mewujudkan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu di waktu
yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk
menimbulkannya.
3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (directing atau influencing) tertuju pada upaya
untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab secara
efektif.
4. Pengawasan (Controlling), merupakan suatu proses apakah tujuan organisasi atau
perusahaan sudah tercapai belum. Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat
kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Hal tersebut menunjukkan adanya
hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Pengawasan
membantu penilaian apakah perencanaan , pengorganisasian,penyusunan personalia,
dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif.

Tujuan pengelolaan (manajemen ) Manajemen dapat menerapkan berbagai tujuan melalui


proses perencanaan ini. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi akan menggunkan sumber daya
secara tidak efektif. Paada umumnya, tujuan media penyiaran dapat di bagi kedalam tiga hal
yang terdiri atas tujuan ekonomi, pelayanan, personal (Morrisan, 2011 : 140)

• Tujuan ekonomi, mencakup hal keuangan media penyiaran bersangkut dengan


perhatian utamanya tertuju pada target pendapatan, target pengeluaran, target
keuntungan, target rating yang ingin dicapai.
• Tujuan pelayanan, mencakup kegiatan penentuan program yang dapat menarik
audien, penentuan program yang dapat memenuhi minat dan kebutuhan audien
sekaligus kegiatan penentuan peran media penyiaran ditengah masyarakat.
• Tujuan personal, adalah tujuan individu yang bekerja pada media penyiaran
bersngkutan. Pada umumnya individu bekerja untuk satu tujuan, yaitu mendapat
penghasilan namun tidak setiap individu menjadikan penghasilan sebagai
satusatunya tujuan karena mereka menginginkan tujuan lain misalnya :
mendapatkan pengalaman, keahlian, kepuasan kerja dan sebagainnya.

14
2.2.3 Media Sosial
Media sosial menurut Shirky (Nasrullah 2015:11) adalah alat untuk meningkatkan
kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama diantara pengguna dan melakukan tindakan
secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi. Selain
sebagai media baru dalam hal berkomunikasi, media sosial juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap aspek, seperti jurnalisme, public relations, dan pemasaran media. Dari berbagai
literatur dan kajian, terdapat berbagai jenis media sosial berdasarkan model jaringan yang
terbentuk, berdasarkan karakteristik penggunaannya, hingga berdasarkan dokumen yang
disebarkan diantara pengguna.

Dari berbagai sumber, Nasrullah (2015:39) dalam bukunya memberikan kesimpulan


bahwa ada enam kategori besar tentang media sosial, diantaranya:

1) Media Jejaring Sosial (Social Networking)


Media jejaring sosial merupakan sarana yang dapat digunakan untuk melakukan
hubungan sosial dan efeknya dari hubungan tersebut di media virtual. Karakter
dari jenis media sosial ini adalah user dapat membentuk jaringan pertemanan,
contohnya seperti Facebook.
2) Jurnal Online (Blog)
Merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah
aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagi tautan, informasi,
maupun web lain. Karakter dari blog adalah penggunanya pribadi dan konten
yang di muat sesuai dengan keseharian penggunanya sendiri, contohnya adalah
Blogspot dan Wordpress.
3) Mikroblog (Microblogging)
Merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan
mempublikasikan aktivitas serta pendapatnya. Kehadiran jenis media sosial ini
merujuk pada munculnya Twitter yang menyediakan ruang maksimal 140
karakter.
4) Media Berbagi (Media Sharing)
Jenis media berbagi merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi
penggunanya untuk berbagi media mulai dari 19 dokumen, video, audio,
gambar, dan sebagainya seperti YouTube, Instagram, Flickr, dan Vine.
5) Penanda Sosial (Social Bookmarking)

15
Media sosial jenis penanda sosial bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan,
mengelola, dan mencari informasi atau berita secara online. Contoh dari media
sosial penanda sosial adalah Delicious.com, Reddit.com, dan LintasMe.
6) Wiki
Merupakan jenis media sosial konten bersama, dikarenakan situsnya yang
kontennya dikelola oleh para penggunanya. Kata “wiki” merujuk pada
Wikipedia yang kontennya dapat dimasuki oleh siapa saja untuk mengisi,
menyunting, dan mengomentari.

Karakteristik yang terdapat didalam media sosial tidak berbeda jauh dengan
karakteristik cyber media. Hal tersebut dikarenakan media sosial juga merupakan bagian dari
cyber media. Namun media sosial memiliki karakteristik tersendiri (Nasrullah, 2015:16),
diantaranya:

A. Jaringan (network)
Karakter media sosial yang pertama adalah membentuk jaringan antara penggunanya,
walaupun di dunia nyata tidak saling mengenal, namun adanya media sosial menjadi
penghubung secara mekanisme teknologi. Internet memiliki 20 kontribusi yang besar
terhadap munculnya ikatan sosial di media sosial, nilai-nilai dalam masyarakat virtual,
sampai pada struktur sosial secara online.
B. Informasi (information)
Informasi menjadi entitas yang penting dari media sosial karena user media sosial
mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan
interaksi berdasarkan informasi. Sebagai contoh aplikasi TikTok.
C. Arsip (archive)
Arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan
bisa diakses kapanpun melalui perangkat apapun. Informasi itu akan terus tersimpan
dan dengan mudah dapat di akses.
D. Interaksi (interactivity)
Interaksi dalam kajian media merupakan pembeda antara media lama (old media)
dengan media baru (new media). David Holmes dalam Nasrullah (2015:26)
menyatakan bahwa dalam media lama pengguna media cenderung pasif dan tidak
mengetahui satu dengan yang lainnya, sedangkan di media baru pengguna bisa
berinteraksi.
E. Simulasi sosial (simulation of society)

16
Di media sosial interaksi yang ada memang mirip dengan realitas, tetapi yang terjadi
adalah simulasi. Realitas 21 yang ada di media merupakan hasil proses simulasi,
dimana representasi yang ada dimedia telah direproduksi oleh media menjadi realitas
tersendiri yang terkadang berbeda atau bertolak belakang.
F. Konten oleh pengguna (user-generated content)
Konten oleh pengguna menunjukkan bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik
dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. Media baru termasuk media
sosial menawarkan alat dan teknologi baru yang memungkinkan audien untuk
mengarsipkan, memberi keterangan, menyesuaikan, dan menyirkulasikan ulang konten
media yang membawa pada kondisi produksi media yang DoIt- Yourself (Jenkins
dalam Nasrullah, 2015:31).
G. Penyebaran (share)
Penyebaran atau sharing merupakan karakteristik lainnya dari media sosial. Sharing
merupakan ciri khas dari media sosial yang menunjukkan bahwa khalayak aktif
menyebarkan konten sekaligus mengembangkannya. Di media sosial konten tidak
hanya diproduksi oleh khalayak pengguna, tetapi juga dibagikan dan disebarkan secara
manual oleh pengguna lain.

2.2.4 TikTok
TikTok adalah salah satu jejaring sosial dengan pertumbuhan tercepat di dunia. TikTok
memungkinkan pengguna membuat video pendek berdurasi 15 detik dengan musik, filter, dan
fitur kreatif lainnya. Hampir 4 tahun setelah TikTok diluncurkan, popularitasnya melonjak.
Hingga akhir 2019, ada 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Aplikasi ini juga digandrungi
oleh berbagai kalangan di Indonesia, termasuk tokoh masyarakat. Aplikasi TikTok yang kita
kenal sekarang ini awalnya bukan bernama TikTok. Pada September 2016, China ByteDance
meluncurkan aplikasi kecil bernama Douyin.

Dalam setahun, Douyin memiliki 100 juta pengguna dan 1 miliar penayangan video
setiap hari. Popularitas Douyin telah melampaui China, dengan nama baru TikTok yang lebih
menarik. TikTok adalah aplikasi yang menggunakan ponsel untuk merekam dan menyajikan
momen kreatif dan berharga dari seluruh dunia. TikTok memungkinkan siapa saja untuk
menjadi kreator dan mendorong pengguna untuk berbagi ekspresi kreatif melalui video
berdurasi 15-60 detik. Aplikasi menyenangkan ini memungkinkan siapa saja untuk menjadi
pencipta melalui kesederhanaan dan kemudahannya. Dari perspektif pasar, aplikasi yang
menyasar video pendek lebih diminati pengguna karena tidak memakan waktu lama. Jika

17
pengguna tidak tertarik, pengguna dapat langsung melihat konten pilihannya dan beralih ke
video lain.(Kumparan, 2020) TikTok telah menjadi aplikasi populer di Indonesia dan di seluruh
dunia pada tahun 2020. Menurut penelitian menara sensor pada kuartal kedua tahun 2020,
TikTok diunduh oleh lebih dari 300 juta pengguna pada kuartal pertama dan kedua tahun 2020.
Popularitas TikTok juga terus meningkat. Pada tahun 2020 di Indonesia. Indonesia bahkan
telah menjadi sebuah negara. Sebagian besar dari mereka mendaftar untuk TikTok pada
Agustus 2020. Menurut data dari Indonesia Touch Tower, TikTok menyumbang 11% dari total
unduhan TikTok sebesar 63,3 juta di iOS dan Android.(CnnIndoensia, 2020)

2.2.5 Penggemar Digital


Di internet, khususnya media sosial, budaya penggemar bisa dilihat dari perspektif
pengguna dan perangkat teknologi. Dari perspektif pengguna, media sosial merupakan medium
yang bisa mempertemu kan penggemar dengan idola mereka. Koneksi langsung ke akun idola
menyebabkan penggemar bisa mengikuti aktivitas atau berita terbaru serta dapat berinteraksi
dengan yang diidolakan (Nasrullah, 2015a: 137).

Inilah realitas budaya penggemar bahwa tidak merujuk pada penggemar saja, tetapi ada
negosiasi penting yang turut melibatkan sang idola. Artinya, budaya penggemar berjalan di
atas proses konsumsi-produksi konten media. Inovasi yang muncul di internet dan ditambah
perangkat teknologi, seperti membuka pintu gerbang jalan bebas hambatan bagi
berlangsungnya budaya penggemar.

Kehadiran teknologi internet dan revolusi digital bagi Roberta Pearson (Pearson, 2010:
84) memberikan pengaruh penting bagi praktik budaya penggemar. Internet mengaburkan
batasan antara produser dan konsumer, mengkreasikan relasi simbiotik antara ke kuatan
korporasi dan individu penggemar sampai pada memuncul kan bentuk-bentuk baru dari
produksi kultural.

Media sosial dan jaringan instan sebagai sebuah lingkungan baru telah membawa
budaya penggemar dalam tataran yang berbeda karena produksi dan konsumsi menjadi
terintegrasi dalam satu cara. Patryk Galuszka menggunakan terminologi "fanvestor" untuk
menjelaskan tentang mekanisme pengumpulan dana masyarakat sebagai model dari integrasi
antara penggemar dan investor. Dalam isu khusus ini, Galuszka mengungkapkan lingkungan
baru, di mana penggemar secara aktif menjadi bagian dari proses distribusi ekonomi dan
pertukaran online. Bagi Galuszka, para penggemar saat ini merupakan sponsor yang aktif,

18
pencipta nilai-nilai, para pemangku kepentingan, investor, dan sebagai penyaring (Duffett,
2015: 4).

2.2.6 Konten Oleh Pengguna


Karakteristik media sosial lainnya adalah konten oleh pengguna atau lebih populer
disebut dengan user generated content (UGC). Term ini menun jukkan bahwa di media sosial
konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. Contoh
bagaimana karakteristik media sosial ini bekerja bisa dilihat dari jenis-jenis media sosial yang
dijelaskan pada bab selanjutnya. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru
yang mem berikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi (Lister et al.,
2003: 221). Situasi ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan media lama (tradisional) di
mana khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan. Media
baru, termasuk media sosial, menawarkan perangkat atau alat serta teknologi baru yang
memungkinkan khalayak (konsumen) untuk mengarsipkan, memberi keterangan, menye
suaikan, dan menyirkulasi ulang konten media (Jenkins, 2002) dan ini membawa pada kondisi
produksi media yang Do-It-Yourself.

"Beberapa sektor industri media telah melibatkan penonton yang aktif sebagai
perpanjangan tangan pemasaran mereka, yang tentu saja industri media itu mendapatkan
umpan balik yang lebih besar dari penggemar mereka, dan bekerja sama dengan penonton yang
turut menghasilkan konten ke dalam proses desain mereka. Teknologi baru telah meruntuhkan
hambatan antara konsumsi media dengan produksi media. Dalam kajian awal tentang produksi
media, konsumen hanya sedikit memiliki kekuatan untuk memengaruhi produksi isi media
sedangkan lingkungan digital baru memperluas kekuasaan khalayak untuk mengarsipkan,
memberi keterangan, menyesuaikan, dan menyirkulasi ulang konten media" (Jenkins, 2002).

Konten oleh pengguna ini adalah sebagai penanda bahwa di media sosial khalayak tidak
hanya memproduksi konten di ruang yang disebut Jordan sebagai 'their own individualised
place,' tetapi juga mengonsumsi konten yang diproduksi oleh pengguna lain. Ini merupakan
kata kunci untuk mendekati media sosial sebagai media baru dan teknologi dalam Web 2.0.
Teknologi yang memungkinkan produksi serta sirkulasi konten yang bersifat massa dan dari
pengguna atau user generated content (UGC). Bentuk ini adalah format baru dari budaya
interaksi (interactive culture) di mana para pengguna dalam waktu yang bersamaan berlaku
sebagai produser pada satu sisi dan sebagai konsumen dari konten yang dihasilkan di ruang
online pada lain sisi (Fuchs, 2014; Gane & Beer, 2008).

19
2.2.7 Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan.
Suatu keputusan (decision) biasanya terjadi di antara dua atau lebih alternatif tindakan atau
perilaku yang ada. Keputusan selalu berupa pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda.
Pengambilan keputusan merupakan sebuah penyelesaian masalah dengan mengambil
kesimpulan pada kegiatan manusia membeli suatu produk guna memenuhi suatu keinginan dan
kebutuhan. Perilaku konsumen menjadi hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
keputusan pembelian. Adapun hal-hal tersebut adalah proses ketika seseorang (konsumen)
melakukan pencarian, pemilihan, pembelian penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses
keputusan pembelian menurut Engel (2006) adalah sebagai berikut:

• Pengambilan inisiatif (intiator) Pengambilan inisiatif adalah orang yang pertama kali
memberi saran atau mengusulkan gagasan untuk membeli produk.
• Orang yang mempengaruhi (influencer) Orang yang mempengaruhi adalah seseorang
yang berpengaruh dalam keputusan pembelian atau pemakaian barang dan jasa dengan
cara memberikan saran atau referensi produk yang dibutuhkan.
• Pengambilan keputusan (decider) Pengambilan keputusan adalah pihak yang
menentukan seluruh keputusan pembelian, baik keputusan untuk membeli, bagaimana
membelinya dan di mana akan membeli.
• Pembeli (buyer) Pembeli adalah orang yang melakukan transaksi pembelian.
• Pemakai (user) Pemakai adalah pihak terakhir dalam proses pengambilan keputusan
dengan mengomsumsi atau memakai barang atau jasa yang telah dibeli. Keputusan
membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen
menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan
antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Perbedaan tersebut akan memunculkan kesadaran terhadap produk yang
dibutuhkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan
yaitu: waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan
individu, pengaruh pemasaran.
2. Pencarian informasi Setelah menyadari apa yang dibutuhkan, seseorang akan
mulai melakukan pencarian informasi kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan

20
membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Pencarian informasi bisa melalui
informasi internal maupun eksternal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian informasi adalah:

a. Faktor resiko produk (keuangan, fungsi, psikologis, waktu, sosial,


fisik).
b. Faktor karakteristik konsumen (pengetahuan dan pengalaman
konsumen, kepribadian dan karakteristik demografik).
c. Faktor situasi (waktu yang tersedia untuk belanja, jumlah produk yang
tersedia, lokasi toko, ketersediaan informasi, kondisi psikologis
konsumen, resiko sosial dari situasi, tujuan belanja).
3. Evaluasi alternatif Evaluasi alternatif adalah proses penilaian pilihan produk
dan merek kemudian memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Pada proses ini, konsumen melakukan perbandingan berbagai pilihan yang
tersedia dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Setelah
menentukan kriteria atas produk atau merek yang dievaluasi, maka langkah
berikutnya adalah menentukan alternatif pilihan. Teknik pemilihan produk ada
dua yaitu: teknik kompensatori dan tehnik non-kompensatori. Prinsip dari
teknik kompensatori adalah kelebihan suatu atribut dari sebuah merek dapat
menutupi kelemahan atribut lainnya. Prinsip dari teknik non-kompensatori
adalah kelemahan suatu atribut dari sebuah merek tidak dapat ditutupi oleh
kelebihan atribut lainnya.
4. Tindakan pembelian Setelah menentukan pilihan produk, proses selanjutnya
adalah melakukan tindakan pembelian produk atau jasa tersebut. Jenis
pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan
menjadi 3 macam yaitu: pembelian yang terencana sepenuhnya, pembelian yang
separuh terencana, pembelian yang tidak terencana. Adapun proses pembelian
melalui tahap prapembelian yaitu mencari informasi dan mempersiapkan dana.
Selanjutnya tahap pembelian, perilaku konsumen yaitu berhubungan dengan
toko, mencari produk di toko tersebut, dan transaksi.
5. Pasca Konsumsi Proses ini tidak berhenti pada saat konsumen mengkonsumsi
produk yang telah dibeli, melainkan ada tindakan lain yang mengikuti
konsumsi, biasa disebut tindakan pasca konsumsi. Setelah mengkonsumsi,
konsumen akan menilai apakah produk tersebut memuaskan atau tidak, apakah

21
sesuai dengan klaimnya di pasaran atau tidak, pantaskah untuk melakukan
pembelian kembali atau tidak sama sekali.

2.2.8 Produk
Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa, “Produk merupakan hasil
dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan
konsumen untuk memenuhi kebutuhannya”. Sedangkan menurut Saladin (2002:121), “Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”. Menurut
Kotler dan Armstrong (2003), berdasarkan konsumen yang menggunakannya, produk dan jasa
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: produk konsumen (consumer products) dan produk
industri (industrial products).

1. Produk konsumen Produk konsumen adalah produk yang memang ditujukan untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen secara langsung. Berdasarkan cara
konsumen membelinya (Kotler dan Armstrong, 2003), produk konsumen dibedakan
menjadi empat meliputi:
• Produk sehari-hari (convenience products)
Produk sehari-hari adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen untuk
dikonsumsi secara teratur dan cepat dalam kehidupannya seharihari. Usaha
yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk ini biasanya lebih sedikit
dibandingkan produk lain. Contohnya adalah sabun, makanan cepat saji,
pasta gigi dan lain sebagainya. Umumnya produk jenis ini mempunyai harga
rendah dan para pemasar harus menempatkan produk tersebut pada berbagai
lokasi yang strategis sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan
ketika membutuhkannya.
• Produk belanja (shopping products)
Produk belanja adalah barang yang pembeliannya lebih jarang dibandingkan
dengan produk sehari-hari. Dalam pembeliannya konsumen melakukan
pembandingan dengan produk lain berdasarkan kecocokan, kualitas, harga,
dan gaya. Hal ini tentu saja membuat konsumen menghabiskan lebih banyak
waktu dan usaha dalam mengumpulkan informasi dan membuat
perbandingan. Contohnya perabot, pakaian, mobil bekas, peralatan-
peralatan utama, serta jasa Hotel serta motel.
• Produk spesial (specialty products)

22
Produk spesial adalah produk dan jasa konsumen yang mempunyai
karakteristik dan identifikasi merek yang unik yang membuatnya jarang
ditemukan sehingga konsumen perlu menempuh usaha khusus untuk
mendapatkannya. Produk spesial biasanya dijual dengan harga yang relatif
mahal. Contohnya adalah mobil Lamborghini, pembeli biasanya bersedia
pergi jauh untuk membelinya sekaligus mengeluarkan biaya lebih banyak
dibandingkan dengan membeli jenis produk lainnya.
• Produk yang tidak dicari (unsought products)
Produk yang tidak dicari adalah produk tidak diketahui oleh konsumen atau
bahkan jika mengetahuinya biasanya tidak terpikirkan untuk membeli
produk tersebut. Contoh: asuransi jiwa dan donor darah ke PMI.
Produkproduk itu memerlukan usaha pemasaran yang besar sepetrti iklan
dengan frekuensi tinggi, penjualan pribadi, dan usaha pemasaran lainnya.
2. Produk industri Produk Industri adalah produk yang dibeli dengan tujuan akan
diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan suatu bisnis. Tiga kategori
produk dan jasa industri adalah bahan baku dan suku cadang, barang modal, serta
perlengkapan dan jasa.

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN


Kerangka pemikiran adalah alur pikir peneliti sebagai dasar-dasar pemikiran untuk
memperkuat sub fokus yang menjadi latar belakang dari penelitian ini. Didalam penelitian
kualitatif, dibutuhkan sebuah landasan yang mendasari penelitian agar penelitian lebih terarah.
Oleh karena itu dibutuhkan kerangka pemikiran untuk mengembangkan konteks dan konsep
penelitian lebih lanjut sehingga dapat memperjelas konteks penelitian, metedologi, serta
penggunaan teori dalam penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori
dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian
perlu dikemukakan apabila penelitian tersebut berkenaan atau berkaitan dengan fokus
penelitian.

Maksud dari kerangka berpikir sendiri adalah supaya terbentuknya suatu alur penelitian
yang jelas dan dapat diterima secara akal (Sugiyono, 2017: 92).Sebuah kerangka pemikiran
bukanlah sekedar sekumpulan informasi yang di dapat dari berbagai sumber-sumber, atau juga
bukan sekedar sebuah pemahaman. Tetapi, kerangka pemikiran membutuhkan lebih dari
sekedar data-data atau informasi yang relevan dengan sebuah penelitian, dalam kerangka
pemikiran dibutuhkan sebuah pemahaman yang didapat peniliti dari hasil pencarian sumber-

23
sumber, dan kemudian di terapkan dalam sebuah kerangka pemikiran. Pemahaman dalam
sebuah kerangka pemikiran akan melandasi pemahaman- pemahaman lain yang telah tercipta
terlebih dahulu. Kerangka pemikiran ini akhirnya akan menjadi pemahaman yang mendasar
dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran lainnya.

Berdasarkan pemaparan yang sudah dijelaskan di atas, maka tergambar beberapa


konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengaplikasikan penelitian ini.
Kerangka pemikiran teoritis di atas akan diterapkan dalam kerangka konseptual sesuai dengan
penelitian yang akan diteliti yaitu “Pengelolaan Konten Tiktok terhadap Keputusan
Pembelian Produk Skincare”.

Akun @tasyafarasya

Konten TikTok: Keputusan Pembelian:

• Kredibilitas kreator • Pengenalan kebutuhan


• Daya tarik kreator • Pencarian informasi
• Kekuasaan • Penilaian alternative .
• Konten • Keputusan pembelian
• Komunikasi kreator • Perilaku pasca pembelian

Gambar 2.3

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriftif. Metode penelitian deskriptif kualitatif disebut juga desain kualitatif semu
karena memiliki banyak persamaan dengan kuantitaif deskriptif. Metode deskriptif adalah satu
metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2011:52). Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis serta
hubungan pada penelitian yang diteliti.

Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif, penelitian deskriptif yaitu
mendeskripsikan secara jelas atau menggambarkan tentang suatu hal secara mendalam. Data
deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, bukan angka. Hal ini
disebabkan penggunaan metode kualitatif, dan konten yang dikumpulkan dapat menjadi kunci
untuk yang sudah di lakukan penelitian. (Moleong,2017:11) Dalam penelitian ini peneliti ingin
memaparkan bagaimana pengelolaan konten TikTok sebagai keputusan pembelian produk
skincare.

3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dikumpulkan dengan menggunakan
sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih condong pada observasi partisipa
(observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Dalam
memperoleh data dipenelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam
memperoleh data yaitu: 3.5.1.

3.2.1 Data Primer


Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data dengan
observasi langsung (Sugiyono,2011:224)

• Wawancara mendalam (in depth interview) Menurut Kriyoto (2012: 102) dalam
bukunya teknis praktis riset komunikasi menjelaskan bahwa wawancra
mendalam adalah suatu cara pengumpulan data atau informasi bertemu

25
langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan
mendalam.
• Observasi
Kriyanto (2012 : 110) mengemukakan bahwa observasi merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian kualitatif. Observasi
diartikan sebagai kegiatan pengamatan langsung tanpa perantara,yaitu suatu
objek yang meneliti secara seksama tindakan- tindakan yang di lakukan objek
tersebut. Dalam pengumpulan data peneliti juga melakukan observasi partisipan
yaitu Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
secara langsung berpartisipasi dalam kegiatan observasi atau digunakan sebagai
sumber data penelitian. Dalam penelitian bersama, data yang diperoleh lebih
lengkap dan jelas, memungkinkan kita untuk memahami tingkat maknanya.

3.2.2 Data Skunder


Data sekunder Sugiyono (2015: 223) mengemukan data skunder merupakan sumber
data yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya melalui orang lain
atau Dokumentasi.

• Studi kepustakaan
Pada penelitian ini penulis melakukan studi pustaka dari berbagai sumber serta
buku - buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
• Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan dengan data
yang diperoleh berupa rekaman wawancara, foto wawancara, dan bukti fisik
lainnya. Dokumentasi dengan pengumpulan data serta mengurutkan data secara
teratur dan mencatat informasi yang penting serta informasi yang ada kaitannya.

3.3 UJI KEABSAHAN DATA


Validitas data merupakan konsep penting yang melanjutkan dari konsep validitas dan
reliabilitas menurut versi “positivisme” dan menyesuaikan dengan kebutuhan
pengetahuan,standar dan paradigma tersendiri. Data memerlukan suatu metode pengukuran
yaitu triangulasi. Triangulasi adalah suatu metode verifikasi data yang menggunakan hal-hal
selain data untuk memverivikasi atau membandingkan dengan data (Kriyantono,2012:72).

1. Triangulasi sumber, yang melibatkan membandingkan atau memverifikasi ulang


keandalan informasi dari sumber yang berbeda.

26
2. Triangulasi waktu berkaitan dengan perubahan proses dan perilaku manusia, karena
perilaku manusia berubah setiap saat.
3. Trigulasi Teori, dengan mengunakan dua atau lebih teori untuk membandingkan atau
menyatukan triangulasi teoritis.
4. Triangulasi priset, dengan menggunakan beberapa peneliti untuk melakukan
observasi atau wawancara.
5. Triangulasi metode, mencoba memverifikasi data, atau memverifikasi penelitian.
Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data yang sama.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode yaitu
menggunakan dari satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data yang sama. Selain
itu, triangulasi metode berfungsi melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan juga observasi. Dari
keterangan di atas, peneliti menarik kesimpulan dengan menggunakan triangulasi sumber
peneliti dapat memperoleh informasi dan meanalisis apa yang di lakukan oleh objek.

3.4 TEKNIK ANALISIS DATA


Analisa data digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif.
Data kualitatif bisa berupa kata-kata, kalimat, atau narasi yang diperoleh menurut wawancara,
dan observasi. Dalam penelitian ini memakai teknik analisa data menjadi faktor primer evaluasi
berkualitas tidaknya penelitian sebagai akibat menaruh makna dalam data yang diperoleh.
(Kriyantono,2012:196) Dalam penelitian kualitatif, metode pengumpulan data yang berbeda
(trianggulasi) dapat digunakan untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda dan
dilanjutkan sampai datanya jenuh (sugiyono, 2011:243).

3.5 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN


Peneliti melakukan wawancara data kepada informan di Taman Kopo Katapang,Kab.
Bandung dan melalui akun tiktok @tasyafarasya. Serta waktu penelitian melakukan riset
terhitung dari bulan Agustus 2022 dilakukan dengan mengikuti jadwal kesiapan informan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Morrisan, 2011. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Severin Werner J, James W. Tankard. Jr 2011. Teori Komunikasi Sejarah Metode dan Terapan
Didalam Media Massa. Jakarta : Kencana Prenada media Group.

Nasrullah, Rully. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Sosisotekhnologi.


Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Nasrullah, Rully. 2018. Khalayak Media. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Peter Paul J, Jerry C. Olson . 1999 Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Hanson, Ward. 2000. Pemasaran Internet. Jakarta : Salemba Empat

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan
Keinginan Konsumen. Jakarta : Prenadamedia Group.

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya

Internet Searching

https://kumparan.com/berita-hari-ini/ini-asal-muasal-tiktok-yang-kini-
mendunia1ss18QadAEN

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201210145006-185-580569/kisah-kejayaan-
tiktok- di-2020

https://pojoksosmed.com/tiktok/tik-tok-adalah/

28

Anda mungkin juga menyukai