Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN


SAMPAH PASAR TRADISIONAL DESA BANJARSARI WETAN ,
KECAMATAN DAGANGAN , KABUPATEN MADIUN

PROGRAM SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

Nama : Erika Sianipar

Prodi : D-IV Sanitasi Lingkungan Tk 1

NIM : P00933220014

Dosen Pembimbing : Restio Sidebang M.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada
saya karena telah dapat menyelesaikan proposal ini dengan
baik. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah bahasa Indonesia Ibu Restio Sidebang M.Pd yang
telah memberikan tugas ini kepada kami semua.

Proposal ini dibuat sebatas dengan kemampuan dan


pengetahuan yang saya miliki. Saya sangat mengharapkan agar
proposal ini dapat bermanfaat dan dapat berguna untuk
menambah pengetahuan kita. Saya selaku penulis sangat
menyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam
membuat proposal penelitian ini. Sehingga saya sangat
berharap agar bisa mendapatkan kritik dan saran yang
membangun agar nantinya pembuatan proposal lainnya akan
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga proposal ini dapat dengan mudah dipahami oleh para


pembaca. Dan saya berharap proposal ini dapat memberikan
banyak informasi dan berguna bagi semuanya. Saya selaku
penulis mengucapkan permintaan maaf apabila dalam
pembuatan proposal ini ini terdapat banyak kekurangan
ataupun kesalahan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 4

1.1 Latar Belakang........................................................................... 6

1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 6


1.2.1 Rumusan Umum...................................................................... 6

1.2.2 Rumusan Khusus..................................................................... 6

1.3 Tujuan........................................................................................ 6

1.3.1 Tujuan Umum........................................................................ 6

1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................ 6

1.4 Manfaat...................................................................................... 6

1.4.1 Bagi Penanggung Jawab Pasar Tradisional............................. 6

1.4.2 Bagi Pedagang Pasar............................................................... 6

1.4.3 Bagi Peneliti............................................................................ 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7

2.1 Konsep Sampah.......................................................................... 7

2.1.1 Pengertian Sampah.................................................................. 7

2.1.2.Jenis Sampah........................................................................... 8

2.1.3 Sumber - Sumber Sampah....................................................... 9

2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah............ 10

2.1.5 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Masyarakat.............. 11

2.2 Pengelolaan Sampah Padat......................................................... 11

2.2.1 Tahap Pewadahan Sampah...................................................... 12

2.2.2 Pengumpulan Sampah............................................................. 12

2.2.3 Tahap Pemindahan Sampah.................................................... 13

2.2.4 Tahap Pengangkutan Sampah................................................. 13

2.2.5 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah........................................ 13

2.3 Konsep Tempat Sampah............................................................. 15

2.3.1 Definisi.................................................................................... 15

2.3.2 Syarat Tempat Sampah............................................................ 15

2.3.3 Tempat Pembuangan Sementara............................................. 15


2.4 Pasar........................................................................................... 16

2.4.1 Definisi Pasar.......................................................................... 16

2.4.2 Fungsi Pasar............................................................................ 17

2.4.3 Karakteristik Pasar.................................................................. 17

2.4.4 Sanitasi Pasar.......................................................................... 18

BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................. 20

3.1 Desain Penelitian........................................................................ 20

3.2 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional........................... 20

3.2.1 Variable Penelitian.................................................................. 20

3.2.2 Defenisi Operasional............................................................... 20

3.3 Lokasi Penelitian........................................................................ 21

3.3.1 Lokasi Penelitian..................................................................... 21

3.4 Prosedur Pengumpulan Data...................................................... 21

3.4.1 Cara Pengumpulan Data.......................................................... 21

3.4.2 Jenis Data................................................................................ 21

3.5 Teknik Analisis Data.................................................................. 22

3.4.1 Analisis Data........................................................................... 22

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 23

4.1 Kesimpulan................................................................................ 23

4.2 Saran........................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 25
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat,


karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai
mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen),
dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar
penyakit (vektor) (Notoatmodjo, 2011). Masalah sampah di
Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap akibat - akibat yang dapat
ditimbulkan oleh sampah dan kurangnya anggaran dana
pemerintah untuk mengusahakan pembuangan sampah yang
baik dan memenuhi syarat. Faktor lain yang menyebabkan
permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah
meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak
disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang
persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang
untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah
pada tempatnya (Soemirat, 2009).Sampah banyak ditemukan
pada tempat - tempat umum yang menjadi problem kesehatan
masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum
merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat
tersebut. Dengan demikian, maka tempat - tempat umum harus
memenuhi syarat - syarat kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat
(Mukono, 2008).Salah satu tempat umum yang
menghasilkan sampah adalah pasar. Pasaradalah tempat
dimana ketika adanya orang yang menawarkan sejumlah
barang dan jasa untuk dapat dijual kepada orang lain
melalui cara yang sistematis dan terorganisir. Pasar
merupakan salah satu yang menggerakkan dinamika kehidupan
ekonomi, dimana fungsinya lembaga pasar ini sebagai
institusi ekonomi tidak dapat terlepas dari aktivitas yang
dilakukan oleh pembeli dan pedagang (Damsar,
2010).Berdasarkan data di TPA Kaliabu,timbulan sampah
rata - rata di area pemukiman dan tempat - tempat umum di
Kabupaten Madiun adalah sebesar 2,39 liter/orang/hari.
Dengan demikian potensi timbulan sampah Kabupaten
Madiun Tahun 2016 dengan jumlah penduduk sebanyak
731.184 jiwa adalah sebesar 1.757 m 3/hari. Komponen
terbanyak dalam sampah Kabupaten Madiun adalah sisa
makanan/sayuran (52%), plastik(17%), dan kertas/karton
(13%) (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2016). Jumlah di
atas salah satunya bersumber dari pasar, hal tersebut
menjadi masalah yang besar, karena sebagian besar sampah
merupakan sarang lalat, tikus, dan serangga, menjadi
sumber pengotoran tanah dan air, maupun udara dan dari
segi estetika akan menimbulkan bau serta pemandangan
yang kurang menyenangkan.Menurut Dinas Kebersihan dan
Tata Ruang Kabupaten Madiun pada tahun 2016 tentang
sistem pengelolaan sampah Kabupaten Madiun yang
dilakukan terhadap berbagai aspek yaitu meliputi aspek teknis
operasional, aspek organisasi, aspek peraturan, aspek
pembiayaan serta aspek peran serta masyarakat. Untuk
aspek operasional, pemerintah daerah menyediakan TPS
untuk menampung sampah dari masyarakat, yang
ditempatkan di beberapa lokasi di wilayah Kabupaten
Madiun. Namun, tidak semua kecamatan dan desa
memiliki TPS dan hanya beberapa yang dilayani dalam
pengelolaan sampah. Khusus untuk aspek peran serta
masyarakat secara umum sebenarnya sudah cukup baik,
akan tetapi tempat - tempat umum seperti pasar, jalan dan
lain - lain masih kurang sekali, kadang - kadang masih
terlihat para pedagang tidak meletakkan sampahnya ke
kontainer yang tersedia sehingga akan memperlambat kerja
petugas pengumpulan(Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
2016). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan,
dari 76 kios yang disurvei, masih banyak sekali sampah
yang berserakan di depan stand atau di depan kios - kios
pedagang. Selain itu, di pasar tersebut juga tidak tersedia
tempat pembuangan sementara atau TPS, hal ini dapat
mengganggu para pengunjung pasar. Para pedagang
sebagaian membuang sampah mereka di sungai belakang
pasar dansebagian pedagang lain membawa sampah mereka
dan membuangnya ke TPS yang berada di pasar lain yang
bertempat di kecamatan yang berbeda. Hal ini dikarenakan
minimnya fasilitas persampahan di pasar tersebut.
Permasalahan tersebut dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dari pedagang pasar, sikap pedagang,minimnya
fasilitas persampahan yang tersedia di pasar serta
kurangnya peran tindakan dari petugas pasar dalam
menangani kebersihan lingkungan sampah. Beberapa faktor
tersebutsangat penting dalam menentukan perilaku
membuang sampah oleh pedagang di pasar tersebut. Dari
permasalahan yang di temukan di pasar tradisional Desa
Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun
diatas, terlihat bahwa para pedagang perlu memperhatikan
pengelolaan sampah karena pengelolaan sampah harus
dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi
persyaratan sanitas .

Maka dari itu, perlu adanya perilaku pedagang pasar


yang baik dalam bentuk pengetahuan dan sikap dalam
pengelolan sampah, pemenuhan fasilitas
pembuangansampahdan tindakan petugas pasar dalam
pengelolaan sampah di pasar, hal ini untuk meminimalisir
sampah berserakan disekitar kios dan stands para pedagang
sehingga dapat tercipta kebersihan lingkungan pasar.
Penelitian tentang pengelolaan sampah di pasar tradisional
belum dilakukan sebelumnya, oleh karena itu peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang factor - faktor yang
mempengaruhi pengelolaan sampah pasar tradisional Desa
Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Umum

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas maka dapat


dirumuskan masalah penelitian yaitu “factor – factor apa
sajakah yang mempengaruhi pengelolaan sampah pasar
tradisionalDesa Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan,
Kabupaten Madiun ?”

1.2.2 Rumusan Khusus

1.Bagaimana pengetahuan pedagang, sikap


pedagang, fasilitas pembuangan sampah pedagang,
tindakan petugas pasar terhadap pengelolaan sampah dan
pengelolaan sampah di pasar tradisioanal ?

2.Apakah ada pengaruh pengetahuan pedagang pasar


terhadap pengelolaan sampah?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian adalah menganalisis faktor-faktor


yang mempengaruhi pengelolaan sampah pasar tradisional Desa
Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan pedagang, sikap


pedagang, fasilitas pembuangan sampah pedagang, tindakan
petugas pasar terhadap pengelolaan sampah dan pengelolaan
sampah di pasar tradisioanal.

2. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pedagang


terhadap pengelolaan sampah.

3. Untuk menganalisis pengaruh sikap pedagang terhadap


pengelolaan sampah.

4. Untuk menganalisis pengaruh fasilitas pembuangan sampah


terhadap pengelolaan sampah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penanggung Jawab Pasar Tradisional

Memberikan informasi kepada penanggung jawab pasar


tradisional tentang upaya pengelolaan sampah di lingkungan
pasar sehingga bisa menghasilkan kebijakan untuk merancang
pengelolaan sampah.

1.4.2Bagi Pedagang Pasar

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat


digunakan sebagai bahan kajian bagi pengelola pasar
khususnya dalam hal pengelolaan sampah serta diharapkan
dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi pedagang
untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar kios maupun
lingkungan pasar.

1.4.4 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan


diri serta mengabdikan diri pada dunia pendidikan
kesehatan
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sampah

2.1.1 Pengertian SampaH

Menurut Adnani (2011), yang dimaksud dengan sampah


adalah sebagian sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan
industry) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia
(human waste) tidak termasuk kedalamnya dan umumnya
bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk
didalamnya).

Menurut Notoatmodjo (2011), sampah adalah suatu bahan atau


benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,
atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam
suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan
masyarakat Amerika membuat batasan sampah ( waste) adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi
atau suatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.Dari batasan ini
jelas bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia
yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan
semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut
sampah , misalnya : benda - benda alam, benda - benda yang
keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir,
pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut dan
sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip -
prinsip sebagai berikut :

a. Adanya sesuatu benda atau benda padat.

b. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan


manusia.

c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi. (Notoatmodjo,


2011).

2.1.2. Jenis Sampah


Menurut Notoatmodjo (2011), sampah padat dapat dibagi
menjadi berbagai jenis, yakni :

a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah


dibagi menjadi :

1) Sampah an-organik, adalah sampah yang


umumnya tidak dapat membusuk, misalnya :
logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan lain sebagainya.

2) Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya


dapat membusuk, misalnya : sisa -sisa makanan, daun -
daunan, buah - buahan, dan sebagainya.

b. Berdasarkan dapat dan tidak dapatnya dibakar

1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet,


kayu, plastik, kain bekas, dan sebagainya.

2) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya :


kaleng - kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca,
dan sebagainya.

c. Berdasarkan karakteristik sampah

1) Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau


pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk,
dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan
sebagainya.

2) Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran,


perdagangan baik yang mudah terbakar, seperti kertas,
karton, plastik, dan sebagainya, maupun yang tidak mudah
terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas
dan sebagainya.

3) Ashes (Abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan -


bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.

4) Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah


yang berasal dari pembersihan jalan, yaitu terdiri dari
campuran bermacam - macam sampah, daun - daunan, kertas,
plastik, pecahan kaca, besi, debu, dan sebagainya.

5) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari


industry atau pabrik - pabrik.
6) Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang
yang mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh
orang.

7) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle), yaitu bangkai


mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.

8) Sampah pembangunan (construction wastes ), yaitu


sampah dari proses pembangunan gedung, rumah, dan
sebaginya, yang berupa puing - puing, potongan - potongan
kayu, besi beton, bambu dan sebagainya.

2.1.3 Sumber - Sumber Sampah

Menurut Notoatmodjo (2011), sampah yang ada


dipermukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber
diantaranya :

a. Sampah yang berasal dari pemukiman ( domestic


wastes)Sampah ini terdiri dari bahan - bahan padat sebagai
hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang
seperti : sisa - sisa makanan baik yang sudah dimasak atau
yang belum, bekas pembungkus berupa kertas, plastik, daun,
dan sebagainya, pakaian - pakaian bekas, bahan - bahan
bacaan, perabot rumah tangga, daun - daun dari kebun atau
taman.

b. Sampah yang berasal dari tempat - tempat umum Sampah ini


berasal dari tempat - tempat umum, seperti pasar, tempat -
tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan
sebagainya. Sampah ini berupa : kertas, plastik, botol, daun
dan sebagainya.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran Sampah dari


perkantoran baik perkantoran pendidikan,
perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya.
Sampah ini berupa kertas - kertas, plastik, karbon, klip,
dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering, dan
mudah terbakar (rubbish).

d. Sampah yang berasal dari industri ( industrial wastes)


Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk
sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala
sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya :
sampah - sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu,
potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari jalan rayaSampah ini berasal dari


pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari : kertas - kertas,
kardus - kardus, debu, batu - batuan, pasir, sobekan ban,
onderdil - onderdil kendaraan yang jatuh, daun - daunan,
plastik, dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunanSampah ini


sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya
:jerami, sisa sayur mayur, batang padi, batang jagung,
ranting kayu yang patah, dan sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini


berasal dari daerah pertambangan dan sejenisnya
tergantung dari jenis usaha pertambangan misalnya : batu -
batuan, tanah/cadas, pasir, sisa - sisa pembakaran (arang),
dan sebagainya.

h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.

i. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini,


berupa : kotoran - kotoran ternak, sisa - sisa makanan,
bangkai binatang, dan sebagainya.

2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat


proses alam yang menghasilkan timbulan sampah (UU RI
Nomor 18 Tahun 2008). Berikut beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah sampah (Chandra, 2007):

A .Jumlah penduduk Jumlah penduduk tergantung pada


aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat
penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau
ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin
meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan
semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan,
perdagangan, industri, dan sebagainya.

b. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang


dipakai.Pengumpulan sampah dengan menggunakan
gerobak lebih lambat jika dibandingkan dengan truk.
c. Pengambilan bahan - bahan yang ada padsa sampah untuk
dipakai kembali.Metode itu dilakukan karena bahan
tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan
tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh keadaan,
jika harganya tinggi, sampah yang tertinggal sedikit.

d. Faktor geografis.Lokasi tempat pembuangan apakah di


daerah pegunungan, lembah, pantai, atau di daratan rendah.

e. Faktor waktu.

Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan atau


tahunan. Jumlah sampah per hari bervariasi menurut
waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih
banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah
di daerahpedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.

f. Faktor sosial, ekonomi dan budaya.

Contoh, adat istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.

g. Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada


selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah.

h. Kebiasaan masyarakat.

Contoh, jika seseorang suka mengonsumsi satu jenis makanan


atau tanaman, sampah makanan itu meningkat.

i. Kemajuan teknologi. Akibat kemajuan teknologi,jumlah


sampah dapat meningkat. Contoh, plastik, kardus, rongsokan,
AC, TV, kulkas, dan sebagainya.

j. Jenis sampah.

Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin


kompleks pula macam dan jenis sampahnya.

2.1.5 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Manusia

Menurut Soemirat (2009), pengaruh sampah terhadap


kesehatan dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu :

a.Efek langsung

Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena


kontak yang langsung dengan sampah tersebut, misalnya
sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang
karsinogenik, dan teratogenik. Selain itu ada pula sampah
yang mengandung kuman pathogen sehingga dapat
menimbulkan penyakit, sampah ini berasal dari sampah rumah
tangga selain sampah industri.

b. Efek tidak langsung

Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat


akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan
sampah. Dekomposisi dampah biasanya terjadi secara
aerobik, dilanjutkan secara fakultatif dan secara anaerobic
menghasilkan cairan yang disebut “leachate” beserta gas.
Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan
vektor yang berkembang biak dalam sampah. Sampah bila
ditimbun sembarangan akan menjadi sarang lalat dan tikus.

2.2 Pengelolaan Sampah Padat

Meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan


pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa
sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat
dan lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2011).Sistem pengelolaan
sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5
aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara
satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan.Kelima aspek tersebut meliputi : aspek teknis
operasional, aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum
dan peraturan, aspek pembiayaan, dan aspek peran serta
masyarakat. Kelima aspek dalam sistem pengelolan sampah
antara lain aspek teknis operasional, organisasi, hukum,
pembiayaan, dan peran serta masyarakat saling terkait,
tidak dapat berdiri sendiri (SNI 19 – 2454 - 2002).

Didalam aspek teknis operasional dijelaskan bahwa sistem


pengelolaan sampah

terdiri dari :

2.2.1 Tahap Pewadahan Sampah


Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah
sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di
tempat sumber sampah. Pewadahan sampah terdiri dari
pewadahan individual dan pewadahan komunal. Pewadahan
individual adalah aktivitas penanganan penampungan
sampah sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan
dari sampah individu, sedangkan pewadahan komunal
adalahaktivitas penanganan penampungan sampah sementara
dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai sumber maupun
sumber umum (SNI 19 – 2454 - 2002).

2.2.2 Pengumpulan Sampah

Menurut Chandra (2007), sampah yang ada di lokasi sumber


(kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya) ditempatkan
dalam tempat penyimpanan sementara dalam hal ini tempat
sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya
dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan
pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara
(tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan
berikut ini :

a. Konsturksi harus kuat dan tidak mudah bocor.

b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.

c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan


kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah).
Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga. Pengelolaannya dapat
diserahkan pada pihak pemerintah. Pengumpulan sampah dapat
dilakukan dengan dua metode :

a.Sistem duet : disediakan dua tempat sampah yang satu


untuk sampah basah dan lainnya untuk sampah kering.

b.Sistem trio : yakni disediakan tiga bak sampah, yang


pertama untuk sampah basah, kedua untuk sampah kering
yang mudah dibakar serta yang ketiga untuk sampah
kering yang tidak mudah terbakar seperti kaca dan kaleng.

2.2.3 Tahap Pemindahan Sampah


Proses pemindahan sampah adalah memindahkan
sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut
untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. Tempat yang
digunakan untuk memindahkan sampah adalah depo
pemindahan sampah yang dilengkapi dengan container
pengangkut dan atau ram danatau kantor, bengkel. Dalam
pemindahan sampah terdapat pemilahan sampah yang
dilakukan dengan cara menaual oleh petugas
kebersihan dan atau masyarakat yang berminat, sebelum
dipindahkan kea lat pengangkut sampah (SNI 19 – 2454 -
2002).

2.2.4 Tahap Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah


dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah
menuju ke tempat pembuangan akhir. Persyaratan alat
pengangkut sampah yaitu :

(1) alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan


penutup sampah minimal dengan jarring,

(2) tinggi bak maksimum 1,6m,

(3) sebaiknya ada alat ungkit,

(4) kapasitas disesuaikan dengan kelas jalan yang


akan dilalui, dan

(5) bak truk/dasar container sebaiknya dilengkapi


pengaman air sampah (SNI 19 – 2454 - 2002).

2.2.5 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Menurut Azwar (2008), sampah yang telah dikumpulkan


selanjutnya perlu dibuang untuk dimusnahkan. Ditinjua dari
perjalanan sampah, maka pembuangan atau pemusnahan ini
adalah tahap terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah.
Pembuangan sampah biasanya dilakukan di daerah yang
tertentu sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kesehatan lingkungan. Lazimnya syarat yang harus dipenuhi
dalam membangun tempat pembuangan sampah ialah :

(a) tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber


air minum atau sumber air lainnya yang dipergunakan
oleh manusia (mencuci, mandim dan sebagianya),
(b) tidak pada tempat yang sering terkena banjir, dan

(c) di tempat - tempat yang jauh dari tempat tinggal


manusia.

Adapun jarak yang sering dipakaisebagai pedoman ialah


sekitar 2 km dari perumahan penduduk, sekitar 15 km dari
laut serta sekitar 200 meter dari sumber air. Adapaun cara
pengelolaan sampah menurut Chandra (2007), antara lain :

a. Pakan Ternak (Hog Feeding )Yaitu penggunaan sampah


garbage untuk makanan ternak.

b. Pembakaran (Inceneration) Yaitu dengan pembuangan


sampah di TPA, kemudian dibakar. Pembakaran sampah
dilakukan ditempat tertutup dengan mesin dan peralatan
khusus yang dirancang untuk pembakaran sampah. Sistem
ini memerlukan biaya besar untuk pembangunan operasional
dan pemeliharaan mesin dan peralatan lainnya.

c. Sanitary Landfill

Yaitu sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam


metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara
menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis
demi lapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di
ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau
menjadi sarang binatang pengerat. Lokasi sanitary landfill
yang lama dan sudah tidak terpakai lagi dapat
dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran, dan
sebagainya.

d. Pengomposan (Composting)

Merupakan pemanfaatan sampah organic menjadi bahan


kompos. Untuk tujuan pengomposan sampah harus dipilah -
pilah sehingga sampah organic dan anorganik terpisah.

e.Discharge To Seweres

Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem


pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan
sistem pembuangan airlimbah memang baik.

f. Penumpukan (Dumping)Sampah dibuang atau diletakkan


begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau tempat sampah.
g. Individual Inceneration

Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan


oleh penduduk terutama di daerah pedesaan.

h. Recycling

Pengolahan kembali bagian - bagian dari sampah yang masih


dapat dipakai atau daur ulang.

i.Reduction

Metode ini diterapkan dengan cara menghancurkan sampah


(biasanya dari jenis garbage) sampai bentuk yang lebih
kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak.

2.3 Konsep Tempat Sampah

2.3.1.Definisi

Tempat sampah adalah tempat untuk membuang berbagai


jenis sampah,mulai dari sampah yang bisa di daur ulang
karena masih ada gunanya, sampah beracun yang harus
dikubur dalam - dalam karena keberadaannya dapat merusak
lingkungan, dan berbagai jenis sampah lainnya (Entjang,
2009).

2.3.2 Syarat Tempat Sampah Sehat

Menurut Entjang (2009), menyebutkan bahwa agar


sampah tidak membahayakan kesehatan perlu peraturan
pembuangannya, seperti penyimpanan sampah yaitu
tempat penyimpanan sementara sebelum sampah
tersebut dikumpulkan untuk diangkut serta dibuang
(dimusnahkan). Adapun syarat tempat sampah yang sehat
yaitu :

(a) tersedianya tempat sampah yang dilengkapi dengan


penutup,

(b) konstruksi tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat ,


tahan karat, permukaan bagian rata/licin,

(c) tempat sampah dikosongkan setiap 1x24 jam atau apabila


2/3 bagaian telah terisi penuh,
(d) jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan
dengan perkiraan volume sampah yang dihasilkan oleh
setiap kegiatan,

(e) penyediaan tempat sampah harus disediakan minimal


1 buah untuk setiap radius 10 meter dan setiap jarak 20 meter
pada ruang tunggu atau terbuka, dan

(f) tersedia tempat sampah sementara/komunal yang mudah


dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen, terletak
dilokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut
sampah dan harus dikosongkan sekurang - kurangnya 3x24
jam.

2.3.3 Tempat Pembuangan Sementara

Tempat pembuangansementara (TPS) adalah tempat


pemindahan dari alat pengumpul kealat angkut sampah yang
dapat dipindahkan secara langsung atau tidak langsung
(SNI 3242:2008). Didalam KEPMENKES RI No. 519 Tahun
2008, dijelaskan bahwa Tempat Penampungan Sementara
(TPS) yang memenuhi syarat kriteria TPS yang baik yaitu
:

(1) bentuk dan jenisnya berupa kotak, silinder, container,


bin (tang),

(2) disediakan penutup,

(3) mudah dikosongkan,

(4) lokasi TPS tidak berada di jalur uama pasar dan


berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar,

(5) mudah dijangkau petugas pengangkut sampah, dan

(6) sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

2.4 Pasar

2.4.1 Definisi Pasar

a. Pasar Modern

Menurut Sinaga (2008), pasar modern adalah pasar yang


dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat
di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa
dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen
(umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas).
Pasar modern antara lain mall, supermarket, department
store, shopping centre , took mini swalayan, pasar serba ada,
toko serba ada, dan sebagainya. Barang yang dijual
disinimemiliki variasi jenis yang beragam. Selain
menyediakan barang - barang lokal, pasar modern juga
menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai
kualitas yang relatiflebih terjamin karena melalui
penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang
di rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan
ditolak. Secara kuantitas, pasar modern umumnya
mempunyai persediaan barang digudang yang terukur. Dari
segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti
(tercantum harga sebelum dan setelah dikenakan pajak). Pasar
modern juga memberikan pelayanan yang baik dengan
adanya pendinginan udara yang sejuk (AC), suasana yang
nyaman dan bersih, display barang per kategori mudah dicapai
dan relatiflengkap, informasi lengkap, informasi produk
tersedia melalui mesin pembaca, serta adanya keranjang
belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir
dan pramuniaga yang bekerja secara profesional.

b. Pasar Tradisional

Pasar yang dikenal dalam institusi perekomonian adalah


ketika adanya orang yang menawarkan sejumlah barang atau
jasa untuk dapat dijual kepada orang lain melalui cara yang
sistematis dan terorganisir. Pasar merupakan salah satu
yang menggerakkan dinamika kehidupan ekonomi,
dimana fungsinya lembaga pasar ini sebagai institusi
ekonomi tidak dapat terlepas dari aktivitas yang dilakukan
oleh pembeli dan pedagang (Damsar, 2010).

Dalam pengertian lain menurut Sutarjo dalam Sulistyowati


(1999) yang dikutip oleh Damsar (2010), pasar fisik adalah
tempat pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak tetap
yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau ruangan
tertutup atau sebagian di badan jalan. Selanjutnya
pengelompokan para pedagang eceran tersebut menempati
bangunan - bangunan dengan kondisi bangunan temporer,
semi permanen ataupun permanen.
2.4.2Fungsi Pasar

Menurut Damsar (2010), pasar yang merupakan salah satu


tempat umum, tempat berkumpulnya banyak orang yang
melakukan aktivitas yang berakibat dari aktivitas yang ada
dapat menyebabkan gangguan bagi perkembangan fisik,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia sehingga perlu
diadakan upaya - upaya sanitasi adar masyarakat terhindar
dari dampak - dampak yang dapat ditimbulkan dari pasar.
Fasilitas - fasilitas sanitasi yang ada di pasar, antara lain
persediaan air bersih, kakus, dan urinoir, pembangunan air
kotor, sarana pembuangan sampah, penghawaan dan
pencahayaan, sarana peribadatan, dan transportasi.
Dalam pembangunan suatu pasar perlu pertimbangan
mengenai adanya sarana transportasi yang lancar dari
segala arah dan memudahkan para pembeli.

2.4.3 Karakteristik Pasar

Menurut Sulistyowati (1999), pasar tradisional memiliki


karakteristik yang sangat khas. Beberapa diantaranya
sebagai beriku :

(1) memiliki posisi strategis, dan berada di lingkungan


padat penduduk,

(2) buka 24 jam, setengah hari, setiap hari, dua minggu


sekali, seminggu sekali atau pada hari - hari tertentu (hari
- hari pasaran),

(3) menjual kebutuhan pokok sehari - hari khususnya


keperluan dapur, komoditi basahan, keringan maupun
kebutuhan primer dan sekunder lainnya,

(4) tidak teratur, terkesan kotor, banyak pedagang kaki


lima, dan lokasi pasar yang sangat terbatas,

(5) rawan kebakaran, rawan copet, dan rawan kejahatan


lainnya,

(6) permodalan pedagang lemah dan bisnis rentenir dapat


tumbuh subur,
(7) transaksi perdagangan secara informaldan bersifat
tawar menawar, dan

(8) pengelolaan pasar kurang professional.

2.4.4 Sanitasi Pasar

Menurut Mukono (2008), sanitasi tempat - tempat umum


merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup
mendesak karena tempat umum merupakan tempat
bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit
yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu,
maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala
penyakit terutama penyakit - penyakit yang medianya
makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian maka
sanitasi tempat - tempat umum harus memenuhi syarat -
syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara,
dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi
tempat - tempat umum ditetapkan berdasarkan Undang -
Undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usaha -
Usaha bagi Umum. Salah satu tempat umum yang menjadi
permasalahan dalam masyarakat adalah pasar. Menurut
Mukono (2008), hal yang perlu diperhatikan dalam sanitasi
pasar antara lain :

a.Pembagian Tata Ruang

Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting


adalah pembagian tata ruang yang sesuai peruntukannya.
Hal ini sangat perlu, sebab tempat berjualan ikan atau
daging tidak berdekatan dengan rumah makan atau warung
ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal
pembagian tata ruang pasar adalah estetika.

b.Klasifikasi Barang Dagangan

Agar mempermudah pengumpulan sampah pasar, maka


klasifikasi barang dagangan sangat penting. Dagangan
yang banyak mengeluarkan sampah sebaiknya
diklasifikasikan dagangan yang mengeluarkan sampah,
seperti halnya dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan
warung yang memakai kompor atau api berjauhan dengan
dagangan - dagangan yang mudah terbakar ( flameable
substances), misalnya kain dan barang kelontong. Dengan
alasan - alasan seperti tersebut diatas maka pembagian tata
ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat perlu.

c. Tempat Sampah sementara

Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah


dengan cukup mudah tanpa perlu meninggalkan terlalu jauh
dagangannya. Jadi tidak ada alasan para pedagang membuang
sampah disembarang tempat karena tidak ada tempat
sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut
sangat vital, karena berfungsi untuk menampung sampah
sebelum dibuang atau di proses di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).

d.Saluran untuk Limbah Cair

Saluran di pasar sangat penting untuk estetika,


kebersihan, dan kenyamanan. Saluran berfungsi untuk
pembuangan benda cair yang terutama berasal dari kios
daging, ikan, dan warung. Saluran didalam pasar harus
dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah
seenaknnya saja di got atau saluran air.

Dengan demikian para pedagang akan menggunakan semua


fasilitas seperti sebagaimana mestinya. Hal ini dapat
dicapai dengan memberikan pendidikan kesehatan antara
lain pedagang menggunakan fasilitas kesehatan di pasar
seperti sebagaimana seharusnya, pedagang mengerti
akibat dari tidak dilakukannya aturan - aturan tentang
kebersihan atau kesehatan, pedagang mengerti bahwa
beberapa penyakit dapat disebabkan oleh vektor (tikus, kecoa,
lalat, dan nyamuk), para pedagang agar menyadari bahwa
membuang sampah (khususnya putung rokok) yang apinya
masih hidup sangat berbahaya, fasilitas umum mandi,
cuci, kakus (MCK). Lingkungan pasar seharusnya memiliki
fasilitas umum seperti diatas serta menjaga kebersihan.
Kebersihan fasilitas umum sangat penting, sebab berkaitan
dengan sumber vektor.

e. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor

Hal ini kelihatannya tidak ada hubungannya dengansanitasi


dan kesehatan. Tetapi tempat parkir tersebut, selain
berhubungan dengan kesehatan juga berhubungan dengan
keselamatan. Tempat parkir berhubungan dengan kesehatan
karena asap mobil atau motor yang keluar dari knalpot.
Apabila tempat parkir terlaludekat dengan para pedagang,
maka akan terpapar terus dengan asap yang mengandung
bahan - bahan kimia yang keluar dari knalpor, misalnya CO,
HC, dan Pb. Bahan kimia tersebut akan bisa terakumulasi atau
terkumpul di tubuh manusia dan akan bisa menyebabkan
gangguan fungsi dari tubuh manusia

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu strategi dalam


mengidentifikassi permasalahan perencanaan akhir
pengumpulan data, digunakan untuk mengidentifikasi
struktur dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2013).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode
survei analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang dilakukan yang menekankan
waktu pengukuran atau observasi data variabel independen
dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau


ciri - ciri yang dimiliki oleh anggota - anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel ini dibedakan menjadi
dua yaitu variabel independen (variabel bebas) dan
variabel dependen (variabel terikat).

1.Variabel Independen / Variabel Bebas

Variabel independen adalah variabel yang nilainya


menentukan variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah factor - faktor yang
mempengaruhi pengelolaan sampah (pengetahuan
pedagang, sikap pedagang, fasilitas pembuangan sampah,
dan tindakan petugas pasar).
2.Variabel Dependen / Variabel Terikat

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi


oleh variabel independen atau variabel bebas
(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini variabel
dependen adalah pengelolaan sampah pasar tradisional.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah menjelaskan semua variabeldan


semua istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara
optimal, sehingga mempermudah pembaca, penguji dalam
mengartikan makna penelitian (Nursalam, 2013).

3.3 Lokasi Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Desa


Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

3.4.1 Cara Pengumpulan Data

1. Observasi

Adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan


sistematika fenomena yang diteliti. Observasi di lapangan
secara langsung mengenai, fasilitas pembuangan sampah
,tindakan petugas pasar dan pengelolaan sampah.

2. Wawancara (Kuesioner)

Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan


data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari responden, berhadapan atau
tatap muka dengan orang tersebut (face to face).
Wawancara untuk memperoleh data tentang pengetahuan
pedagang dan sikap pedagang.
3.4.2 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari survei ke lokasi di pasar


tradisional Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan,
Kabupaten Madiun dan wawancara langsung dengan
responden dengan menggunakan lembar kuesioner dan
lembar observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Banjarsari


Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun seperti
data profil pasar tradisional, jumlah pedagang di pasar dan
fasilitas tempat sampah di pasar.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah


dan dianalisis menggunakan computer SPSS for windows,
analisa penelitian menghasilkan informasi yang benar paling
tidak ada empat tahapan yaitu :

1.Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa atau pengecekan


kembali data maupun kuesioner yang diperoleh atau
dikumpulkan.

Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data,


pengisian kuesioner, dan setelah data terkumpul (Notoatmodjo,
2012).

2. Coding

Coding adalah kegiatan memberikan kode numerik (angka)


terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori, coding atau
mengkode data bertujuan untuk membedakan berdasarkan
karakter (Notoatmodjo,2012).

3.Entry

Mengisi masing - masing jawaban dari responden dalam


bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau “software” komputer (Notoatmodjo, 2012).
4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data setelah melalui


editing dan codingke dalam suatu tabel tertentu menurut
sifat - sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan
penelitian.

3.5.1 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan


distribusi frekuensi masing - masing variabel, baik variabel
bebas (pengetahuan pedagang, sikap pedagang, fasilitas
pembuangan sampah, dan tindakan petugas pasar), variabel
terikat (pengelolaan sampah pasar tradisional) dan
karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square(x2)


untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara
masing - masing variabel bebas dengan variabel terikat.
Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada
tingkat signifikan dengan derajat kepercayaan (α, < 0,05),
hubungan dikatakan bermakna apabila nilai p < 0,05
(Sugiyono, 2011).Variabel independen dan variabel dependen
menggunakan uji statistik Chi Square dengan derajat
kepercayaan 95% (α, < 0,05). Penelitian antara dua
variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p <
0,05. Pada studi cross sectional estimasi resiko relatif
dinyatakan dengan rasio prevalen (RP). Syarat pembacaan hasil
output chi – square dalam SPSS yaitu :

-RP > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut menjadi


faktor resiko.

-RP < 1, artinya ada hubungan namun variabel tersebut tidak


menjadi faktor resiko.

-RP = 1, artinya variabel bebas tersebut tidak menjadi faktor


resiko.

Berdasarkan hasil penelitian untuk tabel 2x2 menyatakan


bahwa nilai expected count< 5 dengan jumlah sel 0
(.0%), maka nilai p-value dilihat dari continuity
correction. Data diambil berdasarkan kunjungan langsung
peneliti dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan
langsung .

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari


hasil penelitian tentang factor - faktor yang
mempengaruhi pengelolaan sampah pasar tradisional
Desa Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun, sebagai berikut :

1.Pengelolaan sampah pasar tradisional Desa Banjarsari


Wetan dengan faktor pengetahuan dikategorikan
positif(51,3%), sikap dikategorikan positif(67,1%), fasilitas
pembuangan sampah dikategorikan kurang baik(56,6%),
tindakan petugas pasar dikategorikan baik(60%),
dan pengelolaan sampah pasar dikategorikan kurang
baik(73,7%).

2.Ada pengaruh antara pengetahuan dengan pengelolaan


sampah pasar tradisional dengan hasil p = 0,027, RP (95% CI)
= 1,4 (1,063 - 1,857).

3. Ada pengaruh antara sikap dengan pengelolaan sampah


pasar tradisional dengan hasil p = 0,005, RP (95% CI) = 1,5
(1,220 - 1,918).

4. Ada pengaruh antara tempat pembuangan sampah


denganpengelolaan sampah pasar tradisional dengan hasil p
= 0,000, RP (95% CI) = 2,(1,543 - 3,435).

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Pedagang Pasar Tradisional

Dilakukan suatu upaya pemberdayaan pedagang pasar


yang berperan serta dalam upaya menangani permasalahan
sampah, seperti membuang sampah pada tempatnya,
melakukan pemilahan sampah basah dan kering, dan juga
melakukanpenyediaan fasilitas pembuangan sampah oleh
pimpinan pasar dan meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan
sampah di pasar. Selain itu, pedagang pasar apabila tidak
bisa melakukan upaya pengelolaan di sampah sendiri maka
mereka harus membayar pihak kedua untuk melakukan upaya
pengelolaan sampahh pasar.

4.2.2 Bagi Pihak Penanggung Jawab Pasar

Bagi pihak penanggung jawab pasar lebih meningkatkan


tentang pengelolaan sampah dengan :

1.Penyediaan fasilitas pembuangan sampah seperti tong


sampah sebagai tempat pembuangan sementara (TPS) untuk
pasar dan juga penyediaan tempat sampah di setiap los atau
kios pedagang dengan bekerja sama dengan desa.

2.Perlu adanya pengawasan terhadap perilaku pedagang


agar tidak membuang sampah di pinggir sungai belakang
pasar.

3.Diperlukan adanya kerjasama dengan puskesmas dalam


melakukan upaya pengelolaan sampah melalui kegiatan
penyuluhan kepada pedagang pasar tentang sanitasi tempat -
tempat umum.

4.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk


melakukan penelitian lanjutan tentang dampak kegiatan
penyuluhan, pengawasan dan penyediaan tempat sampah
terhadap pengetahuan, sikap dan fasilitas pembuangan
sampah. Selain itu perlu diteliti lebih lanjut tentang
penyakit yang ditimbulkan akibat timbunan sampah yang
tidak dikelola.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Samsul. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Sanitasi Pasar Bina Usaha di Gampong Ujong Kalak
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar
Meulaboh - Aceh Barat.

Beni, Martinus Tulit. 2014 Timur. Program Studi Ilmu


Lingkungan, Universitas Nusa Cendana, Semarang. Vol. 12.

Candra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Candra, Fitriana Ayu. 2013. Pengelolaan Sampah Pasar


Tradisional dan Tindakan Pedagang Pasar dengan
Kebersihan Lingkungan Pasar . Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember, Jember.

Damayanti, Ria. 2016. Faktor - Faktor yang


Berhubungan dengan Perilaku Pedagang dalam Membuang
Sampah di Pasar Sentral Sekura .Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya
Sintang. Volume 2, Nomor 2.

Damsar. 2010. Sosiologi Pasar. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Kepmenkes RI. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pasar


Sehat.Jakarta.

Mukono. 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan .


Surabaya : Airlangga University Press.

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan


Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan .


Jakarta : Rineka Cipta
Rahmadani, Elsye. 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap
dan Ketersediaan Sarana Pengelolaan Sampah dengan
Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di
Pasar Raya Solok Tahun 2017.Program Studi Diploma 4
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan, Padang.

Sinaga, Pariaman. 2008. Makalah Pasar Modern VS Pasar


Tradisional. Jakarta : Kementrian Koperasi dan UKM.

SNI 3242:2008. Pengelolaan Sampah Pemukiman . [serial


online]. http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/SNI-
3242-
2008_Tata_Cara_Pengelolaan_Sampah_di_Permukiman.pdf[27
Februari 2018]

SNI 19-2454-2002. 2002. Tata Cara Teknik Operasional


Pengelolaan Sampah Perkotaan .[serial online].
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/SNI_19-2454-
2002_Tata_Cara_Teknik_Operasional_Pengelolaan_Sampah_Pe
rkotaan.pdf. [15 Januari 2018]

Soemirat, Juli. 2009.Kesehatan Lingkungan. Bandung :


Gajah Mada University Press.

Sufriannor, Muhammad, dkk. 2017 . Pengetahuan, Sikap


dengan Tingkat Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan
Sampah Pasar. Jurnal Kesehatan

Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Banjarbaru.


Vol. 14, No 2.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian , Cetakan ke 25.


Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian.


Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai