Proposal
Karya Tulis Ilmiah
Oleh:
Fajar Surya Ramadhan. HR
NIM. PO 7233315 408
Oleh:
Fajar Surya Ramadhan. HR
NIM. PO 7233315 408
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Fajar Surya Ramadhan. HR
NIM. PO 7233315 408
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Proposal ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal KTI
Prodi DIII Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3 TujuanPenelitian ................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup .................................................................... 6
iii
3.5 Jenis dan Desain Penelitian ................................................ 36
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 36
3.6.1 Lokasi Penelitian ...................................................... 36
3.6.2 Waktu Penelitian....................................................... 36
3.7 Populasi dan Sampel .......................................................... 37
3.7.1 Populasi .................................................................... 37
3.7.2 Sampel ..................................................................... 37
3.8 Pengumpulan Data ............................................................. 40
3.8.1 Jenis Data ................................................................ 40
3.8.2 Sumber Data ............................................................ 40
3.8.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................... 41
3.8.4 Instrumen / AlatPengumpul Data .............................. 41
3.9 Pengolahan Data ................................................................ 42
3.10 Analisis Data ....................................................................... 43
3.10.1 Analisis Univariat ...................................................... 43
3.10.2 Analisis Bivariat ........................................................ 44
3.10.3 Analisis Multivariat .................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat, khususnya ke badan air yang
juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya (Sari,
tepatnya di bawah India dengan lebih dari 51 juta orang penduduk Indonesia
yang sehat. Hal ini dikarenakan oleh limbah yang ditimbulkan dari jamban
tersebut apabila tidak dibuang pada tempat yang disediakan maka dapat
dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).
Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,
dan lain-lain, maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan,
dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan
1
2
penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada
masyarakat yang lebih luas sehingga, jamban merupakan sanitasi dasar penting
merupakan salah satu kota yang termasuk kedalam wilayah Provinsi Kepulauan
memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Sedangkan data Sanitasi Total
jamban.
pengetahuan yang buruk tidak memiliki jamban. Sikap merupakan variabel kedua
penelitian yang dilakukan oleh Pebriani, dkk (2012) diperoleh hasil bahwa
Aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama merupakan faktor keempat
informasi bahwa keseluruhan warga yang tinggal di daerah pesisir tidak memiliki
penduduk untuk membangun tangki septik seperti yang ada di darat. 1 orang
sudah lazim untuk dilakukan demikian. Berdasarkan hasil survei tersebut, maka
Sikap, Kebiasaan serta Dukungan dari Aparat Desa, Tokoh Masyarakat & Tokoh
Tahun 2017”
Dukungan dari Aparat Desa, Tokoh Masyarakat & Tokoh Agama yang
2018.
2018.
air besar.
besar.
6
dan dukungan dari aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam
desain cross sectional. Analisa yang dipakai pada penelitian ini adalah analisa
univariat dan analisa bivariat. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
mengadapi sumber daya yang terkontrol, yakni pengelolaan lahan untuk produksi
suatu komoditas dengan hasil yang relatif bisa diprediksi. Karakteristik tersebut
daya yang hingga saat ini masih bersifat akses terbuka (open access).
pindah untuk memperoleh hasil maksimal, yang dengan demikian elemen resiko
menyebabkan nelayan memiliki karakter keras, tegas dan terbuka (Satria, 2015).
1) Sistem Pengetahuan
7
8
terus di pertahankan.
2) Sistem Kepercayaan
nelayan.
9
3) Peran Perempuan
dan tidak sampai pada wilayah sosial politik. Namun, kalau dicermati
nelayan. Karena itu, peran sosial istri nelayan tersebut tidak bisa
dipandang kecil.
geografis lebih jauh dari pantai. Nelayan tradisional pun tidak mampu
aktivitas mereka.
sebagai tempat buang air besar. Berbagai jenis jamban yang digunakan di rumah
yang harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap individu. Pembuangan kotoran
yang baik harus dibuang ke dalam tempat penampungan kotoran yang disebut
jamban. Jamban atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu bangunan yang
dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia yang lazim disebut
dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada
yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan,
Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan
penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh
Tahun 2014).
2014). Bagian ini secara utuh terdiri dari bagian atap, rangka, dan
bagian-bagian tersebut.
matahari, angin dan hujan. Dapat dibuat dari daun, genting, seng,
dan lain-lain.
daun, gedek/ anyaman bambu, batu bata, seng, kayu, dan lain-
lain.
12
‐ Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan
dari :
berpijak. Slab dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menopang
c) Bangunan Bawah
‐ Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
dalam pembuatan jamban. Apapun jenis jamban sehat yang dapat memutuskan
hubungan antara tinja dan lingkungan akan bermanfaat bagi penggunanya. Oleh
terpenting yang harus diambil. Guna mendapatkan lebih banyak manfaat dan
dari luar
cuci tangan
kapasitas)
ada beberapa tipe jamban yang bisa digunakan oleh masyarakat karena telah
memenuhi beberapa persyaratan ditinjau dari berbagai aspek oleh penulis antara
lain.
2) Tutup lubang.
3) Aspek teknik.
4) Aspek manusia.
5) Aspek biaya.
1) Jamban Cubluk
Jamban cubluk terdiri dari lubang dalam tanah yang digali dengan
atau bujur sangkar untuk instalasi jamban keluarga dan empat persegi
sisi yang bervariasi dari 90 sampai 120 cm. Jamban umum dengan lubang
kedalaman lubang sekitar 2,5 meter, tetapi dapat bervariasi, dari 1,8 meter
dipakai, apakah tipe lubang basah yang menembus permukaan air tanah
dengan pasangan bata, batu kali atau anyaman bambu. lantai jamban
harus dibuat dari bahan yang kuat, tahan lama, kedap air dengan
permukaan yang keras atau susunan kayu yang diisi dengan campuran
dapat dibuat dari pasangan bata, kayu atau bambu. Atapnya dapat dibuat
2) Jamban Air
Jamban air terdiri dari sebuah tangki berisi air, didalam nya terdapat
pipa pemasukan tinja yang tergantung pada lantai jamban. Tinja dan air
dekomposisi, yang hanya mengandung sekitar 25% dari volume tinja yang
berkala.
atau lebih. Untuk jamban umum kapasitas tangki dapat dibuat dengan
Kedalaman cairan dalam tangki dapat dibuat antara 1,0 dan 1,5 m. Efluen
telur cacing parasit harus diresapkan kedalam tanah melalui sumur atau
parit resapan.
Jamban leher angsa terdiri dari lantai beton biasa yang dilengkapi
leher angsa. Slab itu dapat langsung dipasang diatas lubang galian, lubang
hasil pengeboran atau tangki pembusukan. Satu sampai tiga liter air cukup
untuk menggelontor tinja kedalam lubang. Dengan adanya sekat air pada
leher angsa, lalat tidak akan mencapai bahan yang terdapat pada lubang
merupakan unit sarana yang terdiri dari sebuah tangki pengendapan yang
tertutup. Limbah cair kasar di masukan kedalamnya melalui saluran limbah cair
faktor berikut.
Volume aliran limbah cair rata-rata perhari tergantung pada konsumsi air
aliran limbah cair rata-rata perhari sebesar 100 liter/orang. Untuk tangki
dua tipe tangki septik yang bisa digunakan di wilayah pasang surut seperti
1) Pinastik
terdiri dari bagian utama berupa pipa pralon atau pipa dari bahan lain yang
ukuran rumah apung. Kedua ujung pipa ditutup dengan L (elbow). Ujung
muka dihbungkan dengan leher angsa dari kakus atau pembuang limbah
cair rumah tangga lainnya. Ujung belakang diberi lubang pengeluaran air
(outlet) pada ketinggian air di dalam pipa, yakni pada kedalaman 0,8-0,9
kali diameter pipa. Pada jarak 0,5-1 m dan 2,5-3 m dari ujung muka dibuat
jarak 0,5-1 m dari cabang pipa dibawah dibuat percabangan keatas yang
Pada jarak 0,5 meter dari ujung B dibuat sekat yang dibagian tengahnya
berlubang dengan diamater 1-2 cm, untuk menahan agar kotoran yang
2) Tripikon-S
konstruksi alat yang terdiri dari tiga buah pipa konsesntris. Konstruksi
Tripikon-S berupa tiga buah pipa pralon dengan ukuran yang berbeda,
yang terletak paling dalam berupa pipa kecil dengan diameter 5 cm yang
dihubungkan dengan leher angsa dari jamban rumah tangga. Panjang pipa
itu harus cukup, sehingga ujungnya berada di bagian bawah bagian limbah
yang mengapung (scum). Di luar pipa kecil dipasang pipa sedang yang
berdiameter 15-25 cm. Dalam pipa itu terjadi perombakan limbah rumah
untuk keperluan pengurasan lumpur tinja. Pipa terluar atau pipa besar
dan pipa besar minimum 1 m dan bagian atasnya harus selalu berada di
permukaan air pasang tertinggi. Ukuran pipa ditentukan oleh volume beban
seperti bakteri, protozoa, cacing dan virus diantaranya banyak yang pathogen
dan beracun, hal ini lebih dimungkinkan apabila manusia penghasil tinja tersebut
sedang menderita penyakit atau berbagai karier penyakit yang dapat ditularkan
Spesies protozoa yang terdapat dalam tinja dan sering kali menimbulkan
penyakit adalah Balantidium coli, entamoeba histoliticia dan giardia lamblia. Jenis
taenia trichiura. Sedangkan virus yang terdapat dalam tinja, satu gram tinja dapat
diri diluar sel penjamu yang cocok, virus yang diekskresikan mungkin dapat hidup
(<15º C). Tinja yang dihasilkan manusia setiap hari (antara 125 – 300 gram)
terkandung 300 milyar bakteri golongan coli. Tinja manusia tanpa air seni setiap
hari per orang kira-kira (antara 135-270 gram) mengandung kira-kira 1 kali 10
2012).
proses pencernaan dalam tubuh manusia dan dikeluarkan dari tubuh melalui
Menurut Anderson dan Arnstein Wagner E.G, & J.N. Lonoix (1958) dalam
Pola penyakit yang bersumber dari tinja ini perlu untuk diketahui, guna
penyakit dari tinja sebagai pusat infeksi sampai ke inang baru yaitu dari anus
26
seseorang ke tubuh orang lain (sebagai inang baru) melalui perantara air,
yang Baru
ke empat faktor dari enam faktor tersebut dan merupakan penghalang sanitasi
(sanitarian barrier), yaitu penghalang kuman penyakit dari tinja ke inang baru
Gambar 2.5 Pembuangan Tinja dan Limbah Cair Yang Saniter Sebagai
dimana kesehatan itu dipengaruhi dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan
faktor diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang mendorong
terjadinya suatu perilaku yang terwujud dalam umur, pengetahuan, sikap, jenis
1) Umur
(Dunggio, 2012).
2) Pengetahuan
suatu objek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari
3) Sikap
4) Jenis Kelamin
Jenis kelamin dengan gender memiliki arti yang berbeda, yaitu “jenis
sosial, seperti status sosial, usia, dan etnis, itu adalah faktor penting
2007)
5) Pendidikan
6) Nilai
Nilai merupakan bagian utama dari sikap dan perilaku yang berfungsi
sosial dengan ide ide yang dimiliki sebelumnnya mengenai apa “yang
sebuah perilaku.
30
7) Kebiasaan
ulang mengenai suatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan
2004).
populasi untuk merubah perilaku dan lingkungan mereka tinggal. Beberapa faktor
1) Pendapatan
2) Pekerjaan
3) Kepemilikan Jamban
1) Dukungan Keluarga
(Pane, 2009).
mendapatkan dukungan.
33
Pekerjaan
Faktor Kepemilikan
Enabling Jamban
Pendapatan
Umur
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Perilaku Faktor
Nilai
Masyarakat Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Kebiasaan
Dukungan
Keluarga
Dukungan
Aparat Desa
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kebiasaan Masyarakat
Penggunaan Jamban
4. Dukungan Aparat Desa
Tokoh Masyarakat dan
Tokoh Agama
Kota Tanjungpinang.
34
35
(Notoatmodjo, 2003).
3.7.1 Populasi
Seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang diteliti. Bukan
hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Aziz, 2007). Populasi penelitian ini
3.7.2 Sampel
2012):
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (d2 )
Dimana :
n : Besar sampel
N : Besar Populasi
372
𝑛=
1 + 372 (0,052 )
372
𝑛=
1 + 372 (0,0025)
372
𝑛=
1,93
𝑛 = 192,7
𝑛 = 193 KK
Jadi sampel yang diambil sebesar 192,7 atau dibulatkan menjadi 193 KK.
RT 1 :
125
𝑛= 𝑥 193
372
𝑛 = 64,8
𝑛 = 65 KK
RT 2 :
120
𝑛= 𝑥 193
372
𝑛 = 62,2
𝑛 = 62 KK
RT 3 :
127
𝑛= 𝑥 193
372
𝑛 = 65,8
𝑛 = 66
1) Kriteria inklusi
Tanjungpinang
2) Kriteria eksklusi
keadaan sakit.
a) Data Umum
Data umum dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan
topografi, demografi.
40
b) Data Khusus
Data khusus dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan
Tokoh Agama.
a) Data Primer
jamban.
b) Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
2018 adalah kuesioner. Menurut Aziz (2007), kuesioner merupakan alat ukur
yang bersifat rahasia. Adapun informasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner.
1) Kuesioner A
2) Kuesioner B
3) Kuesioner C
4) Kuesioner D
5) Kuesioner E
3.9.1 Editing
diberikan responden telah terisi tiap pertanyaan sehingga tidak ada kuesioner
yang perlu dibuang karena tidak lengkap dalam menjawab dan kuesioner yang
3.9.2 Coding
soal dan diukur dengan skor sebagai berikut : Jawaban setuju kode 3, jawaban
kurang setuju kode 2 dan jawaban tidak setuju kode 1. Kuesioner D (Kebiasaan
Masyarakat) berjumlah 2 soal dan diukur dengan skor sebagai berikut : Jawaban
baik kode 1, jawaban buruk kode 2. Kuesioner E (Dukungan Aparat Desa, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama) berjumlah 4 soal dan diukur dengan skor sebagai
3.9.3 Entry
3.9.4 Tabulasi
yang tersedia.
3.9.5 Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk
signifikan atau hubungan secara kebetulan. Dalam analisis ini digunakan uji chi
signifikan 95%.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika.
Soeparman & Soeparmin. 2002. Pembuangan tinja & Limbah Cair. Jakarta: Buku
Kedokteran.
Usman, Husaini. 2013. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Wade, Carol dan Tavris, Carol. 2007. Psikologi. Terjemahan Widyasinta. Jakarta:
Erlangga.
Water and Sanitation Program East Asia and the Pacific. 2009. Katalog Opsi
Jamban Sehat. Jakarta.
KUESIONER PENELITIAN
I. KETERANGAN WAWANCARA
1) Nomor Responden :
2) Tanggal Wawancara :
VI. PENGETAHUAN
1) Menurut Bapak/ Ibu, apa yang dimaksud dengan BAB sembarangan?
a. Buang air besar dimana saja
b. Buang air besar tidak pada tempat yang tepat seperti jamban atau WC.
2) Menurut Bapak/Ibu dimana tempat BAB yang tepat :
a. Dimana saja tetapi tidak dapat dilihat orang.
b. Jamban/WC
3) Menurut Bapak/ Ibu, apa yang dimaksud dengan jamban keluarga?
a. Tempat pembuangan tinja
b. Suatu bangunan yang diperlukan untuk membuang tinja atau kotoran
manusia yang diperuntukkan untuk keluarga
4) Apakah Bapak/ Ibu mengetahui jenis jamban keluarga yang dianjurkan
dalam kesehatan lingkungan ?
a. Jamban cemplung
b. Jamban leher angsa
5) Tahukah Bapak/ Ibu, berapa jarak lubang penampungan tinja dari sumber
air bersih yang dianjurkan memenuhi syarat kesehatan?
a. < 10 meter
b. > 10 meter
6) Jamban keluarga tidak boleh mencemari air dan tanah permukaan.
a. Tidak
b. Ya
7) Jamban keluarga bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit yang
disebabkan kontaminasi tinja.
a. Tidak
b. Ya
8) BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan
a. Tidak
b. Ya
9) Tinja yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan penyakit seperti
diare, disentri dan cacingan.
a. Tidak
b. Ya
10) Penyakit yang ditularkan oleh tinja dapat ditularkan melalui tangan.
a. Tidak
b. Ya
VII. SIKAP
1) BAB di tempat terbuka memberikan kenyamanan yang sama dengan BAB
di jamban :
a. Setuju
b. Tidak Setuju
2) Setujukah Bapak/Ibu BAB sembarang tempat dapat menimbulkan penyakit:
a. Setuju
b. Tidak Setuju
3) Setujukah Bapak/Ibu BAB sembarang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan:
a. Setuju
b. Tidak Setuju
4) Setujukah Bapak/Ibu, air sumur dapat tercemar oleh tinja :
a. Setuju
b. Tidak Setuju
5) Setujukah Bapak/Ibu jarak penampungan tinja dengan sumber air minimal
10m:
a. Setuju
b. Tidak Setuju
6) Setujukah Bapak/Ibu jika anggota keluarga BAB di tempat terbuka :
a. Setuju
b. Tidak Setuju
7) Setujukah Bapak/Ibu jika tetangga bapak/ibu BAB dikebun atau dekat
rumah:
a. Setuju
b. Tidak Setuju
8) Setujukah Bapak/Ibu, bahwa mendirikan jamban merupakan cara untuk
memutus rantai penularan penyakit dari tinja :
a. Setuju
b. Tidak Setuju
9) Setujukah Bapak/Ibu dengan anjuran memiliki jamban keluarga :
a. Setuju
b. Tidak Setuju
10) Setujukah Bapak/Ibu dengan air dan makanan yang tercemar tinja dapat
menimbulkan penyakit :
a. Setuju
b. Tidak Setuju
VIII. KEBIASAAN
1) Dimana selama ini Bapak / Ibu buang air besar?
a. Jamban Cemplung
b. Jamban Sehat
2) Apakah Bapak / Ibu merasa nyaman buang air besar ditempat tersebut?
a. Ya
b. Tidak
3) Apakah Bapak / Ibu merasa nyaman BAB di jamban yang tidak memiliki
septic tank (cemplung)?
a. Ya
b. Tidak
4) Apakah ketika Bapak / Ibu memiliki anak balita dan BAB di pampers atau
celana apakah Bapak / Ibu membuangnya ke tempat sampah?
a. Ya
b. Tidak
5) Apakah Bapak / Ibu mencuci tangan dengan sabun setelah BAB?
a. Ya
b. Tidak
IX. DUKUNGAN APARAT DESA, TOKOH MASYARAKAT DAN TOKOH
AGAMA
1) Apakah aparat desa dan tokoh masyarakat (kepala desa, ketua RT/RW)
dan tokoh agama berkoordinasi dengan tiap kepala keluarga untuk ikut
berpartisipasi memanfaatkan jamban?
a. Ya
b. Tidak
2) Apakah aparat desa dan tokoh masyarakat memiliki program
pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan jamban?
a. Ya
b. Tidak
3) Pernahkah aparat desa, tokoh masyarakat atau tokoh agama ikut berperan
dalam penyuluhan mengenai jamban sehat?
a. Ya
b. Tidak
4) Apakah aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama pernah
memberikan bantuan yang bertujuan untuk menggunakan dan
memanfaatkan jamban?
a. Ya
b. Tidak
Sumber :
‐ Pulungan, Aminah Arfah. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sipange Julu Kecamatan Sayur
Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013. Universitas Sumatera
Utara.
‐ Kurniawati, Linda Destiya. 2015. Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Perilaku Kepala Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di Pemukiman
Kampung Nelayan Tambak Lorok Semarang. Universitas Negeri Semarang.
‐ Simaibang, Martogia Nopa. 2016. Pemeliharaan Jamban Keluarga dan
Perilaku Buang Air Besar Pasca Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) di Desa Pangaribuan Kecamatan Sempat Nempu Hulu Kabupaten
Dairi Tahun 2016. Universitas Sumatera Utara.