Oleh :
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui :
Ketua STIKes Hangtuah Pekanbaru Ketua Pelaksana
Menyetujui :
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
STIKes Hangtuah Pekanbaru
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga laporan pengabdian kepada masyarakat ini dapat
Suksesnya kegiatan ini merupakan wujud bantuan dari semua pihak, untuk itu penulis
2. Bapak A. Hanafi, SKM, M. Kes, selaku Ketua STIKes Hang Tuah Pekanbaru
4. Rekan-rekan sekantor yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
5. Mahasiswa Kesmas Hang Tuah Pekanbaru, Terima Kasih atas kerja samanya.
Penulis menyadari bahwa laporan pengabdian pada masyarakat ini belum sempurna,
untuk itu saran yang membangun diharap guna kemajuan dan kesejahteraan hidup umat
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan Pengabdian ................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................. 3
1.4 Manfaat Pengabdian ............................................................... 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 3
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................. 4
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 71
5.2 Saran ...................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik maupun
mengalami pencemaran apabila ada bahanbahan asing, baik yang bersifat organik maupun
bersifat anorganik berada di permukaan tanah yang menyebabkan tanah menjadi rusak dan
tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia (Wardhana, 2004).
Salah satu polutan tanah yaitu pupuk anorganik/sintetik (buatan pabrik). Pupuk
digunakan oleh petani, hal ini dikarenakan lebih efisien dan efektif dibanding dengan pupuk
organik. Namun apabila pupuk anorganik digunakan secara berlebih akan menjadi pencemar
Salah satu solusi pencemaran tanah yaitu mengolah sampah organik menjadi pupuk
organik. Kompos adalah salah satu pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi peningkatan
produksi pertanian baik kualitas dan kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan (Hiola, 2015). Selain itu sistem
pengomposan memiliki beberapa keuntungan, antara lain: kompos merupakan jenis pupuk
yang ekologis ramah lingkungan, bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli) dan dapat
pembuatan kompos antara lain sampah-sampah organik seperti limbah organik rumah tangga,
daun-daun yang jatuh dari pohon, sisa-sisa sayur buah dari pasar dan sebagainya (Trisnawati,
2018).
1
2
Kecamatan Bukit Raya juga merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota
Pekanbaru yang terdiri atas 4 Kelurahan, 58 Rukun Warga (RW), dan 245 Rukun Tetangga
(RT). Luas Kecamatan Bukit Raya adalah 22.05 km2. Kelurahan Tengkerang Labuai merupakan
Identifikasi masalah adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk menyusun suatu
diidentifikasi secara jelas dan spesifik dengan memfokuskan pada wilayah kerja dimana sumber
daya setempat dapat mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan hasil observasi selama ± 1
minggu serta usulan dari perangkat desa dan tokoh masyarakat RW 02 Kelurahan Tengkerang
Labuai maka dirumuskan dalam bentuk program kerja yang diharapkan dapat memecahkan
dan menanggulangi permasalahan yang terjadi pada RW 02 Kelurahan Tangkerang Labuai. Inti
dari observasi yang dilakukan adalah mengenai kondisi geografis dan demografis, kondisi
Adapun masalah yang teridentifikasi setelah melakukan observasi yaitu pada bidang
survei lokasi pada minggu pertama dan saran dari perangkat desa dan tokoh masyarakat,
atas yaitu karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pembuatan pupuk
kompos dari bahan-bahan organik, khususnya dari limbah sayuran dengan baik dan benar.
Labukkang. Kegiatan pelatihan ini diadakan agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana
cara membuat pupuk kompos dari limbah sayuran. Dan juga masyarakat dapat membuat
3
sendiri pupuk kompos agar limbah sayuran yang tidak dipakai tidak langsung dibuang
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi Ilmu Kesehatan
1) Bagi Pemerintah, diharapkan hasil pengabdian ini dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan kompos.
lingkungan yang bersih dan sehat salah satunya dengan pembuatan kompos.
3) Bagi Penulis, sebagai bentuk pengalaman nyata dalam menerapkan konsep teori
dengan riset di lapangan dan sebagai bahan informasi dalam memperluas atau
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompos
Kompos merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan organik yang dapat
memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, meningkatkan daya menahan air, kimia tanah dan
biologi tanah. Sumber bahan pupuk kompos antara lain berasal dari limbah organik seperti sisa
– sisa tanaman (jerami, batang, dahan), sampah rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kambing,
ayam, itik), arang sekam, abu dapur dan lain – lain (Rukmana, 2007).
Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar berperan penting
dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta sumber nutrisi tanaman. Penggunaan
tanah, memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah dan gembur, memperbaiki sifat kimiawi
tanah, sehingga unsur hara yang tersedia dalam tanah lebih mudah diserap oleh tanaman,
memperbaiki tata air dan udara dalam tanah, sehingga akan dapat menjaga suhu dalam tanah
menjadi lebih stabil, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, sehingga mudah larut
oleh air dan memperbaiki kehidupan jasad renik yang hidup dalam tanah. Untuk memperoleh
kualitas kompos yang baik perlu diperhatikan pada proses pengomposan dan kematangan
kompos, dengan kompos yang matang maka frekuensi kompos akan meracuni tanaman akan
rendah dan unsur hara pada kompos akan lebih tinggi dibanding dengan kompos yang belum
mikroorganisme dalam keadaan lingkungan yang terkontrol dengan hasil akhir berupa humus
5
6
mikroba agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Selain itu,
pengomposan juga digunakan untuk menurunkan nisbah C/N bahan organik agar menjadi
sama dengan nisbah C/N tanah (10-12) sehingga dapat diserap dengan mudah oleh tanaman.
Agar proses pengomposan berlangsung optimum, maka kondisi saat proses harus dikontrol.
menjadi 2, yaitu pengomposan secara aerobik dan anaerobik. Pengomposan secara aerobik
yang tidak memerlukan ketersediaan oksigen, namun hanya memerlukan tambahan panas dari
Kualitas kompos ditentukan oleh tingkat kematangan kompos seperti : warna, tekstur,
bau, suhu, pH, serta kualitas bahan organik kompos. Bahan organik yang tidak terdekomposisi
secara sempurna akan menimbulkan efek yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Penambahan kompos yang belum matang ke dalam tanah dapat menyebabkan terjadinya
persaingan penyerapan bahan nutrient antara tanaman dan mikroorganisme tanah. Menurut
Kompos yang berkualitas baik diperoleh dari bahan baku yang bermutu baik. Kompos yang
berkualitas baik secara visual dicirikan dengan warna yang cokelat kehitaman menyerupai
1) Rasio C/N
Rasio C/N merupakan perbandingan dari unsur karbon (C) dengan nitrogen (N) yang
membutuhkan karbon (C) sebagai sumber energi dan nitrogen (N) sebagai zat
pembentuk sel mikroorgnasime. Jika rasio C/N tinggi, maka aktivitas mikroorganisme
sehingga waktu pengomposan menjadi lebih lama. Sedangkan apabila rasio C/N
rendah, maka nitrogen yang merupakan komponen penting pada kompos akan
(Djuarnani, 2005).
2) Ukuran Bahan
Yuwono (2006), ukuran bahan yang baik digunakan untuk proses pengomposan
adalah 5-10 cm. Bahan kompos yang berukuran kecil akan cepat didekomposisi oleh
3) Mikroorganisme Pengurai
serta nitrogen (N) untuk metabolismenya. Unsur karbon digunakan sebagai sumber
sedangkan unsur nitrogen digunakan sebagai sumber makanan serta nutrisi untuk
mikroorganisme mesofilik yang hidup pada suhu rendah (25-45⁰C) berfungsi untuk
hidup pada suhu tinggi (45-65⁰C) berfungsi untuk mengonsumsi karbohidrat dan
aerob adalah 6,0-8,0. Jika nilai pH terlalu tinggi (basa) akan menyebabkan nitrogen
5) Pembalikan Tumpukan
bahan baku kompos agar lebih homogen dan mencegah terjadinya penggumpalan di
lebih cepat. Pembalikan sebaiknya dilakukan dengan cara pemindahan lapisan atas
ke lapisan tengah, lapisan tengah ke lapisan bawah dan lapisan bawah ke lapisan
atas. Maka dari itu, proses pembalikan perlu dilakukan minimal 1 minggu sekali agar
Komposisi bahan baku kompos yang terdiri dari pencampuran bebagai bahan organik
merupakan faktor penting untuk menghasilkan kompos dengan kualitas baik serta mempunyai
kandungan unsur hara yang lengkap. Material bahan organik yang ditambahkan dapat
berbentuk substrat basah yang berasal dari lumpur, jerami, serbuk gergaji, serta sampah
organik.
Menurut Indriani (2011), pengomposan dari beberapa macam bahan organik dapat
mempercepat laju dekomposisi kompos serta menambah kandungan unsur hara dari kompos
yang dihasilkan. Pengomposan bahan organik yang berasal dari limbah tanaman dapat
berlangsung lebih cepat apabila ditambahkan dengan kotoran hewan. Beberapa limbah
tanaman, seperti jerami memiliki kandungan karbon, selulosa, serta lignin yang tinggi sehingga
9
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk didekomposisi. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Budiarta (2016) yang menyatakan bahwa proses pengomposan limbah tanaman padi
(jerami) yang hanya ditambahkan larutan bioaktivator tanpa adanya campuran bahan organik
lain membutuhkan waktu dekomposisi selama 84 hari, sehingga penambahan kotoran hewan
yang mengandung nitrogen tinggi penting dilakukan agar proses pengomposan dapat
berlangsung lebih cepat. Menurut Atmaja (2016), pengomposan limbah tanaman padi (jerami)
yang ditambahkan dengan kotoran ayam membutuhkan waktu dekomposisi selama 63 hari.
untuk menghasilkan kompos dengan rasio C/N yang sesuai dengan rasio C/N tanah (10-12).
Menurut Yuwono (2006), hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat perbandingan
yang bervariasi, misalnya satu bagian bahan yang mempunyai kandungan unsur karbon tinggi
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu
10
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu
11
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
antara lain :
a. Tingkat pendidikan
b. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai
c. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang
d. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu
e. Sosial Ekonomi
3.1 Materi
Kelurahan Tengkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru pada tanggal 15
Penyuluhan ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan tentang cara pembuatan kompos dan
3.2 SAP
12
13
4.1 Hasil
1) Pre test
Pada pre test lisan yang diberikan penyuluhan beberapa warga dapat menjawab
pertanyaan penyuluhan tetapi jawaban yang diberikan kurang tepat walaupun sudah
2) Post test
Setelah penyuluhan penyluhan berakhir dan sesi tanya jawab dibuka sebagian besar
warga bisa menjawab pertanyaan yang diberikan, selain itu ada juga mengajukan
pertanyaan kepada penyuluh. Ada pun pertanyan yang diberikan sebagai berikut:
b. Apakah media sebagai wadah komposter bisa diganti dengan wadah lain?
4.2 Pembahasan
Saat pembicara bertanya di awal penyuluhan hanya beberapa orang warga yang bisa
menjawab pertanyaan walaupun masih kurang tepat. Namun setelah penyuluhan berakhir
sebagian besar warga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.
14
15
Berdasarkan hasil pre test dan post test tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar warga belum mengetahui dengan baik mengenai Kompos. Hal ini dapat dikarenakan
Sebagian besar peserta yang belum memiliki pengetahuan dengan baik tentan Kompos
setelah diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan peserta meningkat, hal ini dapat dilihat dari
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan warga lebih mengetahui tentang Kompos
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
limbah sayuran dalam hal pembuatan pupuk kompos. Sehingga limbah sayur pun
dibuang langsung dan tidak diolah. Padahal hal tersebut dapat mencemari lingkungan.
b) Masyarakat memiliki potensi untuk mengelolah limbah sayuran yang dimana limbah
tersebut dapat diolah menjadi pupuk kompos. Sehingga masyarakat dapat membuat
sendiri pupuk kompos dirumah dan dapat dipakai sendiri maupun dapat dijual di pasar –
5.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, K., Tika, W., Anom, S. (2016). Pengaruh Perbandingan Komposisi Jerami dan Kotoran
Ayam Terhadap Kualitas Pupuk Kompos. Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian).
Volume 5, Nomor 1, Januari, 2017
Djuarnani, N., (2005). Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Hiola, Rama & Hiola, Reni. (2015). Teknologi pembuatan pupuk kompos dari sampah rumah
tangga. Universitas Negeri Gorontalo.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Rukmana, R. (2007). Bertanam Chinese cabbage dan Sawi Putih. Yogyakarta: Kanisius.
Sidabutar, N.V. (2012). Peningkatan Kualitas Kompos UPS Permata Regency Dengan
Penambahan Kotoran Ayam Menggunakan Windrow Composting. Universitas Indonesia
Yuwono T. (2006). Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. Yogyakarta: Andi.
FOTO KEGIATAN