Disusun Oleh :
Kelompok I
HALAMAN PERSETUJUAN
Palangka Raya
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
KPS Sarjana Kesehatan Masyarakat
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas Rahmat-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2 tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak atas bantuan yang diberikan kepada kami, baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2 dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun ucapan terimakasih, kami ucapkan
kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Bapak dr.Hendy Fahlevi Diputra, selaku Kepala Puskesmas Kayon yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) 2 Di Puskesmas Kayon.
2. Ibu Nomi Norita, SKM, selaku pembimbing lapangan pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) 2 di Puskesmas Kayon.
3. Ibu Eva Prilelli Baringbing, SKM,MKM, selaku dosen pembimbing istitusi
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2.
4. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan banyak dukungan baik
dalam doa maupun materi kepada kami untuk selalu berusaha agar mencapai
hasil yang baik.
5. Teman-teman kami yang memberikan semangat dan dukungan dalam proses
pengerjaan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) 2 yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat
keterbatasan kami dalam menyusun sebuah laporan, baik dalam pengalaman
maupun kemampuan kami. Oleh karena itu, kami berusaha dengan semaksimal
mungkin demi kesempurnaan penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan berikutnya.
Dan kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menjadi acuan bagi para pembaca. Sehingga dalam penyusunan laporan Praktik
v
Kerja Lapangan selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas waktu dan perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
COVER DEPAN ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 3
1.3 Manfaat ................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas .............................................................................. 6
2.2 Tugas Puskesmas ................................................................................. 7
2.3 Fungsi ................................................................................................... 7
2.4 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas ................................ 8
2.5 Definisi ISPA Pada Bayi Dan Balita ................................................... 8
2.6 Gejala ISPA Pada Bayi Dan Balita ...................................................... 9
2.7 Faktor Risiko ISPA Pada Bayi Dan Balita .......................................... 10
2.8 Cara Mencegah ISPA Pada Bayi Dan Balita ....................................... 10
BAB III ANALISIS MASALAH
3.1 Hasil Pengumpulan Data ...................................................................... 11
3.2 Hasil Analisis Data .............................................................................. 24
3.3 Hasil Analisis Masalah Dan Prioritas Masalah .................................... 25
3.4 Hasil Akar Masalah .............................................................................. 31
3.5 Intervensi .............................................................................................. 34
3.6 Implementasi ........................................................................................ 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 35
4.2 Saran .................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk Keseluruhan di Wilayah
Puskesmas Kayon Tahun 2022
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Diwilayah
Kerja Puskesmas Kayon Kelurahan Bukit Tunggal
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kayon
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5. 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kayon
Tabel 6. Data Penyakit Menular di Puskesmas Kayon
Tabel 7. Data Penyakit Tidak Menular di Puskesmas
Kayon
Tabel 8. Capaian Palayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir
Tabel 9. Program Imunisasi
Tabel 10. Distribusi Penggunaan KB Pada Pasangan Usia
Subur (PUS) di Puskesmas Kayon Tahun 2022
Tabel 11. Capaian Upaya Gizi Masyarakat
Tabel 12. Data Kesling
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Kelurahan
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kayon Kota Palangka
Raya
Gambar 3. Peta Wilayah Puskesmas Beserta Batasan Wilayah
Puskesmas Kayon
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ........................................................... 11
1. Materi ..................................................................................................... 18
2. Media Promosi Kesehatan ...................................................................... 19
3. Soal Pre Test dan Post Test .................................................................... 20
4. Dokumentasi .......................................................................................... 20
11
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai jenis kegiatan puskesmas yang harus dilakukan agar dapat dinilai
kinerjanya. Tujuan dari sebuah sistem penilaian kinerja adalah untuk
mengukur dan menilai secara kuantitatif pencapaian tujuan dan tugas
organisasi. Hasil penilaian kinerja organisasi pada sektor publik selain akan
mampu menunjukkan kinerja organisasi dapat juga menunjukkan kesesuaian
penggunaan dana.
Jumlah Puskesmas di Kalimantan Tengah menurut Kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Tengah adalah berjumlah 151 unit Puskesmas. Dan
puskesmas yang berada dikota Palangka Raya Berjumlah 10 Puskesmas.
Salah Satunya adalah Puskesmas Kayon.
UPT Puskesmas Kayon merupakan Puskesmas Rawat Jalan dalam
menjalankan fungsinya telah melaksanakan semua upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama (esensial dan pengembangan) dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama. UKM pengembangan merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayananan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah keerja dan potensi sumber daya yang tersedia.
UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, KIA-KB, Gizi dan Pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan pengembangan yang telah dilakukan antara lain pelayanan
laboratorium, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya kesehatan gigi dan
mulut, kesehatan usia lanjut dan kesehatan reproduksi remaja. UKP tingkat
pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat.
Bayi umur 3 bulan mempunyai angka infeksi yang rendah, karena fungsi
pelindung dari antibodi keibuan.Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada
waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan produksi antibodi bayi itu
sendiri.Sisa infeksi dari virus berkelanjutan pada waktu balita dan prasekolah
(Hartono, R., H, 2012). Infeksi pada sistem pernafasan dideskripsikan sesuai
dengan areanya. Pernafasan atas atau saluran pernapasan atas (upper airway),
yang meliputi hidung dan faring. System pernafasan bawah meliputi bronkus,
13
bronkeolus (bagian reaktif pada saluran pernafasan karena ototnya yang halus
dan kemampuan untuk membatasi), dan alveolus (Hartono, R., H, 2012).
Menurut WHO Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu
penyebab kematian tersering pada anak di Negara sedang berkembang.
Sekitar empat dari lima belas juta perkiraan kematian pada anak usia dibawah
5 tahun, pada setiap tahun sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi
(Nurhidayah., Nurbaeti, 2014).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung
sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO),
ISPA merupakan penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh
agen infeksius yang menimbulkan gejala dalam waktu beberapa jam sampai
beberapa hari. Penyakit ini ditularkan umumnya melalui droplet, namun
berkontak dengan tangan atau permukaan yang terkontaminasi juga dapat
menularkan penyakit ini. ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal
akibat ISPA setiap tahunnya Selain itu, ISPA merupakan penyebab utama
konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada
bagian perawatan anak.Hal yang serupa juga terjadi di Indonesia (Maharani,
2017).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Kampus
c. Bagi Puskesmas
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas
sebagai suatu infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan karena terjadi
nya penularan infeksius pada manusia ke manusia lainya. Penyebaran gejala
pada penyakit ini biasanya dapat dihitung dengan cepat bahkan dalam
hitungan jam hingga beberapa hari, gejala yang timbul dirasakan biasanya
seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, sesek nafas atau kesulitan
bernafas (Tambunan, 2016).
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah peradangan akut saluran
pernapasan pada bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi
jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia yang pada umumnya ditandai
dengan panas tinggi disertai dengan tenggorokan sakit atau nyeri saat
menelan, pilek, batuk kering ataupun berdahak. ISPA paling sering
ditemukan pada anak yang berusia dibawah lima tahun atau balita disebabkan
karena pada usia tersebut system kekebalan tubuhnya masih pada tahap
perkembangan maka dengan mudah terjangkit penyakit infeksi (Kemenkes
RI, 2019). Penyakit ISPA menjadi penyebab tingginya mortalitas dan
morbiditas terutama pada anak-anak maupun balita (Solomon et al., 2018).
Penyakit ISPA paling banyak terjadi pada negaranegara berkembang di
seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena populasi penduduk yang terus saja
bertambah dan tidak terkendali sehingga menyebabkan terjadinya kepadatan
penduduk pada suatu wilayah yang sama sekali tidak tertata dengan baik dari
segi aspek sosial maupun budaya (Adesanya & Chiao, 2017).
2.6 Gejala ISPA pada bayi dan balita
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan
berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor penjamu. Namun
demikian, sering juga ISPA didefinisikan sebagai saluran pernapasan akut
yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke
manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam
20
sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk dan sering nyeri
tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengik, atau kesulitan bernapas.
2.7 Faktor Resiko ISPA pada bayi dan balita
Ada banyak faktor penyebab terjadinya ISPA pada balita berdasarkan hasil
pengkajian yang ditemukan saat balita tersebut berobat yaitu adanya
kebiasaan orang tua yang merokok di rumah, status gizi yang kurang,
imunisasi yang tidak lengkap, pemberian ASI eksklusif yang tidak tepat,
sehingga dapat menyebabkan banyak balita yang rentan terhadap ISPA.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan ISPA pada balita yaitu
pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, kepadatan hunian rumah,
umur anak, berat badan lahir, status gizi, status imunisasi, faktor perilaku.
Pemberian ASI ekslusif juga berhubungan dengan penyakit ISPA, tidak
hanya itu perilaku merokok dalam rumah juga dapat menyebabkan terjadi nya
ISPA pada bayi dan balita.
2.8 Cara Mencegah ISPA pada bayi dan balita
Upaya masyarakat untuk pencegahan ISPA diantaranya dengan
memberikan asupan makanan dengan nutrisi seimbang pada balita agar tidak
terjadi gizi kurang, memberikan ASI Eksklusif, melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin pada ibu hamil untuk menghindari risiko bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah, pada balita dibutuhkan makanan dengan
nutrisi yang seimbang juga personal higyene yang baik.
21
BAB III
ANALISIS MASALAH
KEPALA PKM
Visi :
Misi :
1. Kanker/Tumor 23
2. Hipertensi 5.962
3. Diabetes Melitus 1 252
4. Diabetes Melitus 2 1.993
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022
5. Kesehatan Lingkungan
Tabel 12. Data Kesehatan Lingkungan
BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022
memenuhi syarat
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022
Berdasarkan tabel data kesehatan lingkungan diatas
diketahui bahwa 1 indikator yang belum memenuhi syarat target
yaitu rumah tangga sehat memenuhi 10 Indikator PHBS.
ekslusif
5. Pelayanan Masih ada 4% bayi
Neonatus 769 100% 96% baru lahir tidak
Pertama (KN 1) mendapatkan
Pelayanan
Neonatus Pertama
(KN 1)
6. Imunisasi HB- 740 100% 89,7% Masih ada 10,3%
O tidak menerima
imuniasasi HB-O
7. BCG 740 100% 96% Masih ada 4%
tidak menerima
imuniasasi BCG
8. DPT-HB-HIB 1 740 100% 96,4% Masih ada 3,6%
tidak menerima
imunisasi DPT-
HB-HIB 1
9. DPT-HB-HIB 2 740 100% 98,1% Masih ada 1,9%
tidak menerima
imunisasi DPT-
HB-HIB 2
10. DPT-HB-HIB 740 100% 96,7% Masih ada 3,3%
Lanjutan tidak menerima
imunisasi DPT-
HB-HIB Lanjutan
11. TT 1 BUMIL 25,8%
12. TT 2 BUMIL 16,2% Masih ada 47,3%
13. TT 3 BUMIL 770 100% 6,3% Bumil tidak
14. TT 4 BUMIL 3,3% menerima
15. TT 5 BUMIL 1,1% Imunisasi TT
16. TT 1 WUS
17. TT 2 WUS Masih ada 97%
18. TT 3 WUS 8.097 100% 3% WUS Belum
19. TT 4 WUS menerima
20. TT 5 WUS Imunisasi TT
21. Bayi 6-11 bulan 385 100% 75% Masih ada 25%
mendapat Bayi belum
Vitamin A menerima Vitamin
A
22. ISPA
(Dengan Kasus
Tertinggi
2.846)
23. Hipertensi
(Dengan Kasus
36
tertinggi 3.388)
24. Diare
(Dengan Kasus
tertinggi 442)
10. DPT-HB-HIB 3 4 4 11 5
Lanjutan
(96,7%)
11. TT BUMIL 4 4 4 13 3
12. TT 2 BUMIL 12 4
13. TT 3 BUMIL
14. TT 4 BUMIL 4 4 4
15. TT 5 BUMIL
16. TT WUS 4 4 4 12 4
17. TT 2 WUS
18. TT 3 WUS
19. TT 4 WUS
20. TT 5 WUS
21. Bayi 6-11 4 4 3 11 5
bulan
mendapat
Vitamin A
22. ISPA 5 5 5 15 1
(Dengan Kasus
Tertinggi
2.846)
23. Hipertensi 4 4 5 13 3
(Dengan Kasus
tertinggi 3.388)
24. Diare 4 4 4 12 4
(Dengan Kasus
tertinggi 442)
25. Rumah tangga 3 4 3 10 6
sehat
memenuhi 10
indikator
PHBS
38
B. Prioritas Masalah
Berdasarkan skoring yang dilakukan di tabel USG dapat dilihat
bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah masih ada 2.846 Jumlah
Kasus bayi dan balita yang terkena ISPA di Puskesmas Kayon dengan
jumlah skor 15.
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung, hingga alveoli termasuk
jaringan adneksanya. Infeksi saluran pernapasan meliputi infeksi saluran
pernapasan bagian atas, seperti nasopharyngitis, pharyngo, dan epiglotitis,
dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah, seperti laryngitis,
tracheobronchitis dan bronchitis pneumonia (Depkes, 2006).
Infeksi saluran napas bagian atas adalah infeksi yang disebabkan
mikroorganisme di struktur saluran napas yang tidak berfungsi saat
pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring, dan laring yang dikenal
dengan ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok, laryngitis,
dan influenza tanpa komplikasi.
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu
menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan
balita. Kematian akibat ISPA terutama pneumonia di Indonesia pada akhir
tahun 2000 sekitar 450.000 balita. Diperkirakan, sebanyak 150.000 bayi /
balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban per bulan atau 416 kasus
sehari atau 17 anak per jam atau seorang bayi / balita tiap lima menit
(www.profilmedis.com, 2004).
Untuk dapat menanggulangi penyebaran ISPA tentu diperlukan
pengetahuan mengenai faktor-faktor risiko ISPA. Beberapa penelitian
sudah banyak dilakukan untuk mengetahui faktor pemicu maupun
pencegah ISPA. Di Negara berkembang, sekitar 24% infeksi saluran nafas
kebanyakan disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
lingkungan seperti polusi udara dalam ruang maupun di luar ruangan, asap
rokok (Etzel, 1997).
39
masalah penyakit yang terlalu serius dan tidak segera ditangani. Hal ini
membuat ISPA akan berlanjut menjadi penyakit pneumonia, jika tidak
segera ditangani kembali akan berlanjut menjadi TBC.
41
Berdasarkan hasil Prioritas Masalah yang ditemukan makaditemukan akar masalah salam bentuk tabel Fishbone
Berikut :
MANUSIA METODE
SARANA
Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Yang Kurang Masyarakat
Tentang Bagaimana Cara Tidak Patuh Ketersediaan Alat
Penyebaran ISPA PHBS Informasi Ke
Kurangnya
Masyarakat Hanya
Menggunakan Leaflet Pengadaan
Dan Edukasi Alat Peraga
ISPA PADA
BAYI DAN
BALITA
3.5 Intervensi
Setelah mendapatkan akar penyebab dari prioritas masalah kesehatan yang
ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Kayon, kemudian dilanjutkan dengan
diskusi mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah, maka akan
ditemukan alternatif pemecahan masalah yang terpilih sebagai intervensi
yang akan dilakukan, yaitu :
1. Memberikan Penyuluhan Kepada Kader Mengenai ISPA pada bayi dan
balita.
2. Memberikan edukasi kepada siswa SD mengenai ISPA.
3. Anjurkan kepada masyarakat menggunakan masker saat sakit.
4. Memberikan edukasi ke posyandu tentang bahaya merokok dalam rumah.
5. Anjurkan kepada Puskesmas untuk membuat alat dan media menjadi lebih
kreatif dan menarik agar mudah dipahami oleh masyarakat.
3.6 Implementasi
Berdasarkan intervensi yang akan dilakukan, maka direkomendasikan
kepada Puskesmas Kayon untuk :
1. Melaksanakan penyuluhan kepada kader tentang ISPA pada bayi dan
balita.
2. Memberikan Edukasi kepada siswa SD mengenai ISPA.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker
saat sakit.
4. Memberikan edukasi ke posyandu mengenai bahaya merokok dalam
rumah.
5. Menganjurkan kepada puskesmas untuk meningkatkan lagi media
promkes.
45
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan saat Praktek Kerja Lapangan
I di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon Palangka Raya didapat beberapa
masalah yaitu, Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vit A, Ibu Hamil Anemia,
Pelayanan Neonatus Kesehatan 0-28 Hari (KN Lengkap), Asi Eksklusif,
Pelayanan Neonatus Pertama (KN 1), Imunisasi HB-O, BCG, DPT-HB-HIB
1 2, DPT-HB-HIB Lanjutan, TT Bumil 1 2 3 4 5, TT WUS 1 2 3 4 5, Bayi 6-
11 Bulan Mendapatkan Vitamin A, ISPA(2.846 Kasus), Hipertensi (3.388
Kasus), Diare (442 Kasus), dan Rumah Tangga Sehat Memenui 10 Indikator
PHBS. Dari dua puluh lima masalah tersebut setelah dilakukan penentuan
prioritas masalah menggunakan metode USG didapatkan hasil bahwa ISPA
pada Bayi dan Balita yang menjadi prioritas masalah diwilayah kerja
Puskesmas Kayon yaitu dengan skor 15.
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan pada Saat Praktik Kerja
Lapangan II Di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya
didapatkan prioritas masalah yaitu ISPA pada Bayi dan Balita. Dari masalah
tersebut dilakukan analisis akar masalah dengan metode fishbone lalu
didapatkan intervensi dan implementasi dari masalah tersebut.
4.2 Saran
Dari prioritas masalah yang didapatkan dibuatlah intervensi dan
implementasi yang diharapkan dapat membantu menurunkan tingkat
terjadinya ISPA pada Bayi dan Balita di wilayah kerja Puskesmas Kayon
Kota Palangka Raya.
46
DAFTAR PUSTAKA