Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 2

DI BLUD UPT PUSKESMAS KAYON


KOTA PALANGKARAYA
TAHUN 2023

Disusun Oleh :
Kelompok I

ALVIANI CHINDA RUSMERY 2020-01-13201-001


DIANA LOREN HUTAURUK 2020-01-13201-011
DILLIA UTAMA PUTRA 2020-01-13201-012
ELLIANA MEGA DANDANG 2020-01-13201-016
RIKKI RIKARDO 2020-01-13201-034
SELVITA CLARA 2020-01-13201-038

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2023
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Laporan : Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2 di

Wilayah Kerja BLUD UPT Puskesmas Kayon,

Kelurahan Bukit Tunggal, Kota Palangka Raya.

Nama/NIM : 1. Alviani Chinda Rusmery


2. Diana Loren Hutauruk
3. Dillia Utama Putra
4. Elliana Mega Dandang
5. Rikki Rikardo
6. Selvita Clara

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan.

Palangka Raya

Pembimbing Lahan Dosen Pembimbing Lahan

Nomi Norita, SKM Eva Prileli Baringbing, SKM,MKM


NIDN. 19631111 198311 2001 NIP. 11 17 049601
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


2 di Wilayah Kerja BLUD UPT Kayon,
Kelurahan Bukit Tunggal, Kota
Palangka Raya
Nama Mahasiswa : 1. Alviani Chinda Rusmery
2. Diana Loren Hutauruk
3. Dillia Utama Putra
4. Elliana Mega Dandang
5. Rikki Rikardo
6. Selvita Clara
Program Studi : S-1 Kesehatan Masyarakat
Semester/Tahun Ajaran : VI (enam)/2022-2023

Telah dilaksanakan pada tanggal.......2023

Pembimbing Lahan Dosen Pembimbing Institusi

Nomi Norita, SKM Eva Prileli Baringbing, SKM,MKM


NIDN. 19631111 198311 2001 NIP. 11 17 049601

Mengetahui,
KPS Sarjana Kesehatan Masyarakat

Melisa Frisilia, S.Kep, M.Kes


NIDN. 1128088301
iv

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas Rahmat-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2 tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak atas bantuan yang diberikan kepada kami, baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2 dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun ucapan terimakasih, kami ucapkan
kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Bapak dr.Hendy Fahlevi Diputra, selaku Kepala Puskesmas Kayon yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) 2 Di Puskesmas Kayon.
2. Ibu Nomi Norita, SKM, selaku pembimbing lapangan pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) 2 di Puskesmas Kayon.
3. Ibu Eva Prilelli Baringbing, SKM,MKM, selaku dosen pembimbing istitusi
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2.
4. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan banyak dukungan baik
dalam doa maupun materi kepada kami untuk selalu berusaha agar mencapai
hasil yang baik.
5. Teman-teman kami yang memberikan semangat dan dukungan dalam proses
pengerjaan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) 2 yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat
keterbatasan kami dalam menyusun sebuah laporan, baik dalam pengalaman
maupun kemampuan kami. Oleh karena itu, kami berusaha dengan semaksimal
mungkin demi kesempurnaan penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan berikutnya.
Dan kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menjadi acuan bagi para pembaca. Sehingga dalam penyusunan laporan Praktik
v

Kerja Lapangan selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas waktu dan perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, 2023


vi

DAFTAR ISI
COVER DEPAN ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 3
1.3 Manfaat ................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas .............................................................................. 6
2.2 Tugas Puskesmas ................................................................................. 7
2.3 Fungsi ................................................................................................... 7
2.4 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas ................................ 8
2.5 Definisi ISPA Pada Bayi Dan Balita ................................................... 8
2.6 Gejala ISPA Pada Bayi Dan Balita ...................................................... 9
2.7 Faktor Risiko ISPA Pada Bayi Dan Balita .......................................... 10
2.8 Cara Mencegah ISPA Pada Bayi Dan Balita ....................................... 10
BAB III ANALISIS MASALAH
3.1 Hasil Pengumpulan Data ...................................................................... 11
3.2 Hasil Analisis Data .............................................................................. 24
3.3 Hasil Analisis Masalah Dan Prioritas Masalah .................................... 25
3.4 Hasil Akar Masalah .............................................................................. 31
3.5 Intervensi .............................................................................................. 34
3.6 Implementasi ........................................................................................ 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 35
4.2 Saran .................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk Keseluruhan di Wilayah
Puskesmas Kayon Tahun 2022
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Diwilayah
Kerja Puskesmas Kayon Kelurahan Bukit Tunggal
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kayon
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5. 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kayon
Tabel 6. Data Penyakit Menular di Puskesmas Kayon
Tabel 7. Data Penyakit Tidak Menular di Puskesmas
Kayon
Tabel 8. Capaian Palayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir
Tabel 9. Program Imunisasi
Tabel 10. Distribusi Penggunaan KB Pada Pasangan Usia
Subur (PUS) di Puskesmas Kayon Tahun 2022
Tabel 11. Capaian Upaya Gizi Masyarakat
Tabel 12. Data Kesling
viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Kelurahan
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kayon Kota Palangka
Raya
Gambar 3. Peta Wilayah Puskesmas Beserta Batasan Wilayah
Puskesmas Kayon
ix

DAFTAR BAGAN
x

DAFTAR LAMPIRAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ........................................................... 11
1. Materi ..................................................................................................... 18
2. Media Promosi Kesehatan ...................................................................... 19
3. Soal Pre Test dan Post Test .................................................................... 20
4. Dokumentasi .......................................................................................... 20
11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas merupakan institusi kesehatan yang berperan penting
dalam dunia kesehatan Indonesia. Pada berbagai dokumen kebijakan yang
mengatur kebijakan dasar puskesmas, puskesmas dituntut tidak hanya
memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga menggerakkan pembangunan
yang sekaligus sebagai wadah untuk memberdayakan masyarakat. Fungsi
puskesmas selanjutnya dimanifestasikan melalui berbagai jenis kegiatan yang
dilakukan puskesmas. Hal ini menyebabkan jenis kegiatan puskesmas
beragam tidak hanya melayani pengobatan saja sehingga beban kerja
puskesmas sangat tinggi.
Tingginya beban kerja puskesmas menyebabkan pelaksanaan fungsi
puskesmas yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 dirasa kurang berjalan maksimal.
Masyarakat lebih mengenal puskesmas sebagai pemberi pelayanan kuratif
saja. Kesibukan puskesmas dalam memberikan pelayanan kuratif diperparah
dengan sistem pertanggungjawaban kegiatan puskesmas yang membutuhkan
waktu yang sangat menyita. Ketenagaan puskesmas yang terbatas semakin
menyebabkan upaya preventif dan promotif menjadi prioritas yang kesekian.
Fungsi yang tercantum dalam KMK 128/Menkes/SK/II/2004 ini kemudian
diatur ulang melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. PMK Nomor 75 Tahun 2014 ini
diterbitkan setelah pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Puskesmas sendiri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang setiap kinerjanya akan membangun kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mengevaluasi kinerja puskesmas, Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten menggunakan instrumen Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP). Instrumen PKP disusun oleh Dinas Kesehatan Provinsi
sehingga seragam digunakan untuk satu provinsi. Instrumen ini memuat
12

berbagai jenis kegiatan puskesmas yang harus dilakukan agar dapat dinilai
kinerjanya. Tujuan dari sebuah sistem penilaian kinerja adalah untuk
mengukur dan menilai secara kuantitatif pencapaian tujuan dan tugas
organisasi. Hasil penilaian kinerja organisasi pada sektor publik selain akan
mampu menunjukkan kinerja organisasi dapat juga menunjukkan kesesuaian
penggunaan dana.
Jumlah Puskesmas di Kalimantan Tengah menurut Kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Tengah adalah berjumlah 151 unit Puskesmas. Dan
puskesmas yang berada dikota Palangka Raya Berjumlah 10 Puskesmas.
Salah Satunya adalah Puskesmas Kayon.
UPT Puskesmas Kayon merupakan Puskesmas Rawat Jalan dalam
menjalankan fungsinya telah melaksanakan semua upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama (esensial dan pengembangan) dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama. UKM pengembangan merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayananan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah keerja dan potensi sumber daya yang tersedia.
UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, KIA-KB, Gizi dan Pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan pengembangan yang telah dilakukan antara lain pelayanan
laboratorium, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya kesehatan gigi dan
mulut, kesehatan usia lanjut dan kesehatan reproduksi remaja. UKP tingkat
pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat.
Bayi umur 3 bulan mempunyai angka infeksi yang rendah, karena fungsi
pelindung dari antibodi keibuan.Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada
waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan produksi antibodi bayi itu
sendiri.Sisa infeksi dari virus berkelanjutan pada waktu balita dan prasekolah
(Hartono, R., H, 2012). Infeksi pada sistem pernafasan dideskripsikan sesuai
dengan areanya. Pernafasan atas atau saluran pernapasan atas (upper airway),
yang meliputi hidung dan faring. System pernafasan bawah meliputi bronkus,
13

bronkeolus (bagian reaktif pada saluran pernafasan karena ototnya yang halus
dan kemampuan untuk membatasi), dan alveolus (Hartono, R., H, 2012).
Menurut WHO Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu
penyebab kematian tersering pada anak di Negara sedang berkembang.
Sekitar empat dari lima belas juta perkiraan kematian pada anak usia dibawah
5 tahun, pada setiap tahun sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi
(Nurhidayah., Nurbaeti, 2014).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung
sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO),
ISPA merupakan penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh
agen infeksius yang menimbulkan gejala dalam waktu beberapa jam sampai
beberapa hari. Penyakit ini ditularkan umumnya melalui droplet, namun
berkontak dengan tangan atau permukaan yang terkontaminasi juga dapat
menularkan penyakit ini. ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal
akibat ISPA setiap tahunnya Selain itu, ISPA merupakan penyebab utama
konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada
bagian perawatan anak.Hal yang serupa juga terjadi di Indonesia (Maharani,
2017).
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan dibagi menjadi


dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan PKL ini adalah mahasiswa


mampu mempelajari karakteristik masyarakat, mengidentifikasi,
memprioritaskan masalah kesehatan masyarakat Di Puskesmas Kayon
Kecematan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
14

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan


masyarakat di Puskesmas Kayon Kecamatan Jekan Raya, Kota
Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

2. Mahasiswa dapat menentukan prioritas masalah kesehatan


masyarakat dari hasil identifikasi dan diagnosis masalah
kesehatan masyarakat di Puskesmas Kayon Kecamatan Jekan
Raya, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

1.3 Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

1. Dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan informasi terkait


permasalahan kesehatan di Puskesmas Kayon Kecematan Jekan Raya,
Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

2. Mampu mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat yang dimiliki,


dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Kayon
Kecematan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan
Tengah.

b. Bagi Kampus

1. Manfaat bagi Kampus STIKes Eka Harap Palangka Raya, digunakan


sebagai bahan penelitian dalam pengembangan ilmu untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat.

2. Kampus STIKes Eka Harap Palangka Raya, terutama Prodi Sarjana


Kesehatan Masyarakat, akan lebih terarah dalam pengembangan ilmu dan
pengetahuan kepada mahasiswa dengan adanya umpan balik sebagai hasil
integrasi dalam program PKL.

c. Bagi Puskesmas
15

Manfaatnya bagi Puskesmas Kayon adalah dengan dilaksanakannya PKL I


dan II Mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat pihak Puskesmas dapat
mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Kayon dan
mengetahui prioritas masalah kesehatan yang perlu di selesaikan segera.
16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (PERMENKES RI, 2019).

Menurut Depkes RI (2004) Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)


adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.

Menurut (Anggraeni, 2019, p. 29) definisi puskesmas ialah suatu kesatuan


organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi


sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010).

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan


kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).

Peranan dan kedudukan Puskesmas dalam sistem pelayanan kesehatan


adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini
17

disebabkan karena peranan dan kedudukan Puskesmas di Indonesia adalah


amat unik. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di
Indonesia, maka Puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 2010). Menurut
Satrianegara (2014), pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif
(pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

2.2 Tugas Puskesmas

Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Pelayanan


Kesehatan Masyarakat, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama
di wilayah kerjanya.
3. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
2.3 Fungsi Puskesmas

Puskesmas sesuai dengan fungsinya (sebagai pusat pembangunan


berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta
pusat pelayanan kesehatan dasar) berkewajiban mengupayakan, menyediakan
dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat (Satrianegara, 2014).
18

2.4 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana


pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia yang
memberikan pelayanan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-
usaha kesehatan pokok dan langsung berada dalam pengawasan administratif
maupun teknis dari Dinas Kabupaten, dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembagan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepda perorangan. (Ismainar,
2015:37). Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka
peranan dan kedudukan Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia.
Tujuan dari pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan
individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi
semua masalah atau semua penyimpangan tentang kesehatan yang ada dalam
masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan
kesehatan semakin meningkat sehingga tidak ada lagi upaya yang dapat
dilakukan selain meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya. (Riyadi
2018).
2.5 Definisi ISPA pada bayi dan balita
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan suatu penyakit infeksi
pada saluran pernapasan baik saluran pernapasan atas (hidung) atau bawah
(alveoli), dan dapat menyebabkan penyakit dari ringan hingga berat yang
dapat menyebabkan kematian (Lebuan & So mia, 2017) . ISPA diartikan
19

sebagai suatu infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan karena terjadi
nya penularan infeksius pada manusia ke manusia lainya. Penyebaran gejala
pada penyakit ini biasanya dapat dihitung dengan cepat bahkan dalam
hitungan jam hingga beberapa hari, gejala yang timbul dirasakan biasanya
seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, sesek nafas atau kesulitan
bernafas (Tambunan, 2016).
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah peradangan akut saluran
pernapasan pada bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi
jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia yang pada umumnya ditandai
dengan panas tinggi disertai dengan tenggorokan sakit atau nyeri saat
menelan, pilek, batuk kering ataupun berdahak. ISPA paling sering
ditemukan pada anak yang berusia dibawah lima tahun atau balita disebabkan
karena pada usia tersebut system kekebalan tubuhnya masih pada tahap
perkembangan maka dengan mudah terjangkit penyakit infeksi (Kemenkes
RI, 2019). Penyakit ISPA menjadi penyebab tingginya mortalitas dan
morbiditas terutama pada anak-anak maupun balita (Solomon et al., 2018).
Penyakit ISPA paling banyak terjadi pada negaranegara berkembang di
seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena populasi penduduk yang terus saja
bertambah dan tidak terkendali sehingga menyebabkan terjadinya kepadatan
penduduk pada suatu wilayah yang sama sekali tidak tertata dengan baik dari
segi aspek sosial maupun budaya (Adesanya & Chiao, 2017).
2.6 Gejala ISPA pada bayi dan balita
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan
berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor penjamu. Namun
demikian, sering juga ISPA didefinisikan sebagai saluran pernapasan akut
yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke
manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam
20

sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk dan sering nyeri
tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengik, atau kesulitan bernapas.
2.7 Faktor Resiko ISPA pada bayi dan balita
Ada banyak faktor penyebab terjadinya ISPA pada balita berdasarkan hasil
pengkajian yang ditemukan saat balita tersebut berobat yaitu adanya
kebiasaan orang tua yang merokok di rumah, status gizi yang kurang,
imunisasi yang tidak lengkap, pemberian ASI eksklusif yang tidak tepat,
sehingga dapat menyebabkan banyak balita yang rentan terhadap ISPA.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan ISPA pada balita yaitu
pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, kepadatan hunian rumah,
umur anak, berat badan lahir, status gizi, status imunisasi, faktor perilaku.
Pemberian ASI ekslusif juga berhubungan dengan penyakit ISPA, tidak
hanya itu perilaku merokok dalam rumah juga dapat menyebabkan terjadi nya
ISPA pada bayi dan balita.
2.8 Cara Mencegah ISPA pada bayi dan balita
Upaya masyarakat untuk pencegahan ISPA diantaranya dengan
memberikan asupan makanan dengan nutrisi seimbang pada balita agar tidak
terjadi gizi kurang, memberikan ASI Eksklusif, melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin pada ibu hamil untuk menghindari risiko bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah, pada balita dibutuhkan makanan dengan
nutrisi yang seimbang juga personal higyene yang baik.
21

BAB III
ANALISIS MASALAH

3.1 Hasil Pengumpulan Data


A. Penyajian Data Puskesmas
1. Struktur Organisasi

KEPALA PKM

KEPALA TATA USAHA

PJ UKP, PJ JARINGAN PJ BANGUNAN,


PJ UKM ESENSIAL PJ UKM KEFARMASIAN DAN PELAYANAN KES PRASARANA DAN PJ MUTU
PENGEMBANGAN LAB DAN JEJARING PKM PERALATAN KES

KES JIWA PEMERIKSAAN KES PUSKESMAS


PROMKES PEMBANTU
UMUM
KESLING KES HAJI
PEMERIKSAAN KES PUSKESMAS
KIA KES KERJA ANAK KELILING
GIZI PKPR
P2P KES LANSIA
PERKESMAS

Bagan 1. Struktur Organisasi Puskesmmas Kayon


22

2. Peta Wilayah Puskesmas Beserta Batasan Wilayah Puskesmas


Kayon

Gambar 1. Peta Batasan Wilayah Kerja Puskesmas


Kayon
Wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Kayon meliputi
Kelurahan Bukit Tunggal. Dengan jumlah penduduk 45.472 dengan
10.122 KK.
Puskesmas Kayon merupakan salah satu puskesmas yang ada di
wilayah Kecamatan Jekan Raya terletak di :
a. Sebelah Timur : Kelurahan Palangka dan Kereng Bangkirai
b. Sebelah Selatan : Taman Nasional Sebangau
c. Sebelah Utara : Kelurahan Petuk Ketimpun
d. Sebelah Barat : Kelurahan Marang
Dari Pusat Kota palangka Raya kurang lebih berjarak 4,3 km,
tepatnya berada di Kelurahan Bukit Tunggal, meliputi 109 RT dan
16 RW, dengan Luas wilayah 237,12 km2.
23

3. Visi dan Misi Puskesmas


Untuk mendukung program pemerinntah dalam
melaksanakan pembangunan disegala bidang khususnya dibidang
kesehatan agar pelaksanaan kegiatan lebibh terarah, cepat dan
tepat, menapai sasaran secara efektif dan efisien, maka perlu di
rumuskan cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai dalam kurun
waktu tertentu serta upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai
cita-cita atau tujuan tersebut dalam bentuk visi dan misi.

Visi :

UPT Puskesmas Kayon dalam melaksanakan fungsinya

Adalah sebagai berikut : “Kemandirian Masyarakat Untuk


Hidup”

Misi :

1. Mewujudkan dan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat
2. Memberikan pelayanan puskesmas yang bermutu
24

B. Penyajian Data Penduduk


1. Jumlah Penduduk Keseluruhan
Tabel 1. Jumlah Penduduk di wilayah kerja BLUD UPT
Puskesmas Kayon Tahun 2022 adalah 45.472 jiwa (10.122 KK)

Jenis Kelamin Jumlah Persentase %


Laki-laki 22.812 50,1%
Perempuan 22.660 49,8
Total 45.472 100%

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Di BLUD UPT


Puskes,as Kayon

Tabel 2. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama


di Wilayah Kerja BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun
2022

N Agama Laki-laki Perempuan Total


O
1. Islam 15.664 15.359 31.023
2. Kristen 8.915 7.818 16.733
3. Katolik 87 78 165
4. Hindu 370 354 724
5. Budha 47 38 85
6. Kepercayaan Kepada 4 3 7
Tuhan YMA
JUMLAH 25.087 23.650 48.737
Sumber : Profil Kelurahan Bukit Tunggal Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jenis agama yang


paling banyak adalah agama Islam dengan jumlah 31.023 jiwa,
sedangkan jenis agama yang paling sedikit adalah agama
Kepercayaan Kepada Tuhan YMA dengan jumlah 7 jiwa.
25

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di BLUS UPT


Puskesmas Kayon

Tabel 3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


di Wilayah Kerja BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022

NO Pekerjaan/Mata Pencaharian Laki- Perem Total


laki puan

1. Petani 110 85 195


2. Buruh Tani 621 35 656
3. PNS 915 867 1.782
4. Peternak 125 0 125
5. Montir 75 0 75
6. Dokter Swasta 10 5 15
7. Perawat Swasta 45 80 125
8. Bidan Swasta 0 25 25
9. TNI 550 30 580
10. POLRI 250 40 290
11. Pedagang Keliling 278 130 408
12. Pembantu Rumah Tangga 30 165 195
13. Pengacara 25 10 35
14. Notaris 12 5 17
15. Karyawan Perusahaan Swasta 200 183 383
16. Karyawan Perusahaan 37 27 64
Pemerintah
17. Pensiunan 230 165 395
18. Jasa Pengobatan Alternatif 16 8 24
Jumlah 3.529 1.860 5.389
Sumber : Profil Kelurahan Bukit Tunggal Tahun 2022

Berdasarkan data diatas dapat dilihat jumlah penduduk


berdasarkan jenis pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Kayon
Kelurahan Bukit Tunggal dengan Pekerjaan PNS lebih banyak
yaitu laki-laki 915 orang dan perempuan 867 orang.
26

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di BLUD UPT


Puskesmas Kayon
Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan
Pendidikan di Wilayah Kerja BLUD UPT Puskesmas Kayon
Tahun 2022

NO Pendidikan Laki-laki Perempuan Total


1. Belum Sekolah 234 228
2. Tidak Sekolah 126 105
3. Tamat SD 2.250 2.391
4. Tamat SMP 3.682 3.252
5. Tamat SMA 8.405 7.165
6. Tamat D-1/Sederajat 85 175
7. Tamat D-3/Sederajat 165 228
8. Tamat S-1/Sederajat 3.034 2.695
9. Tamat S-2/Sederajat 18 15
10. Tamat S-3/Sederajat 8 6
Sumber : Profil Kelurahan Bukit Tunggal Tahun 2022
Berdasarkan tabel diatas didapatkan tingkat pendidikan yang
paling banyak adalah SMA sebesar 15.570 sedangkat tingkat
pendidikan paling sedikit adalah S-3 Sederajat sebesar 14.
27

5. Struktur Organisasi Masyarakat Pada Tingkat Kelurahan


Bukit Tunggal

Bagan 2. Struktur Organisasi di Kelurahan Bukit Tunggal


28

C. Data Kesehatan Penduduk di Wilayah Kerja BLUD UPT


Puskesmas Kayon
1. 10 Penyakit Terbanyak
Tabel 5. Data 10 Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja
BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022
NO 10 Penyakit Kode Jumlah
1. HIPERTENSI I10 5.962
2. ISPA J06 2.881
3. DIABETES MELITUS 2 E11 1.993
4. P.PULPA DAN J.PERIAPIKAL K04 1.195
5. HHD K43.9 832
6. PERSISTENSI GIGI K00.6 587
7. KONTAK ALERGI L23 506
8. FEBRIS R50.9 462
9. INFLUENZA J11 269
10. DIARE J02.9 442
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022

Berdasarkan data tabel 10 penyakit terbesar diwilayah


kerja puskesmas kayon diketahui bahwa penyakit Hipertensi
merupakan penyakit yang paling besar dengan jumlah kasus lebih
banyak dari pada 9 penyakit terbesar lainya, yakni 5.962.
2. Penyakit Menular
Tabel 6. Data Penyakit Menular di Wilayah Kerja BLUD UPT
Puskesmas Kayon Tahun 2022
NO Nama Penyakit Jumlah Kasus
1. ISPA 2.881
2. Diare 442
3. DBD 54
4. TB Paru 43
5. HIV/AIDS 9
6. Hepatitis 9
7. Kusta 7
8. Frambusia 1
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas tiketahui bahwa terdapat 12


penyakit menular yang terjadi diwilayah kerja Puskesmas Kayon,
29

yakni ISPA,Diare, DBD, TB Paru, HIV/AIDS, Hepatitis, Kusta,


Frambusia. Penyakit menular dengan kasus terbanyak dan
tertinggi adalah ISPA dengan jumlah 2.881 kasus.

3. Penyakit Tidak Menular


Tabel 7. Data Tidak Penyakit Menular di Wilayah Kerja
BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022
NO Nama Penyakit Jumlah Kasus

1. Kanker/Tumor 23
2. Hipertensi 5.962
3. Diabetes Melitus 1 252
4. Diabetes Melitus 2 1.993
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari data 4 penyakit


tidak menular yang terjadi diwilayah kerja Puskesmas Kayon,
penyakit Hipertensi merupakan penyakit tidak menular terbesar
dan terbanyak dengan jumlah sebanyak 5.962 kasus.

4. Kesehatan Ibu dan Anak


Tabel 8. Data Tidak Penyakit Menular di Wilayah Kerja BLUD
UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022
N Nama Program Sasara Target Pencapaian
O n
Absolut %
1. Balita Mempunyai 3.505 100% 8.395 240%
KMS/KIA
2. Ibu Nifas Mendapatkan 971 100% 620 64%
Kapsul Vit A
3. IMD 689 100% 689 100%
4. Ibu Hamil Tidak 770 100% 751 97,5%
Anemia
5. Pelayanan Kesehatan 758 100% 760 100%
Ibu Hamil (K1)
6. Pelayanan Kesehatan 758 100% 759 100%
Untuk Ibu Hamil (K4)
7. Pelayanan Persalinan 723 100% 738 100%
Oleh Tenaga
Kesehatan (PM)
30

8. Pelayanan Nifas Oleh 723 100% 739 100%


Tenaga Kesehatan
(KF)
9. Pelayanan Neonatus 769 100% 739 96%
kesehatan 0-28 hari
(KN Lengkap)
10. Asi Eksklusif 148 100% 112 76%
11. Pelayanan Neonatus 769 100% 738 96%
Pertama (KN 1)
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022
Bedasarkan tabel cakupan kinerja program KIA di
Puskesmas Kayon diketahui bahwa terdapat 11 indikator yang
belum memenuhi target, yaitu Ibu Nifas mendapatkan Kapsul Vit
A, Pelayanan Neonatus kesehatan 0-28 hari (KN Lengkap), Asi
Eksklusif, Pelayanan Neonatus Pertama (KN 1).

Tabel 9. Data Imunisasi BLUD UPT Puskesmas Kayon


Tahun 2022
N Imunisasi Sasaran Target Capaian
O Absolut %
1. Imunisasi HB-O 740 100% 664 89,7%
2. BCG 740 100% 711 96%
3. Polio 1 polio 2, polio 740 100% 2.858
3, polio 4
4. DPT-HB-HIB 1 740 100% 714 96,4%
5. DPT-HB-HIB 2 740 100% 726 98,1%
6. DPT-HB-HIB 3 740 100% 960 129,7%
7. Campak/MR 740 100% 781 105,5%
8. DPT-HB-HIB 740 100% 716 96,7%
Lanjutan
9. Campak/MR 740 100% 732 99%
Lanjutan
10. TT BUMIL 770 100% 617 79,6%
11. TT WUS 8.097 100% 232 3%
31

Tabel 10. Data Imunisasi Penggunaan KB Pada Pasangan Usia

Subur (PUS)BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022

NO Program Sasaran Target Capaian


Absolut Total %
1. PUS dengan
KB aktif :
1. Kondom 43
2. PIL 1.951 100% 292 1.608 82,4%
3. Suntik 1.205
4. AKDR 8
5. Implan 60
2. PUS dengan
KB Pasca
Persalinan :
1. Kondom 14
2. Pil 1.951 100% 87 532 27,3%
3. Suntik 378
4. AKDR 18
5. Implan 35
32

Tabel 11. Data Capaian Upaya Gizi Masyarakat

BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022

NO Status Gizi Sasaran Target Pencapaian


%
Absolut %
1. Balita yang ditimbang 3.505 100% 8.395 240%
berat badannya
2. Bayi Usia 6 bulan 148 100% 112 76%
mendapat Asi Eksklusif
3. Bayi 6-11 Bulan 385 100% 287 75%
mendapat Vitamin A
4. Balita 12-59 bulan 2.736 100% 3.885 142%
mendapat Vitamin A
5. Ibu Hamil yang 758 100% 759 100%
Mendapatkan FE
6. Ibu Hamil KEK yang 26 100% 26 100%
mendapatkan tambahan
makanan
7. Balita Ditimbang berat 3.505 100% 6.184 176%
badan naik
8. Balita Bawah Garis 30 100% 30 100%
Merah (BGM)
33

Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022


Berdasarkan tabel capaian upaya perbaikan gizi masyarakat
diatas maka dapat diketahui bahwa rata-rata mencapai target status
gizi.

5. Kesehatan Lingkungan
Tabel 12. Data Kesehatan Lingkungan
BLUD UPT Puskesmas Kayon Tahun 2022

N Indikator Sasaran Target % Capaian


O Absolut %
1. Rumah Tangga 2.274 100% 1.938 85%
Sehat Memenuhi
10 Indikator
PHBS
2. TTU (Tempat- 15 100% 14 93%
tempat Umum)
yang memenuhi
syarat
3. TPM (Tempat 106 100% 110 104%
Pengelola
Makanan) Yang
Memenuhi Syarat
4. SAB (Sarana Air 318 100% 355 112%
Bersih)
5. Rumah yang 316 100% 371 117%
34

memenuhi syarat
Sumber : Profil Puskesmas Kayon Tahun 2022
Berdasarkan tabel data kesehatan lingkungan diatas
diketahui bahwa 1 indikator yang belum memenuhi syarat target
yaitu rumah tangga sehat memenuhi 10 Indikator PHBS.

3.2 Hasil Analisis Data


Tabel 13. Identifikasi Masalah

NO Upaya Sasaran Target Pencapaian Masalah


1. Ibu Nifas Masih ada 36% ibu
Mendapatkan 971 100% 64% nifas yang tidak
Kapsul Vit A mendapatkan
Kapsul Vitamin A
2. Ibu Hamil 770 100% 2,46% Masih ada 97,54%
Anemia ibu hamil yang
menderita anemia
3. Pelayanan Masih ada 4% bayi
Neonatus baru lahir tidak
kesehatan 0-28 769 100% 96% mendapatkan
hari (KN Pelayanan
Lengkap) Neonatus
kesehatan 0-28 hari
(KN Lengkap)
4. Asi Eksklusif 148 100% 76% Masih ada 24%
bayi yang tidak
mendapatkan asi
35

ekslusif
5. Pelayanan Masih ada 4% bayi
Neonatus 769 100% 96% baru lahir tidak
Pertama (KN 1) mendapatkan
Pelayanan
Neonatus Pertama
(KN 1)
6. Imunisasi HB- 740 100% 89,7% Masih ada 10,3%
O tidak menerima
imuniasasi HB-O
7. BCG 740 100% 96% Masih ada 4%
tidak menerima
imuniasasi BCG
8. DPT-HB-HIB 1 740 100% 96,4% Masih ada 3,6%
tidak menerima
imunisasi DPT-
HB-HIB 1
9. DPT-HB-HIB 2 740 100% 98,1% Masih ada 1,9%
tidak menerima
imunisasi DPT-
HB-HIB 2
10. DPT-HB-HIB 740 100% 96,7% Masih ada 3,3%
Lanjutan tidak menerima
imunisasi DPT-
HB-HIB Lanjutan
11. TT 1 BUMIL 25,8%
12. TT 2 BUMIL 16,2% Masih ada 47,3%
13. TT 3 BUMIL 770 100% 6,3% Bumil tidak
14. TT 4 BUMIL 3,3% menerima
15. TT 5 BUMIL 1,1% Imunisasi TT
16. TT 1 WUS
17. TT 2 WUS Masih ada 97%
18. TT 3 WUS 8.097 100% 3% WUS Belum
19. TT 4 WUS menerima
20. TT 5 WUS Imunisasi TT
21. Bayi 6-11 bulan 385 100% 75% Masih ada 25%
mendapat Bayi belum
Vitamin A menerima Vitamin
A
22. ISPA
(Dengan Kasus
Tertinggi
2.846)
23. Hipertensi
(Dengan Kasus
36

tertinggi 3.388)
24. Diare
(Dengan Kasus
tertinggi 442)

3.3 Hasil Analisis Masalah dan Prioritas Masalah


A. Hasil Analisis Masalah

Tabel 14. Hasil Analisis Masalah

N Masalah U S G Total Rangking


O (Urgency) (Seriousness) (Growth
)
1. Ibu Nifas 4 3 2 9 7
Mendapatkan
Kapsul Vit A
(64%)
2. Ibu Hamil 4 5 5 14 2
Anemia
(2,46%)
3. Pelayanan 3 3 3 9 7
Neonatus
kesehatan 0-28
hari (KN
Lengkap)
(96%)
4. Asi Eksklusif 4 4 4 12 4
(76%)
5. Pelayanan 4 4 3 11 5
Neonatus
Pertama (KN
1)
(96%)
6. Imunisasi HB- 4 3 3 10 6
O
(89,7%)
7. BCG 4 3 4 11 5
(96%)
8. DPT-HB-HIB 3 3 4 10 6
1
(96,4%)
9. DPT-HB-HIB 3 4 4 11 5
2
(98,1%)
37

10. DPT-HB-HIB 3 4 4 11 5
Lanjutan
(96,7%)
11. TT BUMIL 4 4 4 13 3

12. TT 2 BUMIL 12 4
13. TT 3 BUMIL
14. TT 4 BUMIL 4 4 4
15. TT 5 BUMIL
16. TT WUS 4 4 4 12 4
17. TT 2 WUS
18. TT 3 WUS
19. TT 4 WUS
20. TT 5 WUS
21. Bayi 6-11 4 4 3 11 5
bulan
mendapat
Vitamin A
22. ISPA 5 5 5 15 1
(Dengan Kasus
Tertinggi
2.846)
23. Hipertensi 4 4 5 13 3
(Dengan Kasus
tertinggi 3.388)
24. Diare 4 4 4 12 4
(Dengan Kasus
tertinggi 442)
25. Rumah tangga 3 4 3 10 6
sehat
memenuhi 10
indikator
PHBS
38

B. Prioritas Masalah
Berdasarkan skoring yang dilakukan di tabel USG dapat dilihat
bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah masih ada 2.846 Jumlah
Kasus bayi dan balita yang terkena ISPA di Puskesmas Kayon dengan
jumlah skor 15.
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung, hingga alveoli termasuk
jaringan adneksanya. Infeksi saluran pernapasan meliputi infeksi saluran
pernapasan bagian atas, seperti nasopharyngitis, pharyngo, dan epiglotitis,
dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah, seperti laryngitis,
tracheobronchitis dan bronchitis pneumonia (Depkes, 2006).
Infeksi saluran napas bagian atas adalah infeksi yang disebabkan
mikroorganisme di struktur saluran napas yang tidak berfungsi saat
pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring, dan laring yang dikenal
dengan ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok, laryngitis,
dan influenza tanpa komplikasi.
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu
menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan
balita. Kematian akibat ISPA terutama pneumonia di Indonesia pada akhir
tahun 2000 sekitar 450.000 balita. Diperkirakan, sebanyak 150.000 bayi /
balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban per bulan atau 416 kasus
sehari atau 17 anak per jam atau seorang bayi / balita tiap lima menit
(www.profilmedis.com, 2004).
Untuk dapat menanggulangi penyebaran ISPA tentu diperlukan
pengetahuan mengenai faktor-faktor risiko ISPA. Beberapa penelitian
sudah banyak dilakukan untuk mengetahui faktor pemicu maupun
pencegah ISPA. Di Negara berkembang, sekitar 24% infeksi saluran nafas
kebanyakan disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
lingkungan seperti polusi udara dalam ruang maupun di luar ruangan, asap
rokok (Etzel, 1997).
39

Faktor-faktor yang berhubungan dengan ISPA antara lain umur, jenis


kelamin, status gizi, berat badan lahir, status ASI, status imunisasi,
kepadatan hunian, penggunaan anti nyamuk bakar, bahan bakar untuk
memasak dan keberadaan perokok. Selain itu juga konsumsi vitamin A
memiliki pengaruh terhadap timbulnya ISPA pada balita (Anandari, 2007).
Pada aspek Urgency (mendesak), kelompok memberikan skor 5
karena kelompok berpendapat bahwa Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi
dan balita, diperkirakan 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap
tahun. Sebagian besar penelitian di Negara berkembang menunjukkan
bahwa diberbagai negara setiap tahunnya 20-30% kematian bayi dan balita
disebabkan karena menderita infeksi saluran nafas akut (ISPA).
Diperkirakan 2-5 juta bayi dan balita diberbagai negara setiap tahunnya.
Dua pertiga dari kematian ini terjadi pada kelompok bayi, terutama bayi
usia 2 bulan pertama sejak kelahiran. Kejadian infeksi pernapasan akut
terutama bagian atas, di Negara berkembang dilaporkan antara 4-7 kali per
anak per tahun, ini hampir sama terjadi di Amerika, Afrika dan Asia
(WHO, 2008).
Pada aspek Seriousness (tingkat keseriusan), kelompok
memberikan skor 5 karena kelompok berpendapat bahwa ISPA merupakan
masalah kesehatan dari tahun ke tahun yang sulit untuk diselesaikan.
Namun, permasalahan tersebut memberikan dampak yang cukup besar
bagi masyarakat. ISPA itu sangat serius, karena permasalahan ISPA dari
tahun ke tahun banyak dan penularannya sangat mudah. Menurut Saftari
(dalam Syahrani, 2012) ISPA merupakan masalah kesehatan yang
utama di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA
terutama pada balita.
Pada aspek Growth (berkembang) kelompok memberikan skor 5
karena kelompok berpendapat bahwa ISPA yang mengenai bayi dan balita
mudah terjadi komplikasi penyakit yang lain, karena bayi dan balita belum
memiliki daya tahan tubuh yang kuat, apalagi menganggapnya bukan
40

masalah penyakit yang terlalu serius dan tidak segera ditangani. Hal ini
membuat ISPA akan berlanjut menjadi penyakit pneumonia, jika tidak
segera ditangani kembali akan berlanjut menjadi TBC.
41

3.4 Hasil Akar Masalah

Berdasarkan hasil Prioritas Masalah yang ditemukan makaditemukan akar masalah salam bentuk tabel Fishbone
Berikut :

MANUSIA METODE
SARANA
Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Yang Kurang Masyarakat
Tentang Bagaimana Cara Tidak Patuh Ketersediaan Alat
Penyebaran ISPA PHBS Informasi Ke
Kurangnya
Masyarakat Hanya
Menggunakan Leaflet Pengadaan
Dan Edukasi Alat Peraga
ISPA PADA
BAYI DAN
BALITA

Dana Sangat Terbatas


Perilaku Untuk Pengadaan
Merokok Media Promosi
Perilaku Yang Tidak Dalam Rumah Kesehatan
Menggunakan
Masker Pada Saat
Sakit DANA
LINGKUNGAN
42

Tabel 15. Alternatif Pemecahan Masalah

NO Prioritas Faktor Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan


Masalah Masalah Masalah Masalah
Terpilih
1. Manusia  Rendahnya  Memberikan Memberikan
Pengetahuan Edukasi mengenai Edukasi
Masyarakat bahaya ISPA Penyuluhan
mengenai  Memberikan Tentang PHBS
penularan Edukasi rumah tangga.
ISPA Penyuluhan PHBS
 Masyarakat rumah tangga
Tidak Patuh
PHBS
Lingkungan  Perilaku  Masyarakat dapat Kerja sama
Tidak menerapkan lintas sektor dan
Menggunakan penggunaan masker petugas
Masker saat di rumah atau diluar puskesmas
sakit rumah saat sakit. untuk
 Perilaku  Memberikan melakukan
Merokok edukasi tentang penyuluhan
Dalam pentingnya PHBS kepada
Rumah penggunaan masker masyarakat
 Kerja sama lintas yang merokok
sektor dan petugas dalam rumah
puskesmas untuk dengan memilih
melakukan topik
penyuluhan PHBS penyuluhan
kepada masyarakat bahaya
yang merokok merokok di
dalam rumah dalamrumah
dengan memilih atau bagi
topik penyuluhan perokok pasif.
bahaya merokok di
dalamrumah atau
bagi perokok pasif.
 Penempelan stiker,
poster, tentang
bahaya rokok di
tiap rumah
Dana  Dana Sangat  Menggunakan Media Menggunakan
Terbatas Sosial. media sosial.
Untuk  Membentuk
Pengadaan kelompok kader
Media sebagai upaya
Promosi meningkatkan
Kesehatan pemberian
informasi/penyuluha
n kepada masyarakat.
43

Sarana  Kurangnya  Lintas sektor dapat


Pengadaan menyediakan alat
Alat Peraga bantu lihat seperti
Promosi poster atau leaflet
Kesehatan agar tepat sasaran
ke masyarakat.

Metode  Ketersediaan  Menggunakan Media Menggunakan
Alat Informasi Sosial sebagai alat Media Sosial
ke Masyarakat informasi ke Sebagai Alat
Hanya masyarakat Informasi Ke
Menggunakan  Melakukan Masyarakat.
Leaflet pembinaan langsung
di Posyandu Balita
44

3.5 Intervensi
Setelah mendapatkan akar penyebab dari prioritas masalah kesehatan yang
ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Kayon, kemudian dilanjutkan dengan
diskusi mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah, maka akan
ditemukan alternatif pemecahan masalah yang terpilih sebagai intervensi
yang akan dilakukan, yaitu :
1. Memberikan Penyuluhan Kepada Kader Mengenai ISPA pada bayi dan
balita.
2. Memberikan edukasi kepada siswa SD mengenai ISPA.
3. Anjurkan kepada masyarakat menggunakan masker saat sakit.
4. Memberikan edukasi ke posyandu tentang bahaya merokok dalam rumah.
5. Anjurkan kepada Puskesmas untuk membuat alat dan media menjadi lebih
kreatif dan menarik agar mudah dipahami oleh masyarakat.
3.6 Implementasi
Berdasarkan intervensi yang akan dilakukan, maka direkomendasikan
kepada Puskesmas Kayon untuk :
1. Melaksanakan penyuluhan kepada kader tentang ISPA pada bayi dan
balita.
2. Memberikan Edukasi kepada siswa SD mengenai ISPA.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker
saat sakit.
4. Memberikan edukasi ke posyandu mengenai bahaya merokok dalam
rumah.
5. Menganjurkan kepada puskesmas untuk meningkatkan lagi media
promkes.
45

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan saat Praktek Kerja Lapangan
I di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon Palangka Raya didapat beberapa
masalah yaitu, Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vit A, Ibu Hamil Anemia,
Pelayanan Neonatus Kesehatan 0-28 Hari (KN Lengkap), Asi Eksklusif,
Pelayanan Neonatus Pertama (KN 1), Imunisasi HB-O, BCG, DPT-HB-HIB
1 2, DPT-HB-HIB Lanjutan, TT Bumil 1 2 3 4 5, TT WUS 1 2 3 4 5, Bayi 6-
11 Bulan Mendapatkan Vitamin A, ISPA(2.846 Kasus), Hipertensi (3.388
Kasus), Diare (442 Kasus), dan Rumah Tangga Sehat Memenui 10 Indikator
PHBS. Dari dua puluh lima masalah tersebut setelah dilakukan penentuan
prioritas masalah menggunakan metode USG didapatkan hasil bahwa ISPA
pada Bayi dan Balita yang menjadi prioritas masalah diwilayah kerja
Puskesmas Kayon yaitu dengan skor 15.
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan pada Saat Praktik Kerja
Lapangan II Di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya
didapatkan prioritas masalah yaitu ISPA pada Bayi dan Balita. Dari masalah
tersebut dilakukan analisis akar masalah dengan metode fishbone lalu
didapatkan intervensi dan implementasi dari masalah tersebut.

4.2 Saran
Dari prioritas masalah yang didapatkan dibuatlah intervensi dan
implementasi yang diharapkan dapat membantu menurunkan tingkat
terjadinya ISPA pada Bayi dan Balita di wilayah kerja Puskesmas Kayon
Kota Palangka Raya.
46

DAFTAR PUSTAKA

Bella Gobel, G. D. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA RATATOTOK TIMUR.
Manado.
Ervi Imaniyah, I. J. (2019). Determinan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA). Jakarta.
Indra Fransisco, A. K. (2021). ISPA Pada Balita Di Desa Samba Danum UPTD
PUskesmas Tumbang Samba. Indonesia.
Nurkhalisah Haris, R. I. (2021). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ISPA PADA BALITA. Makassar.
Nurmini, W. O. (2022). HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA
PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPO . Kendari.
Onih Caniago, T. A. (2022). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
ISPA PADA BALITA. Jakarta.
Salfa Billa Novina Suhada, C. N. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan n Kejadian Ispa pada Balita di Puskesmas Cikuya Kabupaten
Tangerang Tahun 2022. Tangerang.
Widianti, S. (2020). PENANGANAN ISPA PADA ANAK BALITA. Palembang.
Wiwin, S. R. (2020). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS TAMALANREA JAYA KOTA
MAKASSAR. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai