Golongan II/C
RANCANGAN AKTUALISASI
PENINGKATAN PENERAPAN SISTEM TRIAGE OLEH PETUGAS
DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD dr. DJASAMEN
SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR
OLEH :
DONNA FEBRI ROTUA, AMK
PENGATUR / IIC
NIP. 199402072020122010
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS
Nurmayana Siregar, SE., M.Si Freddy Herikson, S.Sos Roni Arta Venty Purba , S.Kep.Ners
NIP.19621020 199203 2 001 NIP. 19700529 199403 1 006 NIP. 19800509 200502 2 004
Mengetahui,
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat kasih dan
kemurahanNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Analisis Isu
Kontemporer di Unit Kerja sebagai syarat untuk meraih sertifikat kelulusan dalam
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II, Angkatan XXIII Tahun 2021.
Banyak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan Laporan
Aktualisasi ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak DR. Adi Suryanto, MSi sebagai kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN RI)
2. Bapak Dr. H. Asren Nasution, MA sebagai Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumatera Utara sebagai Penyelenggara
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II;
3. Bapak Nurmayana Siregar, SE, M.Si selaku Agenda sekaligus Coach yang
berperan sangat besar meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan rancangan;
4. Bapak Freddy Herikson, S.Sos Sebagai Widyaiswara selaku Penguji saya yang
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk rancangan aktualisasi
saya.
5. Ibu dr. Flora Maya Damanik, MARS selaku Direktur RSUD Dr Djasamen
Saragih Kota Pematangsiantar.
6. Ibu Sabarina, AMK selaku Kepala Ruangan IGD RSUD Dr Djasamen Saragih
Kota Pematangsiantar sebagai Role Model
7. Ibu Roni Arta Venty Purba, S. Kep.Ners selaku Ketua Tim di IGD RSUD Dr
Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar sebagai mentor dalam penyusunan
Rancangan Aktualisasi ini;
8. Kepada kedua orangtua, dan keluarga terkasih yang selalu mendukung dan
mendoakan dalam segala hal;
9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar Golongan II, Angkatan XXIII terkhusus
kelompok 2 yang setia bekerjasama.
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan waktu serta kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
ii
Rancangan Aktualisasi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan rasa hormat
yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi ini.
Semoga Rancangan Aktualisasi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua
terutama bagi penulis, seluruh peserta Pelatihan Dasar dan seluruh CPNS dari berbagai
daerah setanah air Indonesia. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberkati dan
memberikan kasih karunia kepada kita semua.
iii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjalankan fungsinya memerlukan
aparatur-aparatur negara sebagai elemen pelaksananya. Elemen yang dimaksud
tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimana menurut UU No. 5 tahun 2014
adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat sebagai pegawai tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. PNS memiliki peranan penting dalam mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Peraturan Pemerintah No.11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
juga menegaskan pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai
negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Peraturan Pemerintah nomor
101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS),
ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS
sebagai bagian dari ASN yang profesional adalah dengan Diklat Prajabatan.
Pelatihan Dasar CPNS atau Diklat Prajabatan yang dilaksanakan untuk membentuk
nilai-nilai dasar PNS seperti yang dijelaskan diatas sehingga diharapkan PNS dapat
mengaktualisasikan nilainilai dasar ASN dalam melaksanakan tugasnya. CPNS wajib
menjalani masa percobaan selama 1 tahun melalui proses pelatihan terintegrasi yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal
ditempat pelatihan dan ditempat kerja. Sehingga memungkinkan penulis mampu
menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi
kebiasaan. Habituasi sebagai karakter pegawai Negeri Sipil yang professional sesuai
bidang tugasnya.
ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan publik, Pelayanan publik, dan sebagai
Perekat dan pemersatu bangsa. Penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) menjadi hal
yang sangat penting. Pemahaman serta internalisasi nilai-nilai ANEKA harus
ditanamkan sejak ASN menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Salah satunya
dengan cara mengaktualisasikan nilainilai dasar ANEKA yang akan dilaksanakan di
tempat kerja. Salah satu tahap dalam pelatihan dasar CPNS adalah habituasi. Habituasi
bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dari materi yang telah dipelajari pada
1
kurikulum pembentukan karakter CPNS. Untuk dapat menghabituasi nila-nilai dasar
ASN diperlukan penyusunan rancangan aktualisasi yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi pada unit kerja tempat CPNS bekerja.
Rumah Sakit Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, dan menjalankan fungsi diantaranya adalah penyelenggaraan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan dengan standar rumah sakit, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat
kedua dan sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan
pelayanankesehatan, dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan.
Berdasarkan Permenkes Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 program Patient
Safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien di rumah sakit melalui pencegahan
terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang padat modal, teknologi dan karya dihadapkan pada tantangan untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan yang multi dimensi dengan berbagai
kompleksitas masalah yang menyertai.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
merupakan rumah sakit Kelas B Pendidikan berdasarkan SK Kementerian Kesehatan
RI, No. HK.03.05/I/1735/2012. RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
menjadi rumah sakit rujukan bagi daerah kabupaten/kota di sekitarnya. Hal ini
tentunya menuntut RSUD dr.Djasamen Saragih untuk terus berbenah dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang mantap. Instalasi Gawat Darurat merupakan
salah satu unit pelayanan RSUD dr Djasamen Saragih yang memberikan pertolongan
pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat.
Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih
lanjut.
Ketepatan waktu dalam pelayanan kegawatdaruratan menjadi perhatian
penting di negara -negara seluruh dunia. Keadaaan gawat darurat adalah sebuah
2
kondisi klinis yang memerlukan pelayanan medik. Dalam keadaan darurat
fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan
pelayanan kesehatan untuk menyelamatkan nyawa pasien serta mencegah kecacatan
lebih lanjut.. Keanekaragaman pasien di IGD yang datang dari berbagai latar
belakang dari sisi sosial ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman
membuat persepsi pasien atau masyarakat berbeda-beda. Pasien merasa puas dengan
pelayanan di IGD apabila harapan pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang cepat,
tanggap, sopan, santun, ramah, pelayanan yang maksimal dan interaksi yang
baik.
Dalam suatu Instalasi Gawat Darurat untuk mengoptimalkan pelayanan harus
dilaksanakan Triage. Triage sebagai pintu gerbang perawatan pasien memegang
peranan penting dalam pengaturan darurat melalui pengelompokan dan
memprioritaskan paien secara efisien sesuai dengan tampilan medis pasien. Triage
adalah perawatan terhadap pasien yang didasarkan pada prioritas pasien (atau korban
selama bencana) bersumber pada penyakit/ tingkat cedera, tingkat keparahan,
prognosis dan ketersediaan sumber daya. Dengan Triage dapat ditentukan kebutuhan
terbesar pasien/korban untuk segera menerima perawatan secepat mungkin. Tujuan
dari Triage adalah untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan tindakan
resusitasi (C-A-B step) segera, menetapkan pasien ke area perawatan untuk
memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai tindakan diagnostik atau terapi.
Perawat dalam melakukan pengkajian dan menentukan prioritas perawatan (Triage)
tidak hanya didasarkan pada kondisi fisik, lingkungan dan psikososial pasien tetapi
juga memperhatikan patient flow di departemen emergensi dan akses perawat. Triage
departemen emergensi memiliki beberapa fungsi diantaranya : 1) identifikasi pasien
yang tidak harus menunggu untuk dilihat, dan 2) memprioritaskan pasien (Mace and
Mayer, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis yang sudah bekerja kurang
lebih 4 bulan di IGD, penulis melihat ada beberapa isu di IGD RSUD dr. Djasamen
Saragih kota Pematangsiantar. Diantaranya yaitu kurangnya penerapan sistem
Triage oleh petugas di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih kota Pematangsiantar.
Salah satu tindakan yang dilakukan perawat ketika pasien datang ke IGD, yaitu Triage
sesuai SOP yang telah di tetapkan instansi. Alur Triage ini sangat menentukan
ketepatan menangani pasien sehingga resiko kecacatan dan kematian tidak terjadi.
Menurunnya penerapan sistem Triage oleh tenaga medis atau Paramedis di Instalasi
3
Gawat Darurat RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar mengakibatkan
tidak sesuainya penempatan tempat tidur pasien dengan prioritas berdasarkan tipe dan
tingkat kegawatan, sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan kurang tepatnya
penanganan prioritas kegawatan. Melihat pentingnya sistem Triage dapat berjalan
dengan baik demi mencapai pelayanan yang tepat, maka peneliti mengangkat tema ini
guna memperbaiki sistem Triage IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar. Menurut pengamatan peneliti, telah terjadi penurunan penenerapan
Triage pelayanan di IGD sehingga perlu mendapat perhatian serius guna mempebaiki
mutu dan kualitas pelayanan IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
menerapkan sistem Triage.
Permasalahan selanjutnya penulis melihat tingginya waktu tunggu pasien masuk
ke ruang rawat inap di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih kota Pematangsiantar.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pasien lama masuk ke ruang rawat inap
seperti prosedur yang harus dilakukan, jarak IGD dengan pemeriksaan penunjang
(Laboratorium dan Radiologi), dan lamanya pasien/keluarga pasien untuk mengambil
keputusan untuk rawat inap. Permasalahan ini diangkat dari berkonsultasi dengan
Ketua Tim dan sejawat di IGD.
Selanjutnya adalah kurangnya pemahaman pasien dan keluarga pasien
terhadap Informed Consent pelayanan pasien Suspek/Probabel/Terkorfirmasi
Covid 19 di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih kota Pematangsiantar. Sebelum
dilakukan penangganan pasien ke rawat inap baik rawat inap biasa maupun rawat inap
isolasi dilakukan persetujuan Informed Consent pelayanan pasien
Suspek/Probabel/Terkorfirmasi Covid 19 di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih kota
Pematangsiantar. Poin-poin yang ada di dalam Informed Consent tersebut membuat
pasien/keluarga pasein ragu-ragu untuk menandatangani. Pada umumnya semua
rumah sakit telah memberlakukan Informed Consent tersebut.
Permasalahan berikutnya, yaitu kurangnya kepatuhan keluarga pasien dalam
pembatasan jumlah pengunjung masuk ke ruang IGD RSUD dr. Djasamen
Saragih kota Pematangsiantar. Ketika pasein datang dengan keluarga, pasien
langsung di tangani dan perawat meminta untuk satu orang anggota keluarga yang
mendamping. Namun, pada kenyataannya masih saja keluarga pasien tidak
mengindahkan perkataan perawat. Hal ini dikarenakan anggota keluarga pasien panik
dan stress melihat keadaan pasien yang memburuk.
Permasalahan yang terakhir, kurangnya kesadaran pasien dan keluarga dalam
4
pemakaian masker yang benar di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih kota
Pematangsiantar. Salah satu protokol kesehtan di masa pandemi ini yaitu memakai
masker dengan baik. Namun, terkadang perawat harus mengingat pasien atau keluarga
untuk menggunakan masker dengan benar. Pasien melepaskan masker karena merasa
menggunakan masker semakin membuat merak sesak napas bahkan waktu di berikan
masker oksigen. Sedangkan keluarga pasien atau pengunjung memakai masker tetapi
masker tidak menutupi mulut dan hidung dengan baik sesuai dengan protokol
kesehatan.
Selama kurang lebih 4 bulan bekerja di ruangan IGD RSUD dr Djasamen Saragih
dengan jabatan calon pelaksana perawat terampil penulis berkoordinasi dan
bekerjasama dalam menjalankan tugas dan fungsi kesehatan kepada pasien atau
masyarakat. Salah satu yang perlu di perhatikan dalam pelayanan ruang IGD yaitu
pemilihan pasien atau di sebut Triage. Triage dapat berjalan dengan baik jika
didukung tenaga medis yang kompeten dan sarana yang memadai. Dimana tenaga
medis dapat melakukan pelayanan Triage sesuai SOP dan sarana yang sesuai standar
dapat terpenuhi. Seperti adanya jalur Triage dilantai area IGD. Jika Triage dapat
berjalan dengan baik pada suatu di IGD maka akan terjadi peningkatan kepuasan
pasien sehingga mutu pelayanan di IGD pun dapat meningkat.
Hasil observasi dan pengamatan penulis selama bekerja, perawat yang bertugas di
IGD masih baru di rotasi sehingga sebagian perawat belum memahami dengan baik
SOP Triage. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis membuat rancangan
aktualisasi tentang “Peningkatan penerapan sistem Triage oleh petugas di IGD
RSUD dr Djasamen Saragih”. Rancangan aktualisasi ini dilaksanakan dengan
menerapkan nilai-nilai dasar yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) serta memperhatikan aspek manajemen
ASN, WoG, dan pelayanan publik untuk menjawab permasalahan yang ada. Dengan
kegiatan ini diharapkan setiap perawat mampu bertanggungjawab terhadap perawatan
pasien dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar PNS dalam melaksanakan tugas.
5
menjadi rumah sakit rujukan bagi daerah kabupaten/kota di sekitarnya. Hal ini
tentunya menuntut RSUD dr.Djasamen Saragih untuk terus berbenah dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang mantap. Salah satu langkah perubahannya
tercitra pada status RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar yang telah
menjadi rumah sakit Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan SK Walikota
Pematangsiantar nomor 445/632/VIII/WK-2014, tanggal 16 Agustus 2014.
Profil 2020 adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan pelayanan
kesehatan diseluruh unit layanan dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar untuk
mempertanggungjawabkan kinerja, keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana Rencana Strategis, dalam
rangka perwujudan Good Governance dilingkungan Pemerintahan Kota
Pematangsiantar. Selain dari tuntutan akuntabilitas kinerja, profil 2020 ini juga
sebagai alat ukur keberhasilan RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
dalam mencapai tujuan dan/ atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan
sebagai fokus perbaikan kinerja di masa datang, kuncinya adalah penekanan pada
tujuan atau sasaran atau program kegiatan yang perlu mendapat perhatian sebagai
ukuran keberhasilan. RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan perseorangan secara paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan
pemulihan tanpa mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
yang dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat dan tindakan medik.
6
B. Visi dan Misi Organisasi
1) VISI
“ Terwujudnya Rumah Sakit Rujukan Regional dan Rumah Sakit Pendidikan
yang berkualitas dan berdaya saing Tahun 2020 “
2) MISI
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna yang bermutu
Profesional komprehensif dan terakreditasi sesuai dengan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit
b. Menyelenggarakan Rumah Sakit Pendidikan sesuai standar rumah sakit
pendidikan sebagai upaya peningkatan SDM yang berkualitas dan
berintegritas.
c. Meningkatkan kulitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan di
semua bidang secara berkesinambungan.
7
RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dalam penyelenggaraan
tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5 meliputi:
9
E. Struktur Organisasi
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR
DIREKTUR
Komite-Komite
Dr Flora Maya. MARS
Ka. Seksi Rawat Ka. Seksi Asuhan Ka. Seksi Bedah Ka. Seksi Instalasi Ka. Seksi Unit Ka. Seksi Unit Ka.Sub Bag Ur Ka.Sub Bag
IPAL & Gedung Diklat Ka.Sub Bag SIRS
Jalan Keperawatan Sentra I & Kamar Radiologi ADM Kepegawaian Bendahara
Bedah Protokol Penerima
Elseria Saragih, Meida Suryani Sardianto Turnip,
Dr. Leonardus M. Monika Simbolon Masni Ulianna SKOM, MKOM
Lumbangaol S.Kep.Ners Corry Tiurma Saragih SKM Manurung, Jerry Natal Manik, Nina Sinaga, S.sos,
Sitorus, AMK SKM.MM SST M.Si
Ka. Seksi Rawat Ka.Sub Bag Ur PLT Ka.Sub Bag Ka.Sub Bag
Ka. Seksi Etika Ka. Bid Tindakan Ka. Seksi Patologi Ka. Seksi Ka. Seksi Unit
Inap Pengadaan & Rekam Medis Anggaran
Keperawatan Medis Klinik & Anatomi Pemeliharaan Medis Penelitian
& Non Medis Perlengkapan
Dr.Ferry Duan Alina Romauli, Asrul, S.Pi
Rumata Siallagan Drg. Melva Dewi Asnani, Lindaria Panjaitan,
Hanna Debora SKM
S.Kep.Ners A.V.Samosir S.Kep.Ners Doharman Manik SKM.M.Kes
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN serta aktualisasi peran dan
kedudukan PNS adalah sebagai berikut :
a. Bagi Peserta
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN berupa ANEKA dalam
melaksanakan tugas jabatan Perawat Pelaksana/Terampil serta membiasakan
diri terhadap pemahaman mengenai manajemen ASN, pelayanan publik, dan
WoG. Peserta juga mampu memahami, menginternalisasi, dan melakukan
implementasi nilai-nilai tersebut melalui proses aktualisasi pada unit kerja
RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
b. Bagi Organisasi
1. Dengan adanya Refresh ilmu Triage dapat meningkatkan mutu pelayanan
di Instalasi Gawat Darurat RSUD
11
2. Bahan referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan turut membantu
peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang ANEKA yang telah
diperoleh dari CPNS peserta latihan dasar.
3. Memberikan solusi terhadap isu yang berkembang dan menanamkan nilai-
nilai dasar ANEKA ASN pada unit kerja RSUD dr. Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan mata
yang bermartabat kepada masyarakat sesuai visi dan misi RSUD dr.
Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
c. Bagi Masyarakat
Memberi pelayanan yang profesional dan optimal kepada pasien yang akan
meningkatkan mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan publik.
Kesadaran memberikan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri keluarga maupun masyarakat
lain.
12
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Berdasarkan latar belakang kondisi saat ini yang sebelumnya telah diuaraikan
penulis, maka terdapat 5 isu atau permasalahan yang ditemukan di RSUD dr Djasamen
Saragih Kota Pematangsiantar sesuai dengan arahan mentor, antara lain:
1. Kurangnya penerapan Sistem Triage oleh petugas di IGD RSUD dr. Djasamen
13
Saragih Kota Pematangsiantar
2. Kurangnya waktu tunggu pasien masuk ke ruang rawat inap di IGD RSUD dr.
Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
3. Kurangnya kepatuhan keluarga pasien dalam pembatasan jumlah pengunjung masuk
ke ruang IGD RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
4. Kurangnya pemahaman pasien dan keluarga pasien terhadap Informed Consent
pelayanan pasien Suspek/Probabel/Terkorfirmasi Covid 19 di IGD RSUD dr.
Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
5. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga dalam pemakaian masker yang benar di
IGD RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Tabel 2.1 Isu, Sumber Isu, dan Penyebab Isu
No. ISU SUMBER ISU PENYEBAB
1 Kurangnya penerapan Pelayanan 1. Rotasi perawat di IGD terjadi beberapa
Sistem Triage oleh Publik kali karena kekurangan tenaga di masa
petugas di IGD RSUD pandemi covid-19
dr. Djasamen Saragih 2. Belum adanya di lakukan pelatihan
Kota Pematangsiantar PPGD kembali
3. Kurangnya pemahaman penerapan
Triage sesuai SOP
2 Tingginya waktu Pelayanan 1. Banyaknya prosedur yang harus di
tunggu pasien masuk Publik kerjakan baik perawat dan pasien
ke ruang rawat inap di 2. Lamanya pasien dan keluarga untuk
IGD RSUD dr. menandatangani surat Informed
Djasamen Saragih Kota Consent
Pematangsiantar 3. Jarak Igd dengan Laboratorium dan
Radiologi yang cukup jauh
3 Kurangnya pemahaman Pelayanan 1. Kurangnya kompetensi SDM dalam
pasien dan keluarga Publik pemanfaatan media teknologi sebagai
pasien terhadap saran informasi kesehatan terkait
Informed Consent covid-19 dan prosedur rumah sakit
pelayanan pasien pada masa pandemik
Suspek/Probabel/Terko 2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang
rfirmasi Covid 19 di prosedur rumah sakit dalam menerima
IGD RSUD dr. pasien rawat inap di masa pandemik
Djasamen Saragih Kota 3. Minimnya ketersediaan media promosi
Pematangsiantar kesehatan terkait pandemik dan
prosedur rumah sakit
4 Kurangnya kepatuhan Pelayanan 1. Kurangnya pengetahuan keluarga
keluarga pasien dalam Publik pasien/pengunjung resiko terpapar
pembatasan jumlah penyakit di ruang IGD
pengunjung masuk ke 2. Ketidaksabaran keluarga menunggu di
ruang IGD RSUD dr. luar ruang IGD
Djasamen Saragih Kota 3. Ketakutan pasien berpisah dengan
Pematangsiantar keluarga atau sebaliknya
14
5 Kurangnya kesadaran Pelayanan 1. Kurangnya menggalakkan promosi
pasien dan keluarga Publik kesehatan terkait pemakaian masker
dalam pemakaian yang baik dan benar
masker yang benar di 2. Kurangnya budaya pakai masker di
IGD RSUD dr. masyarakat
Djasamen Saragih Kota 3. Kurangnya pemahaman pentingnya
Pematangsiantar memakai masker
15
skala 1-5. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: Urgency (U), menilai tingkat
seberapa mendesaknya suatu masalah harus dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness
(S), menilai tingkat keseriusan suatu masalah yang dikaitkan dengan akibat yang
mungkin akan ditimbulkan. Growth (G), seberapa besar kemungkinan memburuknya
masalah tersebut jika tidak ditangani.
Tabel 2.3. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG
BOBOT KETERANGAN
5 Sangat Kuat Pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat Kurang Pengaruhnya
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG dari ke 3 (tiga) isu
atau permasalahan diatas, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan yang nomor 1
(satu) merupakan isu prioritas karena memiliki skor paling tinggi yaitu 14 dengan rincian 5
(Urgent), 5 (Seriousness), dan 4 (Growth). Untuk isu yang terpilih adalah “Kurangnya
penerapan Sistem Triage oleh petugas di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar”.
16
d. Resiko kematian pada pasien bisa terjadi
e. Pasien tidak merasa puas dengan pelayanan di IGD apabila harapan pasien
terpenuhi
17
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH
3.1. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG telah diperoleh atau
isu prioritas, yaitu : “Kurangnya penerapan Sistem Triage oleh petugas di IGD RSUD
dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar” Adapun gagasan atas pemecahan isu
yang diangkat adalah “Peningkatan penerapan Sistem Triage oleh petugas di IGD
RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar”
18
b) Nasionalisme
Kegiatan diawali dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
memliki tujuan untuk saling membantu melalui kegiatan yang akan di lakukan
pada kegiatan aktualisasi
c) Etika publik
Pada kegiatan ini penulis mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
Penyampaian rencana kegiatan dilakukan dengan jujur tutur kata yang sopan dan
santun
d)Komitment Mutu
Dalam penyampaian rencana kegiatan aktualisasi terkait Triage penulis
menyampaikan secara singkat dan jelas sehingga sehingga mudah dipahami. Hal
ini merupakan prinsip komitmen mutu yaitu efektif dan efesien dalam konsultasi
dengan atasan.
e) Anti Korupsi
Dalam kegiatan konsultasi rencana kegiatan aktualisasi dilakukan dengan
jujur, berani, dan transparan
2) Mencari referensi Triage dan SOP sebagai pedoman yang sudah berjalan di
IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Adapun nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a) Akuntabilitas
Memperoleh literatur terpercaya dan berasal dari sumber yang benar
sehingga kesimpulan tentang SOP Triage di IGD dapat dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini diawali dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c) Komitmen Mutu
Melakukan kegiatan yaitu Menelaah SOP dari Jurnal Triage dengan cermat
dan teliti dalam waktu yang efisien dan efektif untuk penerapan Triage di IGD
3) Melakukan sosialisasi materi refresh Triage dengan media power point dan
membagikan leaflet kepada petugas IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar.
Adapun nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
19
a) Akuntabilitas
Pada kegiatan ini penulis melakukan sosialisasi Triage dengan jelas,
tanggungjawab dan konsisten.
b) Nasionalisme
Dalam pelaksanaan sosialisasi kepada sejawat atau perawat iGD diberikan
secara adil dan menyeluruh tanpa membeda-bedakannya.
c) Komitment Mutu
Dalam hal penyampaian sosialisasi Triage dengan benar penulis
mengaktualisasikan nilai ASN Komitment Mutu yaitu penulis menggunakan ide-
ide baru dalam penyampaian sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh
sejawat atau perawat
20
b) Komitmen mutu
Pada kegiatan evaluasi penulis membuat laporan hasil kegiatan edukasi dan
dokumentasi penerapan Triage secara efektif dan inovatif yang akan diberikan
kepada pimpinan atau atasan.
c) Anti Korupsi
Pada kegiatan evaluasi penulis menganjurkan agar sejawat atau perawat
untuk selalu patuh, jujur, disiplin, dan konsisten dalam penerapan Triage di IGD.
3.3. Relevansi Kedudukan Dan Peran PNS dalam NKRI dengan Rencana Kegiatan
Aktualisasi
Adapun relevansi kedudukan dan peran ASN dalam NKRI dengan rencana kegiatan
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait kegiatan
aktualisasi tentang penerapan Triage di IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar
Adapun nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a) Manajemen ASN
Dalam konsultasi rancangan kegiatan aktualisasi yang akan penulis lakukan
di IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar maka ditentukan
kegiatan selama aktulasasi. Hal ini penulis menerapkan nilai dasar dan profesional dan
disiplin waktu.
b) Whole Of Government
Dalam penetuan jadwal dan kegiatan aktualisasi terkait penerapan Triage di IGD
penulis berkoordinasi dengan Kepala ruangan dan mentor. Penulis menerapkan nilai
WOG yaitu berkoordinasi
2) Mencari referensi Triage dan SOP sebagai pedoman yang sudah berjalan di
IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Adapun nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a) Pelayan Publik
Pada kegiatan pencarian referensi tentang Triage dari Jurnal dan SOP yang sudah
berjalan di IGD dengan benar dan diselesaikan dengan secara efektif dan akuntabel.
Penulis menerapkan nilai pelayan public yaitu efektif dan akuntabel.
21
3) Melakukan sosialisasi materi refresh Triage dengan media power point dan
membagikan leaflet kepada petugas IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar
a) Management ASN
Dalam kegiatan memberikan edukasi dan demontrasi langsung penerapan
Triage sesuai SOP diberikan secara professional, cermat, dan disiplin. Penulis
menerapkan nilai management ASN.
b) Pelayanan publik
Pada kegiatan pemberian sosialisasi pasien atau sejawat atau perawat di
IGD berpartisipatif dengan antusias. Penulis menerapkan aktualisasi pelayanan
publik
4) Membuat Poster Triage di IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota
Pematangsiantar
Adapun nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Whole of Government
Dalam kegiatan pembuatan bahan/materi Poster Alur Triage berkoordinasi
dengan atasan dan tim promosi kesehatan. Penulis mengaktualisasikan nilai
Whole of Government yaitu koordinasi
b. Pelayan Publik
Pada kegiatan pembuatan media edukasi poster Alur Triage dengan benar
diselesaikan dengan secara efektif dan akuntabel. Penulis menerapkan nilai
pelayan publik yaitu efektif dan akuntabel
5) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Triage sehari-hari di
IGD RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Adapun nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a) Management ASN
Melakukan evaluasi dan monitoring dan kesimpulan hasil kegiatan dilakukan
secara profesioanl, bersih, dan menerapkan nilai dasar. Penulis mengaktualisasikan nilai
Management ASN
b) Whole of Government
Dalam kegiatan evaluasi dan monitoring penerapan Triage sehari-hari di IGD
penulis berkoordinasi dengan kepala ruangan, mentor, dan beberapa sejawat atau
perawat IGD untuk selalu menerapkan Triage pada pelayanan kegawatdaruratan. Penulis
menerapkan nilai Whole of Government.
22
3.4. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : IGD RSUD dr. Djasamen Saragih
Identifikasi Isu : Triage di Instalasi Gawat Darurat perlu diperhatikan karena dengan melakukan Triage akan meningkatkan
kualitas penanganan pasien dengan pemilahan kegawatdarutan yang tepat sehingga pasien dapat tertangani
dengan baik. Dikarenakan kurangnya pengetahuan petugas terhadap Triage.
Isu yang diangkat : Kurangnya penerapan Sistem Triage oleh petugas di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan penerapan Sitem Triage oleh petugas di IGD RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
22
tentang 4. Menyampaikan tentang time line RSUD dr kegiatan dilakukan dengan jujur yang bermutu Responsif,
penerapan perencanaan kegiatan Djasamen Saragih tutur kata yang sopan, santun, Profesional, Efektif, dan
Triage di IGD Kota berani dan transparan komprehensi, dan Bersih
RSUD dr Pematangsiantar (Akuntabilitas, Etika Publik, terakreditasi serta
Djasamen Komitmen Mutu, Anti Korupsi) upaya peningkatan
Saragih SDM yang berkualitas
Kota dan berintegritas.
Pematangsiantar
2 Mencari 1. Mencari referensi tentang Triage Adanyabahan Mengawali kegiatan dengan Pada pelaksanaan Kegiatan ini,
referensi Triage 2. Mempelajari refrensi Triage yang referensi tentang berdoa kepada Tuhan Yang Maha kegiatan ini akan mendukung
dan SOP Triage Esa (Nasionalisme). Mencari memberikan kontribusi nilai
sudah didapatkan
sebagai referensi Triage dari literature terhadap pencapaian organisasi
3. Membuat resume referensi dan SOP Triage
pedoman yang dr atau sumber yang benar dan visi dan misi rumah yaitu Pro
tentang Triage RSUD
sudah berjalan terpercaya. (Akuntabilitas, Etika sakit yaitu Rakyat,
4. Mempelajari SOP sebagai Djasamen Saragih
di IGD RSUD Publik, Komitmen Mutu, Anti meningkatkan kualitas Inklusif,
pedoman Triage di IGD RSUD Kota
dr Djasamen Korupsi) dan kuantitas sarana Efektif dan
Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Saragih dan prasarana Bersih.
Pematangsiantar
Kota pelayanan di semua
Pematangsiantar bidang secara
berkesinambungan.
23
3 Melakukan 1. Menyiapkan bahan materi Sosialisasi Triage Mengawali kegiatan dengan Pada pelaksanaan Terlaksanany
sosialisasi sosialisasi Triage di IGD terlaksana dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha kegiatan ini akan a kegiatan
materi refresh 2. Membuat jadwal sosialisasi terlampir Esa (Nasionalisme). memberikan kontribusi ini, maka
Triage dengan bersama kepala ruangan IGD dan dokumentasi Penyampaian sosialisasi terhadap pencapaian terwujudnya
media power menyiapkan ruangan kegiatan dilakukan dengan penuh tanggung visi dan misi rumah nilai-nilai
point dan 3. Membagikan leaflet sebelum sosialisasi seperti jawab, berani, sopan, hormat, sakit yaitu Pelayanan organisasi
membagikan sosialisasi foto saat jelas dan transparan, tepat waktu Kesehatan Paripurna Pro Rakyat,
leaflet kepada 4. Melaksanakan sosialisasi Triage sosialisasi (Akuntabilitas, Etika Publik, yang bermutu Inklusif,
petugas IGD IGD (Peserta minimal Komitmen Mutu, Akuntabilitas, Profesional, dan Efektif
RSUD dr 5 orang) Antikorupsi) komprehensi, dan
Djasamen terakreditasi serta
Saragih Kota upaya peningkatan
Pematangsiantar SDM yang berkualitas
dan berintegritas.
4 Membuat Poster 1. Melakukan konsultasi dengan Poster Alur Mengawali kegiatan dengan Pada pelaksanaan Kegiatan ini,
Alur Triage di kepala ruangan IGD dan mentor Triage di ruangan berdoa kepada Tuhan Yang Maha kegiatan ini akan mendukung
IGD RSUD dr untuk membuat Poster Alur IGD terpasang Esa (Nasionalisme). Membuat memberikan kontribusi nilai
Djasamen Triage IGD dan memberikan penjelasan terhadap pencapaian organisasi
Saragih 2. Mencetak poster alur Triage di tentang poster alur Triage visi dan misi rumah yaitu
Kota ruangan IGD (2 lembar) dilakukan dengan menggunakan sakit yaitu Responsif
24
Pematangsiantar 3. Memasang poster alur Triage di kata-kata yang mudah dimengerti, meningkatkan kualitas dan Efektif.
ruangan IGD jujur dan transparan (Komitmen dan kuantitas sarana
Mutu, Akuntabilitas, Etika dan prasarana
Publik, Anti Korupsi) pelayanan di semua
bidang secara
berkesinambungan.
5 1. Melalukan monitoring terhadap Kesimpulan hasil Mengawali kegiatan dengan Pada pelaksanaan Terlaksanany
Melakukan
pelaksanaan Triage setiap piket pelaksanaan berdoa kepada Tuhan Yang Maha kegiatan ini akan a kegiatan
monitoring dan
evaluasi 2. Membuat kuisoner untuk perawat kegiatan dan Esa (Nasionalisme). Membuat memberikan kontribusi ini, maka
dan membagikan kuesioner terhadap pencapaian terwujudnya
terhadap tentang evaluasi pelaksanaan dokumentasi
kegiatan Triage dengan semangat, mandiri, kerja visi dan misi rumah nilai-nilai
penerapan Triage di IGD
keras dan berintegritas sakit yaitu upaya organisasi
Triage sehari- 3. Membagikan kuesioner kepada
(Akuntabilitas) Tabulasi data peningkatan SDM yang Pro Rakyat,
hari di IGD perawat di ruangan IGD
dilakukan dengan semangat, jujur, berkualitas dan Efektif ,
RSUD dr 4. Membuat tabulasi data dan
transparan, dengan tidak berintegritas. Inklusif dan
Djasamen menyimpulkan hasil kegiatan
memanipulasi data, jelas dan Bersih
Saragih
berorientasi pada mutu hasil (Anti
Kota
Korupsi, Akuntabilitas,
Pematangsiantar
Komitmen Mutu)
25
3.5. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Adapun rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan selama proses habituasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kota Pematangsiantar
26
BAB IV
PENUTUP
Kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS merupakan agenda penting dari
pembentukan karakter ASN yang ideal dan professional. Tahap demi tahap yang harus
ditempuh dalam Pelatihan Dasar CPNS adalah Internalisasi, aktualisasi dan habituasi
nilai- nilai dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitmen Mutu dan
Anti Korupsi, serta nilai-nilai kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI yakni Pelayanan
Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Government.
27
DAFTAR PUSTAKA
Kepala LAN-RI, 2018. Peraturan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
28