Disusun Oleh :
1. Ani Rahmawati (15.02.00033)
2. Indah Lestari (16.01.00058)
3. Intan Hardiyati A. (15.02.00041)
4. Kurnia Rahayu H. (15.02.00046)
5. Mustikawati (15.02.00049)
6. Sandra Eka P. (16.01.00063)
7. Srilia Husniah (16.01.00065)
8. Umi Ma’rifatul Ilmi (15.02.00057)
STIKES PAGUWARMAS
PRODI DIII KEBIDANAN DAN PRODI S1 FARMASI
T.A. 2018 / 2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN ASUHAN KOMUNITAS
DUSUN KARANGGANDUL JANGRANA KESUGIHAN
KABUPATEN CILACAP
Mengetahui,
STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP
Ketua,
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR GRAFIK..............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus........................................................3
C. Metode...................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Konsep PKL-PKMD..............................................................................6
B. Konsep KKN.........................................................................................7
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Komunitas.....................................8
D. Konsep Pendokumentasian PIS PK.....................................................10
BAB III MANAJEMEN ASUHAN KOMUNITAS..............................................17
A. Pengkajian............................................................................................17
B. Analisa Data.........................................................................................19
C. Perumusan Masalah.............................................................................20
D. Prioritas Masalah.................................................................................21
E. Perencanaan Kegiatan..........................................................................22
F. Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................25
G. Evaluasi................................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................27
BAB V PENUTUP.................................................................................................32
A. Kesimpulan..........................................................................................32
iv
B. Saran....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
LAMPIRAN...........................................................................................................35
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil capaian 12 indikator yang diperoleh................................................20
Tabel II Prioritas masalah di Dusun Karanggandul...............................................21
Tabel III POA Dusun Karanggandul.....................................................................22
Tabel IV Jadwal kegiatan Dusun Karanggandul....................................................39
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data pengkajian.............................................................................................34
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda
kelima dari nawa cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Program ini didukung program sektoral lainnya, program Indonesia pintar,
program Indonesia kerja dan program Indonesia sejahtera. Program Indonesia
sehat selanjutnya menjadi program pembangunan kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui rencana strategis kementrian kesehatan
tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui keputusan menteri kesehatan RI
no hk 02.02/MKES/52/2015.
Sasaran dari program Indonesia sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan financial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN20152019, yaitu :
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan obat dan vaksin serta
6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Pelaksanaan program Indonesia sehat diselenggarakan melalui
pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan
(UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan
keluarga.
1
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI
No. 39 Tahun 2016 tentang "Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa
pelaksana dari program ini adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Puskesmaslah ujung tombak dan penentu keberhasilan program ini. Adapun
area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui program
ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian bayi (AKI dan
AKB), penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular.
Pelaksanaannya melalui pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang
meliputi kegiatan berikut:
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan
Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
Dalam rangka membantu Program Indonesia Sehat maka dari itu dalam
hal ini pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan kuliah kerja nyata ini
bertujuan memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa yang diarahkan
kepada pencapaian keterampilan dalam mengkaji kondisi dan sasaran
pelayanan kesehatan di masyarakat, serta mengelola pelayanan kebidanan
dimasyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan kesejahteraan
masyarakat.
2
Desa Jangrana merupakan salah satu desa yang tertinggal, sedangkan
derajat kesehatan masyarakat di desa tersebut masih ada yang di bawah
standar yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (environment), perilaku
(behavior), pelayanan kesehatan (public service) dan keturunan (herediter).
Adanya status kesehatan yang optimum diperlukan suatu kondisi atau
lingkungan yang juga optimum. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu
upaya pembangunan nasional guna tercapainya kesadaran,kemauan ,dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
Mahasiswa dan mahasiswi STIKES Paguwarmas Maos Cilacap
memilih Desa Jangrana sebagai tempat maupun lahan untuk mengaplikasikan
teori yang telah didapatkan selama di perkuliahan untuk diterapkan di
masyarakat, sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Desa Jangrana. Tindak lanjut setelah program PKL PKMD dan KKN
mahasiswa STIKes Paguwarmas Maos Cilacap selesai kemudian Desa
Jangrana akan menjadi Desa Binaan STIKES Paguwarmas Maos Cilacap,
dimana untuk membantu dan mengarahkan masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan.
3
c. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat
melalui :
1. Pengkajian
Pendataan dilakukan dengan pendekatan keluarga meliputi data
seluruh anggota keluarga, menggunakan penilaian 12 indikator yang
terdapat pada form PIS PK.
2. Analisa
Berdasarkan data yang diperoleh data tersebut kemudian diolah dan
disimpulkan masalahnya.
3. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan dengan menentukan skala perioritas
untuk mengkategorikan masalah yang terdapat di wilayah tersebut.
4. Perencanaan Asuhan
Perencanaan asuhan dilakukan untuk menanggulangi dan mencari
solusi masalah yang terjadi.
5. Pelaksanaan Asuhan
Pelaksanaan Asuhan dilakukan dengan merencanakan asuhan yang
menyeluruh.
6. Evaluasi kegiatan
Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
C. Metode
1. Pengkajian data secara langsung.
Pengkajian dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada
masyarakat.
2. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data yang berasal dari berbagai sumber yang digunakan
dalam pemecahan masalah.
4
D. Langkah Kerja
1. Pengkajian
Pendataan dilakukan dengan pendekatan keluarga meliputi data
seluruh anggota keluarga, menggunakan penilaian 12 indikator yang
terdapat pada form PIS-PK.
2. Analisa
Berdasarkan data yang diperoleh data tersebut kemudian diolah dan
disimpulkan masalahnya.
3. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan dengan menentukan skala perioritas
untuk mengkategorikan masalah yang terdapat di wilayah tersebut.
4. Perencanaan Asuhan
Perencanaan asuhan dilakukan untuk menanggulangi dan mencari
solusi masalah yang terjadi.
5. Pelaksanaan Asuhan
Pelaksanaan Asuhan dilakukan dengan merencanakan asuhan.
6. Evaluasi kegiatan
Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep PKL-PKMD
Paktik Kerja Lapangan (PKL) dan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa
STIKES PAGUWARMAS D3 Kebidanan yang dikembangkan melalui
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai segi kehidupan
bermasyarakat. PKL-PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilakukan dengan berdasarkan atas gotong royong, swadaya masyarakat
dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang
kesehatan maupun bidang dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan,
agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
6
Tujuan dilaksanakannya PKL-PKMD adalah dalam rangka menolong
diri (masyarakat) sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau
kebutuhan yang dirasakan masyarakat. Sasaran utama PKL-PKMD adalah
masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kehidupannya yang sehat
dan sejahtera. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan tingkat
kecamatan atau kelurahan yang mengambil parakarsa dalam pembangunan
kesehatan masyarakat.
B. Konsep KKN
Kuliah Kerja Nyata merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa
STIKES PAGUWARMAS S1 Farmasi yang dikembangkan melalui kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai segi kehidupan
bermasyarakat.
Pelaksanaan KKN ditujukan untuk menumbuh kembangkan empati dan
kepedulian terhadap:
1. Berbagai permasalahan yang nyata dihadapi masyarakat
7
2. Pembangunan berkelanjutan yang diperlukan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai
dengan masyarakat yang sebenar-benarnya.
Selain itu, kegiatan KKN diharapkan melahirkan mahasiswa yang
berpribadi tangguh, unggul, berkepribadian mulia, serta dapat menjadi pribadi
yang luar biasa ketika sudah terjun dimasyarakat, berjiwa kepemimpinan.
STIKES PAGUWARMAS telah mengembangkan kegiatan KKN, KKN tidak
hanya berisi kegiatan kerja untuk masyarakat tetapi berisi rangkaian kegiatan
integratif interdisipliner yang dikemas secara strategis untuk menyelesaian
permasalahan secara tuntas dan dilaksanakan bersama masyarakat dengan
memerankan masyarakat sebagai pelaku penting dan utama serta melibatkan
para pemangku kepentingan lain yang terkait.
Pada dasarnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk
pengabdian nyata mahasiswa kepada masyarakat. Setelah mendapatkan
materi perkuliahan yang senantiasanya dapat berguna didalam lingkungan
masyarakat itu sendiri. Dalam kegiatan pengabdiannya pada masyarakat,
mahasiswa memberikan pengalaman ilmu pengetahuan, untuk memberikan
pengarahan agar dapat memecahkan masalah dan menanggulanginya secara
tepat. Selain itu, pembenahan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang
dilakukan serta menjadi program kerja bagi mahasiswa. Dengan kata lain,
melalui KKN ini, mahasiswa membantu pembangunan dalam
masyarakat/pemberdayaan masyarakat.
8
sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu sama yang lainnya.
2. Ciri-Ciri Masyarakat :
- Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
- Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu saling bergantung satu
dengan yang lainnya
- Memiliki adat-istiadat kebudayaan tertentu
- Memiliki identitas bersama
3. Tipe-tipe Komunitas/Masyarakat :
a. Berdasarkan sudut perkembangannya
- Cresive Institution : lembaga masyarakat yang paling primer
tumbuh dari adat- istiadat contoh :perkawinan, agama
- Enacted Institution : sengaja dibentuk contoh : lembaga utang
piutang, pertanian, pendidikan dan lain-lain.
b. Berdasarkan sudut sistem nilai yang diterimanya
- Basic Institution : lembaga yang sangat penting untuk memelihara
tata tertib contoh: keluarga, sekolah
- Subsidiary Institution : lembaga yang muncul tapi dianggap kurang
penting hanya untuk kegiatan tertentu saja contoh : panitia rekreasi,
pelantikan/wisuda, dan sebagainya.
c. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat
- Approved Instituation : lembaga yang diterima masyarakat contoh :
sekolah, perusahaan dan sebagainya.
- Unsanctioned Institution : lembaga yang ditolak oleh masyarakat
contoh : kelompok penjahat, pelacur, pengemis dan lain-lain.
4. Ciri- Ciri Masyarakat Sehat :
- Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
- Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
terutama untuk ibu dan anak.
9
- Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup.
- Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
- Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang
mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan, dan memperbaiki
kesehatan, baik dilakukan secara individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat. Upaya promotif dilakukan antara lain dengan memberikan:
1. Penyuluhan kesehatan
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Pemberian makanan tambahan
6. Rekreasi, dan
7. Pendidikan seks (Iis Lestari, 2007).
10
wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pelaksanaan program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Keluarga memiliki lima
fungsi, yaitu:
a. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini
berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.Tugas-tugas
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
i. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya.
ii. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
iii. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
iv. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
v. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
11
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang
meliputi kegiatan berikut:
a. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil
kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
b. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
c. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
d. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen
Puskesmas.
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh Puskesmas
yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target
keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari profil kesehatan
keluarga. Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif
serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
b. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
kabupaten/kota dan provinsi, melalui peningkatan akses dan skrining
kesehatan.
c. Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
2. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
Satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam kartu keluarga. Keluarga yang terdapat
kakek dan atau nenek atau individu laindalam satu rumah tangga, maka
12
rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga.Suatu
keluarga dinyatakan sehat atau tidak digunakan beberapa penanda atau
indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya dua belas indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) dari setiap keluarga, sedangkan keadaan masing-masing
indikator mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.
Pelaksanaan pendekatan keluarga ini memiliki tiga hal yang harus
diadakan atau dikembangkan, yaitu:
a. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
b. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
c. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
13
Pelatihan Bina Keluarga adalah pelatihan yang diselenggarakan
untuk para Pembina Keluarga, yakni tenaga kesehatan Puskesmas dengan
profesi apa pun (bidan, perawat, tenaga gizi, sanitarian, dan lain-lain).
Pelatihan yang diberikan berupa:
a. Pembekalan tentang pendataan dan kunjungan rumah dan
pemberdayaan keluarga untuk para Pembina Keluarga. Pembekalan
dilakukan dengan pelatihan singkat (3–4 hari) di Dinas Kesehatan
Provinsi.
b. Pelatihan pengelolaan pangkalan data, pengolahan data keluarga, serta
sistem informasi dan pelaporan untuk tenaga pengelola data Puskesmas
c. Pelatihan analisis, perumusan intervensi masalah kesehatan dan
penyusunan rencana Puskesmas untuk tenaga manajemen Puskesmas.
d. Pelatihan teknis program untuk tenaga kesehatan di Puskesmas.
Keberhasilan pendekatan keluarga sangat ditentukan oleh kemampuan
para petugas di Puskesmas, yang meliputi dokter, perawat, bidan,
tenaga gizi, dan tenaga kesehatan lingkungan
3. Pengolahan Data
Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah
pengolahan data, yaitu misalnya dengan menghitung rerata, moda,
cakupan, dan lain-lain. Data keluarga diolah untuk menghitung IKS
masing-masing keluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa dan
cakupan tiap indikator dalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS
tingkat kecamatan dan cakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.
a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga
yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi
(jika digunakan formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini
akan terjadi secara otomatis).
IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus:
Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1
IKS =
12 – jumlah indikator yang tidak ada dikeluarga
14
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori
kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan
berikut:
1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat
2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat.
b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa
IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:
Jumlah keluarga dengan IKS >0,800
IKS RT/RW/Kelurahan/Desa =
Jumlah seluruh keluarga diwilayah
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori
masing-masing RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada
ketentuan berikut:
1) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800 :
RT/RW/Kelurahan/Desa Sehat,
2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500–0,800:
RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat
3) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500 :
RT/RW/Kelurahan/Desa Tidak Sehat (Menkes RI, 2016).
Menurut Buku Monitoring dan Evaluasi PIS-PK pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan monitoring dan
evaluasi;
2. Menilai kondisi lapangan secara objektif;
3. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan
secara proaktif;
4. Pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal;
5. Menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi pada setiap tahapan
pelaksanaan PIS-PK (pelatihan KS, persiapan kunjungan keluarga dan
intervensi awal,kunjungan keluarga dan intervensi awal, analisis dan
intervensi awal, intervensi lanjut dan analisis hasil intervensi lanjut;
15
6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi lanjut sesuai dengan jadwal lanjut
yang telah ditetapkan;
7. Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan;
8. Dilaksanakan secara terintegrasi, efektif dan efisien;
9. Berorientasi peningkatan mutu/kualitas pelaksanaan PIS-PK;
10. Akurasi informasi melalui verifikasi hasil kunjungan keluarga; dan
11. Kepastian tindak lanjut.
Mekanisme monitoring dan evaluasi dilakukan pada tahapan:
1. Pelaksanaan pelatihan keluarga sehat dalam mendukung PIS-PK
2. Pelaksanaan persiapan PIS-PK
3. Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal PIS-PK
4. Pelaksanaan analisis indeks keluarga sehat (IKS) awal
5. Pelaksanaan intervensi lanjut PIS-PK
6. Pelaksanaan perubahan IKS
16
BAB III
A. Pengkajian
1. Gambaran Umum Data Wilayah
a. Data Geografi
Dusun Karanggandul sebagai tempat pengabdian PKL PKMD &
KKN merupakan salah satu dusun dari Desa Jangrana Kesugihan
Cilacap, yang memiliki batasan wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Desa Sumingkir Kec. Jeruk Legi
Sebelah selatan : Dusun Gunungsari, Desa Jangrana
Sebelah barat : Desa Tritih Lor Kec. Jeruk Legi
Sebelah timur : Dusun Jangrana, Desa Jangrana
b. Data Demografi
Survey kesehatan masyarakat dilakukan di Dusun Karanggandul
yang terdiri dari 2 RW masing-masing meliputi 3 RT yaitu RT 01, 02,
03. Dusun Karanggandul merupakan salah satu dusun di Desa Jangrana
Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap.
c. Data sosial ekonomi
17
Uraian data pekerjaan masyarakat Dusun Karanggandul sebagai
berikut :
Sekolah : 62 orang
PNS : 7 orang
Pegawai swasta : 26 orang
Wiraswasta : 31 orang
Petani : 141 orang
Nelayan : 2 orang
Buruh : 159 orang
Tidak bekerja : 418 orang
Lainya : 73 orang
d. Data Pendidikan
18
Berdasarkan dari pengkajian di Dusun Karanggandul terdapat
organisasi sosial Karang Taruna dan Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK).
B. Analisa Data
Pengkajian dilakukan di Dusun Karanggandul yang terdiri dari 2 RW
meliputi 6 RT terdapat 259 KK. Pengkajian dilakukan dengan mettode PIS-
PK dengan 12 indikator yaitu keluarga mempunyai akses sarana air bersih,
penggunaan jamban keluarga, penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak diterlantarkan, keluarga sudah menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), anggota keluarga tidak ada yang
merokok, penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, keluarga
19
mengikuti program keluraga berencana, ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan, bayi mendapat ASI Eksklusif, bayi mendapat imunisasi dasar
lengkap dan balita mendapatkan pemantauan tumbuh kembang. Berdasarkan
data yang diperoleh dari pengkajian 12 indikator tersebut ditemukan beberapa
masalah yaitu pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan, program KB,
merokok serta kepemilikan JKN.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan cakupan ASI Eksklusif ?
2. Bagaimana cara meningkatkan cakupan KB pada pasangan usia subur?
3. Bagaimana cara menanggulangi bahaya merokok?
4. Bagaimana cara meningkatkan cakupan kepemilikan JKN?
20
D. Prioritas Masalah
Tabel II Prioritas masalah di Dusun Karanggandul
Masalah Perhatian Poin Tingkat Kemungkinan Nilai
Masyarakat Prevalensi Bahaya Dikelola Total
Pemberian 2 1 2 4 16
ASI Ekslusif
Bayi 0-6
Bulan
Program KB 3 2 2 3 24
Rokok 2 3 3 2 36
Kepemilikan 2 2 1 2 8
JKN
21
E. Perencanaan Kegiatan
PLANNING OF ACTION (POA)
PKL PKMD/KKN STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP
DUSUN KARANGGANDUL DESA JANGRANA KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP
1. Dari 259 KK - Jumlah Menyadarkan - Sosi Waktu : 20.00 WIB Penyuluhan Seluruh Mandiri Mahasiswa
185 KK laki-laki masyarakat alisasi warga
merupakan lebih akan bahaya tentang Tempat : Rumah masyarakat
perokok aktif rokok bahaya Bapak Salikun
banyak dari
dan 66 KK perempuan sehingga merokok
tidak ada - Faktor meningkatkan - Mencari
anggota lingkungan derajat alternatif
keluarga yg kesehatan lainnya
merokok, masyarakat
sehingga
didapatkan
28,6%
sedangkan
target
2. Dari 177 - Akses Menurunkan Sosialisasi Waktu : 10.00 WIB Penyuluhan Pasangan Mandiri Mahasiswa
22
pasangan usia menuju AKI dan Metode Usia Subur
subur hanya fasilitas AKB Kontrasepsi yang belum
83 KK yang pelayanan Jangka Tempat : Posyandu mengikuti
mengikuti yang sulit Panjang SOKA VI program KB
Program KB, di jangkau (MKJP)
sehingga - Sulit
capaian dari menyesuai
program KB kan waktu
di Dusun untuk
Karanggandul kefasilitas
46,9% kesehatan
sedangkan karena
targetnya pekerjaan
adalah 65%
3. Dari 16 KK Tingkat Ikut serta KIE ASI Waktu : 10.00 WIB Penyuluhan Ibu Hamil Mandiri Mahasiswa
yang pengetahuan mensukseska Ekslusif
memberikan tentang ASI n program Tempat : Posyandu
ASI Eksklusif ekslusif yang golden SOKA V
hanya rendah periode
81,25%
sedangkan
target capaian
untuk
pemberian
ASI eksklusif
yaitu 100%
23
Dusun mengerti masyarakat pembuatan Karanggandul
Karanggandul sistem JKN akan JKN
hanya 35,5% pentingnya
sedangkan kepemilikan
target capaian JKN
kepemilikan
JKN yaitu
100%
24
F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Bidang kesehatan
a. Penyuluhan hipertensi
b. Penyuluhan bahaya merokok
c. Senam rutin setiap sore
2. Bidang lingkungan
a. Kerja bakti membersihkan masjid
3. Bidang keagamaan
a. Mengajar di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) setiap sore
G. Evaluasi
Pelaksanaan kegiatan program Kuliah Kerja Nyata di Dusun Karanggandul
ini terdapat barbagai faktor sebagai penunjang maupun penghambat
terlaksananya program kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Faktor
tersebut antara lain:
25
serta dalam memberikan tanggapan secara kritis terhadap kegiatan yang
dilakukan mahasiswa KKN.
e. Antusiasme anak–anak tinggi dalam tanya jawab ketika dilakukan
pembelajaran di TPQ, dan menumbuhkan semangat anak – anak dalam
belajar dengan wujud hadir setiap hari di TPQ dan mushola.
2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung, ada pula faktor penghambat yang mempengaruhi
pelaksanaan program kegiatan KKN seperti kurang sesuainya waktu antara
jadwal program kerja yang telah direncanakan dengan aktivitas dari
masyarakat sasaran yang menyebabkan terjadi perubahan jadwal
pelaksanaan program dari yang telah direncanakan.
3. Sumber Dana
Dalam melaksanakan KKN tidak bisa dipungkiri dana sangat diperlukan
penunjang setiap kegiatan. Dana tersebut sangat dibutuhkan untuk
memperlancar program kerja KKN yang telah dilaksanakan. Dalam
penggalangan dana, langkah yang ditempuh para peserta KKN adalah
dengan menysun proposal permohonan dana. Adapun beberapa sumber
perolehan dana berasal dari:
a. Swadaya mahasisawa
b. Swadaya masyarakat
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa data Dusun Karanggandul Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan,
dilakukan dengan pengkajian menggunakan metode program Indonesia sehat
dengan pendekatan keluarga (PIS PK) yang dilakukan mulai tanggal 20 Agustus
2018 sampai tanggal 25 Agustus 2018. Berdasarkan data yang terdaftar di desa
jumlah seluruh KK warga Dusun Karanggandul berjumlah 298 KK, sedangkan
hasil pengkajian yang kami peroleh sejumlah 259 KK. dan kami temukan
keterangan selisih dari data tersebut adalah 26 KK pindah kependudukan, 6 KK
meninggal dunia, 7 KK merantau ke luar negeri. Dari jumlah data yang kami
dapatkan kemudian data tersebut diolah sehingga menemukan urutan perioritas
masalah yang ada di wilayah tersebut.
27
ditelantarkan sudah mencapai 100% sesuai target program Indonesia sehat
dengan pendekatan keluarga.
Dari hasil pengkajian di peroleh data 28,6% keluarga tidak merokok dan
71,4% anggota keluarga yang merokok. Hal ini dikarenakan jumlah laki-laki
lebih banyak dari perempuan, usia produktif sangat tinggi, serta pengaruh
lingkungan dan tempat kerja. Capaian tersebut belum mencapai target yaitu
65% keluarga tidak merokok. Mengatasi masalah merokok tersebut maka
dilakukan penyuluhan tentang bahaya merokok dengan sasaran seluruh
masyarakat.
28
6. Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
29
tersebut maka capaian indikatornya adalah 100% dan artinya sudah memenuhi
target dari program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga .
30
Sindrom ASI kurang adalah suatu keadaan dimana ibu merasa ASI yang
diberikan untuk bayinya tidak mencukupi dan ada rasa ingin memberikan susu
formula atau makanan tambahan lainya untuk mencukupi kebutuhan bayinya.
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian ditemukan 4 perioritas masalah yaitu ;
1. Rokok
2. Program keluarga berencana
3. ASI Eksklusif
4. Kepemilikan JKN
Kemudian dari masalah tersebut kami memiliki Planning Of Action
(POA) berupa penyuluhan yang berkaitan dengan masalah. Penyuluhan
berjalan dengan lanca, aktif dan masyarakat mendapatkan manfaat dari
informasi yang diberikan. Terdapat masalah merokok, dimana masyarakat
masih sedikit sulit untuk mengubah pola hidup dan perilakunya untuk tidak
merokok dikarenakan pengaruh lingkungan ditempat kerja serta pergaulan
antar pemuda.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
a. Kiranya dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
terutama pada daerah yang sulit dijangkau.
b. Melakukan pelatihan dan pembinaan bagi kader.
2. Masyarakat
Masyarakat ikut berperan serta menciptakan lingkungan yang sehat
dan sejahtera serta terus ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan yang
sudah ada.
3. Pemerintah Desa
a. Memberikan kesempatan dan fasilitas yang memadai dalam rangka
peningkatan kesehatan.
b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk kader kesehatan dalam
mengembangkan kreativitas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
32
c. Menambah tenaga kesehatan untuk wilayah-wilayah sulit dijangkau
oleh tenaga kesehatan
4. Institusi
a. Mempersiapkan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan di
lahan praktik atau dikomunitas.
b. Mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah yang
mungkin akan terjadi dimasyarakat atau komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji, menganalisa,
memecahkan masalah serta mencari solusi dari permasalahan yang ada
di komunitas.
d. Meningkatkan kepedulian mahasiswa dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi dalam pengumpulan data.
33
DAFTAR PUSTAKA
Riordan, Jan. Auebach GK. 2000. Buku Saku Menyusui Dan Laktasi.. EGC.
Jakarta
Thorson, R., Matson, J., L., dan Dixon, D., R., 2008. Behavior Problems in
institutionalized people with intellectual disability and schizophrenia
spectrum disorder. Journal of intellectual & Developmental Disability.
34
LAMPIRAN
35
Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan
36
37
Lampiran 4 Peta atau Denah Wilayah
38
Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Dusun
JADWAL KEGIATAN DUSUN KARANGGANDUL DESA JANGRANA
Tabel IV Jadwal kegiatan Dusun Karanggandul
39
Lampiran 6 Daftar Pengorganisasian Mahasiswa
STRUKTUR ORGANISASI PKL PKMD & KKN KELOMPOK III
DUSUN KARANGGANDUL DESA JANGRANA KESUGIHAN
CILACAP
40
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan
41
Gambar 5 Senam Rutin
42
Gambar 7 Senam cuci tangan bersama anak-anak Dusun Karnggandul
43
Gambar 9 Kegiatan Posbindu
44
Gambar 11 Kegiatan senam di MI Ya Bakii Jangrana
45