Anda di halaman 1dari 84

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 12 KELURAHAN

GIWANGAN KECAMATAN UMBULHARJO


KOTA YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

DEMITRIUS SOPABA (1804084)


DESI ENDAH PUJIYANTI (1804034)
FRISKILA NOFIASARI (1804040)
INKARIZKI SELLODELLA (1804044)
JULIATI (1804047)
MASCOT DWI SAPUTRA (1804055)
MURSIYAH (1804059)
PRILLY ARISKA NILASARI (1804063)
SETYA KRISTIANA (1804069)
TITIS SURYO WANITO (1804073)
YOHANES KRISDIYANTO (1804077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 12 KELURAHAN
GIWANGAN KECAMATAN UMBULHARJO
KOTA YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

DEMITRIUS SOPABA (1804084)


DESI ENDAH PUJIYANTI (1804034)
FRISKILA NOFIASARI (1804040)
INKARIZKI SELLODELLA (1804044)
JULIATI (1804047)
MASCOT DWI SAPUTRA (1804055)
MURSIYAH (1804059)
PRILLY ARISKA NILASARI (1804063)
SETYA KRISTIANA (1804069)
TITIS SURYO WANITO (1804073)
YOHANES KRISDIYANTO (1804077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan diterima sebagai syarat untuk memenuhi tugas
stase keperawatan komunitas Program Studi Profesi Ners di STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta

Yogyakarta, September 2019

Mengetahui,

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(Indrayanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep., Kom) (Hasta Apriani, Amd.Gz)

Kepala Kelurahan

(Anggit Safrudin, Amd.)

NIP: 19730525.199203.1002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan
Komunitas di RW 12 Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo Kota
Yogyakarta. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas
keperawatan komunitas yang diterapkan langsung di lapangan.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Rumpis, selaku camat di KecamatanUmbulharjo yang telah memberikan
izin melakukan praktek stase komunitas.
2. Bapak Anggit Safrudin, Amd., selaku lurah di Kelurahan Giwangan yang telah
memberikan ijin untuk melakukan praktek stase komunitas.
3. drg. Yunita Haryanti, selaku Kepala Puskesmas Umbulharjo I beserta seluruh
staf dan karyawan.
4. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
5. Ibu Ethic Palupi., S.Kep., Ns., MNS., selaku Ka. Prodi Profesi Ners STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta.
6. Ibu Indrayanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom, selaku koordinator preseptor
praktik stase keperawatan komunitas dan selaku pembimbing akademik yang
selalu membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan laporan.
7. Ibu Hasta Apriani, Amd. Gz., selaku pembimbing klinik dari Puskesmas
Umbulharjo I Yogyakarta yang selalu membimbing dalam penyusunan
laporan. .
8. Bapak Tugiyanto, selaku ketua RW 12 Kelurahan Giwangan Kecamatan
Umbulharjo yang telah memberikan banyak bimbingan pada waktu praktik
stase komunitas.

iii
9. Bapak/Ibu RT 34, 35, dan 36 yang telah banyak membantu dalam pengumpulan
data di RW 12Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.
10. Staff perpustakaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah
menyediakan buku sumber buku yang di terbitkan.
11. Rekan-rekan mahasiswa Profesi Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
khususnya ners angkatan IX yang telah bekerja sama dengan baik dalam
penyusunan laporan dan melaksanankan praktik stase komunitas.

Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, September 2019

Kelompok IV

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1. Tujuan Umum ............................................................................ 2
2. Tujuan Khusus ........................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan ............................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 5
A. Teori Keperawatan Komunitas ........................................................ 5
1. Pengertian Keperawatan Komunitas .......................................... 5
2. Falsafah Keperawatan Komunitas ............................................. 5
3. Tujuan Keperawatan Komunitas ................................................ 6
4. Sasaran Keperawatan Komunitas............................................... 7
5. Strategi Keperawatan Komunitas............................................... 9
6. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas .................................. 11
7. Kegiatan Keperawatan Komunitas............................................. 13
8. Tahap Keperawatan Komunitas ................................................. 14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .................................... 19
A. Tahap Persiapan ............................................................................... 19
B. Tahap Pelaksanaan ........................................................................... 19
1. Pengkajian .................................................................................. 19
2. Analisa Data ............................................................................... 39
3. Prioritas Masalah........................................................................ 41
4. Diagnosis Keperawatan Komunitas ........................................... 41
5. Hasil Winshield dan Wawancara ................................................ 42

v
6. Nursing Care Plan ..................................................................... 45
7. Plan of Action............................................................................. 55
8. Implementasi dan Evaluasi ........................................................ 58
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 62
A. TOWS .............................................................................................. 67
B. Kesimpulan Laporan Keluarga dalam 1 RW ................................... 71
C. Tingkat Kemandirian keluarga ......................................................... 71
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 73
A. Kesimpulan ...................................................................................... 73
B. Saran ................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas. Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan
kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan,
serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Efendi, 2009). Keperawatan
kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan
populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, sosial dan
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996 dalam
Efendi, 2009).

Upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui


peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit di semua tingkat
pencegahan dengan menjamin terjangkaunya pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan
kesehatan komunitas adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku
hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya. Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan pendekatan
proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Efendi, 2009).

1
2

Berdasarkan hal tersebut, program Pendidikan Profesi Ners STIKES


Bethesda Yakkum Yogyakarta melakukan praktik komunitas yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar teoritis dan praktik, agar semua
lulusan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta dapat melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan di berbagai institusi pelayanan kesehatan
secara komprehensif. Teknik pembelajaran praktik kerja lapangan pada
asuhan keperawatan komunitas pada tahun ajaran 2018/2019 ini
dilaksanakan di RT 34, 35, dan 36 di RW 12 Kelurahan Giwangan,
Kecamatan Umbulharjo. Kelompok yang ditugaskan di RW 12 adalah
kelompok IV yang terdiri 11 orang mahasiswa/mahasiswi Prodi Profesi
Ners angkatan IX. Kelompok ini mengelola dan memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas dan Keluarga yang dilaksanakan di RW 12 pada
tanggal26 Agustus-28 September 2019.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek asuhan Keperawatan Komunitas dan
Keluarga, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengenali masalah kesehatan, mengorganisasikan potensi dan
sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar
dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik Keperawatan Komunitas dan
Keluarga, mahasiswa mampu :
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Membina hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang
dibina dengan mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta
masalah kesehatan yang sedang dihadapi
3

c. Bekerjasama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan


pendataan kesehatan.
d. Melaksanakan asuhan keperawatan professional di area
Keperawatan Komunitas dan Keluarga dengan menerapkan aspek
legal, etik dan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
e. Membantu masyarakat mengenal sesuatu sedini mungkin masalah
kesehatan, menemukan dan menetapkan upaya penanggulangannya
yang pada akhirnya mampu mandiri dalam mengatasi masalah
kesehatan yang mereka hadapi sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki.
f. Mengorganisasikan potensi yang ada di komunitas untuk
merencanakan dan melaksanakan tindakan pemecahan masalah.
g. Meningkatkan tenaga-tenaga potensial di komunitas (kader) dengan
melatihnya dalam program kerja untuk mengatasi masalah.
h. Bekerjasama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor yang terkait
dalam memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang
dan yang akan dihadapi.
i. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan asuhan
keperawatan masyarakat.

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan Asuhan
Keperawatan Komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
4

2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian
masalah kesehatan yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Pendidikan
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Profesi Ners
khususnya di bidang Keperawatan Komunitas.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek Keperawatan Komunitas selanjutnya.
4. Untuk Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan suatu model baru dalam Keperawatan Komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Keperawatan Komunitas


1. Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan Komunitas adalah area pelayanan keperawatan
professional yang diberikan secara holistik (bio-psiko-sosio-spiritual)
dan difokuskan pada kelompok risiko tinggi yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan
komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah (Riasmini,
2018).

2. Falsafah Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut:
a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang
b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan
c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat
membantu meningkatkan kesehatannya
d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat
bagi dirinya.
e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki
prioritas yang berbeda pada!aktu yang berbeda.
f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung
pada latar belakang budaya, agama dan sosial klien.
g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbedah.
h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan
rangsang internal dan eksternal.
i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan

5
6

j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan


lingkungannya.
k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada
waktu yang berbeda.
l. Fungsi terbesar keperaatan kesehatan komunitas adalah membantu
klien bergerak ke arahkesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan
dengan menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik.
m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang
waktu akan merubahkebutuhan kesehatan.
(Harnilawati, 2013)

3. Tujuan Keperawatan Komunitas


a. Tujuan Umum
Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat dengan upaya prevensi primer, sekunder dan tersier
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
2) Menetapkan masalah kesehatan/ keperawatan dan prioritas
masalah.
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
4) Menanggulangi masalah kesehatan/ keperawatan yang mereka
hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan
7

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam


pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas
dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
(Efendi & Makhfud, 2009)

4. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/ perlu perawatan.
a. Sasaran Individu
Individu meliputi balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular dan tidak menular antara lain TB
Paru, kista, malaria, demam berdarah, diare, ISPA/ Pneumonia dan
penderita penyakit degeneratif.
b. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk risiko rentan
terhadap masalah kesehatan atau risiko tinggi dengan prioritas:
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai
kartu sehat.
2) keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
8

pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,


penyakit menular.
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan atau tindak lanjut perawatan di rumah pasca rawat.
c. Sasaran Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TB, Lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
a) Wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu
9

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


a) Panti wredha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d) Penitipan balita
d. Sasaran Masyarakat
Sasaran Masyarakat adalah masyarakat yang mempunyai risiko
tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada:
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/ Desa) yang
mempunyai jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan
daerah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih
rendah dari daerah lain,
2) Masyarakat di daerah endemik penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll), masyarakat dilokasi/ barak pengungsian,
akibat bencana atau akibat lainnya,
3) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain
daerah terpencil atau daerah perbatasan,
4) Masyarakat didaerah pemukiman baru dengan transportasi sulit
seperti daerah transmigrasi.
(Efendi & Makhfud, 2009)

5. Strategi Keperawatan Komunitas


Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut:
a. Locality Development: Menekankan pada peran serta masyarakat
dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b. Social Planning: Dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi
10

c. Social Action: Adanya proses perubahan yang berfokus pada


masyarakat atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk
perubahan yang mendasar.
Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan
kesehatan komunitas perlu juga diberi strategi:
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola
perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana
puskesmas melalui kegiatan penataran.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector,
melalui kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan
ataupun puskesmas.
3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan melalui pendidikan kesehatan pada keluarga,
memberikan bimbingan teknis dalam bidang kesehatan
khususnya pelayanan keperawatan.
4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang
dapat dipengaruhi oleh 4 faktor:
a) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling
keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini
mencakup lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi.
b) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil
dalam masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota
keluarga tersebut.
c) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan
keluarga baik sebagai upaya professional maupun sebagai
upaya pelayanan swadaya masyarakat dan atau keluarga
sendiri.
d) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan
kepada keluarga
11

6. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Ruang lingkup pelayanan keperawatan komunitas meliputi:
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Manajemen nutrisi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan dan kelompok
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Manajemen body mind
8) Pendidikan seks
9) Pendidikan kesehatan pemanfaatan tanamana obat keluarga
(TOGA)
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Perawat melakukan tindakan pencegahan spesifik pada
anggota keluarga agar bebas dari penyakit atau cedera melalui
kegiatan:
1) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
2) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
3) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
4) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah.
5) Pencegahan merokok
6) Olah raga dan program kebugaran fisik
12

7) screening dan follow up berbagai kasus seperti hipertensi;


pencegahan komplikasi penyakit diabetes melitus
dan screening osteoporosis.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
6) Pembimbingan terhadap keluarga (coaching) untuk mengatasi
masalah kesehatan akibat perilaku yang tidak sehat
7) Melakukan tindakan keperawatan dasara seperti: batuk efektif,
inhalasi sederhana, tehnik relaksasi, stimulasi kognitif, latihan
rentang gerak (ROM), perawatan luka, dll.
8) Terapi komplementer antara lain: pijat bayi, herbal terapi,
meditasi, dll.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
13

2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit


tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS) atau pekerja seks komersial (PSK), tuna wisma dan
lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan
yang jelas dan dapat dimengerti.
(Harnilawati, 2013)

7. Kegiatan Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik Keperawatan Komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum
kegiatan praktik Keperawatan Komunitas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu,
keluarga, kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di
Perusahaan, di Posyandu di daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka
merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka
hadapi
14

e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan


penanganan lebih lanjut
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan
dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan
sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan Keperawatan
Komunitas
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan
dengan keperawatan dan kesehatan.
(Mubarak, 2009)

8. Tahap Keperawatan Komunitas


a. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat
dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data
dalam menghimpun informasi.
15

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor


lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas terdiri dari inti
komunitas, yaitu meliputi demografi, populasi, nilai-nilai
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi,
ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai
dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor
stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul
di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa
keperawatan.
b. Perumusan Masalah dan Diagnosis Keperawatan atau Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara
lain: Masalah yang ditetapkan dari data umum, Masalah yang
dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan, Menetapkan
skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih
dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
2) Kebijaksanaan nasional dari wilayah setempat
3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
16

4) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat


Kriteria skala prioritas:
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
c. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang
akan dilakukan.
d. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
17

3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat


Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik Keperawatan
Komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya
dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula.
Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan
penilaian, yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
18

Fokus evaluasi adalah:


1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak
(Efendi & Makhfud, 2009)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Tahap Persiapan
Praktek Stase Keperawatan Komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Angkatan IX semester II STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta. Mahasiswa telah diberikan pembekalan
terkait praktek komunitas dan ujian pelaksanaan lokakarya mini. Pada
tanggal 26 Agustus 2019 dilakukan penyerahan mahasiswa dari STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta kepada BapakRumpisselaku camat
Umbulharjo yang dilakukan oleh Ketua Program Studi Profesi Ners
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta di Kecamatan Umbulharjo.
Kegiatan praktek stase komunitas dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus-28
September 2019 di RW 12 Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo.

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 27-29 Agustus 2019 melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi dari data puskesmas dan
data dari RT didapatkan hasil :
a. Data Subjektif
Data subjektif diperoleh melalui wawancara kepada ketua RT dan
RW 12 Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo dengan hasil:
1) Ketua RW 12
Ketua RW mengatakan di balai RW terdapat alat tensi, tetapi
belum ada yang bisa menggunakannya.
2) Ketua RT 34:
Bp. S mengatakan sebagian besar warga RT 34 bekerja dari pagi
sampai sore, banyak lansia yang tidak mengikuti posyandu.

19
20

3) Ketua RT 35:
Bp. J mengatakan mayoritas warga di RT 35 memiliki tekanan
darah tinggi.
4) Ketua RT 36:
Bp. S mengatakan wilayah RT 36 merupakan wilayah
terpanjang, sebagian besar warganya adalah pendatang.
5) Kader
Kader mengatakan bahwa posyandu lansia berjalan tiap dua
bulan sekali namun yang hadir hanya 30-40 lansia dari 60an
lansia.
6) Data dari Puskesmas:
Data yang didapatkan dari puskesmas masalah penyakit tertinggi
adalah hipertensi.
7) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan warga, banyak warga yang
mengatakan jarang kontrol tekanan darah, tidak minum obat
hipertensi kalau tidak ada keluhan, dan masih sering
mnegkonsumsi maknanan asin. Beberapa warga mengatakan
jarang berolah raga atau mengikuti senam.
21

b. Data Objektif
1) Data Geografis
a) Kelurahan Giwangan
Kelurahan Giwangan terbagi atas 13 RW 44 RT dengan luas
wilayah 1,26 km2.

b) Batas Wilayah Kelurahan Giwangan


(1) Sebelah Utara
Kelurahan PandeyanKecamatan Umbulharjo dan
Kelurahan Prenggan Kecamatan Kotagede.
(2) Sebelah Selatan
Desa Singasaren dan Desa Tamanan Kecamatan
Banguntapan Kabupaten Bantul.
(3) Sebelah Barat
Kelurahan Sorosutan mengikuti Sungai Belik.
22

(4) Sebelah Timur


Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan Kabupaten
Bantul.
c) Data Geografis RW 12
RW 12 Kelurahan Giwangan masuk dalam Kecamatan
UmbulharjoKota Yogyakarta yang terdiri atas 3 RT, yaitu
RT 34 terdapat 45 KK, RT 35 terdapat 55 KK, RT 36
terdapat 52 KK.
d) Fasilitas Umum RW 12
(1) Masjid
(2) Sumber Air Umum
(3) Balai Serba Guna
(4) Sekolah Dasar (SD)
(5) Sekolah Luar Biasa (SLB)
(6) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e) Kegiatan rutin warga RW 12
(1) Arisan RT
(2) Arisan PKK
(3) Posyandu Balita sebulan sekali tiap tanggal 3
(4) Posyandu Lansia dua bulan sekali tiap tanggal 8
(5) PAUD seminggu sekali tiap hari Kamis jam 09.00 WIB
(6) Jumantik sebulan sekali
23

2) Data Demografis
Dari hasil pengkajian pada minggu terakhir bulan Agustus 2019
didapatkan data komunitas RW 12 (RT 34, 35, dan 36) dengan
pengelompokan berdasarkan karakteristik sebagai berikut:
a) Karakteristik penduduk berdasarkan umur
Tabel 1.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan umur
No Karakteristik Jumlah Persentase(%)
1. 0 – 5 tahun 29 9.4
2. 6 – 17 tahun 49 15.8
3. 18 – 59 tahun 191 61.6
4. > 60 tahun 41 13.2
Total 310 100
Sumber primer terolah: Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 1. Berdasarkan karakteristik umur
didapatkan bahwa usia terbanyak adalah usia dewasa yaitu 18-
59 tahun (61.6%) dan yang paling sedikit adalah usia balita yaitu
0 – 5 tahun (9.4%).

b) Karakteristik penduduk berdasarkan jenis kelamin


Tabel 2.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan jenis
kelamin
No Karakteristik Jumlah Persentase(%)
1. Laki-laki 155 50
2. Perempuan 155 50
Total 310 100
Sumber primer terolah: Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 2. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin
jumlah laki – laki dan perempuan sama.
24

c) Karakteristik penduduk berdasarkan status perkawinan


Tabel 3
Distribusi frekuensi status perkawinan di RW 12
No. Status Menikah Jumlah Presentase (%)
1. Kawin 180 58.1
2. Belum Kawin 118 38.1
3. Janda/ Duda 12 3.9
Total 310 100
Sumber primer terolah: Agustus 2019
Analisa Data: : Tabel 3. Berdasarkan karakteristik status
perkawinan jumlah penduduk dengan status kawin (58.1%),
belum kawin (38.1%), janda/ duda (3.9%).

d) Karakteristik penduduk berdasarkan agama


Tabel 4.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan agama
No Karakteristik Jumlah Persentase(%)
1. Islam 308 99.4
2. Katholik 2 0.6
Total 310 100
Sumber primer terolah: Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 4. Berdasarkan karakteristik agama, jumlah
penduduk yang beragam Islam (99.4%) dan Katholik (0,6%).

e) Karakteristik penduduk berdasarkan pendidikan


Tabel 5.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan
pendidikan
No Karakteristik Jumlah Persentase(%)
1. Belum/tidak Sekolah 42 13.5
2. TK 26 8.4
3. SD 61 19.7
4. SMP 60 19.4
5. SMA 99 31.9
6. PT 22 7.1
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
25

Analisa Data: Tabel 5. Berdasarkan karakteristik pendidikan,


jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan yang terbanyak
adalah SMA (31.9%), dan terendah PT (7.1%).

f) Karakteristik penduduk berdasarkan pekerjaan


Tabel 6.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan
pekerjaan
No Karakteristik Jumlah Persentase(%)
1. Buruh 34 11.0
2. Pedagang/wiraswata 42 13.5
3. Pegawai swasta 61 19.7
4. PNS/TNI Polri 8 2.6
5. IRT 46 14.5
6. Pelajar/Mahasiswa 76 24.5
7. Lain – lain 44 14.2
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 6. Berdasarkan karakteristik pekerjaan,
jumlah penduduk yang terbanyak adalah pelajar (24.5%), dan
terendah adalah sebagai PNS/TNI Polri (2.6%).

g) Karakteristik penduduk berdasarkan penghasilan per bulan


Tabel 7.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan
penghasilan per bulan
Persentase
No Penghasilan per bulan Jumlah
(%)
1 Tidak ada penghasilan 139 44.8
2 < UMR 59 19.0
3 UMR 66 21.3
4 >UMR 46 14.8
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 7. Berdasarkan karakteristik penghasilan
per bulan, kriteria penghasilan terbanyak tidak berpenghasilan
(45.8%), dan yang paling sedikit > UMR (14.8%).
26

h) Karakteristik penduduk berdasarkan jaminan kesehatan


Tabel 8.
Distribusi frekuensi memiliki jaminan kesehatan RW 12
NO Jaminan Kesehatan Jumlah Presentase (%)
1. BPJS 183 59.0
2. Asuransi swasta 6 1.9
3. KIS 79 25.5
4. Jamkesda 12 3.9
5. Lain-lain 30 9.7
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 8. Berdasarkan karakteristik jaminan
kesehatan yang paling banyak adalah BPJS (59,0%), dan paling
sedikit adalah asuransi swasta (1,9%).

i) Karakteristik penduduk berdasarkan penyakit yang diderita


Tabel 9.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan
penyakit yang diderita
No Penyakit yang diderita Jumlah Persentase(%)
1. Hipertensi 22 6.5
2. Batuk pilek 18 5.3
3. Nyeri (sendi, kepala) 14 4.1
4. DM 9 2.7
5. Asam Urat 5 1.5
6. Pusing 5 1.5
7. Gastritis 2 0.6
8. Alergi 2 0.6
9. Diare 1 0.3
10. Asma 1 0.3
11. CHF 1 0.3
12. Kanker rahim 1 0.3
13. Vertigo 1 0.3
14. Hipotensi 1 0.3
15. Penyakit lainnya 6 1.8
16. Tidak ada 221 65.2
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 9. Berdasarkan karakteristik penyakit yang
diderita 3 bulan terakhir yang termasuk penyakit 3 terbesar yaitu
27

hipertensi(6.5%), batuk pilek (5.3%), nyeri (sendi, kepala)


(4.1%).

j) Karakteristik penduduk berdasarkan hubungan dalam keluarga


Tabel 10.
Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan
hubungan dalam keluarga
No Hubungan Dengan KK Jumlah Persentase(%)
1 Kepala Keluarga 104 33.5
2. Istri 77 24.8
3. Anak 121 39.0
4. Lain-lain 8 2.7
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 10. Berdasarkan karakteristik hubungan
dalam keluarga, jumlah KK (33.5%), istri (24.8%), anak
(39.0%), lain-lain (2.7%).

k) Karakteristik penduduk berdasarkan suku


Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk berdasarkan suku
No Suku Jumlah Persentase(%)
1 Jawa 300 96.8
2. Sunda 10 3.2
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 11. Berdasarkan distribusi frekuensi
karakteristik penduduk bedasarkan suku sebanyak suku Jawa
(96.8%) dan Sunda (3.2%).
28

l) Karakteristik bersadarkan jenis pelayanan kesehatan yang


digunakan
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk berdasarkan jenis
pelayanan kesehatan yang digunakan
Jenis Pelayanan
No Kesehatan Jumlah Persentase(%)

1 Puskesmas 221 71.2


2. RSU/ RS Swasta 30 9.7
3. Klinik 29 9.4
4. Dokter / bidan praktik 29 9.4
5. Pengobatan alternatif 1 0.3
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 12. Berdasarkan distribusi karakteristik
penduduk berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang
digunakan terbanyak Puskesmas (71.2%) dan terendah
pengobatan alteratif (0.3).

m) Karakteristik berdasarkan transportasi ke pelayanan kesehatan


Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk berdasarkan
transportasi ke pelayanan kesehatan
No Transportasi Jumlah Persentase(%)
1 Jalan kaki 0 0
2. Kendaraan pribadi 310 100
3. Kendaraan umum 0 0
Total 310 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 13. Distribusi frekuensi karakteristik
penduduk berdasarkan transportasi ke pelayanan kesehatan
semua menggunakan kendaraan pribadi (100%).
29

n) Karakteristik KK berdasarkan ventilasi rumah


Tabel 14.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan ventilasi
rumah
No Ventilasi Rumah Jumlah Persentase(%)
1 Cukup 87 85.3
2. Kurang 15 14.7
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 14. Distribusi frekuensi karakteristik KK
berdasarkan ventilasi rumah (85.3%) ventilasi cukup dan
(14.7%) ventilasi kurang.

o) Karakteristik berdasarkan pencahayaan rumah


Tabel 15.
Distribusi frekuensi karakteristik KK berdasarkan pencahayaan
rumah
No Pencahayaan Rumah Jumlah Persentase(%)
1 Baik 81 79.4
2. Kurang 21 20.6
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 15. Berdasarkan distribusi frekuensi
karakteristik KK berdasarkan pencahayaan rumah, didapatkan
(79.4 %) pencahayaan rumah baik dan (20.6%) pencahayaan
rumah kurang baik.
30

p) Karakteristik KK berdasarkan saluran pembuangan air limbah


Tabel 16.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan saluran
pembuangan air limbah
Saluran Pembuangan
No Jumlah Persentase(%)
Air Limbah
1 Baik 93 91.2
2. Cukup 8 7.8
3 Kurang 1 1.0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 16. Distribusi frekuensi karakteristik KK
berdasarkan saluran pembuangan air limbah, didapatkan
(91.2%) saluran pembuangan limbah baik, (7.8%) pembuangan
limbah cukup, dan (1.0%) pembuangan limbah kurang).

q) Karakteristik KK berdasarkan sumber air


Tabel 17.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK
berdasarkan sumber air
No Sumber Air Jumlah Persentase(%)
1 Sehat 102 100
2. Tidak sehat 0 0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 17. Berdasarkan distribusi frekuensi
karakteristik KK berdasarkan sumber air yaitu (100 %) sumber
air sehat.
31

r) Karakteristik KK berdasarkan penggunaan jamban sehat


Tabel 18.
Distribusi frekuensi KK berdasarkan penggunaan jamban sehat
No Jamban Sehat Jumlah Persentase(%)
1 Ya 98 96.1
2. Tidak 4 3.9
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Tabel 18. Distribusi frekuensi karakteristik KK
berdasarkan penggunaan jamban (96.1%) menggunakan jamban
sehat, dan penggunaan jambat tidak sehat (3.9%).

s) Karakteristik KK berdasarkan penggunaan tempat sampah


Tabel 19.
Distribusi frekuensi karakteristik KK
berdasarkan penggunaan tempat sampah
No Tempat Sampah Jumlah Persentase(%)
1 Ya 101 99.0
2. Tidak 1 1.0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas sebanyak (99.0%) KK
menggunakan tempat sampah, sedangkan (1.0%) KK tidak
menggunakan tempat sampah (dibakar).

t) Karakteristik KK berdasarkan rasio luas bangunan rumah


Tabel 20.
Distribusi frekuensi karakteristik KK
berdasarkan rasio luas bangunan rumah
No Luas Bangunan Rumah Jumlah Persentase(%)
1 Ya 90 88.2
2. Tidak 12 11.8
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
32

Analisa Data: berdasarkan tabel diatas sebanyak (88.2%) KK


memiliki luas bangunan rumah yang sesuai, sedangkan (11.8%)
KK memiliki luas bangunan rumah yang tidak sesuai.

u) Karakteristik KK berdasarkan jika ada ibu nifas, persalinan


ditolong oleh tenaga kesehatan
Tabel 21.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan jika ada ibu
nifas, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Jika Ada Ibu Nifas,
No Persalinan Ditolong Jumlah Persentase(%)
Oleh Tenaga Kesehatan
1 Ya 0 0
2. Tidak 0 0
Total 0 0
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas tidak terdapat ibu nifas.

v) Karakteristik berdasarkan jika ada bayi, memberi ASI Ekslusif


Tabel 22.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan jika ada
bayi, memberi ASI Ekslusif
Jika Ada Bayi, Memberi
No Jumlah Persentase(%)
ASI Ekslusif
1 Ya 4 57,1
2. Tidak 3 42,9
Total 7 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas sebanyak 57,1% bayi
diberikan ASI eksklusif, sedangkan 42,9% bayi tidak
mendapatkan ASI eksklusif.
33

w) Karakteristik berdasarkan jika ada balita, menimbang balita tiap


bulan
Tabel 23.
Distribusi Frekuensi Karakteristik balita yang ditimbang tiap
bulan
Jika Ada Balita,
No Menimbang Balita Tiap Jumlah Persentase(%)
Bulan
1 Ya 29 100
2. Tidak 0 0
Total 29 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas terdapat sebanyak 100%
atau 29 balita menimbang berat badan tiap bulan.

x) Karakteristik berdasarkan penggunaan air bersih untuk makan


dan minum
Tabel 24.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan
penggunaan air bersih untuk makan dan minum
Penggunaan Air Bersih
No Untuk Makan Dan Jumlah Persentase(%)
Minum
1 Ya 102 100
2. Tidak 0 0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas seluruh KK
menggunakan air besih untuk makan dan minum.
34

y) Karakteristik berdasarkan penggunaan air bersih untuk


kebersihan diri
Tabel 25.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan
penggunaan air bersih untuk kebersihan diri
Penggunaan Air Bersih
No Jumlah Persentase(%)
Untuk Kebersihan Diri
1 Ya 102 100
2. Tidak 0 0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas seluruh KK
menggunakan air besih untuk kebersihan diri.

z) Karakteristik berdasarkan mencuci tangan dengan air dan sabun.


Tabel 26.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan mencuci
tangan dengan air dan sabun
Mencuci Tangan
No Jumlah Persentase(%)
Dengan Air Dan Sabun
1 Ya 101 99.0
2. Tidak 1 1.0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas sebanyak (99.0%) KK
selalu mencuci tangan dengan sabun, sedangkan (1.0%) KK
tidak mencuci tangan dengan sabun
35

aa) Karakteristik berdasarkan melakukan pembuangan sampah pada


tempatnya
Tabel 27.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan melakukan
pembuangan sampah pada tempatnya
Melakukan
No Pembuangan Sampah Jumlah Persentase(%)
Pada Tempatnya
1 Ya 101 99.0
2. Tidak 1 1.0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas (99.0%) KK membuang
sampah pada tempatnya, sedangkan (1.0%) KK tidak membuang
sampah pada tempatnya.

bb) Karakteristik berdasarkan menjaga lingkungan rumah tampak


bersih
Tabel 28.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan menjaga
lingkungan rumah tampak bersih
Menjaga Lingkungan
No Jumlah Persentase(%)
Rumah Tampak Bersih
1 Ya 90 88.2
2. Tidak 12 11.8
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel di atas sebanyak (88.2%) KK
menjaga kebersihan lingkungan rumah, sedangkan (11.8%) KK
tidak menjaga kebersihan lingkungan rumah.
36

cc) Karakteristik berdasarkan konsumsi lauk pauk tiap hari


Tabel 29.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan konsumsi
lauk pauk tiap hari
Konsumsi Lauk Pauk
No Jumlah Persentase(%)
Tiap Hari
1 Ya 99 97.1
2. Tidak 3 2.9
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas sebanyak 97.1% atau 99
KK mengkonsumsi lauk pauk tiap hari, sedangkan 2.9% atau 3
KK tidak selalu mengkonsumsi lauk pauk tiap hari. Sebanyak 7
KK mengatakan masih sering mengkonsumsi makanan asin dan
berlemak.

dd) Karakteristik berdasarkan penggunaan jamban sehat


Tabel 30.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan
penggunaan jamban sehat
Penggunaan Jamban
No Jumlah Persentase(%)
Sehat
1 Ya 100 98.0
2. Tidak 2 2.0
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel di atas penggunaan jamban
sehat sebanyak 98% atau 100 KK, sedangkan sebanyak 2% atau
2 KK belum menggunakan jamban sehat.
37

ee) Karakteristik berdasarkan memberantas jentik di Rumah 1x


seminggu
Tabel 31.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan
memberantas jentik
Memberantas Jentik Di
No Jumlah Persentase(%)
Rumah 1 X Seminggu
1 Ya 94 92.2
2. Tidak 8 7.8
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel di atas sebanyak 92.2% atau 94
KK yang melakukan pemberantasan jentik di rumah satu kali
seminggu, sedangkan 7.8% atau 8 KK tidak melakukan
pemberantasan jentik di rumah satu kali seminggu, tetapi bisa
lebih dari sekali dalam seminggu.

ff) Karakteristik berdasarkan konsumsi buah dan sayur tiap hari


Tabel 32.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan konsumsi
buah dan sayur tiap hari
Konsumsi Buah Dan
No Jumlah Persentase(%)
Sayur Tiap Hari
1 Ya 83 81.4
2. Tidak 19 18.6
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel di atas terdapat sebanyak 81.4%
atau 83 KK yang mengkonsumsi buah dan sayur tiap hari,
sedangkan 18.6% atau 19 KK tidak mengkonsumsi sayur dan
buah tiap hari.
38

gg) Karakteristik berdasarkan aktivitas fisik tiap hari


Tabel 33.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan melakukan
aktivitas fisik tiap hari
Melakukan Aktivitas
No Jumlah Persentase(%)
Fisik Tiap Hari
1 Ringan 24 23.5
2. Sedang 64 62.7
3. Berat 14 13.7
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas sebanyak (23.5%) KK
yang melakukan aktivitas fisik ringan, (62.7%) aktivitas fisik
sedang, dan (13.7%) aktivitas fisik berat.

hh) Karakteristik berdasarkan tidak merokok di dalam rumah


Tabel 34.
Distribusi Frekuensi Karakteristik KK berdasarkan tidak
merokok di dalam rumah
Tidak Merokok Di
No Jumlah Persentase(%)
Dalam Rumah
1 Ya 79 77.5
2. Tidak 23 22.5
Total 102 100
Sumber primer terolah : Agustus 2019
Analisa Data: Berdasarkan tabel diatas sebanyak (77.5%) atau
79 KK yang tidak merokok di dalam rumah, sedangkan (22.5%)
atau sebanyak 23 KK adalah perokok aktif. Sebanyak 16 dari 23
KK yang merokok lebih sering merokok di dalam rumah.
39

2. Hasil Wawancara
No Hasil
wawancara
Rt 1
Rt2

3. Analisa Data
No. DATA PROBLEM
1. Wawancara: Ketidakefektifa
- Kader mengatakan bahwa sebagian besar warga manajemen
mengalami hipertensi, dan tidak melakukan kesehatan
pengobatan. hipertensi di RW
- Sebagian warga yang menderita hipertensi 12 Kelurahan
mengatakan jarang kontrol tekanan darah Giwangan
- Sebagian warga yang menderita hipertensi
mengatakan tidak minum obat hipertensi kalau
tidak ada keluhan
- Beberapa warga mengatakan jarang berolah raga
atau mengikuti senam
- Sebagian warga yang menderita hipertensi
mengatakan masih sering mengkonsumsi
makanan asin dan berlemak

Observasi:
- Patuh minum obat hanya 3 jiwa
- Warga RW 12 mempunyai jadwal rutin senam
di hari Minggu tetapi sudah beberapa bulan
tidak aktif

Angket:
- Dari hasil pengkajian di RW 12 Kelurahan
Giwangan didapatkan data 6,5% (22 orang)
menderita hipertensi.
- Dari hasil pengkajian terdapat sebanyak 7
KK mengatakan masih sering
mengkonsumsi makanan asin dan
berlemak.
- Dari data Puskesmas Umbulharjo 1 tentang
sepuluh besar penyakit tahun 2019 yang
menduduki peringkat pertama adalah penyakit
hipertensi.
40

No. DATA PROBLEM


2. Wawancara: Defisiensi
- Kader mengatakan bahwa posyandu lansia kesehatan
berjalan namun yang hadir sedikit komunitas di RW
- Kader mengatakan posyandu lansia berjalan 12 Kelurahan
dua bulan sekali dan hanya dihadiri oleh 30-40 Giwangan
lansia dari 60an lansia
- Ketua RW mengatakan terdapat alat tensi, tetapi
belum ada yang bisa menggunakannya
- Kader mengatakan di RW 12 belum ada
posbindu
- Kader mengatakan sudah ada program germas
tetapi antusia masyarakat kurang

Observasi:
- Terdapat alat tensi di balai RW namun belum
pernah terpakai
3. Wawancara: Ketidakefektifan
- Sebagian besar warga mengatakan jarang pemeliharaan
berolah raga kesehatan di RW
- Ibu – ibu mengatakan lebih sering beli di 12 Kelurahan
warung daripada masak sendiri Giwangan
- Warga mengatakan lebih sering makan yang
berlemak dan asin karena menambah nafsu
makan
- Mayoritas warga mengatakan masih
mencampur sampah serta masih menggunakan
tempat sampah terbuka.

Observasi:
- Rumah warga tampak kurang bersih 11,8% (12
KK)
- Pemukiman tempat tinggal dekat pinggir
sungai, pasar, dan Rumah Pemotongan Hewan
(RPH)
- Dari hasil pengamatan masih terdapat tempat
sampah terbuka

Angket:
- Dari hasil pengkajian di RW 12 terdapat 22.5%
atau sebanyak 23 KK adalah perokok aktif.
Sebanyak 16 (70%) dari 23 KK yang merokok
lebih sering merokok di dalam rumah.
- Dari hasil pengkajian di RW 12 didapatkan data
saluran pembuangan air limbah cukup sebesar
7,8 % (8 KK)
4. Prioritas Masalah
Masalah Sifat Masalah Kemungkinan Potensi Menonjolnya Nilai Prioritas
Masalah Dapat Masalah untuk Masalah
Diubah Dicegah
Ketidakefektifan 3 2 3 2 10 I
manajemen kesehatan
hipertensi di RW 12
Kelurahan Giwangan
Defisiensi kesehatan 3 1 2 2 8 II
komunitas di RW 12
Kelurahan Giwangan
Ketidakefektifan 2 1 2 2 7 III
pemeliharaan kesehatan di
RW 12 Kelurahan
Giwangan

5. Diagnosis Keperawatan Komunitas


a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan hipertensi di RW 12 Kelurahan Giwangan
b. Defisiensi kesehatan komunitas di RW 12 Kelurahan Giwangan
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 12 Kelurahan Giwangan
(Heather, 2018)

41
42

6. Hasil Winshield dan Wawancara

No Uraian Penialaian Gambaran kondisi


Ada Tidak
A Fasilitas kesehatan √ Posyandu balita dilaksanankan
1. Posyandu balita √ setiap 1 bulan sekali tiap tanggal
2. Posyandu lansia √ 3. Posyandu balita dilaksanakan
3. Puskesmas dan √ dibalai RW 12 jam 16.00 WIB.
jaringannya Jumlah balita yang mengikuti
4. Klinik √ posyandu kurang lebih 35 balita.
5. Rumah sakit √ Posyandu lansia dilaksanankan
6. Sebutkan lainnya √ setiap 2 bulan sekali tiap tanggal
8. Posyandu lansia dilaksanakan
dibalai RW 12 jam 10.00 WIB.
Jumlah lansia yang mengikuti
posyandu kurang lebih 5-6
lansia.
Puskesmas yang tersedia adalah
puskesmas Umbuharjo 1 dan
puskesmas Umbuharjo 2
(puskesmas pembantu). Jarak
dari RW 12 ke puskesmas
kurang lebih 1 Km.
Klinik yang berada disekitar
RW 12 merupakan klinik
dokter.
B Pelayanan kesehatan yang √ Imunisasi dasar lengkap
dimanfaatkan dilaksanakan di puskesmas
1. Imunisasi dasar √ Umbuharjo 1.
lengkap Imunisasi ibu hamil
2. Imunisasi ibu hamil √ dilaksanakan di puskesmas
3. Makanan tambahan √ Umbuharjo 1.
4. Vitamin tambahan √ Berdasarkan wawancara oleh
kader bahwa setiap orang
mendapatkan tambahan vitamin
A.
C Fasilitas pendidikan Fasilitas pendidikan yang ada di
1. Fasilitas Pendidikan √ RW 12 adalah SD Mendungan
yang tersedia 2, Paud, dan SLB.
a. TK √ Fasilitas pendidikan yang
b. SD √ digunakan untuk kegiatan
c. SMP √ penyuluhan kesehatan,
d. SMA pembelajaran adalah SD
e. Universitas √ Mendungan 2 dan Paud.
f. Lainnya √
43

No Uraian Penialaian Gambaran kondisi


Ada Tidak
2. Fasilitas pendidikan √
yang digunakan untuk
kegiatan penyuluhan
kesehatan,
pembelajaran dan lain-
lain
D Lingkungan sekitar tempat √ Rata-rata warga di RW 12
tinggal menggunakan air sumur sebagai
1. Sumber air bersih √ sumber air bersih.
2. Dapur umum √ Tempat pembuangan sampah
3. Tempat pembuangan √ yang digunakan warga RW 12
sampah adalah tempat pembuangan
4. Sarana MCK √ sampah di pasar.
5. Saluran pembuangan √ Saluran pembuangan limbah
limbah yang digunakan warga RW 12
6. Lainnya yaitu menggunakan SPAL.
E Status ekonomi Sebagian besar warga di RW 12
1. Sumbangan (asal √ bekerja sebagai buruh dan
sumber pendanaan) pedagang.
2. Jenis pekerjaan √ Rata-rata pendapatan warga di
3. Rata-rata pendapatan √ RW 12 tidak berpenghasilan
perbulan karena sebagian besar warga
4. Lainnya √ adalah pelajar atau mahasiswa.
F Status sosial budaya Sarana ibadah yang tersedia
spiritual adalah masjid.
1. Sarana ibadah √ Kegiatan ibadah yang di RW 12
2. Kegiatan keagamaan √ yang rutin dilakukan adalah
3. Kepercayaan yang √ pengajian
bertentangan dengan Kegiatatan sosial yang ada di
penanggulangan RW 12 antara lain:
masalah kesehatan 1. Kerja bakti: kegiatan kerja
4. Kesehatan sosial √ bakti dilakukan setiap akan
(kerjabakti, arisan, dll) ada kegiatan dan menjelang
musim hujan
G Komunikasi Sebagian besar warga RW 12
1. Alat komunikasi yang menggunakan alat komunikasi
digunakan dalam HP
kelompok sehari-hari
a. Telephone √
b. HP √
c. Faxime √
d. Lainnya √
2. Efektifitas proses √
komunikasi antar
anggota keluarga
44

No Uraian Penialaian Gambaran kondisi


Ada Tidak
H Fasilitas rekreasi yang Sarana olahraga yang tersedia di
tersedia RW 12 adalah tenis meja di balai
1. Taman √ RW 12
2. Pantai √
3. Sarana olahraga √
4. Lainnya √
I Kebiasaan/perilaku Sebagian besar warga di RW 12
1. Pemeliharaan √ sudah membuang sampah pada
kebersihan diri tempat pembuangan sampah
2. Pengelolaan makanan √ akhir. Sebagian besar warga
bersih dan sehat mengatakan rutin menguras bak
air untuk menghilangkan jentik.
7. Nursing Care Plan
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
Wawancara: Ketidakefektifan manajemen Prevensi Primer: Prevensi primer
- Kader mengatakan bahwa kesehatan hipertensi di RW 12 Pengetahuan kesehatan dan perilaku Intervensi:
sebagian besar warga Kelurahan Giwangan sehat. 1. Pendidikan kesehatan tentang
mengalami hipertensi, dan Hasil: hipertensi:
tidak melakukan pengobatan. 1. Pengetahuan Managemen a. Identifikasi faktor internal dan
- Sebagian warga yang hipertensi meningkat dari 1 ekternal yang dapat
menderita hipertensi (tidak tahu) menjadi 4 meningkatkan atau menurunkan
mengatakan jarang kontrol (pengetahuan baik) motivasi dari perilaku kesehatan
tekanan darah a. Mengetahui pengertian b. Menentukan tingkat
- Sebagian warga yang hipertensi pengetahuan kesehatan dan
menderita hipertensi b. Mengetahui tanda dan gejala perilaku dan perilaku gaya
mengatakan tidak minum hipertensi hidup dari individu, keluarga
obat hipertensi kalau tidak c. Mengetahui jadwal dan kelompok
ada keluhan pemantauan tekanan darah c. Rumuskan tujuan dari program
- Beberapa warga mengatakan d. Mengetahui modifikasi diet pendidikan kesehatan
jarang berolah raga atau e. Mengetahui managemen stres d. Ajarkan strategi yang digunakan
mengikuti senam f. Mengetahui potensial untuk menghindari perilaku
- Sebagian warga yang terjadinya komplikasi pada tidak sehat
menderita hipertensi hipertensi (stroke) e. Gunakan media informasi
mengatakan masih sering g. Mengetahui pengertian stroke seperti power point dan leaflet
mengkonsumsi makanan asin h. Mengetahui deteksi dini f. Libatkan individu, keluarga dan
dan berlemak stroke komunitas dalam merencanakan
dan mengimplementasikan
rencana untuk modifikasi gaya
hidup atau perilaku kesehatan

45
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
Observasi: Prevensi Sekunder: Prevensi Sekeunder:
- Patuh minum obat hanya 3 1. Kontrol risiko: 1. Manajemen risiko stroke:
jiwa a. Kenali tanda dan gejala yang a. Identifikasi kesiapan pasien untuk
- Warga RW 12 mempunyai menunjukkan risiko mempelajari gaya hidup yang
jadwal rutin senam di hari b. Identifikasi potensi risiko dimodifikasi (diit, merokok,
Minggu tetapi sudah kesehatan minum minuman beralkohol, dan
beberapa bulan tidak aktif olahraga)
2. Manajemen diri : Hipertensi: b. Instruksikan masyarakat untuk
Angket: a. Mengurangi porsi makanan memonitor tekanan darah dan
- Dari hasil pengkajian di RW b. Membatasi komsumsi kopi denyut jantung secara rutin serta
12 Kelurahan Giwangan c. Strategi mengunakan berolahraga.
didapatkan data 6,5% (22 managemen stres 2. Pengaturan hemodinamik
orang) menderita hipertensi. d. Pengunaaan strategi tidur yang a. Lakukan penilaian komprehensif
- Dari hasil pengkajian cukup terhadap status hemodinamik
terdapat sebanyak 7 KK e. Monitor untuk komplikasi dari (memeriksa TD)
mengatakan masih sering hipertensi b. Berikan pemeriksaan fisik
mengkonsumsi makanan f. Kontak dengan pelayanan berkala pada populasi beresiko
asin dan berlemak. kesehatan (hipertensi)
c. Kurangi kecemasan dengan
- Dari data Puskesmas
3. Pengetahuan: gaya hidup yang memberikan informasi yang
Umbulharjo 1 tentang
sehat akurat pada populasi beresiko
sepuluh besar penyakit
a. Mengatur strategi pola makan d. Arahkan masyarakat mengenai
tahun 2019 yang menduduki
yang sehat pemantauan hemodinamik
peringkat pertama adalah
b. Konsumsi air yang cukup
penyakit hipertensi.
c. Rekomendasi porsi konsumsi
buah-buahan
d. Rekomendasi porsi sayuran
yang dikonsumsi
e. Membatasi konsumsi lemak
dan kolesterol

46
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
f. Mengurangi intake garam
g. Exercise yang teratur

4. Status Kesehatan diri


a. Menunjukkan aktivitas/ latihan
fisik
b. Berat badan dalam rentang
yang diharapkan sesuai dengan
kebutuhan
c. Mampu mengontrol tekanan
darah

47
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
Prevensi Tersier : Prevensi Tersier:
1. Dukungan sosial meningkat dari 1. Support group
1 (tidak ada/ memadai)  4 a. Tentukan tujuan dan fungsi
(baik/ memadai) kelompok pendukung
a. Keinginan yang adekuat untuk b. Tentukan tempat yang tepat
meminta bantuan orang lain untuk pertemuan kelompok
b. Informasi yang adekuat (posbindu)
disediakan oleh orang lain c. Buat jadwal rutin yang sesuai
c. Dukungan emosional d. Monitor keaktifan setiap peserta
disediakan oleh yang lain dalam kelompok
adekuat
d. Kontak dukungan sosial 2. Manajemen Informasi Rujukan
adekuat a. Identifikasi rekomendasi
penyedia layanan kesehatan
2. Kepuasan klien: Akses pada terkait rujukan yang diperlukan
sumber perawatan b. Tentukan apakah perawatan
a. Tersedianya perawatan yang pendukung yang tepat tersedia di
dibutuhkan komunitas
b. Tersedianya peralatan
kesehatan yang dibutuhkan
untuk perawatan
c. Kepuasan terhadap perawat
sebagai pemberi perawatan
d. Bantuan terhadap akses
penyedia kesehatan

48
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
3. Status Kesehatan diri
a. Menunjukkan aktivitas/
latihan fisik
b. Berat badan dalam rentang
yang diharapkan sesuai
dengan kebutuhan
c. Mampu mengontrol tekanan
darah tinggi

49
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
Wawancara: Defisiensi kesehatan komunitas Prevensi Primer: Prevensi Primer:
- Kader mengatakan bahwa di RW 12 Kelurahan Giwangan Status kesehatan di komunitas: Peningkatan kesehatan komunitas:
posyandu lansia berjalan a. Partisipasi masyarakat dalam a. Identifikasi fokus masalah
namun yang hadir sedikit upaya preventif meningkat kesehatan, kekuatan dan prioritas
- Kader mengatakan b. Masyarakat berpartisipasi dalam bersama dengan partner di
posyandu lansia berjalan dua program pelayanan kesehatan di komunitas (toko masyarakat, kader,
bulan sekali dan hanya komunitas lurah, RW, RT)
dihadiri oleh 30-40 lansia c. Masyarakat patuh terhadap b. Berikan kesempatan untuk berperan
dari 60an lansia standar gaya hidup sehat serta dalam kegiatan komunitas
- Ketua RW mengatakan c. Libatkan dalam diskusi untuk
terdapat alat tensi, tetapi menemukan fokus kesehatan
belum ada yang bisa komunitas dan kembangkan
menggunakannya rencana tindakan
- Kader mengatakan di RW 12 d. Bantu masyarakat dengan
belum ada posbindu pengembangan sumber daya
- Kader mengatakan sudah e. Berikan struktur organisasi melalui
ada program germas tetapi orang yang memiliki kemampuan
antusia masyarakat kurang negosiasi dan komunikasi
f. Bangun komitmen dengan
Observasi: masyarakat melalui demonstrasi
- Terdapat alat tensi di balai bagaimana peran serta akan
RW namun belum pernah mempengaruhi kehidupan individu
terpakai dan peningkatan hasil
g. Kembangkan mekanisme
keterlibatan kelurahan, kecamatan,
bahkan aktivitas nasional yang
berkaitan masalah kesehatan di
masyarakat

50
Prevensi Sekunder: Prevensi Sekunder:
1. Efektivitas program di 1. Program development
komunitas (2808): (8700)313:
a. Tujuan program konsisten a. Bantu komunitas untuk
dengan pengkajian komunitas mengidentifikasi kebutuhan
b. Peningkatan status kesehatan kesehatan atau masalah yang ada
c. Terdapat penurunan jumlah di komunitas
masyarakat yang berisiko b. Prioritaskan kebutuhan
d. Ada keberlanjutan dari program kesehatan dari hasil identifikasi
masalah
c. Identifikasi pendekatan yang
2. Kontrol risiko komunitas: dibutuhkan
penyakit kronis (2801) d. Monitor kemajuan dari program
a. Provision program edukasi implementasi yang dilakukan
terhadap masalah hipertensi/
penyakit kronis di masyarakat
b. Peran serta populasi target 2. Manajemen Risiko komunitas:
dalam menurunkan program Skrining kesehatan (6520)
penyakit kronis a. Promosikan pelayanan skrining
c. Ketersediaan program kesehatan untuk meningkatkan
pencegahan melalui program kesadaran masyarakat
skrining kesehatan b. Berikan akses yang mudah
d. Ketersediaan program edukasi untuk melakukan skrining baik
manajemen diri untuk waktu maupun tempat
mengatasi penyakit kronis c. Gunakan alat yang valid dan
e. Ketersediaan fasilitas pelayanan reliabel untuk melakukan
kesehatan dan tenaga kesehatan skrining
yang profesional untuk d. Berikan lingkungan yang
mengatasi penyakit kronis nyaman selama melakukan
skrining

51
f. Kepatuhan sesuai standar e. Sampaikan hasil test kepada
nasional untuk mencegah dan klien dan minta klien dan
melakukan manajemen keluarga untuk mengontrol
penyakit kronis secara mandiri
g. Kebijakan publik untuk promosi f. Rujuk ke pelayanan kesehatan
dan pencegahan penyakit kronis jika diperlukan

52
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
Wawancara: Ketidakefektifan pemeliharaan Prevensi Primer: Prevensi Primer:
- Sebagian besar warga kesehatan di RW 12 Kelurahan 1. Gaya hidup sehat 1. Memfasilitasi Pembelajaran
mengatakan jarang berolah Giwangan a. Masyarakat mengetahui tentang a. Berikan edukasi mengenai PHBS
raga gangguan kesehatan yang terjadi b. Buat poster tentang bahaya dan
- Ibu – ibu mengatakan lebih di RW 12 Kelurahan Giwangan larangan merokok
sering beli di warung b. Masyarakat memahami tentang
daripada masak sendiri PHBS
- Warga mengatakan lebih
sering makan yang berlemak Prevensi Sekunder: Prevensi Sekunder:
dan asin karena menambah 1. Kepatuhan Perilaku 1. Manajemen Perilaku
nafsu makan a. Masyarakat mampu melakukan a. Ajak masyarakat untuk
- Mayoritas warga pemeliharaan kesehatan secara mendeklarasikan bebas asap
mengatakan masih berkala rokok dalam rumah.
mencampur sampah serta b. Masyarakat mengikuti b. Libatkan masyarakat untuk turut
masih menggunakan tempat pemeriksaan kesehatan secara mendukung pelaksanaan program
sampah terbuka. berkala PHBS
c. Masyarakat berperan serta
Observasi: dalam program yang
- Rumah warga tampak mendukung PHBS
kurang bersih 11,8% (12
KK)
- Permukiman tempat tinggal
dekat pinggir sungai, pasar,
dan Rumah Pemotongan
Hewan (RPH)
- Dari hasil pengamatan masih
terdapat tempat sampah
terbuka

53
DATA DIAGNOSIS (NANDA) NOC NIC
Angket:
- Dari hasil pengkajian di RW
12 terdapat 22.5% atau
sebanyak 23 KK adalah
perokok aktif. Sebanyak 16
(70%) dari 23 KK yang
merokok lebih sering
merokok di dalam rumah.
- Dari hasil pengkajian di RW
12 didapatkan data saluran
pembuangan air limbah
cukup sebesar 7,8 % (8 KK)

54
8. Plan Of Action
No Masalah Tujuan Sasaran Strategi Rencana Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Kesehatan Intervensi Kegiatan Dana Jawab
1 Ketidakefektif Meningkatkan Semua 1. Promosi 1. Penyuluhan Sabtu, 7 Rumah RT Leaflet Mascot
an manajemen kemandirian warga kesehatan tentang diet Sep 2019 Bp. Mahasiswa Bp.Suparta
kesehatan masyarakat di RW 12 2. Pemberday hipertensi Suparta
hipertensi dan wilayah RW Kelurahan aan dan diabetes (RT 34)
diabetes 12 Kelurahan Giwangan (Empower mellitus
mellitus di Giwangan ment) Sabtu, 7 Rumah RT Leaflet Dedi
RW 12 dalam Sep 2019 Bp. Mahasiswa Bp.Tugiyanto
Keluarahan menolong Tugiyanto
Giwangan dirinya sendiri (RT 35)
agar tidak
terjadi Senin, 9 Balai RW Karang Leaflet Desi
komplikasi Sep 2019 12 Taruna Sdr. Nurudin
dari hipertensi Mahasiswa

2. Senam anti Minggu, Balai RW Mahasiswa LCD Ana


hipertensi 8 Sep 12 Ibu.Soeboed
2019

3. Senam anti Minggu, Balai RW Mahasiswa LCD Kris


DM 8 Sep 12 Koran Ibu.Soeboed
2019

4. Pengenalan Minggu, Balai RW Mahasiswa LCD Prilly


deteksi dini 8 Sep 12 Leaflet Ibu.Soeboed
stroke dan 2109
skrinning
tekanan darah

55
No Masalah Tujuan Sasaran Strategi Rencana Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Kesehatan Intervensi Kegiatan Dana Jawab
2 Defisiensi Meningkatkan Kader dan 1. Pemberday Pelatihan Kader Selasa, Balai RW Mahasiswa Sphygno Titis
kesehatan peran serta karang aan dan karang 17 Sep 12 manomet Ibu.Indah
komunitas di masyarakat taruna 2. Kemiteraan taruna tentang 2019 er
RW 12 wilayah RW pengukuran Alat ukur
Kelurahan 12 Kelurahan Hipertensi, DM, Easy
Giwangan Giwangan Asam Urat Touch
terhadap
peningkatan
pola hidup
sehat yang
terintegrasi
dengan
program
puskesmas

3 Ketidakefektif Meningkatkan Semua 1. Promosi 1. Penyuluhan Jumat, 20 Balai RW Ibu Indah LCD Inka
an kemandirian warga kesehatan pembuatan Sep 2019 12 Mahasiswa Ibu.Tanti
pemeliharaan masyarakat di RW 12 2. Kemitraan pupuk
kesehatan di wilayah RW kompos
RW 12 12 Kelurahan organik
Kelurahan Giwangan tentang
Giwangan dalam memilih
mengubah sampah
gaya hidup
atau perilaku 2. Penempelan
untuk stiker Senin, 23 Rumah Mahasiswa Stiker Mursiah
memperbaiki tentang Sep 2019 warga RW
status bahaya dan 12
kesehatan

56
No Masalah Tujuan Sasaran Strategi Rencana Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Kesehatan Intervensi Kegiatan Dana Jawab
larangan
merokok

3. Deklarasi Senin, 23 Balai RW Mahasiswa LCD Juliati


tidak Sep 2019 12 Kiki
merokok

57
9. Implementasi dan Evaluasi
Analisis
No. Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Pendukung Penghambat
1. Penyuluhan diit hipertensi dan
DM:
a. RT 34 a. Ada 17 peserta Media berupa leaflet Masih banyak warga Kerjasama dnegan kader
yang hadir. 24% berisi materi sudah yang kurang dan karang taruna untuk
peserta aktif disiapkan mahasiswa. berpartisipasi mengajarkan tentang diit
bertanya terkait mengikuti kegiatan hipertensi dan DM pada
materi penyuluhan. warga yang belum ikut
penyuluhan berpartisipaso.
b. RT 35 b. Ada 28 peserta
yang hadir. 18%
peserta aktif
bertanya
c. RT 36 c. Ada 11 peserta
yang hadir. 27%
peserta aktif
bertanya
d. Karang taruna d. Ada 19 peserta
yang hadir. 21%
peserta bertanya
terkait materi
penyuluhan

58
Analisis
No. Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Pendukung Penghambat
2. Senam anti hipertensi dan DM Pelaksanaan senam  Media disediakan Lansia tidak dapat  Kerjasama dengan
anti hipertensi sudah oleh mahasiswa menunggu lama untuk kader untuk
dilakukan bersamaan berupa laptop, mengikuti senam mengajarkan senam
dengan kegiatan speaker saat kepada para lansia
penyuluhan deteksi pelaksanaan setiap posyandu
din stroke yang senam.
diikuti oleh Lansia  Video dibuat oleh
dan Kader (jumlah mahasiswa
peserta 19 orang)

3. Penyuluhan deteksi dini stroke  Ada 19 peserta  Sarana dan  Kurangnya  Pemeriksaan tekanan
dan skrinning tekanan darah yang hadir dan prasarana tempat pengetahuan dan darah pada saat
antusias dalam penyuluhan terlatihnya kader kegiatan senam dua
mengikuti tersedia oleh RW. dalam minggu sekali.
penyuluhan. 53%  Media penkes menggunakan alat  Pelaporan hasil
peserta mampu disediakan oleh pengukuran tekanan skrining tekanan darah
menjelaskan mahasiswa yaitu darah ke Puskesmas untuk
kembali laptop dan materi  Kurangnya peran dapat ditindak lanjuti
pengertian stroke, penkes motivator kader dengan pengobatan.
42% peserta menggunakan dalam memotivasi
mampu leaflet. warga untuk rutin
menyebutkan  Tersedianya alat kontrol tekanan
kembali tanda dan pengukuran darah
gejala stroke, 32% tekanan darah di  Kurangnya
peserta mampu Posyandu balai pengetahuan kader
menjelaskan RW 12 tentang komplikasi
singkat cara  Adanya kader dari hipertensi dan
mendeteksi dini posyandu untuk cara mendeteksinya
posyandu lansia dengan cepat

59
Analisis
No. Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Pendukung Penghambat
stroke dengan
metode FAST.
 Hasil skrining
yang telah
dilakukan
ditemukan 44%
dari total peserta
yang hadir
tekanan darah
lebih dari
140/80mmHg.
4. Pelatihan kader Hasil pelatihan kader  Peralatan yang  Dari 19 undangan  Sertifikat yang
yang diundang diperlukan pada yang hadir hanya 8 diberikan dari kegiatan
Sudah dilakukan posyandu telah kader (42%). pelatihan kader
pelatihan kader tersedia: seperti  Belum ada alat diharapkan menjadi
tentang pengukuran tensi, timbangan. untuk mengukur bentuk bukti telah
tekanan darah dengan gula darah dan mengikuti pelatihan
tensi manual, asam urat kader posyandu
pengukuran gula  Melakukan kerjasama
darah, asam urat, BB, dengan Puskesmas
TB, dan lingkar perut. Gondokusman II
terhadap tenaga
kesehatan yang ada di
RT untuk menjadi
tenaga kader sehingga
dapat melaksanakan
kegiatan tugas meja 3
dan 4.

60
Analisis
No. Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Pendukung Penghambat
5. Penyuluhan pemilahan sampah Ada 34 peserta yang Narasumber yang Mayoritas peserta yang Melakukan kerjasama
datang mengikuti mengisi kegiatan hadir adalah lansia dengan petugas lingkungan
penyuluhan. penyuluhan yaitu dari sehingga pendengaran hidup untuk memotivasi
47% peserta mampu dinas lingkungan dan pemahaman warga RW 12 untuk ikut
menyebutkan hidup tentang materi serta dalam pelaksanaan
kembali jenis penyuluhan kurang. bank sampah.
sampah, 35% peserta
mampu menyebutkan
penanganan sampah
saat ini, 18% peserta
mampu menjelaskan
hal-hal negatif yang
ditimbulkan oleh
sampah, 26% peserta
mampu menjelaskan
cara mengurangi
sampah, 29% peserta
mampu menyebutkan
cara memilah sampah
dengan 4 layak.
6. Pembuatan stiker bebas asap Pembuatan stikes  Media disediakan Tidak ada  Kerjasama dengan
rokok sudah dilakukan oleh oleh mahasiswa pengurus RT dan
mahasiswa STIKES Kader agar dapat
Bethesda Yakkum mensosialisasikan
Yogyakarta dan stiker serta isi dari
diserahkan kepada stiker saat ada
pengurus RT dan pertemuan di Balai RT
Kader untuk dipasang atau RW
di tiap rumah warga.

61
Analisis
No. Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Pendukung Penghambat
7. Pemaparan program KTAR Kegiatan deklarasi  Poster tidak  Undangan yang Penempelan stiker tidak
dihadiri oleh tokoh merokok di hadir hanya 50% merokok di dalam rumah
masyarakat: Bapak dalam rumah saja pada tiap rumah warga.
Lurah Giwangan,  Stiker tidak  Perwakilan dari Kerjasama dengan Ketua
Ketua RW 12, Ketua merokok di pihak puskesmas RT untuk sosialisasi terkait
RT 34, 35, dan 36, dalam rumah yang tidak hadir. stiker tidak merokok di
perwakilan warga, dalam rumah.
serta perwakilan dari
karang taruna.

62
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan pengkajian, analisa data, perencanaan dan penyusunan POA


dari tanggal 27 – 29 Agustus 2019, selanjutnya dipaparkan kepada masyarakat
melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II pada tanggal 4
September 2019. Kegiatan MMD II dihadiri oleh 17 orang yang terdiri dari Lurah
Giwangan, perwakilan dosen dari STIKES Bethesda, Ketua RW 12, Ketua RT 34,
35, 36, kader dan tokoh masyarakat. Dari hasil musyawarah disepakati tiga masalah
utama yaitu: ketidakefektifan manajemen kesehatan hipertensi di RW 12 Kelurahan
Giwangan, defisiensi kesehatan komunitas di RW 12 Kelurahan Giwangan, dan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 12 Kelurahan Giwangan. Adapun
program kegiatan yang telah dilaksanakan berdasarkan Plan Of Action antara lain :
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan hipertensi di RW 12 Kelurahan
Giwangan
a. Memberikan penyuluhan tentang diit makanan hipertensi dan diabetes
mellitus, yang dilaksanakan:
1) Di RT 34, hari Sabtu 7 September 2019 pukul 20.00 – 21.30 WIB di
rumah bapak S dalam kegiatan arisan bapak-bapak. Acara di hadiri oleh
30 orang. Penyuluhan di mulai pukul 20.00 WIB, warga antusias
mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan. Penjelasan materi
tentang hipertensi, diit hipertensi, diabetes mellitus, dan diit diabetes
mellitus yang dilakukan selama 30 menit. Kegiatan ini diawali oleh
moderator dengan salam pembukaan dan memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan dan manfaat dari mengikuti penyuluhan. Semua
peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan antusias.
Setelah selesai penyuluhan diadakan sesi tanya jawab. Terdapat 4 dari
30 peserta yang bertanya terkait materi penyuluhan.

62
63

2) Di RT 35, hari Sabtu 7 September 2019 pukul 19.30-21.30 WIB di


rumah Ketua RW 12 dalam kegiatan arisan bapak-bapak. Acara di
hadiri oleh 28 orang. Penyuluhan di mulai pukul 19.30 WIB, warga
antusias mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan. Penjelasan
materi tentang hipertensi, diit hipertensi, diabetes mellitus, dan diit
diabetes mellitus yang dilakukan selama 30 menit. Kegiatan ini diawali
oleh moderator dengan salam pembukaan dan memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan dan manfaat dari mengikuti penyuluhan. Semua
peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan antusias.
Setelah selesai penyuluhan diadakan sesi tanya jawab. Terdapat 5
orang dari 28 peserta yang bertanya terkait materi penyuluhan. Mereka
mampu menjelaskan kembali pengertian diit hipertensi dan diabetes
melitus.
3) Di RT 36, hari Rabu 11 September 2019 pukul 16.00 WIB di Balai RT
36 dalam kegiatan arisan ibu-ibu. Acara dihadiri oleh orang. Penyuluhan
dimulai pukul 16.15 WIB, peserta antusias mendengarkan materi
penyuluhan yang diberikan. Penjelasan materi tentang hipertensi, diit
hipertensi, diabetes mellitus, dan diit diabetes mellitus yang dilakukan
kurang lebih 30 menit. Kegiatan diawali oleh moderator dengan salam
pembukaan dan memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan danmanfaat
dari mengikuti penyuluhan. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir dengan antusias. Setelah selesai penyuluhan diadakan sesi
tanya jawab. Terdapat 2 orang dari 11 peserta yang bertanya terkait
materi penyuluhan. Mereka mampu menjelaskan kembali pengertian
diit hipertensi dan diabetes melitus.
4) Dalam pertemuan karang taruna hari Senin 9 September 2019, di Balai
RW 12 pukul 20.00 – 22.00 WIB. Pertemuan dihadiri oleh 19 pemuda
dan 4 mahasiswa. Terdapat 4 dari 19 peserta yang bertanya tentang
materi penyuluhan. 15 peserta mampu menjelaskan kembali pengertian
pengertian hipertensi dan diabetes mellitus, 10 peserta mampu
menyebutkan kembali makanan dan minuman yang perlu dibatasi bila
64

mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, 9 peserta


mampu menyebutkan kembali makanan dan minuman yang dianjurkan
bila mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.

b. Penyuluhan deteksi dini stroke


Kegiatan penyuluhan deteksi dini stroke dilaksanakan pada hari Minggu 8
September 2019 pukul 17.15 WIB setelah kegiatan senam hipertensi dan
DM selesai. Sebelum kegiatan dimulai, dilakukan pemeriksaan tekanan
darah terlebih dahulu. Dari 19 orang yang datang terdapat 5 warga yang
tekanan darahnya tinggi. Kemudian dilakukan penyuluhan deteksi dini
stroke yaitu tentang pengertian stroke, tanda dan gejala, serta cara deteksi
dini stroke dengan metode FAST. Penyuluhan berlangsung sekitar 30 menit.
Terdapat 3 dari 19 peserta yang bertanya tentang materi penyuluhan. Ada
10 peserta yang mampu menjelaskan kembali pengertian stroke, 8 peserta
mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala stroke, dan 6 peserta mampu
menjelaskan singkat cara mendeteksi stroke dengan metode FAST. Setelah
sesi diskusi, peserta diputarkan video tentang penerapan metode FAST
untuk mendeteksi stroke.

c. Senam anti-hipertensi dan diabetes mellitus


Kegiatan senam anti-hipertensi dan diabetes mellitus dilaksanakan pada hari
Minggu 8 September 2019 bersamaan dengan kegiatan penyuluhan deteksi
dini stroke. Kegiatan senam dimulai pukul 16.00 WIB. Senam diawali
dengan senam anti-hipertensi yang dipimpin oleh mahasiswa sebagai
instruktur dan memutar video senam yang dibuat oleh mahasiswa sendiri.
Setelah senam anti-hipertensi dilanjutkan dengan senam bola kaki diabetes
menggunakan koran. Senam dilakukan dengan posisi duduk. Peserta
mengikuti kegiatan dengan senang karena sebelumnya belum pernah
melakukan senam seperti ini. Kegiatan senam berlangsung sampai pukul
17.00 WIB.
65

2. Defisiensi kesehatan komunitas di RW 12 Kelurahan Giwangan: Pelatihan


kader tentang pengukuran tensi, gula darah, dan asam urat
Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan pada hari Selasa, 17 September 2019
pukul 15.30 WIB. Kegiatan dihadiri oleh ibu-ibu kader. Dari 17 kader yang
dapat hadir mengikuti pelatihan hanya 8 orang. Pelatihan yang diberikan yaitu
tentang pengukuran tekanan darah dengan tensi manual, gula darah, asam urat,
BB, TB, dan lingkar perut. Kegiatan dimulai oleh moderator dengan berdoa
terlebih dahulu. Kegiatan ini dilakukan dengan penyampaian materi kemudian
praktiknya. Pelatihan tentang pengukuran kadar gula darah disampaikan oleh
Desi Endah Pujiyanti. Peserta antusias dan mampu mempraktekkan pelatihan
yang diajarkan kepada teman sesama kader. Selanjutnya pelatihan tentang
pengukuran tekanan darah disampaikan oleh Prilly Ariska Nilasari. Peserta juga
antusias terhadap pelatihan ini karena semua kader belum bisa menggunakan
tensi manual untuk pengukuran tekanan darah pada saat posyandu lansia.
Setelah memahami cara yang dijelaskan, masing-masing kader mempraktekkan
cara mengukur tekanan darah dengan tensi manual kepada sesama kader. Semua
kader mampu melakukan pengukuran dengan didampingi oleh fasilitator.
Pelatihan selanjutnya yaitu tentang pengukuran BB, TB, dan lingkar perut yang
disampaikan oleh Titis Suryo Wanito. Semua kader mampu mempraktekkan
kembali pelatihan yang diajarkan. Semua kader yaang mengikuti pelatihan
nantinya akan diberikan sertifikatvsebagai bentuk partisipatif kader dalam
mengikuti pelatihan. Kegiatan ini diakhiri dengan evaluasi dari pembimbing
dan penutup.

3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 12 Kelurahan Giwangan


a. Pembuatan stiker bebas merokok yang dipasang pada setiap rumah warga
RW 12.
Pembuatan stiker bebas merokok dilakukan di posko Balai RW 12 pada hari
Jumat 20 September 2019. Kemudian stiker dicetak kemudian diserahkan
kepada pengurus RT dan Kader untuk dipasang di tiap rumah warga pada
hari Senin 23 September 2019.
66

b. Pemaparan program KTAR (deklarasi)


Kegiatan pemaparan program KTAR yang dilakukan dengan deklarasi
bebas asap rokok dilaksanakan pada hari Senin 23 September 2019 pada
pukul 19.30 di Balai RW 12. Kegiatan dihadiri Kegiatan dimulai dengan
doa pembukaan yang dipimpin oleh MC kemudian sambutan oleh Bapak
Lurah Giwangan yaitu Bapak Anggit Safrudin dan Bapak Ketua RW 12
yaitu Bapak Tugiyanto. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan
deklarasi kawasan bebas asap rokok oleh Bapak Lurah dan Ketua RW 12.

c. Penyuluhan pemilahan sampah


Kegiatan penyuluhan pemilahan sampah dilakukan pada hari Jumat 20
September 2019 di Balai RW 12 pada pukul 16.00 WIB. Kegiatan dimulai
oleh MC dengan doa pembukaan dilanjutkan pembacaan susunan acara.
Selanjutnya kegiatan dipimpin oleh moderator. Penyampaian materi
penyuluhan diberikan oleh Ibu Sri Martini perwakilan dari Dinas
Lingkungan Hidup. Materi disampaikan kurang leboh 45 menit. Diakhir
penyampaian materi, peserta diputarkan video tentang pelaksanaan bank
sampah. Setelah itu dilakukan sesi diskusi, tidak ada peserta yang bertanya
kepada mahasiswa maupun penyuluh. Kemudian dilanjutkan evaluasi
pertanyaan dengan pembagian doorprize bagi peserta yang mampu
menjawab. Ada 5 peserta yang mampu menjawab pertanyaan evaluasi
terkait materi penyuluhan. Selain dengan pertanyaan, pembagian doorprize
dilakukan juga dengan undian nomor daftar hadir. Peserta antusias
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
A. TOWS
THREATS OPPORTUNITIES

1. Tingginya angka hipertensi pada usia 1. Tingginya angka hipertensi pada usia
dewasa tua dewasa tua
 Hipertensi tidak terkontrol, risiko  Terjangkaunya layanan kesehatan oleh
terjadi stroke, penyakit jantung, dan pelayanan kesehatan sekitar RW 12
gagal ginjal  Adanya kader posyandu lansia RW 12
 Hipertensi berpotensi menurunkan  Adanya fasilitas BPJS
angka kualitas hidup lansia  Program kegiatan senam setiap hari
minggu
 Adanya 2 posyandu di RW 12
2. Pengelolaan sampah belum baik 2. Pengelolaan sampah rumah tangga belum
 Potensi menimbulkan sarang baik
penyakit  Adanya Bank sampah yang dilakukan
 Mengurangi keindahan lingkungan tiap 1 bulan 1 kali.
dan mengganggu kenyamanan  Adanya bak sampah yang sudah di
sediakan per RT

3. Kebiasaan merokok didalam rumah 3. Kebiasaan merokok di dalam rumah


 Potensi menimbulkan penyakit pada  Belum adanya program Tidak
sistem pernafasan pada balita, ibu merokok didalam rumah
hamil dan dewasa.  Belum dilakukan deklarasi tidak
 Tingginya angka hipertensi di RW 12 merokok di dalam rumah.
Matrix TOWS

67
WEAKNESS 1. Pemberian edukasi tentang hipertensi 1. Pemanfaatan kartu KIS
dan stroke 2. Pemanfaatan layanan kesehatan
1. Tingginya angka hipertensi pada 2. Mengadakan pelatihan senam anti sekitar
usia dewasa tua hipertensi 3. Meningkatkan peran motivator kader
 Angka kejadian hipertensi 3. Screening tekanan darah pada lansia posyandu lansia
sebanyak 22 orang (6,5%). 4. Sosialisasi program kesehatan lansia
 Kurangnya kesadaran untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas
 Konsumsi makanan asin
 Tidak teratur minum obat
 Warga jarang melakukan
olahraga
2. Pengelolaan sampah belum baik  Pengadaan penyuluhan tentang Kooardinasi dengan puskesmas dan dinas
 Dari hasil pengkajian sebagian pemilahan sampah bekerja sama dengan lingkungan hidup terkait masalah sampah di
warga menggunakan tempat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) RW I2
sampah terbuka.  Penyegaran kegiatan Bank sampah
 Sebagian besar warga tidak
memisah sampah organic dan
non organic.
 Tempat sampah yang
disediakan dari RT belum
digunakan secara maksimal dan
belum di pisah antara sampah
organic dan non organic.
 Bank sampah di RW 12 sudah
berjalan selama 5 tahun namun
nasabahnya hanya sebanyak 18
orang.

68
 Pemukiman di RW 12 dekat
pinggir sungai, pasar dan RPH
 Masih terdapat warga yang
membuang sampah dengan cara
di bakar.
3. Kebiasaan merokok didalam rumah 1. Pengadaan deklarasi tidak merokok 1. Koordinasi dengan puskesmas terkait
 Dari hasil pengkajian wrga di dalam rumah. kebiasaan merokok di dalam rumah di
sebanyak 22,5 % masih 2. Pembagian stiker larangan merokok RW 12.
merokok didalam rumah di dalam rumah
 Rendahnya kesadaran warga 3. Pemaparan kawasan bebas asap
tentang bahaya merokok rokok

STRENGHTHS 1. Pemanfaatan layanan kesehatan sekitar 1. Optimalisasi peran kader posyandu


2. Sosialisasi program kesehatan 2. Membuat rintisan kerjasama dengan
1. Tingginya angka hipertensi pada hipertensi pelayanan kesehatan sekitar sebagai RW
usia dewasa tua binaan Puskesmas
 RW I2 dekat dengan layanan
kesehatan (Puskesmas
Umbulharjo I).
 Adanya 2 Posyandu lansia di
RW I2
 Sudah terbentuknya Kader
Posyandu
 Adanya Pantauan Posyandu
dari Puskesmas

69
2. Pengelolaan belum baik  Pengadaan Bank sampah secara rutin  Anjuran warga menggunakan tempat
 Adanya fasilitas SPAL setiap 1 bulan sekali. sampah tertutup
 Pemilahan sampah plastic,  Anjuran warga memilah sampah organic
kertas dan logam saat dan non organik
kegiatan bank sampah
 Hasil pengkajian sebanyak
99% warga membuang
sampah pada tempatnya.
3. Kebiasaan merokok didalam 1. Pemantauan tidak merokok dalam 1. Ajuran tidak merokok dalam rumah.
rumah rumah oleh RT/RW 2. Anjuran pada warga untuk merokok
 Ada 2 penampungan tempat pada tempat yang tepat seperti tidak
sampah besar dekat dengan balita, anak kecil dan
 Pengambilan sampah oleh wanita hamil.
dinas lingkungan hidup kota
Yogyakarta
 Tidak ada warga yang
membakar sampah disekitar
rumah

70
71

B. Kesimpulan laporan keluarga dalam 1 RW


Tingkat Tingkat
Jumlah Masalah
Keluarga Kemandirian kemandirian
Diagnosa Diatasi
sebelumnya setelah Intervensi
1 3 3 1 3
2 3 3 1 3
3 2 2 1 2
4 3 3 1 2
5 3 3 2 3
6 3 3 1 2
7 3 3 2 3
8 3 3 1 3
9 3 3 1 2
10 3 3 1 3
11 3 3 1 2

C. Tingkat Kemandirian Keluarga


Tingkat kemandirian keluarga sesudah dilakukan implementasi asuhan
keperawatan keluarga
Keluarga Binaan
No Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Menerima petugas           
kesehatan
2. Menerima Yankes sesuai           
rencana
3. Menyatakan masalah           
kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes        
sesuai anjuran
5. Melaksanakan        
perawatan sederhana
sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan       
pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan
promotif secara aktif

Kriteria tingkat kemandirian


Mandiri 1 : jika memenuhi kriteria 1-2
Mandiri 2 : jika memenuhi kriteria 1-5
Mandiri 3 : jika memenuhi kriteria 1-6
Mandiri 4: jika memenuhi kriteria 1-7
72

Kunjungan rumah oleh mahasiswa residensi dilakukan selama kurang lebih 5


minggu. Hasil yang diperoleh dari 11 keluarga yaitu dengan masalah kesehatan
hipertensi, diabetes mellitus, asam urat dan gastritis. Pada penderita hipertensi,
sebelum dilakukan intervensi tekanan darah sistolik adalah 160-180 mmHg dan
tekanan diatolik rata-rata berada pada angka 80-110 mmHg, setelah dilakukan
intervensi tekanan darah sistolik warga mengalami penurunan yaitu berkisar pada
angka 130-140 mmHg dan tekanan darah diastolik rata-rata pada angka 70-90
mmHg. Pada penderita diabetes sebelum dilakukan intervensi hasil GDS diatas 200
mg/dL, setelah dilakukan intervensi rata-rata GDS mencapai kurang dari 150. Pada
penderita asam urat sebelum dilakukan intervensi hasil pemeriksaan urat lebih dari
6, setelah dilakukan intervensi hasil pemeriksaan asam urat menunjukkan kurang
dari 4. Pada penderita gastritis sebelum dilakukan intervensi hasil pengukuran skala
nyeri yaitu pada skala 6 dan setelah dilakukan intervensi skala nyeri mengalami
penurunan menjadi skala nyeri 2.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Klinik Keperawatan Stase Komunitas dilaksanakan mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Angkatan IX STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta, di RW 12 Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo
Kota Yogyakarta pada tanggal 28 Agustus 2019 sampai dengan 28 September
2019. Kegiatan ini merupakan suatu program untuk mengaplikasikan konsep-
konsep keperawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
asuhan keperawatan komunitas sebagai suatu pendekatan ilmiah. Pelaksanaan
praktik stase keperawatan komunitas tersebut menerapkan konsep proses
keperawatan yaitu: pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan, intervensi,
dan evaluasi kegiatan yang terstruktur. Secara garis besar keberhasilan praktik
klinik stase keperawatan komuinitas yang dialkukan oleh mahasiswa
mempunyai keberhasilan dibuktikan dengan tingkat kehadiran masyarakat dan
antusias warga terhadap dari setiap kegiatan yang diadakan .

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan merupakan hasil kesepakatan bersama


antara mahasiswa dan warga berdasarkan masalah yang dialami dan dirasakan
sebagai bentuk pemecahan masalah. Kegiatan-kegiatan tersebut bersifat upaya
pemberdayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang perlu diteruskan untuk
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat di RW 12 adalah senam anti
hipertensi, Posyandu lansia, kegiatan bank sampah, tindak lanjut pelaksanaan
program KTAR atau kawasan tanpa asap rokok.

Adapun faktor-faktor pendukung kegiatan mahasiswa adanya dukungan dari


Puskesmas Umbulharjo I, perangkat desa, dari bapak Camat, Lurah, Ketua
RW, para ketua RT, para kader dan para tokoh masyarakat serta partisipasi

73
74

warga. Selain itu penyediaan tempat Balai RW sebagai Posko mahasiswa dan
bimbingan dari STIKES Bethesda Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Setelah praktik selama 5 minggu di RW 12 Kelurahan Giwangan didapatkan


hasil peningkatan jumlah lansia yang berkunjung diposyandu sebesar 12 %,
temuan jumlah penderita hipertensi yang belum berobat sebesar 47 orang,
penderita diabetes mellitus yang belum berobat sebesar 19 orang, adanya
kegiatan bank sampah tiap tanggal 10, mengajak warga/keluarga binaan/lansia
binaan periksa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.

Dari 3 diagnosa keperawatan komunitas yang ditemukan dan disepakati


bersama warga telah berhasil dilaksanakan dan dapat memberikan hasil yang
positif sehingga kegiatan-kegiatan yang sudah dirintis dapat diteruskan oleh
kader posyandu dengan bimbingan dan dukungan dari perangkat desa dan
Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain, kurang adanya
keterlibatan pelaku usaha di lingkungan RW 12 terhadap upaya peningkatan
kesehatan warga. Kondisi sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat yang
sangat bervariasi, adanya beberapa warga yang kurang kooperatif terhadap
program pemberdayaan kesehatan masyarakat.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta
a. Kegiatan pemberdayaan kesehatan masyarakat seperti kegiatan senam
anti hipertensi dan diabetes mellitus, posyandu balita dan lansia,
pelatihan kader posyandu RW 12 dapat dipantau secara terus-menerus
dengan kerjasama para kader .
b. Adanya anggaran dari puskesmas terkait dengan pengadaan peralatan di
Posyandu.
75

c. Perlu adanya kalibrasi peralatan seperti tensi dan timbangan berat badan
di Posyandu
d. Tambahkan kunjungan rumah rutin pada kelom risiko dan rentan.
2. Bagi RW 12 Kelurahan Giwangan
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilatihkan, diajarkan dan disosialisasikan
dapat didukung dan dipantau pelaksanaanya seperti kegiatan senam,
posyandu dan support kader serta pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dan
balita diadakan dengan sistem 5 meja.
3. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Praktik kerja lapangan di Kelurahan Giwangan dapat dilanjutkan oleh adik
tingkat.
4. Mahasiswa Praktikan Ners
Praktik klinik lapangan di RW 12 dapat dijadikan sebagai bentuk
pengalaman dan pembelajaran aplikasi dari teori yang didapat di kampus
dengan kondisi riil masyarakat setempat.
i

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F., & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka


As Salam.

Heather, H. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klarifikasi 2018-


2020. Jakarta: EGC.

Mubarak, I. W. (2009). Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.


Jakarta: CV Sagung Seto.

Riasmini, N. M. (2018). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,


Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan
NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai