Anda di halaman 1dari 146

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

MELALUI USAHA KARAMBA IKAN DI WADUK


JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA
Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)

Oleh

AJENG DWI RAHMA PUTRI


1113054000019

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ABSTRAK

Ajeng Dwi Rahma Putri

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Keramba Ikan Di


Waduk Jatiluhur Purwakarta

Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang tidak hanya dihadapi oleh Negara-
negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara kaya di
dunia. Menyikapi fenomena tersebut, Indonesia menyatakan komitmennya untuk
memperkecil angka kemiskinan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 42 Thun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Provinsi dan Kota. Dalam bab 1 ketentuan umum, pasal satu dalam
peraturan menteri nomer 2 yaitu program penanggulangan kemiskinan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarkat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi

Usaha keramba ikan adalah salah satu bentuk kebijakan dalam penanggulangan
masalah kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat berbasis usaha budidaya.
Dengan adanya usaha keramba ikan mereka bukan hanya akan memperbaiki
kondisi kesejahteraan sosialnya tapi juga kondisi kesejahteraan sosial masyarakat
di sekitarnya. Seperti usaha keramba ikan di waduk Jatiluhur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif


dengan menggambarkan atau melukiskan kondisi suatu objek. Dengan metode ini
peneliti ingin mengetahui pemberdayaan budidaya keramba ikan serta mengetahui
proses dan hasil apa yang diperoleh dalam pemberdayaan yang dilakukan
pengusaha keramba ikan. Sebagai sampel yaitu sepuluh pengusaha keramba ikan
dan sepuluh pekerja harian keramba ikan.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat


melalui usaha keramba ikan di waduk Jatiluhur Purwakarta dapat memperbaiki
kondisi ekonomi sosial di masyarakat seperti meningkatanya pendapatan
usahanya, menambah jaringan kerja, bertambahnya wawasan masyarakat,
memperbaiki kondisi pembangunan di sekitar masyarakat seperti rehab rumah
bagi yang tidak memiliki rumah tidak layak. Dengan hasil ini diharapkan kondisi
sosial menjadi lebih baik. Pemberdayaan masyarakat juga membentuk karakter
masyarakat agar menjadi lebih mandiri dan kreatif mengambangkan potensi diri
dalam rangka memperbaiki kondisi kesejahteraan masyarakat.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah wa syukurillah, penulis panjatka kehadirat Allah SWT

Yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat serta

Hidayah-Nya dan kita sebagai hamba-Nya masih bisa merasakan hidup yang

penuh barakah ini. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan

kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya dari

jalan yang penuh kegelapan menuju jalan yang penuh terang benderang serta

selalu menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya hingga akhir zaman. Amin.

Skripsi penulis yang berjudul “Pemberdayaan ekonomi masyarkat

melalui usaha keramba ikan di waduk Jatiluhur Purwakarta” diajukan untuk

melengkapi salah satu persyaratan penyelesaian program Strata 1 (S1) Jurusan

Pengembang Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

hingga selesainya penyususnan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung kepada :

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta. Dan para Pembantu

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi.

ii
2. Ibunda Wati Nilamsari, M.si. selaku Ketua Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam dan bapak M.Hudri, MA selaku Sekretaris Jurusan

Pengambangan Masyarakat Islam, Terima kasih atas nasihat dan

bimbingannya selama ini. Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan

bapak/ibu dengan pahala yang besar.

3. Bapak Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang

telah memberikan arahan dan bimbingan serta meluangkan waktunya

kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan memberi bekal

ilmu kepada penulis selama perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas

seluruh jasa dan amal kebaikan bapak dan ibu.

5. Seluruh staff karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh staff kantor Kecamatan Jatiluhur yang telah banyak memberi

bantuan dan dukungan kepada penulis.

8. Kedua orang tua tercinta Alm Santoso dan Resti Hartati yang tiada pernah

berhenti mendukung dalam segala bentuk, membimbing dan mendo’akan

dengan penuh kasih sayang, semoga Allah SWT memberi balasan yang

terbaik dan memberi kesempatan kepada penulis untuk terus berbakti.

iii
9. Sahabat seperjuangan penulis Siti Suryani, Nurul Hikmawati Sholeha dan

Nurmala Muhsin yang selalu memberi motivasi yang luar biasa kepada

penulis dalam suka maupun duka.

10. Seluruh teman-teman Party D’Gallaz semoga kita dapat sukses bersama.

11. Seluruh temen-teman Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan

2013, semoga kita dapat sukses bersama. Keluarga besar Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT jualah penulis berdoa, semoga mereka mendapat

balasan yang terbaik. Dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada

semoga skripsi ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi setiap langkah kita, Amin Yaa Rabb al-aalamin.

Jakarta, Juli 2017

Penulis

Ajeng Dwi Rahma Putri

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1


B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 6
D. Metodologi Penelitian ..................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 13
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan .................................................................. 16
1. Pengertian Pemberdayaan .......................................... 16
2. Proses Pemberdayaan ................................................. 19
3. Indikator Keberdayaan ............................................... 19
4. Tahapan Pemberdayaan ............................................. 22
B. Pemberdayaan Ekonomi................................................... 25
1. Pengertian Ekonomi ................................................... 25
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi .......................... 27
C. Pembudidayaan Ikan ........................................................ 30
1. Pengertian Pembudidayaan Ikan ................................ 30
2. Pengertian Karamba Jaring Apung (KJA) ................. 32

v
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Lembaga ................................................................. 37


1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................... 37
2. Struktur Organisasi Pemerintahan.............................. 38
3. Keadaan Penduduk Kecamatan Jatiluhur ................... 39
4. Gambaran Umum Waduk Jatiluhur .......................... 41
5. Kondisi Umum Perikanan di Waduk Jatiluhur .......... 42
6. Profil Usaha KJA di Waduk Jatiluhur........................ 44
7. Maksud dan Tujuan Berdirinya Keramba
Jaring Apung .............................................................. 45

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA HASIL


PENELITIAN

A. Temuan Penelitian Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi


Masyarakat Melalui Usaha Keramba Ikan di
Waduk Jatiluhur ............................................................... 48
B. Analisis Hasil Penelitian .................................................. 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 67
B. Saran ................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya,

kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak

orang di dunia ini. Meskipun dalam tingkatan yang berbeda, tidak ada

satupun negara di jagat raya ini yang “kebal” dari kemiskinan.1 Masyarakat

Indonesia jelas sadar akan keadaan ekonomi di tanah air. Untuk bisa keluar

dari lingkaran kemiskinan mereka juga harus berusaha mencari pekerjaan

yang layak, yang bisa menghidupi dirinya beserta keluarganya demi

mengubah keadaan hidupnya agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

Akan tetapi kadang kala mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah,

banyak persaingan dalam hal mendapatkan pekerjaan mulai dari persaingan

dalam tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Tingkat pendidikan

pengangguran didominasi tamatan SMU kebawah mengindikasikan sulitnya

penyerapan angkatan kerja. Tindakan yang dapat dilakukan pemerintah

misalnya perbaikan layanan pendidikan, khususnya pendidikan formal, dan

mengurangi angka siswa putus sekolah.2 Sedangkan cara lain untuk bisa

mengurangi jumlah pengangguran adalah dengan berwirusaha. Wirausaha

relative bisa bertahan dalam menghadapi permasalahan ekonomi yang sering

1
Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model
Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan ( Bandung: ALFABETA, 2009), h. 14
2
Tim Website, “Perkembangan dan Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia,” artikel
diakses pada 29 September 2015 dari http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/19-
perkembangan-solusi-masalah-pengangguran-di-indonesia

1
2

terjadi. Keberadaanya juga memiliki peluang yang cukup besar dalam

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.

Selain itu kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan

pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan

ekonomi. Karena wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan,

memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan

produktivitas nasional.

Sektor informal merupakan alternative yang dapat membantu

menyerap pengangguran. Ada berbagai macam jenis usaha yang bisa digarap,

yaitu usaha ekstraktif, agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Salah satu

jenis usaha yang sering digarap oleh masyarakat yang notabennya belum

pernah berwirausaha adalah di bidang agraris. Usaha agraris mencakup

berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil-hasil pertanian

(agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan oleh

pertanian atau perkebunan dan perternakan.3

Perikanan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan

perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan

kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan taraf hidup bangsa pada

umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku

usaha di bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian,

dan ketersediaan sumber daya ikan.4 Salah satu pemanfaatan sumber daya

3
Buchari Alma, Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2011). h. 137
4
Undang-Undang Perikanan 2004, UU RI No. 31 Th. 2004 Tentang Perikanan, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006). H. 49
3

perairan umum adalah waduk atau danau buatan yang memiliki potensi besar

di berbagai aspek kehidupan.

Waduk biasanya dibangun untuk beberapa tujuan penting, seperti

pembangkit listrik tenaga air, irigasi atau pengendali banjir. Dalam berbagai

kasus, diproyeksikan suatu seri keuntungan yang terintegrasi yang meliputi

ketiga tujuan tadi dan meliputi keuntungan lainnya seperti perikanan waduk,

perbaikan pengangkutan, perbekalan persediaan air untuk keperluan rumah

tangga dan industri, dan fasilitas pariwisata.5

Salah satu waduk yang berpotensi adalah waduk Jatiluhur di

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Banyaknya potensi yang dimiliki waduk

memerlukan perhatian dari pemerintah untuk pembangunan dan

pengelolaannya, karena dapat menunjang peningkatan pendapatan

kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar waduk.

Waduk Jatiluhur (Ir. H. Juanda) merupakan waduk yang dibangun di

daerah aliran sungai (DAS) Citarum dengan tujuan utama sebagai

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan penyediaan air minum. Waduk

yang terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, memiliki luas

8.300 ha dengan kapasitas waduk mencapai kurang lebih 3 milyar m3 dan

juga muka air maksimum mencapai 107 meter di atas permukaan laut. Pola

budidaya ikan di waduk ini dilakukan dengan sistem Keramba Jaring Apung

(KJA) berukuran 7x7 meter. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah jenis ikan

mas, nila, dan patin.6

5
Dasman, Prinsip Ekologi Untuk Pembangunan Ekonomi. (Gramedia, Jakarta, 1977). h. 68
6
Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Purwakarta 2004-2007.
4

Kegiatan budidaya ikan di dalam Karamba Jaring Apung (KJA) di

waduk Jatiluhur, pada awalnya dimaksudkan sebagai kompensasi bagi petani

atau penduduk yang lahannya termasuk areal genangan waduk, tetapi tetap

bertahan sebagai petani di desa-desa sekitar genangan.

Dalam perkembangan kegiatan ini telah tumbuh sebagai bisnis yang

menguntungkan dan menarik banyak kalangan untuk terlibat. Akibatnya

jumlah petak usaha berkembang dengan cepat sekali. Skala usaha budidaya

ikan Keramba Jaring Apung di waduk Jatiluhur berbeda-beda, tergantung dari

besaran modal yang dimiliki petani pembudidaya Keramba Jaring Apung.

Secara rata-rata petani pembudidaya Keramba Jaring Apung di waduk

Jatiluhur termasuk petani dengan skala usaha kecil. Petani pembudidaya ikan

Keramba Jaring Apung yang terdiri dari 1 unit budidaya yang terdiri dari 4-6

petak Keramba Jaring Apung. Skala usaha minimal sebuah unit usaha

budidaya adalah terdiri dari 1 unit budidaya yang memiliki 4 petak jarring

terapung. Semakin besar usaha skalanya, maka semakin banyak jumlah unit

budidayanya dan semakin banyak juga jumlah petak jaring apungnya. Sebuah

usaha pembudidayaan yang besar dapat memiliki hingga lebih dari seratus

petak jaring terapung.

Pemilik usaha umumnya masyarakat asli Purwakarta. Walaupun

begitu, ada juga pemilik yang merupakan pendatang dari kota lain. Umumnya

pemilik usaha tidak menjaga sendiri petak Keramba Jaring Apung mereka

dan lebih suka menggaji tenaga kerja penunggu petak.

Tenaga kerja penunggu petak ini umumnya memahami teknik

budidaya ikan di Keramba Jaring Apung namun tidak memiliki kecukupan


5

modal untuk usaha sendiri. Pada akhirnya mereka hanya menjadi tenaga kerja

upahan yang bertugas menjaga petak jaring apung orang lain.

Umumnya seorang petani pembudidaya Keramba Jaring Apung perlu

menyediakan modal antara 30 sampai 100 juta rupiah untuk memulai usaha

budidaya Keramba Jaring Apung. Besarnya modal awal ini membuat tidak

semua penduduk lokal di sekitar waduk Jatiluhur dapat memulai usaha

budidaya ikan Keramba Jaring Apung.

Sebagian penduduk yang memiliki modal cukup dapat menjadi pemilik

budidaya, dan sisanya yang tidak memiliki kecukupan modal untuk membuka

usaha sendiri, harus cukup puas untuk menjadi tenaga upahan yang bertugas

menjaga petak jaring apung.

Usaha keramba jaring apung yang ada di waduk Jatiluhur berada di

bawah naungan perusahaan umum jasa tirta. Perusahaan ini hanya

menyediakan air bersih dan menyewakan tempat untuk para pembudidaya

yang ingin melakukan budidaya jaring apung tersebut. Pemberdayaan yang di

lakukan di keramba jaring apung ini adalah dengan memberikan pelatihan

kepada beberapa pekerja yang ingin memulai usaha budidaya keramba jaring

apung dengan modal sendiri. Karena, tidak semua pekerja ingin memulai

usahanya sendiri selain harus memiliki modal tetapi juga harus memiliki

keahlian atau ilmu dalam management keuangannya.

Dengan melihat latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian di waduk Jatiluhur karena di waduk Jatiluhur

banyak melakukan pemberdayaan ekonomi melalui kegiatan budidaya ikan.


6

Maka peneliti hendak mengadakan penelitian tentang apakah usaha Karamba

Jaring Apung mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI

USAHA KARAMBA IKAN DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN

PURWAKARTA.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dan akan dibahas pada penulisan

skripsi ini lebih terarah dan tidak meluas. maka peneliti membatasi penelitian

pada rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pemberdayaan yang diberikan oleh pengusaha

karamba ikan terhadap karyawan ?

2. Apakah usaha karamba ikan di Waduk Jatiluhur Purwakarta membantu

meningkatkan ekonomi karyawan ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Disesuaikan dengan pembatasan masalah dan perumusan

masalah, maka penelitian ini ditujukan untuk:

a) Untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan yang diberikan

oleh pengusaha karamba ikan terhadap karyawan ?

b) Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh oleh karyawan ?


7

2. Manfaat Penelitian

Signifikansi dari penelitian ini akan mengemukakan bagaimana

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha karamba ikan di

waduk Jatiluhur Purwakarta. Manfaat penelitian ditujukan bagi :

a) Sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah untuk merumuskan

kebijakan pengelolaan kawasan waduk untuk kegiatan ekonomi

dalam bidang wisata dan perikanan terutama perikanan.

b) Secara akademik dapat memperkaya konsep pendidikan khususnya

dalam pembelajaran ekonomi dan dalam bidang usaha. Penelitian ini

juga dapat dijadikan sebagai masukan ilmu kependidikan bagi

pembudidaya keramba ikan di daerah lain.

c) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan

penelitian khususnya di bidang nilai ekonomi pemanfaatan

sumberdaya.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah unsur penting dalam melakukan

pendekatan dalam meneliti penjelasan secara lisan baik tulisan

berdasarkan hasil penelitian yang telah diamati. Oleh karena itu,

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan

prosedur penelitian agar dapat menghasilkan data deskriptif.

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dikutip oleh

Moleong adalah penelitian yang menghasilkan data deksriptif berupa


8

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.7

Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisa datanya berupa kata-

kata, gambar dan bukan angka-angka.8

2. Macam dan Sumber Data

Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua

bagian yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data utama yang terdiri dari kata-kata dan

tindakan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari hasil wawancara dengan responden di lapangan serta hasil

observasi pada subjek penelitian, yaitu data berasal dari para

pembudidaya karamba ikan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah berupa catatan atau dokumen yang

diambil dari berbagai literature, internet atau tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan masalah penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

dengan berkomunikasi langsung atau tidak yaitu dengan mempergunakan

teknik sebagai berikut:

7
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , 2000),
h.6
8
Chaedar Alwasih, Pokoknya Kualitatif, (Bandung: Pustaka Jaya, 2002), h.6
9

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan

seluruh panca indra (melihat, mendengar dan merasakan).9 Maka

subyek yang paling relevan dengan tujuan penelitian menjadi

perhatian pertama dalam sebuah observasi.

Data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah

melakukan kegiatan observasi terhadap kegiatan pemberdayaan

melalui pembudidayaan karamba ikan yang dilakukan di waduk

Jatiluhur. Sehingga peneliti dapat melihat langsung bagaimana

pembudidaya atau para petani ikan melakukan kegiatan karamba

jaring apung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi

langsung tentang beberapa jenis data.10 Wawancara sangat

dibutuhkan dalam setiap penelitian guna mendapatkan informasi

menurut cara pandang masyarakat ataupun objek penelitian.

Wawancara dalam hal ini selain dalam bentuk Tanya langsung,

responden juga dimintai kesediannya untuk mengisi angket terbatas.

Pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam

tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan

orang. Data terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks

9
Indriati Yulistiani, Ragam penelitian kualitatif: penelitian lapangan (Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik: UI, 2001), h, 16
10
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Jogjakarta: Andi Offiset, 1983), h, 49
10

yang cukup untuk diiterpretasi.11Teknik wawancara yang digunakan

dalam penelitian kualitatif ini dilakukan wawancara mendalam guna

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan.

Dimana pewawancara dan informan turut terlibat langsung

dalam proses pengumpulan data. Dalam menentukan informan pada

penelitian ini dipilih dengan teknik Snowball Sampling, yakni

penelitian melalui wawancara secara bergulir dari informan satu

memperkenalkan ke informan yang lain. Penentuan informan pada

penelitian kualitatif yang terpenting bukanlah jumlah informannya.

Tetapi potensi tiap informan untuk memberikan pemahaman

mengenai aspek yang diteliti.12

c. Studi Dokumen

Pada penelitian kualitatif ini, untuk melengkapi penelitian

dengan data berupa fakta yang dapat disimpan. Penulis

menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi.

Dalam hal ini dokumentasi diperlukan untuk menganalisis data yang

bersumber dari data visual atau foto, data laporan menyangkut

kegiatan pembudidaya karamba ikan di waduk Jatiluhur, dan catatan

lain yang dapat melengkapi penelitian ini.

11
Emizir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012), cet. Ke-3, h. 37
12
Siti Noor Havidah, “Upaya Pemberdayaan Petani yang Dilakukan Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) Silih Asih di Kec. Cigombong Kab. Bogor”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 10
11

4. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan penelitian

deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang

sesuatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran

tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.

Biasanya, penelitian deskriptif seperti ini menggunakan metode survey.13

Teknik analisa data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan

sesuatu yang diperoleh mengenai kondisi usaha keramba ikan di waduk

Jatiluhur kemudian mendeskripsikan temuan-temuan yang ada dengan

berpedoman pada sumber-sumber tertulis. Analisis data adalah upaya

yang dilakukan dengan bekerja menggunakan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensistensiskannya, mencari dan memutuskan apa yang dapat dipelajari

dan apa apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.14

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).15

13
Dr. Irawan Suehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian dan
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet 8,
hal. 35
14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), cet. Ke-15, h. 3
15
Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 324-331
12

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di waduk Jatiluhur Kabupaten

Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian yang penulis teliti

dilaksanakan pada awal bulan April 2017 sampai bulan Juli 2017.

Dengan melihat langsung bagaimana kegiatan budidaya karamba

jaring apung dilakukan maka akan mempermudah peneliti dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ada.

6. Instrumen dan Alat bantu

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan

perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitianya. Pengertian

instrumen atau alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya

dari keseluruhan proses penelitian.16

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan

mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penyusunan

dan penulisan skripsi ini.

Adapun setelah peneliti mengadakan kajian kepustakaan,

akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki

tema dan judul hamper sama dengan yang akan peneliti teliti dan digunakan

sebagai bahan perbandingan dan bahan kajian dalam penyusunan skripsi ini,

maka judul-judul tersebut antara lain:

16
Lexy J Moleong, Metedologi penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 168.
13

1. Dalam skripsi yang berjudul: Dampak Bank Sampah Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan (Studi Kasus Bank Sampah

Cempaka II di Kelurahan Pondok Petir RW 09) Bojongsari Kota Depok.

Disusun oleh : Jean Anggraini. Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2013. Isi Pokok :

Bagaimana dampak bank sampah terhadap kesejahteraan masyarakat

apakah dengan adanya bank sampah di lingkungan kelurahan Pondok

Petir akan mensejahterakan masyarakat atau sebaliknya.

2. Dalam skripsi yang berjudul: Dampak Program Corporate Sosial

Responsibility (CSR) Pertamina Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Studi “Satu Aksi Untuk Ciliwung” Di Lenteng Agung Kecamatan

Jagakarsa Jakarta Selatan.

Disusun oleh : Siti Innayah. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2012.

Isi Pokok : Bagaimana dampak CSR Pertamina terhadap kesejahteraan

masyarakat Di Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.

F. Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN : Pada bab ini akan di paparkan

mengenai latar belakang msalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,


14

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS : Bab ini akan membahas mengenai

teori-teori yang terkait dengan penelitian ini, yang terdiri

dari teori evaluasi.

BAB III GAMBARAN UMUM : Bab ini membahas mengenai

gambaran umum lokasi penelitian di tempat budidaya

keramba ikan di waduk Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat,

gambaran umum usaha Keramba Jaring Apung yaitu

bagaimana proses usaha keramba ikan di waduk Jatiluhur

Purwakarta, Jawa Barat.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS : Bab ini membahas

mengenai hasil dan temuan data yang telah ditemukan,

yaitu bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat

melalui usaha karamba ikan studi kasus: waduk Jatiluhur

Purwakarta.

BAB V PENUTUP : Bab ini membahas kesimpulan dan saran yang

didapatkan hasil dan temuan data yang telah dianalisis.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu

empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan.

Pemberkuasaan dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau

meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau kurang

beruntung (disadvantaged). Pemberdayaan merupakan upaya untuk

membangun eksistensi seseorang dalam kehidupannya dalam memberi

dorongan agar memiliki kemampuan atau keberdayaan.17

Pemberdayaan juga dapat disebut suatu proses dimana seseorang

akan menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai

pengontrolan dan mampu memberikan pengaruh terhadap kejadian-

kejadian, serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.18

Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau

setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan. Dalam pengertian

lain, pemberdayaan atau pengembangan atau tepatnya pengembangan

sumber daya manusia adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi

masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan

memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika

17
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga penelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.232
18
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : PT Refika
Aditama, 2005), h. 58-59

15
16

ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat

memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-

pilihan.19

Menurut Kartasasmita, pemberdayaan sebagai strategi

pembangunan adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Memberdayakan

masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan.20

Dalam pemberdayaan diharapkan masyarakat yang kurang

berdaya menjadi masyarakat yang berdaya dan kuat dengan menggali

serta mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan kata lain,

pemberdayaan adalah untuk mencapai tujuan akhir yang disebut dengan

masyarakat sejahtera dan mandiri yang mempunyai kekuatan hidup atas

potensi dirinya sendiri.21

Dari beberapa pengertian pemberdayaan yang sudah disebutkan,

oleh penulis, berkesimpulan bahwa pemberdayaan ialah suatu upaya

yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat dengan cara

mendorong, memotivasi, dan mengembangkan kesadaran akan potensi

yang dimiliki masing-masing individu masyarakat atau potensi yang ada

di lingkungan (alam) serta berupaya untuk mengembangkannya. Dalam

19
Nanih Machendrawaty dan Agus Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Dari Idiologi,
Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42
20
Syamsir dan Amir, Sosiologi Pedesaan, h.238
21
Owin Jamasy, Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta:
Belantik, 2004). Cet pertama, h. 108
17

prosesnya pemberdayaan juga memerlukan waktu yang cukup panjang

dan dilakukan secara terus menerus, agar hasil yang didapatkan dari

pemberdayaan itu maksimal dan dapat mengubah masyarakat yang tidak

berdaya menjadi masyarakat yang berdaya.

Menurut Ife, seperti dikutip oleh Ismet Firdaus, mengatakan

bahwa ketidakberdayaan mengacu kepada konsep ketidakberuntungan

(disadvantage), yang dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu:

1) Kelompok lemah secara struktur (kelas, gender dan etnis yang

meliputi orang miskin, pengangguran, wanita, masyarakat lokal dan

kelompok minoritas)

2) Kelompok lemah khusus (lanjut usia, anak dan remaja, penyandang

cacat, gay, lesbian, masyarakat terasing)

3) Kelompok lemah secara personal (mereka yang mengalami masalah

pribadi dan keluarga)22

Secara teoritis ketidakberdayaan merupakan sebuah kondisi yang

kompleks, berasal dari individu dan masyarakat sebagai faktor internal

dan lingkungan sebagai faktor eksternal. Individu dan kelompok bukan

berarti tidak memiliki potensi, pengetahuan atau sumber material, akan

tetapi mereka belum atau tidak memiliki kemampuan, pengetahuan untuk

mengelola potensi. Mereka terpaksa pasrah kepada kondisi yang ada.

Mereka tidak berdaya karena tidak mendapatkan kesempatan, atau

mereka tidak mengetahui sumber-sumber potensi yang ada disekitar

22
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,
(Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 163
18

mereka atau tidak mengetahui potensi-potensiyang ada dari diri mereka

sendiri.23

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatu yang

berkesinambungan di mana komunitas atau kelompok masih ingin

melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada satu

program saja.24 Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap :

1. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya guna

dan tidak memberdayakan

2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak

pemberdayaan

3. Mengidentifikasi masalah

4. Mengidentifikasi teknis daya yang bermakna

5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan.

3. Indikator Keberdayaan

Menurut Kieffer sebagaimana dikutip oleh Edi Suharto,

pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi kompetensi

kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif. Parson

et.al. sebagaimana dikutip oleh Edi Suharto, juga mengajukan tiga

dimensi pemberdayaan yang merujuk pada :

23
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, h.164
24
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Kesejateraan Sosial, (Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi UI 2002), cet ke 2, h. 173
19

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan

individual yang kemudian berkembang menjadi perubahan sosial

yang lebih besar.

b. Keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna

dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

c. Pembebasan yang dihasilkan dari gerakan sosial, yang dimulai dari

pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian

melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut

untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang

masih menekan.25

Schuler, Hashemi dan Riley sebagaimana yang dikutip oleh Edi

Suharto, mengembangkan delapan indikator pemberdayaan, yang mereka

sebut sebagai Empowerment Index atau indeks pemberdayaan.

Diantaranya:

a. Kebebasan mobilitas, kemampuan individu untuk pergi ke luar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas

medis, bioskop, rumah ibadah, ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas

ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.

b. Kemampuan membeli komoditas kecil, kemampuan individu untuk

membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari

(beras,minyak tanah, minyak goring, bumbu): kebutuhan dirinya

(minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak, sampo). Individu

dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat

25
Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.63
20

membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya: jika ia

dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan

uangnya sendiri.

c. Kemampuan membeli komoditas besar, kemampuan individu untuk

membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian,

TV, radio, Koran, majalah, pakaian keluarga. Seperti halnya

indicator tersebut, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat

membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya: terlebih

jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan

uangnya sendiri.

d. Terlihat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga,

mampu membuat keputusan secara sendiri maupun bersama

suami/istri mengenai keputusan/keputusan keluarga, misalnya

mengenai renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak,

memperoleh kredit usaha.

e. Kebebasan relative dari dominasi keluarga, responden ditanya

mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seorang (suami, istri,

anak-anak, mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan, dari dia

tanpa ijinnya: yang melarang mempunyai anak: atau melarang

bekerja di luar rumah.

f. Kesadaran hukum dan politik, mengetahui nama salah seorang

pegawai pemerintah desa/kelurahan: seorang anggota DPRD

setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat

nikah dan hukum-hukum waris.


21

g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes, seorang dianggap

„berdaya‟ jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang

lain melakukan protes, misalnya, terhadap suami yang memukul

istri‟ istri yang mengabaikan suami dan keluarganya; gaji yang tidak

adil; penyalahgunaan bantuan sosial; atau penyalahgunaan

kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.

h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga; memiliki rumah,

tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang dapat dianggap memiliki

poin tinggi jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau

terpaksa dari psangannya.26

4. Tahapan Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan.

Adapun tahapan-tahapan pemberdayaan yang umum digunakan, antara

lain sebagai berikut:27

a. Tahap Persiapan.

Tahap persiapan ini di dalamnya adalah tahap (a) penyiapan

petugas. Penyiapan petugas ini terutama diperlukan untuk

menyamakan persepsi antara anggota tim agen perubah (change

agent) mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan

pengembangan masyarakat. (b) Penyiapan lapangan. Sedangkan

tahapan penyiapan lapangan, petugas (community worker) pada

26
Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 63-66
27
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013), cet ke 2, h. 188
22

awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.

b. Tahap Assesment.

Proses assessment yang dilakukan di sini adalah dengan

mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga

sumber daya yang dimiliki klien. Dalam proses assessment ini

masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka dapat

merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar-

benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri.

c. Tahapan Perencanaan Alternative Program atau Kegiatan.

Pada tahap ini petugas (community worker) secara partisipatif

mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang

mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya

mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat

memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan yang dapat

mereka lakukan.

d. Tahap Formula Rencana Aksi.

Pada tahap ini agen perubahan (community worker)

membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk

memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis, terutama

bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak

penyandang dana.
23

e. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan.

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang

paling krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat,

karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat

melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama

petugas, maupun kerja sama antar warga.

f. Tahap Evaluasi.

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas

terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan

masyarakat sebaiknya sumber daya yang ada. Akan tetapi kadang

kala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai

tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses di harapkan akan

dapat memberikan dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan

keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu

sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara

internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat

membentuk suatu sistem dalam mansyarakat yang lebih mandiri

dengan memanfaatkan umpan balik yang berguna bagi perbaikan

suatu program ataupun kegiatan.

g. Tahapan Terminasi.

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara

formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali

bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tidak


24

jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah

melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena

anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat

dan meneruskan.

B. Pemberdayaan Ekonomi

1. Pengertian Ekonomi

Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu

economy. Sementara kata economy itu sendiri berasal dari bahasa

Yunani, yaitu oikonomike yang berarti pengelolaan rumah tangga.

Adapun yang dimaksud dengan ekonomi sebagai pengeloalaan rumah

tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan

pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya

rumah tangga yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan usaha, dan keinginan masing-masing.28

Secara terminologi dikatakan bahwa ekonomi adalah pengaruh

tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia

secara perseorangan dan kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang

tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.29

Pengertian lain dikemukakan oleh Anshori, seperti dikutip oleh

Damsar dan Indrayani ia mengartikan bahwa ekonomi adalah kegiatan

manusia dan kegiatan masyarakat untuk mempergunakan unsur-unsur

28
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.9
29
Anfal, “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuat Assesories di
Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tanggerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015), h. 19
25

produksi seperti kekayaan alam, modal, tenaga kerja dan skill dengan

sebaik-baiknya guna memenuhi berbagai macam kebutuhan.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengertian ekonomi adalah

sebuah bidang kajian ilmu yang berhubungan tentang pengurusan sumber

daya material individu, masarakat, dan negara untuk meningkatkan

kesejahteraan kehidupan manusia. Karena itulah, ekonomi merupakan

salah satu ilmu yang berkaitan tentang tindakan dan perilaku manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berkembang dengan sumber

daya yang ada melalui kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi.

Ekonomi juga merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat

pemuas kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud di sini

berkait dengan aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan

produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-

barang langka.30

Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu usaha dalam

pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan

pengalokasian sumberdaya masyarakat (rumah tangga dan pebisnis atau

perusahaan) yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing.

Atau dengan kata lain bagaimana masyarakat (termasuk rumah tangga

dan pebisnis atau perusahaan) mengelola sumber daya yang langka

melalui suatu pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya.31

30
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, h. 221
31
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 10
26

2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi

Pengembangan ekonomi masyarakat adalah gabungan dari tiga

unsur kata pembentuk istilah tersebut yakni, pertama, pengembangan

yang mempunyai arti proses, cara, perbuatan mengembang. Kedua,

ekonomi ialah tata cara atau aturan dalam masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Ketiga, definisi yang ada tentang masyarakat merujuk

pada area, kumpulan dan sosial ekonomi interaksi.

Berdasarkan telaahan terhadap kata-kata pembentuknya tersebut,

maka istilah pengembangan ekonomi masyarakat dapat didefinisikan

sebagai salah suatu program kegiatan yang dilakukan LSM atau

pemerintah dalam meningkatkan keterampilan hidup, permodalan

sekelompok orang agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, membuat

kondisi hidupnya lebih baik atau mengembangkan usaha yang

dimilikinya.32

Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus,

komprehensif, dan stimulant sampai ambang batas tercapainya

keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dan semua segmen yang

diperintah. Menurut Ndraha, dalam pemberdayaan ada berbagai macam

bentuk program pemberdayaan,33 di antaranya ;

a. Pemberdayaan Politik, yang bertujuan meningkatkan daya tawar

(bargaining position) yang diperintah mendapatkan apa yang

menjadi haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian

tanpa merugikan pihak lain.


32
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, h. 226
33
Ndraha Taliziduhu, Kronologi Ilmu Pemerintahan Baru, (Jakarta : Direksi Cipta, 2013),
h. 132
27

b. Pemberdayaan sosial budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia melalui investasi sumber daya manusia

(human investment) guna meningkatkan nilai manusia, penggunaan,

dan perlakuan yang adil terhadap manusia.

c. Pemberdayaan lingkungan, dimaksudkan sebagai program perawatan

dan pelestarian lingkungan agar pihak yang diperintah dan

lingkungannya mampu beradaptasi secara kondusif dan saling

menguntungkan.

d. Pemberdayaan ekonomi, diperuntukan sebagai upaya meningkatkan

kemampuan yang diperintah sebagai konsumen agar dapat berfungsi

sebagai penanggung dari dampak negative pertumbuhan,

pembayaran resiko salah urus, pemikul beban pembangunan,

kegagalan program, dan akibat kerusakan lingkungan.

Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu bentuk dari

program pemberdayaan yang fokusnya pada usaha memberdayakan

ekonomi masyarakat. Selanjutnya, dalam usaha memberdayakan

ekonomi masyarakat diperlukan adanya strategi yang terencana. Adapun

starategi dalam pemberdayaan ekonomi, ada 3 pendekatan yang bisa

diupayakan:

a. Harus terarah dan ditujukan langsung kepada yang memerlukan

b. Harus mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat.

c. Melalui pendekatan kelompok yang merupakan salah satu

pendekatan paling efektif sehingga penggunaan sumber daya juga

lebih efisien.
28

Dalam proses pemberdayaan ekonomi, pendekatan melalui

kelompok merupakan pendekatan yang efektif dalam usaha

memberdayakan masyarakat. Dengan menggunakan proses pendekatan

kelompok seperti di atas maka keuntungan yang dapat diperoleh antara

lain adalah :

a. Masyarakat golongan ekonomi lemah yang mempunyai kekurangan

akan lebih terbantu karena jika dilakukan bersama-sama akan lebih

mudah.

b. Dengan mempertimbangkan aspek biaya dan tenaga yang sama besar

dan sama jumlahnya maka pendekatan kelompok akan bisa melayani

kelompok sasaran yang lebih banyak dan ini berarti efisien secara

menyeluruh.

c. Adanya keterkaitan dengan budaya kita yaitu bahwa hidup

berkelompok, sikap kegotongroyongan, dan saling membantu sudah

menjadi budaya Indonesia da apabila diberikan arahan yang bersidat

membangun akan lebih mudah untuk dikembangkan.

d. Lewat pendekatan kelompok bila ada lembaga keuangan yang akan

melayani pinjaman permodalan maka nilai resiko kemacetan akan

dapat ditekan. Hal ini disebabkan dalam kelompok terdapat proses

control sosial yang tinggi dan dimungkinkan adanya sistem tanggung

jawab bersama.

e. Lewat pendekatan kelompok ada rasa solidaritas di antara anggota.


29

f. Lewat pendidikan kelompok terjadi proses belajar mengajar di antara

anggota. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai kesempatan seperti

pertemuan rutin secara periodik.34

Berkaitan dengan hal tersebut maka keberadaan sebuah kelompok

akan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sebab, pendekatan melalui

kelompok ini berdasarkan atas unsur kebersamaan dan tanggung jawab

moral yang merupakan landasan pengingkatan kesejahteraan masyarakat

dalam usaha yang mandiri. Melalui kelompok, kesulitan yang dihadapi

akan mudah dipecahkan bersama-sama seperti sulitnya modal, kurangnya

pengetahuan dan strategi pemasaran produk mereka.

C. Pembudidayaan Ikan

1. Pengertian Pembudidayaan Ikan

Budidaya ikan adalah istilah bioteknis sebagai terjemahan dari

istilah kultur ikan yang artinya penggalian, pembangunan dan pembinaan

untuk sesuatu tujuan. Dalam bahasa Indonesia kegiatan budidaya sering

dipakai bahasa “pengelolaan” yang menyangkut juga segi-segi

ketatalaksanaannya (management). Mengingat hal tersebut, maka yang

termasuk dalam usaha budidaya ikan adalah kegiatan dalam pengadaan

benih dan membesarkan sampai ukuran konsumsi.35

Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha

memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di aalam menjadi

34
Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan
Pemerataan, (Jakarta : PT. Pustaka Cidesindo). h. 234
35
Tasripin Djiwakusumah, Budidaya Perikanan Air Tawar, (Jakarta: T. pn., 1980), h. 1
30

ikan peliharaan. Sedangkan dalam pengertian luas, semua usaha yang

sudah dibuat tempat tersendiri dengan adanya campur tangan manusia.

Jadi, pengertian budidaya tidak hanya memelihara ikan di tambak.

Namun secara luas pengertian ini mencakup juga kegiatan mengusahakan

komoditi perikanan di danau, sungai dan laut.

Merriam, mendefinisikan perikanan sebagai kegiatan, industry

atau musim pemanenan ikan atau hewan laut lainnya. Definisi yang lebih

luas diberikan oleh Lackey, yang mengartikan perikanan sebagai suatu

sistem yang terdiri dari tiga komponen yakni biota perairan, habitat biota,

dan manusia sebagai pengguna sumber daya tersebut.36

Perikanan budi daya (Akuakultur) adalah kegiatan memproduksi

ikan dalam suatu wadah terkontrol dan berorientasi kepada keuntungan.

Berbeda dengan perinkanan tangkap yang hanya memanen (Capturing)

ikan dari perairan. Pada akuakultur, permanen (harvesting) dilakukan

setelah kegiatan pemeliharaan ikan yang mencakup persiapan wadah

pemeliharaan, penebaran benih, pembelian pakan, pengelolaan kualitas

air, serta penanganan hama dan penyakit.37

Sedangkan menurut penulis pembudidayaan ikan adalah kegiatan

memelihara dan memproduksi ikan dari mulai penebaran benih sampai

musim pemanenan ikan dalam satu wadah yang terkontrol.

36
Akhmad Fauzi, Ekonomi Perikanan, (Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2010), h.16
37
Irzal Effendi dan Wawan Oktariza, Manajemen Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2006), h. 10
31

2. Pengertian Karamba Jaring Apung (KJA)

Keramba jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan terbuat

dari jaring yang dibentuk segi empat atau silindris ada diapungkan dalam

air permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau

besi, serta sistem penjangkaran. Lokasi yang dipilih bagi usaha

pemeliharaan ikan dalam KJA relatif tenang, terhindar dari badai dan

mudah dijangkau. Ikan yang dipelihara bervariasi mulai dari berbagai

jenis kakap, sampai baronang, bahkan tebster. KJA ini juga merupakan

proses yang luwes untuk mengubah nelayan kecil tradisional menjadi

pengusaha agribisnis perikanan.

Keramba jaring apung (KJA) merupakan pola pembesaran ikan

yang banyak dilakukan di danau atau waduk. Jaring yang digunakan

untuk pemeliharaan diapungkan di danau atau waduk dengan bantuan

pelampung berupa drum plastik atau drum baja untuk mencegah KJA

tidak berpindah tempat. Petani biasanya menancapkan jangkar di dasar

perairan. Pada KJA yang jumlahnya banyak, petani umumnya

membangun rumah di atansya untuk tempat penampungan pakan dan

tempat tinggal para pekerja.

Keramba jaring apung merupakan salah satu metode

pemeliharaan ikan dalam kurungan yang terdiri atas 4 pola dasar

pemeliharaan ikan, yaitu :

1. Kurung tancap: bentuk kurungan ikan yang peletakannya

menggunakan tiang-tiang pancang yang ditancapkan ke dasar

perairan.
32

2. Kurungan terendam: bentuk kurungan ikan yang secara keseluruhan

terendam didalam air dan bergantung kepada pelampung / rangka

apung.

3. Kurungan lepas dasar: biasanya terbuat dari kotak kayu / bambu dan

diletakan pada dasar air yang beraliran deras, dan diberi pemberat /

jangkar.

4. Keramba jaring apung : jaring kurung apung ini terikat pada suatu

rangka dengan disukung oleh pengapung-pengapung.

Keramaba jaring apung atau KJA adalah tempat pemeliharaan

ikan yang terbuat dari bahan jaring yang dapat menyebabkan keluar

masuknya air dengan leluasa, sehingga terjadi pertukaran air dari

perairan ke perairan sekitarnya, serta pembuangan limbah atau sisa-sisa

proses pemberian pakan dengan mudah. KJA terdiri dari komponen-

komponen sebagai berikut :

a. Konstruksi Petak

Petak berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 meter persegi

sebaga pembatas petak dibangun pembatas yang dari konstruksi besi

atau bambu. Ukuran lebar konstruksi pembatas ini adalah sekitar 0,5

meter. Satu unit budidaya minimal terdiri dari 4 petak jaring apung.

Konstruksi utama petak dapat dibuat dari bambu atau besi.

Penggunaan konstruksi besi lebih disarankan karena lebih kuat dan

menambah umur pemakaian aset. Konstruksi besi petak terbuat dari

besi tipis dan dibuat dengan lebar sekitar 0,5 meter dan cukup

dilewati oleh orang dewasa. Diantara dua besi utama dipasang besi-
33

besi pendek yang kerapatannya tergantung pada selera petani

pembudidaya. Sebagai pengganti besi pendek dapat pula digunakan

kayu. Selanjutnya diatasnya diberi lagi tambahan bambu-bambu

kecil untuk memudahkan orang berjalan diatasnya.

b. Tong Pengambang

Petak diapungkan dengan menggunakan drumkosong yang diisi oleh

udara. Untuk satu petak digunakan 12 drum kosong untuk membuat

petak tetap dapat mengapung, yaitu 4 drum diletakan dipojokan

petak, dan 2 drum diletakan diantara dua pojokan. Sedangkan, untuk

membuat satu unit budidaya dibutuhkan 33 tong. Di bagian bawah

tong pengambang.

c. Jaring

Didalam petak dikaitkan jaring untuk melokalisasi ikan mas dengan

kedalaman 4 meter. Ditiap-tiap sudut jaring dipasangkan pemberat

untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Ukuran jaring ikan

mas rata-rata adalah 7 x 7 meter persegi. Apabila petani melakukan

tumpang sari budidaya dengan memelihara ikan nila juga, di bawah

jaring ikan mas akan dipasang jaring ikan nila. Ukuran jaring ikan

nila umumnya adalah 7 x 7 x 16 meter kubik dan diletakan dibawah

jaring ikan mas. Dimasing-masing sudut jaring, juga ikatkan

pemberat untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Jaring ini

tidak dijual dalam bentuk bujur sangkar sehingga petani

pembudidaya harus menjahit dulu jaring baru sehingga sesuai

dengan bentuk dan ukuran yang dibutuhkan.


34

d. Pemberat/Jangkar

Dimasing-masing sudut petak diberikan pemberat/jangkar. Untuk

setiap sudut petak dipasang pemberat yang terdiri dari batu kali

sebesar 200 kg yang dimasukan kedalam karung dan diikat ke sudut

petak. Diantara dua sudut, dipasang juga pemberat yang lebih kecil

yang dibuat dari adukan semen yang dimasukan kedalam bola

plastic.

e. Peralatan Produksi

Peralatan produksi budidaya ikan tidak terlalu banyak. Peralatan

produksi terdiri dari tong tempat menyimpan pakan. Jaring untuk

menyebar pakan, dan jaring untuk panen. Untuk satu petak biasanya

disediakan 1 buah tong tempat menyimpan pakan.

f. Rumah Tunggu

Rumah tunggu digunakan oleh petani pembudidaya sebagai tempat

tinggal selama masa tanam. Rumah tunggu ini umumnya dibangun

secara semi permanen dan terbuat dari dinding dan lantai kayu, serta

atap genting. Luas rumah tunggu ini tidak terlalu besar hanya cukup

menampung dua orang sampai tiga orang. Isi dari rumah penunggu

umumnya terdiri dari perabotan tidur, perabotan makan, TV, dan

kamar mandi. Sebagai sumber listrik digunakan surya atau dynamo

yang digerakan oleh bahan bakar diesel.

Usaha budidaya ikan air tawar dengan menggunakan teknik

keramba jaring apung (KJA) lebih efisien dari segi biaya dari pada teknik

tambak di kawasan danau atau perairan tertutup yang sifatnya permanen


35

dan rentan terhadap konflik kepemilikan lahan atau tanah. Selain itu

keramba jaring apung termasuk alat produksi yang fleksibel, karena bila

tidak berproduksi keramba dapat didaratkan untuk menjaga keamanan

dan pemeliharaannya.

Keramba jaring apung merupakan bentuk / sistem kurungan yang

banyak sekali dipakai dan bentuk serta ukurannya bervariasi sesuai

dengan tujuan penggunaannya, di karenakan sistem keramba ini memiliki

nilai yang ekonomis (murah) dan merupakan cara yang sangat baik untuk

menyimpan berbagai organisme air, maka banyak sekali kegunaannya

yaitu : sebagai sarana penyimpanan sementara, sebagai tempat

pemeliharaan pembesaran ikan-ikan konsumsi, tempat penyimpanan dan

transportasi ikan umpan, wadah organisme air untuk memonitor kualitas

lingkungan, sarana pemeliharaan.

Sejauh ini keramba jaring apung merupakan yang paling baik

untuk budidaya ikan secara intensif dibandingkan cara lain seperti kurung

tancap, tambak, kolam, ataupun kolam arus, ditinjau dari segi-segi

pengelolaan mudah diterapkan, tingkat kualitas ikan peliharaan,

pemanfaatan sumber daya maupun nilai ekonomisnya.


BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Lembaga

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Jatiluhur merupakan salah satu kecamatan yang

berada di kabupaten Purwakarta, provinsi Jawa Barat. Kecamatan

Jatiluhur terletak 5km disebelah selatan Purwakarta (ibu kota kabupaten)

dan kurang lebih 95 km dari kota Bandung (ibu kota provinsi).

Secara geografis, kecamatan Jatiluhur terletak pada ketinggian

rata-rata 40 m dari permukaan laut dan terletak pada batas 600 30‟ LS

sampai 600 49‟ LS dan 1070 14‟ BT sampai 1070 22‟ BT. Luas kecamatan

Jatiluhur adalah 60, 11 km2, terdiri dari tanah darat 18.562 Ha, tanah

sawah, kebun 666, 562 Ha. Adapun Batas-batas kecamatan Jatiluhur

adalah sebagai berikut:

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Purwakarta

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukasari

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Karawang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pasawahan dan

Kecamatan Sukatani38

Jatiluhur adalah sebuah kecamatan di kabupaten Purwakarta,

provinsi Jawa Barat. Purwakarta, dikelilingi oleh bendungan atau waduk

yang merupakan tempat pembudidayaan ikan kolam terapung atau keramba.

38
Profil Kecamatan Jatiluhur, 2015

36
37

2. Struktur Organisasi Pemerintahan

Gambar 1

Struktur Organisasi Kecamatan Jatiluhur

CAMAT

Rahmat Heriansyah S. Sos

KELOMPOK SEKRETARIS CAMAT


JABATAN
FUNGSIONAL H. Rahmat Pardede. SH

SUBBAG KASSUBBAG KASSUBBAG


KEPEGAWAIAN PERENCANAAN KEUANGAN

Marnia. SE Erlan Diansyah Lia Yuliati. S AN

KASI KASI KASI PMD KASI KASI


TAPEM TRAMTIBUM EKBANG KESRA
Dede
Deni H. Hartomi Sukmana Nina Soleh
Gunawan Kurniasih Sukarsa

Kecamatan Jatiluhur terdiri atas 10 desa, memiliki total 17.338

rumah dan 618 rumah diantaranya masuk dalam kategori tidak layak

huni. Setiap kelurahan/desa tersebut memiliki 61 RW dan 206 RT.

Berdasarkan profil desa yang dibuat setiap tahun, semua desa yang

berada di kecamatan Jatiluhur adalah Desa Swakarya. Kantor

Pemerintahan Kecamatan Jatiluhur terletak di Jalan.Ir. H Djuanda no. 20

di desa Cilegong.
38

3. Keadaan Penduduk Kecamatan Jatiluhur

Jumlah penduduk di Kecamatan Jatiuhur adalah sebanyak :

65.700 Jiwa terdiri dari Jumlah Laki-laki 33.469 Jiwa dan Jumlah

Perempuan 32. 231 Jiwa. Luas wilayah sebesar 60,11 Ha. Tingkat

kepadatan dan tingkat pertumbuhan penduduk Kecamatan Jatiluhur

termasuk tinggi. Hal ini mungkin disebabkan letaknya yang strategis

sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan tempat tinggal dan

mengembangkan usaha.

Mayoritas penduduk di wilayah Kecamatan Jatiluhur bekerja pada

sektor perdangan dan petani ikan selebihnya bekerja pada sektor jasa.

Sedangkan kultur budaya masyarakat Kecamatan Jatiluhur sangat agamis

karena didominasi oleh penduduk beragama islam.

Didalam pencatatan pendataan penduduk di Kecamatan Jatiluhur

berpedoman pada register yang telah ada, pencatatan dilaksanakan secara

kronologis, setiap bulan dilakukan penjumlahan sebagai bahan laporan

bulanan.

Tabel 1

Jumlah penduduk Kecamatan Jatiluhur

NO PENDUDUK JUMLAH
1 Laki - laki 33.469 Jiwa
2 Perempuan 32.231 Jiwa
3 Kepala Keluarga 20.191 KK
4 Pendatang 2.114 Jiwa
5 Pindah 1.083 Jiwa
6 KK Miskin 2.677 KK
Sumber : Berdasarkan Data dari Kecamatan Jatiluhur Purwakarta
39

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Umur

NO UMUR JUMLAH
1 <1 2.628 Jiwa
2 1- 4 4.808 Jiwa
4 5-14 10.519 Jiwa
5 15-39 28.012 Jiwa
6 40-64 15.220 Jiwa
7 65 keatas 4.513 Jiwa
Sumber : Berdasarkan Data dari Kecamatan Jatiluhur

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH


1 Tamat SD 9.04
2 Tamat SMP 7.76
3 Tamat SMA 9.13
4 Tamat Diploma 1.785
5 Tamat S1 1.800
6 Tamat S2 60
Sumber : Berdasarkan Data dari Kecamatan Jatiluhur

Berkaitan dengan pengembangan usaha tani budidaya ikan dalam

KJA maka salah satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan adalah

sumber daya manusianya dalam hal ini petani. Kualitas sumber daya

manusia (petani) yang rendah akan menjadi salah satu faktor pemicu

yang menghambat jalannya usaha tani budidaya ikan tersebut.

Dalam bidang peternakan dan perikanan pengelolaan budidaya

ikan air tawar kolam apung waduk Jatiluhur memberikan dampak positif

bagi perekonomian warga, kolam apung yang banyak terdapat di tengah-

tengah waduk Jatiluhur merupakan sumber perekonomian masyarakat.


40

Kolam apung ini setiap bulannya menghasilkan ikan segar yang

siap dijual dan menghasilkan pundi-pundi uang bagi para nelayan yang

mengusahakannya. Waduk jatiluhur saat ini menampung sekitar 23.746

unit kolam apung jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila, patin,

jambal dan mas. Populasi produksi dari KJA dalam 40 ton/hari dengan

pemasaran Palembang, Banten, DKI Jakarta dan Semarang.

4. Gambaran Umum Waduk Jatiluhur

Waduk merupakan badan perairan yang dibentuk dengan

membangun dam sehingga air bendungan berada di belakang dam.

Waduk Jatiluhur Ir. H Djuanda (waduk Jatiluhur) merupakan waduk

terbesar di Jawa Barat dan tertua di Indonesia yang memiliki fungsi

serbaguna.

Waduk Ir. H Djuanda mempunyai luas 8.300 ha dengan kapasitas

waduk mencapai kurang lebih 3 milyar m3 yang memiliki fungsi sebagai

penyediaan bahan baku air minum dan industri, PLTA, penyediaan air

irigasi air pertanian, perikanan, pariwisata, dan pengendali banjir.

Waduk Ir. H. Juanda dibentuk dengan membendung Sungai

Citarum dan anak sungai yang berada di Kecamatan Jatiluhur. Waduk ini

mendapat pasokan air dari dua waduk yang berada di bagian hulu

sepanjang DAS Citarum, yaitu waduk Saguling dan Cirata. Sumber air

waduk berasal dari daerah pengaliran waduk Saguling dan Cirata yang

juga terdapat keramba jaring apung ( KJA ) dalam jumlah yang banyak

dan mengakibatkan beban pencemaran terakumulasi di Waduk Ir. H.

Juanda.
41

Bendungan Ir.H. Juanda terletak kurang lebih 8 km sebelah Barat

Purwakarta dibangun dengan tipe timbunan batu dengan inti tanah liat

miring, tinggi 105 m dan panjang 1220 m membentuk genangan air

seluas 83 Km2 dan menampung air 3 milyar m3. Berbeda dengan waduk

Cirata dan Saguling yang berfungsi tunggal (pembangkit tenaga listrik),

waduk Ir.H.Juanda merupakan waduk serbaguna yang antara lain

digunakan untuk :

a. Penyediaan air untuk pengairan di Jawa Barat bagian Utara yang

meliputi areal sawah seluas 242.000 Ha.

b. Pembangkit tenaga listrik berkapasitas 187,5 MW (setelah di

Uperating) dan dapat berproduksi 1000 juta kWh/tahun.

c. Pencegahan banjir di daerah Kabupaten Karawang dan sekitarnya.

d. Penyediaan air baku untuk air minum, air untuk kebutuhan industri,

dan air penggelontoran.

e. Budidaya perikanan air tawar melalui teknik jaring apung

f. Pengembangan pariwisata dan olahraga air

g. Trasnportasi air.

5. Kondisi Umum Perikanan Budidaya Di Waduk Jatiluhur

Secara umum ikan-ikan yang terdapat di waduk Jatiluhur

diklasifikasikan menjadi ikan yang tumbuh secara alami dan ikan yang

dibudidayakan. Benih ikan yang tumbuh secara alami tidak sepenuhnya

habitat asli tetapi telah dilakukan beberapa kali penebaran benih oleh

pengelola waduk. Pemeliharaan ikan budidaya yang menggunakan jaring


42

terbuat dari benang polyethylene dan secara umum dikenal dengan

Keramba Jaring Apung (KJA).

Sejak diresmikannya Perusahaan Negara Jatiluhur (PNJ)

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 8 yahun 1967 tanggal 24 juli

1967 salah satu fungsi dibangunnya waduk adalah penambahan produksi

perikanan darat. Namun demikian pemanfaatan waduk untuk perikanan

budidaya baru dimulai pada tahun 1988 dan luasan yang

direkomendasikan untuk pemanfaatan ini hanya satu persen dari luas

waduk dengan jumlah KJA yang direkomendasikan sebesar 2.100 petak

zonasi direkomendasikan pada satu lokasi yakni di daerah Ubrug.

Dalam pembinaan budidaya ikan dalam KJA di waduk Jatiluhur

Pemda setempat melalui Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten

Purwakarta berperan sebagai koordinator pengaturan, pembinaan,

pengawasan, dan pengendalian yang diawali dengan penyusunan rencana

induk tata ruang yang kemudian ditetapkan melalui ketetapan pemerintah

kabupaten Purwakarta dan dijabarkan ke dalam zonasi penataan lokasi

serta petunjuk teknis pelaksanaan.

Spesifikasi untuk ukuran setiap petak keramba jaring apung

adalah luas petak 49 m2 (7mx7m) dengan tinggi 2 meter dan umumnya

setiap 4 petak jaring petani menggunakan lapisan jaring dibawahnya

yang biasa disebut oleh petani sebagai jaring kolor. Satu unit KJA terdiri

dari 4 petak jaring yang dilengkapi dengan ruangan untuk gudang pakan

dan rumah jaga.


43

KJA ditempatkan dengan memperhatikan kedalaman air 10 meter

(3 meter untuk bagian atas dan 7 meter untuk bagian bawah), arah

gelombang yang dominan, jarak antar unit KJA (50 m) letak pemasangan

jangkar dan batas antar balok. Luas permukaan satu unit jaring apung

secara keseluruhan adalah 196 m2 (14mx14m) yang terdiri dari empat

petak kolam bagian atas. Jarak antar petakan kolam berselang satu meter

dan jarak antar unit keramba tidak boleh kurang dari satu meter.

6. Profil Usaha KJA Di Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat merupakan salah satu

sentra pembudidayaan ikan mas terbesar di pulau Jawa. Waduk Jatiluhur

terletak di kecamatan Jatiluhur, kabupaten Purwakarta. Bendungan ini

menyediakan fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua

kali tanam setahun), air baku air minum, budidaya perikanan dan

pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.

Budidaya ikan di waduk Jatiluhur menggunakan jaring terapung

telah berlangsung selama beberapa tahun. Perum Jasa Tirta II

bekerjasama dengan petani pembudidaya ikan dengan menyewakan lahan

perairan kepada petani pembudidaya. Bagi penduduk yang tinggal di

sekitar waduk Jatiluhur, budidaya ikan terutama ikan mas merupakan

usaha favorit untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini dikarenakan

permintaan terhadap ikan mas tidak pernah sepi dan tingkat harga ikan

mas yang relatif stabil di pasaran.

Skala usaha budidaya KJA di waduk Jatiluhur berbeda-beda,

tergantung dari besar kecilnya modal yang dimiliki petani KJA. Rata-rata
44

petani-petani pembudidaya KJA di waduk Jatiluhur termasuk petani

dengan skala usaha kecil. Petani budidaya membiakkan ikan mas dalam

KJA minimal 1 unit budidaya yang terdiri dari 4-6 petak KJA.

7. Maksud dan Tujuan Berdirinya Usaha Keramba Jaring Apung

Data kependudukan kecamatan Jatiluhur menjelaskan bahwa

masyarakat miskin cukup besar yaitu 2.677 kepala keluarga. Data ini

menentukan bahwa angka kemiskinan di sekitar wilayah Jatiluhur masih

memprihatinkan. Persoalan kemiskinan di sekitar Jatiluhur menjadi

beban sosial yang memerlukan jalan keluar.

Melihat hal tersebut maka pemerintah Purwakarta berinisiatif

untuk membuka usaha di sekitar waduk Jatiluhur yaitu salah satunya

adalah usaha keramba jaring apung yang dibuat untuk masyarakat sekitar

waduk Jatiluhur agar masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan dapat

membuka usaha keramba jaring apung. Jika masyarakat mempunyai

modal yang cukup, namun jika tidak mempunyai modal atau belum

memiliki modal maka masyarakat sekitar waduk Jatiluhur dapat

memulainya dengan menjadi pekerja harian atau petani ikan. Dengan

usaha ini mereka memiliki pekerjaan dan dapat memulai untuk

menabung agar mempunyai usaha sendiri.

Salah satu informan, Samsudin pekerja harian keramba jaring

apung, mengatakan sebagai berikut :

“Setelah saya menjadi pekerja harian keramba ikan, ya Alhamdulillah

penghasilannya bertambah. Dengan menjadi pekerja harian keramba ikan


45

bisa mandiri nantinya bisa punya keramba sendiri dan dikembangin

sendiri”39

Maksud didirikannya usaha keramba jaring apung selain untuk

menjadikan usaha budidaya perikanan di bidang usaha keramba jaring

apung lebih maju lagi yaitu agar masyarakat sekitar waduk Jatiluhur

bebas dari kemiskinan, dan menjalankan usaha budidaya dengan

meggunakan keramba jaring apung agar lebih mudah.

Tujuan didirikannya usaha keramba jaring apung ini adalah sebagai

berikut :

a. Untuk memperoleh laba

Dengan mempunyai usaha keramba jaring apung para

pengusaha dapat memperoleh laba atau keuntungan yang cukup untuk

kebutuhan hidup keluarga dan sisanya dapat diinvestasikan atau

ditabung, dengan itu para pengusaha atau masyarakat mempunyai

simpanan untuk menghindari dari kebangkrutan.

Sudinta selaku pengusaha keramba jaring apung, mengatakan

sebagai berikut :

“Soalnya usaha kaya gini untungnya lumayan apa lagi kalo di

pasarnya lagi rame dan naik sebulan bisa dapet 2 kali gaji UMR”40

Dan Yana Setiawan selaku pengusaha keramba jaring apung,

juga mengatakan sebagai berikut :

39
Wawancara pribadi dengan Bapak Samsudin, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 14 Juli 2017), pukul 14.00 WIB.
40
Wawancara pribadi dengan Bapak Sudinta, pengusaha keramba jaring apung,
(Purwakarta, 23 Mei 2017), pukul 17.00 WIB.
46

Ya banyak neng kalo positifnya ya pertama sebagai ladang mata

pencaharian, bisa membuka lapangan pekerjaan juga terus yang

paling penting mah dapet untung lah gitu.41

b. Menciptakan tenaga kerja

Selain memperoleh laba usaha keramba jaring apung dapat

menciptakan tenaga kerja atau membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat yang tidak memiliki usaha keramba ikan sendiri karena

belum memiliki modal yang cukup untuk memulai usaha keramba

jaring apung.

Kurnia selaku pengusaha keramba jaring apung, mengatakan

sebagai berikut :

“Enak aja kalo usaha kaya gini kita juga jadi bisa buat lapangan

pekerjaan bagi para pemuda yang masih nganggur, keuntungannya

juga lumayan buat kebutuhan hidup sekolah anak dll”.42

41
Wwawancara pribadi dengan Bapak Yana Setiawan, pengusaha keramba jaring apung,
(Purwakarta, 16 Juli 2017), pukul 13.00 WIB
42
Wawancara pribadi dengan Bapak Kurnia, pengusaha keramba jaring apung.
(Purwakarta, 24 Mei 2017), pukul 17.00 WIB
BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Temuan Penelitian Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Melalui Usaha Keramba Ikan di Waduk Jatiluhur

1. Proses Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha

Keramba Ikan di Waduk Jatiluhur

Sebagai langkah awal untuk melaksanakan pemberdayaan di

masyarakat yang berada dalam lingkar kemiskinan adalah membangun

pondasi ekonomi yang baik dan berkembang seperti usaha yang mandiri.

Salah satu usaha agar masyarakat dapat memperbaiki keadaan

ekonominya yang terus kekurangan yaitu dengan memanfaatkan salah

satu usaha yang sekarang ini sudah dibuat oleh pemerintah Purwakarta

yaitu usaha keramba jaring apung yang berlokasi di waduk Jatiluhur.

Usaha budidaya keramba jaring apung merupakan usaha rakyat

yang sangat menjanjikan karena setiap orang pasti menjadikan ikan

sebagai lauk atau makanan sehari-hari, sehingga permintaan ikan tidak

akan pernah sepi apalagi saat bulan-bulan besar seperti bulan ramadhan.

Selain itu, dalam prosesnya usaha budidaya keramba jaring apung

yang dilakukan di waduk jatiluhur tidak terlalu sulit karena hanya

membuat keramba di atas waduk dan dalam satu petak sekalipun bisa

dikelola dengan tiga jaring yang di atas untuk ikan mas dan bawahnya

dapat di kelola dengan ikan nila dan jambal.

47
48

Pemasarannya tidak sulit karena usaha keramba ikan ini sudah

terorganisir dalam memasarkannya. Sudinta selaku Pengusaha keramba

ikan, mengatakan :

“Saya mah tinggal telpon aja kan setiap petani udah ada Bandar-

bandarnya jadi kalo udah jadi daging tinggal di bawa aja sama Bandar-

bandarnya udah tersalurkan”.43

Yana mengatakan sebagai berikut:

“Awalnya saya beli benih, beli pakan nah abis itu benihnya saya kelola di
keramba sampe jadi daging nanti kalo sudah jadi daging keliatannya
sudah bisa dijual gitu ya trus saya bawa ke pasar sebagian ke
penampungan sudah tersalur lah gitu setiap mau panen sudah tidak
bingung lagi mau dijual kemana atau diapakan sudah tidak seperti itu lagi
kalo sekarang mah semua sudah punya Bandar atau tengkulaknya
masing-masing”44.
Usaha keramba jaring apung yang ada di waduk Jatiluhur sangat

memungkinan kesejahteraannya bagi para pengusaha dan pekerjanya

karena selain tidak repot dalam proses memasarkannya usaha ini pun

sudah terkenal di luar daerah Purwakarta karena, banyak juga para

pengusaha menjual hasil ikannya ke daerah-daerah selain Purwakarta dan

sekitarnya.

43
Wawancara pribadi dengan Bapak Sudinta, pengusaha keramba jaring apung,
(Purwakarta, 23 Mei 2017), pukul 17.00 WIB.
44
Wawancara pribadi dengan Bapak Yana Setiawan, pengusaha keramba jaring apung,
(Purwakarta, 16 Juli 2017), pukul 13.00 WIB.
49

2. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Keramba

Ikan di Waduk Jatiluhur

Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh pengusaha keramba

jaring apung telah banyak memperbaiki taraf hidup masyarakatnya, mulai

dari yang awalnya hanya mampu menjadi pekerja harian kini mampu

memiliki keramba jaring apung sendiri bahkan memiliki pekerja atau

karyawan sendiri.

Bentuk upaya yang dilakukan tidak lain untuk membekali para

pekerja dengan pendidikan dan keahlian hidup yang nantinya dapat

dimanfaatkan ilmu dan keterampilannya dalam rangka mengembangkan

ekonomi para pekerja dan pembekalan ilmu dan keterampilan, serta

mengentaskan pengangguran bagi para pekerja.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan para pekerja

harian keramba ikan dapat memberdayakan diri mereka. Beberapa data

dari informan dapat menjelaskan hasil yang mereka peroleh setelah

adanya usaha keramaba ikan. Samsudin selaku pekerja harian keramba

ikan, mengatakan :

“Setelah saya menjadi pekerja harian keramba ikan, ya Alhamdulillah


penghasilannya bertambah. Dengan menjadi pekerja harian keramba ikan
bisa mandiri nantinya bisa punya keramba sendiri dan dikembangin
sendiri”45
Informan yang lain, Agus mengatakan sebagai berikut :

“Saya hanya lulusan SD susah untuk mencari kerja. Dengan menjadi


pekerja harian keramba ikan bisa cukupin kehidupan sehari-hari, saya
mendapat upah per hari Rp.100.000,- dengan begitu sebulan saya
45
Wawancara pribadi dengan Bapak Samsudin, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 14 Juli 2017), pukul 14.00 WIB.
50

mendapat upah Rp.3.000.000,- itu pun saya tinggal sama bos, jadi saya
tidak mengeluarkan biaya mengontrak rumah, dan saya belum
menikah”.46
Dengan adanya usaha keramba ikan di Waduk Jatiluhur

menjadikan masyarakat khususnya para pekerja harian keramba ikan

memiliki keahlian hidup yang telah dibekali oleh pengusaha keramba

ikan dalam rangka mengembangkan ekonomi mereka.

Kegiatan pengusaha keramba ikan (bertindak sebagai investor)

untuk budidaya keramba ikan, membuka peluang bagi sektor atau pihak

lain untuk meningkatkan aktivitasnya. Adanya lapangan kerja bagi

pencari kerja, dan pengusaha keramba ikan mendapat laba.

Tabel 4

Jumlah Pekerja Harian Keramba Ikan Waduk Jatiluhur

PEKERJA
NO HARIAN ALAMAT
1 Juhana Kp.Cijanggot Cisalada RT.08/02 Kec.Jatiluhur
2 Dedeng jamaludin Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
3 Ade musa Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
4 Somid harjo Kp.Berecek RT/RW 008/002 Kec.Sukatani
5 Saepudin bin jakar Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
6 Roji bin dasim Kp. Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
7 Dadang Kp. Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
8 Mahpudin Kp. Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
9 Sarmita Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
10 Hasan sanudin Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
11 Maedi Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
12 Suparta Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
13 Sarman Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
14 Suryana Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
15 Ujang Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
16 Jajang Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani

46
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 13 Juli 2017), pukul 11.00 WIB.
51

17 Agus Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani


18 Eman Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
19 Sahroni Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
20 Uwas nardoyo Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
21 Imam muhroni Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
22 Udin Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
23 Obing Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
24 Bacing Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
25 Dimyati Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
26 Yan maulana Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
27 Dodi abidarda Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
28 Usman Kp.Pasir Seureuh RT/RW 016/005 Kec.Sukatani
29 Acon wiguna Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
30 Mahmudin Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
31 Samsudin Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
32 Sahrudin Kp.Berecek RT/RW 008/002 Kec.Sukatani
33 Sarujang Kp.Berecek RT/RW 008/002 Kec.Sukatani
34 Nanan suryana Kp.Berecek RT/RW 008/002 Kec.Sukatani
35 Sarmita Kp.Berecek RT/RW 008/002 Kec.Sukatani
36 Umpen Kp.Berecek RT/RW 008/002 Kec.Sukatani
37 Inin Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
38 Nurodin Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
39 Ade ending Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
40 Holib Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
41 Carma Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
42 Awaludin Kp.Batutwa RT/RW 10/13 Kec.Sukatani
43 Amadin Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
44 Maksum Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
45 Darya Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
46 Heri Kp.Garunggang RT/RW 021/006 Kec.Sukatani
47 Asep Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
48 Aripin Kp.Cibinong RT/RW 12/003 Kec.Jatiluhur
49 Mamat Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
50 Amid Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
51 Ajid Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
52 Aang Kp.Muara RT/RW 020/006 Kec.Sukatani
Sumber: Buku Daftar Anggota Pekerja Harian Keramba Ikan
52

Tabel 5

Jumlah Pekerja Harian Keramba Ikan sebagai Informan

No NAMA USIA PENDIDIKAN


1 Dadang 32 SMP
2 Ujang 35 SMA
3 Jajang 37 SMA
4 Agus 21 SD
5 Yan Maulana 24 SD
6 Samsudin 43 SMA
7 Sahrudin 32 SMP
8 Mahmudin 43 SMA
9 Nanan Suryana 47 SMA
10 Sarmita 43 SMA
Sumber: Buku Daftar Anggota Pekerja Harian Keramba Ikan

Schuler, Hashemi dan Riley sebagaimana yang dikutip oleh Edi

Suharto, mengembangkan delapan indikator pemberdayaan, yang mereka

sebut sebagai Empowerment Index atau indeks pemberdayaan.

Diantaranya:

1. Kebebasan mobilitas, kemampuan individu untuk pergi ke luar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas

medis, bioskop, rumah ibadah, ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas

ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.

2. Kemampuan membeli komoditas kecil, kemampuan individu untuk

membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari

(beras,minyak tanah, minyak goring, bumbu): kebutuhan dirinya

(minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak, sampo). Individu

dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat

membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya: jika ia


53

dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan

uangnya sendiri.

3. Kemampuan membeli komoditas besar, kemampuan individu untuk

membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian,

TV, radio, Koran, majalah, pakaian keluarga. Seperti halnya

indicator tersebut, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat

membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya: terlebih

jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan

uangnya sendiri.

4. Terlihat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga,

mampu membuat keputusan secara sendiri maupun bersama

suami/istri mengenai keputusan/keputusan keluarga, misalnya

mengenai renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak,

memperoleh kredit usaha.

5. Kebebasan relative dari dominasi keluarga, responden ditanya

mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seorang (suami, istri,

anak-anak, mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan, dari dia

tanpa ijinnya: yang melarang mempunyai anak: atau melarang

bekerja di luar rumah.

6. Kesadaran hukum dan politik, mengetahui nama salah seorang

pegawai pemerintah desa/kelurahan: seorang anggota DPRD

setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat

nikah dan hukum-hukum waris.


54

7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes, seorang dianggap

„berdaya‟ jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang

lain melakukan protes, misalnya, terhadap suami yang memukul

istri‟ istri yang mengabaikan suami dan keluarganya; gaji yang tidak

adil; penyalahgunaan bantuan sosial; atau penyalahgunaan

kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.

8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga; memiliki rumah,

tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang dapat dianggap memiliki

poin tinggi jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau

terpaksa dari pasangannya.47

Berikut ini adalah tabel data informan yang penulis wawancarai

dan termasuk dalam salah satu teori indikator keberhasilan

pemberdayaan.

47
Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 63-66
Tabel 6

Data Informan Pekerja Harian Keramba Jaring Apung

Jumlah Penghasilan Lama Usaha


No Nama Pendidikan Pekerjaan Rumah
Keluarga Harian Bekerja Tambahan
Suami, Istri, Sendiri (hasil
1 Dadang SMP Rp.100.000 Pekerja Harian 2 Tahun Warung
Anak 1 usaha ikan)
suami, Istri, Sendiri(hasil
2 Ujang SMA Rp. 150.000 Pekerja Harian 10 Tahun Warung
Anak 2 usaha ikan)
Suami, Istri, Sendiri (hasil
3 Jajang SMA Rp.100.000 Pekerja Harian 2 Tahun Tukang Perahu
Anak 1 usaha ikan)
4 Agus SD Sendiri Rp.100.000 Pekerja Harian 2 Tahun Belum Punya Tidak Ada
5 Yan Maulana SD Sendiri Rp.150.000 Pekerja Harian 6 Tahun Belum Punya Tidak Ada
Suami, Istri, Sendiri (hasil
6 Samsudin SMA Rp.150.000 Pekerja Harian 8 Tahun Tukang Perahu
Anak 3 usaha ikan)
Suami, Istri, Sendiri (hasil
7 Sahrudin SMP Rp.150.000 Pekerja Harian 10 Tahun Tidak Ada
Anak 1 usaha ikan)
Suami, Istri, Sendiri (hasil
8 Mahmudin SMA Rp.150.000 Pekerja Harian 10 Tahun Tidak Ada
Anak 2 usaha ikan)
Nanan Suami, Istri, Sendiri (hasil
9 SMA Rp.150.000 Pekerja Harian 15 Tahun Keramba Ikan
Suryana Anak 3 usaha ikan)
Suami, Istri, Sendiri (hasil
10 Sarmita SMA Rp.150.000 Pekerja Harian 8 Tahun Warung
Anak 4 usaha ikan)

55
56

Catatan uraian kehidupan informan pekerja harian keramba ikan:

Pak Dadang sebagai pekerja harian ia telah bekerja selama 2

tahun dengan penghasilan sehari-hari sebesar seratus ribu, selama

menjadi pekerja harian ia merasa kebutuhan hidupnya sangat terbantu di

usia 32 tahun ia sudah memiliki seorang anak yang masih berumur 5

tahun dan kini ia sudah memiliki rumah sendiri selain itu, ia juga

memiliki usaha warung yang berada di sekitar waduk Jatiluhur yang

dikelola oleh istrinya.

Selain pak Dadang ada juga Bapak Ujang yang bekerja sebagai

pekerja harian sejak sepuluh tahun yang lalu. Dari hasil bekerja sebagai

pekerja harian di keramba ikan pak Ujang mendapat gaji atau

penghasilan sebanyak seratu lima puluh ribu perhari dari hasil itu pak

Ujang sudah memiliki rumah dan usaha warung kecil-kecilan. Ia

memiliki 2 orang anak yang pertama sudah menginjak bangku sekolah.

Ada juga Bapak Jajang yang berumur 37 tahun ia bekerja sebagai

pekerja harian di keramba ikan waduk Jatiluhur selama 2 tahun dengan

penghasilan seratus ribu perhari. Selain sebagai pekerja harian di

keramba ia juga menarik perahu di sekitar waduk Jatiluhur dengan upah

dua puluh lima ribu perorang. Dari hasil itu ia sudah memiliki rumah

sendiri ia juga mempunyai seorang anak perempuan yang sudah duduk di

bangku sekolah dasar.

Agus yang masih sangat muda tapi ia sudah bekerja sebagai

pekerja harian di keramba ikan, karena ekonomi yang kurang mencukupi

Agus tidak dapat melanjutkan sekolah ia harus berehenti sampai di

56
57

sekolah dasar hingga pada akhitnya ia harus bekerja untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sebagai pekerja harian Agus mendapatkan

penghasilan seratus ribu rupiah karena ia belum memiliki rumah sendiri

maka ia tinggal di keramba kadang juga ia tinggal bersama pemilik

kerambanya.

Selain Agus ada juga Yan Maulana yang memiliki nasib seperti

Agus ia harus putus sekolah di tingkat sekolah dasar dan ia memutuskan

untuk bekerja di keramba ikan sudah 6 tahun ia bekerja sebagai pekerja

harian dengan penghasilan yang ia miliki sebesar seratus lima puluh ribu

rupiah. Ia bekerja untuk membantu orang tuanya sehingga ia masih

tinggal bersama orang tuanya namun sehari-hari Yan Maulana tinggal di

keramba milik bosnya.

Bapak Samsudin yang sudah bekerja sebagai pekerja harian di

keramba ikan selama 8 tahun dengan penghasilan seratus lima puluh ribu

rupiah perhari ia sudah memiliki rumah sendiri dan satu buah perahu. Ia

mempunyai 3 orang anak, dengan menjadi pekerja harian menurutnya

sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dari hasil sebagai pekerja harian Bapak Sahrudin yang sudah

bekerja selama sepuluh tahun dengan penghasilannya seratus lima puluh

ribu rupiah ia sudah memiliki rumah sendiri. Dengan memiliki seorang

anak Pak Sahrudin merasa sangat cukup dari hasil sebagai pekerja harian

di keramba jika tabungannya sudah terpenuhi maka ia akan memulai

usahanya sebagai pemilik keramba ikan bukan lagi sebagai pekerja

harian kata beliau.


58

Bapak Mahmudin yang juga sebagai pekerja harian sudah 10

tahun ia bekerja di keramba milik Bapak Hj.Yana Setiawan , dengan

penghasilan seratus lima puluh ribu rupiah Bapak Mahmudin sudah

memiliki rumah sendiri. Dan ia memiliki 2 orang anak yang pertama

sudah duduk di bangku sekolah dasar.

Bapak Nanan Suryana juga kerja sebagai pekerja harian sudah 15

tahun ia bekerja di keramba milik bosnya dengan penghasilan seratus

lima puluh ribu rupiah. Walaupun ia juga memiliki keramba sendiri

namun tetap menjadi pekerja harian demi memenuhi kebutuhan

hidupnya. Bapak Nanan sudah memiliki 3 orang anak yang pertama

sudah berumur 13 tahun, yang kedua berumur 8 tahun dan terakhir

berumur 1 tahun.

Bapak Sarmita sudah memiliki rumah dan usaha ikan bakar di

sekitar waduk Jatiluhur dari hasil kerjanya sebagai pekerja harian dengan

penghasilan seratus lima puluh ribu rupiah ia sudah bekerja selama 8

tahun. Ia merasa sangat cukup dengan menjadi pekerja harian untuk

memenuhi kebutuhan hidup istrinya dan empat orang anaknya.

Dibawah ini adalah nama-nama pengusaha keramba ikan yang

ada di waduk Jatiluhur.


59

Tabel 7
Jumlah Pengusaha Keramba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur

JUMLAH
NO PETANI KJA ZONA
PETAK
1 D. Rukhiat 6 1
2 Shoim hariyanto 6 1
3 Endang supriatna 10 1
4 Casman 12 1
5 Epi supriadi 16 1
6 Hj. Rr.sumbiandari 16 1
7 Kosim 6 1
8 Ade hasan 7 1
9 Nedin sugiarto 16 1
10 Ami 14 1
11 Sapni 10 1
12 Abdul majid 14 1
13 Said 4 1
14 Sholeh 4 1
15 Hasan 6 2
16 Neni kurniawati 6 2
17 Maruloh 10 2
18 Arta bin buhori 6 2
19 Mulyana 2 2
20 Didi hermansah 10 2
21 Rachmat hidayat 6 2
22 Rahman saleh 16 2
23 Adrizal 4 2
24 Ade supriadi 4 1
25 Sunar susanto 10 1
26 Mustari 10 1
27 H.imam 6 1
28 Aban ideng 14 1
29 Wahyu uceh 16 1
30 H.tatang 10 1
31 Hadma sholihin 4 1
32 Hj. Yana setiawan 38 1
33 Sudinta 6 1
34 Sahdi 12 1
35 Santuri 8 1
36 Andri 10 2
37 Omang 2 2
60

38 Iwan 6 2
39 Ajidin 12 2
40 Anang 16 2
41 Sumri 16 2
42 Ade suryadi 8 2
43 Ujang jawahir 16 2
44 Asep saepudin 14 2
45 Sarnadi 16 2
46 Sartaman 16 2
47 Kurnia 10 2
48 Lutfi jamilah 14 2
49 Supardi 16 2
50 Mista 2 2
51 Suhardi 10 2
52 Asep andri 8 2
53 Romidi 16 2
54 Jalal 10 2
55 Asmita 4 1
56 Komri 2 1
57 Hasanudin 6 1
58 Herman hp 4 1
59 Kasum 4 1
60 Hata bin otib 10 1
61 Dede ruswan 6 1
62 Omih 8 1
63 Daryo 10 1

B. Analisis Hasil Penelitian

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya,

kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak

orang di dunia ini. Meskipun dalam tingkatan yang berbeda, tidak ada

satupun negara di jagat raya ini yang “kebal” dari kemiskinan.

Akan tetapi kadang kala mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah,

banyak persaingan dalam hal mendapatkan pekerjaan mulai dari persaingan

dalam tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki.


61

Perikanan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan

perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan

kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan taraf hidup bangsa pada

umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku

usaha di bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian,

dan ketersediaan sumber daya ikan.

Salah satu waduk yang berpotensi adalah waduk Jatiluhur di Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat. Banyaknya potensi yang dimiliki waduk

memerlukan perhatian dari pemerintah untuk pembangunan dan

pengelolaannya, karena dapat menunjang peningkatan pendapatan

kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar waduk.

Di waduk Jatiluhur inilah masyarakat Purwakarta khususnya

masyarakat sekitar waduk Jatiluhur mencari mata pencahariannya.

Pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membuat

usaha keramba ikan atau yang biasa di sebut Keramba Jaring Apung (KJA).

Kini banyak masyarakat sekitar waduk Jatiluhur yang memiliki usaha

keramba ikan selain menjadi pengusaha keramba ikan ada juga yang menjadi

pekerja harian yang bekerja untuk mengelola keramba milik orang lain.

a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui usaha keramba ikan

1. Proses pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha

keramba ikan

Dalam bab empat ini penulis akan menganalisa hasil dari

temuan di lapangan yang sebelumnya telah dijelaskan di bab tiga.

Penelitian yang dilakukan penulis dengan teknik observasi dan


62

wawancara di lokasi penelitian, sebagaimana informasi yang penulis

dapatkan bahwa proses pemberdayaan ekonomi masyarakat yang

telah dilakukan pengusaha keramba ikan telah cukup efektif

diterapkan pada kondisi masyarakat di sekitar waduk Jatiluhur.

Dengan kondisi ekonomi masyarakat yang belum dapat

terpenuhi secara baik, jenis pemberdayaan seperti budidaya keramba

jaring apung menjadi salah satu cara yang cocok untuk memperbaiki

kondisi ekonomi mereka. Pengelolaan dan pengembangan keramba

ikan yang benar telah menghasilkan proses pemberdayaan

masyarakat yang lebih merata dan dapat meningkatkan kesejahteraan

hidup masyarakat.

Seperti yang di katakan oleh informan Sarmita selaku pekerja

harian keramba jaring apung, mengatakan :

Setelah saya kerja di keramba walaupun hanya sebagai pekerja

harian saya bisa punya rumah sendiri selain itu saya juga punya

usaha ikan bakar dll di pinggir waduk Jatiluhur yaa lumayan

hasilnya bisa buat kebutuhan ekonomi dan sekolah anak. Pengennya

punya keramba sendiri tapi tabungan saya belum cukup.48

Hal yang sama juga dikatakan oleh Agus selaku pekerja harian

keramba jaring apung :

Saya hanya lulusan SD susah untuk mencari kerja. Dengan menjadi


pekerja harian keramba ikan bisa cukupin kehidupan sehari-hari.49

48
Wawancara pribadi dengan Bapak Sarmita, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 18 Juli 2017), pukul 15.00 WIB
49
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 13 Juli 2017), pukul 11.00 WIB
63

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab dua bahwa proses

pemberdayaan baiknya melalui beberapa tahap yaitu :

1. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya

guna dan tidak memberdayakan

2. Pemberdayaan

3. Mengidentifikasi masalah

4. Mengidentifikasi teknis daya yang bermakna

5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan.

Pengusaha keramba ikan telah mengimplementasikan teori

pemberdayaan masyarakat yaitu tahap-tahap pemberdayaan ke

dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui keramba

ikan. Namun ada satu tahap yang penulis rasa tidak dilakukan dalam

proses pemberdayaan yang dilakukan oleh pengusaha keramba ikan

yaitu pada tahap mendiskusikan alasan mengapa terjadi

pemberdayaan atau tidak pemberdayaan. Karena, menurut yang

penulis lihat bahwasanya dalam usaha keramba ikan ini bukanlah

usaha kelompok melainkan usaha sendiri yang artinya setiap

masyarakat memberdayakan dirinya sendiri.

Mereka berusaha untuk mandiri dengan tanpa bantuan dari

koperasi ataupun bank. Pemerintah hanya menyediakan lahan untuk

usaha keramba ikan dan beberapa kali pelatihan-pelatihan kecil

seputar budidaya ikan dan lain-lain. Selanjutnya para petani ikan

yang ada di waduk Jatiluhur ini memberdayakan sendiri usaha dan

pengelolaan budidayanya.
64

Hal ini terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan

penulis dengan salah satu pengusaha keramba ikan Bapak Sudinta

yang mengatakan :

Saya si dari tabungan aja gak mau pinjem-pinjem di Bank atau


koperasi gitu50
Informan yang lain selaku pengusaha keramba jaring apung juga
mengatakan:
Dari tabungan, saya nabung dari saya masih jadi pekerja harian
saya belum punya keramba sendiri tadinya dari hasil kerja harian
itu saya nabung dan pas tabungan udah cukup saya buat keramba
awalnya baru punya 2 petak.51

2. Hasil Pemberdayaan Yang Dilakukan Pengusaha Keramba Ikan

Melalui Usaha Keramba Jaring Apung

Dalam pemberdayaan diharapkan masyarakat yang kurang

berdaya menjadi masyarakat yang berdaya dan kuat dengan

menggali serta mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan

kata lain, pemberdayaan adalah untuk mencapai tujuan akhir yang

disebut dengan masyarakat sejahtera dan mandiri yang mempunyai

kekuatan hidup atas potensi dirinya sendiri.

Pada intinya penulis berkesimpulan bahwa pemberdayaan ialah

suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat

dengan cara mendorong, memotivasi, dan mengembangkan

kesadaran akan potensi yang dimiliki masing-masing individu

50
Wawancara pribadi dengan Bapak Sudinta, pengusaha keramba jaring apung,
(Purwakarta, 23 Mei 2017), pukul 17.00 WIB
51
Wawancara pribadi dengan Bapak Sumri, pengusaha keramba jaring apung, (Purwakarta,
25 Mei 2017), pukul 17.00 WIB
65

masyarakat atau potensi yang ada di lingkungan (alam) serta

berupaya untuk mengembangkannya.

Dalam prosesnya pemberdayaan juga memerlukan waktu yang

cukup panjang dan dilakukan secara terus menerus, agar hasil yang

didapatkan dari pemberdayaan itu maksimal dan dapat mengubah

masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat yang berdaya.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Mahmudin selaku pekerja

harian keramba jaring apung :

Karena jadi pekerja di keramba penghasilannya lumayan bisa buat


Menuhin kebutuhan hidup. Bisa belajar juga siapa tau nanti punya
keramba sendiri.52

Jajang selaku pekerja harian keramba jaring apung mengatakan :

Biar nanti saya bisa punya keramba ikan juga jadi saya bisa usaha
buka usaha sendiri.53

Dari dua informan tersebut terbukti bahwa masyarakat

Purwakarta khususnya sekitar waduk Jatiluhur dalam melakukan

pemberdayaan mereka memberdayakan dirinya sendiri dengan

mengoptimalkan potensi yang ada untuk mandiri sehingga mereka

dapat mensejahterakan dirinya dengan usahanya sendiri.

Setelah beberapa waktu penulis mengikuti, melihat dan

mengamati proses pemberdayaan masyarakat melalui usaha keramba

ikan di waduk Jatiluhur ini perlahan demi perlahan menemukan

bahwa proses pemberdayaan yang di lakukan pengusaha keramba


52
Wawancar Pribadi dengan Bapak Mahmudin, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 18 Juli 2017), pukul 11.00 WIB
53
Wawancara pribadi dengan Bapak Jajang, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 13 Juli 2017), pukul 09.00 WIB
66

ikan sudah cukup efektif, karena dari proses pemberdayaan yang di

lakukan ini telah banyak memperbaiki taraf hidup masyarakatnya,

mulai dari yang awalnya hanya mampu menjadi pekerja harian, tidak

memiliki rumah sendiri, tidak mencukupi kebutuhan ekonomi dan

sekolah anak kini mereka memiliki keramba ikan sendiri, ada juga

yang sudah memiliki rumah sendiri walaupun masih menjadi pekerja

harian dan dapat memberikan pendidikan yang baik atau

menyekolahkan anak-anak dengan hasil usaha yang cukup baik dan

lebih berkembang.

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Samsudin selaku pekerja

harian keramba jaring apung, mengatakan :

Setelah saya menjadi pekerja harian keramba ikan, ya

Alhamdulillah penghasilannya bertambah. Dengan menjadi pekerja

harian keramba ikan bisa mandiri nantinya bisa punya keramba

sendiri dan dikembangin sendiri54

Dan informan lain Bapak Shoim selaku pengusaha keramba

jaring apung, juga mengatakan :

Untuk kebutuhan hidup teh awalnya saya sebagai pekerja harian aja
belum punya keramba ya Alhamdulillah lama-lama saya punya
keramba sendiri.55
Selain membantu taraf kehidupan ekonomi mereka usaha

budidaya keramba jaring apung ini juga dapat menciptakan lapangan

pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang

54
Wawancara pribadi dengan Bapak Samsudin , pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 14 Juli 2017), pukul 14.00 WIB
55
Wawancara pribadi dengan Bapak Shoim Hariyanto, pengusaha keramba jaring apung,
(Purwakarta, 16 Juli 2017), pukul 09.00 WIB
67

belum mempunyai modal sendiri untuk membuka usaha keramba

jaring apung, dan juga bagi mereka yang tidak mempunyai ijazah

sehingga tidak perlu bingung untuk mencari pekerjaan. Karena,

dengan memiliki usaha keramba jaring apung atau menjadi pekerja

harian mereka sudah dapat mempunyai penghasilan sendiri.

Dengan memiliki pekerjaan yang baik mereka dapat

menghidupi keluarganya dengan hasil yang halal dan berkah

nantinya. Adanya usaha keramba jaring apung juga memberikan

ladang pekerjaan bagi masyarakat purwakarta khususnya adalah

masyarakat sekitar waduk Jatiluhur agar mereka dapat memiliki

pekerjaan yang baik dan halal, sehingga berkurangnya tindakan

kriminal seperti mencuri, berjudi dan lain sebagainya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Agus selaku pekerja

harian keramba jaring apung, mengatakan :

Saya hanya lulusan SD susah untuk mencari kerja. Dengan menjadi


pekerja harian keramba ikan bisa cukupin kehidupan sehari-hari.56

Dan informan yang lainnya Yan Maulana selaku pekerja harian

keramba jaring apung, mengatakan ;

Tidak ada pekerjaan lagi lagian saya kan tidak sekolah ini aja masih
untung ada yang mau memperkerjakan saya57

Dalam teori Schuler, Hashemi dan Riley sebagaimana yang

dikutip oleh Edi Suharto terdapat delapan indikator keberdayaan

56
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 13 Juli 2017), pukul 11.00 WIB
57
Wawancara pribadi dengan Yan Maulana, pekerja harian keramba jaring apung,
(Purwakarta, 23 Mei 2017), pukul 16.00 WIB
68

salah satunya adalah jaminan ekonomi dan kontribusi terhdapap

keluarga: memiliki rumah, tanah, asset produktif, tabungan.

Seseorang dapat dianggap memiliki poin tinggi jika ia memiliki

aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpaksa dari pasangannya.

Menurut penulis dari salah satu teori indikator keberdayaan

pada poin ke delapan dalam pemberdayaan usaha keramba jaring

apung sudah terlaksana karena penulis melihat bahwa rata-rata para

pengusaha keramba jaring apung berawal dari petani kecil atau

pekerja harian namun dengan usaha dan kemandiriannya kini mereka

sudah memiliki usaha jaring apung sendiri bahkan ada dari beberapa

mereka yang memiliki pabrik pakan sendiri.

Dari hasil temuan penelitian yang penulis lakukan terlihat

bahwa pemberdayaan ekonomi keramba jaring apung yang ada di

waduk Jatiluhur sangat terlaksana melihat bagaimana kini kehidupan

para pekerja harian yang sudah memiliki rumah dan usaha sendiri

walaupun hanya sekedar warung dan ojek perahu.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumen dalam

menjawab perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

yaitu “Bagaimana proses pemberdayaan yang diberikan oleh pengusaha

keramba ikan kepada karyawan atau kepada pekerja harian, dan bagaimana

hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh pengusaha keramba ikan terhadap

pekerja harian dan masyarakat sekitar” dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pengusaha keramba ikan telah berhasil dalam memberikan

pemberdayaan masyarakat khususnya para pekerja harian keramba ikan.

Pengusaha memberikan ilmu serta keterampilan dalam mengelola

keramba ikan dan memberikan pekerjaan kepada warga yang

membutuhkan. Hal ini diharapkan terciptanya masyarakat yang hidup di

bawah garis kemiskinan mampu bangkit dan berubah, dari masyarakat

yang kurang berdaya menjadi lebih berdaya.

b. Usaha keramba ikan sangat memberikan manfaat yang besar bagi

masyarakat khususnya para pekerja. Masyarakat merasakan manfaatnya

dalam pengembangan ilmu maupun pengembangan perekonomian atau

meningkatkan pemenuhan kesejahteraan. Serta upaya pengusaha

keramba ikan dalam memberantas kemiskinan sudah tercapai.

69
70

B. Saran

Dari berbagai informasi yang penulis dapatkan dari penelitian yang

dilakukan, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan bagi penulis

dimana hal tersebut menjadi dasar penulis untuk memberikan masukan dan

usulan untuk memajukan usaha keramba ikan di waduk Jatiluhur Kabupaten

Purwakarta, yaitu :

1. Hendaknya pengusaha keramba ikan memperbanyak jaringan pemasaran

dan kerjasama dengan berbagai pihak. Dengan begitu usaha yang telah

dirintis semakin maju dan berkembang.

2. Usaha keramba ikan yang berada di waduk Jatiluhur agar dapat

ditingkatkan dan dikembangkan menjadi usaha yang berskala besar.

3. Menjaga kebersihan lingkungan di sekitar waduk jangan membuang

sampah sembarangan agar tidak menimbulkan pencemaran air dan

penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat.


Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam Kesejahteraan Sosial.


Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2002

Alma, Buchari. Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, 2011

Alwasih, Chaedar, Pokonya Kualitatif, Bandung: Pustaka Jaya, 2002

Bungin, Burhan, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2003

Dasman, Milton dan Freeman, Prinsip Ekologi Untuk Pembangunan Ekonomi.


Jakarta: Gramedia, 1977

Emizir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2012

Firdaus, Ismet, dkk. Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa.


Jakarta:Dakwah Press, 2008

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jogjakarta: Andi Offiset, 1983

Hayidah, Siti Noor, ” Upaya Pemberdayaan Petani yang Dilakukan Gabungan


Kelompok Tani (Gapokta) Silih Asih di Kec. Cigombong Kab. Bogor”,
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2008

Jamasy, Owin. Keadilan, Pemberdayaan dan penanggulangan Kemiskinan.


Jakarta: Belantik, 2004

Machendrawaty, Nanih dan Agus Safe‟i. Pengembangan Masyarakat Islam, dari


Idiologi, Strategi sampai Tradisi. Bandung:Remaja Rosdakarya, 2001

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


RemajaRosdakarya, 2001

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


RemajaRosdakarya, 2000

Salam, Syamsir dan Amir Fadillah. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga


Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008

71
72

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian dan


Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011

Suharto, Edi. Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model


Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan, Bandung: ALFABETA, 2009

Suharto, Edi. Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:


PT.Rifka Aditama, 2005

Yulistiani, Indriati, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan, Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UI, 2001

Indrayani dan Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta:Kencana, 2009

Anfal, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuat Assesories di


Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tanggerang, Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015

Taliziduhu, Ndraha, Kronologi Ilmu Pemerintahan Baru, Jakarta: Direksi Cipta,


2013

Kartasasmita, Ginandjar, Pembangunan Untuk Rakyat:Memadukan Pertumbuhan


dan Pemerataan, Jakarta: PT Pustaka Cidesindo, 2009

Djiwakusumah, Tasripin, Budidaya Perikanan Air Tawar, Jakarta: T.Pn, 1980

Fauzi, Akhmad, Ekonomi Perikanan, Jakarta;PT.Gramedia Pusaka Utama, 2010

Effendi, Irzal dan Wawan Oktariza, Manajemen Agribisnis Perikanan, Jakarta:


Penebar Swadaya, 2006
73

Wawancara pribadi

Wawancara Pribadi dengan Bapak Yan Maulana, Pekerja Harian Keramba Jaring
Apung, (Purwakarta, 23 Mei 2017), Pukul 16.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudinta, Pengusaha Keramba Jarung Apung,


(Purwakarta, 23 Mei 2017), Pukul 17.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kurnia, Pengusaha Keramba Jaring Apung,


(Purwakarta, 24 Mei 2017), Pukul 17.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Dadang, Pekerja Harian Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 25 Mei 2017), Pukul 16.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sumri, Pengusaha Keramba Jaring Apung,


(Purwakarta, 25 Mei 2017), Pukul 17.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ujang, Pekerja Harian Keramba Jaring Apung,
(Purwakarta, 26 Mei 2017), Pukul 16.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Jajang, Pekerja Harian Keramba Jariang


Apung, (Purwakarta, 13 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Agus, Pekerja Harian Keramba Jaring Apung,
(Purwakarta, 13 Juli 2017), Pukul 11.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsudin, Pekerja Harian Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 14 Juli 2017). Pukul 14.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Casman, Pengusaha Keramba Jaring Apung,


(Purwakarta, 14 Juli 2017), Pukul 16.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Shoim Hariyanto, Pengusaha Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 16 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Iwan, Pengusaha Keramba Jaring Apung,


(Purwakarta, 16 Juli 2017), Pukul 11.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Hj.Yana Setiawan. Pengusaha Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 16 Juli 2017), Pukul 13.00 WIB

Wawancara Pribaadi dengan Bapak Ade Hasan, Pengusaha Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 17 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB
74

Wawancara Pribadi dengan Bapak Santuri, Pengusaha Keramba Jaring Apung,


(Purwakarta, 17 Juli 2017), Pukul 11.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Asep Saepudin, Pengusaha Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 17 Juli 2017), Pukul 13.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sahrudin, Pekerja Harian Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 18 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Mahmudin, Pekerja Harian Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 18 Juli 2017), Pukul 11.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Nanan Suryana, Pekerja Harian Keramba


Jaring Apung, (Purwakarta, 18 Juli 2017), Pukul 13.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sarmita, Pekerja Harian Keramba Jaring


Apung, (Purwakarta, 18 Juli 2017), Pukul 15.00 WIB
PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Dadang

Usia : 32 tahun

Tanggal penelitian : 25 Mei 2017

Waktu : 16.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Untuk mencari nafkah

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah 2 tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Rp. 100.000 perhari

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan berapa ?

2 jutaan lah

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Terbantu

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Sudah

7. Berapa orang putra Bapak ?

Anak baru 1

8. Umur anak berapa tahun ?


5 tahun

9. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Rumah sendiri

10. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Awalnya saya bantu abah saya kan dia dulu juga jadi pekerja harian

seperti saya tapi sekarang udah punya keramba sendiri

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Dadang


Nama : Ujang

Usia : 35 tahun

Tanggal penelitian : 26 Mei 2017

Waktu : 16.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Untuk kebutuhan ekonomi dll

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah 10 tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Rp. 100.000 – 150.000 perhari

4. Berapa kebutuhan hidup perbulan ?

Kurang lebih 3 jutaan

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Iya sangat membantu

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Sudah

7. Berapa orang putra Bapak ?

Anak ada 2

8. Umur anak berapa tahun ?

Yang pertama 6 tahun, yang kedua 1 tahun


9. Bapak punya Rumah sendiri atau mengontrak ?

Rumah udah sendiri

10. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Kalo kerja kaya gini mah teh gak perlu keahlian atau belajar dulu

dengan kita melihat yang sudah biasa bekerja lama-lama juga bisa

sendiri teh

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Ujang


Nama : Jajang

Usia : 37 tahun

Tanggal penelitian : 13 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Biar nanti saya bisa punya keramba ikan juga jadi saya bisa usaha

buka usaha sendiri.

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Baru 2 tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Kurang lebih Rp.100.000 perhari

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Berapa ya, gak tentu si teh ya mungkin maksimal Rp.2.000.000

perbulan

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Ya sangat membantu dong teh

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Alhamdulillah sudah teh

7. Berapa orang putra Bapak ?

Baru 1 teh perempuan


8. Umur anak berapa tahun ?

Kalo gak salah sih umurnya sekarang 7 tahun

9. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Rumah sendiri

10. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Kalo kerja begini mah teh gak perlu belajar waktu pertama kali saya

mulai kerja ya saya liat yang sudah pengalaman aja lama-lama saya

bisa sendiri. Kebanyakan si di sini kaya gitu teh gak pake belajar gitu

Cuma sempet beberapa kali ada pelatihan dari dinas perikanan teh

saya juga pernah ikut sekali tapi pas saya belum kerja begini teh.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Jajang


Nama : Agus

Usia : 21 tahun

Tanggal penelitian : 13 Juli 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Saya hanya lulusan SD susah untuk mencari kerja. Dengan menjadi

pekerja harian keramba ikan bisa cukupin kehidupan sehari-hari.

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Baru 2 tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Rp. 100.000 perhari

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Kurang lebih Rp.2.000.000 an

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Alhamdulillah sungguh sangat terbantu

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Belum menikah

7. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Saya ikut sama bos tinggal di keramba


8. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Awalnya saya liat temen karena dia udah lama juga kerja kaya gini

karena sering liatin kadang suka ikut bantu-bantuin juga akhirnya

bisa sendiri aja.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Agus


Nama : Yan Maulana Yususf

Usia : 24 tahun

Tanggal penelitian : 23 Mei 2017

Waktu : 16.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Tidak ada pekerjaan lagi lagian saya kan tidak sekolah ini aja masih

untung ada yang mau memperkerjakan saya

2. Sudah Berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah lama sekitar 6 tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Perharinya kadang Rp.100.000 kadang juga Rp.150.000

4. Berapa kebutuhan hidup perbulan berapa ?

Saya mah tidak terlau besar karena kan saya juga belum berkeluarga

paling sehari Rp.50.000

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Sangat membantu

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Belum

7. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?


Kalo rumah saya masih tinggal dengan orang tua tapi sehari-hari

saya tinggal di keramba apung ini, tapi sesekali pulang ke rumah

8. Dari mana bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Saya mah ikut-ikut aja lama-lama bisa sendiri kebetulan paman saya

juga petani ikan jadi saya dari dulu emang suka ikut paman saya di

keramba

Mahasiswi Informan

Ajeng Dwi Rahma P Yan Maulana Yusuf


Nama : Samsudin

Usia : 43 tahun

Tanggal penelitian : 14 Juli 2017

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Setelah saya menjadi pekerja harian keramba ikan, ya Alhamdulillah

penghasilannya bertambah. Dengan menjadi pekerja harian keramba

ikan bisa mandiri nantinya bisa punya keramba sendiri dan

dikembangin sendiri

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Kira-kira si 8 tahun teh

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Kadang si Rp.100.000 tapi kalo panennya banyak dan di pasar lagi

rame bisa Rp.150.000 perhari teh.

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Ya kalo sama kebutuhan makan sehari-hari dan kebutuhan sekolah

anak si kurang lebih Rp. 3.000.000 an teh.

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Alhamdulillah sangat membantu teh

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?


Iya sudah

7. Berapa orang putra Bapak ?

Anak saya ada 3 yang pertama laki-laki udah sekolah sekarang dia

kelas 3 Smp, yang kedua laki-laki juga baru satu SMP terus yang

terakhir perempuan baru kelas 3 SD

8. Umur anak berapa tahun ?

Berapa ya teh saya kurang apal juga ya pokonya mah yang laki-laki

udah pada gede suka ikut bantu saya juga di keramba.

9. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Alhamdulillah rumah sendiri

10. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Saya mah ya bisa sendiri aja teh karena dulu bapak saya juga punya

keramba jadi dari setelah lulus sekolah saya suka bantuin di keramba

ya lama-lama jadi bisa sendiri. Pengennya mah punya sendiri teh tapi

tabungan saya belum cukup.

Mahasiswi Informan

Ajeng Dwi Rahma P Samsudin


Nama : Sahrudin

Usia : 32 tahun

Tanggal penelitian : 18 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Untuk mendapat penghasilan neng kalo bukan kerja disini kerja di

mana lagi saya neng.

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah 10 tahun kayanya neng.

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Seratus ribu sampe seratus lima puluh ribu neng.

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Berapa yaa kira-kira tiga jutaan mungkin ya.

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Iya sangat membentu neng.

6. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Sudah

7. Berapa orang putra Bapak ?

Baru satu neng sekarang kelas 3 SD

8. Umur anak berapa tahun ?


Kayannya 9 tahun neng.

9. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Rumah sendiri neng

10. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Saya belajar sendiri aja dulu awalnya saya suka ikut orang tua saya

ke keramba sekarang karena yang kerja di keramba orang tua saya

orang lain jadi saya kerja di keramba orang

Mahasiswi Informan

Ajeng Dwi Rahma P Sahrudin


Nama : Mahmudin

Usia : 43 tahun

Tanggal penelitian : 18 Juli 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Karena jadi pekerja di keramba penghasilannya lumayan bisa buat

Menuhin kebutuhan hidup. Bisa belajar juga siapa tau nanti punya

keramba sendiri.

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah 10 tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Perharinya seratus ribu tapi karena saya tinggal di keramba saya

minta perbulan aja jadi tiga juta tapi kadang suka lebih juga.

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Kurang lebih si tiga jutaan ya udah sama sekolah anak tapi saya kan

punya warung di deket waduk itu ada warung makan itu punya saya

jadi bisa buat nambah-nambahin kebutuhan.

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Ya kalo di bilang membantu ya pasti membantu karna saya juga gak

punya kerjaan lain lagi kalo bukan kerja di keramba sama warung.
6. Apakah Bapak memiliki usaha yang lain ?

Ya Alhamdulillah ada warung kecil-kecilan di pinggir waduk, di

warung saya jual makanan ringan sama kopi-kopi aja. Kadang saya

juga ngojek perahu. Kebetulan saya dikasih fasilitas perahu sama

pemilik keramba.

7. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Sudah

8. Berapa orang putra Bapak ?

Anak saya ada dua

9. Umur anak berapa tahun ?

Yang pertama 11 tahun kelas 5 SD

Yang kedua baru 5 tahun

10. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Rumah sendiri

11. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Ya liatin orang-orang yang kerjanya udah lama kan mereka udah

terbiasa tuh nanti juga bisa sendiri.

Mahasiswi Informan

Ajeng Dwi Rahma P Mahmudin


Nama : Nanan Suryana

Usia : 47 tahun

Tanggal penelitian : 18 Juli 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Buat kebutuhan hidup

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah lumayan lama sekita lima belas tahun

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Kurang lebih seratus sampe seratu lima puluh ribu

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Berapa ya kira kira dua juta lebih kayanya neng

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Iya pasti membantu

6. Apakah Bapak memiliki usaha lain ?

Ya saya punya perahu, jadi bisa saya sewakan bagi yang ingin ngojek

perahu di waduk atau buat antar-antar barang.

7. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Sudah

8. Berapa orang putra Bapak ?


Anak saya tiga

9. Umur anak berapa tahun ?

Yang pertama udah sekolah umurnya kira kira 12 tahun

Yang kedua juga sekolah 8 tahun kayanya

Yang terakhir baru setahun

10. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

sendiri

11. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Dari bapak saya bapak saya kan punya keramba jadi saya dulu suka

bantu bantu di keramba saya juga punya keramba tapi saya juga kerja

di keramba orang lain ya untuk nambah kebutuhan aja.

Mahasiswi Informan

Ajeng Dwi Rahma P Nanan Suryana


Nama : Sarmita

Usia : 43 tahun

Tanggal penelitian : 18 Juli 2017

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : di keramba apung

Pekerja Harian

1. Apa alasan Bapak menjadi pekerja harian ?

Untuk kebutuhan hidup. Setelah saya kerja di keramba walaupun

hanya sebagai pekerja harian saya bisa punya rumah sendiri selain itu

saya juga punya usaha ikan bakar dll di pinggir waduk Jatiluhur yaa

lumayan hasilnya bisa buat kebutuhan ekonomi dan sekolah anak.

Pengennya punya keramba sendiri tapi tabungan saya belum cukup.

2. Sudah berapa lama Bapak menjadi pekerja harian ?

Udah 8 tahunan

3. Berapa banyak upah yang Bapak terima setiap hari/bulan ?

Kadang si Rp.100.000 tapi sekarang lebih sering Rp.150.000 perhari

teh.

4. Berapa kebutuhan hidup Bapak perbulan ?

Tiga jutaan mah ada kayanya.

5. Apakah usaha budidaya keramba jaring apung ini membantu

kebutuhan ekonomi Bapak ?

Iya membantu banget, dari hasil usaha keramba jaring apung saya

bisa punya usaha lain seperti warung, dan ojek perahu dari situ saya
sudah bisa memiliki rumah sendiri. Mudah-mudahan nanti punya

keramba sendiri.

6. Apakah Bapak memiliki usaha yang lain ?

Iya ada, saya punya warung di pinggir waduk. Jual ikan bakar, nasi

liwet dll. Itu juga lumayan buat tambah-tambah ekonomi.

7. Apakah Bapak sudah berkeluarga ?

Sudah

8. Berapa orang putra Bapak ?

Anak saya ada empat

9. Umur anak berapa tahun ?

Yang pertama 15 tahun

Yang kedua 5 tahun

Yang ketiga 3 tahun

Yang keempat baru 10 bulan

10. Bapak punya rumah sendiri atau mengontrak ?

Iya rumah sendiri

11. Dari mana Bapak mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

pekerjaan ini ?

Ini mah bisa dengan sendirinya aja neng. Pas awal-awal kerja si ya

saya ngikutin temen saya yang udah lebih dulu kerja kaya gini liatin

dia aja kerjanya kaya gimana terus dengan sendirinya jadi bisa yak

arena biasa juga kali.


Mahasiswi Informan

Ajeng Dwi Rahma P Sarmita


PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Sudinta

Usia : 57

Tanggal penelitian : 23 Mei 2017

Waktu : 17.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Udah lama teh lumayan lah udah sekitar10 tahun

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ya buat nambahin kebutuhan ekonomi. Karena, saya Cuma PNS gajinya gak

seberapa sedangkan hidup makin ke sini makin mahal. Jadi saya buka usaha

keramba ikan ini buat nambahin kebutuhan dan tabungan.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Soalnya usaha kaya gini untungnya lumayan apa lagi kalo di pasarnya lagi

rame dan naik sebulan bisa dapet 2 kali gaji UMR.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Saya si dari tabungan aja gak mau pinjem-pinjem di Bank atau koperasi gitu
5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Ya pertama kalo awal tahun akhir tahun itu biasanya cuaca jelek ya pengaruh

cuaca ya bukan air. kalo dingin oksigen kurang terus kendala yang kedua itu

modal karena saya tidak mengandalkan pinjaman Bank atau koperasi dalam

10 tahun ini apapun yang terjadi saya usahakan pakai tabungan pribadi.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Ya kita harus antisipasi ke depan cuaca gimana air gimana dan harus

memikirkan laba yang di pakai sekarang harus bisa di simpan buat tahun

depan jangan sampai baru dapat laba udah buat beli macem-macem

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Saya mah tinggal telpon aja kan setiap petani udah ada Bandar-bandarnya

jadi kalo udah jadi daging tinggal di bawa aja sama Bandar-bandarnya udah

tersalurkan

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Satu aja saya mah satunya lagi anak saya

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Ada sama BKR

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Ijin sama POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?
Sangat membantu perekonomian dan membantu bagi para remaja yang tidak

sekolah untuk tetap bekerja atau membuka usaha bagi yang punya modal itu

mah

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal turun naik, kalo lagi naik Rp.25.000 per kg kalo lagi

turun Cuma Rp.16.000 per kg belom lagi kalo cuaca lagi kurang bagus

banyak ikan yang mabok

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Saya lagi itu 20 juta baru buat 2 petak keramba

14. Berapa harga jual ikan ?

Kadang 25.000 per kg kadang 16.000 per kg

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Bersihnya 7 juta perpetak

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Bagus, hasilnya bisa di jual ke pasar ada juga yang di buat abon atau di jual

di pinggi-pinggir waduk bagi yang punya warung makan

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Jangan milih-milih kalo mau kasih bantuan, kasih bantuan ke petani-petani

kecil gak usah kalo petani-petani besar mah labanya juga udah besar. Kasih

aja ke petani kecil agar usahanya semakin besar.


Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Sudinta


Nama : Sumri

Usia : 60

Tanggal penelitian : 25 Mei 2017

Waktu : 17.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Sekitar 7 tahun

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Untuk mencari nafkah buat kebutuhan hidup karena saya engga ada kerjaan

sampingan Cuma punya usaha ini aja.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Tujuan nya ya untuk kebutuhan ekonomi kebutuhan sekolah anak.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Dari tabungan, saya nabung dari saya masih jadi pekerja harian saya belum

punya keramba sendiri tadinya dari hasil kerja harian itu saya nabung dan

pas tabungan udah cukup saya buat keramba awalnya baru punya 2 petak.

5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?
Paling pas airnya lagi gak bagus dan kalo lagi ada virus aja jadi ikannya

banyak yang mati.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Yang pentig mah yakin aja, dan harus antisipasi pas cuaca lagi kurang bagus

jangan terlalu banyak nanem benih.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Beli benih sama pakan nya terus nanem benih nanti saya yang kelola sampe

jadi ikan yang udah siap di jual baru di bawa ke tengkulak untuk di jual di

pasar.

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

satu

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Tidak ada

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Ijin sama POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?

Punya penghasilan setiap bulan

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ya kalo lagi rame di pasaran aja.

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Modal awal saya 5 juta


14. Berapa harga jual ikan ?

25.000 per kg kadang kalo lagi turun 16.000 per kg

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

3 juta perpetak

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Bisa buat di jual di warung-warung yang di pinggir waduk ada juga yang

dijadikan abon ikan

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Denger – denger KJA ini kan mau di gusur ya jangan sampe lah soalnya saya

bingung juga tidak ada pencaharian lagi.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Sumri


Nama : Kurnia

Usia : 56 tahun

Tanggal penelitian : 24 Mei 2017

Waktu : 17.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Alhamdulillah udah 12 tahun.

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Buat kebutuhan hidup mbak saya kan tidak sekolah bingung mau kerja di

mana ya saya buka usaha ini aja.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Enak aja kalo usaha kaya gini kita juga jadi bisa buat lapangan pekerjaan

bagi para pemuda yang masih nganggur karena putus sekolah atau hanya

tamatan SMA,apalagi jaman sekarang mana ada kerjaan yang mau nerima

kalo Cuma ijazah SMP atau SMA apalagi SD. Keuntungannya juga lumayan

buat kebutuhan hidup sekolah anak dll.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?


Saya lagi itu sebagian dari tabungan sebagian lagi dari pinjeman kebetulan

lagi itu ada yang mau minjemin.

5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Kendalanya kalo di pemasaran si ya sama tengkulaknya, kalo kendala

alamnya ya cuaca tidak ada angina tidak ada panas ya ikan pada mabok

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Yang penting kita tau saat cuaca lagi kurang bagus dari situ kita harus mulai

antisipasi.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Awalnya saya beli benihnya gitu jadi benih dan pakan saya beli di tempat itu

nanti kalo sudah jadi daging siap dipasarkan ya saya jualnya ke tempat yang

saya beli benih dan pakan tadi.

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Awalnya saya sendiri gak punya karyawan tapi karena nambah-nambah

petak saya ambil cari karyawan sekarang ada dua karyawan saya.

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Saya tidak ada kerja sama

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Iya ke POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?
Sangat membantu kebutuhan hidup, ekonomi dll

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Kalo peningkatan modal jelas turun naik tergantung harga pasar aja

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Awal modal saya 15 juta.

14. Berapa harga jua ikan ?

Sama ya kaya petani-petani yang lain kalo lagi naik Rp.25.000 per kg kalo

lagi turun Rp. 15.000 per kg

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

4 sampai 5 jutaan

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Soalnya di sini ikan mas itu sangat di minati ya, udah gitu pengelolaannya

juga mudah dan gak lama

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Kalo untuk pemerintah saya menyarankan di bidang perikanan itu harus ada

koperasi perikanan jadi biar ada keseragaman harga.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Kurnia


Nama : Hj. Yana Setiawan

Usia : 56 tahun

Tanggal penelitian : 16 Juli 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Saya si kalo pribadi udah dari tahun 2000 neng, tapi kalau ikut bantu orang

tua dari tahun 1989 karena orang tua saya awalnya usaha budidaya keramba

ikan ini. Jadi kalau punya sendiri ya udah 17 tahun.

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Awalnya saya nerusin keramba punya orang tua, karena orang tua saya sakit

jadi mau gak mau saya yang bantuin. Tapi karena usaha ikan sudah menjadi

mata pencaharian dan bisa membuka lapangan pekerjaan ya saya teruskan

sampai sekarang.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Tujuan saya ya untuk mata pencaharian ya karena saya gak mau kerja-kerja

di pabrik gitu jadi saya buka usaha ini aja sekaligus awalnya karena bantu

orang tua.
4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Modal awalnya dari orang tua kolam juga punya orang tua terus dari situ

sebagian saya tabung biar saya punya sendiri sebagiannya lagi saya dapat

pinjeman dari temen.

5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Kalo kendala ya paling karena perubahan cuaca kaya sekarang nih banyak

visrus nih akibat panas ujan panas ujan jadi kalo kata kita mah manusia flu

gitu yah nah ikan juga sama bisa flu tapi kategorinya bukan flu namanya

asang kaya sariawan gitu insangnya kalo di buka ada putuh-putuhnya gitu.

Paling gitu aja si.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Ya kiat saya mah semaksimal mungkin supaya tidak rugi yah lebih efisisen

pemberian pakan, terus kebersihan di kolam juga di jaga supaya tidak banyak

penyakit karena otomatis sama penghasilan juga akan bertambah terus

memilih benih yang bagus dan benih yang murah barangkali seperti itu.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Awalnya saya beli benih, beli pakan nah abis itu benihnya saya kelola di

keramba sampe jadi daging nanti kalo sudah jadi daging keliatannya sudah

bisa di jual gitu ya trus saya bawa ke pasar sebagian ke penampungan sudah
tersalur lah gitu setiap mau panen sudah tidak bingung lagi mau di jual

kemana atau di apakan sudah tidak seperti itu lagi kalo sekarang mah semua

sudah punya Bandar atau tengkulaknya masing-masing.

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Kalau karyawan saya ada 3 orang semua tinggal di keramba.

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Saya tidak ada kerja sama saya sendiri.

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Kalo ijin untuk membuat keramba ke POJ karena waduk jatiluhur ini kan di

kelola oleh POJ.

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?

Ya banyak neng kalo positifnya ya pertama sebagai ladang mata

pencaharian, bisa membuka lapangan pekerjaan juga terus yang paling

penting mah dapet untung lah gitu.

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal biasa saya lakukan itu dari hasil panen ikan nila atau

ikan jambal yang di bawah ikan mas kita kan nanem ikan ada beberapa

jaring yah jaring utama ikan mas nah di bawahnya ada satu atau dua untuk

ikan nila atau jambal nah paling dari situ si untuk peningkatan modal.

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Awal modal saya lagi itu ada 10 juta yah dari tabungan ada juga pinjeman.

14. Berapa harga jua ikan ?


Kalo rata-rata si Rp.16.000 ya tapi kalo lagi lebaran kaya kemaren harga

ikan naik sama si ya semua-semua pasti naik. Kemaren tuh naik jadi harga

ikan bisa Rp.25.000.

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Ya Alhamdulillah lah cukup untuk bayar karyawan, cukup untuk menghidupi

anak istri keluarga ya kalo menurut saya mah lebih dari cukup lah kira-kira

Rp. 4.000.000 per petak.

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Kalo menurut saya si 2, 5 bahkan 8 tahun ke depan si masih prospek.

Manakala kita juga harus ada keseimbangan dengan lingkungan, makanya

kita harus banyak konsultasi dengan LLH (Lembaga Lingkungan Hidup)

caranya dengan jangan buang sampah sembarangan, jangan membawa

keluarga ke kolam.

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Ya kalo menurut saya si selama ini baik ya dukungan pemerintah untuk para

petani ikan jadi tidak terlalu banyak saran lah. Gitu neng.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Yana Setiawan


Nama : Iwan

Usia : 37

Tanggal penelitian : 16 Juli 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Dari 2008 kira-kira 9 tahun ya neng.

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Awalnya pas ada keramba ini kebanyakan orang-orang yang di luar daerah

purwakarta saya liat kok kayanya enak juga usaha keramba ini hasilnya juga

menguntungkan gitu yaudah saya sebagai pribumi harus bisa juga lah harus

punya gitu mereka aja yang non pribumi banyak berhasil.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Ya untuk mencukupi kebutuhan tujuannya mah.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Dari tabungan sendiri aja.


5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

ya banyak lah kadang dari pakan yang kurang bagus atau bisa juga benihnya

gitu. Kalo sekarang ini lagi musim virus karena cuaca jadi ikan suka banyak

yang mati.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Kalo saya mah biar gak rugi harus antisipasi jadi kalo cuaca ke depan

kayanya kurang bagus mending jangan naro benih dulu daripada nanti malah

rugi karena kan kalo cuacanya gak bagus ikan juga banyak yang mati.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Kan ada bandar neng jadi saya tinggal naro aja di bandar kalo ikan sudah

jadi daging sudah siap di jual gitu.

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Karyawan 1 aja saya juga sering ke keramba.

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Gak ada neng sendiri aja paling kerja sama sama yang punya pakan aja.

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Ijin ke POJ karena mereka yang punya wilayah.

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?

Positifnya ya saya punya penghasilan dari usaha ini jadi saya bisa mencukupi

kebutuhan anak-anak dan istri.


12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal ya paling dari jaring yang di bawahnya aja kan kalo ikan

nila sama ikan jambal makanannya sisa-sisa dari ikan mas yang di jaring

atas jadi saya hanya membutuhkan pakan satu macam aja dari ikan mas gitu

aja si biasanya.

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Awal modal saya kurang lebih Rp. 6.000.000 ya waktu itu pertama Cuma

punya 2 petak dengan modal segitu.

14. Berapa harga jua ikanl ?

Kalo sekarang si Rp.16.000 ya standarnya si Rp.17.000 – Rp.18.000 neng

Cuma kalo lagi rame di pasaran bisa Rp.25.000.

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Kalo penghasilan si gak nentu ya neng kadang Rp.2.000.000 – Rp.3.500.000

perpetak.

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ya kurang tau si neng kalo kepengennya mah yah lebih baik lah lebih bagus

gitu biar untung juga banyak.

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Saran saya si kan lagi itu katanya jaring apunga mau di hapuskan oleh

pemerintah kalo saran saya si jangan lah karena dari mana lagi saya dapet

penghasilan. Karena, saya kan Cuma punya usaha ini aja neng gak kerja

apa-apa lagi gitu.


Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Iwan


PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Shoim Hariyanto

Usia : 63 Tahun

Tanggal penelitian : 16 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Berapa ya udah lumayan lama teh kurang lebih 15 tahun kayanya

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Untuk kebutuhan hidup teh awalnya saya sebagai pekerja harian aja belum

punya keramba ya Alhamdulillah lama-lama saya punya keramba sendiri.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Karena saya engga punya pekerjaan lain lagi waktu itu Cuma pekerja harian

aja terus saya liat punya keramba kayanya enak yaudah saya kumpulin duit

buat beli keramba.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Nabung teh dari hasil kerja harian saya di keramba orang.


5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Kendalanya paling di cuaca ya kalo cuacanya lagi kurang bagus ikan juga

hasilnya jadi kurang bagus banyak yang mabok alhasil kita petani banyak

kerugian di situ karena beli benih untuk berapa kilo tapi yang jadi daging gak

sesuai dengan benihnya.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Kalo saya antisipasi kalo cuaca udah keliatan kurang bagus nih saya nanem

benihnya gak terlalu banyak jadi kerugian berkuranglah gitu.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Ya kaya petani lainnya aja kita beli benihnya pakannya terus kita kelola

sampe jadi daging nanti kalo udah siap di panen kita bawa ke tengkulak kalo

disini kan udah punya tengkulak masing-masing teh jadi gak bakal berebut

gitu. Ibaratnya kita udah punya tempat lah buat di jual selain di pasar

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Awalnya saya sendiri karna baru memulai punya keramba belum bisa buat

bayar karyawan kan tapi karna sekarang saya punya 16 petak jadi saya ambil

karyawan dua orang tapi yang satunya masih ponakan

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Engga ada tuh

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?


iya sebelum kita buat keramba kita ijin dulu sama POJ karena POJ yang

punya daerah

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?

Dampak positifnya ya banyak yah salah satunya dengan saya punya usaha ini

saya punya penghasilan kalo saya gak punya usaha ini ya saya hidup dari

mana teh

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal tergantung harga pasar aja

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Kurang lebih Rp.5.000.000 untuk 1 petak

14. Berapa harga jual ikan ?

Kadang 25.000 per kg kadang 16.000 per kg

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Penghasilan kurang lebih 3 sampe 5 juta perpetak

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ya belom tau juga ya teh dari dulu juga Cuma gini-gini aja

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Saran saya ya paling minta di bantu untuk memberikan arahan kepada

pengunjung waduk untuk jaga jebersihan di sekitar waduk karena kan kalo

banyak sampah itu air jadi engga bagus ke ikannya gitu teh. Apalagi kan

sekarang waduk Jatiluhur udah rame yah.


Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Shoim Hariyanto


PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Casman

Usia : 52 Tahun

Tanggal penelitian : 16 Juli 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Udah sekitar 8 tahun

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Buat nambahin kebutuhan teh soalnya saya cuma kerja di pabrik

penghasilannya gak seberapa

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Ya itu tadi tujuan nya buat nambahin kebutuhan hidup karena apalagi jaman

sekarang semua serba mahal apa lagi pendidikan ya harus punya simpanan

dari sekarang belum lagi kalo anak mau kuliah

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Waktu itu dari tabungan saya sedikit kurangnya saya pinjam sama temen
5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Kendala mah Cuma di cuaca aja paling ya sama air kalo lagi musim virus

gitu tapi ya kita petani udah hafal lah kalo lagi musim hujan atau panas

harsunya kaya gimana

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Antisipasi aja sebelum cuaca gak bagus berarti kita harus punya simpanan

karena kalo lagi musim virus atau hujan giu kan ikan banyak yang mabok

akhirnya banyak yang rugi makanya sebelumnya harus punya simpanan gitu.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Yananti kalo udah jadi daging udah siap di panen tinggal di taro di

tengkulaknya gitu aja

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Cuma satu

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Engga ada

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Ijin aja sama POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?
Banyak teh kalo positifnya mah bisa bantu kebutuhan kita yang awalnya

kurang mampu atau gak punya pekerjaan dengan kita buka usaha keramba

ikan kan jadi punya penghasilan gitu

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal mah engga ada paling ya tergantung harga pasar aja

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Rp.5.000.000

14. Berapa harga jual ikan ?

25.000 per kg itu kalo lagi lebaran atau taun baru gitu kalo standarnya mah

16.000 per kg

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Tergantung hasil panen si kadang Rp.3.000.000 sampe Rp.5.000.000

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ya belum tau teh saya juga

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

saran saya bagus ya buat pemerintah sekarang karena sudah menghapuskan

para petani yang non pribumi. Jadi sekarang yang punya keramba itu

pribumi semua teh.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Casman


PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ade Hasan

Usia : 56 Tahun

Tanggal penelitian : 17 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Udah ada 10 tahunan kalo gak salah yah

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ya agar saya punya penghasilan karena saya gak kerja apa-apa saya Cuma

punya usaha ini aja.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Tujuannya ya untuk kebutuhan hidup saya dan keluarga saya

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Ada yang dari tabungan ada yang dari pinjeman sama temen

5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?
Kalo dari jaring apung ini kendala paling dari cuaca karena untuk wadah

atau tempat kita gak perlu bikin lagi kaya di kolam-kolam gitu kita hanya

buat keramba sam jaring aja di atas waduk nah ini tergantung bagaimana

kondisi air dan cuaca.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Kiat usahanya kita harus antisipasi petani ikan pasti udah paham kalo nanti

cuaca buruk harus bagaiamana-bagaimananya

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Tinggal di serahin aja ke bandarnya kalo udah siap di jual

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Satu

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Tidak ada

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Ijinnya sama POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?

Banyak ya salah satunya saya jadi punya penghasilan sendiri tanpa ikut sama

orang lain.

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal tergantung harga jual di pasar aja

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?


Kurang lebih Rp.10.000.000 saya waktu itu

14. Berapa harga jual ikan ?

Kalo standarnya itu Rp.17.000 tapi kalo lagi rame ya bisa Rp.25.000

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Rp.7.000.000 udah bersih itu ya

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Perkembangan pasti ada tapi ya saya masih belum tau juga.

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Saran saya ya kalo mau bantu masyarakat bantulah dari masyarakat yang

kecil dulu gitu.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Ade Hasan


PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Santuri

Usia : 48 Tahun

Tanggal penelitian : 17 Juli 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Saya mah baru teh baru 5 tahun

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Saya pengen punya keramba sendiri aja karena awalnya saya kan pekerja

harian saya kerja di keramba orang itu udh 15 tahun dari saya gak punya

apa-apa sampai sekarang saya udah punya keramba sendiri

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Tujuannya si ya untuk ekonomi lebih baik lagi kalo punya keramba sendiri

kan enak hasilnya juga lebih besar.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?

Dari tabungan
5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Selama ini si yang saya rasain kendalanya paling di cuaca kalo cuaca udah

mulai gak enak nih yaudah hasil panen ikan pun kurang menguntungkan

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Biar gak bangkrut ya kita antisipasi sebelum musim hujan kita harus punya

tabungan karena selama musim hujan kemungkinan panen juga sedikit

jangan sampe kita nanem bibit kaya biasanya tapi ternayata lagi musim hujan

yaudah itu yang ada rugi semua.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Saya taro di tengkulak kalo ikannya sudah siap di jual udah bagus dagingnya

udah banyak kan berarti itu udah siap di jual ya tinggal saya anter ke

tengkulak disini petani semua udah punya masing-masing Bandar jadi gak

perlu bingungn mau di jual kemana kemananya.

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Satu aja karna kalo banyak bingung juga nanti bayar karyawannya

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Engga ada kerjasama saya mah

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?

Ijin ke POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?
Dampak positif yang saya rasain banyak ya pertama saya jadi punya usaha

sendiri saya juga bisa ngasih pekerjaan sama orang yang nganggur dulu juga

saya bingung mau kerja di mana jadi kuli mah gak seberapa neng hasilnya

tapi cape iya akhirnya saya di ajak temen kerja di keramba ya lumayan

hasilnya.

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Peningkatan modal terantung harga pasar aja saya ngikutin di pasar

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Rp.10.000.000

14. Berapa harga jual ikan ?

Rp.16.000 tapi kadang Rp.25.000

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Bersihnya 7 juta perpetak

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Prospek untuk kedepan saya kurang tau si ya tapi kalo untuk 2 sampai 5

tahun lagi ya masih pastinya.

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Kayanya gak ada ya neng soalnya ya pemerntah untu saat ini cukup baik

mendukung adanya keramba ikan.


Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Santuri


PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Asep Saepudin

Usia : 57 Tahun

Tanggal penelitian : 17 Juli 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : di rumah

Pengusaha Budidaya Keramba Jaring Apung

1. Sudah berapa lama Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Ada mah 10 tahunan saya usaha keramba ikan

2. Apa alasan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring apung ?

Waktu itu saya pengen usaha ini karena buat nambahin kebutuhan hidup buat

keluarga karena banyak tanggungan dengan gaji dari hasil kerja di pabrik

saya rasa kurang cukup gitu makanya saya buka usaha keramba ikan ini.

3. Apa maksud dan tujuan Bapak membuka usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Untuk menambah kebutuhan karena selain saya mengurus keluarga saya

sendiri saya juga membantu orang tua saya untuk mengusrus adik-adik saya

gitu neng.

4. Dari mana Bapak mendapatkan sumber dana atau modal usaha budidaya

keramba jaring apung ?


Dari tabungan tapi gak cukup akhirnya saya pinjam tapi saya gak mau kalo

pinjam-pinjam ke Bank gitu neng lagi itu saya pinjamnya ke temen.

5. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam usaha budidaya keramba jaring

apung ?

Ya kalo kendala selama ini di cuaca ya yang gak enak itu kalo cuaca yang

kadang ujan kadang panas itu bikin ikan banyak yang mabok atau virus dari

air karena airnya tercemar apa gitu.

6. Apa kiat usaha budidaya keramba jaring apung yang Bapak lakukan agar tidak

mengalami kebangkrutan ?

Kiat usaha selama ini ya kita haru bisa antisipasi kalo kalo cuaca lagi buruk

jangan nanem benih terlalu banyak kaya biasanya tapi kita kurangin karena

nanti kalo sudah siap di panen tidak semuanya bisa di jual neng. Kan di liat

dulu ikan mana yang bagus di jual mana yang engga kalo ikan nya ada

penyakitnya ya engga jadi di jual.

7. Bagaimana caranya Bapak memasarkan hasil budidaya ikan ini ?

Caranya nanti kalo ikannya sudah dipilih-pilih yang bagus untuk di jual ya

saya bawa ke tengkulak.

8. Berapa orang Bapak mempunyai karyawan ?

Karyawan saya ada dua karena saya engga tiap hari bisa dateng ke keramba.

9. Apakah ada kerjasama dalam membuka usaha budidaya keramba jaring

apung?

Engga engga ada kerjasama saya dari awal sendiri

10. Bagaimana pengurusan perizinan ke instansi terkait ?


Ijin sama POJ

11. Apa saja dampak positif membuka usaha keramba jaring apung ?

Banyak neng kalo saya pribadi saya punya penghasilan lain untuk nambah

kebutuhan hidup ya terus bisa memberi pekerjaan juga sama pemuda yang

masih menganggur karena kasian ya kalo kerja jadi kuli-kuli gitu kalo di

keramba kan enak udah di kasih gaji di kasih kebutuhan dapur juga untuk

sehari-hari bagi yang tinggal di keramba.

12. Bagaimana peningkatan modal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Tidak ada peningkatan modal hanya saja tergntung di pasaran kalo lagi naik

ya naik kalo engga ya standar aja.

13. Berapa modal awal usaha budidaya keramba jaring apung ?

Modal awal saya waktu itu Rp.10.000.000

14. Berapa harga jual ikan ?

Kadang Rp.16.000 tapi kadang juga Rp.25.000 tergantung lagi rame atau

engga nya.

15. Berapa penghasilan Bapak setiap bulan ?

Bersihnya 7 juta perpetak

16. Bagaimana prospek perkembangan usaha budidaya keramba jaring apung ?

Prospek perkembangan usaha belum tau neng ya pengennya si nambah

keramba lagi.

17. Apa saran Bapak kepada pemerintah untuk usaha budidaya keramba jaring

apung ?
Saran saya sama pemerintah si engga ada ya cuma makasih aja gitu karena

kan tadinya usaha keramba ikan ini mau dihapus tapi gak jadi ternyata yang

dihapus itu yang non pribumi aja jadi ya lebih baik begitu lah gitu aja si

neng.

Mahasiswa Informan

Ajeng Dwi Rahma P Asep Saepudin


Kegiatan Para Pengusaha dan Pekerja Keramba Jaring Apung di
Waduk Jatiluhur Purwakarta

Anda mungkin juga menyukai