Anda di halaman 1dari 46

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN

Pencegahan Infeksi Selama


Masa Pandemi COVID-19
dr. H. M. JULIAN ALDWIN
Tim Pembina Mutu Dinas Kesehatan Kab. OKU Selatan
10 Fakta Keselamatan Pasien (WHO)

Kemenkes RI
Keselamatan Pasien

 PMK 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien


 Pasal 5 Ayat 1 :
 Setiap faskes Wajib menyelenggarakan Keselamatan Pasien

 Pasal 5 Ayat 2 :
 Pembentukan Sistem pelayanan yang menerapkan: Standar keselamatan pasien
 Sasaran keselamatan pasien
 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien
Pandemic Covid – 19
 Penetapan WHO Kejadian Pandemik Virus Corona (11 Maret 2020)
 Penetapan Pemerintah sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (Keppres no11/ 2020,
31 Maret 2020
 Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)Sebagai
Bencana Nasional (13 April 2020)

A primary route of transmission of SARS-


CoV-2 is likely via respiratory droplets that
are ejected when speaking, cough- ing or
sneezing. The most common droplet size
threshold has a minimum at 5μm to 10μm
Penerapan sistem Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Faskes
 Tersedia fasilitas:
 Ruangan penempatan pasien
 Sarana perlindungan diri : Kebersihan tangan, Alat Pelindung Diri
 Sarana kebersihan lingkungan
 SDM yang teredukasi
 Petugas kesehatan
 Pasien dan Pendamping pasien
 Masyarakat
 Pemantauan sarana failitas dan tingkat kepatuhan kewaspadaan Isolasi
Strategi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi

Kewaspadaan
Isolasi

Pengendalian
Administratif
Kewaspadaan Standar

 Kebersihan Tangan
 Penggunaan APD
 Kebersihan Lingkungan
 Kebersihan Pernapasan
 Penanganan Linen
 Tatalaksana Limbah
 Disinfeksi peralatan perawatan pasien
 Penyuntikan yang aman
Kemenkes RI
Etika Batuk dan Kebersihan pernapasan

Jangan menggunakan
masker Scuba dan Buff
Kemenkes RI
Perbandingan jenis material masker terhadap
Masker Bedah
 Ukuran partiker yang keluar ketika berbicara sekitar 1 μm , dibandingkan dengan droplet
sekitar 5 μm-10 μm.
 Secara umum, material rumah tangga bisa memfiltrasi sekitar 49% - 86% untuk 0.02 μm
partikel yang keluar, sedangkan masker bedah bisa memfiltrasi sekitar 89%.
 Masker bahan pakaian bisa memfiltasi sekitar 60% partikel antara 0.02 μm sd 1 μm,
dibandingkan dengan masker bedah sekitar 75%.
Pencegahan Tambahan Empiris: Droplet

 Kamar tunggal jika ruang tersendiri tidak tersedia , pisahkan pasien dari pasien lainnya (kohort
system) dengan jarak minimal 1 meter
 Tenaga Kesehatan harus menggunakan APD sesuai indikasi
 Kebersihan tangan
 Masker bedah atau N95 jika tindakan dengan aerosol
 sarung tangan
 Perlindungan wajah atau kacamata
 Gaun/coveraal
 Pasien harus tetap tinggal dikamar ( batasi gerak pasien) jika harus dipindahkan/ mobilisasi
maka pasien wajib memakai masker bedah dan menggunakan rute yang sudah ditentukan
sebelumnya untuk meminimalkan paparan untuk petugas , pasien dan pengunjung
Kewaspadaan Airborne:

 Suatu prosedur/tindakan yang menimbulkan aerosol didefinisikan sebagai tindakan medis


yang dapat menghasilkan aerosol dalam berbagai ukuran, termasuk partikel kecil (<5
mkm) : Intubasi, Bronchoscopy
 Ruangan khusus (isolasi) dengan ventilasi mekanik, minimal terjadi 6 sampai 12 kali
pertukaran udara setiap jam dan setidaknya 160 liter/ detik/ pasien di sarana–sarana atau
ventilasi alamiah
 Batasi jumlah petugas
Rekayasa Lingkungan

 Ventilasi lingkungan yang memadai ( negatif/mekanik/natural ventilasi atau kombinasi)


 Kebersihan lingkungan : Pembersihan permukaan lingkungan menggunakan cairan
disinfektan/detergent atau alcohol
 Jaga jarak minimal 1 meter antara setiap pasien termasuk petugas kesehatan
Ruangan pemeriksaan berventilasi baik
Minimal Memiliki 12 ACH (Air Change Hour)
Pengendalian Lingkungan

 Semua permukaan harus dibersihkan


 Gunakan deterjen dan air untuk pembersihan
 permukaan non perawatan (non kritis)
 Permukaan yang bersentuhan dengan pasien (area kritis) harus didesinfeksi
 Desinfektan: Na hipoklorit, detergent, larutan pemutih (1:9 Air), Alkohol 70%,
Hidrogen peroksida
 Hindari aerosolisasi
 Semua limbah yang sudah dipergunakan oleh orang terduga covid atau sekresi pernafasan
adalah limbah infekius
TIDAK DIREKOMENDASIKAN

FUMIGASI
LINGKUNGAN

Penyemprotan Orang
LINEN

 Linen pada kasus PINERE (penyakit infeksi new emerging re emerging) berpotensi
menularkan (infeksius)
 Petugas harus menggunakan APD dalam menangani linen
 Tempatkan dalam kantong kuning tahan bocor
 Ikat bila sudah 3⁄4 penuh
 Angkut linen dengan hati-hati
 Cuci dan keringkan linen infeksius sesuai standar
 Troley linen bersih dan kotor harus dibedakan
 Alur transportasi linen bersih dan kotor harus tersendiri
To remember!

 Lepaskan semua APD sebelum keluar dari kamar pasien KECUALI Masker (bedah/N95)
tetap dipakai dan dilepaskan
 Cara “ memakai “ dengan BENAR,
 Cara “ melepas “ dengan BENAR,
 Cara mengumpulkan (“disposal”) BENAR
Handhygiene dan 6
Langkah Cuci
Tangan
Cara Pembuangan
dan Penmpatan
Lokasi dan Cara
Melepaskan APD
Pemrosesan Alat Kesehatan

 1. Peralatan kritikal : Peralatan masuk atau dipergunakan dan berhubungan dengan


jaringan steril atau sistem pembuluh, peredaran darah atau membuka kulit . Contoh
instrumen bedah Dilakukan proses sterilisasi ( Autoclave atau Panas kering)
 2. Peralatan semi kritikal : semua peralatan yang digunakan kontak langsung dengan
membran mukosa (hidung, mulut dll) Contoh : Ambu Bag, Kaca Gigi Dilakukan
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan Ezymatik 0,8 %, Klorin 0.5 %, pemutih pakaian
0,5 %, detergent atau direbus dengan air mendidih selama 20 menit
 3. Peralatan Non kritikal : peralatan kesehatan yang digunakan hanya kontak pada kulit
yang utuh Contoh : Tensi Meter, Stetoskope dilakukan pencucian dengan detergent atau
alcohol 70 % dan dikeringkan
LIMBAH

 Tujuan pengelolaan limbah adalah :


  Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan.
 Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan.
 Mencegah penularan infeksi pada masyarakat di sekitarnya.
 Membuang bahan – bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman.
 Setiap ruangan harus menyediakan wadah / tempat sampah tertutup yang diberi label dan
dilapisi kantong plastik dengan warna : kuning untuk limbah infeksius dan hitam untuk
limbah non infeksius.
 Limbah jarum suntik/benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah anti bocor dan
tahan tusukan (safety box), tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidak.
 Pemilahan limbah, harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah
(ruangan-ruangan).
 Limbah cairan tubuh infeksius dan pemulasaran jenazah dialirkan kedalam IPAL.
 Petugas yang menangani limbah harus mengunakan APD seperti sarung tangan khusus,
masker, sepatu boot.
Penyiapan transportasi untuk rujukan

 Petugas yang merujuk pasien dalam pengawasan COVID-19 menerapkan kewaspadaaan


kontak, droplet dan airborne.
 APD diganti setiap pergantian pasien yang berbeda dan setelah dipakai dibuang sebagai limbah
infeksius
 pengemudi ambulan yang membantu memindahkan pasien harus menggunakan APD
 Tempatkan pasien di area khusus dengan ventilasi yang cukup dengan :
 Jarak staf skrining dan pasien/staf saat masuk 1 meter
 Sarana kebersihan tangan handrub dan masker bedah (APD lain sesuai paparan risiko)
 Kursi pasien di ruang tunggu jarak minimal 1 meter dengan gerak satu arah antara petugas dan
pasien
 Keluarga menunggu di luar area triase
Kemenkes RI
PPI dengan penerapan Bundles HAIs
(Healthcare Associated Infections)
 ISK
 CAUTI (Catheter urinary tract infection)
 PLABSI (Peripheral Line associated bloodstream infection)
 IDO (infeksi daerah operasi)
 KIPI
 Penggunaan alat bantu pernapasan
 Terapi inhalasi
 Perawatan Luka
Ringkasan Kewaspadaan Standar
Lanj….
Audit PPI

 Pelaksanaan audit kepatuhan kebersihan tangan dengan cara mengobservasi kepada


petugas kesehatan yang melakukan kebersihan tangan (five moment) dengan 6 langkah cuci
tangan) didalam pelayanan di Puskesmas
 Sistem penilaian IPCN menggunakan skala penilaian rata-rata dengan
mengkategori hasilnya yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang dan kurang sekali
sebagai berikut;

Baik sekali : 100- 90


Baik : 89- 80
Cukup : 79- 60
Kurang : 59- 46
Kurang sekali : 45-0
Contoh

Bulan
No 6 langkah cuci tangan
Februari Maret April
1 Telapak tangan 100% 100% 100%
2 Punggung tangan 73% 86% 91,3%
3 Sela jari 52% 69% 83%
4 Mengunci 56% 78,3% 87%
5 Ibu jari 67,6% 78,3% 96%

6 Ujung Jari 87% 91,3% 100%


  Persentase 72,6% 83,7% 92,8%
ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Lanj…
Contoh ICRA
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

TIDAK ADA EMERGENSI DALAM PANDEMI

SELAMATKAN DIRI SENDIRI SEBELUM


MEMBANTU ORANG LAIN

 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai