Anda di halaman 1dari 43

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

PADA KASUS POTENSIAL KEJADIAN LUAR BIASA


( KLB ) DAN WABAH

PELATIHAN PENANGGULANGAN KLB DAN WABAH UNTUK


TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS
BIODATA
Nama : Ns. Nurijelita Idrus, S.Kep
Tempat/Tgl lahir : Pekanbaru, 3 Oktober 1975
Tempat kerja : RSUD Arifin Achmad
Pekerjaan : IPCN di RSUD Arifin Achmad
Alamat rumah : Jl. Pahlawan no 7 Pekanbaru
Nomor HP : 081382781835
Pendidikan : Sarjana Keperawatan
Email : nurijelitaidrus@gmail.com
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu melakukan pencegahan dan
pengendalian infeksi pada kasus potensial kejadian luar biasa ( KLB ) dan
wabah sesuai pedoman PPI baik di Puskesmas dan masyarakat

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Dasar Penyakit Infeksi
2. Menjelaskan Protokol Kesehatan di masyarakat
3. Menjelaskan Pemulasaran jenazah
4. Melakukan Kewaspadaan Isolasi
5. Melakukan Kewaspadaan Standar
6. Melakukan Kewaspadaan Transmisi
MATERI POKOK

1. Konsep Dasar Penyakit Infeksi


2. Protokol kesehatan di masyarakat
3. Pemulasaran Jenazah
4. Kewaspadaan Isolasi
5. Kewaspadaan Standar
6. Kewaspadaan Transmisi
Perkembangan jenis penyakit baru yang
berpotensi menjadi KLB dan atau Wabah
Pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit dan Puskesmas , tetapi di rumah atau di
masyarakat

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) pada kasus potensial Kejadian Luar biasa
(KLB) dan atau wabah sangat penting karena mampu mencegah penyebaran dan
pengendalian penyakit

Kejadian penyakit infeksi yang menular dapat terjadi di rumah sakit, fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas) dan di masyarakat

Kegiatan utama PPI adalah menerapkan Kewaspadaan Isolasi ( Standar dan Transmisi )
Dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan oleh seluruh tim yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan

6
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
PEJAMU AGEN LINGKUNGAN
Orang yang Mikrorganisme Tempat dimana
menjadi tempat penyebab infeksi agen infeksi dapat
atau proses seperti bakteri, hidup, tumbuh dan
terjadi infeksi virus, jamur, dan berkembang biak
parasit pengaruh dan siap untuk
( usia, status gizi, dari adaptasi ditularkan ke orang
status imunisasi, terhadap lain
penyakit kronis, lingkungan dan
jenis kelamin, pejamu
ekonomi,
herediter )
Rantai Penularan Infeksi
Agen (Penyebab
infeksi:
bakteri,virus,jamur
,parasit)
Susceptible host (Pejamu Reservoir (Tempat
rentan: individu rentan, kuman hidup dan
umur, status gizi, berkembang: Sumber
imunisasi, penyakit : Manusia, air dan
kronis, trauma, larutan, obat, peralatan
imunisupresan) medis yang terkontamiasi

Portal of Entry
(Tempat Masuk : Portal of Exit (Pintu
Lapisan Mukosa: kulit Keluar: saluran nafas,
yang tidak utuh : saluran cerna, saluran
saluran cerna, saluran kemih, transplasenta)
kemih , saluran nafas)
Transmisi ( Cara
Penularan : kontak
(langsung, tak
langsung), Melalui
udara, benda : Vektor
Protokol kesehatan ditempat kerja
1. Mengukur Suhu
2. Skrining pasien
3. Kebersihan
tangan
3
4. Memakai Masker 1 2
5. Menghindari
kerumunan
6. Membatasi
pergerakan
4 5 6
7. Menjaga jarak
8. Hindari Makan
bersama 7 8
Protokol kesehatan ditempat kerja
1. Hindari Makan
bersama
2. Hindari kontak fisik/
bersalaman
3. Menggunakan
sarana ibadah 1 2 2
sendiri
4. Tetap menggunakan
masker saat berada
ditoilet
5. Bersihkan area kerja
secara rutin sebelum
dan sesudah bekerja
3 4 5
Protokol kesehatan dimasyarakat
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
INDIVIDU MASYARAKAT
 APD  Edukasi Kesehatan
 Kebersihan Tangan  Sarana Cuci tangan
 Jaga jarak > 1 M  Pengaturan jarak
 Meningkatkan Daya  Desinfeksi
tahan tubuh permukaan
 Edukasi Isolasi  Gunakan masker
Mandiri
PEMULASARAN JENAZAH
• Kategori 1 (label • Kategori 2 (label • Kategori 3 (Label
biru) Kuning) Merah)
• Bukan penyakit • Penyakit HIV, • Penyakit Anthrax,
kategori 2 dan 3 Hepatitis, SARS, Plaque, rabies, viral
avian influenza hemorrhagic fever.
KEWASPADAAN ISOLASI

1. Kewaspadaan Standar

2. Kewaspadaan Transmisi
KEWASPADAAN ISOLASI

Isolation
1. Kebersihan tangan Precautions
2. Penggunaan APD
3. Pengelolaan
limbah dan benda
tajam
Transmisi kontak
4. Peralatan
perawatan pasien
5. Pengendalian Standard Transmission-Based Transmisi Droplet
lingkungan
6. Pengelolaan linen Precautions Precautions Transmisi airborne
7. Kesehatan
karyawan Vehicle(makanan
8. Penempatan pasien /air/darah)
9. Hygiene
respirasi/etika Vektor
batuk
10. Praktek
penyuntikan yang
aman
TUJUAN KEWASPADAAN ISOLASI

Memutus mata rantai infeksi

Pasien Pasien

Lingkungan

Pengunjung Petugas
1. Kebersihan Tangan
– Hal utama dalam PPI
– Pilar PPI
– Komponen sentral dari Patient Safety
– Sederhana dan efektif mencegah HAIs
– Menciptakan lingkungan yang aman
– Pelayanan kesehatan aman
KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan dilakukan
pada kondisi dibawah ini sesuai
5 moment WHO:
(a)Sebelum menyentuh
Pasien
(b)Sebelum Tindakan Aseptik
(c)Setelah terkontaminasi
cairan tubuh pasien
(Melepas sarung )
(d)Setelah menyentuh
pasien
(e)Setelah meninggalkan
lingkungan pasien
KEBERSIHAN TANGAN

 Menggunakan sabun antiseptik dan


air mengalir bila tangan tampak
kotor
(Waktu 40 -60 detik)

 Menggunakan handrub berbasis


Alkohol bila tangan tampak bersih
(Waktu 20-30 detik )
2. ALAT PELINDUNG DIRI
 Penggunaan APD harus berpedoman pada
penilaian risiko kontak dengan darah, cairan
tubuh, sekresi dan kulit pasien yg terluka
 Penggunaan sarung tangan tidak
menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan
tangan. Kebersihan tangan juga dibutuhkan
ketika menggunakan dan terutama ketika
melepas APD
 Penggunaan APD sesuai dengan indikasi
AREA PENGGUNAAN dan PELEPASAN APD PETUGAS
Cara “MEMAKAI” dengan benar  URUTAN Cara “MELEPASKAN” dengan benar  URUTAN BENAR
BENAR
1. Lakukan kebersihan 1. Sarung tangan
tangan 2. Lakukan kebersihan tangan
2. Sepatu tertutup 3. Apron/gaun
3. Melakukan 4. Kaca mata masukan dalam
kebersihan tangan kontainer yang tertutup

4. Apron/gaun 5. Penutup kepala/topi


6. Kebersihan tangan
5. Masker bedah atau N
95 7. Cover shoes jika ada atau
mengganti sepatu dengan sepatu
6. Penutup kepala/topi sehari - hari
7. Google/ Kaca mata 8. Melakukan kebersihan tangan

8. Sarung tangan 9. Masker bedah atau N 96


10. Melakukan kebersihan tangan

DI AREA /TEMPAT YANG BERBEDA


Cara Membuka dan Melepaskan APD

Masker medis < 4 - 6 jam atau


kotor/basah : ganti
3. Penanganan Limbah
 Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan
limbah padat non infeksius ke kantong plastik hitam
 Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan
tusuk dan tahan air (Safety Box)
 Limbah cair infeksius ke saluran khusus
 Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka
menggunakan injakan kaki
 Hati-hati menangani benda tajam
 Tidak pernah memberikan ke orang lain limbah benda
tajam
 Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
4.Pengendalian Lingkungan
Pertahankan kondisi lingkungan sehat
 Udara bersih, sistem ventilasi
 Penyediaan air bersih
 Permukaan lingkungan bersih
 Penataan peralatan tampak rapi dan
mudah dibersihkan
 Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada
disekitar ruangan, termasuk lalat, nyamuk
dan kecoak
Pembersihan Ruang Perawatan
1. Bersihkan dan disinfeksi permukaan peralatan (misalnya tempat
tidur) yg bersentuhan dgn pasien setelah digunakan
2. Pembersihan ruangan bekas pakai pasien dalam pengawasan
ataupun terkonfirmasi Covid-19 sama prinsip nya dengan
pembersihan permukaan area infeksius
5.Peralatan Perawatan Pasien
• Peralatan non kritikal
(Pembersihan atau disinfeksi)
• Peralatan semi kritikal
Peralatan yang masuk kedalam membrane
mukosa
(Minimal disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
• Peralatan kritikal
Peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah
atau jaringan steril (Sterilisasi)

Peralatan sebaiknya single use / tersendiri


Dekontaminasi
Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
ALUR PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN

PRE CLEANING CLEANING


(Rendam dengan (Dalam wadah
enzymatik/detergen) dan air mengalir) DRYING

Sterilisasi

Peralatan Kritikal

Minimal
DTT
Simpan
Peralatan semi Kritikal
Peralatan non Kritikal
PROSEDUR DEKONTAMINASI ALAT HABIS PAKAI
 Cuci tangan
 Pakai alat pelindung diri (sarung tangan, apron, masker,goggles)
 Rendam peralatan spt goggles setelah dipakai dalam larutan
detergen (enzymatik)
 Masukan alat kedalam larutan klorin 0.5 % selama 15 menit.
 Lanjutkan dengan pembilasan dibawah air mengalir
 Tiriskan
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
RUMUS PENGENCERAN HIPOKLORIT (Klorin)
JUMLAH % HIPOKLORIT YANG TERSEDIA
-1(SATU)
JUMLAH % HIPOKLORIT YANG DIINGINKAN
Misalnya :Tersedia hipoklorit = 5,25%
Diinginkan hipoklorit = 0,5%
5,25 - 1 = 52,5 - 1 = 9
0,5 5
Keterangan :
Hipoklorit : air = 1: 9
Dekontaminasi Ambulance
Buka pintu dan jendela biarkan udara berganti, dekontaminasi semua
permukaan dengan air dan deterjen, kemudian dengan desinfektan
hypoklorit 1- 3%,selama 10 – 15 menit, bilas dengan air sampai bersih
dan biarkan bau dari klorin hilang
6. Penanganan Linen
 Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
 Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
 Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan
linen kotor tidak ternoda
 Linen ternoda darah gunakan plastik warna kuning
 Linen tidak ternoda gunakan plastik warna hitam
 Menempatkan linen kotor tidak dilantai
 Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
 Linen pasien infeksi (Covid 19) dilakukan seperti linen infeksi
7. Perlindungan Kesehatan Karyawan
1. Pemahaman petugas terhadap resiko penularan penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua petugas kesehatan terutama pada
area risiko tinggi
3. Pemberian immunisasi vaksin ( terutama pada area resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD)
5. Kepatuhan petugas terhadap standar
8. Penempatan pasien
 Pasien infeksius di ruang terpisah
 beri jarak >1 m
 Kohorting bila tidak memungkinkan
 Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
9. PENYUNTIKAN YANG AMAN
• Gunakan alat suntik/spuit sekali pakai PENGAWASAN PPI PADA IMMUNISASI
COVID
• Tidak menggunakan spuit yang berulang (one
needle, one shoot, one time)
• Memberikan suntikan dengan tehnik aseptik
• Indikasi penggunaan sarung tangan harus tepat
• Limbah benda tajam segera masukan kedalam
safety box tanpa melakukan recapping
10. Etika batuk/bersin
• Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;pakai tisu
• Buang ke tempat sampah (kuning ) bila telah terkena sekret saluran
napas
• Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik dan& air mengalir, alkohol
handrub setelah kontak dengan secret
• Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA dg demam
WHO menganjurkan strategi-strategi PPI untuk mencegah atau
membatasi penyebaran COVID-19

STRATEGI-STRATEGI PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat


layanan kesehatan termasuk:
1. Menjalankan langkah-langkah KEWASPADAAN STANDAR untuk semua pasien.
2. Memastikan dilakukannya TRIASE, identifikasi awal, dan pengendalian sumber.
3. Menerapkan langkah-langkah PENCEGAHAN TAMBAHAN empiris atas kasus-
kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan PENGENDALIAN ADMINISTRASI.
5. Menggunakan pengendalian LINGKUNGAN DAN REKAYASA.
Lapis kedua : Kewaspadaan berdasarkan
transmisi

Transmisi Contact; Transmisi Droplet Transmisi Airborne


• Kontak langsung : • Percikan dahak ˃ 5 • Penularan melalui
permukaan kulit mikron udara
terluka, petugas • Jatuh ke tanah dalam • Berasal dari droplet
dengan kulit jarak 1 Meter ˂ 5 mikron
terinfeksi. • Perlu jaga jarak ˃ 1 m • Tempatkan pasien
• Kontak tidak • Lindungi mukosa tersendiri / kohorting
langsung : melalui mata, mulut dan • Gunakan APD
perantaraan benda hidung. masker N95,jika
terutama yang sering • Kebersihan tangan melakukan tindakan
disentuh. • Tempatkan pasien yang menghasilkan
• Tempatkan pasien tersendiri bila aerosol.
sendiri atau kohorting memungkinkan, atau • Pasien pakai
• Gunakan APD kohorting. masker bedah
Sarung tangan & • Gunakan APD masker
gaun bedah
Lapis kedua : Kewaspadaan berdasarkan
transmisi

Transmisi vehicle Transmisi


• Penularan • Transmisi terjadi
benda mati yang ketika vector
terkontaminasi oleh
seperti : nyamuk,
kuman
• Dapat lalat, kutu, tikus
menyebabkan yang menjadi
penyakit lebih dari sumber
satu penularan.
• Jenis-jenis common
vehicle:
darah/produk
darah, cairan intra
vena, obat-obatan,
dll.
EVALUASI

1. Jelaskan tentang konsep infeksi


2. Jelaskan tentang protokol kesehatan
3. Jelaskan tentang penerapan kewaspadaan standar dan
transmisi di puskesmas
4. Jelaskan tentang pemulasaran jenazah sesuai dengan
kategori
KESIMPULAN

1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus


dilaksanakan setiap saat, dimanapun, kapanpun oleh
siapapun yang memberikan pelayanan kesehatan
2. Kewaspadaan Standar : harus diterapkan oleh semua
petugas pada setiap saat, tempat dan waktu, tanpa
melihat apakah pasien tersebut infeksius atau tidak.
3. Dalam upaya pencegahan penyebaran infeksi, tetap
menerapkan protokol kesehatan di tempat kerja
maupun dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai