Anda di halaman 1dari 19

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Apa itu PPI?

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya perlindungan pada komunitas atau
individu yang rentan tertular infeksi baik pada komunitas public, orang-orang yang mendapatkan
perawatan akibat penyakit yang dideritanya, tenaga kesehatan, pengunjung & keluarga penderita
dari tertularnya dan menularkan penyakit di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain.
Segitiga Infeksi (Maussner)
Agent
1. Agent : virus, bakteri, jamur, parasit
2. Host : penderita, dokter, perawat, analis dan sanitasi,
serta cleaning service
3. Environment : alat, bahan, dan lingkungan RS

Host Environment
HAIs (Hospital Acquired Nosocomial Infections) atau dikenal dengan Infeksi Nosokomial adalah
Sebuah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit atau pelayanan
kesehatan lainnya dimana infeksi tersebut tidak terjadi atau dalam masa inkubasi ketika pasien
MRS, dan/atau infeksi muncul setelah pasien pulang, serta infeksi yang dialami oleh petugas
kesehatan akibat pekerjaannya.

Limbah medis & penanganan jenazah,


Identifikasi semua risiko infeksi Handling dan diposal limbah benda
pada semua proses, area dan tajam & jarum, CSSD, Laundry dan
prosedur linen, serta keamanan makanan
Manajemen
resiko Desain fasilitas (gedung, tata udara,
Penentuan strategi, edukasi,
Infeksi dll.) ICRA pada saat renovasi, kontruksi
pembuatan kebijakan/SPO dan
perubahan praktik untuk & demolisi
menurunkan risiko infeksi
Manajemen resiko infeksi
Pencegahan:
1. Kewaspadaan
standar
2. Kewaspadaan
berbasis transmisi
3. Bundle
Manajemen pencegahan
resiko Infeksi infeksi

Pengendalian:
Pemantauan HAIs,
MDRO/ significant
organism,
Emerging/re-
emerging disease
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah dan
mengendalikan infeksi
1. Hand Hygiene
2. Alat Pelindung Diri
3. Perawatan Peralatan Pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan pasien
6. Penatalaksanaan linen
7. Kesehatan karyawan (vaksinasi & penanganan
benda tajam/jarum)
8. Penempatan pasien
9. Etika Batuk
10. Praktik menyuntik yang aman
11. Praktik untuk lumbal punksi
* Sumber patogen
* Standard Precautions hand hygiene
Cuci Tangan
Pada 5 momen hand hygiene:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah terpajan cairan tubuh
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah menyentuh lingkungan pasien
DAN
6. Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan
7. Antara 2 prosedur berbeda pada pasien yang sama
* Infection Prevention : Hand Hygiene
Handwash : Cuci tangan dengan air dan sabun, ketika:
• Terlihat kotor atau terkontaminasi oleh cairan tubuh
• Setelah dari kamar mandi
• Selama 40-60 detik
• Setelah memakai alkohol handrub selama 10-15 kali handrub
Handrub : Gunakan alkohol handrub, untuk:
• Kebersihan tangan rutin
• Setelah memakai tangan anda untuk menutup bersin atau batuk
• Lakukan selama 20-30 detik
*Alat Pelindung Diri (APD)
• Alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan
darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien
• Melindungi pasien dari MO yang ada pada petugas kesehatan dan sebaliknya
• Jenis APD: Tutup kepala, kaca mata, masker (pelindung wajah), sarung tangan, baju pelindung,
pelindung kaki
*Prinsip Penggunaan APD
• Selalu membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD
• APD harus tersedia di mana dan di saat diperlukan: dengan ukuran yang tepat, pilih sesuai
resiko atau sesuai langkah pencegahan berdasarkan transmisi
• Selalu kenakan sebelum kontak dengan pasien
• Selalu lepas segera setelah tugas selesai dan/atau meninggalkan area perawatan pasien
• JANGAN PERNAH menggunakan APD sekali pakai
• Bersihkan dan desinfeksi APD berulang pakai setelah digunakan jika akan digunakan lagi
(lanjutan...)
*Prinsip Penggunaan APD
• Ganti APD segera setelah APD terkontaminasi atau menjadi cacat
• APD tidak boleh dipaskan atau disentuh ketika perawatan pasien diberikan, khususnya:
a. Jangan sentuh wajah ketika masih memakai APD
b. Jika ada kekhawatiran tentang dan/atau pelanggaran terhadap praktik-praktik ini, tinggalkan
area perawatan pasien ketika sudah aman dan lepas serta ganti APD sebagaimana mestinya
c. Selalu lepas hati-hati untuk menghindari kontaminasi sendiri (dari bagian paling kotor ke
bagian paling bersih)
* Jenis-jenis APD
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Google dan pelindung wajah
4. Penutup/cap kepala
5. Sepatu pelindung
* Alat Pelindung Diri
1. Sarung tangan
• SEBELUM prosedur yang melibatkan kontak dengan darah atau cairan tubuh, luka,
atau membran mukosa
• SEBELUM menyentuh benda yang berpotensi terkontaminasi
• GANTI sarung tangan setelah menyentuh benda infektif, misal: feses atau drainase
luka. DAN sebelum keluar dari area/lingkungan seorang pasien
2. Pelindung mata dan wajah (Googgle/ Face shield)
Gunakan pelindung mata dan wajah apabila ada risiko percikan atau semprotan cairan tubuh
3. Gaun
Gunakan gaun apabila ada risiko semprotan dan percikan darah, cairan tubuh, sekresi atau
ekskresi
* Standar Alat Pelindung Diri
1. Pelindung mata dan pelindung wajah untuk mencegah transmisi droplet.
2. Gaun lengan panjang (bersih, non-steril) dan sarung tangan untuk mencegah transmisi kontak.
3. Gunakan satu set APD baru ketika akan merawat pasien, dan sarung tangan baru saat pindah ke
pasien lain.
4. Fokus untuk menghemat dan menggunakan kembali APD bila dibutuhkan.
5. Kebersihan tangan yang sesuai 5 momen, juga saat menangani antar pasien.
6. Hindari menyentuh mata, hidung, mulut atau masker
* Praktek Menyuntik
Program praktek penyuntikan yang aman, artinya tindakan penyuntikan yang tidak
membahayakan bagi si penderita yang akan di suntik, dan tidak memberikan resikotertusuk
pada si perawat yang melakukannya dan tidak menimbulkan sampah medis yang berbahaya
bagi masyarakat. Penyebab langsung terjadinya tertusuk jarum suntik (needle stick injury),
disebabkan oleh dua hal yaitu: oleh adanya perbuatan atau perilaku yang tidak aman (Unsafe
act) dandan keadaan yang tidak aman bagi siapa saja (unsafe condition).
Upaya penyuntikan yang aman harus dilakukan oleh perawat yang terlatih, mengunakan
sarung tangan dan membuang bekas jarum suntik ke dalam box jarum suntik yang sudah
disediakan, apabila cara ini dilanggar maka disebut praktek penyuntikan yang tidak aman
(unsafe act).
* Standar Precaution Praktek Menyuntik
1. Pastikan Anda sudah mendapat vaksin sesuai risiko di unit kerja Anda
2. Jarum
• Dilarang melakukan re-capping jarum
• Buang jarum di kotak limbah tajam
• Lakukan penatalaksanaan sesuai prosedur apabila tertusuk atau terluka, lapor
pembimbing klinik
3. Pastikan identifikasi risiko memiliki penyakit menular sebelum menentukan
penempatan pasien
4. Penempatan sesuai dengan metode transmisi patogennya (droplet, airborne, kontak)
• Droplet & kontak: ruang terpisah/ kohort
• Airborne: ruang isolasi
5. Konsultasikan dengan Tim atau Komite PPI
*
* Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), meliputi:
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan lingkungan Rumah Sakit
3. Surveilans infeksi
4. Investigasi (outbreak) penyakit infeksi
5. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antimikroba secara aman
6. Kesehatan kerja
7. Edukasi PPI
8. Assesment resiko secara berkala, analisis resiko, serta menyusun risk register
9. Menetapkan sasaran penurunan resiko infeksi
10. Mengukur dan me review resiko infeksi
11. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi
12. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai