Anda di halaman 1dari 30

SOSIALISASI

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
REY OKTO FANDI
PENDAHULUAN

Health-care Associated Infections (HAIs)” merupakan suatu infeksi yang

dialami oleh pasien selama dirawat di pelayanan kesehatan dan menunjukkan gejala

infeksi baru dan bukan dalam masa inkubasi dengan waktu antara 72 jam atau 3 hari

setelah pasien masuk rumah sakit (pada saat pemasangan Infus), dalam waktu 30 hari

setelah pasien masuk dari rumah sakit (pada saat operasi/ IDO), dalam waktu 7 hari

setelah pasien masuk rumah sakit (pada saat pemasangan urine kateter/ ISK), dan dalam

2x24 jam setelah pasien masuk rumah sakit (pada saat pemasangan ventilator/ VAP).

Tujuan dari Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat

Penting untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari resiko

tertularnya infeksi karena dirawat.


TUJUAN KEWASPADAAN ISOLASI

Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian


infeksi harus diterapkan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya .
Kewaspadaan Isolasi ini merupakan bagian dari program PPI yang bertujuan untuk
memutus mata rantai infeksi.

Mata Rantai Infeksi :

AGENT
(Pasien)

ENVIRONMENT HOST
(Lingkungan) (Petugas/Pengunjung)
RUANG LINGKUP KEWASPADAAN
ISOLASI

 Kewaspadaan Standar Lapis Pertama


Diterapkan kepada pasien tanpa memandang pasien infeksi atau tidak infeksi.

 Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi Lapis Kedua


Merupakan kewaspadaan tambahan yang diterapkan kepada pasien infeksi atau diduga
infeksi.
KEWASAPADAAN ISOLASI

Lapis Pertama 1. Kebersihan Tangan


2. Penggunaan APD
3. Pengelolaan Limbah & Benda
Kewaspadaan Tajam
Standar 4. Manajemen Linen dan Laundry
5. Pengendalian Lingkungan RS
6. Peralatan Perawatan Pasien/
CSSD
7. Kesehatan Karyawan
Kewaspadaan 8. Penempatan Pasien
Isolasi 9. Etika Batuk
10. Penyuntikan Yang Aman
Lapis Kedua/Tambahan 11. Praktek Lumbal Punksi
Kewaspadaan
Berdasarkan 1. Air Borne
Transmisi 2. Contact
3. Droplet
KEBERSIHAN TANGAN

1. Kebersihan tangan merupakan hal utama dalam PPI


2. Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk
mencegah penyakit/infeksi.
3. Menurut penelitian, mencuci tangan yang benar dapat menurunkan angka penularan
infeksi berbagai penyakit seperti influenza, diare, hingga hepatitis hingga 50%.
4. WHO telah menyarankan agar kita bisa mencuci tangan dengan 6 langkah. Bukan
hanya bersih, tapi cara ini dapat mencegah kita dari penyakit yang disebutkan di atas.
5. Bila tangan tampak kotor disarankan menggunakan sabun dan air mengalir dan jika
tangan tidak tampak kotor bersihkan dengan cairan yang berbasis alkohol
6. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan cara terbaik
untuk membunuh kuman
DOKUMENTASI
NO HAND HYGIENE
HAND RUB HAND WASH
1 CARA
( tanpa air ) (dengan air mengalir dan antiseptik)
2 WAKTU 20 – 30 detik 40 – 60 detik
3 PUTARAN 4 Kali Putaran 6 Kali Putaran
4 LANGKAH 6 LANGKAH
5 MOMENT 6 MOMENT

6 Langkah Mencuci
Tangan

6 Moment Mencuci Tangan

1. SEBELUM KONTAK DENGAN PASIEN


2. SEBELUM MELAKUKAN TINDAKAN
ASEPTIK
3. SESUDAH TERKENA CAIRAN TUBUH
PASIEN
4. SESUDAH KONTAK DENGAN PASIEN
5. SESUDAH KONTAK DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR PASIEN
6. SESUDAH MELEPAS SARUNG TANGAN
ZONA PASIEN DAN AREA
PERAWATAN
PENGGUNAAN APD

 Penggunaan APD merupakan alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan

selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh , sekret,
ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.

 Jenis APD : Tutup Kepala, Kaca Mata, Masker, Sarung Tangan, Apron dan Sepatu

Booth. Tambahan di masa pandemi (Hazmat, Cover Shoes dan FaceShield)

 Penggunaan APD digunakan sesuai indikasi/ Tindakan

 Segera dilepas jika sudah selesai tindakan


DOKUMENTASI
PENGELOLAAN LIMBAH

JENIS LIMBAH

NON SAFETY
INFEKSIUS SPOOLHOEK
INFEKSIUS BOX

INCNERATOR TPA INCNERATOR IPAL


MANAJEMEN LINEN & LAUNDRY

Linen Tercemar

 Linen yang terkontaminasi cairan tubuh pasien


 Terkontaminasi darah
Contohnya : Urine, Feses, Muntah, Darah, dll

Linen Tidak Tercemar

 Tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh pasien


Contohnya : terkena noda makanan, dll
Yang harus diperhatikan dalam penegelolaan lilen:
1. Pemisahan ruangan
2. Pengangkutan
3. Penanganan di laundry (APD, ALUR, Pencucian, penyetrikaan, pelipatan,
penyortiran , fasilitas dan sarana)
4. Pendistribusian
ALUR
DOKUMENTASI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN RS

1. KONSTRUKSI BANGUNAN
Mencegah terjadinya penyebaran
infeksi ke: 2. UDARA

 Pasien 3. AIR
4. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUMAH
 Petugas
SAKIT
 Pengunjung
5. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN DI R.GIZI
 Masyarakat sekitar rumah
6. PEMBERSIHAN DI RUANG LAUNDRY
sakit
7. LIMBAH RS

PPI harus terlibat dalam renovasi,


demolisi dan pembangunan gedung.
PENGELOLAAN ALAT MEDIS
Pre Cleaning (Pembersihan awal)
Menggunakan detergen atau enzymatic, sikat

Pembersihan
(Cuci bersih, Tiriskan, Keringkan)

Disinfeksi Tingkat
Sterilisasi Disinfeksi Tingkat Tinggi Rendah
(Kritikal) (Semi Kritikal) (Non Kritikal)
Masuk dalam pembuluh Masuk dalam mucosa Hanya pada permukaan
darah/jaringan tubuh tubuh tubuh yang utuh
Instrument Bedah Laryngeal Mask Airway Tensi meter, Termo,
Stetoskop
0
KESEHATAN KARYAWAN

1. Ada pemeriksaan kesehatan berkala bagi staf pada masa kerja > 3 bulan menurut
kebijakan rumah sakit sebagai berikut :
 Usia <40 Tahun 1 x dalam 3 tahun
 Usia <50 Tahun 1 x dalam 2 tahun
 Usia >50 Tahun 1 x dalam 1 tahun
 Khusus staf yang bekerja di unit berisiko infeksi minimal dilakukan pemeriksaan 1 tahun sekali

2. Pemberian vaksinasi Hepatitis B pada tempat atau ruangan yang berisiko infeksi
3. Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tertusuk jarum atau benda tajam
lainnya
4. Senantiasa menjaga perilaku hidup bersih dan sehat
PENEMPATAN PASIEN

1. Tempatkan pasien sedemikian rupa dengan jarak minimal >1 meter untuk
memudahkan petugas saat tindakan.
2. Tempatkan pasien menular berdasarkan transmisi infeksi, jika tidak
memungkinkan lakukan kohorting.
3. Tempatkan pasien tersendiri jika tidak dapat menjaga kebersihan diri sendiri.
ETIKA BATUK

Diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan


saluran pernafasan harus :

Menutup mulut dan hidung


pada saat batuk/bersin

Pakai tissue, saputangan


atau masker bila tersedia,
lalu buang ke tempat
sampah

Lakukan cuci tangan


PENYUNTIKAN YANG AMAN

 Tidak memakai ulang jarum suntik


 Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan
multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada
pemberian suntikan
 Segera buang jarum suntik habis pakai
 Tidak melakukan recapping jarum suntik habis
pakai
ALUR PASCA PAJANAN

Tertusuk jarum Terpajan cairan


terkontaminasi tubuh
Segera lapor ke
atasan

Cuci dengan air Cuci dengan air


mengalir Buat laporan mengalir

Treatment klinik
staf periksa darah

HBsAg, anti HIV Px (+)


Follow Up Follow Up
HCV (-) (Intervensi dokter
dokter

Ulang 3,6,9
bln, 1 thn
PRAKTEK LUMBAL PUNKSI

 Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi, anastesi


spinal /epidural/pasang kateter vena sentral
 Cegah droplet flora orofaring, dapat menimbulkan meningitis bakterial
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
KESIMPULAN

1. Kewaspadaan isolasi merupakan bagian dari program PPI yang bertujuan


untuk memutus mata rantai infeksi.
2. Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis: Lapis pertama yaitu
Kewaspadaan Standar dan Lapis kedua/ Tambahan yaitu Kewaspadaan
berdasarkan Transmisi.
3. Lapis pertama diterapkan kepada semua pasien, sedangkan lapis kedua
diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga transmisi melalui
airborne, kontak dan droplet.

Anda mungkin juga menyukai