Anda di halaman 1dari 50

PELATIHAN PENANGGULANGAN KLB DAN

WABAH UNTUK TIM GERAK CEPAT (TGC) DI


PUSKESMAS
dr. FELLY RAWA, M.kes
RSJ Profesor. DR. V. L. Ratumbuysang Prov. SULUT
Ketua Komite PPI
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
PADA KASUS POTENSIAL KEJADIAN LUAR BIASA
( KLB ) DAN WABAH
Tujuan Pembelajaran
HASIL BELAJAR :
MAMPU MELAKUKAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI PADA KASUS
POTENSIAL KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) DAN
ATAU WABAH SESUAI PEDOMAN PPI BAIK DI
PUSKESMAS DAN MASYARAKAT
Tujuan Pembelajaran
INDIKATOR HASIL BELAJAR:
1. Menjelaskan Konsep Dasar Penyakit Infeksi
2. Menjelaskan Protokol Kesehatan
3. Menjelaskan Pemulasaran Jenazah
4. Melakukan Kewaspadaan Isolasi
5. Melakukan Kewaspadaan Standar
6. Melakukan Kewaspadaan Transmisi
MATERI POKOK
1. Konsep Dasar Penyakit Infeksi
2. Protokol Kesehatan di masyarakat
3. Pemulasaran jenazah
4. Kewaspadaan Isolasi
5. Kewaspadaan Standar
6. Kewaspadaan Transmisi
Penyakit Infeksi masalah
kesehatan di dunia termasuk
Indonesia

Penyebaran penyakit perjalanan


dari 1 wilayah ke wilayah lainnya
dlm hitungan jam/hari
PPI) pada kasus potensial KLB dan atau wabah sangat
penting karena mampu mencegah penyebaran dan
pengendalian penyakit

Kegiatan utama PPI adl menerapkan Kewaspadaan


Isolasi (Standar dan Transmisi )
Dilaksanakan scr konsisten & berkesinambungan o/
seluruh tim yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
• orang yang menjadi tempat atau proses terjadi
PEJAMU infeksi ( usia, status gizi, status imunisasi, penyakit
kronis, jenis kelamin, ekonomi, herediter )

• Mikrorganisme penyebab infeksi : bakteri, virus,


AGEN jamur, & parasite
• Berpotensi berubah o/k pengaruh dari adaptasi
terhadap lingkungan dan penjamu

• Tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh


LINGKUNGAN dan berkembang biak dan siap untuk ditularkan
ke orang lain
Agent
Bakteri,virus,parasit &
jamur
Pejamu Rentan Reservoirs
Rangkaian yang Kekebalan
Manusia, alat medis,
harus ada untuk lemah,st.gizi,imunisasi,peny.kr
onis,pasca operasi binatang, air, tanah, link
menimbulkan
infeksi
Portal of entry Portal of exit
apabila satu mata rantai Sal.nafas,sal.cerna,sal.kemih,l
uka Sal.napas, sal.cerna,
sal.kemih,transplasenta
diputus atau dihilangkan,
maka penularan infeksi
dapat dicegah atau Cara penularan
dihentikan Kontak,droplet,airbone,vehicle,
vector
PROTOKOL KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Pengukuran suhu Tdk berkerumun & menjaga jarak

Bersihkan meja/area sebelum


Skrinning tanda gejala &sesudah digunakan
Lakukan kebersihan Menjaga jarak dgn rekan kerja
tangan min. 1 M
Gunakan siku utk menutup Usahakan aliran udara&sinar
pintu matahari masuk ke ruang kerja
Gunakan masker kec. Makan Hindari kontak fisik : bersalaman &
&minum berpelukan
Saat Ibadah Penggunaan toilet
bersama
Perlindungan Masyarakat
-. Edukasi Kesehatan
-. Sarana cuci tangan
-. Pengaturan jarak
-. Desinfeksi permukaan
-. Gunakan masker
Pemulasaran Jenazah
Kategori 1 (label biru)
Bukan penyakit kategori 2 Kategori 2 (label Kuning)
dan 3 Penyakit HIV, Hepatitis, SARS,
avian influenza
Kategori 3 (Label Merah)
Penyakit Anthrax, Plaque, rabies, viral hemorrhagic fever.
. -. Petugas harus terlatih PPI dasar
-. Paham menggunakan APD
-. Menerapkan Prakterk kewaspadaan Isolasi
-. Tidak ada perbedaan jenazah (penyakit menular dan
tidak menular, prinsipnya kewaspadaan isolasi
KEWASPADAAN ISOLASI

KEWASPADAAN STANDART
Kewaspadaan utama, diterapkan secara rutin
dalam perawatan pasien baik yang telah
didiagnosis atau diduga terinfeksi

KEWASPADAAN
ISOLASI

KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI


Kewaspadaan tambahan yang dilaksanakan
setelah pasien terdiagnosis
Komponen utama Pengelolaan Limbah & benda
tajam
Kewaspadaan Standar
Kesehatan Karyawan
Kebersihan tangan
Penempatan pasien
Alat pelindung diri
Hygiene respirasi/etika
Dekontaminasi peralatan batuk bersin
perawatan pasien
Praktik menyuntik yang aman
Pengendalian lingkungan

Praktik lumbal pungsi yang aman


Penatalaksanaan Linen
1 Kebersihan tangan

Cuci tangan menggunakan sabun dan air (HAND RUB)


mengalir (HAND WASH) Cuci tangan menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs)
✓Bila tangan tampak kotor, terkena kontak
cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan tubuh ✓Bila tangan TIDAK tampak kotor,.
sekresi, ekskresi, ganti verband, 40-60 DETIK ✓20-30 DETIK
✓6 LANGKAH ✓6 LANGKAH
✓5 MOMENT ✓5 MOMENT
FACTORS THAT DECREASE THE EFFECTIVENESS OF HAND
HYGIENE

✓ Skin blisters / Long Ring Bracelet / dermatitis


nails > 3-4 mm watch
✓ Nails with nail polish
✓ Fake nails
5 MOMENT FOR HAND HYGIENE 6 LANGKAH CUCI TANGAN
2 Alat Pelindung Diri
• Merupakan Alat Pelindung
yang dipakai petugas untuk
melindungi kulit , mukosa
mata, hidung dan mulut
terhadap darah dan cairan
tubuh infeksius
• Perhatikan cara memakai dan
melepas APD
• Lakukan fit tes dan tes segel
pada pemakaian masker
respirator partikulat
APD terdiri dari :
✓ sarung tangan
✓ masker/Respirator Partikulat
✓ Gown/coverall
✓ pelindung mata (goggles)
✓ perisai/pelindung wajah
✓ kap penutup kepala
✓ sepatu tertutup (Sepatu
Boot)/Shoe cover.
3 Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien

Dekontaminasi :
• suatu proses utk
menghilangkan/memusnahkan
mikrorganisme dan kotoran yang
melekat pada peralatan
medis/objek sehingga aman utk
penggunaan selanjutnya, meliputi
: pembersihan, desinfeksi dan
sterilisasi
Dekontaminasi

Indikasi:
• Alat medis habis pakai,
• Permukaan meja/ permukaan lain
yang tercemar/tumpahan darah
atau cairan tubuh pasien
• Linen bekas pakai yang tercemar
darah/atau cairan tubuh pasien
PROSEDUR DEKONTAMINASI ALAT HABIS PAKAI
1. Cuci tangan
2. Pakai alat pelindung diri (sarung tangan, apron,
masker, goggles)
3. Rendam peralatan spt goggles setelah dipakai dalam
larutan detergen
4. Masukan alat kedalam larutan klorin 0.5 % selama 15
menit
5. Lanjutkan dengan pembilasan dibawah air mengalir
6. Tiriskan
7. Buka sarung tangan
8. Cuci tangan
4 Pengendalian Lingkungan

Perbaikan kualitas udara,


kualitas air, dan
permukaan lingkungan,
serta desain dan konstruksi
bangunan, dilakukan untuk
mencegah transmisi
mikroorganisme kepada
pasien, petugas dan
pengunjung
5 Pengelolaan Limbah

Jenis limbah
1. Limbah padat :
-. Infeksius
-. Non Infeksius
2. Limbah cair
-. Infeksius
-. Non Infeksius
3. Limbah benda tajam
6 Penatalaksanaan Linen

➢Linen kotor & Linen infeksius - terkontaminasi atau


tidak
➢Saat penanganan linen Petugas menggunakan APD
➢Linen yg terkontaminasi di kelola terpisah dengan linen
tidak terkontaminasi
➢pemisahan linen dilakukan sejak dari lokasi
penggunaannya oleh perawat atau petugas.
➢Pengiriman linen kotor gunakan troli tertutup
➢Tempatkan linen bersih dalam lemari tertutup dan
tidak tercampur dengan alat lain
7 Perlindungan Kesehatan Petugas

• Nutrisi / gizi adekuat


• Lakukan pemeriksaan berkala,
• Monitoring suhu pada saat datang dan
pulang bekerja
• Imunisasi/vaksinasi
• Fasilitasi Alat Pelindung Diri
• Monitor Kepatuhan karyawan
8 Penempatan Pasien
❑ Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non
infeksius.
❑ Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi
infeksi penyakit pasien (kontak, droplet, airborne)
sebaiknya ruangan tersendiri.
❑ Bila tidak tersedia ruang tersendiri, bisa dilakukan sistem
kohorting yaitu pada pasien menular yang sejenis
dengan Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter.
Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda
kewaspadaan berdasarkan jenis transmisinya
(kontak,droplet, airborne).
8 Penempatan Pasien
❑Pasien yang tidak dapat menjaga
kebersihan diri atau lingkungannya
seyogyanya dipisahkan tersendiri.
❑Mobilisasi pasien infeksius yang jenis
transmisinya melalui udara (airborne) agar
dibatasi di lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk menghindari terjadinya
transmisi penyakit yang tidak perlu kepada
yang lain.
❑Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat
bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat
dirawat dengan sesama pasien TB.
9 Kebersihan Pernapasan, etika batuk dan bersin

1. Diterapkan untuk semua orang


terutama pada kasus infeksi dengan
jenis transmisi airborne dan droplet.
2. Fasyankes harus menyediakan sarana
cuci tangan seperti wastafel dengan
air mengalir, tisu, sabun cair, tempat
sampah infeksius dan masker bedah.
3. Petugas, pasien dan pengunjung
dengan gejala infeksi saluran napas,
harus melaksanakan dan mematuhi
langkah-langkah etika batuk
10 Praktik menyuntik yang aman
11 Praktik lumbal pungsi yang aman
▪ Prosedur harus steril
▪ Semua petugas harus memakai masker
bedah, gaun bersih, sarung tangan
steril saat akan melakukan tindakan
lumbal pungsi, Penggunaan masker
bedah pada petugas dibutuhkan agar
tidak terjadi droplet flora orofaring
yang dapat menimbulkan meningitis
bakterial.
▪ Gunakan jarum steril
▪ Lakukan kebersihan tangan
KEWASPADAAN TRANSMISI

Transmisi kontak

Transmisi droplet

Transmisi air borne

Transmisi vehicle

Transmisi vector
TRANSMISI KONTAK
Terjadinya penularan penyakit mllui Kontak langsung atau kontak tdk
langsung
Kontak langsung meliputi kontak permukaan kulit yg
terluka/abrasi, petugas dengan kulit pasien terinfeksi atau
kolonisasi
Kontak tidak langsung melalui perantaraan benda terutama yang
sering disentuh

Cegah dengan Kebersihan Tangan, cleaning dan disinfeksi


permukaan terkontaminasi

APD : sarung tangan dan gaun


TRANSMISI DROPLET
Percikan dahak ukuran > 5 mikron

Percikannya Jatuh ke tanah dalam jarak 1 m

Perlu Jaga Jarak > 1 meter

Lindungi mukosa mata, mulut dan hidung

Kebersihan tangan

APD (sarung tangan, masker bedah, gaun)


TRANSMISI AIRBORNE

Terjadinya Penularan pykit melalui Udara

Berasal dari droplet dg ukuran partikel < 5 mikron

APD ( masker respiratori partikulat dg fit test,)

Kebersihan tangan
TRANSMISI VEHICLE

Terjadinya Penularan penyakit melalui benda mati yang


terkontaminasi oleh kuman, seperti : makanan, minuman,
susu, alat bedah, alat dapur.

Dapat menyebabkan penyakit lebih dari satu penjamu

Jenis-jenis common vehicle : darah/produk darah, cairan


intra vena, obat-obatan, dan sebagainya.
TRANSMISI VECTOR

Transmisi terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat,


kutu, tikus, dan hama lainnya menjadi sumber
penularan.

Beberapa cara penularan dengan transmisi kontak


tidak langsung dengan material ekskresi dan sekresi,
material yang keluar dari vektor atau gigitan
langsung.
Kesimpulan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi menjadi tanggung


jawab bersama, agar bisa menurunkan resiko infeksi
yang diperoleh pengunjung, pasien maupun keluarga
pasien

Komponen utama dari Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi adlh Kewaspadaan Isolasi yg tdd
Kewaspadaan Standart dan Kewaspadaan Transmisi
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TERKAIT
PENYAKIT POTENSIAL KLB DAN WABAH

STUDI KASUS 1 :
TANGGAL 3 MEI 2020 BPK AMAN DTG KE PUSKESMAS BAROS, KECAMATA PALIAN, SOLO, DGN
KELUHAN DEMAM SEJAK 3 HARI YG LALU. DEMAM DISERTAI KULIT BERBINTIK-BINTIK MERAH YG
BARU MUNCUL HARI INI. SAAT MENGGOSOK GIGI, DIDAPATKAN GUSI YG BERDARAH. TIDAK ADA
KELUHAN BATUK PILEK HANYA BADAN SELURUH TUBUH TERASA PEGAL2. SAAT DTG KE PUSKESMAS
DAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN TERNYATA SUHU BPK AMAN 38,5 C. SETELAH DILAKUKAN
PEMERIKSAAN DARAH, TERNYATA TROMBOSIT BPK AMAN SAAT INI 90.000. PETUGAS KESEHATAN
MENDUGA BPK AMAN TERKENA DEMAM BERDARAH DAN RENCANA AKAN MERUJUK KE RS ATAU
PUSKESMAS YANG MEMILIKI FASILITAS RAWAT INAP.

44
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TERKAIT
PENYAKIT POTENSIAL KLB DAN WABAH
PENUGASAN :
a. APD APA YANG HARUS DIGUNAKAN PETUGAS SAAT MENERIMA PASIEN INI?
b. BAGAIMANA PENEMPATAN PASIEN INI DI POLIKLINIK?

45
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TERKAIT
PENYAKIT POTENSIAL KLB DAN WABAH
STUDI KASUS 2 :
1. TGGL 20 JUNI 2020 PUSKESMAS PINANG, KEC. BELARIK, KAB. MUARA ENING, PROV. SUMSEL
KEDATANGAN PASIEN A.N BPK. DANA/32 THN/LAKI2 ALAMAT: JLN. BAMBU RAYA NMR 3,
RT.08/RW3, KELURAHAN LANGSAT KEC. BELARIK, KAB. MUARA ENING, LAHIR : 3 MARET 1988.
PEKERJAAN : SWASTA, DGN KELUHAN UTAMA PENCIUMAN BERKURANG. PASIEN TIDAK BISA
MERASAKAN MAKANAN SEJAK HARI INI. PASIEN MENGELUH DEMAM SEJAK 4 HARI YANG LALU,
YANG SEDIKIT BERKURANG DENGAN MINUM OBAT WARUNG. PASIEN JUGA MENGELUH NAFAS
TERASA BERAT, NYERI TENGGOROKAN, BATUK KERING SEBELUMNYA BPK. DANA SEMPAT KONTAK
DENGAN TEMAN KERJA YG POSITIF COVID 1 MINGGU YG LALU.
2. DARI PEMERIKSAAN FISIK T: 120/80, N: 100X/M, RR: 30X/M, DAN SEMPAT DILAKUKAN
PENGUKURAN SATURASI OKSIGEN 98%, SB: 38C. PASIEN DICURIGAI SEBAGAI KASUS SUSPEK
COVID 19, KEMUDIAN DIRUJUK KE RS RUJUKAN DI KABUPATEN MUARA ENING.

46
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TERKAIT
PENYAKIT POTENSIAL KLB DAN WABAH
PENUGASAN :
a. DISKUSIKAN BAGAIMANA PENEMPATAN PASIEN INI SAAT DATANG KE PUSKESMAS UTK BEROBAT.
b. APA YANG HARUS DILAKUKAN PETUGAS KESEHATAN SAAT AKAN MERUJUK PASIEN INI?
c. BPK. DANA AKAN DIRUJUK DENGAN MENGGUNAKAN AMBULANS. SAYANGNYA TIDAK ADA SEKAT
DIANTARA RUANG PASIEN DGN DRIVER. PETUGAS DRIVER ADLH BPK. SUDIN DAN PERAWAT YANG
MENDAMPINGI ADLH BPK. DAVID. APD APA YG HARUS DIPAKAI MEREKA?
d. APABILA SELESAI MERUJUK, BAGAIMANA UNTUK DEKONTAMINASI AMBULANSNYA?

47
REFERENSI
1. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH
SAKIT DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA (KEMKES,
2017)
2. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI COVID 19
REVISI 5 (KEMKES, 2020)
3. PEDOMAN ALAT PELINDUNG DIRI (KEMKES, 2020)
4. PEDOMAN PEMULASARAN DAN PENGUBURAN JENAZAH COVID-19 DI
MASYARAKAT, (KEMENKES 2020)
5. PEDOMAN PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR
BIASA PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN PANGAN, EDISI REVISI
(KEMENKES 2017)
48

Anda mungkin juga menyukai