Anda di halaman 1dari 31

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


Definisi
• Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan
( Nakes
• Tujuan :
- Mengurangi terjadinya infeksi
- Memberikan perlindungan terhadap klien dan tenaga kesehatan
Dasar
 Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 27 tahun 2017 tentang
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
 Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) edisi 1-2018
Kewaspadaa
n standar

kewaspadaan
Pendidikan
berdasarkan
dan pelatihan
transmisi

Ruang Lingkup
PPI

Surveilans Bundles

Penggunaan
antimikroba
bijak
Infeksi
• Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
• Manusia : host / penjamu
• Penyakit : agent
• Transmisi kuman adalah : Proses masuknya kuman ke dalam penjamu
sehingga timbul radang / penyaki
Cara Penularan Infeksi
• Kontak Langsung, tidak langsung, droplet
• Udara Debu, kulit lepas
• Alat Darah, makanan, cairan intra vena
• Vektor / serangga Nyamuk, lalat
Tindakan Pencegahan Penyakit
• Cuci tangan
• Memakai sarung tangan
• Memakai perlengkapan pelindung
• Menggunakan tehnik aseptik
• Memproses alat bekas pakai
• Menangani peralatan tajam dengan aman
• Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar
Kebersihan tangan

Cuci tangan menggunakan sabun dan air Cuci tangan menggunakan alkohol
mengalir (alcohol-based handrubs) bila
 Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tangan tidak tampak kotor
tubuh pasien yaitu darah, cairan tubuh sekresi,
ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband,
walaupun telah memakai sarung tangan. Kuku petugas harus selalu bersih dan
 Bila tangan beralih dari area tubuh yang terpotong pendek, tanpa kuku palsu,
terkontaminasi ke area lainnya yang bersih, tanpa memakai perhiasan cincin
walaupun pada pasien yang sama
Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri


adalah pakaian khusus
atau peralatan yang di
pakai petugas untuk
memproteksi diri dari
bahaya fisik, kimia,
biologi/bahan infeksius.
APD terdiri dari :
 sarung tangan
 masker/Respirator
Partikulat
 pelindung mata (goggle)
 perisai/pelindung wajah
 kap penutup kepala
 gaun pelindung/apron
 sandal/sepatu tertutup
(Sepatu Boot).
Tujuan Pemakaian APD
melindungi kulit dan
membran mukosa dari
resiko pajanan darah,
cairan tubuh, sekret,
ekskreta, kulit yang
tidak utuh dan selaput
lendir dari pasien ke
petugas dan
sebaliknya.
Indikasi jika melakukan tindakan
yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi
dari petugas. Melepas APD segera
dilakukan jika
tindakan sudah
selesai di lakukan.

Tidak dibenarkan menggantung masker


di leher, memakai sarung tangan sambil
menulis dan menyentuh permukaan
lingkungan.
Dekontaminasi peralatan perawatan
penatalaksanaan peralatan
pasien
bekas pakai perawatan
pasien yang terkontaminasi
darah atau cairan tubuh.
Pre cleaning

cleaning

Disinfeksi

sterilisasi
Pengendalian Lingkungan

Perbaikan kualitas udara,


kualitas air, dan permukaan
lingkungan, serta desain
dan konstruksi bangunan,
dilakukan untuk mencegah
transmisi mikroorganisme
kepada pasien, petugas dan
pengunjung
Pengelolaan Limbah
RS dan fasyankes lain sebagai sarana
pelayanan kesehatan adalah tempat
berkumpulnya orang sakit maupun
sehat, dapat menjadi tempat sumber
penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, juga
menghasilkan limbah yang dapat
menularkan penyakit
Wadah dan label limbah medis padat
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)
Penatalaksanaan Linen
Harus ada SOP penatalaksanaan linen
 Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung
tangan rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup).
 Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen
terkontaminasi cairan tubuh
 pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya oleh
perawat atau petugas.
 Minimalkan penanganan linen kotor untuk mencegah
kontaminasi ke udara dan petugas yang menangani linen
tersebut. Semua linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke
dalam kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh
disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai.
Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong
kuning dan diangkut/ditranportasikan secara berhati-
hati agar tidak terjadi kebocoran.
Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer
bedpan, spoelhoek atau toilet dan segera tempatkan
linen terkontaminasi ke dalam kantong
kuning/infeksius.
Pengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen
kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam
kantong kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan
tidak lepas ikatan selama transportasi.Kantong tidak
perlu ganda.
Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi
sampai di laundry TERPISAH dengan linen yang
sudah bersih.
Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen
terkontaminasi seyogyanya langsung masuk mesin
cuci yang segera diberi disinfektan.
Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius
pada linen dilakukan melalui 2 tahap yaitu
menggunakan deterjen dan selanjutnya dengan
Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%.
Apabila dilakukan perendaman maka harus
diletakkan di wadah tertutup agar tidak
menyebabkan toksik bagi petugas.
Perlindungan Kesehatan Petugas
pemeriksaan kesehatan berkala terhadap
semua petugas baik tenaga kesehatan
maupun tenaga nonkesehatan

Fasyankes harus mempunyai kebijakan


untuk penatalaksanaan akibat tusukan
jarum atau benda tajam bekas pakai pasien
Petugas harus selalu waspada dan hati-hati
dalam bekerja untuk mencegah terjadinya
trauma saat menangani jarum, scalpel dan
alat tajam lain yang dipakai setelah
prosedur, saat membersihkan instrumen dan
saat membuang jarum
Penempatan Pasien
 Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non
infeksius.
 Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi
infeksi penyakit pasien (kontak, droplet, airborne)
sebaiknya ruangan tersendiri.
 Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat
bersama pasien lain yang jenis infeksinya sama dengan
menerapkan sistem cohorting. Jarak antara tempat tidur
minimal 1 meter. Untuk menentukan pasien yang dapat
disatukan dalam satu ruangan, dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Komite atau Tim PPI.
 Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda
kewaspadaan berdasarkan jenis transmisinya
(kontak,droplet, airborne).
Penempatan Pasien
 Pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan
diri atau lingkungannya seyogyanya
dipisahkan tersendiri.
 Mobilisasi pasien infeksius yang jenis
transmisinya melalui udara (airborne) agar
dibatasi di lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk menghindari terjadinya
transmisi penyakit yang tidak perlu kepada
yang lain.
 Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat
bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat
dengan sesama pasien TB.
Istilah dan Tindakan Pencegahan Infeksi
• Sterilisasi
• Desinfektan
• Dekontaminasi
• Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Sterilisasi
• Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus)
termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi
(otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi
• Jenis sterilisasi
 STERILISASI UAP : suhu 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa, 20 ' untuk alat tidak terbungkus dan 30 '
untuk alat yang dibungkus
 STERILISASI PANAS KERING (OVEN) : suhu 170 ˚C selama 1 jam, Waktu penghitungan dimulai
setelah suhu yang diinginkan tercapai; 160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam
 STERILISASI KIMIA : Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-kurangnya 10 jam ,
Formaldehid 8 %, direndam 24 jam , Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan
Desinfektan
• Bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
• Contoh larutan desinfektan :
- Klorin pemutih 0,5% untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
- Klorin 0,1% Untuk DTT kimia
- Glutaraldehida 2% mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia
atausterilisasi kimia
- Fenol, klorin tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada
bayi baru lahir
Dekontaminasi
• Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
• Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar
darah atau cairan tubuh
• Peralatan medis yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh Rendam
dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit kemudian di cuci dan bilas
menggunakan deterjen dan sikat Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar
tidak terluka oleh benda tajam.
Cara Membuat Larutan Klorin
• Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1 % larutan yang diinginkan
• JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9 0,5%
• Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian larutan klorin
konsentrat
• Terdapat rumus 9 : 1 Air : Klorin
• Contoh soal :
1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
• Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus,
mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi
• DTT dengan merebus
- Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
- Merebus 20‘ dalam panci tertutup
- Seluruh alat harus terendam
- Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
- Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu •
• DTT dengan mengukus
- Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
- Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
- Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
- Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
- Keringkan dalam kontainer DTT

Anda mungkin juga menyukai