Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE

RUMAH SAKIT FADHILAH PRABUMULIH


APRIL - JUNI 2019

1. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan keselamatan pasien kesehatan yang aman untuk pasien. World Health
Organization (WHO) telah mengkampanyekan program keelamatan pasien salah satunya
adalh menurunkan risiko infeksi HAIs. Infeksi HAIs merupakan salah satu masalah mayor
yang dihadapi rumah sakit karena dapat mengakibatkan pasien lebih lama berada di rumah
sakit serta meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.
Infeksi HAIS ini dapat disebarkan melalui kontak langsung, terutama melalui tangan para
petugas kesehatan. Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk mencegah persebaran
infeksi melalui kontak tangan ini adalah cuci tangan (hand hygiene). Secara global hasil
penelitian menunjukan bahwa cara cuci tangan dapat menurunkan kejadian infeksi HAIs
sebesar 30%.
Pencegahan dan pengedalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh orang yang
terlibat dalam perawatan pasien, khususnya dokter dan perawat. Untuk menanggapi hal ini
Rumah Sakit Fadhilah Prabumulih melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci
tangandokter dan perawat yang dinilai setiap bulan sekali. Penilaian ini berdasarkan
dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam lima moment cuci tangan yang ditetapkan oleh
World Health Organization (WHO).

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Hand Hygienemerupakan salah satu kegiatan dari program PPI yang bertujuan untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui perawat dan dokter pada saat five moment cuci tangan yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
1
3. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Audit cuci tangan dilakukan pada bulan April – Juni 2019. Audit ini dilakukan untuk
menilai kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan cuci tangan lima moment
berdasarkan ketetapan WHO. Kegiatan audit ini dilakukan oleh Tim PPI yaitu IPCN.

4. Hasil Kegiatan
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan program PPI yang salah satunya adalah
melaksanakan kewaspadaan isolasi, maka perlunya dilakukan audit untuk menilai kepatuhan
dan ketepatan pelaksanaan krgiatan program PPI. Salah satunya adalah audit tentang
kepatuhan hand hygieneyang dilakukan secara kontinu di RS dan data tersebut antara lain 5
moment cuci tangan yang ditetapkan oleh WHO yaitu, moment pertama sebelum ke pasien,
moment kedua sebelum tindakan aseptik, moment ketiga setelah kena darah dan cairan tubuh
pasien, moment keempat setelah dari pasien dan kelima setelah lingkungan pasien. Dalam
melaksanakan audit didapatkan hasil:

Grafik 1 Kepatuhan Hygiene


Perawat dan Dokter Rs Fadhilah
April - Juni 2019
90%
80%
70%
60%
50%
40% 80% 75% 78%
65% 70% 68% 70% 65%
30% 63%
20%
10%
0%
Perawat Dokter Umum Dokter Spesialis

Grafik diatas menunjukan bahwa kepatuhan hand hygiene perawat dan dokter mengalami
penurunan. Pada bulan April kepatuhan perawat 80%, Mei 75%, Juni dan 65%. Pada bulan
Apri kepatuhan dokter Umum 70%, Mei 68%, dan Juni 63%. Kepatuhan dokter spesialis
bulan April 78%, Mei 70%, dan Maret 65%.

2
5. Analisa
Pada tiga bulan terakhir yaitu april sampai dengan juni untuk Kepatuhan staff dalam
melakukan Hand Hygiene mengalami penurunan sehingga pada bulan juni kepatuhan cuci
tangan sangat rendah sebesar (perawat 65%, Dokter Umum 63% dan dokter spesialis 65%)
dengan alasan kesibukan, belum membudaya dalam kegiatan sehari-hari, lupa dan merasa
tidak penting karena tidak membahayakan diri sendiri, dan fasilitas belum terpenuhi seperti
hand rub dan tissue. Setelah dilakukan edukasi hand hygine setiap hari sabtu setelah senam
dan fasilitas hand hygiene terpenuhi kepatuhan pada bulan agustus dan september meningkat.

6. Rencana Tindak Lanjut


a. Melakukan edukasi langsung ke unit pelayanan tentang tehnik dan metode kebersihan
tangan.
b. Memasang petunjuk/poster kebersihan tangan sesuai pedoman WHO.
c. Demonstrasi kebersihan tangan pada saat senam sabtu pagi.
d. Saran kepada manajemen:
1) Mengusahakan ketersediaan fasilitas kebersihan tangan (sabun, tissue,
penambahan wastafel, Handrub satu tempat tidur satu handrub).
2) Melalui Bagian Diklat agar memberikan alokasi waktu pelatihan PPI yang cukup
(> 2 hari atau minimal 12 jam) sesuai modul yang telah disusun.

Prabumulih, 7 Oktober 2019


IPCN

Fauzi, A.md.Kep

Anda mungkin juga menyukai