Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE BULAN

JANUARI –MARET 2019

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya


terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan
pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit mempunyai peran
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan
masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas
yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit
sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang
terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian


infeksi yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan
>48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di
identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan utama
dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi
nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang
terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci


tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun
2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan
clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi
penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five
moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih
dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah
bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan
dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar
pasien.

Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya


merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon
emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan
meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi
nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik
dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial
atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di
fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor
yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya
audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi
kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Jiwa Aceh.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand


hygiene).

2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan


(hand hygiene) dengan handrub maupun handwash.

b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam


kebersihan tangan (hand hygiene).

c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci


tangan (hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.

d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan


dan ketersidaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan


oleh seluruh pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat
dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim PPI RS
Permata Medical Center melakukan penilaian terhadap kepatuhan
cuci tangan kepada petugas RSU Permata Medical Center yang
bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan.
Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan
dalam five moments for hand hygiene (lima momen cuci tangan)
yang ditetapkan oleh WHO.

Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien

2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril

3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi

4. Setelah bersentuhan dengan pasien


5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi


Asuhan (PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan
pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data dikumpulkan
dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi
berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene yang
dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima
momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai
Opportunity dan jumlah Action setiap petugas dalam melakukan
tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci tangan juga
menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang
berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

1. Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Permata Medical


Center

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk


mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan
dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku
mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial.
Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap
bulan di Rumah Sakit Permata Medical Center, berikut ini laporan
kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Permata Medical Center bulan januari-maret 2019.

Tabel 1. Angka kepatuhan hand hygiene periode Januari – Maret


2019

No Bulan Angka kepatuhan hand Rata-rata


hygiene
1 Januari
2 Februari
3 Maret
Gambar 1. Angka Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Jiwa
Aceh Bulan Juli September 2017

Berdasarkan data pada Gambar 1, menunjukkan bahwa angka


kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Aceh pada bulan
Juli-September 2017 menunjukkan peningkatan. Angka
kepatuhan Hand Hygiene mengalami peningkatan pada bulan
Agustus (70,1%) dan peningkatan pada bulan September (74,2%).
Serta rata-rata kepatuhan Hand Hygiene bulan Juli-September
2017 adalah 70,4%.

2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi

Tabel 2. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan profesi


bulan januari –maret 2019

No Profesi Januari Februari September Rata-rata


1 Dokter
2 Perawat/Bidan
3 Farmasi
4 Gizi
5 Radiologi
6 Laboratorium
7 Fisioterapi
8 Radiologi
9 laboratorium

Gambar 2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi di


Rumah Sakit Jiwa Aceh

Bulan Juli-September 2017


Berdasarkan data pada gambar 2, menunjukkan bahwa angka
kepatuhan

hand hygiene bulan Juli-September 2017 di Rumah Sakit Jiwa


Aceh menurut jenis profesi paling tinggi yaitu profesi Perawat
sebesar 74,3% dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah
yaitu profesi gizi yaitu sebesar 63,1%.

3. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Ruangan

Tabel 3. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan ruangan;


januari – maret 2019

No Ruang Angka kepatuhan Hand Hygiene Rata-


Januari Februari Maret rata
1 IGD
2 Ruang perawat
3 Laboratorium
4 Radiologi
5
Gambar 3. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan ruangan;
Juli-September 2017

Berdasarkan data pada gambar 3, menunjukkan bahwa angka


kepatuhan

hand hygiene bulan Juli-September 2017 di Rumah Sakit Jiwa


Aceh menurut ruangan paling tinggi yaitu ruang rawat IGD
sebesar 78,4% dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah
yaitu ruang Seurune yaitu sebesar 63,9%.

4. Angka Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Moment

Tabel 4. Angka kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan 5 moment


Gambar 4. Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Jiwa
Aceh

Bulan Juli-September 2017 Berdasarkan Moment

Berdasarkan data pada gambar 4, menunjukkan bahwa rata-rata


angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment, kepatuhan
yang tertinggi pada moment ke 3 sebesar 91,53% yaitu setelah
terpapar dengan darah atau cairan tubuh pasien dan yang
terendah pada moment ke 5 sebesar 56,84% yaitu setelah kontak
dengan lingkungan sekitar pasien
Gambar 6. Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Jiwa
Aceh Bulan Juli-September 2017 Berdasarkan Moment yang
dilakukan masing-masing profesi.

Keterangan: Moment 1; Sebelum kontak pasien, Moment 2;


Sebelum prosedur aseptik,

Moment 3; Setelah terpapar darah dan cairan tubuh, Moment 4;


Setelah kontak pasien, Moment 5; Setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien

Berdasarkan gambar 6, menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan


berdasarkan penerapan 5 moment dari masing-masing jenis
profesi adalah sebagai berikut :
1. Angka kepatuhan teringgi berdasarkan moment pada profesi
Dokter, Perawat, dan Laboratorium adalah moment ke 3 yaitu
setelah kontak darah dan cairan tubuh.

2. Pada profesi gizi, farmasi, psikolog, fisioterapi, radiologi,


tidak dapat diidentifikasi kepatuhan hand hygiene berdasarkan
moment karena tidak semua moment dilakukan oleh masing-
masing profesi tersebut.

E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan


kebersihan tangan (hand hygiene) petugas bulan Juli-September di
RS Jiwa Aceh masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%,
sedangkan standar atau target yang diharapkan yaitu ≥75%. Ini
menunjukkan masih minimalnya kepatuhan petugas RS Jiwa
Aceh dalam melakukan cuci tangan.

2. Angka kepatuhan cuci tangan paling rendah berdasarkan


moment adalah moment 5 yaitu setelah kontak dengan lingkungan
sekitar pasien.

3. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya


kepatuhan petugas dalam cuci tangan, antara lain:

a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan.

b. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun


dan air

c. Beban kerja yang berlebihan karena jumlah pasien terlalu


banyak dibandingkan dengan petugas kesehatan

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Komite PPI merencanakan peningkatan kepatuhan


kebersihan tangan (hand hygiene) dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin

2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan


kepada setiap petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan
dengan baik dan benar, serta dapat menyebutkan 5 momen cuci
tangan
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci
tangan.

4. Menempel poster hand hygiene

5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene

6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah


sakit perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai

G. PENUTUP

Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan


informasi tentang PPIRS juga sudah disampaikan ke petugas
ruangan, namun untuk merubah perilaku petugas kesehatan juga
harus didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk
kepentingan pasien dan rumah sakit tentunya.

Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan


petugas RS Jiwa Aceh dalam kebersihan tangan ini adalah tidak
terjadinya HAIs pada pasien RS Jiwa Aceh. Karena kebersihan
tangan merupakan salah satu indicator pacient safety yang harus
dijalankan oleh petugas di rumah sakit, maka meningkatnya
kepatuhan petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya
kualitas pelayanan RS Jiwa Aceh.

Berita Terkait

 Selasa, 26 Februari 2019

RSJ Aceh Adakan Sosialisasi Aplikasi Simanja

 Senin, 04 Februari 2019

PASAR TANI ACEH

 Rabu, 07 November 2018

Surveior KARS Evaluasi RSJ Aceh


 Minggu, 04 November 2018

Angka Perawatan Ulang

 Minggu, 04 November 2018

Pasien Rehabilitasi Medis yang Drop Out

Jelajah Aceh

 Info Jiwa
 Info RSJ
 Teman Jiwa

Serba Serbi

Produk Hukum

 Uncategorized

Anda mungkin juga menyukai