Anda di halaman 1dari 48

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA

( HIPPII )
 Pasien dan petugas kesehatan dapat terpapar
kuman patogen

 Kontak dengan darah, rongga mulut dan sekresi


saluran pernapasan
LATAR dan alat yang terkontaminasi
BELAKANG
 Prosedur yang tepat dapat mencegah
penyebaran infeksi diantara pasien dan petugas
kesehatan
• Pada Th ( 1970–1987 ) Terdapat 9 Cluster tjd
transmisi dari dr bedah Gigi & Mulut ke pasien
• Dilaporkan bahwa ada : 8 orang yang di tes
HBeAg( +)
• Pada Th 1987 terjadi ↓ penularan karena ↑
penggunaan sarung tangan + Vaksin.
• Th 2003 : dilaporkan terjadi 1 kasus penularan
dari pasien ke pasien
SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN INI PESERTA DAPAT
MEMAHAMI TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI YANG HARUS DITERAPKAN DI
UNIT GIGI DAN MULUT
PESERTA DAPAT MEMAHAMI :

1. STRATEGI TENTANG PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI YANG HARUS DI
TERAPKAN DI UNIT GIGI
2. RESIKO PENULARAN HIV PADA PETUGAS
3. FAKTOR RESIKO DARI PENULARAN HIV SETELAH
TERJADI PAPARAN TERTUSUK JARUM
Klinik Gigi
HBV Infeksi yang terjadi pada dr gigi
( USA)

16
14
12
10
Percent

8
6
4
2
0
1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003

Source: Cleveland et al., JADA 1996;127:1385-90.


Personal communication ADA, Chakwan Siew, PhD, 2005.
Health Care Workers with Documented and
Possible Occupationally Acquired HIV/AIDS
CDC Database as of December 2002
Documented Possible
Dental Worker…………..→ 0 6*
Nurse………………………→ 24 35
Lab Tech, clinical……….→ 16 17
Physician, nonsurgical…→ 6 12
Lab Tech, nonclinical…..→ 3 –
Other……………………….→ 8 69
Total 57 139

* 3 dentists, 1 oral surgeon, 2 dental assistants


Penularan HIV dari drg yang terinfeksi
ke Pasien

• Di laporkan hanya ada 1 kasus HIV dari drg ke


pasien
• Dari penyelidikan 63 petugas kesehatan yang
terinfeksi HIV → tidak ada laporan terjadi
penularan ( termasuk 33 drg atau mahasiswa
kedokteran)
Resiko pekerjaan dari penularan Hep C
diantara petugas kesehatan :

• Secara tidak sengaja tertular melelui paparan saat


bekerja.
• Dilaporkan ada 3 kasus terjadi penularan melalui :
percikan darah ke dalam mata
• Terjadi penularan secara terus menerus dari kuman
HIV & HCV setelah terpapar pada kulit yang tidak
intak( luka )
Concentration of HBV in Body Fluids

High Moderate Low/Not


Detectable

Blood Semen Urine


Serum Vaginal Fluid Feces
Wound exudates Saliva Sweat
Tears
Breast Milk
Infeksi HCV di Area Kesehatan Gigi

• Angka kejadian infeksi HCV diantara para dr Gigi hampir


sama dengan populasi umum (~ 1%-2%)
• Tidak ada laporan mengenai penularan HCV dari
petugas yang terinfeksi ke pasien/dari pasien ke pasien
• Risiko untuk tertular HCV tampaknya sangat kecil sekali
Faktor Risiko dari penularan HIV setelah terjadi
paparan tertusuk jarum
( CDC Case-Control Study )

 Kedalaman luka tusuk


 Jumlah darah yang ada pada peralatan
 Area insersi ( arteri atau Vena )
 Derajat /Tingkat penyakit dari (sumber)
pasienya
Source: Cardo, et al., N England J Medicine 1997;337:1485-90.
MEKANISME PENULARAN :

• Kontak langsung dengan : Darah, Cairan Tubuh


•Kontak langsung dengan Instrumen / Alat /
Permukaan
•Kontak dengan mukosa mata,hidung / mulut
melalui tetesan/percikan
•Inhalasi ( lewat mikroorganisme di udara)
Resiko rata – rata penularan virus
setelah tertusuk jarum
Sumber Risiko
HBV
HBsAg+ and HBeAg+ 22.0%-31.0% hepatitis scr
klinis ; 37%-62% serological
evidence of HBV infection
HBsAg+ and HBeAg- 1.0%-6.0% Hepatitis scr
klinis; 23%-37% serological
evidence of HBV infection
HCV 1.8% (0%-7% range)
HIV 0.3% (0.2%-0.5% range)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Standard Precautions
Sistim Aliran Air
Training bagi petugas
Standar Precautions
Kebersihan Tangan / Hand Hygiene
Penggunaan sarung tangan, masker, pelindung
mata dan gaun
Pemeliharaan peralatan pasien
Permukaan lingkungan
Sampah & Pencegahan tertusuk benda tajam
Fasilitas Hand Hygiene

FASILITAS :
1. WASTAFEL & AIR MENGALIR
2. CAIRAN ANTISEPTIK
3. TISSUE
4. POSTER CUCI TANGAN
5. TEMPAT SAMPAH
6. SARUNG TANGAN
Strategi Pencegahan Paparan

 Pengawasan alat
 Pengawasan mekanisme kerja
 Pengawasan secara administratif
Pelaksanaan hand Hygiene

• Gunakan lotion untuk mencegah kulit kering


• Pertimbangkan penggunaan produk yang cocok dg
sarung tangan
• Kuku jari harus pendek
• Hindari kuku palsu
• Hindari assesoris tangan → dapat
merobek sarung tangan
Protective Clothing

• Gunakan gaun,apron / seragam yang dapat menutupi


kulit & seluruh tubuh yang dapat terkena noda spt:
darah,saliva & benda terinfeksi
• Ganti gaun → bila tampak kotor

• Tanggalkan semua “APD” sebelum meninggalkan area


pekerjaan.
Masker, Kaca mata, Face Shields

• Digunakan u/ melindungi membran mukosa dari


mata,hidung dan mulut
• Change masks between patients
• Clean reusable face protection between patients; if
visibly soiled, clean and disinfect
Ganti Masker Setiap Pasien
Sarung Tangan
• Dapat meminimalkan risiko penularan penyakit infeksi
yang dibawa pasien.
• Mencegah flora mikroba dari tangan petugas ke
pasien
• Mengurangi kontaminasi tangan petugas yang dapat
mentransmisi dari satu pasien ke pasien lain
• Bukan sebagai pengganti cuci tangan.
Rekomendasi pemakaian sarung tangan

• Gunakan sarung tangan jika


kemungkinan kontak dengan darah,
saliva, dan membran mukosa.
• Lepas sarung tangan setelah melakukan
tindakan perawatan pasien
• Gunakan sarung tangan baru untuk
setiap pasien
Rekomendasi pemakaian sarung tangan
Buang sarung tangan Tidak direkomendasikan – ( Reuse )
Jika robek/ rusak sarung tangan dengan cara :
desinfeksi,cuci,sterilkan

Gloves are not a substiitute for


Handhygiene !!
Sterilisasi dan Disinfeksi peralatan pasien
Critical Instruments
Examples include surgical instruments, scalpel
blades, periodontal scalers, and surgical dental
burs Heat sterilized or
single-use disposable

Semi-critical
Instruments
Examples: Dental mouth mirrors, amalgam
Heat sterilized or
condensers, and dental handpieces
single-use disposable

Noncritical Instruments and Devices

Examples: X-ray heads, facebows, pulse oximeter,


blood pressure cuff
Automated Cleaning

• Instrument washer
• Ultrasonic cleaner
• Washer-disinfector
Pembersihan secara manual
• Cuci hingga bersih dan siap untuk di
gunakan kembali
• Gunakan APD : sarung
tangan,masker,gaun,kaca mata
Monitoring Sterilisasi
• Mekanik ( yang di perhatikan) :
– Perhatikan waktu, suhu, tekanan.
• chemikal
– Perubahan warna.
• Tes Biological (spore tests)
– Dilakukan di laboratorium
Penyimpanan alat bersih dan
steril

 Tempat bersih,tertutup dan kering ( tidak


lembab)
 Bila steril pack lembab,cuci kembali,
bungkus dan lakukan sterilisasi ulang.
Area permukaan lingkungan

• Kemungkinan terkontaminasi
• Secara tidak langsung terlibat dalam penularan infeksi
• Tidak memerlukan prosedur dekontaminasi yang
keras
Kategori permukaan lingkungan

A. Permukaan kontak secara klinis :


→ potensi ↑kontaminasi langsung dari
semprotan / percikan atau kontak dari sarung
tangan petugas
• B. Permukaan area rumah tangga :
→ tidak kontak secara langsung denga pasien /
alat
→ risiko transmisi sangat terbatas
Clinical Contact Surfaces
Medical Waste
• Medical Waste: Not considered infectious, thus
can be discarded in regular trash

• Regulated Medical Waste: Poses a potential risk


of infection during handling and disposal
Housekeeping Surfaces
Rekomendasi pembersihan area lingkungan

• Resiko permukaan kontak lebih


tinggi infeksi dari pada permukaan
rumah tangga
• Pelindung permukaan dapat di
pakai / diganti setiap pasien
OR
• Bersihkan kemudian atau
disinfeksi menggunakan cairan
deinfektan Rumah Sakit ke dosis
↓ ( untuk Hiv / HBV) ke dosis yang
sedang ( untuk TBC)
Pembersihan lingkungan
 Routinely clean with soap and water or an EPA-
registered detergent/hospital disinfectant
routinely
 Clean mops and cloths and allow to dry thoroughly
before re-using
 Prepare fresh cleaning and disinfecting solutions
daily and per manufacturer recommendations
Kualitas Air

Gunakan sesuai standar air minum.*


* <500 CFU/mL of heterotrophic water bacteria
Gunakan air steril untuk irigasi
• Use sterile saline or sterile water as a
coolant/irrigator when performing
surgical procedures

• Use devices designed for the delivery of


sterile irrigating fluids
Kewaspadaan terhadap obat perenteral

• Gunakan tubing IV, bags, jarum,


dan syringes disposable sekali
pakai .
• Vial Single dose .
– Jangan menggunakan obat multi dose
kepada beberapa pasien meskipun jarum
diganti.
Transmission of
Mycobacterium tuberculosis

• Menyebar melalui percikan


• Sistem kekebalan bisa lebih kuat →mencegah
penularan
• Kuman TB dapat bertahan hidup di dalam paru
untuk waktu yang lama (latent TB infection)
Pencegahan PenularanTB padaAlat KesGigi

• Tanyakan Riwayat pasien ( TB ?)


• Menunda tindakan elektif
• Jika pasien memerluka tindakan :
– Petugas harus menggunakan masker
– Pisahkan pasien dari yang lain
– Rujuk pasien ke tempat fasilitas dengan pencegahan TB yang lebih
baik.
KESIMPULAN
1.Pencegahan dan pengendalian infeksi di unit gigi perlu
perlu mendapatkan perhatian dengan cara melaksanakan
dan meningkatkan kewaspadaan standar
2.Melakukan surveilan secara aktif disemua tatanan
pelayanan rawat inap dan rawat jalan
Apa keuntungan memakai airborne ?
 Proses desinfeksi maksimal
tidak ada sudut di dalam
ruangan yang luput dari
proses desinfeksi karena di
mana udara dapat masuk
maka cairan airborne akan
masuk mendesinfeksi.
 Proses desinfeksi cepat.
 Cairan airborne tidak toksik
(beracun) dan tidak korosif
(merusak ) benda yang
terkena cairan airborne.

8/19/2019 BWaluyo/IX/06 48

Anda mungkin juga menyukai