Anda di halaman 1dari 42

RE KREDENSIAL PERAWAT / BIDAN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


1/1
SPO Tanggal Terbit : Diterbitkan
Direktur
18 Agustus 2015

dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH


NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Re Kredensial adalah proses revaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
Tujuan 1. Rumah sakit perlu memastikan untuk mempunyai staf keperawatan yang
kompeten sesuai dengan misi, sumber daya dan kebutuhan pasien.
2. Staf keperawatan bertanggung jawab untuk memberikan asuhan pasien secara
langsung.
3. Rumah sakit harus memastikan bahwa perawat yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan dan harus spesifik terhadap jenis asuhan
proses revaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki kewenangan
klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.dimana
mereka di ijinkan untuk memberikannya bila tidak. Bila tidak diidentifikasi
dalam peraturan perundangan
Kebijakan 1. UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU RI No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. UU RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4. UU RI No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
1. Perawat/Bidan yang masa berlaku RKK akan selesai mengajukan
permohonan kepada ketua komite Keperawatan untuk memperoleh
kewenangan klinis baru .
2. Ketua komite Keperawatan menugaskan kepada sub komite kredensial
untuk melakukan proses Re kredensial
Prosudur 3. Sub komite kredenisial membentuk panitia untuk melakukan riview,
ferifikasi,dan evaluasi ulang dengan metode yang telah disepakati.
4. Sub komite memberikan laporan kepada ketua komite Keperawatan hasil
Re kredensial sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis baru.
5. Seluruh proses Re kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan
klinis selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh sub komite kredensial
kepada ketua komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur dan
dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
6. Direktur mengeluarkan penugasan klinis terhadap Perawat/Bidan
bersangkutan.
Unit Terkait 1. Komite keperawatan
2. Mitra bestari
3. Perawat / Bidan
RE KREDENSIAL DOKTER UMUM/GIGI/SPESIALIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman


1/1
SPO Tanggal Terbit : Diterbitkan
Direktur

dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH


NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Re Kredensial adalah proses revaluasi terhadap tenaga Medis yang telah memiliki
kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis
tersebut.
Tujuan 1. Rumah sakit perlu memastikan untuk mempunyai staf Medis yang
kompeten sesuai dengan misi, sumber daya dan kebutuhan pasien.
2. Staf Medis bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada
pasien secara langsung.
Kebijakan 1. UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU RI No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. UU RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

7. Dokter yang masa berlaku RKK akan selesai mengajukan permohonan


kepada ketua komite Medik untuk memperoleh kewenangan klinis baru .
8. Ketua komite Medik menugaskan kepada sub komite kredensial untuk
melakukan proses Re kredensial
9. Sub komite kredenisial membentuk panitia untuk melakukan riview,
Prosudur ferifikasi,dan evaluasi ulang dengan metode yang telah disepakati.
10. Sub komite memberikan laporan kepada ketua komite Medik hasil Re
kredensial sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis baru.
11. Seluruh proses Re kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan
klinis selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh sub komite kredensial
kepada ketua komite Medik untuk diteruskan kepada direktur dan
dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
12. Direktur mengeluarkan penugasan klinis terhadap Dokter bersangkutan.
Unit Terkait 1. Komite Medik
2. Dokter Umum/Dokter Gigi/Dokter Spesialis
PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (SUHU TUBUH)
No.Dokumen No.Revisi Halaman ½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Diterbitkan


KEPERAWATAN Direktur
April 2009

dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH


NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Mengukur suhu badan pasien dengan termometer, dilakukan pada ketiak, mulut,
atau pelepasan (anus). Derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui
keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan ( Ekskresi ) dan penyinaran ( Radiasi
), kondeksi / convection ( Konveksi ).
Tujuan 4. Mengetahui Suhu Badan Pasien
5. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh.
6. Digunakan sebagai salah satu penyokong diagnosa.
7. Mengetahui perkembangan penyakit.
Kebijakan Dilakukan oleh perawat kepada semua Pasien
Prosudur Persiapan alat
Baki berisi :
 Termometer dalam tempatnya.
 Botol berisi larutan sabun.
 Botol berisi larutan lyisol 5 %, didalamnya diberi alas kapas / kain kasa.
 Botol berisi air bersih, didalamnya diberi alas kapas / kain kasa.
 Potongan tyisu dalam tempatnya
 Catatan suhu, pena.
 Bengkok
Pelaksanaan
Pengukuran panas badan dilakukan :
1. Pada setiap pasien baru.
2. Menurut peraturan rumah sakit yaitu rutin 3 kali sehari : Pukul 06.00, 12.00,
18.00.
3. Sewaktu-waktu bila pasien dalam keadaan demam sesudah menggigil, atau atas
instruksi dokter.
Tempat untuk mengukur derajat suhu
1. Axilla ( Ketiak )
2. Cavum oris ( mulut ).
3. Rectum ( Pelepasan ).
Cara Kerja
a. Mengambil Suhu di ketiak
Pelaksanaan :
1. Menurut kebiasaan rumah sakit.
2. Bilamana tak dapat dikerjakan pada bagian tubuh lainnya.
3. Pengambilan suhu diketiak tidak boleh dilakukan pada bayi, pasien
yang sangat kurus, pasien yang luka diketiak, pada mamae ( payudara).
Cara Kerja:
1. Memberi tahu pasien.
2. Membawa alat-alat kedekat pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Mengeringkan ketiak pasien dengan baju / sapu tangan / handuk.
5. Memeriksa termometer, apakah air raksa sudah turun sampai ke
resevoir ( jika belum diturunkan dulu ).
6. Mengapitkan ujung termometer ditengah-tengah ketiak.
7. Menekankan lengan pasien yang ada pada termometer pada dada
dengan lengannya memegang bahu sebelahnya, sedangkan tangan
yang lain menahan siku, dengan demikian ketiak akan tertutup rapat.
8. Mengangkat termometer setelah 10 – 15 menit, dilap dengan tyisu
dari atas kearah resevoir.
9. Membaca hasilnya dan dicatat.
10. Merapikan pasien

PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (SUHU TUBUH)
No.Dokumen No.Revisi Halaman ½

Prosedur 11. Membersihkan termometer, kemudian dikembalikan


ditempatnya.
12. Mencuci tangan
Perhatian
1. Pasien harus tenang dan berada di tempat tidur
2. Ketiak harus kering dan tertutup
3. Tidak boleh ada yang menghalangi di antara ketiak dan
termometer
4. Sebelum di gunakan termometer di periksa dahulu apakah air
raksa sudah di turunkan / belum.
b. Mengukur Suhu di Pelepasan
Pelaksanaan
1. Pada bayi, anak-anak dan pasien dalam keadaan parah / atas
instruksi dokter.
2. Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh lainnya.
3. Menurut kebiasan rumah sakit.
4. Pengambilan suhu di pelepasaan tidak boleh dilakukan pada
pasien yang luka anus, pasien yang berpenyakit kelamin.
Cara Kerja
1. Memberi tahu pasien
2. Membawah alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan.
4. Melepaskan pakaian pasien yang menutupi bokong
5. Memiringkan pasien
6. Menekukkan kaki pasien sebelah ke arah perut.
7. Mengoleskan vaslin pada ujung termometer.
8. Menyikapkan belahan pantat bagian atas dengan tangan kiri
sehingga pelepasan terlihat jelas.
9. 9. Memasukan termometer kedalam pelepasan kira-kira 3 cm
( batas resevoir air raksa ).
10. Mengangkat termometer setelah 5 menit, dilap dengan tyisu
dari atas kearah resevoir.
11. Membaca hasilnya dan dicatat
12. Merapikan pasien.
13. Membersihkan termometer kemudian dikembalikan
ketempatnya.
14. Mencuci tangan.
Perhatian
Selama mengukur suhu, pasien harus dijaga untuk menghindari
pecahnya resevoir, untuk mempertahankan posisi resevoir selama
waktu pengambilan suhu.
c. Pengambilan Suhu di Mulut
Pelaksanaan
1. Menurut kebiasaan Rumah Sakit
2. Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh lainnya
3. alat intruksi dokter
Cara Kerja
1. Memberi tahu pasien
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyuruh pasien membuka mulut
5. Meletakan ujung termometer dibawah lidah pasien dari sudut
mulut.
6. Menyuruh pasien menutup bibir rapat-rapat dan bernapas
melalui hidung.
7. Mengangkat termometer setelah 3 menit dan mencatat hasilnya.
8. Membersihkan termometer kemudian dikembalikan
ketempatnya.
9. Mencuci tangan
Perhatian
1. Tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar / sesak.
2. 10 menit sebelum suhu diambil pasien dilarang berbicara,
minum atau makan yang panas / dingin.
3. Berbahaya bila pecah dalam mulut, pecahannya dapat melukai
selaput lendir mulut dan air raksanya dapat tertelan.
4. Selama termometer didalam mulut pasien dilarang berbicara.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP

PENGUKURAN VITAL SIGN (NADI)

No.Dokumen No. Revisi Halaman 1/3

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit : Diterbitkan


Direktur
KEPERAWATAN April 2009
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Yang dimaksudkan dengan Denyut Nadi adalah : mengembang dan
mengempisnya pembuluh darah anteri secara teratur akibat desakan darah
ke dalam pembuluh darah anteri sebagai hasil kontraksi vertikel kiri.
Tujuan 1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui fungsi jantung secara dini
3. Mengikuti / mengetahui perkembangan / jalannya penyakit.
4. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa.
Kebijakan 1. Pada arteri radialis
2. Pada arteri temporalis
3. Pada arteri dorsalis pedis
4. Pada arteri juguralis
5. Pada arteri branchialis
6. Pada arteri femosalis
7. Pada bayi sampai dengan umur 1 tahun diambil di ubun-ubun.
Prosudur 1. Menghitung denyut nadi dilakukan / dilaksanakan :
2. Secara rutin yaitu dilakukan bersama-sama pada waktu mengambil suhu
badan dan tensi.
3. Sewaktu-waktu bila diperlukan.
4. Atas instruksi dokter
5. Pada waktu pasien akan, sedang dan sesudah dioperasi / melahirkan.

 Persiapan Alat
1. Alat penghitung denyut nadi ( Polsteller ) atau arloji yang mempunyai
jarum detik.
2. Buku catatan dan alat tulis.

 Pelaksanaan
1. Memberi tahu pasien
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Mempersilahkan pasien berbaring atau duduk dengan tenang di tempat
tidur.
5. Memegang tangan pasien pada pergelangannya dengan jari telunjuk, jari
tengah dan jari manis disini akan teraba denyut nadi arteri radialis.
6. Tangan yang lain memegang alat penghitung nadi / arloji.
7. Menghitung denyut nadi selama setengah menit, hasilnya dikalikan 2.
8. Mencatat hasilnya, mengembalikan alat-alat.
9. Mencuci tangan.
10. Pasien harus tenang.
11. Dihitung setelah nadi teraba dengan baik.
12. Pada keadaan tertentu seperti pada pasien yang sakit jantung, nadi harus
dihitung selama 1 menit penuh
13. Jika ada kelainan harus dilaporkan kepada perawat yang bertanggung
jawab / Dokter.
14. Jika denyut nadi tidak teraba pada arteri radialis, denyut nadi dapat
diambil pada arteri yang tersebut diatas.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (RESPIRASI)

No.Dokumen No. Revisi Halamam

Diterbitkan
Tanggal terbit : Direktur
PROSEDUR TETAP
KEPERAWATAN April 2009
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Yang dimaksud dengan pernapasan adalah mengembang dan
mengempisnya paru-paru secara teratur akibat peristiwa masuknya udara
Pengertian dan berisi zat asam ( O2 ) ke dalam paru - paru dan leluarnya udara berisi
CO2, air dan sisa-sisa oksodasi dari paru-paru

1. Mengetahui keadaan umum pasien.


Tujuan 2. Mengetahui perkembangan pasien.
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien
 Pelaksanaan
Menghitung pernapasan dihitung :
1. Secara rutin yaitu bersamaan pada waktu menghitung denyut nadi
dan pengambilan suhu badan.
2. Sewaktu-waktu bila diperlukan.
3. Atas instruksi dokter
4. Pada pasien akan, sedang dan sesudah dibedah.
 Persiapan Alat
1. Alat penghitung nadi ( polsteler ) atau arloji yang mempunyai
jarum detik.
2. Buku catatan dan alat tulis.
 Cara Kerja
1. Memberi tahu pasien
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan
Prosedur 4. Mempersilahkan pasien berbaring atau duduk dengan tenang di
tempat tidur.
5. Melihat dan menghitung turun-naiknya dada sambil memegang
pergelangan tangan pasien.
6. Tangan yang lain memegang alat penghitung pernapasan / arloji.
7. Menghitung pernapasan selama setengah menit, hasilnya dikalikan
2.
8. Mencatat hasilnya, mengembalikan alat-alat.
9. Mencuci tangan.
 Perhatian
1. Pada waktu meghitung pernapasan jangan sampai diketahui pasien
2. 1 kali pernapasan adalah satu kali mengeluarkan napas dan satu kali
nenarik napas.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (TEKANAN DARAH)
No.Dokumen No.Revisi Halaman

Diterbitkan
Tanggal terbit : Direktur
PROSEDUR TETAP
KEPERAWATAN September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Yang dimaksud dengan tekanan darah adalah desakan darah terhadap
Pengertian dinding pembulu darah arteri sebagai akibat dipompa dan dialirkannya darah
ke dalam pembuluh darah.
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Faktor Fisiologi
Misalnya : Olah raga, bangun tidur, emosi.
Faktor Patologi.
Misalnya : Penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit pembulu darah dan
kehamilan yang abnormal.
 Persiapan Alat
Alat-alat yang harus disiapkan untuk mengukur tekanan darah adalah :
a. Tensi meter / Sphgomanometer
b. Stetoskop
c. Buku Catatan
 Cara kerja
1. Memberi tahu pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Mengatur posisi pasien seenak mungkin
4. Melipat lengan baju ke atas.
5. Membalut manset pada lengan atas, diatas fosacubity, dengan pipa
karet diletakan agak sebelah luar, dan balutannya jangan terlalu
kencang.
6. Perawat memakai stetoskop
7. Meraba denyut arteri brochialis. Dengan tiga jari ( jari manis, jari
tengah dan jari telunjuk). Pasien dilarang untuk memegang tangan.
8. Meletakan piringan stetoskop diatas ateri brachialis ( yang
berdenyut )
9. Mengungsi skrup balon karet.
10. Memompakan udara ke dalam manset dengan cara memijat balon
berulang-ulang, sehingga terlihat air raksa didalam pipa gelas naik,
dan dipompa terus hingga denyut aterik tidak kedengaran lagi.
11. Membuka srup balon
12. Di dengar dengan teliti dan diperhatikan sampai dengan beberapa
skala mulai terdengar bunyi denyut pertama dan dicatat sebagai
tekanan syistole
13. Diteruskan dengan membuka skrup tadi perlahan-lahan sampai
suara nadi terdengar menghilang dan dicatat sebagai tekanan
diastole
14. Membuka kantung karet ( mancet ) kemudian digulung rapi dan
dimasukan ke dalam tempatnya dan ditutup.
15. Merapikan pasien
16. Menyimpan stetoscop dan tensi pada tempatnya
17. Mencuci tangan
 Perhatian
1. Hasilnya harus diketahui secara cepat dan tepat
2. Tekanan syistol harus dicatat lebih dahulu kemudian diastole
misalnya 120 / 80.
3. Pada keadaan tertentu pengukur tekanan darah dapat dilakukan
pada daerah fosapolitea. Kanan / kiri, fosacubiti, kanan / kiri,
Punggung kaki ( Dorsalispedis ) kanan / kiri.
4. Skala ditempatkan sedemikian rupa supaya tidak diketahui pasien.
5. Pada waktu memeriksa pipa karet tidak boleh bersilang.
6. Bila memakai kunci resevoir jangan lupa membuka kunci agar air
raksa dapat naik, mengunci kembali bila air raksa sudah turun, ke
resevois.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
MEMANDIKAN PASIEN TIDAK SADAR
No.Dolumen No. Revisi Halaman
Diterbitkan
Tanggal terbit : Direktur
PROSEDUR TETAP
KEPERAWATAN September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian : Membersihkan tubuh pasien dengan air hangat kuku dan sabun dengan
menggunakan waslap.

Tujuan : 1. Kebutuhan personal hygiene terpenuhi (bersih dan segar)


2. Merangsang peredaran darah keseluruh tubuh dan refleksi otot
3. Meningkatkan rasa percaya diri
Kebijakan Memandikan pasien tidak sadar dapat merangsang peredaran darah
keseluruh tubuh dan refleksi otot
Prosedur  Alat dan bahan
1. 2 buah Waskom dengan standar
2. 3 buah waslap
3. Sabun mandi dalam tempatnya
4. 1 lembar handuk mandi
5. Sampiran bila diperlukan
6. 1 set alat tenun bersih :
a. Laken
b. Boven laken
c. Steek laken
d. Alas kepala dan
e. Alas bokong
7. 1 pasang hanscoem
8. Tempat kain kotor
9 Minyak barco / baby oil dalam tempatnya
 Cara kerja
1. Memberitahukan pasien bahwa akan dimandikan
2. Menyiapkan semua peralatan mandi dekat pasien
3. Memasang gorden / sampiran / menutup jendela dan pintu
4. Memakan handscoen, melepasakan pakaian pasien bagian atas
(tetapi masih menutupi tubuh)
5. Memasang handuk diatas dada pasien
6. Mambasahi daerah muka, leher, telinga dengan waslap basah
7. Menggunakan sabun /pasien mengiginkan untuk membersihkan
daerah muka. Leher, telinga, yang telah di basahi dengan air
8. Membersihkan sabu dengan waslap yang telah dibasahi dengan air.
Pembilasan diakukan sebanyak 2 kali kemudian dikeringkan dengan
handuk
9. Daerah tangan yang terjauh dari perawat yang di mandikan lebih
dahulu,  dikerjakan eperti No. 8
10. Daerah badan (dikerjakan seperti No 8
11. Daerah tangan yang lebih dekat dengan perawat yang memandikan
pasien (dikerjakan Seperti no 9)
12. Mengenakan pakaian pasien setelah badan pasien di bersihkan dan
dikeringkan.
13. Daerah kaki dikerjakan seperti no 9
14. Mengganti air kotor
15. Memiringkan pasien lalu membasahi punggung (dikerjakan seperti
no 9)
16. Membersihkan daerah anus dan kemaluan dengan air sabun,
dikerjakan seperti No. 8
17. Mengolesi punggung pasien dengan baby oil / barco kemudian
dilakukan clapping / ditepuk tepuk dengan telapak tangan dan di
massage
18. Membuat posisi yang nyaman bagi pasien
PROSEDUR TETAP

MEMANDIKAN PASIEN TIDAK SADAR

No.Dolumen No. Revisi Halaman

Prosedur 19. Menelatangkan pasien, memakaikan baju pasien


20. Memasangn monitor EKG (Lihat Pedoman Pemasangan Monitor /
EKG
21. Melakukan suctiom (lihat pedoman melakukan suction)
22. Mamasang selimut
23. Menyisir rambut pasien dan membuka goden / sampiran
24. Merapikan alat-alat mandi
25. Mendokumetansikan hasil tindakan
26. Mencuci tangan

Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan


PROSEDUR TETAP
MEMASANG MONITOR JANTUNG / EKG
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Diterbitkan
Tanggal terbit : Direktur
PROSEDUR TETAP
KEPERAWATAN September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Suatu cara pemasngan alat monitoring jantung yang dipergunakan untuk
memonitor atau memantau dan merekam potensial listrik jantung yang
terlihat pada layar monitor EKG dan dapat di print / direkam pada sehelai
kertas
Tujuan 1. Mengetahui Perubahan-perubahan EKG Selama Pengobatan
2. Mengetahui Adanya Kelainan Irama Jantung (Aritmia) Sejak Dini
3. Mengetahui Adanya Kekurangan Oksigen Maupun Kematian Jaringan
Otot Jantung (Iskemik Dan Infark Miokard)
4. Mengetahui Adanya Gangguna Elektrolit
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi pemeriksaan
Prosedur  Persiapan alat
1. 3 buah elektroda
2. Monitor mobile / bed slide lengkap

 Cara kerja
1. Memberitahu psien bila sadar
2. Mengatur posisi pasien (pasien terlentang)
3. Menempelkan electrode pada dada pasien dan menghubungkan
chest lead ke electrode :
- Warna merah ditempatkan pada intercostalis II, kanan Sternum
sejajar garis Mid Clavikula kanan
- Warna kuning / putih di tempatkan pad intercostalis II, kiri
sternum sejajar garis mid calvikula kiri
- Warna hijau / hitam di tempatkan pada intercostalis V kiri
sternum.
4. Menghubungkan kabel monitoring EKG ke sumber listrik (apabila
belum tersambung)
5. Menghidupkan monitoring EKG dengan menekan tombol power
6. Mengatur alarm limit : HR, Amplitudo
7. Merapikan pasien
8. Mencuci tangan
 Perhatian
1. Electrode setiap hari diganti dan posisi harus dig anti
2. Bila ada getaran, kemungkinan penyebab pasien bergerak, kulit
kering, elektroda lepas
3. Ganguna irama, iskemik dan infark miocard, elektrolit, perubahan
ekg  lakukan ECG ulang

Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN EKG
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian EKG adalah suatu alat yang dapat mencatat grafik potensial listrik yang
dihasilkan pada sehelai kertas impuls saat jantung berkontraksi

Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung (aritmia)


2. Untuk mengtahui adanya kekurangan oksigen maupun kematian
jaringan otot jantung seperti infark dan iskemik
3. Untuk mengetahui adanya gangguan elektrolit
4. Untuk mengetahui adanya pengaruh obat-obat jantung terutama
digitalis
5. Untuk mengetahui perikarditis
6. Untuk mengetahui pembasaran jantung
Kebijakan EKG merupakan suatu alat bantu menegakkan diagnosa pada pasien-pasien
dengan keluhan :
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Palpitasi
 Pingsan

 Persiapan alat
1. Mesin EKG yang baik dan telah dikalibrasi
2. Kabel untuk suplai listrik
3. Kabel penghubung chest lead dan ektrimitas lead
Prosedur 4. 4 buah Mancet Eletroda ektrimitas lead
5. 6 buah pump elektroda chest lead
6. Kertas EKG
7. Khasa / kapas alkohol
8. Kertas menyerap basah / Tissue
 Cara kerja
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan EKG
3. Menjaga situasi untuk tetap menghargai pasien (Ruang tertutup)
menutup horden / pintu / jendela
4. Membaringkan pasien dengan posisi terlentang ditempat tidur yang
cukup luas, tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
5. Melepaskan pakaian bagian atas dan melepaskan perhiasan / arloji
bila ada
6. Membersihkan area yang di pasang eletroda (dada, kedua
perelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol)
7. Menghubungkan kabel suplai ke sumber listrik
8. Memasang kertas EKG apabila belum terpasang
9. Memasang mancet pada masing-masing elektroda
10. Menghubungkan kabel ektrimitas lead kepasien sesuai warna yang
akan ditentukan atau di beri tanda khusus yang ada
 Kabel warna merah ditempatkan pada pergelangan tangan kanan
(RA)
 Kabel warna Kuning ditempatkan pada pergelangan tangan Kiri
(LA)
 Kabel warna Hijau ditempatkan pada pergelangan kaki kiri (LF)
 Kabel warna Hitam ditempatkan pada pergelangan kaki kanan
(RF)
11. Menempatkan pump chest pada daerah yang di tentukan diberi jeli
terlebih dahulu
 V1 pada sela Iga IV garis sternal kanan
 V2 pada sela Iga IV garis sternal kiri
 V3 terletak antara V2 dan V4
 V4 pada sela Iga V garis Mid Clavikula Kiri
 V5 Sejajar V4 garis aksila depan
 V6 sejajar V5 Mid Aksila

PROSEDUR TETAP

MELAKUKAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

12. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan


13. Periksan kembali standarisasi EKG Antara lain :
Kalibrasi 1 M Volt
Keceptan 25 mm/detik
14. Menekan tombol RUN untuk melakukan perekaman
15. Membuat kalibrasi setinggi 1 cm dan rekam irama jantung dari lead
I,II,III,aVR, aVF, aVL, V1-V6 (ada 12 Lead)
16. Nilai hasil rekaman, buat kalibrasi ulang
17. Mematikan alat EKG dengan cara menekan kembali tombol on
18. Melepaskan Chest lead dan ektrimitas lead
19. Melepaskan kabel suplai sumber listrik
20. Bersihkan dada pasien dari jeli
21. Merapikan pasien dan alat
22. Mencatat data pasien : Nama, Umur, Tanggal, Bulan, tahun, jam
perekam jantung, nama petugas yang membuat rekam jantung
23. Melaporkan hasil rekam jantung pada dokter yang bertugas
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP

MEMASANG NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen No. Revsi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Memasukan selang NGT ke dalam lambung melalui rongga hidung
Tujuan 1 Memenuhi kebutuhan nutrisi oral dan memberikan obat-obatan
1. Membilas / mengumbah lambung
2. Mengeluarkan isi lambung (udara dan cairan)
Kebujakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi tertentu

Prosedur Persiapan alat


1. Selang NGT sesuai dengan kebutuhan :
- Adult : No. 12, 18, dan 20
- Infant : No. 5
- Flow Care
2. Xylocain Jelly
3. 1 pasang sarung tangan
4. 1 buah Apuit 10 cc
5. Steteskop
6. Plester
7. Gunting
8. Pengalas
9. Penutup NGT / 1 Buah Bag Urine
Langkah-langkah Pelaksanaan :
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
pemasangan selang NGT
2. Membawa alat – alat dekat pasien
3. Menutup gorden / pintu / jendela
4. Mengatur posisi pasien (sesuaikan dengan keadaan umum pasien)
5. Memasang pengalas pada daerah dada pasien
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada selang NGT batas pemasangan,
dikur mulai dari os frontalis sampai procesus xipodeus atau dari
hidung – telinga – procesus xipodeus
8. Mengolesi ulang selang NGT dengan Xylocain jelly
9. Memasukkan selang NGT ke dalam lambung melalui rongga
hidung (sambil menganjurkan pasien untuk menelan) sampai batas
selang yang telah di tentukan

PROSEDUR TETAP

MEMASANG NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen No. Revsi Halaman


Prosedur 10. Memastikan ujung selang NGT sudah masuk tepat ke dalam
lambung dengan cara:
- Mendengarkan bunyi udara dengan menggunakan steteskop
tepat di
bawah procesus xipodeus pada saat udara di semprotkan ke
dalam lambung melalui selang
- Melakukan aspirasi cairan lambung menggunakan spuit 10
CC melalui selang NGT
11.Memfiksasi selang NGT dengan Plester pada Hidung / pipi pasien
12.Menutup pangkal selang NGT dengan penutup (missal Spuit 10CC)
atau sambungkan ujung selang NGT dengan Bag Urine / Plastik
13. Merapikan pasien dan alat-alat
14. Melepaskan sarung tangan
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan tindakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Perhatikan keadaan umum pasien pada saat memasukkan selang
NGT.
2. Bila pasien batuk-batuk pada saat pemasangan selang NGT segera
di cabut.
3. Lama pemakaian NGT Pediatric : 3 hari, NGT (Polietilene) 5 – 7
hari, NGT (Flow Care Nutricia) 10 Hari, NGT (Flow Care
guidewire) 8 Minggu, NGT (polifinil dan silastic) 2 – 4 minggu.
4. Penutup pangkal NGT boleh memakai (penutup pangkal infus set
atau tutup jarum spuit plastic)
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
MEMBERIKAN MAKANAN DAN OBAT ORAL MELALUI
NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen No.Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP Diterbitkan


KEPERAWATAN Direktur
Tanggal terbit :

September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Memasukkan makanan cair ke dalam lambung melalui selang NGT
(Selang pipa penduga) yang terpasang pada hidung atau gastrostomie
Tujuan 1. Makanan masuk kedalam lambung dengan tepat
2. Memenuhi kebutuhan akan nutrisi, cairan dan eletrolit

Persiapan alat
Baki berisi
- Makanan cair dan air matang untuk membilas NGT dalam tempatnya
sesuai kebutuhan
- 1 buah corong
- 1 buah spuit 10 cc tanpa jarum
- 1 buah penutp NGT
- Alas makan
- Tissue
- Gilingan obat
Langkah-langkah Pelaksanaan:
1. Mendekatkan makanan dan alat lainnya ke pasien
2. Memberitahukanpasien
3. Mengatur posisi pasien ( posisi kepala lebih tinggi 15 – 30o)
4. Mengecek dan mempersiapkan obat-obat oral sebelum
memberikan makanan (bila ada obat maka haluskan obat tersebut
dengan gilingan obat)
5. Memasang pengalas
Prosedur 6. Mengklem selang ngt kemudian membuka penutp pangkal selang
ngt
7. Memastikan ujung selang ngt sudah masuk tepat ke dalam
lambung dengan cara :
8. Mendengarkan bunyi udara dengan menggunakan stteskop tepat di
bawah processus xipodeus pada saat udara di semprotkan ke
dalam lambung selang ngt.
– Melakukan aspirasi cairan lambung menggunakan spuit 10
cc melalu selang ngt
9. Menganjurkan pasien untuk berdoa sebelum makanan cair
diberikan (bila pasien tersebut sadar / perawa berdoa sebelu,
memberikan makanan)
10. Memasang corong pada ujung selang NGT
11. Membuka klem mengalirkan air matang ke dalam lambung

PROSEDUR TETAP
MEMBERIKAN MAKANAN DAN OBAT ORAL MELALUI
NASO GASTRIC TUBE (NGT)
No. Dokumen No.Revisi Halaman
Prosedur 12. Menuanglan cairan makanan sedikit demi sedikit ke dalam corong
13. Menggunakan sput 10 cc untuk membantu mendorong makanan cair
tersebut ke dalam lambung
14. Setelah selesai memasukkan makanan, membilas makanan tersebut
dengan air matang
15. Menuangkan obat-obat oral, bila ada
16. Membilas lagi selang NGT dengan air matang
17. Melepaskan corong dari selang NGT
18. Menutup pangkal selang ngt dengan penutup
19. Merapikan pasien dan alat-alat
20. Mencuci tangan
21. Mendokumentasikan tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Observasi keadaan umum pasien selama pemberian makanan ( mis :
Kembung, mual, muntah, dan lain-lain
2. Jangan memberikan makanan cair dengan aliran yang cepat,
mencegah pasien muntah
3. Keadaan makanan dan air : jangan terlalu panas, kepekatannya dan
baunya
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MENGAMBIL DARAH ARTERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Diterbitkan
PROSEDUR Direktur
Tanggal Terbit :
TETAP
KEPERAWATAN September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Tindakan mengambil darah melalui pembuluh darah arteri untuk
Pengertian menganalisa gas darah dalam hubungannya dengan fungsi pernapasan dan
fungsi non pernapasan
1. Mengetahui suplay oksigen dalam darah dan metabolisme sel
Tujuan 2. Mengetahui oksigenisasi (pertukaran gas o2 dan co2)
3. Mengetahui keseimbangan asam dan basa
Kebujakan Dilakukan pada semua pasien dengan indikasi pemeriksaan

Tempat pengambilan darah arteri


Pilihan I : arteri radialis dengan sudut kemiringan semprit 15o-30o
Pilihan II : arteri dorsalis pedis dengan sudut kemiringan semprit 30o-
45o
Pilihan III : arteri brachialis dengan sudut kemiringan semprit 45o-60o
Pilihn IV : arteri radialis dengan sudut kemiringan semprit 90o
Persiapan alat
Baki berisi
1. 1 buah spuit astrup / spuit 2,5 cc yang telah di isi heparing + 1 strip
2. Gabus / karet untuk menutup jarum semprit

Prosedur 3. Kapas
4. Alcohol 70 %
5. Plester
6. Gunting
7. Es dan tempatnya
8. Formulir / brief pemeriksaan Astrup yang telah di isi data pasien :
nama pasien, Register / MR Hb, FiO2, suhu tubuh, tanggal dan jam
pemeriksaan
9. 1 pasang sarung tangan
Cara kerja
1. Mencuci tangan
2. Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
pengambilan darah arteri
3. Mendekatkan alat kepasien
4. Memakai sarung tangan
5. Menentukan daerah arteri yang akan di tusuk
6. Menghapushamakan / mendesinfeksi daerah penusukan, kapas yang
telah terpakai di buang kedalam bengkok
7. Menggunakan spuit astrup / spuit 2,5 cc untuk mengambil darah
dengan cara :

PROSEDUR TETAP
MENGAMBIL DARAH ARTERI
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
Prosedur o Dengan jari tengah dan telunjuk menetukan pulsasi arteri kemudian
dengan perlahan menusukkan jarum semprit tepat pada arteri yang
mempunyia pulsasi yang kuat, perhatikan kemiringan semprit sesuai
dengan daerah
pengambilan darah arteri
o Apabila jarum semprit menembus arteri, maka dengan perlahan jarum
semprit di tarik agar darah dapat mengalir kadalam semprit
8. Mencabut jarum dari daerah tusukan dan dengan segera daerah
penusukan di tekan dengan kapas alcohol untuk mencegah perdarahan
kemudian di plester
9. Segera menutup jarum semprit yang telah terisi darah dengan gabus /
karet atau penutup khusus
10. Memberi label / etiket pada spuit tersebut
11. Masukan spuit tersebut kedalam kantong plastic yang telah di beri es
12. Mengirim bahan / sample darah dan formulir yang sudah di isi
lengkap ke laboratrium
13. Merapikan pasien dan alat-alat
14. Mencuci tangan
15. Mendokumentasikan tindakan
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN SUCTION
No.Dokumen No. Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Tindakan penghisapan sekresi / sputum baik dari hidung / mulut / ETT / TT
dengan menggunakan cateter suction yang disambung dengan mesin suction
Tujuan 1. Untuk membebaskan jalan napas
2. Mencegah terjadinya penumpukan secret / sputum
3. Mencegah terjadinya infeksi sekunder
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi penumpukan secret pada jalan napas
Prosedur Persiapan alat
1. 1 unit suction lengkap siap pakai (lengkap dengan botol suction
berisi desinfektan 1 : 2)
2. 1 buah cateter suction no 10 / 12 dalam tempatnya
3. 1 buah mangkok / cangkir dengan tutupnya berisi air yang telah
dicampur dengan desinfektan dengan perbandingan 1 : 5 untuk
membilas kateter suction
4. 1 biah pinset
5. 1 buah gudel
6. 1 pasang sarung tangan
7. 1 buah ember dengan tutupnya berisi air desinfektan untuk
merendam cateter suction yang telah digunakan
Cara kerja
a. Mencuci tangan
b. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
tindakan
c. Memasang gudel bila perlu
d. Menghidupkan mesin suction dengan menekan tombol “on”
e. Mengecek daya hisap mesin suction sesuai kebutuhan pasien (500-
700 cmhg). Dengan cara menghisap air yang terdapat dalam cangkir
/ mangkok kemudian memperhatikan kemampuan hisap mesin
suction tersebut
f. Melakukan penghisapan menggunakan cara cateter suction di
masukkan melalui lubang gudel yang telah terpasang dalam mulut
pasien atau melalui tube (ETT dan TT) maupun melalui hidung.
g. Setelah Cateter Suction di masukkan kurang lebih 10 -15 cm, bila
pasien menggunakan ETT kedalaman cateter + 30 cm, kemudian
kateter suction di tarik kurang lebih 2 cm
h. Menggunakan ibu jari menutup lubang cateter suction yang terdapat
pada pangkal cateter suction kemudian cateter tersebut di tarik
perlahan-lahan keluar sambil di rotasikan 360oc
i. Membilas cateter suction dengan menghisap air desinfektan yang
terdapat dalam cangkir / mangkok
j. Menggnati cateter suction (cateter yang telah digunakan di rendam
dalam ember yang telah disediakan)
k. Memberikan kesempatan / waktu bernapas, menilai reaksi pasien

PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN SUCTION
No.Dokumen No. Revisi Halaman

l. Ulangi tindakan penghisapan sampai jalan napas bersih


m. Melakukan pembilasan terhadap cateter suction  lepaskan cateter
suction dan masukkan ke dalam ember desinfektan
n. Mematikan masin suction dengan menekan kembali tombol “ON”
o. Merapikan pasien dan alat-alat
p. Melapaskan sarung tangan
q. Mencuci tangan
r. Mendokumentasikan tindakan

Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan


PROSEDUR TETAP

MELAKUKAN INTUBASI

No.Dokumen No.Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Tindakan memasukkan selang ETT (Endotrachel tube) ke dalam trachea
melalui hidung / mulut
Tujuan 1. Jalan napas bebas dari hambatan
2. Pemasangan ventilator / napas buatan (av maupun respirator)
3. Mudah melakukan penghisapan sputum / secret
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi gagal napas
Persiapan alat
1. 1 set laryngoscope : handle dan blade sesuai kebutuhan
2. Margyl
3. 1 buah gudel
4. 1 buah ETT sesuai kebutuhan / ukuran
5. 1 pasang sarung tangan
6. Xylocain jelly dan xylocain spray
7. Cuff inflator / 1 buah spuit 10 cc
8. Air viva + face mask + selang oksigen one way
9. Plester
10. Gunting
11. Bantal kecil
12. Suction unit (lihat sop suction)
13. Monitor ekg
14. Spirometer

Prosedur
Cara kerja
1. Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien (bila sadar) dan
keluarga tentang rencana tindakan intubasi
2. Meminta persetujuan pasien maupun keluarga untuk ijin tindakan
dengan mengisi informes conset
3. Mendekatkan peralatan (Trolley) dekat pasien
4. Memasang monitor EKG, apabila belum terpasang
5. Mendekatkan suction unit yang sudah siap pakai
6. Mengecek / memastikan Cuff ETT tidak Bocor dan memberi
Xylocain jelly pada ujung ETT
7. Mendekatkan ETT morail, sarung tangan, laryngoscope

PROSEDUR TETAP

MELAKUKAN INTUBASI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


8. Melakukan suction terhadap sputum bila perlu
9. Memasang bantal kecil di bawah kepala (os. Ocsipitalis)
10. Melakukan hyperventilasi selama 30 detik menggunakan air viva
dengan bantuan face mask
11. Tangan kiri perawat menekan frontalis pasien sehingga membuat
posisi kepala ekstensi dan tangan kanan menekan krikoid
12. Memasukkan laryngoscope ke dalam jalan napas pasien
13. Memastikan epiglostis pasien terlihat jelas
14. Masukan ETT ke dalam jalan napas pasien tepat di bawah epiglottis
psien
15. Mengisi cuff ETT menggunakan cuff inflator / spuit 10 cc (tekanan
cuff 15 – 25 cmhg atau + 5 – 10 cc udara)
16. Melakukan suction bila perlu
17. Memastikan ETT masuk tepat jalan napas dan kedalaman ETT
dengan cara lakukan air Viva (baging) sambil mendengarkan bunyi
kedua lobus paru
18. Mamasang gudel
19. Melakuka fiksasi ETT
20. Megukur tidal volume pasien
21. Merapikan pasien
22. Merapikan alat-alat
23. Mencuci tangan
24. Mendokumentasikan tindakan
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN EKSTUBASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
Diterbitkan
PROSEDUR TETAP Direktur
Tanggal terbit :
KEPERAWATAN September 2014
dr.Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Pengangkatan selang ETT dari jalan napas (Trachea) pada pasien yang telah
menjalani proses penyapihan (Weaning)
Tujuan 1. Mencegah infeksi saluran pernapasan
2. Bernapas tanpa alat bantu (bernapas spontan)
3. Rasa nyaman terpenuhi
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi Pengangkatan selang ETT
Prosedur Alat dan bahan
1. Suction unit lengkap  lihat SOP Suction
2. 1 pasang sarung tangan
3. Bensin cuci + gas
4. 1 amp aradexon + Spuit 2,5 cc
5. Cuff inflator / 1 buah spuit 10 cc
6. 1 buah selang oksigen nasal
7. Tissue
8. Bengkok
9. Tempat sputum
Cara kerja
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Melakukan suction melalui selang ETT dan mulut sampai bersih 
lihat SOP suction
5. Menyuntikkan 1 ampul oradexon (bila di indikasikan) via IV
6. Melepaskan plester dengan bensin cuci
7. Mengempeskan cuff selang ETT menggunakan spiot 10 cc
8. Memasukkan selang suction (15 menit setelah pemberia oradexon
inj.)
9. Meletakkan selang ETT yang sudah di cabut kedalam bengkok
10. Memasang selang oksigen binasal
11. Mmberikan oksigen sesuai kebutuhan (perhatikan hasil analisa gas
darah arteri)
12. Memfiksasi selang oksigen agar tidak terlepas
13. Menganjurkan pasien untuk bernapas dalam sewaktu-waktu,
membatukkan slym / sputum dan mengeluarkan ketempat yang telah
disediakan
14. Mengatur posisi pasien fowler / semi fowler atau sesuai indikasi
15. Merapikan alat-alat
16. Mendokumentasikan tindakan

Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan


PROSEDUR TETAP
BAGING
(AIR VIVA / AMBU BAG)

No.Dokumen No.Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr.Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Suatu tindakan memberikan oksigen dalam jumah dan konsentrasi tinggi
dengan cara memompakan oksigen ke dalam paru-paru melalui ETT / TT /
Face mask dengan bantuan air viva / Ambu Bag
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Oksigen yang adekuat baik jumlah dan konsentrasinya
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi tertentu
Prosedur Persiapan alat
1.Ambu bag / air viva
2.1 buah selang oksigen one way
3.1 buah gudel
4.Face mask (bila pasien tidak menggunakan ETT / tt
Cara kerja
1. Mendekatkan alat-alat kepasien
2. Memberitahu pasien bila pasien dalam keadaan sadar
3. Menghubungkan selang oksigen one way dari air viva ke sumber
supply oksigem
4. Melakukan baging pada
- Pasien tanpa ETT / TT
o Memasang Gudel ke mulut pasien
o Menyambungkan face mask ke ambu bag
o Memasang / menyungkupkan face mask menutupi mulut dan
hidung pasien
o Memberikan oksigen antara 10 – 15 liter / menit
o Melakukan baging / air viva saat inspirasi serta sesuai irama
pernapasan pasien ( 15 – 20 kali / menit) atau sesuai
kebutuhan (hiperventilasi)
- Pasien dengan ETT / TT
o Menyambungkan ambu bag ke ETYT / TT
o Memberikan oksigen antara 10 – 15 liter / menit
o Melakukan baging / air viva saat inspirasi serta sesuai irama
prnapasan pasien (12 kali / menit) atau sesuai kebutuhan
(Hiperventilasi)
o Merapikan pasien dan alat-alat
o Mendokumnetasikan tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Perawatan ambu bag dan face mask : setelah menggunakan
bersihakan dan masukan kedalam tempatnya
2. Perhatikan posisi kepala : dalam keadaan ekstensi
3. Bila menggunakan face mask, penemtapan face mask pada mulut
dan hidung posisinya jangan sampai terbalik
4. Bila baging di lakukan selam tranportasi antar ruangan, maka
perhatikan sirkulasi oksigen dengan benar dan tepat
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr.Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Suatu usaha / tindakan dengan cara masage jantung luar untuk
mengembalikan fungsi jantung dan paru yang mengalami gangguan secara
mendadak
Tujuan Mengembalikan fungsi jantung fan paru (pernapasan) untuk kelangsungan
hidup
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi terpasang ventilator
Prosedur Persiapan alat
1. Sumber oksigen
2. Suction unit lengkap (lihat persiapan alat melakukan suction)
3. 1 set laringoscope : handle dan blade sesuai kebutuhan
4. Margyl
5. 1 buah gudel
6. 1 buah ETT sesuai kebutuhan / ukuran
7. 1 pasang sarung tangan
8. Xylocin jelly dan xylocain spray
9. Air viva + face mask + selang oksigen one way
10. Bantal kecil
11. Obat-obatan emergency : sulfas atropin, calcium gluconas, cairan
infus (nacl, cairan plasma expander)
12. Papan resusitasi
13. Monitoring jantung lengkap dc shock
14. Jelly ekg
15. Spirometer.
16. Cuff inflator / 1 buah spuit 10 cc
17. Plester
18. Senter
19. Gunting
Cara kerja
1. Mengecek kesadaran
2. Mengaktifkan emergency system dengan cara berteriak asistol / vf /
apnoe, dan lain sebagainya
3. Lakukan sistem bantuan dasar hidup
( a = airway)
Membebaskan jalan napas dengan cara cross finger
Memberi posisi datar [ada tempat tidur dan kepala ekstensi
(kepala tengadah dan menekan dagu)
Melepaskan gigi palsu bila ada
Memasang gudel
Melakukan sction  lihat SOP Suction
Persiapan tindakan intubasi  lihat SOP intubasi
4. Segera melakukan napas buatan dengan menggunakan dan menahan
face mask menutupi mulut dan hidung sambil menarik dagu ke atas
dan tangan kanan memompakan udara masuk ke paru-paru dengan
kecepata 12 kali / menit atau sesuai keadaan ( 2 kali ventilasi setiap
1 siklus). (B = Breathng)
5. Segera mendorong emergency trolley ke dekat pasien
6. Memasang monitoring dan melakukan perekaman ekg  lihat sop
pemasangan monitoring
7. Memintankan persetujuan / penolakan tindakan rjp  bila “ya”
lanjutkan bhd dan bila tidak bhd dapat dihentikan
8. Memasang papan resusitasi pada punggung pasien
9. Melakukan cardiac massage (c = sirculasi)
Dengan cara penolong berdiri di sebelah kiripasien kemudian
dengan telapak tangan kiri mengukur 2 – 3 jari dari processus
xypodeus dan tangan kanan diletakkan tapat 2-3 jari diatas
processus pada sternum kemudian telapak tangan kiri diletakkan
diatas tangan kanan
Melakukan penekanan / kompresi dengan kedalam 2,8 – 5 cm
dengan posisi siku tegak lurus dan kecepatan 15 x 1 ciklus
10. Memasang selang ETT terlebih dahulu dilakukan hyperventilasi
dengan cara : melkukan ventilasi cepat dan penekanan kricoid 
lihat sop pemasangan selang ETT
11. Bila rjp belum berhasil, kompresi dilanjutkan dengean kecepatan
100 x permenit
12. melaporkan kejadian kepada dokter jaga, dokter pribadi dan
konsulen
13. memberikan obat-obatan  sesuia program
14. melkukan pencatatan
15. bila tindakan BHD berhasil  pertimbankan penggunaan ABN 
SOP Penggunaan ABN
16. merapikan kembali alat-alat dan pasien
17. lanjutkan perawatan pasien dengan ABN / Ventilator

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Setelah RJP dilakukan selama 30 menit dan tidak berhasil, maka
RJP dapat dihentikan
2. Menginagtkan dokter untuk menjelaskan kepada keluarga tentang
keadaan pasien sebelum RJP dilakukan
3. Mintakan persetujuan tindakan / penolakan tindakan RJP, Intubasi
dan pemasangan ABN
4. Bila pasien berasa di ruang rawat inap dan RJP berhasil, mintakan
perstujuan pesetujuan perawatan ICU dan pasien langsung di
pindahkan ke ruang ICU sambil melakukan baging
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
TEKNIK MEMINDAHKAN PASIEN

No.Dokumen No. Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Aktivitas ini biasanya dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan
untuk perpindahan dari tempat tidur ke kursi roda dan Brancar atau dari
satu tempat tidur ke tempat tidur lain.
Tujuan 1. Melatih otot skelet mencegah kontraktur dan sindrom disuses
2. Mempertahankan kenyamanan pasien
3. Mempertahankan Kontrol diri pasien
4. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (Diagnostik, fisik dll)
Dilakukan pada semua pasien dengan kelemahan fisik
Kebijakan
Prosedur Persiapan Pasien
1. Kaji kekuatan otot pasien
2. Mobilitas sendi
3. Toleransi aktivitas
4. Tingkat kesadaran
5. Tingkat kenyamanan
6. Dan kemampuan untuk mengikuti instruksi
7. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan ke pada pasien
Persiapan alat
1. Kursi Roda dalam kondisi terkunci, Siapkan kursi roda dalam posisi
45O terhadap tempat tidur
 Cara kerja
 Cuci tangan
 Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas
 Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur.
 Pastikan pasien menggunakan sandal atau sepatu yang stabil
dan tidak licin
 Renggangkan kaki anda
 Fleksi pinggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan
lutut pasien
 Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil
meluruskan panggul dan tungkai anda, dengan tetap
memprtahankan lutut agak fleksi.
 Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralysis
dengan lutut.
 Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi.
 Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang
memegang kursi untuk menyokong
 Fleksikan panggunl dan lutut anda sambil menurunkan
pasien ke kursi roda
 Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk
 Posisikan pasien untuk menentukan respon terhadap
pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang
tepat dan adanya titik tekan.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
 Catat prosedur dalam catatan Keperawatan
2. Brankar atau dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain.
 Cara kerja
 Cuci tangan
 Lakukan persiapan tersebut di atas
 Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih
sama yang berdiri berdampingan menghadap tempat tidur
pasien
 Setiap orang bertangung jawab untuk salah satu dari area
tubuh pasien (kepala dan bahu, paha dan pergelangan kaki).
 Masing-masing perawat membentuk dasar pijakan yang luas
yang mendekat ke tampat tidur di depan, lutut agak fleksi.

PROSEDUR TETAP
TEKNIK MEMINDAHKAN PASIEN

No.Dokumen No. Revisi Halaman

Prosedur  Lengan pengangkat ditempatkan di bawah kepala dan bahu,


panggul, paha dan pergelangan kaki, dengan jari-jemari
mereka mengenggam sisi tubuh pasien
 Pengangkat menggulingkan tubuh pasien ke dada mereka
 Pada hitungan ke-3, pasien diangkat dan digendongkan ke
dada perawat
 Pada hitungan ke-3 yang ke dua, perawat , melangkah ke
belakang dan menumpu salah satu kaki untuk mengarah ke
brangkar / tempat tidur lain, dengan bergerak ke depan bila
perlu
 Perawat denga perlahan menurunkan pasien ke bagian
tengah barangkar / tempat tidur dengan memfleksikan lutut
dan panggul mereka sampai ke siku mereka pada setinggi
tepi brangkar / tempat tidur.
 Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, tempatkan pagar
tempat tidur pada posisi terpasang
 Posisikan pasien pada posisi yahg dipilih
 Observasi pasien untuk menentukan rspons terhadap
pemindahan.
 Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya
titik tekan
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Catat prosedur dalam catatan Keperawatan.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No.Dokumen No.Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Pemasanagn Invus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan
menggunakan alat Invus set.
Tujuan 1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Pemeliharaan nutrisi
3. Pemberian obat-obatan intavena
4. Hemodynamic monitoring
5. Akses dalam keadaan darurat
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien yang mengalami kekurangan cairan elektrolit
dan dalam keadaan darurat
Prosedur Persiapan pasien
1. Monitoring keadaan umum pasien
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda-tanda vital
c. Keadaan kulit atau turgor
2. Memberikan informasi kepada pasien
a. Kapan dan untuk apa diberikan Invus
b. Berapa lama pemberian Invus
c. Hal yang harus dilakukan selama pemasangan Invus
 Menjaga / mempertahankan tempat insersi agar tidak
kotor/dikotori
 Tidak boleh mengatur tetesan sendiri
 Tidak boleh menarik selang Invus sendiri
 Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat
insersi, harus diberitahukan kepada perawat.
Persiapan alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kapas steril
3. Kasa steril
4. Alkohol 70 %
2. Povidone iodone
3. Plester
4. Standar Invus
5. Invus set
6. IV Chateter (Abocat)
7. Handskund steril
8. Perlak / pengalas
9. Bengkok
10. Alat pencukur
11. Gunting
12. Tornikuet
13. Gunting
14. Verban
15. Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu
Cara kerja
1. Cuci tangan dengan sabun / detergen di bawah air mengalir
2. Pasien diberi penjelasan (komunikasi terapeutik)
3. Siapkan area yang akan dipasang Invus
4. Cukur area yang akan dipasang Invus
5. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
6. Tusukkann selang Invus pada botol cairan
7. Keluarkan udara dari selang Invus
8. Pasang pengalas
9. Pakai handskund steril
10. Pilih dan pastikan pada area yang akan ditusuk utamanya vena
bagian distal / kapas steril yang diberi povidon iodone, kemudian
diulangi desinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol. Kegiatan
desinfeksi tersebut dilalukan dengan gerakan melingkar ke luar
sampai diameter 6-8 cm, bila daerah
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No.Dokumen No.Revisi Halaman

insersi kotor diulangi 2-3 kali.


11. Pasang tornikuet diatas lokasi penusukan
12. Masukkan IV chateter (abocat) pada vena yang ditentukan dengan
sudut 10o-30o dengan lubang jarum menghadap ke atas.
13. Setelah IV kateter masuk ± ¼ bagian, madrin ditarik pelan-pelan
sambil IV chateter didorong masuk sampai ke pangkalnya.
14. Sebelum melepaskan madrin, tekan ujung IV chateter dengan jari,
lepas madrinnya, kemudian sambungkan IV chateter dengan Invus
set
15. Pemasanagn fiksasi.
a. IV Chateter bersayap (Wing Needle)
Letakkan plester di bawah sayap kemudian lipat di atas sayap
searah dan sejajar ujung IV chateter.
Letakkan plester kedua di atas pangkal IV chateter dan sayap
dengan posisi melintang
Tutup bagian kasa steril dan letakkan dengan plester sesuai
dengan kebutuhan.
Tulis tanggal dan jam pemasangan IV chateter pada plester
penutup kasa.
b.IV chateter tak bersayap
Letakkan plester di bawah pangkal chateter, silangkan di
atasnya (plester jangan sampai menutupi luka tusukan
IVchateter)
Letakkan plester kedua di belakang pelester pertama sesuai
dengan kebutuhan.
Tulis tanggal pemasangan Invus di belakang plester penutup
luka
16. Hitung jumlah tetesan cairan sesuai dengan kebutuhan
17. Perhatikan reaksi pasien
18. Catat waktu pemasanagn, jenis cairan dan jumlah tetesan pada
lembaran observasi.
19. Pasien diirapikan
20. Jelaskan kepada pasien tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan selama terpasang Invus, dan segera
melapor bila ditemukan masalah yang berhubungan dengan
pemasangan Invus.
21. Alat-alat dibereskan
22. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
23. Ganti kasa bila nampak kotor.
1. Domunertasikan Tindakan Yang Dilakukan Pada Buku Catatan
Keperawatan
2.
Perhatian
11. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat, sesuai dengan
program pengobatan
12. Bila terjadi hematoma, bengkak dan lain-lain pada tempat insersi,
maka Invus harus dihentikan dan dipindahkan pemasanagnya ke
bagian tubuh yang lainnya.
13. Perhatikkan rekasi pasien selama 15 menit pertama. Bila timbul
reaksi alergi (misalnya menggigil, urtikaria, atau schok), maka
Invus harus segera diperlambat tetesannya, jika perlu dihentikan,
kemudian segera laporkan kepada seorang penaggung jawab
ruangan atau dokter yang bersangkutan.
14. Buatlah catatan pemberian Invus secara terperinci yang meliputi :
a. Tanggal, hari, jam dimulainya pemasanagn Invus.
b. Macam dan jumlah cairan atau obat serta jumlah tetesan
permenit.
c. Keadaan umum pasien (Vital sign, dll) selama pemasangan
Invus)
d. Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat.
e. Nama dokter atau petugas pelaksana atau yang bertanggung
jawab.Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya.
f. Perhatikan teknik aseptic dan septic
g. Cara pemasangan Invus harus sesusia dengan perangkat Invus
yang digunakan.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP
HECTING (MENJAHIT LUKA)

No.Dokumen No.Revisi Halaman

Diterbitkan
PROSEDUR TETAP Direktur
Tanggal terbit :
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Tujuan Perbaikan integritas fisik dan fungsi jaringan yang cedera tanpa timbul infeksi dan
jaringan parut minimal.
Kebijakan Pasien atau keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
Prosedur  Persiapan alat dan bahan
1. Hecting set (Pinset Cirurgie 1, Surgical Schisor 1, Arteri klem 2, Naaldvoeder
1, Scapel Handel & Scapel Blade, Surgical Neddle, Duk klem, Duk Lubang,
Spoit 3 cc/5cc.
2. Lidokain 2 %
3. Betadin 10%
4. Alkohol
5. Kasa Steril
6. Betadine
7. Benang/Suture
8. Handskun/Sarung tangan sekali pakai
9. Handscun/Sarung tangan steril
10. Bandage Schisor/Gunting verban
11. Nierbeken/Bengkok
12. Larutan pembersih (NaCl)
13. Korentang
 Cara kerja
1. Alat-alat didekatkan ke pasien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka Spoit dari tempatnya dan masukkan lidokain (sesuai dengan kebutuhan)
kemudian masukkan ke dalam baki instrumen.
5. Cukur area disekitar luka
6. Lakukan tindakan antisepsis dengan menggunakan betadine 10 %. Prinsip
mensucikan kulit dimulai dari tengah dan bekerja ke arah luar dengan
pengusapan secara spiral.
7. Pasang duk lubang.
8. Area luka diinfiltrasi dengan anestesi intradermal lokal melaui marjin luka atau
dengan blok regional.
9. Bantu Dokter pada saat memebrsihkan luka dan lakukan debridemen pada luka
a. Irigasi dengan perlahan dan gunakan larutan pembersih / cairan fisiologis
(NaCl)
b. Irigasi dengan perlahan dan gunakan larutan pembersih / cairan fisiologis
(NaCl)
c. Buang jaringan mati/nekrose dan benda asing lain.
d. Ratakan tepi luka dengan melakukan insisi
e. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan
10. Penjahitan luka/Hecting (Dilakukan oleh dokter) jika penutupan utama
diindikasikan. Jahitan tergantung keadan luka.
11. Bersihkan luka dan area sekitar luka
12. Berikan betadine/salap antimikrobial (sesuai resep)
13. Pasang balutan untuk melindungi luka
a. Lapisan pertama sebagai lapisan kontak
b. Lapisan kedua sebagai lapisan absorben
14. Berikan pengobatan antimikrobial sesuai ketentuan
15. Berikan profilaksis tetanus sesuai dengan ketentuan
16. Informasikan pasien untuk menghubungi dokter atau petugas bila ada nyeri
tiba-tiba atau menetap, demam atau menggigil, perdarahan, pembengkakakan
cepat, bau tidak sedap, drainase atau kemerahan disekitar luka
17. Alat-alat dirapikan
18. Mencucui tangan
19. Dokumnetasi (Jenis luka, Ukuran luka, Waktu pelaksananaan, Jenis jahitan &
jumlah jahitan, obat-obatan

Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan


PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No.Dokumen No.Revisi Halaman

Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Pemasanagn Invus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan
menggunakan alat Invus set.
Tujuan 6. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Pemeliharaan nutrisi
8. Pemberian obat-obatan intavena
9. Hemodynamic monitoring
10. Akses dalam keadaan darurat
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien yang mengalami kekurangan cairan elektrolit
dan dalam keadaan darurat
Prosedur Persiapan pasien
1. Monitoring keadaan umum pasien
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda-tanda vital
c. Keadaan kulit atau turgor
2. Memberikan informasi kepada pasien
a. Kapan dan untuk apa diberikan Invus
b. Berapa lama pemberian Invus
c. Hal yang harus dilakukan selama pemasangan Invus
 Menjaga / mempertahankan tempat insersi agar tidak
kotor/dikotori
 Tidak boleh mengatur tetesan sendiri
 Tidak boleh menarik selang Invus sendiri
 Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat
insersi, harus diberitahukan kepada perawat.
Persiapan alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kapas steril
3. Kasa steril
4. Alkohol 70 %
16. Povidone iodone
17. Plester
18. Standar Invus
19. Invus set
20. IV Chateter (Abocat)
21. Handskund steril
22. Perlak / pengalas
23. Bengkok
24. Alat pencukur
25. Gunting
26. Tornikuet
27. Gunting
28. Verban
29. Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu
Cara kerja
1. Cuci tangan dengan sabun / detergen di bawah air mengalir
2. Pasien diberi penjelasan (komunikasi terapeutik)
3. Siapkan area yang akan dipasang Invus
4. Cukur area yang akan dipasang Invus
5. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
6. Tusukkann selang Invus pada botol cairan
7. Keluarkan udara dari selang Invus
8. Pasang pengalas
9. Pakai handskund steril
10. Pilih dan pastikan pada area yang akan ditusuk utamanya vena
bagian distal / kapas steril yang diberi povidon iodone, kemudian
diulangi desinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol. Kegiatan
desinfeksi tersebut dilalukan dengan gerakan melingkar ke luar
sampai diameter 6-8 cm, bila daerah
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No.Dokumen No.Revisi Halaman

insersi kotor diulangi 2-3 kali.


11. Pasang tornikuet diatas lokasi penusukan
12. Masukkan IV chateter (abocat) pada vena yang ditentukan dengan
sudut 10o-30o dengan lubang jarum menghadap ke atas.
13. Setelah IV kateter masuk ± ¼ bagian, madrin ditarik pelan-pelan
sambil IV chateter didorong masuk sampai ke pangkalnya.
14. Sebelum melepaskan madrin, tekan ujung IV chateter dengan jari,
lepas madrinnya, kemudian sambungkan IV chateter dengan Invus
set
15. Pemasanagn fiksasi.
a. IV Chateter bersayap (Wing Needle)
Letakkan plester di bawah sayap kemudian lipat di atas sayap
searah dan sejajar ujung IV chateter.
Letakkan plester kedua di atas pangkal IV chateter dan sayap
dengan posisi melintang
Tutup bagian kasa steril dan letakkan dengan plester sesuai
dengan kebutuhan.
Tulis tanggal dan jam pemasangan IV chateter pada plester
penutup kasa.
b.IV chateter tak bersayap
Letakkan plester di bawah pangkal chateter, silangkan di
atasnya (plester jangan sampai menutupi luka tusukan
IVchateter)
Letakkan plester kedua di belakang pelester pertama sesuai
dengan kebutuhan.
Tulis tanggal pemasangan Invus di belakang plester penutup
luka
16. Hitung jumlah tetesan cairan sesuai dengan kebutuhan
17. Perhatikan reaksi pasien
18. Catat waktu pemasanagn, jenis cairan dan jumlah tetesan pada
lembaran observasi.
19. Pasien diirapikan
20. Jelaskan kepada pasien tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan selama terpasang Invus, dan segera
melapor bila ditemukan masalah yang berhubungan dengan
pemasangan Invus.
21. Alat-alat dibereskan
22. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
23. Ganti kasa bila nampak kotor.
3. Domunertasikan Tindakan Yang Dilakukan Pada Buku Catatan
Keperawatan
4.
Perhatian
11. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat, sesuai dengan
program pengobatan
12. Bila terjadi hematoma, bengkak dan lain-lain pada tempat insersi,
maka Invus harus dihentikan dan dipindahkan pemasanagnya ke
bagian tubuh yang lainnya.
13. Perhatikkan rekasi pasien selama 15 menit pertama. Bila timbul
reaksi alergi (misalnya menggigil, urtikaria, atau schok), maka
Invus harus segera diperlambat tetesannya, jika perlu dihentikan,
kemudian segera laporkan kepada seorang penaggung jawab
ruangan atau dokter yang bersangkutan.
14. Buatlah catatan pemberian Invus secara terperinci yang meliputi :
a. Tanggal, hari, jam dimulainya pemasanagn Invus.
b. Macam dan jumlah cairan atau obat serta jumlah tetesan
permenit.
c. Keadaan umum pasien (Vital sign, dll) selama pemasangan
Invus)
d. Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat.
e. Nama dokter atau petugas pelaksana atau yang bertanggung
jawab.Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya.
f. Perhatikan teknik aseptic dan septic
g. Cara pemasangan Invus harus sesusia dengan perangkat Invus
yang digunakan.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MEMANDIKAN DAN MERAWAT LUKA BAKAR
No.Dokumen No.Revisi
Halman
Diterbitkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :
KEPERAWATAN
September 2014
dr. Yohannis Parannuan, M.Si., MPH
NIP : 19600801 198803 1 019
Pengertian Membersihkan luka bakar dengan menggunakan caairan fisiologis dan
cairan desinfektan
Tujuan Untuk mempercepat penyembuhan luka, dengan cara mengangkat jaringan
nekrotik dan mencegah tejadinya infeksi
Kebijakan 1. Luka bakar derajat dua keatas, mengenai dermis dan lapisan
corium,Memandikan pasien hari kelima (5), sejak terjadinya luka bakar.
Prosedur Persiapan pasien
1. Pasien di beri penjelasan tentang perlunya tindakan memandikan dan
merawat luka bakar
2. Uur tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi
3. Bila suhu pasien lebih dari 380 c dan atau tekanan darah lebih dari
150/90, pasien tidak boleh di mandikan
4. Beri minum air hangat manis + 200 cc
5. Beri abalgetik sesui program therapi
Persiapan alat
A. Alat tidak steril
1. Meja balut berisi
a) Bengkok satu buah
b) Barak schrt
c) Gayung satu buah
d) Air panas 1 panci sedang
e) Perawat Keperawatan Kristal
f) Tensimeter
g) Thermometer
2. Obat
a) Analgetik
b) Antihistamin
3. Kereta dorong
B. Alat steril
1. Alat tenun
a) Laken satu buah
b) Stik laken satu buah
c) Selimut satu buah
d) Handuk satu buah
e) Kelambu satu buah
2. Satu set alat ganti balut
3. Deppers
4. Sarung tangan
5. Bakmandi yang sudah di desinfeksi
PROSEDUR TETAP
MEMANDIKAN DAN MERAWAT LUKA BAKAR
No.Dokumen No.Revisi
Halman
Prosedur 6. Cairan steril
a) Cairan nacl 0,9 % atau boowater
Air matang dengan suhu 370 c dilarutkan dengan PK Kristal
dengan perbandingan 1 : 10.0000 dalam bakmandi
Cara kerja
1. Pasien di bawa kekamar mandi dengan kereta dorong
2. Perawat memekai barak schot
3. Perawat mencuci angan, kemudian memakai sarung tangan
4. Pakaian pasien di buka oleh perawat lain atau keluarga
5. Untuk pasien anak-anak pasien di rendam dalam bak mandi
6. Untuk pasien dewasa, luka di siram sampai jaringan nekrotik
menjadi lunak
7. Jaringan nekrotik di buang dengan mengenakan pincet dan gunting,
bila terjadi perdarahan segera di dep dengan deppers, lakukan ini
secara hati-hati dan bertahap
8. Observasi pasien bila menggigil berikan antihistamin sesuai
program terapi
9. Seluruh luka di siram dngan cairan NaCl 0,9 % atau Boowater
10. Mandikan seluruh tubuh pasien
11. Angkat pasien keatas kereta dorong yang telah di alasa denga alat
tenun
12. Pasien di diorong ke kamar tindakan atau ke tekpat tidur pasien
13. Lekukan ganti balut sesuai prosedur
14. Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
15. Alat-alat dibersihkan lalu dirapikan
16. Perawat cuci tangan
17. Catat pada catatan perawatan

Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai