RSIA KD
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
04/SOP-KPS/RSIA 01 1/2
KD-KCL/2022
Ditetapkan oleh
SPO Direktur
Tanggal terbit
05 JANUARI 2022
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
PENGERTIAN Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah Pelatihan yang mengajarkan cara
pemulihan kondisi pasien yang mengalami henti nafas dan henti jantung dengan
melakukan pompa jantung dan memberikan nafas bantuan.
TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSIA
Keluarga Desa
05 JANUARI 2022
Pengertian Re Kredensial adalah proses revaluasi terhadap tenaga Medis yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
Tujuan 1. Rumah sakit perlu memastikan untuk mempunyai staf Medis yang
kompeten sesuai dengan misi, sumber daya dan kebutuhan pasien.
2. Staf Medis bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada
pasien secara langsung.
Kebijakan 1. UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU RI No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. UU RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
10. Dokter yang masa berlaku RKK akan selesai mengajukan permohonan
kepada ketua komite Medik untuk memperoleh kewenangan klinis baru .
11. Ketua komite Medik menugaskan kepada sub komite kredensial untuk
melakukan proses Re kredensial
Prosudur 12. Sub komite kredenisial membentuk panitia untuk melakukan riview,
ferifikasi,dan evaluasi ulang dengan metode yang telah disepakati.
13. Sub komite memberikan laporan kepada ketua komite Medik hasil Re
kredensial sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis baru.
14. Seluruh proses Re kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan
klinis selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh sub komite kredensial
kepada ketua komite Medik untuk diteruskan kepada direktur dan
dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
15. Direktur mengeluarkan penugasan klinis terhadap Dokter bersangkutan.
Unit Terkait 1. Komite Medik
2. Dokter Umum//Dokter Spesialis
PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (SUHU TUBUH)
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
01 1/2
08/SOP-KPS/RSIA KD-KCL/2022
RSIA KD
PROSEDUR Ditetapkan oleh
TETAP Direktur
KEPERAWATAN
Tanggal terbit
05 JANUARI 2022
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Mengukur suhu badan pasien dengan termometer, dilakukan pada ketiak, mulut,
atau pelepasan (anus). Derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui
keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan ( Ekskresi ) dan penyinaran
( Radiasi ), kondeksi / convection ( Konveksi ).
Tujuan 1. Mengetahui Suhu Badan Pasien
2. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh.
3. Digunakan sebagai salah satu penyokong diagnosa.
4. Mengetahui perkembangan penyakit.
Kebijakan Dilakukan oleh perawat kepada semua Pasien
Prosudur Persiapan alat
Baki berisi :
Termometer dalam tempatnya.
Botol berisi larutan sabun.
Botol berisi larutan lyisol 5 %, didalamnya diberi alas kapas / kain kasa.
Botol berisi air bersih, didalamnya diberi alas kapas / kain kasa.
Potongan tyisu dalam tempatnya
Catatan suhu, pena.
Bengkok
Pelaksanaan
Pengukuran panas badan dilakukan :
1. Pada setiap pasien baru.
2. Menurut peraturan rumah sakit yaitu rutin 3 kali sehari : Pukul 06.00, 12.00,
18.00.
3. Sewaktu-waktu bila pasien dalam keadaan demam sesudah menggigil, atau atas
instruksi dokter.
Tempat untuk mengukur derajat suhu
1. Axilla ( Ketiak )
2. Cavum oris ( mulut ).
3. Rectum ( Pelepasan ).
Cara Kerja
a. Mengambil Suhu di ketiak
Pelaksanaan :
1. Menurut kebiasaan rumah sakit.
2. Bilamana tak dapat dikerjakan pada bagian tubuh lainnya.
3. Pengambilan suhu diketiak tidak boleh dilakukan pada bayi, pasien
yang sangat kurus, pasien yang luka diketiak, pada mamae
( payudara).
Cara Kerja:
1. Memberi tahu pasien.
2. Membawa alat-alat kedekat pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Mengeringkan ketiak pasien dengan baju / sapu tangan / handuk.
5. Memeriksa termometer, apakah air raksa sudah turun sampai ke
resevoir ( jika belum diturunkan dulu ).
6. Mengapitkan ujung termometer ditengah-tengah ketiak.
7. Menekankan lengan pasien yang ada pada termometer pada dada
dengan lengannya memegang bahu sebelahnya, sedangkan tangan
yang lain menahan siku, dengan demikian ketiak akan tertutup rapat.
8. Mengangkat termometer setelah 10 – 15 menit, dilap dengan tyisu
dari atas kearah resevoir.
9. Membaca hasilnya dan dicatat.
10. Merapikan pasien
PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (SUHU TUBUH)
09/SOP-KPS/RSIA
RSIA KD No. Revisi Halaman
01 1/1
KD-KCL/2022
Persiapan Alat
1. Alat penghitung denyut nadi ( Polsteller ) atau arloji yang
mempunyai jarum detik.
2. Buku catatan dan alat tulis.
Pelaksanaan
1. Memberi tahu pasien
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Mempersilahkan pasien berbaring atau duduk dengan tenang di
tempat tidur.
5. Memegang tangan pasien pada pergelangannya dengan jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis disini akan teraba denyut nadi arteri
radialis.
6. Tangan yang lain memegang alat penghitung nadi / arloji.
7. Menghitung denyut nadi selama setengah menit, hasilnya dikalikan
2.
8. Mencatat hasilnya, mengembalikan alat-alat.
9. Mencuci tangan.
10.Pasien harus tenang.
11. Dihitung setelah nadi teraba dengan baik.
12. Pada keadaan tertentu seperti pada pasien yang sakit jantung, nadi
harus dihitung selama 1 menit penuh
13.Jika ada kelainan harus dilaporkan kepada perawat yang bertanggung
jawab / Dokter.
14. Jika denyut nadi tidak teraba pada arteri radialis, denyut nadi dapat
diambil pada arteri yang tersebut diatas.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (RESPIRASI)
10/SOP-KPS/RSIA KD-
No. Revisi Halaman
01 1/1
KCL/2022
RSIA KD
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR TETAP
PENGUKURAN VITAL SIGN (TEKANAN DARAH)
No. Dokumen
11/SOP-KPS/RSIA KD- No. Revisi Halaman
01 1/1
KCL/2022
RSIA KD
Ditetapkan oleh
Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP 05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
PROSEDUR TETAP
MEMANDIKAN PASIEN TIDAK SADAR
No. Dokumen No. Revisi
Halaman
12/SOP-KPS/RSIA KD-
1/2
01
KCL/2022
Ditetapkan oleh
Direktur
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP 05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
Pengertian : Membersihkan tubuh pasien dengan air hangat kuku dan sabun dengan
menggunakan waslap.
No. Dokumen
12/SOP-KPS/RSIA No. Revisi Halaman
01 2/2
KD-KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur
TETAP 05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Suatu cara pemasngan alat monitoring jantung yang dipergunakan
untuk memonitor atau memantau dan merekam potensial listrik
jantung yang terlihat pada layar monitor EKG dan dapat di print /
direkam pada sehelai kertas
Tujuan 1. Mengetahui Perubahan-perubahan EKG Selama Pengobatan
2. Mengetahui Adanya Kelainan Irama Jantung (Aritmia) Sejak Dini
3. Mengetahui Adanya Kekurangan Oksigen Maupun Kematian
Jaringan Otot Jantung (Iskemik Dan Infark Miokard)
4. Mengetahui Adanya Gangguna Elektrolit
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi pemeriksaan
Prosedur Persiapan alat
1. 3 buah elektroda
2. Monitor mobile / bed slide lengkap
Cara kerja
1. Memberitahu psien bila sadar
2. Mengatur posisi pasien (pasien terlentang)
3. Menempelkan electrode pada dada pasien dan menghubungkan
chest lead ke electrode :
- Warna merah ditempatkan pada intercostalis II, kanan
Sternum sejajar garis Mid Clavikula kanan
- Warna kuning / putih di tempatkan pad intercostalis II, kiri
sternum sejajar garis mid calvikula kiri
- Warna hijau / hitam di tempatkan pada intercostalis V kiri
sternum.
4. Menghubungkan kabel monitoring EKG ke sumber listrik
(apabila belum tersambung)
5. Menghidupkan monitoring EKG dengan menekan tombol
power
6. Mengatur alarm limit : HR, Amplitudo
7. Merapikan pasien
8. Mencuci tangan
Perhatian
1. Electrode setiap hari diganti dan posisi harus dig anti
2. Bila ada getaran, kemungkinan penyebab pasien bergerak, kulit
kering, elektroda lepas
3. Ganguna irama, iskemik dan infark miocard, elektrolit,
perubahan ekg lakukan ECG ulang
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian EKG adalah suatu alat yang dapat mencatat grafik potensial listrik yang
dihasilkan pada sehelai kertas impuls saat jantung berkontraksi
Persiapan alat
1. Mesin EKG yang baik dan telah dikalibrasi
2. Kabel untuk suplai listrik
3. Kabel penghubung chest lead dan ektrimitas lead
Prosedur 4. 4 buah Mancet Eletroda ektrimitas lead
5. 6 buah pump elektroda chest lead
6. Kertas EKG
7. Khasa / kapas alkohol
8. Kertas menyerap basah / Tissue
Cara kerja
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan EKG
3. Menjaga situasi untuk tetap menghargai pasien (Ruang tertutup)
menutup horden / pintu / jendela
4. Membaringkan pasien dengan posisi terlentang ditempat tidur
yang cukup luas, tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
5. Melepaskan pakaian bagian atas dan melepaskan perhiasan /
arloji bila ada
6. Membersihkan area yang di pasang eletroda (dada, kedua
perelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol)
7. Menghubungkan kabel suplai ke sumber listrik
8. Memasang kertas EKG apabila belum terpasang
9. Memasang mancet pada masing-masing elektroda
10. Menghubungkan kabel ektrimitas lead kepasien sesuai warna
yang akan ditentukan atau di beri tanda khusus yang ada
Kabel warna merah ditempatkan pada pergelangan tangan
kanan (RA)
Kabel warna Kuning ditempatkan pada pergelangan tangan
Kiri (LA)
Kabel warna Hijau ditempatkan pada pergelangan kaki kiri
(LF)
Kabel warna Hitam ditempatkan pada pergelangan kaki
kanan (RF)
11. Menempatkan pump chest pada daerah yang di tentukan diberi
jeli terlebih dahulu
V1 pada sela Iga IV garis sternal kanan
V2 pada sela Iga IV garis sternal kiri
V3 terletak antara V2 dan V4
V4 pada sela Iga V garis Mid Clavikula Kiri
V5 Sejajar V4 garis aksila depan
V6 sejajar V5 Mid Aksila
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN EKG
No. Dokumen
14/SOP-KPS/RSIA No. Revisi Halaman
01 2/2
KD-KCL/2022
No. Dokumen
15/SOP-KPS/RSIA No. Revisi Halaman
01 1/2
KD-KCL/2022
Ditetapkan oleh
Direktur
Tanggal terbit
PROSEDUR TETAP
KEPERAWATAN 05 JANUARI 2022
PROSEDUR TETAP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
15/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022
Prosedur 10. Memastikan ujung selang NGT sudah masuk tepat ke dalam
lambung dengan cara:
- Mendengarkan bunyi udara dengan menggunakan
steteskop tepat di
bawah procesus xipodeus pada saat udara di
semprotkan ke dalam lambung melalui selang
- Melakukan aspirasi cairan lambung menggunakan
spuit 10 CC melalui selang NGT
11.Memfiksasi selang NGT dengan Plester pada Hidung / pipi
pasien
12.Menutup pangkal selang NGT dengan penutup (missal Spuit
10CC) atau sambungkan ujung selang NGT dengan Bag
Urine / Plastik
13. Merapikan pasien dan alat-alat
14. Melepaskan sarung tangan
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Perhatikan keadaan umum pasien pada saat memasukkan
selang NGT.
2. Bila pasien batuk-batuk pada saat pemasangan selang NGT
segera di cabut.
3. Lama pemakaian NGT Pediatric : 3 hari, NGT (Polietilene)
5 – 7 hari, NGT (Flow Care Nutricia) 10 Hari, NGT (Flow
Care guidewire) 8 Minggu, NGT (polifinil dan silastic) 2 – 4
minggu.
4. Penutup pangkal NGT boleh memakai (penutup pangkal
infus set atau tutup jarum spuit plastic)
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MEMBERIKAN MAKANAN DAN OBAT ORAL MELALUI
NASO GASTRIC TUBE (NGT)
No. Dokumen
16/SOP-KPS/RSIA No. Revisi Halaman
01 1/2
KD-KCL/2022
Persiapan alat
Baki berisi
- Makanan cair dan air matang untuk membilas NGT dalam
tempatnya sesuai kebutuhan
- 1 buah corong
- 1 buah spuit 10 cc tanpa jarum
- 1 buah penutp NGT
- Alas makan
- Tissue
- Gilingan obat
Langkah-langkah Pelaksanaan:
1. Mendekatkan makanan dan alat lainnya ke pasien
2. Memberitahukanpasien
3. Mengatur posisi pasien ( posisi kepala lebih tinggi 15 – 30o)
4. Mengecek dan mempersiapkan obat-obat oral sebelum
memberikan makanan (bila ada obat maka haluskan obat
Prosedur tersebut dengan gilingan obat)
5. Memasang pengalas
6. Mengklem selang ngt kemudian membuka penutp pangkal
selang ngt
7. Memastikan ujung selang ngt sudah masuk tepat ke dalam
lambung dengan cara :
8. Mendengarkan bunyi udara dengan menggunakan stteskop
tepat di bawah processus xipodeus pada saat udara di
semprotkan ke dalam lambung selang ngt.
– Melakukan aspirasi cairan lambung menggunakan
spuit 10 cc melalu selang ngt
9. Menganjurkan pasien untuk berdoa sebelum makanan cair
diberikan (bila pasien tersebut sadar / perawa berdoa sebelu,
memberikan makanan)
10. Memasang corong pada ujung selang NGT
11. Membuka klem mengalirkan air matang ke dalam lambung
PROSEDUR TETAP
MEMBERIKAN MAKANAN DAN OBAT ORAL MELALUI
NASO GASTRIC TUBE (NGT)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
16/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022
Prosedur 12. Menuanglan cairan makanan sedikit demi sedikit ke dalam
corong
13. Menggunakan sput 10 cc untuk membantu mendorong
makanan cair tersebut ke dalam lambung
14. Setelah selesai memasukkan makanan, membilas makanan
tersebut dengan air matang
15. Menuangkan obat-obat oral, bila ada
16. Membilas lagi selang NGT dengan air matang
17. Melepaskan corong dari selang NGT
18. Menutup pangkal selang ngt dengan penutup
19. Merapikan pasien dan alat-alat
20. Mencuci tangan
21. Mendokumentasikan tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Observasi keadaan umum pasien selama pemberian makanan (
mis : Kembung, mual, muntah, dan lain-lain
2. Jangan memberikan makanan cair dengan aliran yang cepat,
mencegah pasien muntah
3. Keadaan makanan dan air : jangan terlalu panas, kepekatannya
dan baunya
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MENGAMBIL DARAH ARTERI
No. Dokumen
17/SOP-KPS/RSIA KD- No. Revisi Halaman
01 1/2
KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Tindakan mengambil darah melalui pembuluh darah arteri untuk
Pengertian menganalisa gas darah dalam hubungannya dengan fungsi pernapasan
dan fungsi non pernapasan
1. Mengetahui suplay oksigen dalam darah dan metabolisme sel
Tujuan 2. Mengetahui oksigenisasi (pertukaran gas o2 dan co2)
3. Mengetahui keseimbangan asam dan basa
Kebujakan Dilakukan pada semua pasien dengan indikasi pemeriksaan
Prosedur 1. 1 buah spuit astrup / spuit 2,5 cc yang telah di isi heparing + 1
strip
2. Gabus / karet untuk menutup jarum semprit
3. Kapas
4. Alcohol 70 %
5. Plester
6. Gunting
7. Es dan tempatnya
8. Formulir / brief pemeriksaan Astrup yang telah di isi data pasien :
nama pasien, Register / MR Hb, FiO2, suhu tubuh, tanggal dan
jam pemeriksaan
9. 1 pasang sarung tangan
Cara kerja
1. Mencuci tangan
2. Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
pengambilan darah arteri
3. Mendekatkan alat kepasien
4. Memakai sarung tangan
5. Menentukan daerah arteri yang akan di tusuk
6. Menghapushamakan / mendesinfeksi daerah penusukan, kapas
yang telah terpakai di buang kedalam bengkok
7. Menggunakan spuit astrup / spuit 2,5 cc untuk mengambil darah
dengan cara :
PROSEDUR TETAP
MENGAMBIL DARAH ARTERI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
17/SOP-KPS/RSIA KD- 01 2/2
KCL/2022
Prosedur o Dengan jari tengah dan telunjuk menetukan pulsasi arteri
kemudian dengan perlahan menusukkan jarum semprit tepat pada
arteri yang mempunyia pulsasi yang kuat, perhatikan kemiringan
semprit sesuai dengan daerah
pengambilan darah arteri
o Apabila jarum semprit menembus arteri, maka dengan perlahan
jarum semprit di tarik agar darah dapat mengalir kadalam semprit
8. Mencabut jarum dari daerah tusukan dan dengan segera daerah
penusukan di tekan dengan kapas alcohol untuk mencegah
perdarahan kemudian di plester
9. Segera menutup jarum semprit yang telah terisi darah dengan
gabus / karet atau penutup khusus
10. Memberi label / etiket pada spuit tersebut
11. Masukan spuit tersebut kedalam kantong plastic yang telah di
beri es
12. Mengirim bahan / sample darah dan formulir yang sudah di isi
lengkap ke laboratrium
13. Merapikan pasien dan alat-alat
14. Mencuci tangan
15. Mendokumentasikan tindakan
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN SUCTION
No. Dokumen
18/SOP-KPS/RSIA KD- No. Revisi Halaman
01 1/2
KCL/2022
Ditetapkan oleh
Direktur
PROSEDUR Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Tindakan penghisapan sekresi / sputum baik dari hidung / mulut / ETT /
TT dengan menggunakan cateter suction yang disambung dengan mesin
suction
Tujuan 1. Untuk membebaskan jalan napas
2. Mencegah terjadinya penumpukan secret / sputum
3. Mencegah terjadinya infeksi sekunder
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi penumpukan secret pada jalan
napas
Prosedur Persiapan alat
1. 1 unit suction lengkap siap pakai (lengkap dengan botol suction
berisi desinfektan 1 : 2)
2. 1 buah cateter suction no 10 / 12 dalam tempatnya
3. 1 buah mangkok / cangkir dengan tutupnya berisi air yang telah
dicampur dengan desinfektan dengan perbandingan 1 : 5 untuk
membilas kateter suction
4. 1 biah pinset
5. 1 buah gudel
6. 1 pasang sarung tangan
7. 1 buah ember dengan tutupnya berisi air desinfektan untuk
merendam cateter suction yang telah digunakan
Cara kerja
a. Mencuci tangan
b. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
tindakan
c. Memasang gudel bila perlu
d. Menghidupkan mesin suction dengan menekan tombol “on”
e. Mengecek daya hisap mesin suction sesuai kebutuhan pasien
(500-700 cmhg). Dengan cara menghisap air yang terdapat
dalam cangkir / mangkok kemudian memperhatikan kemampuan
hisap mesin suction tersebut
f. Melakukan penghisapan menggunakan cara cateter suction di
masukkan melalui lubang gudel yang telah terpasang dalam
mulut pasien atau melalui tube (ETT dan TT) maupun melalui
hidung.
g. Setelah Cateter Suction di masukkan kurang lebih 10 -15 cm,
bila pasien menggunakan ETT kedalaman cateter + 30 cm,
kemudian kateter suction di tarik kurang lebih 2 cm
h. Menggunakan ibu jari menutup lubang cateter suction yang
terdapat pada pangkal cateter suction kemudian cateter tersebut
di tarik perlahan-lahan keluar sambil di rotasikan 360oc
i. Membilas cateter suction dengan menghisap air desinfektan
yang terdapat dalam cangkir / mangkok
j. Menggnati cateter suction (cateter yang telah digunakan di
rendam dalam ember yang telah disediakan)
k. Memberikan kesempatan / waktu bernapas, menilai reaksi pasien
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN SUCTION
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
18/SOP-KPS/RSIA KD- 01 2/2
KCL/2022
l. Ulangi tindakan penghisapan sampai jalan napas bersih
m. Melakukan pembilasan terhadap cateter suction lepaskan
cateter suction dan masukkan ke dalam ember desinfektan
n. Mematikan masin suction dengan menekan kembali tombol
“ON”
o. Merapikan pasien dan alat-alat
p. Melapaskan sarung tangan
q. Mencuci tangan
r. Mendokumentasikan tindakan
MELAKUKAN INTUBASI
No. Dokumen
19/SOP-KPS/RSIA KD- No. Revisi Halaman
01 1/2
KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Tindakan memasukkan selang ETT (Endotrachel tube) ke dalam
trachea melalui hidung / mulut
Tujuan 1. Jalan napas bebas dari hambatan
2. Pemasangan ventilator / napas buatan (av maupun respirator)
3. Mudah melakukan penghisapan sputum / secret
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi gagal napas
Persiapan alat
1. 1 set laryngoscope : handle dan blade sesuai kebutuhan
2. Margyl
3. 1 buah gudel
4. 1 buah ETT sesuai kebutuhan / ukuran
5. 1 pasang sarung tangan
6. Xylocain jelly dan xylocain spray
7. Cuff inflator / 1 buah spuit 10 cc
8. Air viva + face mask + selang oksigen one way
9. Plester
10. Gunting
11. Bantal kecil
12. Suction unit (lihat sop suction)
13. Monitor ekg
Prosedur 14. Spirometer
Cara kerja
1. Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien (bila sadar)
dan keluarga tentang rencana tindakan intubasi
2. Meminta persetujuan pasien maupun keluarga untuk ijin
tindakan dengan mengisi informes conset
3. Mendekatkan peralatan (Trolley) dekat pasien
4. Memasang monitor EKG, apabila belum terpasang
5. Mendekatkan suction unit yang sudah siap pakai
6. Mengecek / memastikan Cuff ETT tidak Bocor dan memberi
Xylocain jelly pada ujung ETT
7. Mendekatkan ETT morail, sarung tangan, laryngoscope
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN INTUBASI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
19/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022
8. Melakukan suction terhadap sputum bila perlu
9. Memasang bantal kecil di bawah kepala (os. Ocsipitalis)
10. Melakukan hyperventilasi selama 30 detik menggunakan air viva
dengan bantuan face mask
11. Tangan kiri perawat menekan frontalis pasien sehingga membuat
posisi kepala ekstensi dan tangan kanan menekan krikoid
12. Memasukkan laryngoscope ke dalam jalan napas pasien
13. Memastikan epiglostis pasien terlihat jelas
14. Masukan ETT ke dalam jalan napas pasien tepat di bawah
epiglottis psien
15. Mengisi cuff ETT menggunakan cuff inflator / spuit 10 cc
(tekanan cuff 15 – 25 cmhg atau + 5 – 10 cc udara)
16. Melakukan suction bila perlu
17. Memastikan ETT masuk tepat jalan napas dan kedalaman ETT
dengan cara lakukan air Viva (baging) sambil mendengarkan
bunyi kedua lobus paru
18. Mamasang gudel
19. Melakuka fiksasi ETT
20. Megukur tidal volume pasien
21. Merapikan pasien
22. Merapikan alat-alat
23. Mencuci tangan
24. Mendokumentasikan tindakan
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN EKSTUBASI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
20/SOP-KPS/RSIA KD-
01 1/2
KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Pengangkatan selang ETT dari jalan napas (Trachea) pada pasien yang
telah menjalani proses penyapihan (Weaning)
Tujuan 1. Mencegah infeksi saluran pernapasan
2. Bernapas tanpa alat bantu (bernapas spontan)
3. Rasa nyaman terpenuhi
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi Pengangkatan selang ETT
Prosedur Alat dan bahan
1. Suction unit lengkap lihat SOP Suction
2. 1 pasang sarung tangan
3. Bensin cuci + gas
4. 1 amp aradexon + Spuit 2,5 cc
5. Cuff inflator / 1 buah spuit 10 cc
6. 1 buah selang oksigen nasal
7. Tissue
8. Bengkok
9. Tempat sputum
Cara kerja
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Melakukan suction melalui selang ETT dan mulut sampai bersih
lihat SOP suction
5. Menyuntikkan 1 ampul oradexon (bila di indikasikan) via IV
6. Melepaskan plester dengan bensin cuci
7. Mengempeskan cuff selang ETT menggunakan spiot 10 cc
8. Memasukkan selang suction (15 menit setelah pemberia
oradexon inj.)
9. Meletakkan selang ETT yang sudah di cabut kedalam bengkok
10. Memasang selang oksigen binasal
11. Mmberikan oksigen sesuai kebutuhan (perhatikan hasil analisa
gas darah arteri)
12. Memfiksasi selang oksigen agar tidak terlepas
13. Menganjurkan pasien untuk bernapas dalam sewaktu-waktu,
membatukkan slym / sputum dan mengeluarkan ketempat yang
telah disediakan
14. Mengatur posisi pasien fowler / semi fowler atau sesuai indikasi
15. Merapikan alat-alat
16. Mendokumentasikan tindakan
PROSEDUR TETAP
BAGING
(AIR VIVA / AMBU BAG)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
21/SOP-KPS/RSIA KD- 01 1/1
KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Suatu tindakan memberikan oksigen dalam jumah dan konsentrasi
tinggi dengan cara memompakan oksigen ke dalam paru-paru melalui
ETT / TT / Face mask dengan bantuan air viva / Ambu Bag
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Oksigen yang adekuat baik jumlah dan konsentrasinya
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi tertentu
Prosedur Persiapan alat
1. Ambu bag / air viva
2. 1 buah selang oksigen one way
3. 1 buah gudel
4. Face mask (bila pasien tidak menggunakan ETT / tt
Cara kerja
1. Mendekatkan alat-alat kepasien
2. Memberitahu pasien bila pasien dalam keadaan sadar
3. Menghubungkan selang oksigen one way dari air viva ke sumber
supply oksigem
4. Melakukan baging pada
- Pasien tanpa ETT / TT
o Memasang Gudel ke mulut pasien
o Menyambungkan face mask ke ambu bag
o Memasang / menyungkupkan face mask menutupi mulut
dan hidung pasien
o Memberikan oksigen antara 10 – 15 liter / menit
o Melakukan baging / air viva saat inspirasi serta sesuai
irama pernapasan pasien ( 15 – 20 kali / menit) atau
sesuai kebutuhan (hiperventilasi)
- Pasien dengan ETT / TT
o Menyambungkan ambu bag ke ETYT / TT
o Memberikan oksigen antara 10 – 15 liter / menit
o Melakukan baging / air viva saat inspirasi serta sesuai
irama prnapasan pasien (12 kali / menit) atau sesuai
kebutuhan (Hiperventilasi)
o Merapikan pasien dan alat-alat
o Mendokumnetasikan tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Perawatan ambu bag dan face mask : setelah menggunakan
bersihakan dan masukan kedalam tempatnya
2. Perhatikan posisi kepala : dalam keadaan ekstensi
3. Bila menggunakan face mask, penemtapan face mask pada
mulut dan hidung posisinya jangan sampai terbalik
4. Bila baging di lakukan selam tranportasi antar ruangan, maka
perhatikan sirkulasi oksigen dengan benar dan tepat
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan keperawatan
PROSEDUR TETAP
RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen
22/SOP-KPS/RSIA KD- No. Revisi Halaman
01 1/1
KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Suatu usaha / tindakan dengan cara masage jantung luar untuk
mengembalikan fungsi jantung dan paru yang mengalami gangguan
secara mendadak
Tujuan Mengembalikan fungsi jantung fan paru (pernapasan) untuk
kelangsungan hidup
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasi terpasang ventilator
Prosedur Persiapan alat
1. Sumber oksigen
2. Suction unit lengkap (lihat persiapan alat melakukan suction)
3. 1 set laringoscope : handle dan blade sesuai kebutuhan
4. Margyl
5. 1 buah gudel
6. 1 buah ETT sesuai kebutuhan / ukuran
7. 1 pasang sarung tangan
8. Xylocin jelly dan xylocain spray
9. Air viva + face mask + selang oksigen one way
10. Bantal kecil
11. Obat-obatan emergency : sulfas atropin, calcium gluconas,
cairan infus (nacl, cairan plasma expander)
12. Papan resusitasi
13. Monitoring jantung lengkap dc shock
14. Jelly ekg
15. Spirometer.
16. Cuff inflator / 1 buah spuit 10 cc
17. Plester
18. Senter
19. Gunting
Cara kerja
1. Mengecek kesadaran
2. Mengaktifkan emergency system dengan cara berteriak asistol /
vf / apnoe, dan lain sebagainya
3. Lakukan sistem bantuan dasar hidup
( a = airway)
Membebaskan jalan napas dengan cara cross finger
Memberi posisi datar [ada tempat tidur dan kepala ekstensi
(kepala tengadah dan menekan dagu)
Melepaskan gigi palsu bila ada
Memasang gudel
Melakukan sction lihat SOP Suction
Persiapan tindakan intubasi lihat SOP intubasi
4. Segera melakukan napas buatan dengan menggunakan dan
menahan face mask menutupi mulut dan hidung sambil menarik
dagu ke atas dan tangan kanan memompakan udara masuk ke
paru-paru dengan kecepata 12 kali / menit atau sesuai keadaan (
2 kali ventilasi setiap 1 siklus). (B = Breathng)
5. Segera mendorong emergency trolley ke dekat pasien
6. Memasang monitoring dan melakukan perekaman ekg lihat
sop pemasangan monitoring
7. Memintankan persetujuan / penolakan tindakan rjp bila “ya”
lanjutkan bhd dan bila tidak bhd dapat dihentikan
8. Memasang papan resusitasi pada punggung pasien
9. Melakukan cardiac massage (c = sirculasi)
Dengan cara penolong berdiri di sebelah kiripasien kemudian
dengan telapak tangan kiri mengukur 2 – 3 jari dari processus
xypodeus dan tangan kanan diletakkan tapat 2-3 jari diatas
processus pada sternum kemudian telapak tangan kiri
diletakkan diatas tangan kanan
Melakukan penekanan / kompresi dengan kedalam 2,8 – 5 cm
dengan posisi siku tegak lurus dan kecepatan 15 x 1 ciklus
10. Memasang selang ETT terlebih dahulu dilakukan
hyperventilasi dengan cara : melkukan ventilasi cepat dan
penekanan kricoid lihat sop pemasangan selang ETT
11. Bila rjp belum berhasil, kompresi dilanjutkan dengean
kecepatan 100 x permenit
12. melaporkan kejadian kepada dokter jaga, dokter pribadi dan
konsulen
13. memberikan obat-obatan sesuia program
14. melkukan pencatatan
15. bila tindakan BHD berhasil pertimbankan penggunaan ABN
SOP Penggunaan ABN
16. merapikan kembali alat-alat dan pasien
17. lanjutkan perawatan pasien dengan ABN / Ventilator
PROSEDUR TETAP
TEKNIK MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
23/SOP-KPS/RSIA 01 1/2
KD-KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Aktivitas ini biasanya dilakukan pada pasien yang membutuhkan
bantuan untuk perpindahan dari tempat tidur ke kursi roda dan Brancar
atau dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain.
Tujuan 1. Melatih otot skelet mencegah kontraktur dan sindrom disuses
2. Mempertahankan kenyamanan pasien
3. Mempertahankan Kontrol diri pasien
4. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (Diagnostik, fisik dll)
Dilakukan pada semua pasien dengan kelemahan fisik
Kebijakan
Prosedur Persiapan Pasien
1. Kaji kekuatan otot pasien
2. Mobilitas sendi
3. Toleransi aktivitas
4. Tingkat kesadaran
5. Tingkat kenyamanan
6. Dan kemampuan untuk mengikuti instruksi
7. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan ke pada pasien
Persiapan alat
1. Kursi Roda dalam kondisi terkunci, Siapkan kursi roda dalam
posisi 45O terhadap tempat tidur
Cara kerja
Cuci tangan
Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas
Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur.
Pastikan pasien menggunakan sandal atau sepatu yang
stabil dan tidak licin
Renggangkan kaki anda
Fleksi pinggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda
dengan lutut pasien
Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil
meluruskan panggul dan tungkai anda, dengan tetap
memprtahankan lutut agak fleksi.
Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralysis
dengan lutut.
Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi.
Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang
memegang kursi untuk menyokong
Fleksikan panggunl dan lutut anda sambil menurunkan
pasien ke kursi roda
Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi
duduk
Posisikan pasien untuk menentukan respon terhadap
pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang
tepat dan adanya titik tekan.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Catat prosedur dalam catatan Keperawatan
2. Brankar atau dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain.
Cara kerja
Cuci tangan
Lakukan persiapan tersebut di atas
Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih
sama yang berdiri berdampingan menghadap tempat
tidur pasien
Setiap orang bertangung jawab untuk salah satu dari area
tubuh pasien (kepala dan bahu, paha dan pergelangan
kaki).
Masing-masing perawat membentuk dasar pijakan yang luas
yang mendekat ke tampat tidur di depan, lutut agak fleksi.
PROSEDUR TETAP
TEKNIK MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
23/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
24/SOP-KPS/RSIA 01 1/2
KD-KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Pemasanagn Invus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang
lama, dengan menggunakan alat Invus set.
Tujuan 1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Pemeliharaan nutrisi
3. Pemberian obat-obatan intavena
4. Hemodynamic monitoring
5. Akses dalam keadaan darurat
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien yang mengalami kekurangan cairan
elektrolit dan dalam keadaan darurat
Prosedur Persiapan pasien
1. Monitoring keadaan umum pasien
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda-tanda vital
c. Keadaan kulit atau turgor
2. Memberikan informasi kepada pasien
a. Kapan dan untuk apa diberikan Invus
b. Berapa lama pemberian Invus
c. Hal yang harus dilakukan selama pemasangan Invus
Menjaga / mempertahankan tempat insersi agar tidak
kotor/dikotori
Tidak boleh mengatur tetesan sendiri
Tidak boleh menarik selang Invus sendiri
Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat
insersi, harus diberitahukan kepada perawat.
Persiapan alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kapas steril
3. Kasa steril
4. Alkohol 70 %
2. Povidone iodone
3. Plester
4. Standar Invus
5. Invus set
6. IV Chateter (Abocat)
7. Handskund steril
8. Perlak / pengalas
9. Bengkok
10. Alat pencukur
11. Gunting
12. Tornikuet
13. Gunting
14. Verban
15. Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu
Cara kerja
1. Cuci tangan dengan sabun / detergen di bawah air mengalir
2. Pasien diberi penjelasan (komunikasi terapeutik)
3. Siapkan area yang akan dipasang Invus
4. Cukur area yang akan dipasang Invus
5. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
6. Tusukkann selang Invus pada botol cairan
7. Keluarkan udara dari selang Invus
8. Pasang pengalas
9. Pakai handskund steril
10. Pilih dan pastikan pada area yang akan ditusuk utamanya vena bagian
distal / kapas steril yang diberi povidon iodone, kemudian diulangi
desinfeksi denganmenggunakan kapas alkohol. Kegiatan desinfeksi
tersebut dilalukan dengan gerakan melingkar ke luar sampai diameter
6-8 cm, bila daerah
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
20/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
25/SOP-KPS/RSIA KD- 01 1/1
KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
26/SOP-KPS/RSIA 01 1/2
KD-KCL/2022
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Pemasanagn Invus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang
lama, dengan menggunakan alat Invus set.
Tujuan 6. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Pemeliharaan nutrisi
8. Pemberian obat-obatan intavena
9. Hemodynamic monitoring
10. Akses dalam keadaan darurat
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien yang mengalami kekurangan cairan
elektrolit dan dalam keadaan darurat
Prosedur Persiapan pasien
1. Monitoring keadaan umum pasien
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda-tanda vital
c. Keadaan kulit atau turgor
2. Memberikan informasi kepada pasien
a. Kapan dan untuk apa diberikan Invus
b. Berapa lama pemberian Invus
c. Hal yang harus dilakukan selama pemasangan Invus
Menjaga / mempertahankan tempat insersi agar tidak
kotor/dikotori
Tidak boleh mengatur tetesan sendiri
Tidak boleh menarik selang Invus sendiri
Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat
insersi, harus diberitahukan kepada perawat.
Persiapan alat
1. Cairan yang diberikan
2. Kapas steril
3. Kasa steril
4. Alkohol 70 %
16. Povidone iodone
17. Plester
18. Standar Invus
19. Invus set
20. IV Chateter (Abocat)
21. Handskund steril
22. Perlak / pengalas
23. Bengkok
24. Alat pencukur
25. Gunting
26. Tornikuet
27. Gunting
28. Verban
29. Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu
Cara kerja
1. Cuci tangan dengan sabun / detergen di bawah air mengalir
2. Pasien diberi penjelasan (komunikasi terapeutik)
3. Siapkan area yang akan dipasang Invus
4. Cukur area yang akan dipasang Invus
5. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
6. Tusukkann selang Invus pada botol cairan
7. Keluarkan udara dari selang Invus
8. Pasang pengalas
9. Pakai handskund steril
10. Pilih dan pastikan pada area yang akan ditusuk utamanya vena bagian
distal / kapas steril yang diberi povidon iodone, kemudian diulangi
desinfeksi denganmenggunakan kapas alkohol. Kegiatan desinfeksi
tersebut dilalukan dengan gerakan melingkar ke luar sampai diameter
6-8 cm, bila daerah
PROSEDUR TETAP
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
26/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022
PROSEDUR TETAP
MEMANDIKAN DAN MERAWAT LUKA BAKAR
No. Dokumen No. Revisi
27/SOP-KPS/RSIA 01 Halaman
KD-KCL/2022 1/2
Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
05 JANUARI 2022
KEPERAWATAN
dr. Nurhanifah, M.Sc, Sp.A
Pengertian Membersihkan luka bakar dengan menggunakan caairan fisiologis dan
cairan desinfektan
Tujuan Untuk mempercepat penyembuhan luka, dengan cara mengangkat
jaringan nekrotik dan mencegah tejadinya infeksi
Kebijakan 1. Luka bakar derajat dua keatas, mengenai dermis dan lapisan
corium,Memandikan pasien hari kelima (5), sejak terjadinya luka
bakar.
Prosedur Persiapan pasien
1. Pasien di beri penjelasan tentang perlunya tindakan memandikan
dan merawat luka bakar
2. Uur tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi
3. Bila suhu pasien lebih dari 380 c dan atau tekanan darah lebih
dari 150/90, pasien tidak boleh di mandikan
4. Beri minum air hangat manis + 200 cc
5. Beri abalgetik sesui program therapi
Persiapan alat
A. Alat tidak steril
1. Meja balut berisi
a) Bengkok satu buah
b) Barak schrt
c) Gayung satu buah
d) Air panas 1 panci sedang
e) Perawat Keperawatan Kristal
f) Tensimeter
g) Thermometer
2. Obat
a) Analgetik
b) Antihistamin
3. Kereta dorong
B. Alat steril
1. Alat tenun
a) Laken satu buah
b) Stik laken satu buah
c) Selimut satu buah
d) Handuk satu buah
e) Kelambu satu buah
2. Satu set alat ganti balut
3. Deppers
4. Sarung tangan
5. Bakmandi yang sudah di desinfeksi
PROSEDUR TETAP
MEMANDIKAN DAN MERAWAT LUKA BAKAR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
27/SOP-KPS/RSIA 01 2/2
KD-KCL/2022