Anda di halaman 1dari 197

MENGHITUNG NADI

No. Dokumen Revisi Halaman


22/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menghitung jumlah denyut nadi pasien yang
dilakukan dalam 1 menit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menghitung
jumlah denyut nadi pasien yang dilakukan dalam 1 menit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Jam tangan dalam satuan detik
2. Buku catatan
3. Stetoskop k/p
PERSIAPAN PASIEN
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Atur posisi pasien duduk atau terlentang
PROSEDUR PELAKSANAAN
1) Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
2) Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
3) Perawat menjaga privacy pasien dengan menutup pintu
kamar, jendela dan korden
4) Perawat menempatkan pasien pada posisi yang nyaman
5) Perawat melakukan palpasi arteri dengan 3 jari (jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis)
6) Perawat menghitung nadi selama 1 menit, mengkaji
frekuensi, irama, volume dan elastisitas vena
7) Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur

1
MENGHITUNG NADI

No. Dokumen Revisi Halaman


22/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
4. Perawat mencatat di buku catatan vital sign pasien
5. Perawat mendokumentasikan hasil jumlah denyut nadi
pasien pada lembar grafik
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

2
MENGHITUNG PERNAFASAN
No. Dokumen Revisi Halaman
23/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu cara menilai pernafasan pasien(inspirasi yang diikuti


ekspirasi)
TUJUAN 1. Menilai kualitas pernafasan pasien dengan inspeksi
2. Mengetahui pola nafas pada semua pasien
3. Mengetahui keadaan umum pasien
4. Membantu dalam menegakkan diagnosa
KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur No8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
Tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat
1. Jam tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
Persiapan pasien
Sapa dengan salam, dan senyum kemudian pasien diberi penjelasan
tentang prosedur menghitung nadi sambil menghitung pernafasan
Pelaksanaan
1. Atur posisi pasien sesuai keadaan umum pasien
2. Petugas membaca Basmalah
3. Lihat pergerakan dada mengembang dan mengempis selama
1 menit penuh sambil memegang pergelangan pasien
4. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
5. Membaca Hamdalah
6. Ucapkan terima kasih
7. Mendokumentasikan dalam form catatn keperawatan:
frekwensi, irama dan kekuatan
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar Bersalin, Neonatus, Kamar
Operasi, HCU

3
MENGUKUR SUHU BADAN PER AKSILA

No. Dokumen Revisi Halaman


20/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh seseorang dengan


menggunakan alat termometer melalui aksila .
TUJUAN Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu:
1. Menentukan diagnosa.
2. Menentukan langka-langka perawatan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR Penatalaksanaan:
1. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
2. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan menutup pintu
kamar, jendela dan korden
4. Perawat menurunkan air raksa thermometer dibawah 35
derajad dengan cara diayunkan
5. Perawat mengeringkan ketiak dengan tissue
6. Perawat meletakkan thermometer di bagian tengan axilla dan
silangkan lengan pasien di dada
7. Perawat mendiamkan thermometer selama 6-10 menit
8. Perawat mengangkat termometer dan membersihkan dengan
tissu dengan gerakan rotasi mulai dari arah pangkal ke ujung.
9. Perawat membaca thermometer dan sejajar dengan mata
10. Perawat mencuci dan membilas thermometer di air yang
mengalir dan menggunakan sabun lalu dikembalikan ke
tempat penyimpanan

4
MENGUKUR SUHU BADAN PER AKSILA

No. Dokumen Revisi Halaman


20/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
12. Perawat mencatat di buku catatan vital sign pasien
13. Perawat mendokumentasikan hasil suhu tubuh pasien pada
lembar grafik
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

5
MENGUKUR SUHU BADAN PER RECTAL

No. Dokumen Revisi Halaman


18/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh pasien dengan


menggunakan alat termometer melalui rectal /anus pasien.
TUJUAN 1. Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu:
2. Menentukan diagnosa.
3. Menentukan langka-langka perawatan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR Penatalaksanaan:
1. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
2. Perawat melakukan identifikasi sesuai prosedur
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan menutup pintu
kamar, jendela dan korden
4. Perawat menggunakan sarung tangan disposibel
5. Perawat menurunkan air raksa thermometer di bawah 35
derajad Celsius dengan cara diayunkan
6. Perawat memberi posisi yang nyaman
7. Perawat memberi pelumas pada ujung thermometer dengan
menggunakan tissue, 2,5 cm pada dewasa dan 1,2 cm pada
anak-anak, jika dirasakan ada tahanan saat memasukka
termometer
8. Perawat membuka bokong pasien dengan tangan yang tidak
dominan
9. Perawat menahan termometer selama 2-3 menit
10. Perawat mengangkat termometer, mengusap satu kali dengan
tissue dari arah pangkal keujung dengan gerakan memutar

6
MENGUKUR SUHU BADAN PER RECTAL

No. Dokumen Revisi Halaman


18/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Perawat membaca thermometer sejajar dengan mata
kemudian diletakkan di atas bengkok
12. Perawat membersihkan anus dari pelumas dan kotoran
dengan tissue
13. Perawat membantu pasien pada posisi yang nyaman
14. Perawat mencuci thermometer dengan menggunakan sabun
dengan air
15. Perawat mengeringkan dan meletakkan thermometer pada
tempatnya
16. Perawat melepas sarung tangan
17. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
18. Perawat melakukan pencatatan pada buku catatan
19. Perawat mendokumentasikan tindakan pada lembar grafik
vital sign
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

7
MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen Revisi Halaman


21/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah pada dinding arteri


TUJUAN 1. Untuk mengetahui pekerjaan jantung.
2. Untuk menentukan diagnosa.
3. Untuk menentukan langka-langka keperawatan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat:
1. Tensimeter.
2. Stetoskop.
3. Buku Catatan.
2. Penatalaksanaan:
6. Cuci tangan (sesuai SPO)
7. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
8. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
9. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
10. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
11. Buka lengan baju bila perlu gulung ke atas.
12. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada di sisi luar lengan. Manset dipasang tidak
terlalu kencang atau terlalu longgar.
13. Pasang pompa tensimeter.
14. Raba denyut arteri branchialis, lalu tempatkan stetoskop pada
daerah tersebut.
15. Tutup skrup balon karet, buka pengunci air raksa.
16. Pompa balon sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan
air raksa didalam pipa gelas naik.

8
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen Revisi Halaman
20/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
17. Buka Skrup balon perlahan-lahan sehingga air raksa turun
perlahan-lahan. Sambil perhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole, dengarkan terus
sampai denyutan terakhir/diastole.
18. Rapikan pasien dan alat.
19. Cuci tangan.
20. Catat hasil pengukuran dan respon pasien pada status pasien.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

9
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena


dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan menggunakan
infus set
TUJUAN 1. Sebagai pengobatan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat/
tidak boleh makan melalui mulut
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Standart infus.
2. Cairan infus
3. Infus set.
4. Alkohol swab.
5. Transparan dresing.
6. Gunting .
7. Plester.
8. Pengalas dan perlak.
9. Bengkok.
10. Sarung tangan on steril.
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan (sesuai SPO).
2. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
3. Membawa peralatan kepasien

10
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
4. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -
Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan
alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan
terisi 1/3 sampai ½ penuh. Tutup jarum dibuka, cairan
dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang
infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari
udara dan gelembung udara, ujung slang ditutup kembali.
5. Pakai sarung tangan
6. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
7. Siapkan area yang akan dipasang infus.
8. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang
akan dipasang infuse
9. Lakukan fixasi
10. Tentukan vena yang akan ditusuk.
11. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 - 19
cm melingkar dari arah dalam keluar.
12. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah
ditentukan
13. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
14. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester
bagian luar.
15. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
16. Perhatikan reaksi pasien.
17. Pasien dirapikan.
18. Peralatan dirapikan dan dikembalikan pada tempatnya.
19. Cuci tangan
20. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

11
PERAWATAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
2/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan Perawatan pada tempat pemasangan infus


TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam perawatan pada
tempat pemasangan infus
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Pinset anatomis steril: 2 buah
2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Gunting plester
5. Plester/hypavic
6. Kapas Alkohol
7. Salep
8. Penunjuk waktu
9. Bengkok
10. Perlak dan pengalas
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan (sesuai SPO).
2. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
3. Bawa peralatan kepasien
4. Basahi plester dengan kapas alkohol dan buka balutan
dengan menggunakan pinset
5. Bersihkan bekas plester
6. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCl

12
PERAWATAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
2/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
7. Olesi tempat tusukan dengan salep
8. Tutup dengan kassa steril dengan rapi
9. Pasang plester penutup
10. Atur tetesan infus sesuai program
11. Pasien dirapikan.
12. Peralatan dirapikan dan dikembalikan pada tempatnya.
13. Cuci tangan
14. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

13
MENGHITUNG TETESAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
3/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengatur tetesan infus adalah mengatur masuknya cairan dalam


tubuh sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh pasien
TUJUAN Memenuhi kebuituhan cairan tubuh terutama pada pasien dehidrasi,
shock/kehilangan cairan tubuh.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Infus/cairan infus.
2. Micro / macroset.
3. Jam tangan.
4. Buku catatan / status pasien
5. Tissu pada tempatnya
Pelaksanaan :
1. Memberitahu dan menjelaskan prosedur yang akan di
laksanakan
2. Dekatkan alat ke pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Memakai sarung tangan.
5. Mendekatkan jam tangan di tempat infus yang terpasang
dengan meletakannya sejajar dengan tetes infus melalui tetes
infus set makro /micro/blood.

14
MENGHITUNG TETESAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
3/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
6. Kemudian mulai menghitung tetes infus sesuai dengan advis
data dengan rumus :
Volume cairan × faktor tetes
───────────────── = tetes/menit
Waktu dalam detik
Setelah mendapat hasil kemudian dihitung dalam waktu 1
menit penuh.
7. Setelah menghitung infus kunci putaran, infus set sesuai
dengan jumlah tetes kebutuhan infus.
8. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

15
MENGGANTI CAIRAN INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
4/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk mengganti cairan infus yang telah
habis atau mengganti cairan infus yang lain.
TUJUAN 1. Untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien
2. Untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh sesuai terapi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
 Cairan infus yang sesuai dengan terapi.
 Kapas alkohol pada tempatnya.
 Jam tangan dengan penunjuk detik.
 Alat tulis dan buku catatan
B. PELAKSANAAN
 Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
penggantian infus.
 Alat-alat di dekat kan ke pasien.
 Matikan infus terlebih dahulu.
 Cabut slang infus pada infus lama.
 Buka tutup baru dan disinfectan dengan kapas alkohol.
 Masukan slang infus pada infus yang baru tersebut dengan
erat.
 Buka klem slang infus sambil mengatur tetesan infus sesuai
dengan terapi selama 1 menit penuh.
 Rapikan pasien dan alat-alat dibereskan.
 Mencatat/dokumentasi pada status pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

16
MEMASANG KATETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
5/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasukkan slang karet melalui uretra ke dalam kandung kemih


TUJUAN 1. Mengosongkan kandung kemih
2. Mengambil air kemih steril untuk bahan pemeriksaan.
3. Untuk mengukur sisa air kemih.
4. Mengurangi tegangan kandung kemih.
5. Mengosongkan kandung kemih sebelum diadakan pembedahan.
6. Untuk mencegah dekubitus pada penderita yang terus ngompol,
koma.
7. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula
spinalis, gangguan neuromusculer, atau inkompenten kandung
kemih, serta pasca operasi besar.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
1) Folley katheter sesuai ukuran.
2) Sepasang sarung tangan steril.
3) Aquades.
4) Spuit 10 cc.
5) Urine bag.
6) Gunting + plester.
7) Bethadine cair.
8) Perlak + pengalas.
9) Bengkok + plastik.
10) Jelly.

17
MEMASANG KATETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
5/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2. Pelaksanaan :
1) cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
2) Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien)
3) Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
4) Pasang sketsel/ menutup korden.
5) Siapkan posisi pasien :
 Wanita dorsal recumbent
 Laki-laki supinasi
6) Pasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien
7) Pasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien.
8) Buka alat-alat steril :
 Pinset, spuit, catheter.
 Buka Katheter tray, beri bethadine cair pada kapas
bola.
9) Siapkan plester sesuai kebutuhan.
10) Pakai kaos tangan steril.
11) Letakkan handuk steril dan katheter dengan spuit (bila
perlu).
12) isi spuit dengan aquadest sesuai keperluan.
13) Pada wanita :
 buka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri, lalu tarik sedikit ke atas.
 bersihkan daerah labia dengan pinset steril dari atas
ke bawah terakhir bagian meatus.pakai Kapas
hanya sekali pakai.
 Tentukan urefisium urethra.
 lumasi ujung katheter dengan jelly kemudian
masukkan perlahan-lahan sepanjang 5 – 7,5 cm dan
anjurkan pasien untuk nafas panjang.

18
MEMASANG KATETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
5/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
14) Pada pria :
 Pegang penis pasien di bawah glands penis dengan
ibu jari dan jari telunjuk serta preputium kebawah.
 Bersihkan ujung penis dengan arah melingkar dari
sebelah dalam keluar minimal 3x.
 Lumasi ujung kateter dengan jelly sekitar 15 – 18
cm.
 Masukkan kateter sepanjang 18 – 23 cm dengan
menegakkan penis 90º, sambil anjurkan pasien
untuk nafas panjang.
 Jika pada waktu memasukkan katheter terasa ada
tahanan sebaiknya dihentikan sebentar, lalu
lanjutkan lagi.
15) Isi balon katheter perlahan-lahan sampai adanya tahanan
balon ± 15 – 20 cm.
16) Hubungkan katheter dengan urine bag.
17) Fiksasi katheter dengan plester.
18) Rapikan dan atur kembali posisi pasien senyaman
mungkin
19) Bersihkan dan kembalikan alat-alat di tempatnya
semula.
20) Cuci tangan.
21) Catat pada catatan perawat tentang prosedur yang telah
dilaksanakan, kondisi perineum, jumlah, warna/ bau
urine dan reaksi pasien.

19
MEMASANG KATETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
5/SPO/KOMKEP/I/2017 1 4/4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
3. Perhatian :
1) Jaga sterilisasi alat-alat.
2) Pada wanita katheter jangan salah masuk vagina.
3) Sesuaikan ukuran kateter dengan keadaan pasien.
4) Ukur hasil penyadapan urine.
5) Perhatikan warna dan keadaan urine.
6) Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan waktu
memasukkan hentikan sebentar lalu lanjutkan lagi.
7) Jelaskan kepada pasien untuk mempertahankan urine
bag lebih rendah dari ketinggian kandung kemih
untuk mengurangi resiko infeksi saluran kemih
akibat aliran balik urine dari urine bag ke dalam
kandung kemih.
8) Ganti tempat pemasangan plester tiap hari.
9) Bila pasien pulang dengan katheter jelaskan
pentingnya perawatan katheter.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

20
MERAWAT KATETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
6/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan dalam perawatan terhadap katheter menetap.


TUJUAN 1. Menjaga kesterilan.
2. Mencegah terjadinya komplikasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Kaos tangan steril.
b. Kapas steril.
c. Bethadine cair.
d. Bengkok / plastik.
e. Perlak / pengalas.
2. Persiapan pasien :
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien wanita : dorsal recumbent, laki –
laki : supinasi.
3. Cara kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
c. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
d. Pasang sketsel/ menutup korden.
e. Pasang perlak / alas di bawah pantat pasien.
f. Siapkan dan buka alat-alat steril.

21
MERAWAT KATETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
6/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
g. Atur posisi pasien, wanita : dorsal recumbent, laki-laki :
supinasi.
h. Pakai kaos tangan steril.
i. Bersihkan genetalia.
Pada wanita :
 Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu tangan kiri,
lalu sedikit di tarik ke atas.
 Bersihkan daerah labia luar dan dalam dari atas ke
bawah terakhir bagian meatus (kapas dipergunakan
hanya satu kali pakai).
 Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10
cm dengan arah melingkar ke kanan
Pada pria :
 Pegang daerah bawah gland penis dengan ibu jari dan
jari telunjuk, tarik preputium ke bawah.
 Bersihkan dengan arah melingkar dari sebelah dalam
keluar minimal 3x.
 Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10
cm dengan arah melingkar keluar.
 Atur posisi dan rapikan pasien.
 Bersihkan dan kembalikan alat – alat ditempatnya.
 Cuci tangan.
 Catat kondisi meatus dan keluhan – keluhan pasien.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

22
MELEPAS KATHETER MENETAP
No. Dokumen Revisi Halaman
97/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk melepas katheter dari kandung kemih


TUJUAN 1. Pasien yang telah mengakhiri terapi pemasangan katheter
menetap.
2. Pasien yang masih memerlukan terapi menetap dan dilakukan
penggantian tiap 1 minggu sekali.
3. Mencegah terjadinya infeksi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Kantong plastik.
b. Spuit 10 CC
c. Alkohol
d. Kasa
e. Perlak.
f. handschoon
2. Pelaksanaan :
a. Baca bismillah
b. Cuci tangan(sesuai SPO cuci tangan).
c. Pakai handschoon.
d. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
e. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
f. Pasang sketsel/ tutup korden.
g. Siapkan posisi pasien :Wanita : dorsal recumbent, laki-laki :
supinasi
h. Pasang perlak dan alas di bawah pantat pasien.

23
MELEPAS KATHETER MENETAP

No. Dokumen Revisi Halaman


97/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
i. Kalau masih ada sisa urin di urin bag, urin dibuang terlebih
dahulu ke pispot urinal.
j. Lepaskan plaster fiksasi dan bersihkan dengan alcohol dan
kasa bial masih ada bekas plester.
k. Hisap balon kateter dengan spuit sampai habis.
l. Tarik katheter keluar sambil diputar perlahan-lahan.
m. Anjurkan pasien nafas panjang.
n. Masukkan katheter dan urin bag ke dalam kantong plastik.
o. Atur posisi pasien dan rapikan pasien
p. Bersihkan dan kembalikan alat ditempatnya.
q. Cuci tangan
r. Dokumentasikan di catatan perawat.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU

24
MERAWAT KONDOM KATETER
No. Dokumen Revisi Halaman
7/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat katheter kondom


kateter
TUJUAN 1. Mencegah infeksi akibat pemasangan katheter pada kandung
kemih.
2. Memberi rasa nyaman.
3. Menjaga kelancaran pengeluaran produk urine.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Baki.
2. Alas (perlak).
3. Bengkok.
4. Kaos tangan on steril.
5. cangkir kapas steril.
6. Pinset anatomi.
7. Hemostat.
8. Sarung tangan steril.
9. Bethadine .
10. Kasa / gauze gunting.
11. Plester + gunting.
12. Alkohol + kapas on steril.
Persiapan Pasien :
1. Identifikasi pasien.
2. Menjelaskan pada pada pasien prosedur perawatan katheter
supra pubic.

25
MERAWAT KONDOM KATETER
No. Dokumen Revisi Halaman
7/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Cara Kerja :
1. Mencuci tangan (sesuai SPO).
2. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien.
3. Memasang sketsel / tirai di samping tempat tidur pasien.
4. Mengatur posisi pasien dan memasang perlak di bawah
badan pasien.
5. Menggunakan sarung tangan on steril untuk melepas
kondom kateter
6. Bersihkan dengan kasa betadinepada gland penis
7. Pasang kembali kondom kateter dengan tepat.
8. Rapikan pasien dan alat – alat.Mencuci tangan.
9. Mendokumentasikan tindakan keperawatan pada status
pasien.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

26
RAWAT LUKA DEKUBITUS
No. Dokumen Revisi Halaman
8/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat luka dekubitus


TUJUAN 1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit
membrane mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat dan Bahan
Set steril terdiri atas :
1. Kapas alcohol
2. Kasa steril
3. Larutan NaCl 0,9%
4. Pinset anatom
5. Pinset chirurgi
6. Derian tule atau cutimed sorbad
7. Gunting plester
8. Plester/perekat atau hipafix
9. Handscoon bersih
10. Handscoon steril
11. Bengkok
Persiapan Pasien :
1. Identifikasi pasien.
2. Menjelaskan pada pada pasien prosedur perawatan luka
decubitus.

27
RAWAT LUKA DEKUBITUS
No. Dokumen Revisi Halaman
8/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Cara Kerja :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Tutup ruangan atau pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pakai handscoon bersih
5. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol danbuang
pada tempat sampah atau kantong plastic yang telah
disediakan
6. Observasi luka, ukur panjang, lebar dan kedalaman luka
dengan menggunakan Penggaris millimeter disposable.
Kemudian lihat juga keadaan luka, warna luka, warna sekitar
tepi luka, derajat luka dan ada cairan atau tidak. Catat semua
hasil observasi
7. Buka set steril
8. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian tangan
yang satu memegang pinset anatomi
9. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah
diberi NaCl 0,9 % dengan cara dari dari dalam keluar
(pergerakan melingkar) sambil memencet luka untuk
mengeluarkan eksudat
10. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi
11. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan
eksudat keluar
12. Buang handscoon bersih
13. Pakai handscoon steril
14. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung
eksudat

28
RAWAT LUKA DEKUBITUS
No. Dokumen Revisi Halaman
8/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
15. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka masih
basah atau banyak mengeluarkan cairan maka balut luka
dengan kasa sampai 7 lapisan. Dan jiaka luka sudah mulai
kering maka 3 lapis kasa saja.
16. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
17. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
18. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
19. Angkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan
handscoon kotor. Bersihkan alat dan buang samapah dengan
baik
20. Cuci tangan
21. Laporkan adanya perubahan pada luka kepada perawat yang
bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan
luka da respon pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

29
MELEPAS SELANG LAMBUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
19/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Melepas selang plastik lunak yang telah dimasukkan ke dalam


lambung melalui nasofaring.
TUJUAN Melepas selang lambung karena sudah tidak diperlukan lagi / perlu
diganti selang baru.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Sarung tangan
2. Kapas alkohol / alkohol swab
3. Kapas
4. Bengkok
5. Tissue
Penatalaksanaan:
1. Cuci tangan (sesuai SPO)
2. Ucapkan Salam dan perkenalkan diri
3. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
4. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang dilakukan
5. Atur posisi pasien terlentang.
6. Bawa alat-alat kedekat pasien.
7. Pasang tabir / korden.
8. Pakai sarung tangan.
9. Lepas plester selang dengan kapas alkohol.
10. Tarik selang lambung dengan perlahan sambil anjurkan
pasien untuk nafas dalam dan kemudian buang selang
lambung ke bengkok.

30
MELEPAS SELANG LAMBUNG

No. Dokumen Revisi Halaman


19/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Bersihkan hidung dengan tissue
12. Bersihkan bekas plester.
13. Lepas sarung tangan.
14. Beritahu bahwa prosedur sudah selesai.
15. Rapikan alat.
16. Cuci tangan.
17. Dokumentasikan pada status pasien.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus

31
MEMASANG SELANG LAMBUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
17/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasang selang plastik lunak melalui nasofaring pasien ke dalam


lambung dengan tujuan pembuangan sekret gastric, pemasukkan
nutrisi dan cairan dan pemasukan larutan ke dalam lambung.
TUJUAN 1. Pembuangan sekret gastrik / kumbah lambung.
2. Pemasukkan larutan ke dalam lambung untuk pemeriksaan
diagnostik.
3. Pemasukkan nutrisi dan cairan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Selang lambung (ukuran disesuaikan usia)
2. Jelly.
3. Stetoscope.
4. Spuit 10cc / acepto.
5. Bengkok.
6. Handuk.
7. Penutup pipa lambung.
8. Plester dan gunting.
9. Spatel.
10. Tissue.
Penatalaksanaan:
1. Cuci tangan (sesuai SPO)
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
4. Atur posisi tidur pasien (terlentang dengan bantal/posisi

32
MEMASANG SELANG LAMBUNG

No. Dokumen Revisi Halaman


17/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2 /2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
semi fowler)
3 Bawa peralatan ke dekat pasien.
4 Ukur panjangnya selang lambung dari pangkal hidung ke
telinga lalu ke prossesus xipoideus.
5 Beri batas panjang selang lambung yang telah diukur
dengan plaster.
6 Beri jelly pada selang lambung sepanjang 7,5-10 cm.
7 Masukkan selang lambung ke salah satu lubang:
 Posisi kepala ekstensi, bila selang sudah sampai
oropharing, posisi kepala flexi.
 Bila pasien batuk-batuk hentikan memasukkan selang
lambung dan anjurkan pasien nafas dalam.
 Setelah relaks lanjutkan memasukkan selang lambung.
8 Cek apakah selang lambung sudah masuk lambung
dengan menghisap cairan lambung / masukkan udara 5-
10 cc dan didengar dengan stetoscope pada perut kiri
kwadran atas.
9 Plester selang lambung ke ujung hidung.
10 Tutup selang lambung / menyambung selang lambung
dengan plastik penampung.
11 Rapikan pasien dan lingkungannya.
12 Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
13 Dokumentasikan prosedur tindakan distatus pasien.
 Jam pemasangan
 Jumlah dan warna cairan lambung.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus

33
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SC (SUB CUTAN)
No. Dokumen Revisi Halaman
29/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat secara subcutan adalah memasukkan obat ke dalam


bagian bawah kulit
TUJUAN Pemberian obat subcutan adalah untuk memasukkan sejumlah toksin
atau obat kepada jaringan subcutan di bawah kulit untuk proses
absorpsi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca bismillah
2. Persiapan Alat :
- Sarung tangan dispossible
- Spuit sesuai kebutuhan
- Bak instrument
- Kapas alkohol
- Perlak dan pengalas
- Obat sesuai terapi
- Bengkok
- Buku injeksi
3. Lakukan cuci tangan
4. Beri salam dan jelaskan prosedur tindakan yang akan dikerjakan
pada klien
5. Gunakan sarung tangan dispossible
6. Masukkan obat ke dalam spuit sesuai kebutuhan
7. Tentukan daerah yang akan diinjeksi
8. Lakukan desinfektan dengan kapas alkohol
9. Masukkan jarum dengan posisi 45 atau 90
10. Lakukan aspirasi dan pastikan jarum tidak masuk ke pembuluh
darah

34
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SC (SUB CUTAN)
No. Dokumen Revisi Halaman
29/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Masukkan obat perlahan – lahan
12. Cabut jarum dan desinfektan kulit dengan kapas alkohol
13. Rapikan pasien dan alat
14. Buka sarung tangan dispossible dan buang ke dalam sampah
infeksius
15. Lakukan cuci tangan
16. Baca alhamdulillah
17. Catat dan dokumentasikan pada buku pemberian injeksi

UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap


2. Kamar Bersalin
3. HCU
4. Neonatus
5. IGD
6. Kamar Operasi
7. Rawat Jalan

35
MEMBERIKAN OBAT MELALUI IV ( INTRA VENA )
No. Dokumen Revisi Halaman
31/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh


darah vena
TUJUAN 1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.
3. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1) Bak instrument
2) Sarung tangan bersih
3) Spuit
4) Obat yang sudah yang ditentukan
5) Kapas alkohol
6) Buku catatan injeksi
7) Alat tulis
8) Safety box
B. Cara Kerja :
1) Siapkan peralatan
2) Lakukan hand hygiene
3) Identifikasi pasien dengan prinsip 6T + 1W
 Tepat Pasien
 Tepat Obat
 Tepat Dosis

36
MEMBERIKAN OBAT MELALUI IV ( INTRA VENA )
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
 Tepat Cara/Rute
 Tepat Waktu
 Tepat Dokumentasi
 Waspada
4) Larutkan obat bila obat masih dalam bentuk serbuk
5) Isi spuit dengan obat sesuai dengan dosis
6) Keluarkan udara dalam spuit dan langsung dibawa ke dekat
pasien
7) Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi
8) Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
9) Tentukan tempat penyuntikan
10) Disinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
disuntik dengan sekali oles
11) Tekan bekas suntikan dengan kapas alkohol dan cabut
jarum dengan cepat.
12) Rapikan pasien dan lingkungan
13) Buang spuit di safety box
14) Petugas mencuci tangan
15) Catat hasil kegiatan dan reaksi klien
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. HCU
4. Neonatus
5. IGD
6. Kamar Operasi
7. Rawat Jalan

37
MEMBERIKAN OBAT MELALUI
IM ( INTRA MUSKULER )
No. Dokumen Revisi Halaman
28/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam


otot ( muskulus ).
TUJUAN 1. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter pada klien yang
diberikan obat dengan cara intramuskuler
2. Agar absorpsi lebih cepat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca bismillah
2. Persiapan Alat :
- Sarung tangan dispossible
- Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
- Jarum steril (21-23G untuk dewasa, 25-27G untuk anak –
anak)
- Bak instrument
- Kapas alkohol
- Perlak dan pengalas
- Obat sesuai terapi
- Bengkok
- Buku injeksi
3. Lakukan cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan dispossible
5. Berikan salam, panggil nama klien
6. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
7. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien
8. Atur posisi pasien
9. Bebaskan / buka pakaian pasien pada daerah yang akan disuntik
10. Lakukan desinfektan pada permukaan kulit

38
MEMBERIKAN OBAT MELALUI
IM ( INTRA MUSKULER )
No. Dokumen Revisi Halaman
28/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Tancapkan jarum dengan posisi tegak lurus (90) dengan
permukaan kulit
12. Lakukan aspirasi
13. Masukkan obat secara perlahan
14. Tarik jarum dengan cepat jika obat telah masuk
15. Tekan daerah bekas suntikan dengan kapas alkohol
16. Lepas sarung tangan
17. Lakukan cuci tangan
18. Baca alhamdulillah
19. Lakukan observasi pasien

UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap


2. Kamar Bersalin
3. HCU
4. Neonatus
5. IGD
6. Kamar Operasi
7. Rawat Jalan

39
MEMBERIKAN OBAT MELALUI IC ( INTRA CUTAN )

No. Dokumen Revisi Halaman


30/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam permukaan


kulit
TUJUAN 1. Membantu menentukan diagnose pada penyakit tertentu
2. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan program
pengobatan
3. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca bismillah
2. Persiapan Alat :
- Sarung tangan dispossible
- Spuit dengan jarum 25-27G atau spuit insulin 1cc
- Bak instrument
- Kapas alkohol
- Perlak dan pengalas
- Bengkok
- Obat sesuai kebutuhan
- Buku injeksi
- Spidol / pulpen
3. Lakukan cuci tangan
4. Berikan salam dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan
5. Siapkan obat sesuai dengan kebutuhan
6. Atur posisi senyaman mungkin
7. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan
diinjeksi

40
MEMBERIKAN OBAT MELALUI IC ( INTRA CUTAN )
No. Dokumen Revisi Halaman
30/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Tentukan area yang akan diinjeksi
9. Gunakan sarung tangan dispossible
10. Desinfektan daerah yang akan diinjeksi dengan kapas alkohol
11. Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5cm dibawah area
penusukkan
12. Masukkan jarum dengan tangan dominan tepat dibawah kulit
dengan sudut 15 dan ujung jarum menghadap ke atas
13. Masukkan obat perlahan – lahan perhatikan sampai ada buli
14. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
15. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol jangan
ditekan
16. Buat lingkaran pada bula dengan pulpen / spidol dengan
diameter ± 5cm
17. Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak (10-15 menit)
18. Kembalikan posisi pasien senyaman mungkin
19. Rapikan alat
20. Lepaskan sarung tangan
21. Lakukan cuci tangan
22. Baca alhamdulillah
23. Catat dan dokumentasikan hasil dengan segera

UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap


2. Kamar Bersalin
3. HCU
4. Neonatus
5. IGD
6. Kamar Operasi
7. Rawat Jalan

41
MELAKUKAN SKIN TEST
No. Dokumen Revisi Halaman
32/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasukkan obat secara benar dan efektif untuk menghindari


terjadinya alergi obat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah tindakan keperawatan
dalam melaksanakan tindakan skin test untuk menghindari reaksi
alergi pasien terhadap obat yang diberikan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca bismillah
2. Persiapan Alat :
- Sarung tangan
- Spuit 1cc
- Aquadest
- Spidol atau bolpoin
- Obat sesuai kebutuhan
- Buku injeksi
- Perlak dan pengalas
- Kapas alkohol
3. Lakukan cuci tangan
4. Beri salam dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan
5. Siapkan obat sesuai dengan kebutuhan
6. Atur posisi pasien dan alat yang akan digunakan
7. Gunakan sarung tangan
8. Oplos obat, ambil 0,1cc obat campur dengan aquadest dengan
perbandingan (1:9)
9. Pasang perlak dan pengalas dibawah area yang akan diinjeksi

42
MELAKUKAN SKIN TEST
No. Dokumen Revisi Halaman
32/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
10. Desinfektan daerah yang akan diinjeksi
11. Lakukan skin test dengan posisi penyuntikan 15
12. Lingkari area penyuntikan dengan dengan bolpen atau spidol
dengan diameter 2,5cm beri jam pemeriksaan hasil
13. Kembalikan posisi pasien senyaman mungkin
14. Rapikan alat
15. Lepaskan sarung tangan
16. Baca alhamdulillah
17. Catat dan dokumentasikan hasil dengan segera

UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap


2. Kamar Bersalin
3. HCU
4. Neonatus
5. IGD
6. Kamar Operasi

43
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
No. Dokumen Revisi Halaman
40/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata dengan cara


meneteskan/ mengoleskan pada mata.
TUJUAN 1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai dengan program
terapi.
2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata yang sakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat dan obat :
1. Salep mata/ tetes mata.
2. Kapas steril.
3. Gunting dan plester (prn).
4. Pinset steril/sarung tangan.
5. Kom steril.
6. Bengkok.
Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
1. Cocokkan kartu obat dengan lyst pasien.
2. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
3. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien)
4. Siapkan obat yang diperlukan.
5. Atur posisi pasien sesuai keperluan.
6. Pakai sarung tangan.
7. Bersihkan mata dengan kapas steril.

44
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
No. Dokumen Revisi Halaman
40/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Ujung tube diusap dengan kapas steril kemudian salep
dituang sedikit pada kapas tadi.
9. Buka conjungtiva kelopak mata bawah dengan ibu jari/ dua
jari dengan melakukan tekanan ke arah bawah terhadap
bagian pipi yang bertulang menonjol dan pasien dianjurkan
untuk melihat ke atas.
10. Oleskan sepanjang sisi dalam dari kelopak mata bawah, pada
conjungtiva bagian bawah dan menganjurkan pasien untuk
menutup dan mengedipkan kelopak mata.
11. Bersihkan sisa obat salep/ tetes yang ada di sekitar mata
dengan kapas.
12. Bila perlu mata ditutup dengan kasa steril dan diplester.
13. Lepas sarung tangan.
14. Bersihkan alat-alat, dan mencuci tangan.
15. Dokumentasikan prosedur tindakan distatus list pasien.
Perhatian :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memberikan obat.
2. Baca etiket sebelum memberikan untuk mencegah
kekeliruan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, HCU, Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Kamar
Operasi.

45
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
No. Dokumen Revisi Halaman
39/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat-obat tertentu melalui rectum dengan cara dioleskan,


memasukkan obat supositoria.
TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan rectum
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat dan obat
1. Baki obat.
2. Obat sesuai pesanan dokter.
3. Sarung tangan.
4. Jelly.
Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
1. Cocokan obat dengan pesanan dokter.
2. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
3. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien)
4. Siapkan obat.
5. Bawa obat ke samping tempat tidur pasien dan membaca
nama pasien pada kartu tempat tidur.
6. Siapkan pasien dalam posisi sim
7. Pakai kaos tangan dan ambil obat dan beri sedikit gel
8. Baca basmallah dan masukkan obat perlahan-lahan sedalam
jari telunjuk dengan memberitahu pasien untuk nafas dalam.

46
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
No. Dokumen Revisi Halaman
39/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

9. Bersihkan alat-alat.
10. Kembalikan pasien ke posisi semula.
11. Cuci tangan dan cek pada list pasien.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. HCU
3. Rawat Jalan
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Kamar Operasi
6. Kamar Bersalin

47
PEMBERIAN OBAT MELALUI SYIRING PUMP
No. Dokumen Revisi Halaman
37/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena


dalam jumlah banyak, waktu lama, dosis tepat dan continue dengan
menggunakan syringe pump
TUJUAN Memberikan obat dalam jumlah banyak, waktu lama, dosis tepat dan
continue
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Seperangkat infuse set (bila belum terpasang infuse,lakukan
prosedur pemasangan infus)
2. Alat syringe pump
3. Tree way stop chock
4. Slang Perfusor
5. Plester
6. Bengkok
7. Obat yang diperlukan
8. Spuit 10 cc, 20 cc, atau 50 cc
9. Pengencer → NaCl 0,9% bila diperlukan.
10. Tiang tempat syringe pump
11. Kabel listrik
12. Tali pengaman bila diperlukan
PERSIAPAN PASIEN
1. Menerima pendelegasian dari dokter untuk tindakan medis
2. Berikan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
3. Identifikasi pasien

48
PEMBERIAN OBAT MELALUI SYIRING PUMP
No. Dokumen Revisi Halaman
37/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
4. Jelaskan tindakan/prosedur yang akan dilakukan padanpasien
dan keluarga
5. Atur posisi dan privasi pasien
PELAKSANAAN
1. Dekatkan alat kepada pasien
2. Cuci tangan dengan 6 langkah
3. Pakai sarung tangan
4. Ucapkan Basmallah
5. Letakkan syringe pump diatas tiang dan posisi dekatkan
dengan lokasi pemasangan infuse.
6. Ambil obat masukkan dalam spuit 20 cc/50 cc
sesuaikebutuhan dan encerkan dengan NaCl 0,9% sesuai
dosis.
7. Sambung dengan slang perfusor, ujung satu pada
lubangjarum infus yang sudah terpasang tree way stop
chockujung lain pada spuit.
8. Plester dan tutup dengan kasa pada pangkal tree way
9. Sambung syring pump dengan kabel listrik ke sumberlistrik
10. Atur posisi pintu tree way dalam keadaan mengalir
11. Nyalakan dengan menekan tombol on selama ± 2 detik.
12. Pasang spuit (10 cc, 20 cc, 30,cc atau 50 cc) padatempatnya.
13. Atur dosis dengan menekan ratusan/puluhan satuandesimal.
14. Jika ada gelembung udara diselang, keluarkan atau
tekanbersama tombol (reset & purge) sampai gelembung
sudahterbuang.
15. Tekan tombol start
16. Untuk menghentikan tekan tomol stop
17. Lepaskan syiring pump.
18. Ucapkan Al Hamdulillaah.

49
PEMBERIAN OBAT MELALUI SYIRING PUMP
No. Dokumen Revisi Halaman
37/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
19. Jelaskan kepada pasien/keluarga pasien bahwatindakan telah
selesai di kerjakan.
20. Bersihkan alat dan merapikan pada tempat semula.
21. Cuci tangan dengan 6 langkah
22. Kaji respon pasien
23. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
PERHATIAN :
1. Selama alat bekerja, tombol pemilih dosis tidak berfungsi,
jika akan merubah dosis alat harus dalam keadaan ‘stop’.
2. Jika alat tidak dipakai dalam waktu yang lama, usahakan
sekali dalam seminggu ± 6jam alat dihidupkan dengan listrik
agar terjadi arus pengisisan baterai cadangan.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. HCU
3. Kamar Bersalin
4. Neonatus
5. Kamar Operasi

50
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
No. Dokumen Revisi Halaman
41/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat dengan cara diteteskan ke dalam


telinga pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat
dengan cara diteteskan ke dalam telinga pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Obat tetes telinga pada tempatnya
2. Daftar Obat
3. Handuk alas, kapas atau kassa
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Berikan penjelasan maksud dan tujuan pemberian obat yang
akan diberikan pada pasien
2. Posisikan pasien dalam posisi duduk atau miring ke sisi yang
berlawanan
C. PERSIAPAN PETUGAS
APD (sarung tangan atau masker k/p)
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Mengawali dengan Bismillahirohmannirrohim
b. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur (cuci
tangan sesuai SOP)
c. Perawat menyiapkan obat tetes telinga pasien sesuai dengan
prinsip 6 Benar
d. Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
e. Perawat memberikan tanda tangan pada kolom yang
disediakan sebagai bukti dobel cek telah dilakukan

51
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
No. Dokumen Revisi Halaman
41/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
f. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
g. Perawat membawa obat tetes telinga yang telah disiapkan
h. Perawat memakai sarung tangan
i. Perawat menempatkan posisi pasien yang nyaman
j. Perawat membersihkan liang telinga dengan kapas basah
k. Perawat membuka lubang telinga dengan menarik pina ke
belakang
Untuk anak < 3 tahun : Perawat menarik pina ke arah
bawah belakang sedangkan pada orang dewasa ke arah luar
atas
l. Perawat mengkaji adanya peradangan, pembengkakan dan
kebersihan pada telinga
m. Perawat meneteskan obat tetes telinga pada tepi kanal telinga
n. Perawat memberitahu pasien agar tetap dalam posisi tetap
selama 5 menit
o. Perawat membuka sarung tangan
p. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
q. Perawat mengkaji reaksi obat tetes telinga setelah 15 menit
r. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat oral
dengan melingkari pada jam program pemberian obat yang
telah ditentukan dan mendokumentasikan adanya reaksi
obat ke dalam catatan terintegrasi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
8. HCU

52
MEMBERIKAN OBAT SUB LINGUAL
No. Dokumen Revisi Halaman
43/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat kepada pasien dengan cara


diletakkan dibawah lidah pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat
kepada pasien dengan cara diletakkan dibawah lidah pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Obat sublingual
2. DO (Daftar Obat)
3. Air minum
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Posisikan pasien setengah duduk atau duduk di tempat
tidur bila memungkinkan
2. Penjelasan pada pasien untuk tidak menelan obat yang
diberikan sub lingual
C. PERSIAPAN PETUGAS
APD (Sarung tangan 1 pasang atau masker bila diperlukan)
D. PROSEDUR PELAKSANAAN1
1. Mengawali dengan Bismillah
2. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur (
cuci tangan sesuai SOP )
3. Perawat menyiapkan obat sublingual yang akan digunakan
sesuai dengan prinsip 6 benar 3.
4. Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
5. Perawat memberikan tandatangan pada kolom yang
disediakan sebagai bukti dobel cek telah dilakukan

53
MEMBERIKAN OBAT SUB LINGUAL
No. Dokumen Revisi Halaman
43/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
6. Perawat menggunakan sarung tangan bersih
7. Perawat melakukan identifikasi sesuai prosedur
8. Perawat memperhatikan keadaan pasien : bila mulut pasien
kering basahi dulu dengan air.
9. Perawat meletakkan obat tablet (sublingual) di bawah lidah
pasien.
10. Perawat memberikan penjelasan pada pasien untuk tidak
menelan obat sublingual tersebut melainkan membiarkan
obat tersebut larut dengan sendirinya
11. Perawat melepas sarung tangan dan membuangnya pada
tempat sampah sesuai jenis sampahnya
12. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
13. Perawat melakukan cek kembali setelah 30 menit untuk
melihat respon klien terhadap obat sublingual
14. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat
sublingual dengan melingkari pada jam program pemberian
obat yang telah ditentukan dan mendokumentasikan respon
pasien ke dalam catatan terintegrasi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU

54
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL
No. Dokumen Revisi Halaman
45/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan dalam memberikan obat dengan cara di minumkan


ke pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan
pemberian obat kepada pasien dengan cara diminumkan ke pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Obat tablet, kapsul atau cair
2. Air atau jus ( bila tidak ada kontra indikasi ) dalam gelas
3. Sedotan k/p
4. Penumbuk obat k/p
5. Gelas pengukur obat k/ p
6. DO (Daftar Obat)
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Posisikan pasien setengah duduk atau duduk di tempat tidur
bila memungkinkan
2. Pasien yang tidak bisa mobilisasi, posisikan kepala pasien
untuk miring ke salah satu bagian tubuh
C. PERSIAPAN PETUGAS
APD kalau diperlukan
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Memulai dengan Bismillah
2. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur (cuci
tangan sesuai SOP )
3. Perawat menyiapkan obat oral sesuai dosis untuk setiap
pasien dengan prinsip 6 T + 1 W

55
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL
No. Dokumen Revisi Halaman
45/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

4. Perawat membawa obat oral yang telah disiapkan.


5. Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
6. Perawat memberikan tanda tangan pada kolom yang
disediakan sebagai bukti dobel cek telah dilakukan.
7. Perawat melakukan identifikasi sesuai prosedur
8. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang obat
yang akan diminum, bila tidak ada pertanyaan obat baru
dibuka dari bungkus dan diberikan ke pasien
9. Perawat mengatur posisi pasien dengan nyaman untuk
mempermudah pasien menelan obat yang akan diberikan
10. Perawat meminumkan obat dengan memperhatikan kondisi
pasien
11. Perawat melakukan observasi kepada pasien waktu minum
obat, apakah benar-benar diminum atau tidak, bila pasien
kesulitan menelan, masukkan jari dengan sarung tangan
untuk memasukkan obat jauh ke belakang lidah baru
diberikan minum
12. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
13. Perawat melakukan cek kembali setelah 30 menit untuk
melihat respon klien terhadap obat oral
14. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat oral
dengan melingkari pada jam program pemberian obat oral
yang telah ditentukan dan mendokumentasikan respon pasien
ke dalam catatan terintegrasi.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU

56
MERAWAT LUKA BALUTAN
DENGAN TERPASANG DRAIN
No. Dokumen Revisi Halaman
10/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYA
H SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengganti balutan / penutup luka yang ada drainasenya yang sudah
kotor / lama dengan pembalut luka.
TUJUAN Mengobservasi luka dan produksi drain pada luka.
2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Mempercepat proses penyembuhan luka
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Baki dan alas (perlak)
2. Bengkok
3. Kresek sedang
4. Gunting + plester
5. Kapas alkohol
6. Kassa
7. Kaos tangan steril dan on steril.
8. Set rawat luka steril
PERSIAPAN PASIEN :
1. Posisikan pasien setengah duduk atau duduk di tempat tidur
bila memungkinkan
2. Pasien yang tidak bisa mobilisasi, posisikan kepala pasien
untuk miring ke salah satu bagian tubuh.
PERSIAPAN PEUGAS :
APD kalau diperlukan

57
MERAWAT LUKA BALUTAN
DENGAN TERPASANG DRAIN
No. Dokumen Revisi Halaman
10/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

CARA KERJA :
1. Mengawalli dengan Bismillah
2. Cuci tangan (sesuai SPO)
3. Identifikasi pasien (sesuai SPO)Jelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
4. Bawa peralatan ke dekat pasien dan pasang tabir / korden di
sisi tempat tidur pasien
5. Atur posisi pasien sesuai kondisi luka.pasang perlak / alas di
bawah luka.
6. Siapkan peralatan yang akan digunakan
7. Gunakan kaos tangan on steril, buka balutan dan buang ke
dalam kresek
8. Pakai sarung tangan steril
9. Bersihkan sekitar drain dengan kapas steril yang diberi Nacl
0,9% (bila perlu)
10. Atur posisi drain ke bawah dan jangan sampai terlipat – lipat.
11. Tutup luka dengan kassa.
12. Bersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester
13. Fiksasi luka dengan plester
14. Ambil alas dari bawah kulit.
15. Rapikan pasien dan beri posisi istirahat yang nyaman.
16. Rapikan alat – alat
17. Cuci tangan
18. Catat tindakan penggantian balutan pada luka yang terpasang
drain dan bahan habis pakai pada status pasien.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. HCU

58
MENGGANTI BALUTAN LUKA
No. Dokumen Revisi Halaman
11/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYA
H SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menganti balutan / penutup luka yang sudah kotor / lama dengan
balutan / penutup yang baru secara aseptik.
TUJUAN 1. Memberi perawatan luka dan mengobati luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Mencegah luka menjadi terinfeksi.
4. Mengobservasi perkembangan luka.
5. Memberi rasa nyaman pada luka.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Baki dan alas (perlak)
2. Bengkok
3. Kresek sedang
4. Gunting + plester
5. Kapas alkohol
6. Kassa
7. Kaos tangan steril dan on steril.
8. Set rawat luka steril
9. Cairan Nacl 0,9%
PERSIAPAN PASIEN :
1. Posisikan pasien setengah duduk atau duduk di tempat tidur
bila memungkinkan
2. Pasien yang tidak bisa mobilisasi, posisikan kepala pasien
untuk miring ke salah satu bagian tubuh

59
MENGGANTI BALUTAN LUKA
No. Dokumen Revisi Halaman
11/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

PERSIAPAN PEUGAS :
APD kalau diperlukan
CARA KERJA :
1. Cocokkan kartu tindakan penggantian balutan luka dengan
status pasien.
2. Cuci tangan (sesuai SPO)
3. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
4. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
5. Siapkan alat – alat secara lengkap dan bawa alat – alat ke
samping tempat tidur pasien.
6. Tutup pintu atau pasang sketsel / korden pada samping
tempat tidur pasien.
7. Atur posisi pasien sesuai lokasi luka dan pasang perlak di
bawahnya.
8. Lakukan perawatan luka pasien
9. Bersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester
10. Ambil alas dari bawah kulit.
11. Rapikan pasien dan beri posisi istirahat yang nyaman.
12. Rapikan alat – alat
13. Cuci tangan
14. Catat tindakan penggantian balutan pada luka dan bahan
habis pakai pada status pasien.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU

60
PEMBERIAN MAKANAN MELALUI NGT
No. Dokumen Revisi Halaman
16/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan makan kepada pasien dengan menggunakan selang


lambung/naso gastric tube (NGT)
TUJUAN Memasukkan makanan ke dalam lambung.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Cairan / makanan saring sesuai diet.
b. Gelas ukur dan sendok.
c. Asepto/Corong sonde/spuit 50 cc.
d. Air putih untuk membilas.
e. Alas/handuk.
f. Bengkok.
g. Tissue.
2. Cara kerja :
a. Bawa peralatan ke dekat pasien
b. Mengawali dengan Bismillahirrohmanirrohim
c. Cuci tangan (sesuai SPO)
d. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
e. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
f. Atur posisi tidur pasien semi fowler
g. Letakkan alas/ handuk di bawah kepala.
h. Buka penutup selang lambung.
i. Hisap sisa lambung dengan acepto/spuit.
j. Buang sisa lambung ke dalam bengkok dan ukur sisa
lambung

61
PEMBERIAN MAKANAN MELALUI NGT
No. Dokumen Revisi Halaman
16/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

a. Bilas spuit dengan air pembilas.


b. Masukkan diet sesuai advis dokter dengan posisi acepto
lebih tinggi.
c. Alirkan cairan diet perlahan-lahan dan cegah masuknya
udara kedalam selang.
d. Bilas selang lambung dengan air putih.
e. Tutup selang lambung.
f. Rapikan alat-alat, atur posisi pasien semi fowler/ miringkan
kepala pasien.
g. Cuci tangan (Sesuai SPO Cuci Tangan)
h. Dokumentasikan prosedur tindakan distatus pasien :
Jumlah sisa lambung dan warnanya.
Jumlah intake/cairan yang masuk.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. Neonatus
4. HCU

62
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
15/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasukkan tampon pada rongga hidung untuk menghantikan


perdarahan dalam hidung.
TUJUAN Menekan sumber perdarahan didalam rongga hidung sehingga
perdaraha berhenti.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Peralatan :
1) Tampon hidung steril.
2) Hemostate steril.
3) Pick up steril.
4) Spuit 2,5 cc steril.
5) Gauze steril.
6) Adrenalin 1/10.000 1 amp.
7) Kaos tangan.
8) Bengkok.
9) Vaselin steril / salep antibiotika yang dianjurkan dokter.
10) Gunting verban steril.
11) Baki.
2. Cara kerja :
1. Cuci tangan(sesuai SPO)
2. Mengawali dengan Bismillahirrohmanirrohim
3. Identifikasi pasien(sesuai SPO)
4. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
5. Dekatkan peralatan ke dekat pasien.

63
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
15/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

6. Atur posisi pasien semi fowler bila klien memungkinkan dan


posisi berbaring dengan meletakkan bantal dibawah
punggung bila pasien lemah.
7. Buka ampul adrenalin dan sedot kedalam spuit, tutup
kembali jarum spuit kemudian letakkan kembali pada baki.
8. Buka kemasan tampon hidung.
9. Pakai sarung tangan (tidak perlu steril hanya untuk
melindungi diri).
10. Ambil kassa steril, bersihkan hidung klien dari bekuan darah
hingga bersih, buang kedalam bengkok.
11. Ambil spuit yang sudah terisi adrenalin 1/10.000, kemudian
dengan perlahan disemprotkan pada tampon hidung bagian
ujung.
12. Ambil hemostat steril untuk menjepit bagian tengah tampon
hidung untuk memegang tampon. Pergunakan tangan kiri
untuk memegang hemostat.
13. Mengambil pick up hidung untuk memegang ujung tampon
hidung dan mempergunakan tangan kanan.
14. Masukkan tampon hidung ke dalam rongga hidung sedikit
demi sedikit dengan menggunakan pick up hidung, putar
haemostat pada tangan kiri mengikuti irama, tangan kanan
yang memasukkan tampon hidung ke dalam rongga hidung.
15. Masukkan tampon hidung hingga penuh dan tekan sumber
perdarahan dalam rongga hidung. Apabila rongga hidung
sudah penuh sedangkan tampon hidung masih ada sisa, bisa
digunting dengan gunting verband steril sehingga sisanya
bisa dimanfaatkan lagi.
16. Biarkan tampon ini 3 – 5 menit.
17. Simpan lagi sisa tampon hidung, pick up dan haemostat
sehingga tetap steril.

64
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
15/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

18. Lepas tampon hidung dengan cara menarik secara perlahan –


lahan dan buang ke dalam bengkok.
19. Apabila perdarahan berhenti :.
 atur posisi pasien seperti semula atau
senyamanmungkin bagi pasien.
 Rapikan peralatan
 cuci tangan.
Indikasi :
Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma maupun hal-hal lain
seperti infeksi, hipertensi, kelainan darah, dll.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU

65
MENGANGKAT JAHITAN LUKA
No. Dokumen Revisi Halaman
12/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit


TUJUAN 1. Mencegah timbulnya infeksi dari benang jahitan.
2. Mencegah tertinggalnya benang.
3. Membuka luka jahitan yang terinfeksi guna mempermudah
perawatan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
A. Alat on steril :
− Baki dan alas (perlak).
− Bengkok.
− Gunting + plester / isolasi.
− Kapas alkohol/alkohol swab
− Kapas on steril +aceton.
− Senter.
− Sarung tangan on steril (bila diperlukan).
B. Alat steril :
− 1 arteri klem / hemostat.
− 1 gunting angkat jahitan.
− 1 pincet chirugi.
− Gauze (kasa steril).
− Desinfektan (H2O2).
2. Cara kerja :
1) Cuci tangan (sesuai SPO).
2) Mengawali dengan Bismillahirrohmanirrohim

66
MENGANGKAT JAHITAN LUKA
No. Dokumen Revisi Halaman
12/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

3) Identifikasi pasien (sesuai SPO).


4) Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
5) Bawa peralatan ke samping tempat tidur pasien.
6) Tutup pintu atau pasang sketsel di samping tempat tidur
pasien.
7) Atur posisi pasien sesuai lokasi luka senyaman mungkin dan
pasang alas di bawahnya.
8) Bersihkan luka.
9) Gunakan alat lepas jahitan (gunting dan pinset chirugi) untuk
mengangkat jahitan. potong / gunting benang pada bawah
simpul lalu tarik perlahan –lahan dan letakkan ke dalam
gauze steril yang sudah diletakkan di samping luka
10) Angkat jahitan selang –seling angkat dari nomor 2 dan
kelipatan genap.
11) Bersihkan luka.
12) Teliti kembali dengan senter apakah benang sudah terangkat
semua dan tidak ada yang tertinggal.
13) Tutup luka dengan kasa steril / gauze.
14) Bersihkan bekas plester.
15) Rapikan pasien dan bereskan alat –alat.
16) Cuci tangan
17) Dokumentasikan tindakan angkat jahitan luka pada catatan
perawat.
Perhatian :
1) Perhatikan tehnik aseptik dalam mengangkat jahitan luka.
2) Usahakan agar tidak menambah rasa sakit pada klien.
3) Mengangkat jahitan tergantung jenis jahitan pada luka.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, HCU

67
MENYIAPKAN TT UNTUK PASIEN BARU
No. Dokumen Revisi Halaman
46/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menyiapkan TT yang lengkap dengan segala keperluannya untuk


pasien
TUJUAN Menyiapkan TT untuk pasien baru
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Tempat tidur, kasur dan bantal.
2. Sprei besar.
3. Sprei kasur.
4. Sarung bantal.
5. Perlak.
6. Selimut.
Pelaksanaan:
1. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
2. Siapkan alat-alat dengan lengkap.
3. Meja dilap dengan larutan presep lalu taruhlah linen di atas
meja (diberi alas kertas).
4. Bersihkan Tempat tidur dengan larutan presep
5. Cuci tangan
6. Pasang sprei besar sebelah kanan.
7. Garis tengah lipatan harus tepat ditengah-tengah kasur bagian
atas.
8. Sprei, dimasukkan rata, dibawah kasur sedalam ± 30 cm,
demikian juga sprei pada bagian kaki setelah ditarik setegang
mungkin, kemudian dimasukkan ke bawah kasur dengan rapi

68
MENYIAPKAN TT UNTUK PASIEN BARU
No. Dokumen Revisi Halaman
46/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
9. Pasang selimut (dilipat 4 secara terbalik, dipasang pada bawah
kaki, bagian memasang perlak sebelah kanan ± 30 cm dari sisi
tempat tidur bagian kepala.
10. Pasang sprei kecil rata di atas perlak ± 10 cm di atas perlak
dada yang terbalik, bagian atas dimasukkan ke bawah, ujung-
ujung sisi dimasukkan ke bawah kasur.
11. Pasangkan bantal pada sarungnya, masukkan sudut-sudut
bantal benar-benar ke dalam sudut-sudut sarungnya, letakkan
pada tempat tidur bagian kepala dan bagian sarung bantal
yang terbuka jangan menghadap ke arah pintu masuk.
12. Buat sudut selimut 90º pada sebelah kiri bawah.
13. Rapikan perlak dan sprei kecil pada sebelah kiri.
14. Rapikan sprei besar sebelah kiri atas dan membuat sudut 90º.
15. Bersihkan tempat tidur bagian bawah.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. HCU

69
MENGGANTI LINEN KOTOR PADA TEMPAT
TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
47/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa


memindahkan pasien.
TUJUAN 1. Memberikan perasaan nyaman bagi pasien
2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapihan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Alat tenun tempat tidur yang bersih.
2. Tempat kain kotor bertutup
3. Lap basah dan kering.
Persiapan pasien :
Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan(sesuai SPO cuci tangan)
2. Identifikasi pasien(sesuai SPOidentifikasi pasien)
3. Bawa Peralatan ke tempat pasien.
4. Perawat berdiri disisi kiri dan kanan tempat tidur
5. Letakkan Selimut dan bantal yang tidak perlu diatas kursi atau
bangku
6. Miringkan pasien pada salah satu sisi tempat tidur (bila perlu
pasien.diganjal bantal supaya tidak jatuh).
7. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung satu persatu
sampai dibawah punggung pasien

70
MENGGANTI LINEN KOTOR PADA TEMPAT
TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
47/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Gulung sprei kecil/steak laken dan perlak ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin.
9. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan lalu dikeringkan
dan digulung ketengah sejauh mungkin.
10. Gulung laken yang bersih setengah bagian, kemudian letakkan
gulungannya dibawah punggung pasien dan setengah bagian
lagi diratakan serta dipasang pada kasur
11. Ratakan kembali perlak yang digulung tadi.
12. Gulung Steak laken yang bersih setengah bagian, kemudian
letakkan gulungannya dipunggung pasien dan setengah bagian
lagi ratakan diatas perlak kemudian pasangkan pada kasur
13. Miringkan pasien kebagian yang bersihLepaskan alat tenun
yang kotor dan dimasukan kedalam tempat bertutup
14. Ratakan laken yang bersih dengan steak laken dan perlak,
pasangkan pada kasur.
15. Ganti sarung bantal yang kotor
16. Susun bantal, baringkan pasien pada posisi yang nyaman.
17. Ganti Selimut kotor dengan yang bersih
18. Bersihkan Peralatan,lalu bereskan, dan kembalikan ketempat
semula
19. Cuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. HCU

71
MEMBERSIHKAN VULVA HYGIENE
No. Dokumen Revisi Halaman
14/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Membersihkan alat kelamin wanita bagian luar dan sekitarnya.


TUJUAN 1. Menjaga kebersihan.
2. Mencegah infeksi.
3. Memberikan rasa senang dan nyaman pada klien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016
tentang Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril.
2. Mangkok kapas steril.
3. Bengkok + plastik.
4. Perlak.
5. Pengalas.
6. Desinfektan.
Cara kerja :
1. Cuci tangan dengan benar.
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
4. Tutup korden / pasang sketsel.
5. Atur posisi paisen dorsal recumbent
6. Pasang alas di bawah pantat klien.
7. Buka pakaian pasien bagian bawah.Pakai kaos tangan
steril.Buka labia mayora kanan dan kiri sampai tampak
vestibulum.
8. Bersihkan labia mayora kanan dan kiri dilanjutkan labia minor
kanan dan kiri serta vestibulum dengan memakai kapas dan
cairan desinfektan. Masing –masing kapas dipakai 1 kali.

72
MEMBERSIHKAN VULVA HYGIENE
No. Dokumen Revisi Halaman
14/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
9. Lepas kaos tangan.
10. Rapikan dan kembalikan pasien dengan posisi senyaman
mungkin.
11. Bersihkan dan kembalikan alat di tempatnya.
12. Cuci tangan.
13. Catat pada dokumentasi perawatan.
Perhatian :
1. Jelaskan pada klien pentingnya menjaga kebersihan kemaluan
karena dapat menjadi pencetus terjadinya infeksi saluran kemih.
2. Dalam bekerja harus hati –hati dan jaga kesopanan.
3. Perhatikan kelainan vulva dan sekitarnya.
4. Kotoran sekitarnya jangan sampaimasuk ke dalam vulva.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU

73
HEACTING
No. Dokumen Revisi Halaman
13/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menjahit luka (hecting) adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka


dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai terjadi
kontinuitas jaringan.
TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak
terjadi infeksi lanjut.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
6. Sarung tangan
7. Doek Steril
8. Heacting Set
9. Kassa Steril
10. Cairan NaCl
11. Cairan H2O2 (bila diperlukan)
12. Cairan Aseptik
13. Obat anastesi
14. Plester
PERSIAPAN TINDAKAN
1. Mengucapkan bismiilahirrohmanirrohim
2. Cuci tangan (Sesuai SPO)
3. Memeriksa peralatan tindakan
4. Memakai sarung tangan steril
5. Jaringan luka, di anestesi lokal (Lidocain, Pehacain)
6. Bersihkan luka dengan cairan NACL 0,9%
7. Bila luka kotor, gunakan larutan H2o2/ pehidrol 10%

74
HEACTING
No. Dokumen Revisi Halaman
`13/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Pasang duoek steril
9. Siapkan jarum, benang untuk menjahit luka
10. Masukkan benang dalam lubang jarum pada penggunaan
jarum lengkung dari dalam keluar
11. Pegang jarum dengan menggunakan clem
12. Mulai menjahit luka
13. Ikat benang dengan membentuk simpul, potong benang,
sisakan sepanjang 1 mm
14. Lanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
15. Oleskan disinfektan pada jahitan
16. Tutup dengan kassa steril
17. Pasang plester / hepafix
UNIT TERKAIT IGD

75
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA (IV)

No. Dokumen Revisi Halaman


42/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh


darah vena dengan menggunakan spuit.
TUJUAN 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi daripada
dengan injeksi parenteral lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Buku catatan pemberian obat
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 3 cc- 5cc
6. Instrument spuit
7. Baki obat
8. Perlak
9. Pembendungan vena
10. Kassa steril
11. Bengkok
PERSIAPAN TINDAKAN
1. Mengawali dengan bismillahirrohmanirrohim
2. Cuci tangan sesuai prosedur
3. Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
4. Salam terapeutik

76
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA (IV)

No. Dokumen Revisi Halaman


42/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
5. Identifikasi pasien
6. Beritahu ke pasien dan jelaskan prosedure yang akan
diberikan.
7. Atur pasien pada posisi yang nyaman
8. Pasang perlak pengalas
9. Bebaskan lengan pasien dari baju atau kemeja.
10. Letakkan pembendungan
11. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorpsi
obat atau cidera dan nyeri berlebihan.
12. Pakai sarung tangan
13. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alkohol dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar.
14. Dengan diameter sekitar 5 cm.
15. Tunggu sampai kering. Metode ini digunakan untuk
membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikrroorganisme.
16. Pegang kapas alkohol dengan jari jari tengah.
17. Buka tutup jarum, tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm di
bawah area penusukan. Membuat kulit menjadi lebih
kencang dan vena tidak bergeser dan memudahkan
penusukan.
18. Pegang jarum pada posisi 30o
19. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum
kedalam vena.
20. Lakukan aspirasi dari spuit dan tangan dominan menarik
plunger
21. Observasi adanya darahdi spuit.

77
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA (IV)
No. Dokumen Revisi Halaman
42/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
22. Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan obat
perlahan lahan.
23. Keluarkan jarum pada sudut yang sama,seperti saat
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
24. Tutup area penusukan dengan menggunkan kassa steril dan
plester/hepavix.
25. Kembalikan posisi pasien seperti semula.
26. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan kedalam
bengkok.
27. Buka sarung tangan buang di sampah medis.
28. Cuci tangan sesuai SPO
29. Dokumentasikan tindakan yang telah diberikan.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi
6. HCU
7. Neonatus

78
PEMBERIAN OBAT MELALUI HIDUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
105/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat dengan cara memasukkan ke


dalam hidung pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat
dengan cara diteteskan ke dalam hidung pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR E. Persiapan Alat
a. Obat hidung pada tempatnya
b. Lidi kapas atau kassa
c. Tissue
d. Daftar Obat
F. Persiapan Pasien
a. Berikan penjelasan pada pasien tentang maksud pemberian
obat dan apa yang harus dilakukan
b. Berikan posisi yang nyaman: duduk dengan kepala
hiperekstensi atau terlentang dengan ganjal di bawah leher
G. Persiapan Petugas
a. APD (Sarung Tangan k/p)
H. Prosedur Pelaksanaan
a. Perawat melakukan cuci tangan.
b. Perawat menyiapkan obat hidung yang akan digunakan
sesuai dengan prinsip 6 Benar
c. Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
d. Perawat memberikan tandatangan pada kolom yang
disediakan sebagai bukti dobel cek telah dilakukan
e. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur

79
PEMBERIAN OBAT MELALUI HIDUNG
No. Dokumen Revisi Halaman
105/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
f. Perawat menjaga privasi pasien dengan menutup pintu
kamar pasien, jendela ataupun korden
g. Perawat memakai sarung tangan
h. Perawat memberi posisi yang nyaman pada pasien
i. Perawat membersihkan lubang hidung yang akan diberi
obat hidung.
j. Perawat menganjurkan pasien untuk tarik nafas dan tahan
untuk tidak batuk atau bersin
k. Perawat meneteskan obat hidung pada lubang
l. Perawat membuka sarung tangan
m. Perawat melakukan cuci tangan sesuai prosedur
n. Perawat mengevaluasi adanya efek samping pemberian obat
hidung
o. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat
hidung pada jam program pemberian obat yang telah
ditentukan.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

80
PEMBERIAN OBAT TOPICAL
No. Dokumen Revisi Halaman
104/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat dengan cara dioleskan di kulit


pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat
dengan cara dioleskan di kulit pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat
a. Obat topical yang digunakan
b. DO (Daftar Obat)
c. Kassa / Lidi kapas
d. Bengkok
Persiapan Pasien
a. Posisikan pasien senyaman mungkin
Persiapan Petugas
a. APD (Sarung tangan bersih)
Prosedur Pelaksanaan
a. Perawat melakukan cuci tangan sesuai prosedur
b. Perawat menyiapkan obat topical yang akan digunakan
sesuai dengan prinsip 6 Benar
c. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
d. Perawat menjaga privasi pasien dengan menutup pintu
kamar pasien, jendela ataupun korden
e. Perawat memakai sarung tangan
f. Perawat mengkaji kondisi kulit pasien secara menyeluruh

81
PEMBERIAN OBAT TOPICAL
No. Dokumen Revisi Halaman
104/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
g. Perawat membersihkan daerah yang akan diobati dari sisa
jaringan dan kotoran dengan kasa/lidi kapas dan
membuangnya ke dalam bengkok
h. Perawat memberikan obat topical berdasarkan jenis obat
yang diberikan :
a) Pemakaian obat lotion
 Perawat memeriksa obat, mengkocok botol obat
hingga obat tercampur
 Perawat membuka tutup botol dan meletakkan
terbalik
 Perawat menuangkan lotion pada kassa atau lidi
kapas
 Perawat mengusapkan lotion dengan tipis dan merata
 Perawat membuang kassa/lidi kapas pada sampah
medis
b) Pemakaian cream atau saleb
 Perawat mengoleskan obat cream dengan jari yang
sudah memakai sarung tangan pada kulit yang kering
 Perawat mengoleskan tipis pada area yang akan
diobati
i. Perawat melepas sarung tangan
j. Perawat melakukan cuci tangan sesuai prosedur
k. Perawat melakukan observasi pada kulit apakah ada reaksi
yang menyimpang dari obat topical yang sudah diberikan
kepada pasien
l. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat
topikal.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar Bersalin, Neonatus, Kamar
Operasi, HCU

82
MENGHISAP OBAT DARI VIAL
No. Dokumen Revisi Halaman
103/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan mengambil obat injeksi dari flakon dengan


menggunakan spuit injeksi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mengambil obat
injeksi dari flakon dengan menggunakan spuit injeksi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat
a. Spuit sesuai kebutuhan
b. Obat vial sesuai kebutuhan
c. Cairan pelarut
d. Alcohol swab
e. Daftar Obat
Persiapan Petugas
a. APD (sarung tangan) k/p
Pelaksanaan
a. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
b. Perawat melakukan cek pesanan dokter atas pasien
c. Perawat menempatkan diri pada tempat yang telah
disediakan
d. Perawat membuka tutup metal/plastic
e. Perawat membersihkan tutup karet dengan alcohol swab
f. Perawat membuka tutup jarum dan menghisap cairan
pelarut yang dibutuhkan sesuai permintaan

83
MENGHISAP OBAT DARI VIAL
No. Dokumen Revisi Halaman
103/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
g. Perawat menusuk tutup karet bagian tengah dengan spuit
yang sudah ada cairan pelarutnya
h. Perawat membalikkan cairan yang ada dalam flakon agar
bercampur dengan sediaan obat yang berupa serbuk
i. Perawat menghisap obat sesuai dosis yangdibutuhkan
dalam posisi sejajar mata dan menyentuh hanya bagian
knop
j. Perawat melakukan ketuk perlahan pada barel spuit bila ada
udara dalam spuit
k. Perawat menarik jarum bila dosis obat sudah sesuai
l. Perawat menutup kembali jarum
m. Perawat menyimpan sisa obat di dalam kulkas bila
pemakaian tidak sekali habis dan menuliskan dengan jelas
identitas pasien dan dosis yang masih sisa serta tanggal
pengoplosan.
n. Perawat mengevaluasi dan mengamati apakah sudah
melakukan dengan benar
o. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

84
MENGHISAP OBAT DARI AMPUL
No. Dokumen Revisi Halaman
102/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan mengambil obat injeksi dari ampul dengan


menggunakan spuit injeksi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mengambil obat
injeksi dari ampul dengan menggunakan spuit injeksi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat
a. Spuit sesuai kebutuhan
b. Obat ampul sesuai kebutuhan
c. Alcohol swab
d. Kassa
e. Spidol / pulpen
f. Buku jadwal pemberian obat
Pelaksanaan
a. Perawat melakukan cuci tangan sesuai prosedur
b. Perawat melihat buku jadwal pemberian obat
c. Perawat menempatkan diri pada tempat yang telah
disediakan
d. Perawat memutar ampul agar obat yang ada diatas leher
ampul masuk ke dalam ampul
e. Perawat melindungi bagian leher ampul dengan kassa
f. Perawat mematahkan ampul ke arah menjauhi tubuh atau
mematahkan dengan menggunakan kikir ampul
g. Perawat memasukkan jarum ke dalam ampul dengan tidak
menyentuh tepi ampul

85
MENGHISAP OBAT DARI AMPUL
No. Dokumen Revisi Halaman
102/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
h. Perawat menghisap obat sesuai kebutuhan dan tidak boleh
memasukkan udara ke dalam ampul
i. Perawat menghisap obat dari ampul dengan hati-hati
j. Perawat menutup kembali jarum
k. Perawat mengevaluasi dan mengamati apakah ada pecahan
ampul masuk ke dalam obat
l. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

86
MENAMBAHKAN OBAT KE DALAM BOTOL INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
101/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan obat suntikan ke dalam botol infus


yang akan masuk ke pasien secara intra vena
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memasukkan obat
suntikan ke dalam botol infus yang akan masuk ke pasien secara
intra vena
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat
a. Botol cairan infuse
b. Alkohol swab
c. Label untuk menempel pada botol infuse
d. Spuit sesuai yang dibutuhkan
e. Jam dengan satuan detik
f. Daftar Obat
Persiapan Pasien
a. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
perawat
b. Siapkan inform consent pada obat yang mahal
Persiapan Petugas
a. ADP (Sarung tangan)
Pelaksanaan
a. Perawat melakukan cuci tangan sesuai prosedur
b. Perawat melakukan pengecekan obat yang akan diberikan
atas pesanan dokter dengan prinsip 6 Benar
c. Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain

87
MENAMBAHKAN OBAT KE DALAM BOTOL INFUS
No. Dokumen Revisi Halaman
101/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2 /2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
d. Perawat memberikan tanda tangan pada kolom yang
disediakan sebagai bukti dobel cek telah dilakukan
e. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
f. Perawat memakai sarung tangan
g. Perawat menambahkan obat pada botol larutan infus
dengan melakukan cek volume dalam botol infuse yang
digunakan
h. Perawat menutup klem infus
i. Perawat membersihkan tempat tusukan dengan alcohol
swab
j. Perawat menusukkan jarum dalam port dan memasukkan
obat ke dalam botol infuse
k. Perawat mengangkat botol dan putar untuk mencampur
l. Perawat menggantung kembali botol dan membuka klem
dan mengatur kembali tetesan
m. Perawat menempelkan label pada botol infus, nama obat
yang dimasukkan dan banyaknya obat yang ditambahkan
n. Perawat melepas sarung tangan
o. Perawat melakukan observasi dan respon pasien terhadap
pemberian obat
p. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat
dengan melingkari pada jam program pemberian obat yang
telah ditentukan dan mendokumentasikan reaksi obat pada
catatan terintegrasi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. Neonatus
5. Kamar Operasi
6. HCU

88
PEMBERIAN OBAT INSULIN
No. Dokumen Revisi Halaman
100/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan obat melalui injeksi dengan tujuan mengendalikan


kadar gula darah akibat gangguan kerja insulin sel β.
TUJUAN Mengendalikan kadar gula darah
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Novorapid.
b. Kapas alkohol.
c. Buku obat
d. Alat tulis.
e. Bak instrumen.
2. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat dengan pesanan dokter dan catatan
perawat.
b. Cuci tangan (sesuai SPO).
c. Baca bismillah
d. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
e. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
f. Pasang tabir/korden.
g. Cocokkan kembali nama obat dan pasien.
h. Tentukan dosis obat dengan tepat.
i. Tentukan tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas.
j. Desinfeksi kulit / tempat penyuntikan.
k. Masukkan jarum ke kulit pasien dengan tepat.
l. Injeksikan dengan perlahan-lahan.
m. Evaluasi efek samping obat.

89
PEMBERIAN OBAT INSULIN
No. Dokumen Revisi Halaman
100/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
n. Beritahu pasien bahwa prosedur tindakan sudah selesai lalu
rapikan lingkungan dan bereskan alat – alat .
o. Cuci tangan.
Perhatian :
1. Pemberian injeksi insulin secara terus – menerus sebaiknya
dilakukan di tempat yang berbeda untuk menghindari gangguan
penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Operasi
5. HCU

90
PENGGUNAAN NEBULEZER
No. Dokumen Revisi Halaman
33/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan


nebulator
TUJUAN 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Pasien
1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan
3. Jelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
4. Tanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
5. Minta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan memasang sampiran
Persiapan Alat
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades/NaCl
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Atur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
3. Dekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien
4. Isi nebulizer dengan aquades sesuai takaran

91
PENGGUNAAN NEBULEZER
No. Dokumen Revisi Halaman
33/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
5. Masukkan obat sesuai dosis
6. Pasang masker pada pasien
7. Baca basmallah
8. Hidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai
obat habis
9. Matikan nebulizer
10. Pakai sarung tangan dan bersihkan mulut serta hidung
dengan tissue
11. Bersihkan peralatan serta rapikan
12. Buka handscoon dan cuci tangan
13. Evaluasi perasaan pasien
14. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
15. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
UNIT TERKAIT Rawat Inap, HCU, IGD, Rawat Jalan, Kamar Bersalin, Neonatus

92
PENGGUNAAN DC-SHOCK
No. Dokumen Revisi Halaman
35/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui
dinding dada dengan menggunakan defibrillator
TUJUAN Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung
dan kelainan organic jantung lainnya
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat
1. Alat Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu.
Penatalaksanaan
1. Berikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Berikan sedative, atau analgesic bila perlu
4. Pasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
5. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan
6. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai
dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule
7. Pegang paddle 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternum dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
axila

93
PENGGUNAAN DC-SHOCK
No. Dokumen Revisi Halaman
35/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff
yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad
pasien
9. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan
tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik
10. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan
dengan memberi watt second yang lebih tinggi
11. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada
respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. IGD
3. HCU
4. OK
5. Kamar bersalin

94
PENGGUNAAN EKG
No. Dokumen Revisi Halaman
34/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN EKG (Elektrokardiogram) merupakan alat untuk pemeriksaan


jantung yang menghasilkan suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung.
TUJUAN Untuk menegakkan diagnosis dan evaluasi perjalanan penyakit atau
evaluasi efek terapi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Alat perekam EKG.
2. Kabel elektroda 12 lead.
3. Penyekat ruangan (sketsel) bila perlu.
4. Kapas alkohol (alkohol swab).
Cara Kerja :
1. Cuci tangan (sesuai spo cuci tangan).
2. Identifikasi pasien (sesuai spo identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Lepas semua benda elektronik /logam pada pasien,misal :
jam tangan, ikat pinggang, dll.
5. Dekatkan alat pada sebelah kanan atau kiri penderita.
6. Tutup korden/pakai penyekat ruangan (bila perlu).
7. Pasang kabel ke stop kontak listrik, pencet tombol power
(nyalakan alat perekam EKG).
8. Buka pakaian bagian atas pasien.
9. Bersihkan dengan kapas alkohol yang merupakan tempat
sadapan EKG.
10. Sambungkan kabel elektroda ke manset sesuai warna yang
akan ditentukan / tanda khusus yang ada.

95
PENGGUNAAN EKG
No. Dokumen Revisi Halaman
34/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Hubungkan tiap – tiap letak sadapan tersebut dengan
elektroda yang sesuai.
12. Setelah selesai merekam, bersihkan lead dan rapikan kembali
pakaian pasien
13. Cuci tangan
14. Kaji kembali kondisi pasien
15. Dokumentasikan prosedur dan respon pasien pada catatan
pasien
Perhatian :
1. Selama proses perekaman pasien harus tenang dan tidak
bergerak.
2. Kedua ekstrimitas bawah tidak boleh saling menempel.
3. Kabel elektroda V1 – V6 (prekordial) dan elektroda
ekstrimitas jangan sampai keliru / terbalik.
4. Hasil rekaman EKG ditempel di lembar EKG dan dilengkapi
dengan jam,tanggal perekaman dan identitas pasien lalu
dimasukkan dalam status pasien.
Tanda – tanda kabel elektroda EKG
− Merah → tangan kanan (RA)
− Kuning → tangan kiri (LA)
− Hijau → kaki kiri (LL/ LF)
− Hitam → kaki kanan (RL/ RF)
Letak pompa elektroda EKG
− V1 → Ruang interkostal ke – 4 di sisi kanan sternum.
− V2 → Ruang interkostal ke – 4 di sisi kiri sternum.
− V3 → Ruang interkostal ke – 4 dan 5 antar V2 – V4.
− V4 → Ruang interkostal ke – 5 pada midclaviculer line kiri.
− V5 → Ruang interkostal ke _ 5 pada anterior axillaris line kiri.
− V6 → Ruang interkostal ke _ 5 pada mid axillaris line kiri.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, HCU, IGD, Kamar Operasi, Kamar Bersalin

96
PENGGUNAAN SUCTION
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 3

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan


tubuh melalui penghisapan dengan alat suction.
TUJUAN 1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.
2. Melancarkan jalan nafas.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat
1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl
3. Canule suction.
4. Perlak dan pengalas.
5. Mesin suction.
6. Sarung tangan.
Persiapan Perawat yang akan melakukan tindakan
1. Lakukan pengecekan program terapi pasien
2. Cuci tangan.
3. Tempatkan alat di dekat pasien.
Persiapan Pasien:
1. Pastikan identitas pasien.
2. Kaji kondisi pasien.
3. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang
tindakan yang akan dilakukan.
4. Jaga privasi pasien.

97
PENGGUNAAN SUCTION
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Pelaksanaan
1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
2. Cek alat-alat yang akan digunakan.
3. Cuci tangan.
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien.
5. Pakai sarung tangan.
6. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala
sedikit ekstensi
7. Berikan Oksigen 2 – 5 menit
8. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
9. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
10. Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm,
mulut ±10 cm)
11. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik
untuk dewasa)
12. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
13. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
14. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
15. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya
16. Bersihkan alat.
17. Lepaskan sarung tangan.
18. Rapikan kembali pasien.
19. Berikan reinforcement positif pada pasien.
20. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
21. Kembalikan peralatan.
22. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, IGD, HCU, Kamar Operasi, Kamar Bersalin,
Neonatus

98
MENGUKUR TINGGI BADAN BAYI
No. Dokumen Revisi Halaman
27/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengukur tinggi badan bayi dengan menggunakan alat


TUJUAN 1. Mengetahui tinggi badan bayi
2. Menentukan status nutrisi / status gizi bayi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca bismillah
2. Persiapan Alat :
- Infantometer
- Buku catatan
- Alas yang rata
- Pena
3. Lakukan cuci tangan
4. Letakkan infantometer pada alas yang datar
5. Lepaskan penutup kepala (topi)
6. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala
7. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas
liang telinga berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang
infantometer
8. Usahakan dapat mempertahankan kepala bayi pada posisinya
9. Luruskan tubuh bayi pada bidang infantometer
10. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur
menahan agar lutut bayi lurus
11. Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat
12. Rapikan bayi sesuai dengan kebutuhan
13. Rapikan alat – alat dan diletakkan kembali ketempat semula

99
MENGUKUR TINGGI BADAN BAYI
No. Dokumen Revisi Halaman
27/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
14. Lakukan cuci tangan
15. Catat dan dokumentasikan hasil dengan segera
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Neonatus
3. IGD
4. Rawat Jalan

100
MENGUKUR TINGGI BADAN ANAK / DEWASA
No. Dokumen Revisi Halaman
26/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengukur tinggi badan anak / dewasa dengan menggunakan alat


TUJUAN Menentukan status nutrisi / status gizi klien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca Bismillah
2. Persiapan Alat :
- Meteran
- Pena
- Buku catatan
3. Lakukan cuci tangan
4. Pasang meteran pada dinding dan dipaku agar tidak jatuh
5. Mintalah klien untuk melepas alas kaki dan penutup kepala (topi)
6. Mintalah klien berdiri tegak dan menempelkan punggungnya
pada dinding
7. Letakkan penggaris diatas ubun – ubun sejajar dengan tempat
pijakan
8. Perhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris
9. Informasikan hasil pengukuran pada klien
10. Lakukan cuci tangan
11. Baca Alhamdulillah
12. Dokumentasikan hasil dengan segera

UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap


2. IGG
3. Rawat Jalan

101
MENGUKUR BERAT BADAN BAYI
No. Dokumen Revisi Halaman
25/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengukur berat badan bayi dengan menggunakan alat timbangan.


TUJUAN Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat dari berat badan bayi
dan benar merencanakan pada grafik pertumbuhan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca Basmallah
2. Persiapan alat:
 Timbangan bayi
 Kain pelindung / handuk
 Grafik pertumbuhan
 Pena
 Penggaris
3. Lakukan cuci tangan
4. Jelaskan prosedur kepada orang tua
5. Lakukan identifikasi pasien
6. Mintalah orang tua untuk melepaskan pakaian anak kecuali
diaper
7. Seimbangkan timbangan pada angka nol sebelum melakukan
pengukuran
8. Tempatkan bayi pada timbangan bayi yang berjajar kain
pelindung / handuk
9. Dapatkan bacaan seksama pada skala timbangan
10. Angkat bayi dari timbangan
11. Lepaskan diaper dari bayi kemudian letakkan pada timbangan
12. Hitung berat badan bayi
13. Lakukan cuci tangan

102
MENGUKUR BERAT BADAN BAYI
No. Dokumen Revisi Halaman
25/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
14. Baca Hamdallah
15. Dokumentasikan hasil dengan segera
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Neonatus
3. IGD
4. Rawat Jalan

103
PENGUKURAN LINGKAR DADA
No. Dokumen Revisi Halaman
89/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengukuran lingkar dada adalah suatu proses atau kegiatan


yangdilakukan untuk mengetahui ukuran lingkar dada anak dalam
batas
normal atau tidak
TUJUAN Mendeteksi secara dini BBLR sebagai dasar intervensi dalam rangka
mewujudkan kesehatan bayi yang optimal untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Alat Ukur
1) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita
pengukur lingkar dada yang ditandai dengan angka dalam
satuan centimeter (cm), dengan ketelitian 0,1 cm dan
warna merah, kuning dan hijau.
2) Disepanjang pita ditengahnya terdapat garis mendatar
disertai ukuran dikiri dan kanannya.
2. Cara Mengukur
1) Letakkan pita lida ditempat yang rata, marka menghadap
kebawah.
2) Setelah bayi dibersihkan dari darah dan lendir, baringkan
bayi ditengah-tengah pita. Upayakan bayi dalam keadaan
tenang.
3) Yakinkan bahwa garis mendatar disepanjang tengah pita
jatuh dikedua putting susu bayi.
4) Lingkarkan ujung pita dan selipkan kedalam celah yang
ada, sampai pita melingkari tubuh bayi dengan lembut

104
PENGUKURAN LINGKAR DADA
No. Dokumen Revisi Halaman
93/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
dan rata disepanjang garis puting susu.
5) Baca dan catat ukuran LIDA pada pita (pada tanda panah)
sampai milimeter terdekat (misalnya 27,5 cm).
3. Batas Ambang
1) BBLR
Warna Merah : < 27,0 cm
Warna Kuning : 27,0 – 29,4 cm
2) Bayi Berat Lahir Normal
Warna Hijau : ≥ 29,5 cm
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus

105
PENGUKURAN LINGKAR KEPALA
No. Dokumen Revisi Halaman
89/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengukuran lingkar kepala adalah suatu proses atau kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui ukuran lingkar kepala anak dalam
batasnormal atau tidak.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal
atau diluar batas normal.
2. Pengukuran lingkar kepala anak disesuaikan dengan umur
anak(makrosefal atau mikrosefal).
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Alat/instrument :
1. Alat ukur lingkar kepala.
2. Grafik lingkar kepala.
Cara mengukur lingkar kepala
1. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati
dahi,menutupi atau di atas kedua telinga dan bagian belakang
kepalayang menonjol, tarik agak kencang.
2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
3. Tanyakan tanggal lahir bayi atau anak, hitung umur bayi
atauanak.
4. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala
menurutumur dan jenis kelamin anak.
5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu
denganukuran sekarang.
Interpretasi :
1. Bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur
hijau”maka lingkaran kepala anak normal.

106
PENGUKURAN LINGKAR KEPALA
No. Dokumen Revisi Halaman
93/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar “jalur
hijau”maka lingkaran kepala anak tidak normal.
3. Bila ukuran lingkar kepala anak berada di atas “jalur
hijau”maka anak makrosefal dan bila berada di bawah “jalur
hijau”maka kepala anak mikrosefal
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus

107
MERAWAT TALI PUSAT
No. Dokumen Revisi Halaman
106/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang


bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering
dan mencegah terjadinya infeksi
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
2. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
3. Tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
4. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi kasa
5. Membungkus tali pusat dengan kasa dan mengkondisikan tali
pusat tetap kering
UNIT TERKAIT Neonatus

108
MEMBERSIHKAN MULUT
No. Dokumen Revisi Halaman
49/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Membersihkan mulut dari kotoran / sisa makanan.


TUJUAN 1. Supaya mulut tetap sehat, bersih dan tidak berbau.
2. Mencegah terjadinya infeksi / stomatitis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Handuk dan kain pengalas.
b. Gelas kumur berisi air bersih.
c. Bengkok.
d. Sikat dan pasta gigi.
e. Vaselin bibir.
2. Persiapan Pasien :
a. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan :
a. Baca Bismillah
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
d. Letakkan alat-alat ke tempat yang mudah dijangkau pasien.
e. Bantu pasien dengan posisi setengah duduk atau miringkan
kepala pasien.
f. Pasang handuk diatas dada pasien.
g. Beri air untuk kumur-kumur.
h. Basahi sikat gigi dan oleskan pasta gigi.
i. Bantu pasien untuk sikat gigi.

109
MEMBERSIHKAN MULUT

No. Dokumen Revisi Halaman


49/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
j. Berikan air untuk kumur-kumur sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk.
k. Oles bibir dengan vaselin bibir dan bersihkan sikat gigi.
l. Rapikan alat-alat.
m. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. Neonatus
5. HCU

110
MENCUCI RAMBUT
No. Dokumen Revisi Halaman
50/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Hilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala, menggunakan


shampoo kemudian dibilas dengan air.
TUJUAN 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran.
2. Menghilangkan bau dan memberi rasa segar.
3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Membasmi kutu / ketombe
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. 2 handuk.
2. Perlak panjang untuk alas.
3. Baskom berisi air hangat dan gayung.
4. Shampo.
5. Sisir.
6. Gauze / kapas.
7. Mangkok.
8. Ember kosong.
9. Bengkok.
10. Celemek.
11. Schutsel.
12. sarung tangan.
Persiapan pasien :
1. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Atur posisi pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur.

111
MENCUCI RAMBUT
No. Dokumen Revisi Halaman
50/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Pelaksanaan :
1. Baca Basmallah
2. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
3. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
4. Pakai sarung tangan dan celemek.
5. Letakkan Ember di bawah tempat tidur bagian kepala.
6. Pasang perlak di bawah kepala, sisi kanan dan kiri digulung
sedikit ke dalam dan ujungnya berada dalam ember.
7. Sumbat telinga pasien dengan kapas, tutup mata dengan
gauze.
8. Tutupi pasien dengan handuk sampai ke leher.
9. Sisir rambut kemudian siram dengan air hangat.
10. Cuci rambut dengan shampo lalu gosok merata.
11. Bilas rambut beberapa kali dengan air hangat sampai bersih
sambil memijit – mijit kepala.
12. Angkat kepala dan diletakkan di atas handuk.
13. Keringkan rambut dengan handuk.
14. Sisir sampai rapi dan kepala pasien diletakkan di atas bantal
yang telah dialasi dengan handuk yang kering.
15. Bersihkan dan kembalikan alat – alat pada tempatnya.
16. Cuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. Neonatus
4. HCU

112
MENYISIR RAMBUT
No. Dokumen Revisi Halaman
51/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mengatur rambut serapi mungkin dengan menggunakan sisir.


TUJUAN 1. Memberikan rasa senang dan nyaman.
2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan kelihatan rapi.
3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Mencegah bersarangnya kutu kepala / kotoran yang lain.
5. Melihat kelainan kulit kepala.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Sisir.
b. Perlak / handuk.
c. Karet gelang untuk pasien yang berambut panjang.
d. Minyak rambut / air (bila perlu).
e. Bengkok berisi larutan desinfektan khusus untuk pasien yang
berkutu/kelainan kulit.
f. Tissue untuk membungkus kotoran/rambut.
2. Persiapan pasien :
a. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan :
a. Baca bismillah
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
d. Atur posisi pasien (bila bisa duduk diberi posisi duduk, bila
tidak bisa dilakukan dengan posisi berbaring).

113
MENYISIR RAMBUT
No. Dokumen Revisi Halaman
51/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
e. Pasang perlak/handuk yang diletakkan pada bahu atau di
bawah kepala sampai tulang belikat.
f. Beri minyak/air pada rambut yang panjang dan kusut lalu
dibelah dua, kemudian disisir secara bertahap dimulai dari
bagian bawah (ujung rambut) ke pangkal, setelah rapi rambut
dijalin. Bila rambut pendek sisir dari pangkal keujung.
g. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan
tissue, kemudian dibuang ditempat sampah, rambut
berkutu/dengan kelainan kulit dimasukkan kedalam larutan
desinfektan pada bengkok.
h. Alat dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan ketempat
semula
i. Cuci tangan.
j. Observasi dan catat respon pasien dan kelainan yang
ditemukan.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. Neonatus
4. HCU

114
MEMOTONG KUKU
No. Dokumen Revisi Halaman
52/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menolong memotong kuku klien yang panjang, karena tidak dapat
melakukannya sendiri.
TUJUAN 1. Menjaga kebersihan.
2. Mencegah timbulnya luka.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Gunting/ pemotong kuku.
b. Handuk.
c. Bengkok.
d. Baskom berisi air hangat.
e. Sabun.
f. Sikat kuku.
g. Aceton (bila perlu).
h. Kapas.
i. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien :
a. Beritahukan pada pasien tindakan yang akan dilaksanakan.
b. Atur posisi pasien.
3. Memotong kuku pada jari - jari tangan :
a. Baca bismillah
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
d. Pakai sarung tangan.

115
MEMOTONG KUKU
No. Dokumen Revisi Halaman
52/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
e. Rendam tangan dengan air hangat dalam baskom selama 1 –
2 menit untuk melunakkan kuku. Bila kuku sangat kotor
disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu di bilas dengan air
hangat, dikeringkan dengan handuk.
f. Taruh tangan di atas bengkok supaya potongan kuku tidak
berserakan.
g. Potong kuku pada jari tangan sesuai dengan lengkungan
kuku.
h. Cuci tangan.
4. Memotong kuku pada jari – jari kaki :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
b. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien)
c. Pakai sarung tangan.
d. Rendam kaki dengan air hangat dalam waskom selama 2 – 3
e. menit untuk melunakkan kuku.Bila kuku sangat kotor disikat
f. dengan sikat kuku dan sabun lalu dibilas dengan air hangat,
g. dikeringkan dengan handuk.
h. Taruh kaki di atas bengkok supaya potongan kuku tidak
i. berserakan.
j. Cuci tangan.
Perhatian :
a. Harapkan pasien selalu memakai alas kaki yang tepat untuk
menghindari dari infeksi.
b. Pakai sepatu jangan terlalu pas dan Potong kuku secara rutin.
c. Potong kuku jangan terlalu ke dalam karena dapat
menimbulkan luka.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Kamar Bersalin
3. Neonatus
4. HCU

116
MENOLONG PASIEN BAK DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen Revisi Halaman
53/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menolong pasien buang air kecil dengan memasang bed pan/ urinal
pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri
TUJUAN 1. Menampung air kemih.
2. Menjaga kebersihan.
3. Mengetahui kelaianan pada urine.
4. Mengurangi gerakan pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Bed pan / urinal.
b. Botol berisi air cebok.
c. Selimut.
d. Tissue.
e. Hand schoon.
2. Pelaksanaan :
1) Baca bismillah.
2) Cuci tangan(sesuai spo cuci tangan).
3) Identifikasi pasien (sesuai SPO).
4) Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
5) Bawa peralatan kedekat pasien.
6) Pakai sarung tangan.
7) Pasang sketsel/menutup korden.
8) Pasang perlak dibawah pantat
Pada pasien laki-laki :
a. Bila pasien tidak dapat melakukan sendiri, bantu membuka
pakaian bawah pasien.

117
MENOLONG PASIEN BAK DI TEMPAT TIDUR

No. Dokumen Revisi Halaman


53/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
b. Masukkan penis ke dalam mulut urinal dengan tangan kiri
yang diberi alas selimut pasien.
c. Anjurkan pasien untuk berkemih.
Pada pasien wanita :
a. Tanggalkan pakaian bawah dan pasang selimut.
b. Atur posisi semi fowler dengan meninggikan kepala 30º dan
tekuk kedua lutut dan letakkan kedua telapak tangan di sisi
samping dan anjurkan pasien menekuk siku untuk
menyangga tubuh.
c. Anjurkan pasien untuk mengangkat pantat / miringkan
badannya ke salah satu sisi membelakangi perawat (khusus
pasien imobilisasi), kemudian pasang bed pan tepat di bawah
pantat yang sudah diberi alas.
d. Anjurkan pasien untuk berkemih.
e. Apabila pasien sudah selesai, regangkan kaki pasien , buka
selimut,buka vulva lalu bersihkan.
f. Bila pasien menginginkan cebok sendiri, bantu menyiram
dan bila telah selesai cuci tangan pasien dengan sabun
sampai bersih.
g. Keringkan kemaluan dengan pengalas.
9) Rapikan pasien.
10) Buka korden/ sketsel.
11) Bersihkan alas dan kembalikan ke tempatnya.
12) Cuci tangan
13) Catat pada status pasien:
a. Warna.
b. Banyaknya.
c. Bau.
d. Keluhan lainnya.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Neonatus, HCU

118
MENOLONG PASIEN BAB DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen Revisi Halaman
54/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan memberi bantuan pasien untuk buang air besar
TUJUAN Memberi bantuan pasien memenuhi kebutuhan dasar eliminasi alvi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
a. Pispot
b. Perlak
c. Botol berisi air cebok
d. Tissue
e. Selimut
f. Tirai
g. Handschoen
h. Masker
i. Schort
j. Sabun
2. Persiapan Pasien
Sapa dengan salam, dan senyum kemudian pasien diberi
penjelasan tentang prosedur tindakan
3. Prosedur
a. Tirai dipasang
b. Membaca Basmalah
c. Perawat memakai sarung tangan,masker dan schort.
d. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang
terbuka ditutup selimut
e. Pasien dianjurkan menekuk lutu dan mengangkat bokong

119
MENOLONG PASIEN BAB DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen Revisi Halaman
54/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
f. Pasang perlak
g. Pispot diletakkan dibawah bokong pasien
h. Bila telah selesai anus dan daerah genitalia dibersihkan
dengan air dan tissue lalu dibuang kedalam pispot, diulang
beberapa kali sampai bersih
i. Pispot diangkat dan faeces diamati bila ada kelainan segera
dilaporkan dan dicatat
j. Bokong pasien dikeringkan dengan tissue
k. Pasien dirapikan, alat dibersihkan dan dikembalikan pada
tempatnya
l. Membaca Hamdalah
m. Sampiran dibuka kembali
n. Sarung, masker dan schort dibuka dan dibuang ke samapah
infeksius
o. Perawat cuci tangan
p. Mencatat kegiatan dalam dokumen perawatan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. Neonatus
5. HCU

120
MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN DARI
TEMPAT TIDUR
No. Dokumen Revisi Halaman
55/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam


melaksanakan latihan mobilisasi secara bertahap
TUJUAN Agar pasien dapat melakukan latihan mobilisasi secara bertahap
sehingga pasien merasa nyaman
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan SPO keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
Alat bantu kursi/kursi roda
2. Pelaksanaan :
a. Baca Bismillah
b. Cuci tangan(sesuai spo cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai spo identifikasi pasien).
d. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
e. Dekatkan alat-alat kepasien.
f. Perawat berdiri disisi tempat tidur.
g. Bantu pasien menggeser kakinya kesamping tempat tidur.
h. Bantu pasien duduk dan menurunkan kaki secara perlahan
dari tempat tidur.
i. Bantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri.
j. Bantu pasien duduk dikursi/kursi roda.
k. Cuci tangan.
l. Perhatikan respon pasien dan mencatat dalam catatan
perawat.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, HCU

121
MELAKUKAN LAVEMENT

No. Dokumen Revisi Halaman


65/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu cara pemberian suatu larutan ke dalam saluran eliminasi alvi
TUJUAN 1. Memberi bantuan pasien memenuhi kebutuhan dasar eliminasi
alvi dan tindakan khusus
2. Memberikan bantuan kepada pasien yang mengalami:
1) Tidak sadar
2) Konstipasi
3) Persiapan operasi
4) Persalinan

KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur No 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016


tentang komite keperawatan.
PROSEDUR Persiapan alat
1. Selimut mandi,dan perlak
2. Irigator lengkap dengan kanul recti atau sempit gliserin
3. Cairan hangat sebanyak 1 liter (NaCL 0,9% atau air biasa)
4. Gliserin hangat
5. Pelumas (vaselin), xylocain, jelli 2%
6. Standar infuse bila perlu
7. Bengkok
8. Alat-alat untuk BAB lengkap
9. Larutan desinfektan
10. Sarung tangan
Persiapan pasien
Apabila pasien sadar sapa dengan salam,dan senyum kemudian
pasien diberi penjelasan tentang prosedur lavement

122
MELAKUKAN LAVEMENT
No. Dokumen Revisi Halaman
65/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Pelaksanaan
1. Tirai penyekat dipasang
2. Petugas mencuci tangan (Sesuai SPO) dan memakai sarung
tangan
3. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
4. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
5. Selimut dan perlak dipasang
6. Kemudian pakaian bawah penderita keataskan ataudibuka
7. Irigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan suhu tubuh
8. Kanule rectum dipasang pada ujung slang dan diolesi pelumas,
udara dikeluarkan, slang dijepit/diklem
9. Tangan kiri memegang irrigator setinggi 50 cm dari kasur,
tangan kanan memasukkan kanule ± 5 cm kedalam rectum
sambil penderita disuruh menarik nafas panjang.
10. Klem dibuka, cairan dimasukkan perlahan
11. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit, kanule dicabut
12. Kanule dilepas dan dimasukkan dalam bengkok yang berisi
larutan desinfektan
13. Penderita tetap miring dan diberitahu untuk menahan sebentar,
kemudian pot dipasang
14. Setelah selesai penderita dirapikan, ala-alat dibereskan
15. Baca Hamdalah
16. Handscoen dilepas perawat mencuci tangan
17. Dokumentasikan dalam form catatan keperawatan:warna,
konsistensi, dan bau
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. HCU

123
MEMBERIKAN KOMPRES
No. Dokumen Revisi Halaman
68/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan kompres pada pasien untuk membantu menurunkan


suhu tubuh dan memberikan kenyamanan.
TUJUAN 1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Memberi kenyamanan pada pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
komite keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
a. Waslap
b. Perlak kecil dan alasnya
c. Baskom berisi air
2. Persiapan Pasien
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan dan posisi diatur sesuai kebutuhan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan)
b. Ucapkan Salam dan perkenalkan diri
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
d. Bawa peralatan ke pasien
e. Perlak dan alat dipasang ke tempat yang akan di kompres
f. Basahi waslap dengan air secukupnya dan diletakkan di
tempat yang akan di kompres
g. Observasi respon pasien
h. Cuci tangan
i. Catat respon pasien dari hasil tindakan dalam status pasien
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Neonatus, Kamar Operasi, HCU

124
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH
No. Dokumen Revisi Halaman
69/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memasukkan darah ke dalam tubuh pasien melalui vena

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memasukkan


darah ke dalam tubuh pasien melalui vena di RS. Mardi Rahayu
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
komite keperawatan
PROSEDUR A. PERSIPAN ALAT
1. Kantong darah dalam kondisi suhu normal
2. Cairan infuse Nacl 0,9%
3. Animax k/p
4. Arloji
5. Tranfusi set dan atau infus set sesuai kebutuhan
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Inform concent pemberian transfusi
C. PROSEDUR
1. Cuci tangan (sesuai spo)
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Identifikasi pasien sesuai (sesuai spo)
4. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
5. Perawat menggunakan sarung tangan
6. Perawat mengisi cek list transfusi yang telah disediakan
sebelum memasang kantong darah pasien
7. Perawat mempersiapkan IV line sesuai kebutuhan (untuk
tranfusi plasma dan trombosit menggunakan infus set
sedangkan darah WB/PRC menggunakan tranfusi set)

125
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH
No. Dokumen Revisi Halaman
69/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
dan perawat memasang infus Nacl 0,9% sebelum darah
dipasang
8. Perawat memasang produk darah pada selang infuse yang
telah disediakan
9. Perawat menghitung tetesan sesuai dengan kebutuhan
10. Perawat melakukan observasi kepada pasien, bila ditemukan
reaksi alergi lakukan prosedur di SPO penanganan reaksi
tranfusi darah
11. Perawat melepas sarung tangan
12. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai
prosedurPerawat mencatat tindakan yang dilakukan ke
dalam catatan terintegrasi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

126
MEMBANTU MEMBERI MAKAN PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
66/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien


TUJUAN Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan
membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
komite keperawatan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Sendok dan garpu
2. Pengalas
3. Tissue
4. Jenis Diet
B. PROSEDUR
1. Cuci tangan (sesuai SPO)
2. Ucapkan Salam dan perkenalkan diri
3. Beri penjelasan pada pasien
4. Mengatur posisi pasien dengan posisi duduk atau setengah
duduk
5. Pasang pengalas
6. Menawari pasien melakukan ritual/ berdoa terlebih dahulu.
7. Bantu pasien dengan cara menyuapi pasien
8. Bila selesai makan bersikan mulut pasien dan anjurkan duduk
sebentar.
9. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan
10. Cuci tangan (sesuai SPO)

UNIT TERKAIT Rawat Inap, Kamar Bersalin, HCU

127
MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen Revisi Halaman
72/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menerima pasien yang baru Masuk ke rumah sakit untuk dirawat
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
TUJUAN Agar pasien memperoleh pelayanan perawatan dan pengobatan
sesuai dengan kebutuhannya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
komite keperawatan
PROSEDUR 1. Terima pasien
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan pengkajian serta mencatat dalam status pasien.
4. Dampingi dokter memeriksa pasien di IGD
5. Bila ada advise dokter, pasien perlu dirawat inap,
memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien
perlu rawat inap
6. Jelaskan kepada keluarga pasien tentang prosedur pendaftaran
rawat inap.
a. Perawat menyerahkan kepada keluarga pasien surat
pengantar rawat inap untuk mendaftarkan rawat inap ke
rekam medis.
b. Pendaftaran rawat inap dilakukan dibagian rekam medis.
7. Lengkapi dan kerjakan pesan-pesan dokter pada rekam medis
antara lain :
a. Cek hasil pemeriksaan laboratorium dan x-Ray,dll
b. Lengkapi dan buatkan permintaan laboratorium sesuai
dengan advice dokter.
c. Lengkapi surat pernyataan persetujuan medis.
d. Persiapkan pasien sebelum ke ruang rawat inap.

128
MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen Revisi Halaman
72/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Perawat ruangan telpun ke IGD memberitahuakan bahwa
kamar siap.
9. Pasien dan keluarga diterima perawat ruangan
10. Perawat menjelaskan :
a. Kepada pasien
Pasien dilarang membawa barang berharga/ perhiasan.
b. Kepada keluarga
a. Keluarga di orentasi ruangan
b. Jelaskan peraturan yang wajib ditaati waktu opname
c. Jelaskan jam berkungjung.
11. Perawat mengerjakan pendokumentasian asuhan keperawatan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Bersalin, HCU, Neonatus dan IGD

129
PENOLAKAN MRS
No. Dokumen Revisi Halaman
88/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menolak MRS adalah suatu keadaan dimana penderita / keluarga


penderita menolak anjuran dokter yang merawat untuk menjalani
perawatan inap.
TUJUAN Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara penderita
yang menolak untuk dilakukan perawatan inap
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Setelah penderita diperiksa oleh dokter , penderita diberitahu bahwa
harus MRS, tetapi bila keluarga/ penderita menolak maka keluarga /
penderita harus dijelaskan :
1. Pentingnya / indikasi rawat inap, kemungkinan resiko jika tidak
dilakukan perawatan dengan rawat inap
2. Penderita / keluarga harus menandatangani pernyataan untuk
menolak MRS di lembar penolakan.
3. Penderita / keluarga menandatangani surat penolakan untuk
MRS tersebut di formulir yang sudah disiapkan, kemudian
formulir tersebut dimasukkan/disatukan dalam berkas rekam
medis penderita.
4. Dokter menyarankan kepada penderita / keluarganya bila
terjadi sesuatu segera penderita di bawa kembali ke Rumah
Sakit.
UNIT TERKAIT IGD

130
PEMESANAN KAMAR PERAWATAN
No. Dokumen Revisi Halaman
78/SPO/KOMEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Prosedur pemesanan kamar perawatan pasien dari Rawat Jalan, IGD
serta Bersalin sesuai dengan permintaan pasien/keluarga

TUJUAN Sebagai acuan pemesanan kamar perawatan sesuai dengan


permintaan pasien/keluarga dalam rangka memberikan kenyamanan
dan kepuasan kepada pasien selama dirawat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keparawatan.
PROSEDUR 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang penyakitnya yang
membutuhkan perawatan rawat inap
2. Tanyakan kepada pasien/keluarga tentang kamar yang
diinginkan
3. Bila pasien/keluarga setuju rawat inap beri penjelasan kepada
pasien/keluarga tentang biaya kamar per hari sesuai dengan
kamar yang diinginkan
4. Perawat menghubungi petugas Rawat Inap untuk menanyakan
kamar yang akan di pesan
5. Bila kamar yang diinginkan ada, maka anjurkan keluarga
pasien untuk mendaftar rawat inap di loket
6. Anjurkan petugas Rawat Inap untuk konfirmasi ke petugas IGD
bila kamar perawatan telah siap
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Loket pendaftaran

131
PINDAH KELAS/RUANG PERAWATAN
No. Dokumen Revisi Halaman
73/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pasien yang memerlukan perawatan khusus atau pasien yang


mengajukan pindah kelas yang lebih tinggi/rendah sesuai dengan
keinginan pasien/keluarga pasien.
TUJUAN Sebagai pedoman untuk memberi kenyamanan dan kepuasan kepada
pasien sesuai dengan permintaan serta memperlancar proses
administrasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR 1. Pasien/keluarga pasien
a. Memberitahukan bahwa pasien ingin pindah ke ruangan lain
dengan alasan tertentu ( pindah ke kelas lebih tinggi atau
lebih rendah ).
b. Melihat kondisi ruangan yang diinginkan, bila setuju
melapor kembali ke perawat ruangan.
c. Mengisi form untuk pindah kelas dalam rangkap 4 yang
akan didistribusikan pada ruang perawatan, ruang perawatan
baru, unit gizi dan unit administrasi.
2. Perawat
a. Mempersilahkan pasien/keluarga melihat ruangan yang
diinginkan
b. Menghubungi loket bila pasien/keluarga menyetujui ruangan
yang diinginkan.
c. Menanyakan kepada perawat ruangan baru adakah kamar
yang diinginkan dan jam berapa pasien bisa dipindah
d. Mempersiapkan kepindahan pasien (laporan rencana
perawatan selanjutnya, cara pemberian terapi dokter, diet,
dll.

132
PINDAH KELAS/RUANG PERAWATAN
No. Dokumen Revisi Halaman
73/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
e. Melaporkan ke dokter yang merawat pasien.
f. Pasien diantar ke ruangan/kelas yang dituju oleh petugas
perawatan dengan membawa berkas rekam medis lengkap,
hasil pemeriksaan penunjang medis, dan obat.
g. Perawat mengadakan serah terima dengan jelas dan teliti,
lalu masing-masing menandatangani catatan perawat
mengenai pindahan kelas tersebut.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap, Unit Rawat Bersalin

133
PEMULANGAN PASIEN ATAS PERMINTAAN SENDIRI
(PP)
No. Dokumen Revisi Halaman
77/SPO/KOMEP/I/2017 1 1/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pasien yang mendapatkan perawatan dan pengobatan yang


dinyatakan belum sembuh oleh dokter, pulang atas permintaan
sendiri/keluarga
TUJUAN Sebagai acuan memulangkan pasien pulang paksa dari ruang rawat
inap
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR 1. Dokter/perawat memberikan penjelasan dan informasi yang
jelas tentang keadaan penyakitnya
2. Keluarga/pasien menandatangani surat pernyataan pulang
paksa
3. Perawat ruangan menyiapkan perincian pembiayaan dan
surat kontrol
4. Surat perincian diserahkan keluarga dan diarahkan untuk
menyelesaikan administrasi ke bagian kasir
5. Surat bukti pembayaran diserahkan ke perawat ruangan
6. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan
selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang
diperlukan pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Kasir

134
MERUJUK PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
89/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Adalah proses mengalihkan penanganan pasien dari dokter satu ke


dokter lain baik di dalam maupun keluar rumah sakit, biasanya
rujukan dilaksanakan terhadap pasien yang memerlukan pelayanan
yang kompetensinya tidak dimiliki oleh yang merujuk.
TUJUAN Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
dengan baik dan optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Dokter mengatasi kegawatdaruratan pasien.
Dokter menentukan diagnosa penyakit yang dideritanya dan
alasan dirujuk.
2. Dokter menghubungi Rumah Sakit yang akan dituju dan
menanyakan apakah fasilitas yang dibutuhkan.
Jika fasilitas di Rumah Sakit yang dituju tersedia, dokter
melaporkan kondisi pasien dan mencatat nama penerima telpon.
3. Dokter membuat surat rujukan yang berisi resume tertulis
mengenai kondisi klinis pasien, kebutuhan pasien akan
pelayanan lebih lanjut dan tindakan yang telah dilakukan dan
alasan dirujuk.
4. Pasien yang dirujuk didampingi oleh perawat dan bertanggung
jawab selama proses transfer.
5. Sesampai di Rumah Sakit yang dituju, dilakukan serah terima
pasien antar perawat atau dokter yang menerima di Rumah Sakit
rujukan tersebut.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar Bersalin, Neonatus, Kamar
Operasi, HCU

135
PEMULANGAN PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
76/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Penderita pulang adalah pasien yang akan meninggalkan rumah


sakit, baik seizin dokter maupun pulang atas permintaan sendiri
(pulang paksa).
TUJUAN Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara
penanganan penderita yang pulang dari tempatnya dirawat untuk
mendapatkan penyelesaian administrasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Jika penderita dinyatakan pulang oleh dokter atau penderita
mau pulang dengan paksa , petugas menyiapkan administrasi
pasien.
2. Untuk penderita pulang paksa, diharuskan menandatangani
formulir pulang paksa yang telah tersedia.
3. Petugas memberitahu kepada penanggung jawab pasien (
keluarga ) untuk menyelesaikan administrasi di bagian kasir.
4. Petugas memberi pesan kepada penderita kapan waktu kontrol,
dan jika terjadi sesuatu di rumah cepat membawa penderita
kembali ke rumah sakit.
5. Petugas membawa administrasi penderita ke bagian
pembayaran (KASIR)
6. Petugas mengantar pasien sampai depan Rumah Sakit bila
diperlukan.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Rawat Bersalin, Kasir

136
MELAKUKAN PROGRAM ORIENTASI KEPADA PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
70/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Melaksanakan program orientasi kepada pasien


TUJUAN Agar pasien dan keluarga mengetahui denah ruang perawatan,
fasilitas yang tersedia, peraturan / tata tertip rumah sakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
komite keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Denah ruang perawatan
b. Peraturan / tata tertip tertulis
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan (sesuai SPO)
b. Ucapkan Salam dan perkenalkan diri
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
d. Perawat memberitahu tentang letak kamar mandi/ WC, ruang
perawat,dll
e. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang tersedia di rumah
sakit dan cara penggunaannya.
f. Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin di
ruangan antara lain, waktu mandi, waktu makan, waktu
kunjungan dokter dan kunjungan tamu atau keluarga.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, Bersalin, HCU, Neonatus dan IGD

137
MELAKSANAKAN KOMUNIKASI LANGSUNG
SECARA LISAN
No. Dokumen Revisi Halaman
71/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Melaksanakan komunikasi secara langsung atau lisan kepada pasien


atau keluarga
TUJUAN Agar di antara pasien, keluarga dan perawat bisa hubungan saling
percaya sehingga dapat tercipta komunikasi terapeutik.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
komite keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Lingkungan
Ciptakan situasi lingkungan yang nyaman.
2. Prosedur
1) Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2) Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan.
3) Identifikasi pasien (sesuai SPO)
4) Sapa pasien dengan ramah.
5) Sampaikan informasi secara lengkap dan jelas dengan
bahasa yang mudah dimengrti pasien.
6) Amati respon pasien
7) Catat hasil komunikasi.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. Neonatus
6. Kamar Operasi
7. HCU

138
PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen Revisi Halaman
74/SPO/KOMEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Prosedur permintaan pemeriksaan laboratorium pada pasien- pasien


Poli Rawat Jalan, IGD, Rawat Inap dan Rawat Bersalin
TUJUAN 1. Pasien mendapatkan penanganan pemeriksaan laboratorium
dengan cepat dan tepat.
2. Pasien mendapatkan terapi yang cepat dan tepat sesuai dengan
hasil laboratorium.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR 1. Petugas dari unit yang meminta melengkapi permintaan
pemeriksaan laboratorium sesuai dengan program dokter.
2. Petugas unit yang meminta menghubungi petugas laboratorium.
3. Pada pasien dengan keadaan umum yang cukup diarahkan
langsung ke laboratorium, sedangkan pada pasien dengan
keadaan umum lemah petugas lab mengambil bahan di unit yang
bersangkutan.
4. Petugas lab menyiapkan peralatan sesuai permintaan kemudian
mengambil bahan pemeriksaan.
5. Petugas lab membawa bahan lab ke laboratorium dan
memeriksanya
6. Bila hasil sudah selesai hasil lab dibawa oleh petugas lab ke
ruangan, jika rawat jalan diserahkan kepada keluarga untuk
ditunjukkan ke dokter dari poli yang meminta
7. Hasil lab dilaporkan oleh petugas ruangan/poli ke dokter yang
bersangkutan
UNIT TERKAIT IGD, Poli Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Bersalin, Lab

139
PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
No. Dokumen Revisi Halaman
75/SPO/KOMEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Prosedur permintaan pemeriksaan radiologi pada pasien Poli Rawat


Jalan, Rawat Inap, Rawat Bersalin

TUJUAN 1. Pasien mendapatkan penanganan pemeriksaan radiologi dengan


cepat dan tepat.
2. Pasien mendapatkan terapi yang cepat dan tepat sesuai dengan
hasil radiologi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR 1. Dokter menulis permintaan radiologi
2. Perawat mengecek permintaan dan menghubungi petugas
radiologi
3. Jika pasien dengan keadaan umum cukup baik maka langsung
diarahkan ke instalasi radiologi, jika pasien dengan keadaan
umum lemah maka diantar dengan kursi roda atau bed mobile
(radiologi portable belum tersedia di Rumah Sakit)
4. Petugas radiologi mengerjakan negatif film, pasien diantar
kembali ke ruangan
5. Bila hasil sudah selesai petugas radiologi akan menghubungi
petugas ruangan
6. Petugas ruangan mengambil hasil radiologi di instalasi radiologi
7. Perawat ruangan melapor kan hasil radiologi kepada dokter
UNIT TERKAIT IGD, Poli Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Bersalin, Radiologi

140
TIMBANG TERIMA
No. Dokumen Revisi Halaman
85/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan


menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang
telah atau belum dilaksanakan.
TUJUAN 1. Menyampaikan masalah, kondisi, keadaan klien (data fokus),
dan diagnosa. Menyampaikan tindakan yang sudah dan
belum dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien.
2. Menyampaikanhal-hal yang penting yang
perluditindaklanjutiolehdinasberikutnya.
3. Menyusunrencanakerjauntukdinasberikutnya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Pembukaan
1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse
Station
2. Karu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP
3. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work
Sheet), PP yang akan mengoperkan, menyiapkan buku
timbang terima
Pelaksanaan
1. PP dinas saat itu melakukan timbang terima kepada PJ dinas
selanjutnya Hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat
timbang terima :

141
TIMBANG TERIMA
No. Dokumen Revisi Halaman
85/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
Data fokus (Keluhan subyektif dan obyektif).
3) Tindakan keperawatan maupun kolaboratif yang sudah dan
belum dilaksanakan .
4) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya.
2. Kegiatan timbang terima di nurse station dilanjutkan keliling
kepasien untuk validasi
3. Lama timbang terima setiap klien kurang lebih 5 menit, kecuali
kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, HCU, Neonatus

142
HUBUNGAN KERJA IGD DENGAN UNIT LAIN
No. Dokumen Revisi Halaman
86/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 3

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN 1. Hubungan kerja adalah : suatu hubungan antara satu unit dengan
unit lain di dalam suatu institusi yang menyangkut dilakukannya
pekerjaan tertentu.
2. Mekanisme hubungan kerja adalah suatu mekanisme yang
mengatur pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan beberapa unit
dalam satu institusi.
TUJUAN 1. Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara tepat,
cepat dan cermat.
2. Memberikan wahana komunikasi demi terlaksananya pelayanan
yang baik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Hubungan kerja internal sebagai berikut :
1. Rawat Inap
IGD memiliki hubungan kerja dengan ruang rawat inap dalam
koordinasi untuk pelayanan :
1) Penerimaan pasien baru
Perawat IGD melakukan koordinasi dengan perawat rawat
inap umum dalam menentukan kamar rawat inap pasien
2) Timbang terima
Perawat IGD melakukan timbang terima pasien baru dengan
perawat rawat inap umum
2. HCU
IGD memiliki hubungan kerja dengan HCU dalam koordinasi
untuk pelayanan :

143
HUBUNGAN KERJA IGD DENGAN UNIT LAIN
No. Dokumen Revisi Halaman
86/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
1) Penerimaan pasien baru
Perawat HCU melakukan koordinasi dengan perawat
IGDdalam menentukan kamar rawat inap pasien
2) Timbang terima
Perawat HCU melakukan timbang terima pasien baru dengan
perawat IGD
3. Unit rawat inap bersalin
IGD memiliki hubungan kerja dengan unit rawat inap bersalin
dalam koordinasi untuk pelayanan :
1) Penerimaan pasien baru
Bidan yang bertugas melakukan koordinasi dengan perawat
IGD dalam menentukan kamar rawat inap pasien
2) Timbang terima
Bidan yang bertugas melakukan timbang terima pasien baru
dengan perawat IGD
4. Unit kamar operasi
IGD memiliki hubungan kerja dengan unit kamar operasi dalam
koordinasi untuk pelayanan :
1) Sebelum dilakukan tindakan operasi
Perawat IGD dan perawat kamar operasi berkoordinasi
dalam pemeriksaan dokumen dan melaporkan kondisi pasien
sebelum dilakukan tindakan operasi.
2) Setelah dilakukan tindakan operasi
a. Perawat kamar operasi bertanggung jawab atas
pasien selama pasien masih berada di ruang
pemulihan
b. Setelah pasien siap dipindahkan kembali ke kamar
perawatan, perawat rawat inap umum melakukan
timbang terima dengan perawat kamar operasi

144
HUBUNGAN KERJA IGD DENGAN UNIT LAIN
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

5. Unit laboratorium
IGDmemilikihubungankerjadenganunit
laboratoriumdalamkoordinasiuntukpelayanan :
a. Dokter menulis permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Perawat rawat inap menghubungi bagian Laboratorium
untuk mengambil sampel pemeriksaan
c. Petugas laboratorium datang dan mengambil sampel
pemeriksaan
d. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sampel di
laboratorium.
e. Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan
kepada perawat rawat inap
6. Unit radiologi
IGD memiliki hubungan kerja dengan unit radiologi dalam
koordinasi untuk pelayanan :
1) Perawat IGD melakukan koordinasi dengan petugas
radiologi saat ada pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
2) Petugas radiologi melakukan pemeriksaan sesuai dengan
permintaan pemeriksaan radiologi
3) Hasil pemeriksaan yang sudah ada segera diberikan kepada
perawat IGD oleh petugas radiologi
7. Unit farmasi
IGD memiliki hubungan kerja dengan unit farmasi dalam
koordinasi untuk pelayanan :
a. Perawat IGD memberikan resep obat kepada unit farmasi
b. Perawat IGD melakukan koordinasi dalam pengambilan
obat sesuai dengan copy resep dan dilakukan
pendokumentasian.

145
HUBUNGAN KERJA IGD DENGAN UNIT LAIN
No. Dokumen Revisi Halaman
1/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

8. Unit sarana dan prasarana


IGD memiliki hubungan kerja dengan unit sarana dan prasarana
dalam koordinasi untuk pelayanan perawatan/pemeliharaan
sarana pelayanan di IGD
9. Unit humas dan pemasaran
Unit rawat inap umum memiliki hubungan kerja dengan unit
humas dalam koordinasi untuk pelayanan :
1) Penanganan komplain pasien
Petugas memberi penjelasan terhadap komplain pasien,
apabila pasien tidak puas dengan penjelasan petugas
mengenai komplain akan dibantu oleh bagian humas dan
pemasaran
2) Pengolahan data dan pelaporan
Petugas membutuhkan data survey pasien di unit humas
10. Manajemen
IGD memiliki hubungan kerja dengan manajemen dalam
koordinasi untuk pelayanan :
1) Kelengkapan peralatan, perlengkapan kerja yang
disiapkan oleh bagian rumah tangga
2) Kedisiplinan dan kebutuhan SDM di IGD berhubungan
dengan bagian Sumber Daya Insani ( SDI )
3) Pengajuan dan pelaksanaan seminar/pelatihan di unit IGD
berhubungan dengan bagian Diklat
4) Manajemen membutuhkan data IGD sebagai indicator
mutu pelayanan dan sebagai pertimbangan dalam
pembuatan keputusan
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, HCU, Radiologi, Laboratorium,
Farmasi, Sarana Prasarana, Humas dan Pemasaran, Manajemen

146
TRIASE
No. Dokumen Revisi Halaman
93/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses triase pasien adalah suatu proses seleksi pasien di instalasi
gawat darurat agar tindakan berikutnya atau tindakan selanjutnya
sesuai dengan kondisi pasien
TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan seleksi pasien IGD
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Pasien datang, di bawa oleh petugas ke ruang triase.
2. Lakukan seleksi pasien secara cepat dan tepat oleh dokter /
perawat, kemudian pasien di beri label yang sesuai dengan level
kegawat daruratannya.
3. Kenali segera pasien yang berada dalam keaaadaan gawat darurat
yang mengancam jiwa
4. Kelompokan pasien sesuai dengan tingkat kegawatannya dengan
memberikan label berarna sebagai berikut:
1) Label Merah : pasien gawat darurat yang merupakan
prioritas pertama pada penanganan.
Pertolongan diberikan segera pada saat ditemukan atau saat
pertama pasien diterima.
2) Label Kuning Pasien darurat tidak gawat yang merupakan
perioritas kedua.
Pertolongan diberikan setelah pasien dengan kategori label
merah selesai ditangani.
3) Label Hijau Penanganan seperti pelayanan biasa, tidak
perlu segera.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir

147
TRIASE
No. Dokumen Revisi Halaman
93/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
4) Label Hitam Pasien sudah meninggal dan dapat langsung
dipindahkan ke kamar jenazah.
5. Dokumentasikan penanganan / tindakan yang dilakukan dalam
berkas rekam medis
UNIT TERKAIT IGD

148
DEATH ON ARRIVAL (DOA)
No. Dokumen Revisi Halaman
103/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Kasus tiba mati adalah suatu keadaan dimana penderita yang datang
di IGD sudah dalam keadaan meninggal
TUJUAN Prosedur ini dibuat agar petugas IGD mampu melakukan
penatalaksanaan kasus tiba mati (Death On Arrival) dengan baik dan
benar
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR a. Identifikasi jenazah dan catat peristiwa kematian di kartu status
pasien.
b. Dokter jaga IGD memeriksa kondisi jenazah untuk
memperkirakan sebab kematian
c. Bila diduga mati wajar maka petugas dapat memberikan surat
kematian.
d. Bila diduga mati tidak wajar, maka petugas :
a) Lapor polisi sesuai TKP
b) Melakukan pemeriksaan pada jenazah sesuai dengan
prosedur pembuatan Visum et Repertum.
e. Bila keluarga/pengantar jenazah menolak untuk dilakukan
pemeriksaan dalam pada jenazah, maka keluarga/pengantar
menandatangani surat pulang paksa dan tidak diberikan surat
kematian
UNIT TERKAIT IGD

149
PEMAKAIAN ALAT KEGAWATDARURATAN
No. Dokumen Revisi Halaman
92/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Peralatan gawat darurat adalah : peralatan yang diperlukan pada


keadaan gawat darurat untuk mencegah terjadinya kematian atau
kecacatan seumur hidup
TUJUAN Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan tata cara
pemakaian peralatan gawat darurat yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Peralatan gawat darurat harus selalu lengkap dan berada dalam
kondisi siap pakai
2. Setiap penggunakan peralatan gawat darurat mengacu pada
juknis yang tertempel pada alat yang bersangkutan
3. Setelah penggunaan peralatan gawat darurat, peralatan harus
dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
4. Peralatan gawat darurat dicheck kesiapannya di setiap shift jaga
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. Neonatus
5. Kamar Operasi
6. HCU

150
PEMBERIAN SURAT SAKIT
No. Dokumen Revisi Halaman
90/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Surat keterangan sakit adalah surat keterangan yang diberikan oleh
dokter bahwa penderita benar-benar dalam keadaan sakit dan
memerlukan istirahat
TUJUAN mengatur tata cara pemberian surat keterangan sakit bagi penderita
yang mendapat perawatan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Surat keterangan sakit hanya diberikan apabila penyakit yang
diderita penderita mengganggu aktifitas/pekerjaannya sehari-
hari.
2. Surat keterangan sakit paling lama untuk 3 (tiga) hari, kecuali
pada kasus-kasus tertentu, misal : patah tulang, cuti hamil, dan
lain-lain.
3. Setelah penderita diperiksa oleh Dokter dan memerlukan surat
keterangan sakit, diambil formulir yang sudah disiapkan untuk
diisi.
1) Dokter menuliskan nama lengkap penderita dan lamanya
harus istirahat.
2) Dokter menuliskan nama lengkap dan menandatangani surat
keterangan sakit tersebut untuk diberikan kepada penderita
setelah diberi stempel UGD
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Kamar Bersalin
5. HCU

151
PEMBERIAN SURAT SEHAT
No. Dokumen Revisi Halaman
91/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Surat keterangan sehat adalah surat keterangan yang diberikan oleh
dokter bahwa penderita benar-benar dalam keadaan sehat
TUJUAN Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara
pemberian surat keterangan sehat bagi penderita
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Penderita datang untuk minta surat keterangan sehat dengan cara
penderita mendaftarkan diri kemudian penderita diberi karcis dan
masuk ke ruang pemeriksaan
2. Penderita diperiksa oleh dokter yang bertugas di IGD/Poli.
3. Bila penderita dalam pemeriksaan klinis dinyatakan sehat, maka
penderita diberikan formulir surat keterangan sehat.
4. Bila penderita dinyatakan tidak sehat maka penderita diberikan
therapi tanpa surat keterangan sehat
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Jalan

152
PENGADAAN ATAU ANFRA

No. Dokumen Revisi Halaman


91/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Anfra adalah : permintaan barang yang meliputi obat, peralatan


medis dan non medis, alat tulis, barang inventaris dan barang
kebutuhan lainnya.
TUJUAN Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara
pengadaan obat-obatan dan cairan infus di unit – unit yang ada di
RS
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas ruangan mengajukan permintaan barang ke bagian
logistik dengan mengisi buku permintaan.
2. Dalampermintaantersebutdiperkirakanuntukkebutuhanbarangsela
ma 1 minggu.
3. Diajukan ke bagian logistik untuk mendapat persetujuan.
4. Petugas ruangan mengambil barang yang diminta ke bagian
logistik dengan mencocokkan jumlah barang yang disediakan
dan yang tertulis.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar Bersalin, Neonatus, Kamar
Operasi, HCU

153
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN PRE OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
79/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang pre


operasi untuk membantu pasien memahami dan meyiapkan mental
untuk pembedahan dan penyembuhan post operasi
TUJUAN 1. Mengurangi kecemasan pre operasi.
2. Memberikan pemahaman tentang perawatan post operasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan.
PROSEDUR Persiapan
1. Periksa kerapihan pakaian seragam.
2. Periksa kelengkapan atribut.
3. Alat tulis.
4. Materi edukasi tentang pre operasi.
5. Formulir pemberian informasi dan edukasi.
Pelaksanaan
1. Bawa alat-alat yang telah disiapkan ke dekat pasien & keluarga.
2. Ucapkan salam ( Assalamualaikum/selamat pagi / siang / sore /
malam bapak, ibu…..).
3. Pastikan identitas pasien ( minta pasien / keluarga menyebutkan
namanya).
4. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda (
saya….,(sebutkan profesi) di…... Saya akan memberikan edukasi
kepada bapak/ibu ……..mengenai…….).
5. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tanggal, waktu
dan lokasi pembedahan.
6. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga berapa lama
operasi akan dijalani.

154
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN PRE OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
79/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
7. Kaji pengalaman pembedahan terdahulu dan tingkat
pengetahuan pasien terkait dengan pembedahan (bila ada
riwayat pembedahan sebelumnya).
8. Kaji kecemasan pasien/keluarga terkait dengan pembedahan.
9. Berikan gambaran rutinitas yang dilakukan sebelum operasi
(diet, pembiusan, dll).
10. Jelaskan medikasi pre operatif, efek yang akan terjadi dan
rasionalisasipenggunaan.
11. Berikan informasi kepada keluarga tentang tempat menunggu
selama operasi.
12. Berikan informasi tentang apa yang akan didengar, dirasa,
dicium dan dilihat selama operasi.
13. Diskusikan manajemen nyeri yang mungkin dilakukan.
14. Jelaskan tujuan pengkajian post operatif.
15. Berikan penjelasan tentang rutinitas post operatif/peralatan
yang mungkin digunakan (penggantian balutan, pengobatan dll)
dan berikan penjelasan tentang tujuan masing-masing.
16. Berikan penjelasan kepada pasien teknik mengubah posisi
ditempat tidur dengan tepat.
17. Evaluasi kemampuan pasien untuk memdemonstrasikan cara
mengubah posisi dengan tepat.
18. Berikan penjelasan kepada pasien cara menekan daerah
pembedahan, batuk efektif dan nafas dalam.
19. Evaluasi kemampuan pasien dalam mendemontrasikan
kemampuan menekan daerah pembedahan, batuk efektif dan
nafas dalam dengan tepat.
20. Berikan penjelasan kepada pasien tentang teknik melatih kaki.
21. Evaluasi kemampuan pasien untuk mengulangi latihan kaki.
22. Tekankan pentingnya ambulasi dini.
23. Berikan informasi tentang bagaimana pasien & atau keluarga
dapat membantu dalam masa penyembuhan .

155
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN PRE OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
79/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
24. Identifikasi harapan pasien setelah pembedahan.
25. Berikan waktu kepada pasien & atau keluarga untuk
mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan hal-hal yang
menjadi perhatian.
26. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap
edukasi tentang pre operasi yang telah diberikan dengan
mengajukan pertanyaan (“ Dari penjelasan yang telah
disampaikan, apakah bpk/ibu/sdr ……sudah mengerti ? Kalo
sudah, coba diulang apa yang saya sampaikan tadi.”).
27. Berikan formulir pemberian informasi dan edukasi untuk di
tanda tangani oleh pasien atau keluarga, petugas rumah sakit
dan lampirkan di status pasien.
28. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-
waktu diperlukan atau bisa datang langsung ke kantor.
29. Tawarkan bantuan kembali ( “ Apakah masih ada yang dapat
saya bantu ?”).
30. Ucapkan terima kasih dan lekas sembuh.
Hal yang harus diperhatikan.
1. Pendidikan pasien & keluarga tentang pre operasi harus di
berikan ketika pasien akan menjalani operasi.
2. Pada saat memberikan edukasi libatkan keluarga untuk bisa
mendengarkan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
Dan Instalasi Kamar Operasi

156
PEMBERIAN INFORMASI PASIEN POST OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
80/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang


perawatan post operasi, yang merupakan perawatan lanjutan dari
perawatan pre dan intra operatif dimulai saat klien diterima di ruang
pemulihan/pasca anastesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya

TUJUAN Sebagai pedoman untuk memberi kenyamanan dan kepuasan kepada


pasien sesuai dengan permintaan serta memperlancar proses
administrasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
pembuatan prosedur tetap.
PROSEDUR a. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada
pasien dengan pembiusan umum, sedang pada pasien dengan
anasthesi regional posisi semi fowler.
b. Pasang pengaman pada tempat tidur
c. Monitor tanda vital : TN, Nadi, Respirasi / 15 menit
d. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea
e. Beri O2 2-3 liter sesuai program
f. Observasi adanya muntah
g. Catat intake dan output cairan
h. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing
i. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus
dibuat untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat
khusus yang bertugas pada unit dimana pasien akan dipindahkan.
j. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan
untuk menyiapkan dan menerima pasien tersebut
UNIT TERKAIT Unit Kamar Operasi, Unit Rawat Inap

157
PREMEDIKSI

No. Dokumen Revisi Halaman


110/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Premediksi ialah suatu kegiatan untuk memberikan rasa nyaman,


bebas, dari rasa takut / cemas atau stres psikhis lain dengan cara
penyuluhan dan obat-obatan
TUJUAN Mengusahakan kondisi optimal dari pasien agar dapat menjalani
pembedahan dengan hasil sebaik-baiknya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Pasien yang akan dioperasi diberikan premediksi dengan cara
karena:
1. Diberikan sedative untuk mengurangi anxietas (tidak diperlukan
pada anak yang kurang dari 2 tahun).
2. Diberikan sedative untuk mempermudah induksi anestesi.
3. Diberikan analgetik jika pasien merasa sakit preoperative atau
dengan latar belakang analgesi selama dan sesudah operasi.
4. Untuk menekan sekresi, khususnya sebelum penggunaan
ketamin (dipakai atropine yang dapat digunakan untuk aktifitas
vagus dan mencegah bradikardi khususnya pada anak-anak).
5. Untuk mengurangi risiko aspirasi isi lambung jika pengosongan
diragukan, misalnya pada kehamilan (pada kasus ini berikan
antacid peroral).
6. Obat-obat premedikasi dosis disesuaikan dengan berat badan dan
keadaan umum pasien.
7. Premedikasi diberikan secara inta vena / intra muskuler atau
peroral sebelum anestesi.
UNIT TERKAIT 1. IGD.
2. Unit Rawat Inap.
3. Unit Kamar Operasi

158
MENCUKUR/MENGGUNTING RAMBUT
DAERAH OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
111/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Mencukur rambut pada daerah yang akan dioperasi pada pasien-
pasien yang akan dilakukan operasi/tindakan tertentu sesuai dengan
permintaan dokter.
TUJUAN 1. Membersihkan bagian yang akan dioperasi /dilakukan tindakan
2. Mencegah infeksi akibat rambut yang jatuh pada luka operasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
a. Clipper/gunting rambut
b. Air dalam kom
c. Washlap, handuk, perlak/alas karet
d. Sabun, bedak
2. Pelaksanaan:
a. Perawat menjelaskan mengenai tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien/keluarga pasien
b. Perawat mencuci tangan
c. Memperhatikan privacy pasien dengan menutup gorden
3. Pelaksanaan:
a. Perawat menjelaskan mengenai tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien/keluarga pasien
b. Perawat mencuci tangan
c. Memperhatikan privacy pasien dengan menutup gorden
d. Mengatur posisi pasien, bebaskan pakaian pada daerah yang
akan dicukur
e. Mengamati daerah yang akan dicukur apakah ada kelainan
kulit

159
MENCUKUR/MENGGUNTING RAMBUT
DAERAH OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
111/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
f. Rambut yang panjang digunting sebelum dicukur dan
dimasukan ke kantong plastik
Cara mencukur rambut :
a. Secara basah : menyabuni kulit memakai washlap
dengan arah melingkar dari dalam keluar
b. Secara kering : memberikan bedak tipis-tipis secara
merata pada daerah yang akan dicukur (bedak jangan
sampai beterbangan)
Melakukan pencukuran dengan cara :
a. Meregangkan kulit dengan telunjuk dan ibu jari tangan
Mencukur searah tumbuh rambut (posisi alat cukur
membentuk sudut 45 dengan permukaan kulit), kulit
jangan sampai tersayat
b. Membersihkan daerah yang telah dicukur dengan
sabun dan air kemudian dikeringkan (khusus daerah
abdomen umbilical dibersihkan dengan lidi kapas)
g. Merapikan pasien dan lingkungan pasien
h. Membereskan alat-alat
i. Perawat mencuci tangan
j. Mendokumentasikan pada catatan keperawatan
Perhatikan :
Apabila tidak mempunyai clipper gunakan gunting rambut
UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. Rawat jalan
3. IGD
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Operasi

160
MENGANTAR PASIEN KE RUANG OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


112/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menyiapkan dan mengantar pasien yang akan dilakukan operasi ke


ruang operasi.
TUJUAN Pasien segera dilakukan tindakan operasi sesuai jadwal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
a. Tempat tidur pasien/brankar dengan selimut
b. Baju operasi
c. Status pasien lengkap dengan hasil pemeriksaan penunjang
d. Lembar serah terima pasien pre dan post operasi
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan kepada pasien/ keluarga pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Siapkan pasien dengan mengosongkan kandung kemih. Untuk
pasien yang bisa jalan dianjurkan untuk BAK di kamar mandi.
Memeriksa lembar serah terima pasien pre dan post operasi
dengan mengontrol :
1) Catatan Medik :
 Surat Ijin Operasi
 Observasi tanda-tanda vital sebelum pasien diantar
ke kamar bedah
 Pemeriksaan penunjang (lab, radiology, EKG, dll)
2) Pasien
 Pencukuran daerah operasi

161
MENGANTAR PASIEN KE RUANG OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


112/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
 Lepas semua perhiasan yang dipakai pasien dan
serahkan kepada keluarga pasien.
 Lepas rambut palsu/gigi palsu pasien.
 Pasien tetap puasa
3) Lain-lain
 Darah yang dibutuhkan sesuai pesanan
c. Isi lembar serah terima pasien pre dan post operasi
d. Rapikan pasien
e. Beri kesempatan pada keluarga untuk berdoa lebih dahulu
f. Antar pasien ke ruang operasi dengan membawa status pasien,
hasil pemeriksaan penunjang dan darah bila ada.
g. Serah terima dengan petugas OK dengan lengkap dan benar
h. Dokumentasikan pada catatan keperawatan
i. Perawat kembali ke ruangan dan mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Ruang rawat inap
2. IGD
3. Kamar Operasi
4. Kamar Bersalin

162
PEMBERIAN SEDASI

No. Dokumen Revisi Halaman


113/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Sedasi dalam adalah pemberian sedasi dimana keadaan pasien tidak
mudah bangun, tetapi merespon dengan sengaja setelah stimulasi
berulang atau menyakitkan, pasien mungkin memerlukan bantuan
menjaga jalan nafas dan ventilasi yang cukup, tetapi status
ardiovaskuler normal dipertahankan selama ventilasi
TUJUAN Sebagai acuan untuk tata laksana pemberian sedasi dalam di
instalasi kamar operasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan obat dan peralatan :
1. Obat emergensi :
1) Sulfas atropine
2) Epineprine
3) Lidocain 2 %
2. Obat sedasi :
1) Midazolam
2) Propofol
3) Ketamine
3. Obat pelumpuh otot :
1) Atracurium besylat
2) Vecuronium besylat
4. Obat inhalasi :
1) Enflurane
2) Isoflurane

163
PEMBERIAN SEDASI

No. Dokumen Revisi Halaman


113/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/ 3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Peralatan :
1. Monitor saturasi
2. Intubasi set dan endotracheal tube dan stylet
3. Intubasi set dan endotracheal tube dan styl- Mesin anestesi
siap pakai
4. Spuit
5. Alkohol swab
6. Sungkup/masker
7. Mayo/airway
8. Mesin suction dan suction cateter
Pelaksanaan :
1. Beri salam pada pasien “selamat pagi/siang/malam ………”
2. Perkenalkan identitas diri “saya,………. dokter Sp.An, dan
saya,……… perawat anestesi.
3. Konfirmasi identitas “tolong sebutkan nama dan tanggal
lahir………”
4. Tanyakan kepada pasien/keluarga (utk bayi atau anak)
MMT
(makan minum terakhir)
Berikan penjelasan singkat tentang prosedur sedasi yang
akan dilakukan.
5. Lakukan proses sign in.
6. Berikan obat sesuai instruksi dokter spesialis anestesi
7. Berikan anestesi inhalasi disertai dengan O2 dan N2O sesuai
dengan instruksi dokter spesialis anestesi
8. Bila operasi diperkirakan tidak lama, maka anestesi inhalasi
diberikan melalui masker/sungkup.
9. Bila operasi diperkirakan akan berlangsung lama, maka
anestesi inhalasi diberikan melalui endotracheal tube.
10. Pantau jalan nafas, pernafasan, sirkulasi.

164
PEMBERIAN SEDASI

No. Dokumen Revisi Halaman


113/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
11. Catat hasil pemantauan, tanda – tanda vital di lembar catatan
anestesi.
12. Bila operasi sudah hampir selesai, N2O dimatikan dan
volume anestesi inhalasi dikecilkan, rangsang untuk nafas
spontan.
13. Bila operasi sudah selesai volume anestesi inhalasi dimatikan
dan O2 dinaikkan volumenya, nafas pasien sudah spontan
14. Hisap lendir melalui sela2 mulut atau endotracheal tube
sampai bersih.
15. Bila nafas sudah adekuat dan pasien merespon dengan
panggilan, bersihkan lendir sekali lagi dan endotracheal siap
dilepas/ekstubasi.
16. Bila endotracheal sudah dilepas/ekstubasi maka beri O2
dengan sungkup/masker atau nasal canul
17. Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar untuk pemantauan
lebih lanjut.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

165
PELAKSANAAN TINDAKAN ANASTESI SPINAL

No. Dokumen Revisi Halaman


114/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Tindakan anestesi yang dilakukan dengan memasukkan obat lokal


anestesi ke dalam ruangan sub arachnoid ( lumbal 3,4,5 )
TUJUAN Mempersiapkan dan melakukan tindakan anestesi pra, intra dan
pasca tindakan operasi dari perut bagian bawah sampai ke
ekstremitas bawah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat dan obat :
1. Jarum spinal no 27 atau 25
2. Spuit 3cc atau 5cc terumo
3. Sarung tangan steril 7.0 atau 7.5
4. Set spinal
5. Cangkir prep 2
6. Obat anestesi (bupivacaine)
7. Gauze
8. Cairan desinfektan (betadine dan alkohol)
9. Hansaplast
10. Selang oksigen
11. IV line
12. Cairan koloid dan kristaloid
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pasang monitor jantung
3. Baca Basmallah

166
PELAKSANAAN TINDAKAN ANASTESI SPINAL

No. Dokumen Revisi Halaman


114/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
4. Atur posisi pasien yaitu duduk
5. Desinfeksi daerah lumbal 3, 4, 5 sampai SIAS
6. Pasang sprei dibawah bekas desinfeksi
7. Identifikasi inter space lumbal 3, 4, 5
8. Menentukan daerah penyuntikan diantara lumbal tersebut
9. Melakukan penyuntikan dengan jarum spinal sampai cairan
cerebrospinal keluar
10. Memasukkan obat regional anestesi
11. Menutup daerah penyuntikan dengan hansaplast
12. Posisikan pasien berbaring kembali
13. Cek ketinggian blok spinal
14. Monitor tanda – tanda vital setelah spinal

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

167
PENGGUNAAN LAMPU OPERASI BESAR

No. Dokumen Revisi Halaman


115/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Lampu yang digunakan untuk jalannya operasi


TUJUAN Membantu memperlancar jalannya operasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Tekan tombol ON untuk menghidupkan lampu
2. Tekan tombol (+) untuk menambah cahaya lampu
3. Tekan tombol (-) untuk mengurangi cahaya lampu
4. Lampu siap digunakan
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

168
DRAPPING

No. Dokumen Revisi Halaman


116/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Drapping adalah tehnik untuk mempersempit lapangan operasi yang


terbuka khusus pada daerah sayatan dengan jalan menggunakan
beberapa duk sedang steril
TUJUAN Menciptakan area operasi yang representatif
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Lakukan teknik aseptik dengan menggunakan betadin di
area sayatan dan sekitar sayatan .
2. Diameter daerah asepsis minimal ±3 – 5 cm dari rencana
sayatan
3. Drapping :
4

2 3

4. Duk pertama yang diletakkan adalah yang terdekat dahulu


untuk menghindari kontaminasi
5. Jika ada koreksi letak duk, jangan menggeser duk yang telah
menempel permukaan kulit pasien ke arah dalam atau kearah
sayatan
6. Boleh menggeser duk untuk koreksi letak drapping hanya
kearah luar ( menjauh ) dari rencana sayatan

169
DRAPPING

No. Dokumen Revisi Halaman


116/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
7. Lakukan teknik aseptik dengan menggunakan betadin di area
sayatan dan sekitar sayatan .
8. Diameter daerah asepsis minimal ±3 – 5 cm dari rencana
sayatan
9. Drapping :
4

2 3

10. Duk pertama yang diletakkan adalah yang terdekat dahulu


untuk menghindari kontaminasi
11. Jika ada koreksi letak duk, jangan menggeser duk yang telah
menempel permukaan kulit pasien ke arah dalam atau kearah
sayatan
12. Boleh menggeser duk untuk koreksi letak drapping hanya
kearah luar ( menjauh ) dari rencana sayatan
13. drapping pada daerah kepala
a) bedah syaraf :
 2 buah duk sedang dan 1 lembar underpad steril
yang digunakan untuk alas kepala
 letakkan pada bagian bawah kepala dengan
dibantu oleh perawat sirkuler yang menggunakan
handschoon steril untuk mengangkat kepala pasien
 lipat rapi duk hingga menutupi sebagian daerah
kepala yang bukan daerah incisi
 fiksasi dengan menggunakan towel klem
 susun drapping seperti nomor 5 dengan duk nomor
1 adalah duk besar tanpa lubang

170
DRAPPING

No. Dokumen Revisi Halaman


116/SPO/KOMKEP/I/2017 1 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
 tutup susunan drapping tersebut dengan duk
lubang besar tepat diatas rencana incisi
 letakkan opsite berukuran 55 cm x 45 cm atau 45
cm x 28 cm ( sesuai kebutuhan )
b) bedah plastik :
 2 buah duk kecil buntu
 letakkan pada bagian bawah kepala
 lipat rapi duk hingga menutupi sebagian daerah
kepala hingga menyisakan seluruh atau sebagian
daerah muka ( sesuai dengan kebutuhan )
c) bedah secsio caesar
 2 buah doek besar
 Letakan pada bagian bawah perut sampai
menutupi kaki
 Letakan pada bagian perut sampai ke atas daken
doek
 4 buah doek kecil susun seperti samping kiri dan
kanan yg belum tertutup oleh ke dua doek besar
dan 2 doek untuk atas dan bawah daerah sayatan
fiksasi dengan towel klem.

2 3

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

171
PENERIMAAN BAYI SC

No. Dokumen Revisi Halaman


117/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Petugas penerima bayi SC adalah petugas yang mempunyai


tanggung jawab untuk menerima dan memberikan perawatan segera
setelah bayi lahir dengan bantuan operasi sectio caesaria
TUJUAN Memberikan pelayanan yang cepat dan akurat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Lakukan cuci tangan bedah
2. Gunakan scort steril dengan cara memegang pada bagian
belakang atas dari scort
3. Gunakan handscoon steril
4. Ambil duk sedang hamparkan diatas kedua telapak tangan
5. Raih bayi dari dokter operator dengan kedua tangan, pastikan
posisi bayi dalam kekuasaan penuh, tutup tubuh bayi dengan
dibantu oleh perawat instrumentir
6. Bawa bayi dan letakkan pada infant warmer
7. Lakukan pembersihan jalan nafas dari cairan ketuban
8. Lakukan penilaian APGAR SCOR bayi
9. Lakukan perawatan tali pusat
10. Timbang berat badan bayi
11. Tutup badan dan kepala bayi dengan kain
12. Pertemukan bayi dengan orang tuanya ( ibu dan bapak ) dan
minta ijin untuk membawa bayi ke ruang bayi atau di ruang
anak
13. Sampaikan kondisi / keadaan umum dan berat badan bayi
pada dokter operator
14. Dokumentasi tindakan
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

172
ZONA DAN POLA AKTIFITAS KAMAR OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


118/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pembagian daerah atau ruang dalam wilayah kamar bedah dengan
batas batas yang jelas dan mempunyai pola aktifitas khusus saat
berada didalam zona tersebut
TUJUAN Minimalisasi kontaminasi mikrobial
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Area bebas
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan
pakaian khusus kamar operasi berbatas tegas garis hijau
Meliputi ruang :
1) Pulih sadar
2) Ruang dokter
3) Nurse Station
4) Ruang Perawat
5) Spol Hook
2. Area semi ketat :
Pada area ini petugas wajib menggunakan pakaian khusus
kamar operasi yang terdiri atas topi masker, baju dan celana
kamar operasi.
Terletak diantara area bebas dan area ketat berbatas tegas
garis kuning
Meliputi :
1) Tempat cuci tangan
2) Tempat penyimpanan instrumen
3) Ruang packing alat dan sterilisasi

173
ZONA DAN POLA AKTIFITAS KAMAR OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


118/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
3. Area ketat :
1) Berbatas tegas garis merah. Pada ara ini petugas
wajib menggunakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik.
2) Batasi lalu lintas untuk staf dan pasien yang
berwenang setiap saat
3) Pintu harus selalu tertutup kecuali selama petugas,
pasien, suplai dan peralatan keluar masuk
4) Tim operasi harus menggunakan sepatu bot yang
akan melindungi kaki dari cairan dan instrumen yang
terjatuh
5) Masker wajib digunakan ketika suplai steril dibuka
dan atau petugas instrumen sedang menyiapkan alat
alat steril
6) Pasien yang masuk harus menggunakan topi dan baju
khusus kamar operasi yang sudah disediakan untuk
pasien
7) Meliputi : Kamar operasi
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

174
PENERIMAAN PASIEN PRE OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


119/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses serah terima pasien yang akan dilakukan operasi dari perawat
unit rawat inap atau rawat jalan ke perawat OK.
TUJUAN Untuk mengetahui kondisi pasien sebelum operasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Sambut pasien dengan ramah dan bersahabat dan segera
pindahkan pasien ke brankart/tempat tidur pasien ke brankart
ruang operasi
2. Identifikasi pasien : Nama, Umur, Jenis Kelamin, No. RM
dan ruangan asal pasien
3. Catat kelengkapan status dan rekam medis
4. Periksa jenis pemeriksaan penunjang : DL, UL, foto rongent,
EKG dan lain – lain.
5. Periksa adanya pemakaian gigi palsu, lensa kontak,
perhiasan, cat kuku, jepit rambut, dan lipstick, segera
lepaskan dari pasien
6. Ganti baju pasien dengan baju OK
7. Lakuakn penilaian keadaan umum pasien
8. Tanyakan pada pasien apakah dalam keadaan puasa atau
tidak, jika puasa tanyakan berapa lama puasa
9. Periksa pasien sudah dilakukan pencukuran rambut daerah
operasi atau belum, jika belum segera lakukan pencukuran
dengan menjaga privasi pasien
10. Untuk opersai tertentu, periksa apakah sudah terpasang
catheter, jika belum segera pasang
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Rawat Jalan

175
PENJADWALAN OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Melakuakn penjadwalan operasi elektif


TUJUAN Mengatur penjadwalan operasi agar tidak terjadi overload maupun
kekeliruan penjadwalan pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan pasien secara fisik maupun mental
2. Pasien terlebih dahulu rawat inap minimal sehari sebelum
dilakukan operasi
3. Berikan pengertian pada pasien tentang penyakitnya, tindakan
yang akan dilakaukan dan kemungkinan – kemungkian yang
akan terjadi selama dan sesudah pembedahan
4. Dokter operator melakukan konsolidasi dengan dokter anastesi
yang dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium klinik,
laboratorium patologi anatomi, radiologi, dll
5. Tanda tangan surat kesediaan di bedah (informed concent) oleh
pasien atau keluarga pasien, bila pasien di bawah umur 17
tahun tanda tangan dilakukan oleh orangtua pasien atau yang
bertanggungjawab atas dirinya sendiri
6. Dokter operator memberikan resep obat atau alat kesehatan
untuk persiapan pre operasi sesuai dengan kebutuhan, ke pasien
atau ke keluarga
7. Ajukan jadwal pembedahn (operasi) sehari sebelumnya,
sebelum jam 14.00 WIB di bagian administrasi kamar operasi
dan dikelola oleh koordinator kamar operasi dengan
penjadwalan pelaksanaan pembedahan

176
PENJADWALAN OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Permohonan penjadwalan operasi di atas jam 14.00 WIB,
dengan cara menghubungi kepala ruangan atau petugas
ruang operasi
9. Informasikan terlebih dahulu ke kepala ruangan kamar
operasi bila ada pelaksanaan pembedahan di luar jadwal (cito
operasi/emergency)
10. Penyusunan dan format penjadwalan dilakukan oleh
coordinator/kepala ruangan kamar operasi
11. Untuk selanjutnya coordinator kamar operasi melakukan
konsolidasi dengan dokter operator dan dokter anastesi
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Rawat Jalan

177
PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF

No. Dokumen Revisi Halaman


121/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengaturan jadwal operasi yang akan dikerjakan di kamar operasi,


yang mencakup tatacara penjadwalan
TUJUAN Untuk menjamin kelancaran operasi dan kepastian bagi pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Pasien yang mendaftar di kamar operasi telah melengkapi
persyaratan di rawat jalan, dan telah diperiksa oleh tim
anastesi
2. Pasien dicatat dalam buku penjadwalan rencana operasi
3. Pasien menerima ketetapan rencana jadwal operasi
4. Pada hari H-1, petugas ruang operasi mengingatkan dokter
operator bahwa ada jadwal operasi pada hari H
5. Petugas menyiapakan ruang operasi dan sarana prasarana
untuk kebutuhan operasi ( instrument, obat dan alat
kesehatan)
6. Pada hari H petugas ruang operasi mengingatkan kembali
dokter operator bahwa ada operasi pada hari itu
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Rawat Jalan

178
PENJADWALAN OPERASI CITO

No. Dokumen Revisi Halaman


122/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu system yang mengatur penjadwalan operasi cito (segera


dilakukan)
TUJUAN Agar penanganan pasien dengan kegawat daruratan operasi dapat
dilaksanakan dengan semestinya sesuai dengan keadaan daruratnya
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat menerima pendaftaran cyto
2. Perawat menulis di kertas rencana operasi mulai dari ; Nama
pasien, Umur, Jenis kelamin, Diagnosa, Jenis Anastesi, tanggal
dan jam operasi.
3. Perawat melaporkan kepada Ka. Kamar Operasi, Dokter Bedah
dan Dokter Anastesi.
4. Perawat memberitahukan kepada petugas kamar operasi yang
bertugas.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, IGD, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Rawat Jalan

179
PENGHITUNGAN KASSA DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


123/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menghitung jumlah kasa, sebelum dan sesudah operasi berlangsung


di kamar operasi
TUJUAN Menghindari tertinggalnya kasa dalam tubuh pasien saat operasi
berlangsung.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Hitung jumlah kasa sebelum operasi dimulai.
2. Penghitungan kasa oleh instrument dan disaksikan oleh
petugas lain
3. Buat catatan khusus pada format yang telah disediakan.
4. Lakukan pnghitungan ulang sebelum luka operasi ditutup.
5. Pastikan jumlah kasa sebelum operasi dimulai dengan
jumlah kasa sebelum luka operasi ditutup.
6. Lakukan penghitungan ulang.
7. Lakuakan tindakan bila penghitungan akhir tidak sesuai.
a. Hitung ulang berkali-kali dengan teliti sampai yakin.
b. Jika setelah penghitungan ulang tetap diyakini ada
ketidaksesuaian jumlah, sampaikan pada operator dan
asisten bedah.
c. Lapor kepada operator untuk tidak menutup luka
operasi, operator dan asisten melakukan evakuasi
rongga yang dibuka untuk mencari alat yang terduga
tertinggal sampai diketemukan.
d. Usaha untuk mencari di sekitar luka operasi
dilakukan oleh tim bedah (operator, instrumentator,
dan omlop).

180
PENGHITUNGAN KASSA DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen Revisi Halaman


123/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
e. Bila evakuasi ulang tidak juga diketemukan alat yang
dimaksud, dan diyakini tidak ada alat yang tertinggal
didalam rongga, maka luka operasi dapat ditutup.
f. Setelah operasi, dilakukan foto X-ray untuk mendeteksi
adanya alat yang tertinggal didalam rongga tubuh dengan
terlebih dahulu memberi informasi pada keluarga.
g. Apabila terdeteksi adanya alat yang dimaksud (tertinggal)
maka kembali dilakukan evaluasi sampai alat tersebut
diketemukan.
h. Apabila tidak terdeteksi adanya alat yang dimaksud, maka
harus tetap dilakukan pemantauan terhadap kondisi
kesehatan umum pasien terutama pada area operasi.
i. Laporan penanggung jawab :
 Dokter Operator
 Koordinator Kamar Operasi
 Kabid Pelayanan Medis
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, Radiologi

181
MENYIAPKAN LINEN DAN INSTRUMEN
DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
124/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Melakukan persiapan linen dan instrument di meja mayo dan tray
sebelum operasi dimulai
TUJUAN Memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pelaksanaan operasi
sehingga dalam pelaksanaannya berjalan aman dan lancar
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan :
1) Meja Mayo
2) Linen steril
3) Instrument steril
4) Korentang steril
5) Handscon steril
6) Mesh sesuai kebutuhan
7) Selang Suction steril.
8) Cucing Kecil dan Besar yang steril.
9) Kasa Steril.
10) Cutting
2. Sebelumnya periksa label indikatorsteril dibagian luar
pembungkus linen dan instrument,dan pastikan bahwa indikstor
menunjukkan linen atau instrument masih layak pakai.
3. Siapkan linen dan instrument di atas meja mayo.
4. Buka pembungkus linen dan instrumen bagian luar,himgga
menutupi semua area meja mayo.
5. Kemudian buka pembungkus linen dan instrument berikutnya
dengan korentang steril satu persatu hingga pembungkus terakhir
bagian dalam.

182
MENYIAPKAN LINEN DAN INSTRUMEN
DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
124/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
6. Taruh/Letakkan cucing besar dan kecil di area meja mayo
yang sudah ditutupi dengan linen steril dengan menggunakan
korentang steril.
7. Isi cucing besar dengan cairan PZ atau NaCL +250cc dan
cucing kecil diisi betadin=100cc.
8. Siapkan selang suction dan kabel cutting steril di atas meja
mayo yang sudah di tutupi dengan linen steril dengan
menggunakn korentang steril.
9. Lalu siapkan handscound dan kasa steril sesuai kebutuhan di
atas meja mayo yang sudah ditutupi dengan linen steril
dengan menggunakan korentang steril.
10. Buka mesh yang sesuai dengan kebutuhan dan letakkan di
area meja instrument yang sudah diberi alas linen steril.
11. Persiapkan jarum dan benang sesuai kebutuhan di atas meja
mayo yang sudah ditutupi dengan linen steril dengan
menggunakan korentang steril.
12. Lakukan Chek List.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

183
MEMINDAHKAN PASIEN DARI MEJA OPERASI KE
BRANKART (KERETA DORONG)

No. Dokumen Revisi Halaman


125/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses memindahkan pasien dari meja operasi ke brankart (kerata


dorong)
TUJUAN Membeerikan rasa nyaman dan aman saat di lakukan pemindahan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan :
1) Brancart (kereta dorong).
2) Alas Brankart.
3) Selimut pasien.
2. Yakinkan bahwa pasien sudah dapat dipindahkan sesuai anjuran
tenaga ahli anastesi.
3. Dekatkan brankart yang sudah di beri alas dengan meja operasi.
4. Perhatikan pemasangan drain, catether,NGT, atau ETT.
5. Angkat pasien secara bersama sama (minimal 3 orang),satu
orang di posisi kepala,satu orng di posisi tengah dan satu oarng
di posisi daerah kaki dan panggul.
6. Beri selimut pasien dan segera pindahkan pasien ke ruang pulih
sadar (recovery room)
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

184
PERSIAPAN DAN PEMINDAHAN PASIEN
DI MEJA OPERASI
No. Dokumen Revisi Halaman
126/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Menyiapkan dan member support pasien saat dipindahkan ke meja


operasi.
TUJUAN Memberikan persiapan mental yang baik terhadap pasien sehingga
pasien dapat menjalankan operasi dengan tenang dan berjalan
lancar.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan :
a. Meja operasi lengkap dengan alasannya
b. Perlengkapan untuk membuat posisi pasien
c. Selimut
d. Pasien
2. Alasi meja operasi dengan perlak hingga menutupi seluruh
matras meja operasi
3. Tutupi kembaliperlak dengan laken khusus meja operasi
4. Beri informasi kepada pasien bahwa akan dipindahkan dari
kereta dorong (brankart) ke meja operasi
5. Tutupi tubuh pasien dengan selimut yang telah disiapkan (jaga
privasi pasien)
6. Berikan posisi tidur pasien senyaman mungkin
7. Tidak boleh meninggalakan pasien sendirian di kamar operasi
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

185
CHECKLIST
TINDAKAN OPERASI YANG AMAN
No. Dokumen Revisi Halaman
127/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu kegiatan konfirmasi ulang / pengecekkan ulang dalam bentuk


surgery checklist, yang dilakukan pada setiap tindakan operasi yang
terdiri dari checklist sebelum tindakan induksi anestesi ( sign in ),
sebelum tindakan insisi dimulai (time out) dan sebelum pasien
meninggalkan kamar operasi (sign out).
Checklist tindakan operasi yang aman ini merupakan bagian dari
status rekam medis pasien ( lampiran )
TUJUAN 1. Tepat lokasi operasi
2. Tepat prosedur operasi
3. Tepat pasien yang di operasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. SIGN IN = Sebelum tindakan induksi anestesi ( dihadiri
minimal oleh perawat kamar operasi dan penata anestesi /
dokter anestesi ) :
1) Apakah pasien sudah dikonfirmasi mengenai identitas, lokasi
operasi, prosedur, dan persetujuan tindakan operasi ?
2) Apakah lokasi operasi telah ditandai ?
3) Apakah mesin anestesi dan obat-obatan sudah dicek lengkap ?
4) Apakah pulse oksimeter sudah terpasang pada pasien dan
berfungsi dengan baik ?
5) Apakah pasien diketahui memiliki : Alergi ?
6) Jalan napas sulit atau risiko aspirasi ?
7) Risiko kehilangan darah > 500 ml ( 7 ml / kg untuk pasien
anak ) ? Jika ya apakah 2 akses intravena atau akses sentral
dan cairan sudah terencana ?

186
CHECKLIST
TINDAKAN OPERASI YANG AMAN
No. Dokumen Revisi Halaman
127/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2. TIME OUT = Sebelum insisi kulit ( dihadiri minimal oleh
perawat, penata anestesi / dokter anestesi, dan dokter
operator )
1) Mengkonfirmasi semua anggota tim bedah telah
memperkenalkan diri dengan menyebut nama dan tugas /
peran masing-masing.
2) Mengkonfirmasi nama pasien, prosedur / tindakan operasi,
dan di mana insisi akan dilakukan
3) Antibiotik profilaksis telah diberikan dalam kurun waktu 60
menit ?
4) Mengantisipasi situasi kritis :
Untuk dokter bedah :
1) Apa saja langkah-langkah non-rutin atau untuk situasi kritis?
2) Berapa lama kasus ini akan tertangani?
3) Berapa perkiraan kehilangan darah ?
Untuk penata anestesi / dokter anestesi :
Apakah ada perhatian khusus yang spesifik untuk pasien ini ?
Untuk tim perawat :
1) Apakah sterilitas ( termasuk hasil indikator ) telah
dikonfirmasi?
2) Apakah ada hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
peralatan atau hal lainnya?
3) Apakah hasil radiologi ditampilkan / ditayangkan?
3. SIGN OUT = Sebelum pasien meninggalkan kamar operasi (
dihadiri minimal oleh perawat, penata anestesi / dokter
anestesi, dan dokter operator ) :
Perawat ( secara verbal ) mengkonfirmasi : nama / jenis
prosedur, tuntas menghitung instrumen, kassa, dan jarum, label
spesimen ( membaca lantang label spesimennya, termasuk nama
pasien ), ada tidaknya masalah peralatan yang perlu disebutkan.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

187
PENGGUNAAN SATURASI OKSIGEN
No. Dokumen Revisi Halaman
106/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Presentasi hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen dalam arteri,


saturasi oksigen normal adalah 95 – 100 %.
TUJUAN Untuk mengukur presentasi oksigen yang ikat oleh hemoglobin di
dalam aliran darah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan Alat :
1) Alat saturasi oksigen
2) Lembar catatan
3) Kapas alkohol
4) Alat tulis
2. Jelaskan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan cuci tangan
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Bersihkan ibu jari / salah satu jari dengan kapas alkohol
6. Hubungkan probe ke jari yang akan dipasang
7. Tekan power standby – ON
8. Tekan sistem kalibrasi terlihat pada layar pulse, angka saturasi
dan heart rate
9. Catat dan dokumentasikan hasil pada lembar catatan
10. Tekan power standby – OFF
11. Lepaskan probe
12. Rapikan alat- alat pada tempatnya
Lakukan cuci tangan
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Inap, Neo, HCU, OK, Kamar Bersalin

188
PENGGUNAAN PASIEN MONITOR
No. Dokumen Revisi Halaman
107/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Monitor pasien merupakan salah satu gawat darurat untuk


memantau kondisi vital sign penderita secara teratur dan
berkesinambungan, yang keberadaannya harus dijaga dan dirawat
dengan baik sehingga dengan segera pada saat dibutuhkan.
TUJUAN Menggunakan peralatan dengan baik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 6. Sambungkan Power Kabel ke listrik.
7. Nyalakan unit dengan menekan tombol ON/OFF.
8. Pasang elektroda untuk pengukuran ECG (meah di kanan, kuning
di kiri, hitam di apex).
9. Pasang cuff NIBP untuk tekanan darah.
10. Finger sensor untuk SpO2 harus tegak lurus jari.
11. Pilih menu ECG, pilih lead yang di inginkan, SpO2 untuk
saturasi oksigen, NIBP untuk tekanan darah, Resp Rate, tentukan
batas low dan high keempat parameter menu tersebut sesuai
dengan kondisi pasien.
12. Setelah selesai untuk mematikan tekan tombol ON/OFF,
lepaskan semua parameter dri pasien, catat pemakaian pada buku
form pemakaian alat yang telah dsediakan.

UNIT TERKAIT IGD, HCU, Kamar Operasi

189
MENGUKUR BERAT BADAN ANAK/DEWASA
No. Dokumen Revisi Halaman
108/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Timbangan anak/dewasa adalah alat yang digunakan untuk


mengukur berat badan pasien anak/dewasa
TUJUAN Menggunakan peralatan dengan baik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. 1. Atur jarum timbangan menunjukkan angka 0 dan seimbang.
2. Anjurkan pasien berdiri pada alas timbangan tanpa menggunakan
alas kaki dan pakaian yang tebal.
2. 3. Timbang pasien.
3. 4. Baca dan catat hasilnya dalam rekam medis.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

190
PENGGUNAAN COUTER
No. Dokumen Revisi Halaman
109/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017

SPO dr. Achmad Aziz


1088582

PENGERTIAN Couter adalah alat untuk memotong jaringan dengan menggunakan


teknik pemanasan yang tinggi.
TUJUAN Menggunakan peralatan dengan baik.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Yakinkan bahwa tombol GENERATOR dalam posisi off.
2. Pasang connector pada plug in generator.
3. Pasang flashclipper pada ujung handel (probe)
4. Tekan push switch untuk menyalakan pisau.
5. Atur tombol “hi/low” pada generator sesuai kebutuhan.
PERINGATAN
6. Jangan memasang “flashclipper” dalam keadaan generator
menyala(ON).
7. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
UNIT TERKAIT IGD

191
PENGGUNAAN LAMPU TINDAKAN

No. Dokumen Revisi Halaman


109/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Lampu tindakan adalah alat yang digunakan untuk memberikan


penerangan ketika melakukan tindakan pembedahan.
TUJUAN Mengunakan peralatan dengan baik.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan lampu yang akan di pakai.
2. Hubungkan alat pada aliran listrik pada stop kontak.
3. Nyalakan lampu dengan menekan tombol power ON.
4. Lamou diarahakan pada posisi yang dikehendaki.
5. Selesai pemakaian lampu dimatiakn dengan menekan tombol
OFF.
6. Lepaskan kabel dari stop kontak.
7. Kembalaikan lampu pada tempat semula.
UNIT TERKAIT IGD

192
PENGGUNAAN MANOMETER O2
No. Dokumen Revisi Halaman
128/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Manometer O2 adalah alat yang digunakan untuk membantu


pemberian oksigen pada pasien
TUJUAN Menggunakan peralatan dengan baik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Pastikan setting regulator sesuai tekanan kerja (0 lpm)
2. Pastikan bahwa O2 telah terpasang dengan baik.
3. Pasang canal/masker O2 pada pasien sesuai dengan kebutuhan.
4. Amati dengan seksama tekanan kerja yang terjadi dan pastikam
posisi sesuai pada instruksi dokter/kebutuhan saat itu.
5. Setelah pemakaian dan bila tekanan menurun segera buka valve.
6. Tutup valve sehingga posisi benar-benar tidak berubah sesuai
tekanan yang diharapkan.
7. Petugas ruanagan menulis ngka terakhir yang tertera pada
regulator di buku pemakaian oksigen.
Petugas ruanagan melakukan pemantauan terhadap pemakaian
oksigen secara intensif.
UNIT TERKAIT IGD, Rawat inap, Kamar Operasi, Kamar bersalin, HCU, Ruang
Neonatus

193
PENGGUNAAN INCUBATOR BAYI
No. Dokumen Revisi Halaman
129/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Incubator bayi adalah tempat penyimpanan bayi baru lahir, suhu
didalam bayi incubator yaitu sekitar 36,5-37, perlengkapan sebuah
incubator bayi pada umumnya terdiri dari sensir suhu, hesater, dan
sistem alarm (buzzer).
TUJUAN Menggunakan peralatan dengana baik.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Inkubator sudah disterilkan
b. Pasang alas tempata tidur
c. Isi humidifier dengan aquades sesuai batas max
d. Hubungkan selang supply O2 ke dalam inkubator
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Hubungkan kabel ke sumber satu daya
c. Bila pemanas dan kipas rusak alarm akan berbunyi
d. Tekan tombol power untuk menyalakan inkubator
e. Set temperture room dengan cara:
- Tekan tombol set room(DOWN) kemudian tekan ENTER
angka akan berkedip
- Lalu tekan tombol ↑ atau ↓ untuk mengatur temperature
yang diinginkan
- Lalu akhiri dengan tombol ENTER, inkubator mulai
bekerja

194
PENGGUNAAN INCUBATOR BAYI
No. Dokumen Revisi Halaman
129/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
- Cek indikator kipas dan pemanas apabila menyala, kipas
dan pemanas mulai bekerja
f. Tekan tombol Hdt untuk mengecek kelembaban, jika sudah
selesai tekan kembali Hdt
g. Biarkan inkubator menyala30-40 menit untuk menstabilkan
temperatur dalam inkubator
h. Tempatkan bayi dalam inkubator dengan meletakkan bayi di
tengah matras dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di
sebelah kanan
i. Pasang temperature probe
j. Untuk menghidupkan tekan tombol ON, untuk cek fungsi
alarm tekan tombol hijau di samping panel inkubator
k. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
UNIT TERKAIT Ruang Neonatus

195
PENGGUNAAN NEOPUFF
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/KOMKEP/I/2017 1 1/2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
23 Januari 2017
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu alat bantu mekanik yang bermanfaat untuk memberikan


bantuan nafas pasien dengan memberikan tekanan udara positif
pada paru – paru .
TUJUAN Memberikan hantaran oksigen ke jaringan secara adekuat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 8.3/KEP/III.5.RSMS/D/II/2016 tentang
Komite Keperawatan
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Nasal oksigen
2. Alat neopuff
3. Selang neopuff
4. Oksigen murni
5. Oksigen mix
6. Selang threeway
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Baca Basmallah
3. Pasang selang threeway pada oksigen murni dan oksigen mix
lalu disambungkan ke selang neopuff
4. Atur PEEP sesuai advis dokter
5. Atur posisi bayi sebelum dipasang oksigen nasal
6. Pasang oksigen nasal yang sudah dihubungkan pada neopuff
ke bayi dan atur PEEP sesuai dengan advis dokter
7. Lakukan fiksasi oksigen nasal pada pipi kanan dan kiri
8. Pantau reaksi pasien setelah dipasang neopuff

196
PENGGUNAAN NEOPUFF
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/KOMKEP/I/2017 1 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
9. Lakukan observasi perjam
10. Cuci tangan sesuai SPO
11. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Neonatus

197

Anda mungkin juga menyukai