Anda di halaman 1dari 34

PENYUSUNAN JADWAL DINAS

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Tata cara pembuatan jadwal dinas tenaga paramedik,pembantu paramedicdan tenaga
non medik lainnya
TUJUAN Tercapai jadwal dinas yang teratur, efektif, dan merata sedemikian rupa sehingga
Pelayanan Keperawatan terjaga kualitasnya 24 jam setiap harinya
URAIAN Jika tidak dilaksanakan maka jadwal dinas perwat tidak diketahui dan sistem kerja di
keperawatan akan terganggu.
KEBIJAKAN - Jadwal Dinas dibuat oleh Kepala Unit Keperawatan / Kepala Ruang Rawat Inap
- Jadwal mulai dibuat / harus selesai 7 hari sebelum dilaksanakannya jadwal dinas.
PETUGAS Perawat
PERALATAN Kertas, Komputer, dan Printer
PROSEDUR - Kepala keperawatan menampung semua masukkan tentang jadwal dinas
- Berdasarkan jumlah ketenagaan kebutuhan ruangan dan pertimbangan lain
dibuatlah jadwal dinas.
- Jadwal dinas kemudian ditutupkan dan ditandatangani Direktur.
UNIT KERJA 1. Rawat jalan
2. Rawat inap
3. IGD
REFERENSI
HUKNAH GLYCERIN

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Memasukkan glycerin melalui anus sampai ke kolon sigmoid
TUJUAN Merangsang peristaltic usus agar pasien bias buang air besar
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka perangsangan peristaltik kurang adekuat
sehingga pengosongan kolon dan sigmoid kurang maksimal
KEBIJAKAN 1. Pasien obstipasi
2. Akan dilakukan operasi kecil dan partus
PETUGAS Perawat
PERALATAN Spuit glycerin, Glicerin hangat, Perlak dan pengalas, Bengkok, Pispot dan botol cebok,
Selimut mandi, Tissue toilet, Jelly, dan Hand schoen
PROSEDUR 1. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi miring ke kiri
3. Meletakkan perlak dan pengalas di baewah bokong klien
4. Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi, membuka pakaian bawah
5. Mengisi spuit dengan glycerin 10 20 cc, udara dikeluarkan
6. Memakai hand schoen
7. Membuka bokong hingga anus terlihat
8. Mengoleskan jelly pada ujung kanule kemudian memasukkanya secara
perlahan, mengarah ke umbilicus hingga pangkal kanule
9. Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanule ke anus
dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
10. Memasukkan glycerin dengan perlahan
11. Memegang pangkal kanule dengan tissue kemudian mencabut dari anus,
biarkan untuk beberapa saat
12. Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
13. Membersihkan anus
14. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT KERJA Rawat Inap, IGD
REFERENSI
LATIHAN NAFAS DALAM

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :

Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Melatih pasien melakukan nafas dalam
TUJUAN 1. Meningkatkan kapasitas paru
2. Mencegah atelektasis
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka lobus paru pada pasien tidak mengembang.
KEBIJAKAN Pasien dengan gangguan paru obstruktif & restriktif
PETUGAS Perawat
PERALATAN
PROSEDUR 1. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
9. Merapikan pasien

4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT KERJA Rawat Inap
REFERENSI
SOP PENANGANAN HENTI JANTUNG
SHOCKABLE
No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman : 4

Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Henti jantung (cardiac arrest) adalah suatu keadaan dimana sirkulasi darah berhenti akibat
kegagalan jantung berkontraksi secara efektif. Irama shockable yang termasuk didalamnya
adalag ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi
TUJUAN 1. Bagi RS : Agar prosedur penatalaksanaan henti jantung non-shockable dapat
berjalan dengan baik,teratur sesuai dengan tata cara yang telah digariskan.
2. Bagi pasien : Agar pasien mendapat pelayanan yang baik,cepat dan terarah
sesuai dengan tata cara yang ada.
URAIAN Jika tidak disusun maka akan terlambat dalam penanganan pasien yang dapat menyebabkan
kematian
KEBIJAKAN Proses penatalaksanaan pasien harus efektif dan berlangsung cepat.
PETUGAS Perawat IGD dan Rawat Inap
PERALATAN 1.Jarum Suntik,obat,alkohol,resep.
2.Adrenalin, amiodaron
3.Cairan infus,infus set, ETT
PROSEDUR Dalam mengatasi terjadinya henti jantung dengan irama shockable ,ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan yakni:
1. Petugas mengecek kesadaran pasien jika ditemukan gangguan kesadaran
pada pasien panggil bantuan dan aktifasi layanan gawat darurat
2. Petugas mengecek Arteri Karotis pasien maksimal selama 10 detik, bila nadi
tidak teraba segera lakukan Resusitasi Jantung paru
3. Petugas melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan cara memberikan
kompresi pada jantung sebanyak 30 kali dan ventilasi sebanyak 2 kali setiap
siklusnya hingga bantuan dan alat datang.
4. Petugas memasang Monitor, oksigen dan kateter intravena selama
pemasangan alat RJP tetap dilakukan
5. Petugas melakukan penilaian irama jantung setelah monitor atau alat kejut
listrik terpasang, apakah irama jantung shockable atau non-shockable (selama
penilaian irama jantung RJP dihentikan)
6. Petugas menyiapkan alat kejut jantung dan melakukan kejut listrik
unsynchronized dengan energi 360 J untuk kejut listrik monofasik atau 200 J
untuk kejut listrik bifasik bila irama jantung shockable.
7. Petugas melakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit)
8. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali.
9. Petugas melakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit) disertai pemberian 1 mg
adrenalin intravena dan pemasangan Endotrachael tube (pemberian
adrenaline dapat digantikan dengan vasopresin 40U intravena diberikan hanya
satu kali).
10. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali.
11. Petugas melakukan RJP dengan cara kompresi 100x/menit dan ventilasi
setiap 6 detik selama 2 menit disertai pemberian 300 mg Amiodaron intravena
(pemberian amiodaron dapat digantikan dengan lidokain, dosis awal lidokain
1-1,5mg/kgBB dosis dan diikuti 0,5-0,75mg/kgBB).
12. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali.
13. Petugas melakukan RJP dengan cara kompresi 100x/menit dan ventilasi
setiap 6 detik selama 2 menit disertai pemberian 1 mg adrenaline intravena.
14. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali.
15. Petugas melakukan RJP dengan cara kompresi 100x/menit dan ventilasi
setiap 6 detik selama 2 menit disertai pemberian 150 mg Amiodaron intravena.
16. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali.
17. Petugas melakukan RJP dengan cara kompresi 100x/menit dan ventilasi
setiap 6 detik selama 2 menit disertai pemberian 1 mg adrenaline intravena.
18. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali.
19. Petugas melakukan RJP dengan cara kompresi 100x/menit dan ventilasi
setiap 6 detik selama 2 menit.
20. Petugas melakukan penilaian kembali irama jantung jika belum ditemukan
perubahan lakukan kejut listrik kembali
21. Petugas mengulang tindakan no.17-20 hingga terjadi perubahan irama jantung
dan kembalinya sirkulasi spontan (dilanjutkan penangan pasca henti jantung)
atau terdapat tanda-tanda kematian biologis (semua tindakan dihentikan).
UNIT KERJA IGD, Rawat Inap
REFERENSI
LATIHAN R.O.M EKSTREMITAS ATAS

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman : 5
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif
TUJUAN 1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
2. Meningkatkan vaskularisasi
URAIAN Jika tidak mdilakukan dengan benar dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan rasa nyeri
yang hebat.
KEBIJAKAN Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Penghangat dan sarungnya
PROSEDUR 1. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
3. Melatih sendi-sendi secara bergantian
1. Bahu:
Menggerakkan lengan Abduksi-Adduksi
Menggerakkan lengan Fleksi-Ekstensi
Menggerakkan lengan Hiperekstensi-posisi anatomi
2. Siku: menggerakkan lengan bawah Fleksi-Ekstensi
3. Lengan bawah: menggerakkan Pronasi-Supinasi
4. Pergelangan tangan:
Menggerakkan Fleksi radialis
Menggerakkan Fleksi ulnaris
Menggerakkan Hiperekstensi-Fleksi
5. Jari-jari
Menggerakkan Abduksi - Adduksi
Menggerakkan Fleksi-Ekstensi
6. Merapikan pasien

4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

UNIT KERJA Poli Umum dan Rawat Inap


REFERENSI
LATIHAN R.O.M EKSTREMITAS BAWAH

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman : 6
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif
TUJUAN 1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
2. Meningkatkan vaskularisasi
URAIAN Jika tidak mdilakukan dengan benar dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan rasa nyeri
yang hebat.
KEBIJAKAN Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi
PETUGAS Perawat Rawat Inap dan Perawat Poli Rawat Jalan
PERALATAN Penghangat/ WWZ dan sarungnya
PROSEDUR 1. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
3. Melatih sendi-sendi secar bergantian:
1. Panggul:
1. Menggerakkan kaki Abduksi Adduksi
2. Menggerakkan kaki Fleksi Ekstensi
3. Menggerakkan kaki Hiperekstensi posisi Anatomi
4. Rotasi keluar kedalam
2. Lutut: Menggerakkan lengan bawah Fleksi Ekstensi
3. Pergelangan kaki:
1. Menggerakkan Dorsal Fleksi Ekstensi
2. Menggerakkan Supinasi Pronasi
4. Merapikan pasien

4. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT KERJA Poli Umum, Rawat Umum


REFERENSI
SUCTION

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman : 5

Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari jalan nafas. Penghisapan ini
biasanya dilakukan melalui mulut, nasofaring, atau trakea.
TUJUAN 1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
2. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah.
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka lendir dan sekret banyak tersisa sehingga patensi
jalan nafas terganggu atau dapat melukai saluran pernafasan yang dilalui oleh selang suction.
KEBIJAKAN Adanya lendir pada saluran nafas atas
PETUGAS Perawat
PERALATAN > Alat Non Steril
1. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan, misal: Lysol 2%.
2. Pinset.
3. Sarung tangan/ handscoen.
4. 2 kom kecil tertutup: 1 kom kecil tertutup berisi aquades / NaCl 0,9% dan 1 kom kecil
tertutup berisi larutan desinfektan (savlon 1:100)
5. Tongue spatel bila perlu.
6. Kertas tissue.
7. Kantong balutan kotor.
8. Plester dan gunting.
9. 1 botol NaCl 0,9%.
10. Nierbeken / bengkok.
11. Oksigen.

> Alat steril


Kateter penghisap (suction) steril
PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menutup sampiran (kalau perlu).
2. Mencuci tangan.
3. Mengatur posisi klien.
4. Meletakkan nierbeken didekat klien.
5. Memakai handscoen bersih.
6. Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
7. Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquades/ NaCl
0,9%
8. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut / hidung sampai
kerongkongan
9. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan menarik dan memasukkan kateter
dengan perlahan-lahan
dengan arah diputar.Lama penghisapan 10 15 detik dalam 3 menit untuk mencegah
hypoxia.
10. Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl 0,9%.
11. Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari lender.
12. Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang penghisap.
13. Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
14. Merapihkan alat dan lepas sarung tangan.
15. Mencuci Tangan.

D. Terminasi
1. Mengauskultasi suara nafas dan bandingkan kondisi saluran nafas sebelum dan
sesudah penghisapan
lendir.
2. Mengidentifikasi adanya perbaikan status respiratorik.
3. Mengevaluasi perasaan klien
4. Menyimpulkan hasil kegiatan
5. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
6. Mengakhiri kegiatan
7. Mencuci dan membereskan alat
8. Mencuci tangan

UNIT KERJA IGD, Rawat Inap


REFERENSI
PENGANGKATAN JAHITAN LUKA

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang
2. Mencegah tertinggalnya benang
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka dapat terjadi infeksi pada luka bekas jahitan atau
tertinggalnya sisa benang yang bisa menganggu proses penyembuhan luka.
KEBIJAKAN 1. Luka jahit yang sudah waktunya diangkat jahitannya
2. Luka jahitan yang infeksi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Pinset anatomis: 2 buah (steril), Pinset Chirurgis: 2 buah (steril), Gunting angkat jahit: 1 buah
(steril), Kassa steril, Mangkok kecil: 3 buah (steril), Sarung tangan steril, Gunting verband,
Plester,Alkohol 70% dalam tempatnya, Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya, NaCl
0,9%, Bengkok: 2 buah, 1 berisi cairan desinfekta, dan Kain pembalut atau verband
secukupnya
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
2. Membuka peralatan
3. Memakai sarung tangan
4. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
5. Membuka balutan lapis terluar
6. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
7. Membuka balutan lapisan dalam
8. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
9. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
10. Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone
11. Meletakkan kassa steril dekat luka
12. Menarik simpul jahitan sedikit keatas secara hati-hati dengan memakai pinset
chirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan
13. Menggunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
14. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
15. Melakukan kompres betadine pada luka / memberi obat / menutup dengan
kassa steril
16. Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT KERJA IGD, Rawat Inap


REFERENSI
VISUM ET REPERTUM

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis dari pihak berwajib mengenai
apa yang dilihat atau diperiksa berdasarkan keilmuan yang didasarkan sumpah yang
digunakan untuk kepentingan peradilan
TUJUAN Untuk membantu proses peradilan
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka deskripsi temuan luka pada korban kurang adekuat
atau dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada korban
KEBIJAKAN 1. Korban perkosaan
2. Korban penganiyayaan
3. Kecelakaan lalulintas
4. Tindakan kekerasan lain
PETUGAS Perawat
PERALATAN Adanya surat pengantar dari kepolisian
PROSEDUR Dilaksanakan dengan persetujuan tidnak medik dan kesediaan penanggung jawab
2. Permintaan tertulis dari pihak berwajib
3. Untuk kepentingan peradilan
4. Dibuat oleh dokter pemeriksa sesuai dengan indikasi
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Kejelasan pengisian keterangan identitas pasien
b. Kecocokan antara kasus dengan keterangan kepolisian
UNIT KERJA IGD, Rawat Inap
REFERENSI
MELAKSANAKAN KOMUNIKASI LANGSUNG /
LISAN

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :

Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Melakukan pembicaraan langsung antara perawat dan klien dengan memperhatikan
aspek aspek komunikasi
TUJUAN Membangun hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga
URAIAN
KEBIJAKAN
PETUGAS Perawat
PERALATAN
PROSEDUR A. Persiapan Alat
Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman
B. Cara Kerja
1. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan
2. Memperkenalkan diri
3. Menyapa pasien dengan ramah
4. Menyampaikan informasi secara lengkap dan jelas dengan bahasa yang mudah
dimengerti pasien
5. Mengamati respon pasien
6. Mencatat hasil komunikasi
UNIT KERJA IGD, Rawat Inap, Poli Umum
REFERENSI
PERAWATAN KATETER WANITA

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan pada daerah genetal wanita yang terpasang kateter
TUJUAN 1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan pada luka

URAIAN Jika tidak dilaksanakan dengan benar maka luka bakar akan bertambah parah
KEBIJAKAN Pasien wanita yang terpasang kateter
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak instrument steril berisi lidi kapas, Sarung tangan steril, Desinfektan, Air hangat, waslap,
handuk, Perlak dan pengalas, Bengkok
PROSEDUR 7. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat

8. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

9. Tahap Kerja
a. Memasang sampiran/menjaga privacy
b. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah pasien
c. Memasang perlak, pengalas
d. Memakai sarung tangan
e. Membersihkan genetalia dengan air hangat
f. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-hati,
kateter tetap tertahan)
g. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada ujung pemasangan kateter
h. Melepas pengalas dan sarung tangan
i. Merapikan pasien

10. Tahap Terminasi


a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan dan kembalikan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT KERJA IGD, Rawat Inap, Poli Umum


REFERENSI
TINDAKAN MEMBILAS LAMBUNG

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan air/cairan
tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga
lambung (NGT)
TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari dalam lambung.
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka darah dan racun masih tersisa pada lambung, dapat
melukai saluran pencernaan atas, dapat terjadi malposisi selang NGT ke saluran pernapasan
KEBIJAKAN 1. Keracunan obat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
PETUGAS Perawat
PERALATAN Slang penduga lambung sesuai ukuran yang diperlukan dan corongnya, Bengkok besar,
Perlak dan alasnya, Ember penampung, Air hangat-dingin 1-2 liter / NaCl 0,9 %, sesuai
kebutuhan, Gelas ukuran, Celemek dari karet, Gelas berisi air matang, Pelicin / jelly, Set
therapy oksigen lengkap dan siap pakai, Pinset anatomi, dan Obat-obatan (sulfas atropine,
norit/susu yang diperlukan dalam tempatnya)
PROSEDUR 1. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien
2. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien.
3. Meletakkan ember yang diberi alas kain pel ke dekat pasien
4. Menentukan panjang slang penduga yang masuk ke dalam lambung
5. Memberi pelicin pada ujung penduga lambung
6. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara menekuk/diklem
7. Memasukkan slang penduga pelan-pelan ke dalam lambung melalui hidung. Bagi pasien
sadar
dianjurkan menelan slang penduga perlahan-lahan sambil menarik nafas dalam
8. Meyakinkan slang penduga masuk ke dalam lambung dengan cara : Memasukkan ujung
slang penduga
sampai terendam dalam mangkok berisi air dan tidak tampak gelembung udara dan air.
9. Setelah yain slang penduga masuk ke lambung pasien, psosisi diatur miring tanpa bantal
dan letak
kepala lebih rendah.
10. Memasang corong pada pangkal slang kemudian masukkan air/cairan. Selanjutnya
ditunggu sampai
air/cairan tersebut keluar dari lambung dan ditampung dalam ember.
11. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan yang keluar dari lambung
berwarna jernih/tidak berbau racun.
12. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernafasan, dan respons pasien
13. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
UNIT KERJA IGD, Rawat Inap, Poli Umum
REFERENSI
PERAWATAN KATETER WANITA

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan pada daerah genetal wanita yang terpasang kateter
TUJUAN 3. Mencegah infeksi pada luka
4. Mempercepat penyembuhan pada luka

URAIAN Jika tidak dilaksanakan dengan benar maka luka bakar akan bertambah parah
KEBIJAKAN Pasien wanita yang terpasang kateter
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak instrument steril berisi lidi kapas, Sarung tangan steril, Desinfektan, Air hangat, waslap,
handuk, Perlak dan pengalas, Bengkok
PROSEDUR 11. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat

12. Tahap Orientasi


a. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

13. Tahap Kerja


a. Memasang sampiran/menjaga privacy
b. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah pasien
c. Memasang perlak, pengalas
d. Memakai sarung tangan
e. Membersihkan genetalia dengan air hangat
f. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-hati,
kateter tetap tertahan)
g. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada ujung pemasangan kateter
h. Melepas pengalas dan sarung tangan
i. Merapikan pasien

14. Tahap Terminasi


a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan dan kembalikan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT KERJA IGD, Rawat Inap, Poli Umum


REFERENSI
MENERIMA PASIEN DENGAN KESADARAN
MENURUN

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :

Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Kesadaran menurun adalah menurunnya respon pasien terhadap rangsangan verbal dan
rangsangan nyeri
TUJUAN Mempertahankan kelangsungan hidup pasien dan mencegah terjadinya cacat tetap
URAIAN Apabila tidak dilakukan dengan benar maka akan menimbulkan kesalahpahaman dari keluarga
pasien.
KEBIJAKAN Semua pasien dengan kesadaran menurun
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Emergency trolley
3. Set terapi oksigen
4. Set penghisap sekresi
5. EKG record
6. Blood gas kit
7. Set venaseksi
8. Folley kateter
9. Lampu senter
10. Obat-obatan/cairan infuse
11. Adrenalin
12. Sulfas atropine
13. Dextrose 5 %, 10 %, 40 %
14. NaCl 0,9 %
15. Ringer lactate
16. Bicarbonat nutrikus
Plasma expander
PROSEDUR 1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2) Menidurkan dan mengatur posisi pasien sesuai kondisi
3) Menilai kesadaran pasien dengan cara :
a) Memanggil nama pasien/menanyakan keadaannya
b) Mencubit pasien
UNIT KERJA IGD, Poli Umum
REFERENSI
PENANGANAN CEDERA KEPALA

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Suatu tata cara mengklasifikasikan dan menangani pasien yang mengalami cedera kepala
TUJUAN 1. Bagi RS : Agar prosedur penatalaksanaan cedera kepala dapat berjalan dengan
baik,teratur sesuai
Dengan tata cara yang telah digariskan.
2. Bagi pasien : Agar pasien mendapat pelayanan yang baik,cepat dan terarah sesuai
dengan tata cara yang ada.

URAIAN Jika tidak disusun maka akan terlambat dalam penanganan pasien yang dapat menyebabkan
Kematian
KEBIJAKAN Proses penatalaksanaan pasien harus efektif dan berlangsung cepat.
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1.collar neck, senter,
2.Cairan infus,infus set

Dalam mengatasi terjadinya cedera kepala, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
yakni:

A. Survei Primer
Memastikan jalan napas (A: Airway) pasien bebas dan lakukan stabilisasi servikal dengan
menggunakan collar neck, jika ditemukan gangguan pada jalan napas dapat dilakukan
pemasangan orofaringeal airway atau pipa endo tracheal sesuai indikasi.

Memastikan tidak ada gangguan pada pernapasan (B: Breathing) pasien dengan cara look,
feel dan listen, berikan oksigen sebanyak 4-6 liter/menit dengan menggunakan nasal kanul.

Memastikan tidak ada gangguan pada sirkulasi (C: Circulation) dengan memeriksa nadi, suhu
akral , tekanan darah, dan urine output, Pasien diposisikan kepala lebih tinggi dengan
kemiringan 30 derajat, pasang cairan infus NaCl/Asering dengan tetesan dosis pemeliharaan.

Memeriksa kesadaran (D: Disability) dengan menggunakan Glasgow Coma Scale dan
pemeriksaan pupil.

Pastikan pasien tidak hipotermi (E: Exposure)


Glasgow Coma Scale
Respon Buka Mata (Eye opening, E)
Spontan
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Tidak ada Nilai
4
3
2
1
Respon Motorik terbaik (M)
Turut perintah
Melokalisir nyeri
Fleksi normal (menarik anggota gerak yang dirangsang)
Fleksi Abnormal (dekortikasi)
Ekstensi Abnormal (deserebrasi)
Tidak ada (flasid)
6
5
4
3
2
1
Respon Verbal (V)
Berorientasi baik
Berbicara mengacau (bingung)
Kata-kata tidak teratur
Suara tidak jelas
Tidak ada
5
4
3
2
1
Nilai GCS = ( E + M + V ) : Nilai tertinggi = 15 dan terendah = 3
Klasifikasi cedera kepala berdasarkan GCS :
GCS 13 -15 : Cedera kepala ringan
GCS 9 12 : Cedera kepala sedang
GCS 3 8 : Cedera kepala berat

B. Survei Sekunder
Inspeksi keseluruhan kepala termasuk wajah, mencari :
Laserasi
Adanya LCS dari lubang hidung dan lubang telinga (adanya cairan LCS dari lubang telinga dan
hidung menandakan kemungkinan terjadinya fraktur basis cranii).
Palpasi keseluruhan kepala, termasuk wajah, mencari :
Fraktur
Laserasi dengan fraktur dibawahnya
Inspeksi semua laserasi kulit kepala, carilah :
Jaringan otak
Fraktur depresi tulang tengkorak
Debris
Kebocoran LCS
Tentukan nilai GCS dan respon pupil, terdiri dari :
Respon buka mata
Respon motorik terbaik anggota gerak
Respon verbal
Respon pupil
Pemeriksaan vertebra servikal :
Palpasi adanya rasa nyeri, deformitas, diskontinuitas dari vertebra servikal
Lakukan foto rontgen vertebra servikal proyeksi cross-table lateral
Nilai berat dan luasnya cedera
Periksa ulang pasien secara terus menerus, observasi tanda adanya perburukan.
Frekuensi
Parameter yang dapat dinilai
Periksa nilai GCS dan motorik anggota gerak secara serial
Periksa ulang ABCDE
Lakukan pengrujukan untuk pemeriksaan CT-scan dan penanganan lebih lanjut oleh dokter
spesialis bedah saraf sesuai dengan indikasi.

Indikasi Pemeriksaan CT-scan dan Pengrujukan ke Dokter Spesialis Bedah Saraf


CT-scan diperlukan pada cedera otak ringan (antara lain: adanya riwayat pingsan, amnesia,
disorientasi dengan GCS 13-15) pada keadaan berikut :
Faktor resiko tinggi perlu tinadakan bedah saraf :
Nilai GCS <15 pada 2 jam setelah cedera
Dicurigai ada fraktur depres atau terbuka
Adanya tanda-tanda fraktur dasar tulang tengkorak (mis: perdarahan di membran timpani,
mata racoon, rinorea dan otorhea, battle sign
Muntah lebih dari episode
Usia lebih dari 65 tahun
Faktor resiko sedang perlu tindakan bedah saraf
Amnesia sebelum cedera (lebih dari 30 menit)
Mekanisme cedera berbahaya (mis: pejalan kaki tertabrak kendaraan bermotor, penumpang
terlempar dari kendaraannya, jatuh dari ketinggian lebih dari 3 kaki atau 5 anak tangga.
Pada cedera kepala sedang dan berat CT-scan dan kon sultasi dini ke Dokter
spesialis bedah, sarah harus dilakukan tanpa memandang mekanisme cedera sedini mungkin
UNIT KERJA IGD
REFERENSI
MENERIMA PASIEN BARU

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Menerima pasien yang baru masuk Rumah Sakit untuk dirawat sesuai yang berlaku agar
pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
TUJUAN Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka pasien akan merasa tidak nyaman.
KEBIJAKAN Ada petugas yang terampil
PETUGAS Perawat
PERALATAN Catatan Rekam Medik Pasien.
PROSEDUR Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit
serta orientasi
keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan
pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.

UNIT KERJA IGD, Poli Umum, Poli Gigi, Poli Kebidanan


REFERENSI

PEMASANGAN INHALASI NEBULIZER

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung
PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
TUJUAN 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka sekret tidak dapat keluar sehingga pasien tetap
merasakan sesak.
KEBIJAKAN 1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
PETUGAS Perawat
PERALATAN Set nebulizer, Obat bronkodilator, Bengkok 1 buah, Tissue, Spuit 5 cc, Aquades, dan Tissue
PROSEDUR 1. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT KERJA IGD, Poli Umum


REFERENSI

PENANGANAN FLAIL CHEST

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung
PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Adanya bagian dari dinding dada yang kehilangan kontinuitas dengan dinding dada sisanya
(ada bagian yang melayang). Terdapat multiple fraktur iga dengan garis fraktur lebih dari satu
pada satu iga.
TUJUAN 1) Mengurangi rasa sakit
2) Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada
URAIAN Jika tidak dilakukan dengan benar maka dapat menyebabkan perfusi oksigen tidak terpenuhi
mengakibatkan hipoksia jaringan, dan dapt terjadi henti nafas
KEBIJAKAN Flail chest
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1) Alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
2) Oksigen lengkap
3) Intubasi set
4) Suction lengkap
5) Infus set
6) Cairan ringer lactate
7) Pulse oksimetri
PROSEDUR 1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
2) Bersihkan jalan nafas, hisap cairan / darah dan kontrol C spine
3) Pasang intubasi
4) Berikan oksigenasi yang adekuat
5) Jamin breathing-ventilasi dengan baik
6) Infus RL, 2 jalur dengan jarum besar
7) Monitoring dengan pulse oximetry
UNIT KERJA IGD, Poli Umum
REFERENSI

MENGUKUR SUHU PER RECTAL

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

Di Tetapkan Oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Letung

LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Pengambilan suhu tubuh yang dilakukan di daerah anus
TUJUAN Mengetahui suhu tubuh pasien
URAIAN
KEBIJAKAN Semua pasien yang demam
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Termometer dalam keadaan siap pakai
2. Vaselin / minyak dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Larutan sabun, larutan desinfektan, air bersih dalam tempatnya
5. Kainkasa / kerta / lap pengeriring
6. Kapas cebok dalam tempatnya
7. Memberi penjelasan kepada keluarga

PROSEDUR 1. Cuci tangan


2. Bayi dibaringkan dalam posisi telentang / dimiringkan sedemikian rupa,
agar anus mudah dicapai ( posisi sim )
3. Popok bayi dibuka, lalu daerah anus dibersihkan dengan kapas cebok
4. Termometer diperiksa, apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu
ujungnya diolesi dengan pelumas. Selanjutnya thermometer dimasukkan
melalui anus sampai batas air raksa ( sekurang kurangnya 2 cm ).
Sewtelah 3 5 menit thermometer diangkat dan langsung dibaca dengan
teliti, kemuadian hasilnya dicatat dalam stutus bay. Popoknya dipasang
kemudian posisi bayi diatur kembali
5. Termometer dicelupkan kedalam larutan sabun, dilap dengan kertas
tissue, laludimasukkan dalam larutan desinfektan . Selanjutnya
dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan
6. Air raksa diturunkan kembali dan thermometer diletakkan pada
tempatnya, serta siap dipakai untuk bayi berikutnya
Cuci tangan
UNIT KERJA IGD, Poli Umum
REFERENSI

MENYUAPI PASIEN

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

Di Tetapkan Oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Letung

LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Memberikan makanan pada paien sesuai dengan daftar makanan atau diit pasien
TUJUAN Menolong pasien yang tidak sanggup makan sendiri agar pasien dapat makan pada
waktumya
URAIAN
KEBIJAKAN Semua pasien dengan tidak ada nafsu makan
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Cuci tangan
2. Cek instruksi diet pasien
3. Makanan dan minuman disiapkan dibawa ke tempat pasien
4. Serbet makan
5. Lingkungan disekitar pasien dirapikan
6. Pasien diberi tahukan dan disiapkan dalam keadaan kepala lebih tinggi
dari badan, kecuali bila ada kontra indikasi
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Serbet dibentangkan dibawah dagu pasien
3. Perawat duduk / berdiri dengan posisi yang memudahkan pekerjaan
4. Pasien diingatkan umtuk berdoa menurut agamanya
5. Pasien ditawari minum
6. Siapkan makanan sedikit demi sedikit sambil berkomunikasi dan
memperhatikan keadaan pasien
7. Pasien diberi minum
8. Setelah selesai, mulut pasien dan sekitarnya dibersihkan
9. Pasien dirapikan kembali
10. Alat alat dirapikan kembali ketempat semula
11. Perawat mencatat jumlah porsi yang dimakan
Cuci tangan
UNIT KERJA Rawat Inap
REFERENSI

MENJAGA KESELAMATAN PASIEN DITEMPAT


TIDUR
No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

Di Tetapkan Oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Letung
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Satu tindakan yang diberikan pada pasien yang bedres untuk mengurangi cidera
TUJUAN Menghindari cidera
URAIAN Apabila tidak di awasi dengan benar maka akan menimbulkan cidera pasien.
KEBIJAKAN Semua pasien dengan bedres
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dengan bed plang
2. Tali tangan / kaki yang aman
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Tempat tidur lengkap disiapakan
3. Bed plang dipasang
4. Pasien ditidurkan sesuai dengan posisi yang nyaman
5. Keluarga diberi penjelasan
6. Bila perlu kaki dan tangan pasien diikat dengan posisi bergantian setiap
tiga jam
7. Pasien diawasi secara teratur sesuai keadaan
8. Bila perlu keluarga pasien diizikan menunggu
Cuci tangan
UNIT KERJA Rawat Inap
REFERENSI

MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN DARI


TEMPAT TIDUR
No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

Di Tetapkan Oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Letung
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Pergerakan segera dilaksanakan pada pasien yang dianjurkan untuk mobilisasi
TUJUAN Memperlancar predaran darah dan mengurangi kekakuan otot
URAIAN Apabila tidak di lakukan maka kekuatan otot melemah
KEBIJAKAN Semua pasien di anjurkan untuk mobilisasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Alat bantu : kursi / kursi roda
2. Penjelasan kepada

PROSEDUR 1. Cuci tangan


2. Alat bantu didekatkan
3. Perawat berdiri disis tempay tidur
4. Membantu pasien menggeser kakinya kesamping tempat tidur
5. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki secara perlahan dari
tempat tidur
6. Membantu padsien turun dari tempat tidur / berdiri
7. Membantu pasien duduk di kursi / kursi roda
8. Perhatikan respon pasien dan catat
Cuci tangan
UNIT KERJA Rawat Inap
REFERENSI

MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN


KELUAR

No. Dokument :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
PUSKESMAS Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh dan keluar dari tubuh (
keringat, BAK, Pernafasan, Feses )
TUJUAN Memperkirakan status cairan tubuh klien
URAIAN Apabila tidak di lakukan maka kita tidak mengetahui cairan yang masuk ke dalam tubuh
KEBIJAKAN
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Formulir observasi pemasukan dan pngeluaran cairan
2. Bahan yang akan diukur
3. Gelas ukuran
4. Memberikan penjelasan kepada pasien

PROSEDUR 1. Cuci tangan


2. Menghitung cairan yang masuk baik oral maupun parenteral
3. Mengukur cairan yang keluar
4. Mencatat hasil tindakan
Cuci tangan
UNIT KERJA Rawat Inap
REFERENSI

MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

Di Tetapkan Oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Letung
LETUNG

AMAD BUDI UTOMO


NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Menghitung frekwensi denyut jantung klien dalam 1 menit
TUJUAN 1. Menentukan keadaan umum pasien
2. Membantu menegakkan diagnosa
URAIAN Apabila tidak di lakukan maka kita tidak mengetahui frekwensi denyut jantung
KEBIJAKAN Semua pasien yang datang untuk berobat
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Menghitung denyut nadi ( Polsteler, jam yang pakai second atau stopwach
)
2. Buku catatan dan pena

PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan


2. Penderita diberi tahu
3. Sikap penderita boleh duduk atau tidur dengan tenang
4. Pegang tanagn penderita dipergelangan dengan jari telunjuk dan jari
tengah dan ibu jari. Disisni akan teraba denyut nadi arteri radialis
5. Tangan yang lain memegang jam atau menghitung nadi
6. Cara menghiting bisa atau menit yang hasilnya dikalikan 4 ( empat )
atau 2 ( dua )
7. Hasilnya dicatat
8. Perawat cuci tangan

UNIT KERJA Rawat Inap


REFERENSI

MENGHITUNG PERNAFASAN

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :

PUSKESMAS Di Tetapkan Oleh


Kepala Puskesmas Letung
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Menghitung frekwensi pernafasan klien dalam menit

TUJUAN 1. Mengetahui kedaan umum pasien


2. Membantu menegakkan diagnosa
URAIAN Apabila tidak di lakukan maka kita tidak mengetahui frekwensi pernafasan
KEBIJAKAN Semua pasien yang datang untuk berobat
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Polstelor atau jam tangan yang ada socondnya
2. Buku catatan dan pena

PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan


2. Pada waktu menghitung pernafasan jangan sampai diketahui olh pasien
3. Waktu mengerjakan setelah menghitung denyut nadi yaitu dengan
memperhatikan naik turunnya pernafasan dada ( satu kali pernafasan
adalah satu kali pengeluaran nafas dan satu kali penarikan nafas )
4. Cara menghitung dalam menit kemudian dikalikan dua
5. Hasilnya dicatat
6. Perawat cuci tangan

UNIT KERJA Rawat Inap, IGD


REFERENSI

MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DIATAS


TEMPAT TIDUR

No. Dokument :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
SPO Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Membersihkan tempat tidur klien dengan klien diatas tempat tidur

TUJUAN 1. Supaya klien dan lingkungannya bersih


2. Memberikan perasaan tenang
URAIAN Apabila tidak di lakukan maka pasien tidak nyaman dan tidak bersih
KEBIJAKAN Semua pasien yang bedres
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. 1 ( satu ) buah laken
2. 1 ( satu ) buah stik laken
3. 1 ( satu ) buah sarung tangan
4. 1 ( satu ) buah keranjang / tempat alat tenun kotor
5. Perlsk
6. Baki dan trolly
PROSEDUR 1. Beri penjelasan pada klien tentang tujuan menmgganti alat tenun yang
kotor ( bila klien sadar )
2. Perawat cuci tangan
3. Mengangkat bantal dan lat tenun dikeluarkan sisinya dari bawah kasur
4. Memiringkan klien ke posisis yang menjauhi perawat dengan
memperhatikan keamanan klien supaya tidak jatuh
5. Melipat stik laken ke bawah punggung klien
6. Membersihkan perlak dengan waslap yang dibasahi dengan larutan lysol
pada seluruh permukaan
7. Perlak lalu dikeringkan dan digulung ke bawah punggung klien
8. Memasang laken bersih dan membuat sudut sudutnya, lalu sisi laken
dimasukkan ke bawah kasur
9. Memasang stik laken yang bersih
10. Klien ditelentangkan, kemuadian dimiringkan kesisi menghadap perawat
dengan tetap memperhatikan keamanan klien
11. Peralatan dipindahkan kesisi yang lain dan stik laken ditarik dengan hati
hati. Lalu digulung dan dimasukkan kedalam
12. Membersihkan perlak dengan lap yang dibasahi lysol lalu dikeringkan
dengan lap kering
13. Menarik laken kotor dengan hati hati, lalu digulung dan dimasukkan ke
tempat alat tenun yang kotor
14. Menarik sti laken dan perlak yang bersih dari bawah punggung klien lalu
rapikan dengan membuat sudut dan memasukkannya ke bawah kasur
15. Klien ditelentangkan kembali
16. Mengganti sarung batal dan memasang di bawah kepala klien
17. Memasang selimut bersih mulai dari dada klien dampai menarik selimut
kotor ke arah kaki klien
18. Selimut yang kotor diletakkan ketempat pakaian kotor
19. Membersihkan alat alat dan membawa ke belakang
20. Perawat cuci tangan

UNIT KERJA Rawat Inap


REFERENSI

PERAWATAN PASIEN DI UNIT RAWAT INAP

No. Dokument :
SPO No. Revisi :
Tanggal Terbit : September 2017
Halaman :
Di Tetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Letung

PUSKESMAS
LETUNG
AMAD BUDI UTOMO
NIP. 19700625 199203 1 002
PENGERTIAN Pengaturan dalam penerimaan pasien di unit rawat inap

TUJUAN - Teraturnya penempatan dan penerimaan pasien di unit rawat inap


URAIAN Apabila tidak di lakukan maka pasien tidak di lakukan peawata
KEBIJAKAN Semua pasien yang akan di rawat
PETUGAS Perawat
PERALATAN
PROSEDUR 1. Pasien masuk melalui IGD atau Poliklinik, ditempatkan sesuai ruangan rawat inap
dan kelas perawatan yang di tuju.
2. Jika ruang rawat inap yang di tuju penuh, pasien sementara di tempatkan
/dititipkan di ruang rawat inap lain sampai tersedia tempat di ruang rawat inap
yang di tuju (pasien dititip diruang tersebut). Tanggung jawab perawat,
pengelolaan dan tindakan rutin (minimalcare) terhadap pasien adalah tugas dari
petugas ruang rawat inap tempat pasien dititipkan, sedangkan register pasien
tetap dimasukkan ke ruang rawat inap yang di tuju.
3. Pasien yang melahirkan dikamar bersalin, perawatan bayinya adalah tanggung
jawab petugas kebidanan melaporkannya ke dokter ruangan dalam jam kerja
atau di luar jam kerja untuk memeriksa dan mengisi status bayi baru lahir di
ruangan, meminta nomor registrasi ke IGD di luar jam kerja dan ke rekam medik
pada jam kerja. Bayi yang memerlukan perawatan di ruang Perinatologi (sesuai
Protap), petugas kebidanan ke ruangan anak setelah masalah teratasi dengan
membawa serta status yang telah di isi oleh dokter ruangan atau dokter jaga,
sedangkan resusitasi dilaporkan ke dokter ruangan atau dokter jaga.
4. Pasien Obstetri yang di rawat di ruang rawatan di pindahkan ke kamar bersalin
bila telah inpartu (kala 1 fase aktif/pembukaan lebih dari 4), untuk dilakukan
tindakan selanjutnya. Pasien diantar oleh bidan keruang rawat inap.

UNIT KERJA Rawat Inap


REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai