Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BANDONGAN
Jalan Yahya Solichin Bandongan Magelang Kode Pos 56151
Telp.(0293) 310687, Email : puskesbandongan@gmail.com

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN


BULAN ........
PUSKESMAS BANDONGAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan health care system yang di dalamnya terdapat


sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di
dalamnya Puskesmas mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat
peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena Puskesmas merupakan
fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis Puskesmas
sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian infeksi yang


didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak
dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans,
media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi
adalah tangan- tangan pemberi asuhan yang terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan


menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan
global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan
inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my
five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril,
setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan
lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan
pencegahannya merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon
emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan
peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan
melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab
utama infeksi nosokomial atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi
resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor
yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit kepatuhan
pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah
dilakukan oleh tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Puskesmas
Bandongan
B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).

2. Tujuan :
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand
hygiene) dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan
tangan (hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan
(hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan
ketersediaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh
seluruh pegawai Puskesmas terutama orang yang terlibat dalam perawatan
pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim PPI melakukan penilaian terhadap
kepatuhan cuci tangan kepada petugas yang bersentuhan langsung dengan
pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau
tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene (lima momen cuci
tangan) yang ditetapkan oleh WHO.

Lima moment tersebut adalah:


1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan
(PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan
audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand
hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima
momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan
jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian
Fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa
format yang berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

Kepatuhan Hand Hygiene di Puskesmas BANDONGAN. Audit hand


hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur
kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang
merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi
nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap 3
bulan di Puskesmas berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit
pelayanan kesehatan Puskesmas bulan Juli-September 2021.
Berdasarkan data pada grafik, menunjukkan bahwa angka kepatuhan
Hand Hygiene bulan Juli-September 2021 di Puskesmas menurut jenis profesi
paling tinggi yaitu profesi Dokter pada bulan juli 72%, dan pada bulan September
kepatuhan cuci tangan tertinggi yaitu profesi Bidan 67%, sedangkan angka
kepatuhan paling rendah yaitu Analis, Perawat, Bidan sebesar 50% pada bulan
Juni dan paling rendah pada bulan September yaitu profesi Analis 30%.

E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan


(hand hygiene) petugas bulan Juli-September di Puskesmas Bandongan
masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%, sedangkan standar atau
target yang diharapkan yaitu ≥75%. Ini menunjukkan masih minimalnya
kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan.
2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya kepatuhan
petugas dalam cuci tangan, antara lain:

a. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun


dan air b. .....
c. ........
d. .....

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Tim PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan (hand


hygiene) dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin


2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan kepada setiap
petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan benar,
serta dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan.
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene.
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka Puskesmas perlu
menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
7. dst
G. PENUTUP

a. Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi


tentang PPI juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk
merubah perilaku petugas kesehatan juga harus didukung oleh ketersediaan
fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan Puskesmas tentunya.
b. Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas dalam
kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien Puskesmas.
Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indicator pacient safety
yang harus dijalankan oleh petugas di Puskesmas, maka meningkatnya
kepatuhan
petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan
Puskesmas.

............, Januari 2022

Mengetahui Sekretaris Tim PPI


Koordinator PPI

Anda mungkin juga menyukai