Anda di halaman 1dari 10

Program Kerja ICRA PPI

Tahun 2019
I. Pendahuluan

Infection Control Risk Assesment (ICRA) merupakan suatu  sistem pengontrolan pengendalian infeksi yang terukur dengan melihat kontinuitas dan probabilitas dalam
aplikasi pengendalian infeksi di lapangan. Diharapkan akan mendapatkan suatu hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Pola tersebut mencakup beberapa penilaian dan
aspek penting pengendalian infeksi seperti kepatuhan cuci tangan, pencegahan penyebaran infeksi, dan terjadinya resistansi antibitotik dalam penanganan kasus infeksi.
ICRA merupakan suatu proses berkesinambungan yang memiliki fungsi preventif dan peningkatan mutu pelayanan. Menurut definisi APIC, ICRA merupakan suatu
perencanaan proses kontrol infeksi, memiliki nilai penting dalam menetapkan dasar program dan pengembangannya, berdasarkan kontinuitas surveilans dan senantiasa
melaksanakan perubahan regulasi jika terdapat perubahan tantangan di lapangan. Pendekatan manajemen di rumah sakit dilaksanakan berdasarkan metode interdisipliner.
Acuan yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko, menilai karakteristik yang meningkatkan risiko infeksi, menilai karakteristik yang menurunkan risiko infeksi,
dan menemukan early warning risiko terjadinya infeksi.
Apakah ICRA dapat diterapkan dalam komunitas? Pola penyakit di komunitas yang dinamis membutuhkan upaya pendekatan yang lebih khusus. Hal itu, bertumpu pada
aspek sosial dan perilaku hidup sehat di masyarakat. Perilaku itu secara kohesi dapat melibatkan peran berbagai komponen masyarakat dalam program pencegahan dan
pengendalian di masyarakat. Untuk hal tersebut, pendidikan kesehatan komunitas menjadi langkah pertama. Sejak usia dini, pendidikan pencegahan pengendalian infeksi
dijadikan sebagai kurikulum akan berdampak dalam kontrol infeksi di masyarakat. Berdasarkan konsep ICRA, pendekatan komunitas dapat dilakukan melalui identifikasi
faktor risiko infeksi di masyarakat berdasarkan lokasi geografi, komunitas dan populasi, adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, serta analisis surveilans kontinu
dan tahunan terhadap perkembangan infeksi.

II. Latar Belakang

Pengendalian Infeksi rumah sakit merupakan salah satu pokok penilian akreditasi. Hal ini terkait dengan mutu pelayanan dan pasien safety. Pengendalian infeksi rumah
sakit sebelumnya merupakan tanggung jawab Tim PPIRS. Namun, saat ini menjadi komitmen bersama setiap elemen rumah sakit, baik pimpinan maupun karyawan, bahkan
petugas kebersihan sekalipun. Sebagai contoh, saat ini disiapkan modul pelatihan pengendalian infeksi untuk cleaning service sebagai  salah satu garda terdepan pengendalian
infeksi. Namun demikian, diperlukan paremeter tertentu untuk monitoring infeksi rumah sakit, mencakup berbagai provider kesehatan dan non provider kesehatan.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas,
dan pengunjung di rumah sakit.
B. Tujuan Khusus
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak resiko terhadap :
- Paparan kuman pathogen melalui petugas, pasien dan pengunjung
- Penularan melalui tindakan/prosedur invasive yang dilakukan baik melalui peralatan, tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap resiko infeksi
( HAIs )
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindaklanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN CARA MELAKSANAKAN SASARAN

1 Melaksanakan Melaksanakan :  Edukasi pentingnya kebersihan  Terlaksananya edukasi pentingnya


Bundles ISK  Kebersihan tangan tangan kebersihan tangan pada seluruh
 Tehnik aseptic pada saat  Monev pelaksanaan kebersihan petugas di ruang intensif
pemasangan kateter urine tangan oleh karu  Terlaksananya monev pelaksanaan
 Maintemanance kateter  Audit HH kebersihan tangan di ruang intensif
 Perawatan kateter  Edukasi pemasangan kateter urine dan ada hasil capaiannya.
 Pengkajian setiap hari kebutuhan dengan tehnik aseptic.  Terlaksananya audit HH.
kateter (pelepasan kateter )  Pemeliharaan kateter : fiksasi,  Terlaksananya edukasi pentingnya
posisi urine bag, kingking tehnik aseptic saat pemasangan
 Perawatan perineal sehari-hari dan kateter urine dan perlunya
setiap selesai buang air besar pengkajian kebutuhan .
 Pembuangan urine dilakukan  Terlaksananya pemeliharaan dan
dengan satu alat untuk satu pasien perawatan pada pasien yang
 Edukasi petugas ttg pentingnya terpasang kateter urine.
pengkajian setiap hari kebutuhan
kateter (pelepasan kateter).

2 Melaksanakan Melaksanakan :  Edukasi pentingnya kebersihan  Terlaksananya edukasi pentingnya


Bundles VAP  Kebersihan tangan tangan pada petugas di ruang kebersihan tangan pada seluruh
 Oral hygiene dengan clorhexidine intensif petugas di ruang intensif
tiap 4 jam dan sikat gigi tiap 12 jam  Monev pelaksanaan kebersihan  Terlaksananya monev pelaksanaan
 Pengkajian setiap hari sedasi & tangan oleh karu intensif kebersihan tangan di ruang intensif
ektubasi  Audit HH dan ada hasil capaiannya.
 Edukasi perawat ruang intensif ttg  Terlaksananya audit HH.
pentingnya oral hygiene pada  Terlaksananya edukasi pentingnya
pasien ruang intensif tiap 4 jam oral hygiene pada pasien ruang
dan sikat gigi tiap 12 jam intensif tiap 4 jam dan sikat gigi tiap
 Lakukan suction sesuai kebutuhan 12 jam pada seluruh perawat ruang
dan gunakan cairan steril utk intensif
membersihkan slang suction  Terlaksananya edukasi pentingnya
 Edukasi petugas ruang intensif ttg melakukan pengkajian kebutuhan
pentingnya pengkajian setiap saat sedasi dan ektubasi pada seluruh
petugas ruang intensif
kebutuhan sedasi dan ektubasi.

3 Melaksanakan  Kebersihan tangan  Edukasi pentingnya kebersihan  Terlaksananya edukasi pentingnya


Bundles IADP  Maksimal penggunaan APD tangan pada petugas di ruang kebersihan tangan pada seluruh
 Antisepsis kulit : Chlorhexidine 0, 5 % intensif petugas di ruang intensif
 Monev pelaksanaan kebersihan  Terlaksananya monev pelaksanaan
tangan oleh karu intensif kebersihan tangan di ruang intensif
 Edukasi petugas ruang intensif ttg & ada hasil capaiannya.
pentingnya penggunaan APD,
 Terlaksananya edukasi pentingnya
waktu dan cara pakai
penggunaan APD, waktu dan cara
 Pengadaan APD sesuai kebutuhan
 Pengadaan chlorheksidin 0,5% penggunaannya pada seluruh
sesuai kebutuhan. petugas.
 Tersedianya APD sesuai kebutuhan.
 Tersedianya chlorheksidin 0,5%

 Pilih lokasi insersi kateter vena • Edukasi SPO pemasangan CVL dan  Terlaksananya edukasi SPO
sentral, pada pasien dewasa hindari perawatannya pemasangan CVL dan
vena femoral perawatannya
 Observasi lokasi insersi setiap hari,
pertimbangkan melepaskan kateter
segera jika sudah tdk ada indikasi

4 Pelaksanaan a. Edukasi & supervisi kebersihan  Kunjungan lapangan/supervisi Terlaksananya monitoring dan evaluasi
prinsip dasar tangan ke pasien, pengunjung dan setiap hari pelaksanaan prinsip dasar pencegahan
pencegahan petugas RS setiap hari  Audit dan pengendalian infeksi; meliputi
dan b. Melakukan audit berkala  Pengamatan / wawancara kewaspadaan standar dan transmisi :
pengendalian c. Mendata kembali wastafel dg kran /pendataan
infeksi yaitu yg belum standar di RS  Edukasi dan sosialisasi a.Terlaksananya edukasi & sosialisasi
Kewaspadaan kebersihan tangan pada pasien,
Standar : d. Memonitor petunjuk HH di setiap  pendidikan Kesehatan ke pengunjung & staf RS
Melakukan fasilitas wastafel pengunjung b.Terlaksananya audit berkala cuci
kebersihan e. Monitoring sabun cair antiseptik  mencari staf yang potensial tangan
tangan disemua fasilitas HH RS mengikuti lomba dance cuci tangan c. Terpenuhinya wastafel yang standar
f. Memonitor hand rub di pintu masuk  Melatih perawat & bidan
diruangan
& semua TT pasien berkoordinasi dengan instalasi
terkait dengan bidang/komite d. Terpenuhinya petunjuk cuci tangan,
g. Mengusulkan pemasangan handrub sabun cair, dan tisu
keperawatan
di semua area absen karywan e. Terpenuhinya handrub cuci tangan di
 membuat proposal ke direktur
h. Melakukan koordinasi dg pihak area absen karyawan
 mengadakan Rapat koordinasi
terkait dlm pengadaan alat HH &  Membuat undangan f. Terlaksananya perbaikan dan
perbaikan sarana & prasarana di pemeliharaan secara berkala sarana
prasarana PPI oleh bagian umum
ruangan dg bagian umum & RT
g. Terpenuhinya poster, benner,
seperti mengganti kran air standar & tulisan himbauan untuk selalu
penyediaan fasilitas HH mencuci tangan
i. Membuat poster, banner, tulisan
yang berisi himbauan untuk mencuci
tangan sesuai standar.
Contoh: Lakukan kebersihan tangan
6 langkah, stop cuci tangan terlebih
dahulu.
j. Melaksanakan koordinasi dengan
Instalasi Humas dan Bagian Rumah
Tangga
k. Memonitor pemasangan Handscrub
di setiap pintu kamar pasien, dan
tempat tidur
l. Membuat perencanaan petunjuk
kebersihan/cuci tangan.
m. Audit Pemantauan kepatuhan
pemakaian APD area penyakit
menular, OT, Kamar bersalin, dental
klinik dan kritis.
n. Rapat koordinasi dengan logistic
instalasi dalam pengadaan APD agar
penghitungan lebih akurat sehingga
tidak terjadi kekosongan APD di
ruangan
o. Membuat petunjuk cara pemakaian
& pelepasan APD yg benar di
ruangan dan mengajukan
pengadaannya

5. Area persiapan  Membuat SPO pemberian obat  Pembuatan SPO terkait oleh  Tersedia SPO
injeksi  Monitoring area persiapan komite PPI  Tersedia formulir pelaporan dan
pemberian obat  Membuat form pemantauan suhu audit serta pemantauan suhu
 Memastikan syringe yg digunakan kulkas obat. kulkas
single use  Melakukan pengkajian kelayakan  Tersedia area persiapan obat
 Memastikan penyimpanan obat di area persiapan obat pasien.  Staff memahami pelaksananaan
tempatkan pada suhu yang telah  Monev penggunaan syring single tehnik aseptic saat persiapan obat
ditetapkan. use dan pengambilan obat dengan  Penggunaan syring single use dalam
 Melakukan audit kebersihan tehnik aseptik pemberiaan obat.
lingkungan

6 Penyimpanan  Membuat SPO penyimpanan bahan  Pembuatan SPO terkait oleh  Tersedia SPO
bahan makanan daging komite PPI  Tersedia formulir pelaporan dan
makanan  Monitoring suhu freezer  Membuat form pemantauan suhu audit serta pemantauan suhu
 Memastikan penyimpanan obat di freezer. freezer
daging
tempatkan pada suhu dan tempat  Kunjungan lapangan/supervisi  Terlaksana proses pemantauan
sesuai prosedur dan diberi tanggal setiap hari suhu freezer
 Melakukan audit kebersihan  Edukasi dan sosialisasi  Staff yang menangani proses masak
lingkungan, peralatan dapur dan  Personal hygiene staff dalam kondisi sehat
hygienitas staf dalam mengelola
bahan makanan
7. Penggunaan  Melakukan audit dikamar bedah  Melakukan identifikasi  Terlaksananya kegiatan monev di
alat single use penggunaan alat single use di re use seluruh bagian tentang inst. CSSD,
di reuse  Membuat kebijakan dan SPO penggunaan alat single use –  Terlaksananya audit instrument
penggunaan alat single use di reuse reuse Reuse
 Penetapkan alat-alat yang boleh di  Membuat SOP penggunaan  Tersedianya kebijakan dan SPO alat
reuse alat single use – reuse single use di reuse
 Sosialisasi pemrosesan alat single use  Membuat form pemantauan
di reuse penggunaan alat dan
 Sosialisasi pemakaian alat single use monitoring pasien
di reuse di kamar operasi  Supervise ruangan yang
 Monitoring pencatatan setiap alat menggunakan alat single use-
berapa kali jumlah pemakaian alat reuse
single di reuse.  Sosialisasi proses desinfeksi
 Monitoring kejadian infeksi pada alat-sterilisasi
pasien yang menggunakan alat re use

8. Pengelolaan 1. Memonitor Penyediaan sarana :  Supervisi  Terlaksanya edukasi tentang


limbah a. Tempat sampah sesuai standar  Pengamatan penanganan limbah sesuai kategori
b. Petunjuk jenis-jenis sampah  Audit  Terlaksananya audit sampah secara
infeksius, non infeksius, benda tajam  Edukasi dan sosialisasi reguler
& sitostatik  Terlaksanaya pengelolaan limbah
 Rapat koordinasi
c. Edukasi tentang pembuangan benda tajam sesuai standar
sampah yg benar.
d. Koordinasi dengan bag. Logistic cara
penghitungan kebutuhan sharp
container .
2. Koordinasi dgn Instalasi kesling dlm
monitor pembuangan sampah di
ruangan dan kelancaran IPAL
3. Koordinasi dengan petugas rumah
tangga dalam pengadaan kantong
sampah sesuai ukuran kotak sampah
9. Kesehatan Berkoordinasi dengan K3 dan IPCO  Tersedia kebijakan skrining
karyawan meliputi : kesehatan karyawan
 Identifikasi data based immunitas  Trsedia alurpelaporn kejadian NSI
karyawan  Terlaksananya pelaporan hasil
 Skrining karyawan dilakukan secara kesehatan karyawan
berkala  Tersedia data based kesehatan
 Investigasi dan menindak lanjuti seluruh karyawan
petugas yang terpapar infeksi
seperti; kejadian tertusuk benda
tajam,
 Pembuatan kebijakan skrining
karyawan
 Investigasi dan menindak lanjuti
petugas yang terpapar infeksi
 Kerja sama dengan dokter karyawan
pada program imunisasi karyawan
 Membuat pelaporan
V. Jadwal Kegiatan PPI Tahun 2019

JAN FEB MA APR MEI JU JUL AGS SEP OK NOV DES


No KEGIATAN
R N T

Edukasi pentingnya kebersihan tangan pada petugas X X X X X X X X X X X X


1
di ruang intensif

Monev pelaksanaan kebersihan tangan oleh karu X X X X X X X X X X X X


2
intensif

Edukasi perawat ruang intensif ttg pentingnya oral X X X X


3 hygiene pada pasien ruang intensif tiap 4 jam dan
sikat gigi tiap 12 jam

Melengkapi alat oral hygiene 20 set (sesuai X


4
kebutuhan)

5 Membuat jadwal pelaksanaan oral hygiene X

Karu melakukan monev pelaksanaan jadwal oral X X X X X X X X X X X X


6
gygiene

7 Edukasi petugas ruang intensif ttg pentingnya X X X X


penggunaan suction sekali pakai

8 Melaksanakan penilaian kinerja unit X X X X X X X X X X X X

VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan, 6 bulan dan laporan dilakukan setiap bulan oleh Tim PPI rumah sakit.

VII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM


Hasil pelaksanaan kegiatan dan evaluasi program dibuat setiap akhir tahun kemudian Tim PPI akan melaporkan kepada Direktur untuk ditindaklanjuti.

Anda mungkin juga menyukai