Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

SOSIALISASI CUCI
TANGAN, ETIKA BATUK,
SPILL KIT
TAHUN 2023
POLISI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG

LAPORAN SOSIALISASI PPI KEBERSIHAN TANGAN


ETIKA BATUK, DAN SPILL KIT
BAGI KEPALA RUANG RAWAT INAP, RAWAT JALAN,
IGD, IBS, ICU, LABORATORIUM, RADIOLOGI, DRIVER
AMBULANCE DAN CLEANING SERVICE

DISUSUN OLEH :

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II

SEMARANG

Jl. Majapahit No 140 Semarang

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sangat penting untuk dilaksanakan


di Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan, disamping sebagai tolak ukur mutu
pelayanan juga untuk melindungi pesien, petugas Rumah Sakit, pengunjung dan
keluarganya pesien dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas atau
berkunjung di Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
saat ini makin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di lain pihak rumah sakit dihadapi tantangan yang semakin besar. Rumah Sakit
dituntut agar dapat memberikan pelayan kesehatan yang bermutu, akuntabel dan
transparan kepada masyarakat, khususnya bagi jaminan keselamatan pasien. Untuk hal
tersebut Rumah Sakit perlu ditingkatkan pelayanan khususnya dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi. Bukan saja untuk para petugas tetapi juga pasien, keluarga pasien
dan lingkungan Rumah Sakit. Dengan demikian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
akan menjadi lebih profesional, akuntabel dan transparan menuju pelayanan kesehatan
yang prima. Dan diharapkan dapat mengenal cara penularan infeksi yang ditemui petugas
sehingga petugas dapat mencegah dan mengendalikan infeksi dengan baik. Salah satu
upaya dalam pencegahan terjadi infeksi di Rumah Sakit yang paling dasar adalah dengan
melakukan kebersihan tangan dan etika batuk dengan benar dan tepat.
Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara
mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan
adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme (Tietjen, 2003 dalam Moestika). Mencuci tangan
dengan baik merupakan unsur satu-satunya yang paling penting dan efektif untuk
mencegah penularan infeksi. Idealnya, air mengalir dan sabun yang digosok gosokkan
harus digunakan selama 40 sampai
60 detik. Penting sekali untuk mengeringkan tangan setelah mencucinya. Pemakaian
sabun dan air tetap penting ketika tangan terlihat kotor. Untuk
kebersihan tangan rutin ketika tidak terlihat kotoran atau debris, alternatif seperti handrub
berbasis alkohol 70% yang tidak mahal, mudah didapat, mudah dijangkau dan sudah
semakin diterima terutama ditempat dimana akses wastafel dan air bersih berbatas.
Selain mencuci tangan, penyakit bisa dengan mudah menginfeksi melalui udara.
Tanpa sadar, bersin dan batuklah yang bisa menyebarkan virus penyakit. Saat ingin
bersin atau batuk, sangat penting untuk mengetahui etika. Hal ini dilakukan agar
penularan virus tidak terjadi. Selain itu, menghindarkan infeksi terjadi. Mungkin,
kebanyakan dari kita saat ingin bersin atau batuk, refleks menggunakan tangan untuk
menutupinya. Namun cara ini belum sepenuhnya benar. Pasalnya, bisa saja virus dan
bakteri berpindah pada telapak tangan. Setelah itu, menular pada orang lain saat
bersalaman. Oleh karena itu, etika saat bersin dan batuk sangat perlu diperhatikan.
Pertama, saat Anda merasa ingin bersin dan batuk segera ambil tisu untuk menutup
hidung dan mulut. Setelah itu, buang tisu tersebut
Pengelolaan tumpahan cairan infeksius adalah proses kegiatan untuk menangani,
membersihkan dan mengelola tumpahan cairan infeksius. Cairan infeksius berupa darah,
dahak, muntahan, urin dan cairan lain yang keluar dari tubuh manusia yang dapat
menularkan kepada orang lain. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat
dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Spill kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi
tumpahan, baik berupa cairan tubuh pasien seperti darah, muntahan, urine, dahak, bahan
kimia atau zat lainnya, agar tidak membahayakan petugas dan lingkungan sekitarnya.
Dari uraian diatas dapat dipastikan bahwa pentingnya pengetahuan kebersihan
tangan dan etika batuk, spill kit yang harus dipahami oleh semua karyawan, pasien dan
pengunjung di Rumah Sakit sehingga penularan infeksi
dapat dicegah. Oleh karena itu dilaksanakan Sosialisasi Kebersihan Tangan, Etika Batuk,
dan Penggunaan Spill Kit bagi para Pegawai staf klinis maupun non klinis di Rumah
Sakit Bhayangkara Tk II Semarang.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut “Bagaimana pengetahuan dokter mudan dan mahasiswa praktek tentang
kebersihan tangan, etika batuk dan spill kit ?”
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan pengetahuan kepada pegawai staf klinis dan non klinis tentang
pentingnya kebersihan tangan, etika batuk dan spill kit.
2. Mencegah penyebaran infeksi di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Tk II
Semarang
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Institusi
Tercapainya indikator mutu pelayanan bagi Rumah Sakit Bhayangkara Tk II
Semarang
2. Bagi Pegawai Staf Klinis dan Non Klinis
Adanya pemahaman mengenai kebersihan tangan, Etika Batuk, Spill Kit yang harus
bisa diterapkan baik di lingkungan Rumah Sakit, lingkungan masyarakat dan
keluarga
E. PELAKSANAAN
Kegiatan Sosialisasi Kebersihan Tangan, Etika Batuk, Spill Kit dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Jumat / 24 Februari 2023
Pukul : 13.00 s.d selesai
Tempat : Aula Kompartemen Dokpol
Pemateri : Tim PPI RS Bhayangkara Tk II Semarang
Jumlah Peserta : 27 peserta (11 dokter muda dan 16 pegawai staf klinis dan non
klinis)
BAB II
ISI

A. Pengertian
1. Kebersihan Tangan
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus selalu
bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin. Cuci
tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan pada
saat:
a. Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan
tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun telah
memakai sarung tangan.
b. Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang
bersih, walaupun pada pasien yang sama. Indikasi kebersihan tangan:
- Sebelum kontak pasien;
- Sebelum tindakan aseptik;
- Setelah kontak darah dan cairan tubuh;
- Setelah kontak pasien;
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Kriteria memilih antiseptik:

- Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara


luas (gram positif dan gram negative,virus lipofilik,bacillus dan
tuberkulosis,fungiserta endospore)
- Efektifitas
- Kecepatan efektifitas awal
- Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
- Tidak menyebabkan iritasi kulit
- Tidak menyebabkan alergi

Hasil yang ingin dicapai dalam kebersihan tangan adalah mencegah agar tidak terjadi
infeksi, kolonisasi pada pasien dan mencegah kontaminasi dari pasien ke lingkungan
termasuk lingkungan kerja petugas.

Teknik Kebersihan Tangan

 Sebelum melakukan kebersihan tangan

 Pastikan perhiasan cincin (termasuk cincin kawin), gelang, arloji, tidak


dipakai (seharusnya tidak ada pakai asesoris saat bertugas, apapun posisinya
di RS)

 Penelitian: kulit dibawah perhiasan kolonisasi yang berat, sulit dibersihkan

 Memakai perhiasan akan sulit saat memakai sarung tangan.

 Kebersihan tangan dengan menggunakan sarung tangan tidak


direkomendasikan

 Pembersihan tangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Membersihkan tangan dengan menggunakan sabun


Mencuci tangan dengan benar mesti dilakukan dengan menggunakan
sabun dan air bersih mengalir. Bila tidak ada keran, kita bisa menggunakan
timba atau wadah lain untuk mengalirkan air. Cuci tangan pakai sabun
terbukti efektif mencegah penularan virus corona karena tangan yang bersih
setelah dicuci pakai sabun dapat mengurangi risiko masuknya virus ke dalam
tubuh.
b. Membersihkan tangan dengan menggunakan cairan pembersih tangan
Mencuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan dapat
dilakukan dalam situasi tertentu dimana sabun dan air bersih tidak tersedia.
Agar hasilnya efektif, cairan pembersih tangan yang digunakan hendaknya
mengandung alkohol dengan kadar minimal
60%. Mencuci tangan pakai sabun dan air bersih akan memberi manfaat yang
berbeda dari cairan pembersih tangan berbasis alkohol. Sabun dan air bersih
dapat menghilangkan semua jenis kuman dari tangan, sedangkan cairan
pembersih tangan berbasis alkohol hanya bisa mengurangi jumlah kuman
tertentu di kulit. Selain itu, cairan pembersih tangan hanya dapat digunakan
bila tangan kita tidak kotor dan berminyak.
2. Etika Batuk
a. Etika Batuk Yang Benar
Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju jadi bakteri tidak menyebar ke udara
dan tidak menular ke orang lain.
b. Tujuan Etika Batuk
Tujuan etika batuk yaitu mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas
melalui udara bebas (droplet) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya.
c. Kebiasaan Batuk Yang Salah
1) Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
2) Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk dan bersin
3) Membuang ludah batuk di sembarang tempat
4) Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat
5) Tidak menggunakan masker saat batuk
d. Cara Batuk Yang Baik Dan Benar
1) Tutup hidung dan mulut Anda dengan menggunakan tisu/saputangan atau
lengan dalam baju ketika batuk dan bersin
2) Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
3) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol sesuai prosedur
4) Gunakan masker
3. Penggunaan Spill Kit
Spill kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi
tumpahan, baik berupa cairan tubuh pasien seperti darah, muntahan, urine, dahak, bahan
kimia atau zat lainnya, agar tidak membahayakan petugas dan lingkungan sekitarnya.
A. Isi spill kit yaitu :
1) APD
- Sarung tangan non steril
- Masker
- Kaca mata Google
- Apron plastik
- Sepatu Boot
2) Larutan chlorin 0.5%
3) Sapu + sekop kecil
4) Tissue cuci tangan
5) Handsanitizer
6) Pasir
7) Sabun cair
8) Pinset cirugis
9) Kertas tissue/ underpad/ kain bekas bahan cotton yang menyerap
10)Plastik warna kuning / plastik medis
B. Prosedur
1) Petugas mengambil 1 set spill kit dan papan tanda peringatan ada tumpahan
darah/cairan infeksius
2) Pasang papan tanda peringatan dekat sekitar area tumpahan darah atau
cairan tubuh
3) Petugas membuka set spill kit dan memakai APD dengan urutan kebersihan
tangan, apron, masker, kacamata, kebersihan tangan dan sarung tangan
4) Buka dan siapkan plastik kuning
5) Tandai sekitar tumpahan dengan pasir
6) Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan kain atau bahan yang bisa
menyerap cairan tubuh
7) Selesai pembersihan buang kain atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh
kedalam plastik kuning
8) Tuangkan cairan detergen pada tempat bekas tumpahan lalu serap dengan tisu/
kain sekali pakai
9) Tuangkan cairan chlorin 0,5% diatas bekas cairan infeksius tunggu 3 menit
10) Serap menggunakan tisue/kain kering sekali pakai/ dengan pinset buang ke
plastik kuning
11) Ikat plastik kuning yang berisi alat dan barang yang sudah
terkontaminasi
12) Bereskan peralatan
13) Buang plastik kuning ke sampah medis
14) Lanjutkan dengan mengepel permukaan lantai
15) Lepaskan APD dengan urutan sarung tangan, apron, kacamata dan masker,
buang di sampah infeksius
16) Lakukan kebersihan tangan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu langkah yang paling penting
untuk mencegah penyakit, karena kuman penyakit sangat mudah ditularkan
melalui tangan. 6 langkah cuci tangan adalah cara mencuci tangan yang benar
sesuai standar WHO dan untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Etika saat batuk adalah menghindarkan penyebaran virus. Mungkin, beberapa
bersin dan batuk tidak mengandung kuman berbahaya. Namun, kuman dan virus
bisa berasal dari rongga mulut yang dikeluarkan saat bersin dan batuk dilakukan.
3. Penggunaan spill kit untuk cairan infeksius untuk menangani, membersihkan dan
mengelola tumpahan cairan infeksius. Cairan infeksius berupa darah, dahak,
muntahan, urin dan cairan lain yang keluar dari tubuh manusia yang dapat
menularkan kepada orang lain.

Mengetahui,
Ka Pokja PPI

drg. DIRA
DARMASTUTI AKBP
NRP 6510073
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai