PENDAHULUAN
• Berdasarkan data badan kesehatan dunia, WHO,
• A. Latar Belakang infeksi yang terjadi akibat interaksi yang
• Infeksi di rumah sakit atau infeksi berlangsung di rumah sakit (nosokomial)
nosokomial merupakan persoalan merupakan salah satu penyebab utama
serius yang menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di
langsung maupun tidak langsung dunia. Data tahun 2005 menunjukan, infeksi
kematian pasien. Walaupun nosokomial menyebabkan 1,4 juta orang di
beberapa kejadian infeksi nosokomial seluruh dunia meninggal. Sementara itu, sekitar
tidak menyebabkan kematian pasien, 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit di
namun menyebabkan pasien dirawat seluruh dunia mengalami infeksi
lebih lama akibatnya pasien harus nosokomial/infeksi rumah sakit. Di Indonesia,
membayar lebih mahal. Infeksi berdasarkan penelitian pada tahun 2004 yang
nosokomial yang dikenal dengan dilakukan di 11 rumah sakit di Jakarta,
Healthcare Associated Infections menunjukan 9,8 persen pasien rawat inap
(HAIs) dapat terjadi melalui terinfeksi nosokomial. Untuk itu diperlukan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
penularan dari pasien kepada
untuk menekan angka infeksi rumah sakit
petugas, dari pasien ke pasien lain,
tersebut, yaitu dengan meningkatkan
dari pasien kepada pengunjung atau pengetahuan dan ketrampilan petugas
keluarga maupun dari petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan
kepada pasien. pencegahan dan pengendalian infeksi. Strategi
yang digunakan adalah peningkatan
kemampuan petugas kesehatan dengan metode
Standar Precautions / Kewaspadaan Standar
• Upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi melibatkan semua unsur, mulai dari • Panduan kebersihan tangan ini
unsur pimpinan sampai kepada staf. Peran dibuat agar pelaksanaannya di
pimpinan yang diharapkan adalah lapangan dapat terstandar dan
menyiapkan sistem, sarana dan prasarana berjalan dengan baik secara
penunjang lainnya, sedangkan peran staf berkesinambungan baik
adalah sebagai pelaksana langsung dalam implementasi dan monitoring
upaya pencegahan dan pengendalian evaluasinya. Kerjasama antar
infeksi sesuai prosedur yang telah setiap unsur di lingkungan RS
ditetapkan. Salah satu tahap kewaspadaan
standar yang efektif dalam pencegahan
sangat diperlukan untuk
dan pengendalian infeksi
mendukung berjalannya
adalah hand hygiene (kebersihan tangan), kegiatan ini, sebagai langkah
karena kegagalan dalam menjaga peningkatan mutu pelayanan
kebersihan tangan adalah penyebab yang berbasis keselamatan
utama infeksi nosokomial dan pasien.
mengakibatkan penyebaran
mikroorganisme multi resisten di fasilitas
pelayanan kesehatan. Menjaga kebersihan
tangan dengan cara mencuci tangan
adalah metode paling mudah dan efektif
dalam pencegahan infeksi nosokomial
• Tujuan Umum • C. Dasar Hukum
• Meningkatkan mutu pelayanan di RS • 1. Undang-undang Republik Indonesia
• Tujuan Khusus nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• 1. Sebagai panduan pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan, pelayanan
pelayanan kesehatan agar mendapatkan kesehtan promotif, kesehatan preventif,
metode yang sama dan seragam pada dan pelayanan kesehatan curative.
penerapan cuci tangan setiap pegawai, • 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
staf, keluarga pasien, dan pengunjung di Indonesia 159b/Menkes/SK/Per/II/1988
RS tentang Rumah Sakit.
• 2. Sebagai panduan bagi Tim Pencegahan • 3. Pedoman Manajerial Pencegahan dan
dan Pengendalian Infeksi RS dalam Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
memonitor dan mengevaluasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
pelaksanaan program cuci tangan ini. Departemen Kesehatan 2007.
• 3. Mengajak dan menggerakkan seluruh • 4. WHO Guidelines on Hand Hygiene in
sumber daya manusia di RS Charis Medika Health Care Provide health-care workers
untuk melaksanakan program cuci tangan (HCWs).
ini.
• 4. Menurunkan angka kejadian infeksi
nosokomial/HAIs di RS Charis Medika
dengan semua efek yang ditimbulkannya.
D. Sasaran
• E. Cakupan Kegiatan
• Kegiatan yang masuk dalam panduan ini adalah semua kegiatan
cuci tangan yang memiliki 2 jenis kegiatan yaitu:
• 1. Handwash (cuci tangan dengan sabun dan air mengalir)
• 2. Handrub (cuci tangan dengan bahan berbasis alcohol)
BAB II
• 3. Cuci tangan dengan alcohol (Handrub)
• A. Pengertian • Handrub adalah suatu tindakan
• 1. Kebersihan tangan membersihkan tangan dengan bahan
• Kebersihan tangan adalah tindakan/praktek berbahan alcohol tanpa menggunakan air
membersihkan tangan dengan cara mencuci mengalir untuk mengurangi perkembangan
tangan guna menghilangkan semua kotoran flora patologis dikulit tangan tanpa
dan debris serta menghambat atau mengganggu aktifitas flora normal kulit
membunuh mikroorganisme pada kulit. tangan, kegitan handrub juga memilik
area/spectrum yang luas dan bekerja lebih
cepat (WHO).
• 2. Cuci tangan dengan sabun (Handwash) •
• Handwash adalah suatu tindakan
membersihkan tangan dengan sabun
antiseptic dan air mengalir untuk
mengurangi perkembangan flora patologis di
kulit tangan tanpa mengganggu aktifitas flora
normal di kulit tangan. Cuci tangan dengan
sabun membersihkan area/spectrum yang
cukup luas dan bekerja sedikit lambat
(WHO).
• B. Bahan-bahan untuk cuci tangan • klinis dan tindakan invasif (pemberian
• Beberapa bahan yang biasa digunakan suntikan intra vaskuler)
untuk cuci tangan adalah: • c. Menyediakan/mempersiapkan obat-
• 1. Bahan alcohol untuk Handrub adalah obatan
bahan berupa alcohol gel, cairan, dan sabun • d. Mempersiapkan makanan
yang digunakan untuk menekan • e. Memberi makan pasien
pertumbuhan bakteri. • f. Meninggalkan rumah sakit
• 2. Sabun antimikroba adalah sabun yang • 3. Di antara : prosedur tertentu pada pasien
berisi bahan antiseptic yang berfungsi untuk yang sama dimana tangan terkontaminasi,
menekan pertumbuhan mikroorganisme dan untuk menghindari kontaminasi silang.
harus dibilas dengan air untuk
mengoptimalkan kerjanya. • 4. Setelah :
• 3. Tissue cuci tangan sebagai pengganti • a. Kontak dengan pasien
handuk. • b. Melepas sarung tangan
• c. Melepas alat pelindung diri
• Indikasi Kebersihan Tangan • d. Kontak dengan darah, cairan tubuh,
• 1. Segera : setelah tiba di tempat kerja sekresi, ekskresi, eksuda luka dan
• 2. Sebelum : peralatanyang diketahui atau kemungkinan
terkontaminasi dengan darah, cairan
• a. Kontak langsung dengan pasien tubuh,ekskresi.
• b. Memakai sarung tangan sebelum • e. Menggunakan toilet, menyentuh/melap
pemeriksaan hidung dengan tangan.
• D. Five Moment Hand Hygiene ( 5 saat cuci • F. Handwash (cuci tangan dengan sabun)
tangan)
• Mencuci tangan dengan air mengalir, dan
• Waktu untuk kebersihan tangan di pelayanan
yang bersentuhan langsung dengan pasien menggunakan sabun antiseptic ini
mengacu pada Five Moment Hand membutuhkan waktu 40-60 detik.
Hygiene sesuai ketentuan WHO adalah sebagai • Indikasi Handwash
berikut:
• 1. Sebelum kontak dengan tubuh pasien • Indikasi dilakukan handwash (cuci tangan
• 2. Sebelum melakukan tindakan asepsis dengan sabun) adalah
• 3. Setelah terkena cairan tubuh pasien • 1. Bila tangan tampak kotor
• 4. Setelah kontak dengan tubuh pasien • 2. Bila tangan berminyak
• 5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien • 3. Setelah menggunakan handscone
•
• 4. Setelah 5 – 10 kali handrub
• E. Persiapan sebelum melakukan
Handwash dan Handrub • Teknik membersihkan tangan dengan sabun
• Sebelum melakukan tindakan handwash dan dan air mengalir harus dilakukan seperti
handrub diharuskan melakukan hal-hal yang dibawah ini :
direkomendasikan oleh WHO dibawah ini:
• 1. Basahi tangan dengan air
• 1. Pastikan kuku tangan pendek, karena kuku
yang panjang akan menjadi tempat • 2. Tuangkan sabun 3-5 cc untuk menyabuni
persembunyian mikroorganisme dan bakteri. seluruh permukaan tangan
• 2. Jangan menggunakan cat kuku atau • 3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
aksesoris lain yang bisa menghalangi kuku.
• 3. Lepaskan semua aksesoris (gelang, jam • 4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan
tangan, cincin, dll) sebelum melakukan cuci kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
tangan.
•
• 5. Gosok kedua telapak tangan dan • G. HandRub (mencuci tangan dengan
sela-sela jari bahan berbasis alcohol)
• 6. Jari-jari sisi dalam dari kedua • Mencuci tangan dengan bahan yang
tangan saling mengunci berbasis alcohol ini gerakannya sama
• 7. Gosok ibu jari kiri berputar dengan handwash hanya berbeda
dalam genggaman tangan kanan dan pada waktu pelaksaannya, handrub
sebaliknya ini memerlukan waktu 20-30 detik.
• 8. Gosokkan dengan memutar
ujung jari-jari tangan kanan ditelapak
tangan kiri dan sebaliknya
• 9. Bilas kedua tangan dengan air
• 10.Keringkan tangan
menggunakan handuk sekali pakai
atau tissu sampai benar benar kering
• 11.Gunakan handuk sekali pakai
atau tissu untuk menutup keran air
INDIKASI HANDRUB
• Indikasi dilakukan handrub adalah semua • 5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
kegiatan yang telah di atur oleh WHO yang mengunci
masuk dalam five moment dimana kegiatan into • 6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman
diluar indikasi handwash misalnya: tangan kanan dan sebaliknya
• 1. Setelah berinteraksi dengan pasien tanpa • 7. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari
melibatkan cairan tubuh pasien (alloanamnesa, tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
periksaan fisik tanpa melibatkan cairan tubuh sebaliknya
pasien,dll) • 8. Dan tangan Anda sudah bersih
• 2. Sebelum masuk dalam lingkungan pasien
• 3. Setelah keluar dari lingkungan pasien tanpa
bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
• Teknik membersihkan tangan dengan hand rub
berbasis alkohol harus dilakukan seperti
dibawah ini :
• 1. Tuangkan antiseptik berbasis alkohol 3-5 cc
pada permukaan tangan yang berada pada
posisi seperti mangkok.
• 2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
• 3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
• 4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
• H. Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan
• 1. Bila tangan terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-
bahan protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir
• 2. Setelah bersentuhan dengan kulit yang tidak utuh, darah atau
cairan tubuh, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir
• 3. Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, dapat
digunakan antiseptik berbasis alkohol (handrub) untuk
dekontaminasi tangan rutin
• 4. Lakukan mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah
5 - 10 kali aplikasi handrub.
• 5. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan
I. DOKUMENTASI
• 1. Poster langkah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
maupun dengan hand rub berbasis alkohol
• 2. Banner dan spanduk himbauan dan langkah cuci tangan.
• 3. Form audit hand hygiene
• 4. Form audit fasilitas hand hygiene
• 5. Foto – foto dokumentasi saat dilakukan ketersediaan fasilitas cuci
tangan di unit-unit pelayanan
• 6. Dokumentasi saat dilakukan edukasi hand hygiene
• 7. Tampilkan langkah hand hygiene di screen saver komputer
• 8. Himbauan untuk melakukan briefing hand hygiene, bagi dokter,
perawat, pasien dan pengunjung melalui humas yang dilakukan
setiap hari, sehari 3 x setiap pukul 08.00 WIB, 14.00 WIB dan 21.00
WIB.
BAB III
PENUTUP
• Kebersihan tangan merupakan satu langkah kecil yang akan memberikan pengaruh
yang sangat besar dalam proses pelayanan dan peningkatan mutu suatu Rumah
Sakit, termasuk sebagai kunci dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di
Rumah Sakit.
• Didalam pelaksanaannya diharapkan semua staf diRS Charis Medika telah terpapar
dan mampu mengimplementasikan dilapangan, dan mampu memberikan
contoh/mengedukasi kepada pasien, keluarga pasien, dan para pengunjung di RS
Charis Medika .
• Dengan adanya panduan cuci tangan ini semoga langkah dan usaha RS Charis
Medika dalam pencapaian mutu dan kualitas Rumah sakit yang lebih baik akan
tercapai. Dalam payung yang lebih besar dan lebih luas panduan ini ada di dalam
• pedoman pelaksaan tim pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS Charis Medika
• Semoga panduan ini bermanfaat
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 350/Dir-SK/XII/2016
TENTANG
PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT
• MENIMBANG :
• 1. Bahwa kebersihan tangan merupakan salah • MEMUTUSKAN
satu kewaspadaan standar yang masuk • MENETAPKAN :
program pencegahan dan pengendalian infeksi • KESATU : Panduan Hand Hygiene
di rumah sakit. Rumah Sakit Tangerng sebagaimana terlampir
2. Bahwa untuk melindungi tenaga kesehatan dalam keputusan ini.
dan tenaga lainnya di rumah sakit agar aman,
nyaman dan sehat perlu menjaga kebersihan
tangan yang sesuai standar • KEDUA : Kebijakan ini berlaku selama 3
tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1
tahun sekali.
• MENGINGAT :
1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 •
•
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
I. PELAPORAN
• Laporan program dibuat dan disusun
disertai rekomdasi hal-hal yang perlu
ditingkatkan.
BAB I BAB II
• DEFINISI : Rumah Sakit sebagai Institusi • RUANG LINGKUP
penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk Materi pendidikan dan pelatihan PPI berisi
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien tentang
dan keluargnya serta semua petugas dirumah – Kebersihan tangan
sakit. Salah satu indicator keberhasilan dalam – Penggunaan APD,
pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka – Manajamen limbah,
infeksi nosokomial di rumah sakit, sehingga – Pengendalian lingkungan,
semua kasus infeksi yang terjadi murni karena – Penatalaksaan linen,
infeksi yang terjadi bukan karena perawatan di – Penempatan pasien berdasar Kohort,
rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan – Etika batuk,
tersebut maka perlu dilakukan pengendalian – Penyuntikan yang aman dan praktek
lumbal fungsi.
infeksi di rumah sakit salah satunya adalah – Penggunaan obat-obatan antibiotik yang
kegiatan Pendidikan dan Pelatihan PPI. rasional
Program Pendidikan dan Pelatihan PPI – Penerapan bundle HAIs (IAD, VAP, ISK,
mendukung upaya pengendalian infeksi dalam IDO)sek pelaksakoordinasikan dengan
upaya kualitas lingkungan yang aman dan Instalasi Sanitasi dan Kebersihan
nyaman untuk semua pasien dan masyarakat • Sasaran
yang dilayani, dengan menerapkan kegiatan – Medis, paramedis, petugas lain, PPDS,
Mahasiswa, Pasien, dan
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi, keluarga ,pengunjung dapat melakukan
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan pencegahan infeksi
kematian serta biaya pengobatan yang – Petugas IPCN dan IPCLN ditingkatkan
berhubungan dengan infeksi pada pelayanan pengetahuan dan keterampilannya dalam
kesehatan Health Care Associated Infection pencegahan dan pengendalian infeksi di
(HAIs) rumah sakit
Rumah sakit memberikan pendidikan
tentang praktik pencegahan dan pengendalian
infeksi kepada staf, dokter, pasien dan keluarga
serta pemberi layanan lainnya ketika ada indikasi
keterlibatan mereka dalam pelayanan.
• JADWAL KEGIATAN
BAB III
Jadwal kegiatan Pendidikan dan Pelatihan PPI dibuat tiap
• TATA LAKSANA awal tahun sebagai program rutin
• CARA PELAKSANAAN PROGRAM • PENCATATAN DAN PELAPORAN
– Pembuatan/revisi modul Pelatihan PPI oleh Semua data pelaksaan pelatihan PPI dibuat dalam
komite PPI dan IPCN bentuk laporan pelaksaan kegiatan per kegiatan
– Membuat dan melaksanakan jadwal rutin edukasi termasuk hambatan yang dialami pada saat kegiatan
kepada seluruh staf, dokter, pasien, keluarga , berlangsung
pengunjung, petugas kantin • MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
– Materi pendidikan dan pelatihan PPI tentang Monitoring dilakukan terhadap semua kegiatan yang
– Kebersihan tangan direncanakan dan evaluasi harus dilakukan untuk
– Penggunaan APD, mengetahui tingkat capaian yang telah dilakukan selama
– Manajamen limbah, ini apakah ada hambatan dan ringtangan yang harus
dihadapi sehinga program program Komite PPI dapat
– Pengendalian lingkungan, terealisasi dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat
– Penatalaksaan linen, terwujud.
– Penempatan pasien berdasar Kohort,
– Etika batuk, BAB IV
– Penyuntikan yang aman dan praktek lumbal • PENDOKUMENTASIAN
fungsi. 1. SPO
– Penggunaan obat-obatan antibiotik yang rasional 2. Foto Kegiatan Diklat Rumah sakit memberikan
– Penerapan bundle HAIs (IAD, VAP, ISK, IDO)sek pendidikan tentang praktik pencegahan dan
pelaksakoordinasikan dengan Instalasi Sanitasi pengendalian infeksi kepada staf, dokter, pasien dan
dan Kebersihan keluarga serta pemberi layanan lainnya ketika ada
– Metode: Ceramah, Demonstrasi, Orientasi, untuk indikasi keterlibatan mereka dalam pelayanan.
petugas di lingkungan Rumah sakit dan
penyuluhan untuk pasien / pengunjung
– Evaluasi: Pre dan Post test, Ujian skill
•