Anda di halaman 1dari 17

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RS PERMATA IBU


NOMOR 053/SK-DIR/RSPI/X/2017
TENTANG PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )

BAB I
DEFINISI

Alat Pelindung Diri (APD) adalah baju/ gaun atau peralatan yang digunakan oleh petugas
untuk melindungi diri petugas terhadap barang/zat yang bersifat infeksius. Barang
perlengkapan APD meliputi sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah
dan kacamata), topi, gaun pelindung, apron, dan pelindung lainnya. Tujuan penggunaan
alat pelindung diri adalah untuk melindungi kulit dan anggota tubuh petugas dari risiko
pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekreta, ekstra , permukaan kulit tidak utuh dan
selaput lendir dari pasien. (Sumber: Depkes RI, Jakarta, pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya,
Kesiapan Menghadapi Emerging Infectious Disease, 2009, Guidance for the selection and
use of personal protective equipment in healthcare settings, CDC, 2007)

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengertian Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri (APD) digunakan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
petugas kesehatan dari resiko pajanan penyakit infeksius. Penggunaan APD untuk
melindungi keselamtan petugas kesehatan tidak dapat dilepaskan dari program
pencegahan infeksi yang dilakukan dilingkungan RS. Alat pelindung mata (pelindung
wajah dan kacamata), topi, gaun pelindung, apron, dan pelindung lainnya. Tujuan
pengguanaan alat pelindung diri adalah untuk melindungi kulit dan anggota tubuh
lainnya petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekreta, eksreta,
kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.

B. Jenis- Jenis Alat Pelindung Diri


1. Sarung tangan
Berdasarkan penggunaannya, terdapat dua jenis sarung tangan, yaitu steril dan non-
steril. Sarung tangan steril digunakan untuk melakukan tindakan yang memerlukan
keadaan asepsis atau steril seperti tindakan bedah atau yang melakukan kontak
bagian tubuh pasien yangbersifat steril. Sarung tangan non-steril digunakan untuk
perawatan rutin pasien dan dapat terbuat dari bahan latex, nitril atau vinyl. Selama
perawatan pasien, transmisi mikroorganisme infeksius dapat dikurangi dengan
menggunakan prinsip kerja mulai dari area bersih ke area yang kotor.
a. Tujuan penggunaan sarung tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi petugas kesehatan dan pasien dari
kemungkinan paparan bahan infeksiusyang mungkin melekat/ terbawa oleh
tangan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting
untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antar kontak
dengan satu pasienke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang.

1) Waktu pemakaian sarung tangan


Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas/ tidak utuh, atau bahan infeksius
lainnya.
2
2) Menangabi bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminai atau
menyentuh permukaan yang tercemar
3) Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif, misalnya menusukkan
sesuatu ke dalam tubuh atau bagian tubuh pasien
4) Menerapkan kewaspadaan berdsarkan penularan melalui kontak ( yang
diperlukan pada kasus penyakitmenular melalui kontak yang telah diketahui
atau dicurigai) atau terinfeksi patogen seperti Vancomycin Resistence
Enterococcus, Methilichin Resitence Staphylococcus aureus, dan
Respiratory Syncycial Virus. Pada keadaan tersebut, petugas kesehatan
harus menggunakan sarung tangan ketika memasuki ruangan pasien dan
harus melepaskan sarung tangan tersebut sebelummeninggalkan ruangan,
mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.

b. Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian sarung tangan


1) Gunakan sarung tangan dengan ukuran yangsesuai, khususnya untuk
sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran
tangan dapat mengganggu keterampilan dan mudah robek
2) Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan
robek.
3) Tarik sarung tangan ke atas manset gaun pelindung (jika anda
memakainya) untuk melindungi pergelangan tangan
4) Gunakan pelembab yang larut dalam air ( tidak mengandung lemak)
untuk mencegah kulit tangan kering/berkerut
5) Jangan gunakan lotion ataukrim berbaiss minyak, karena akan merusak
sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks.
6) Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
7) Jangan menyimpan sarung tangan ditempat dengan suhu yang terlalu
panas atau terlalu dingin, misalnya dibawah sinar matahari langsung,
didekat pemanas, AC,cahaya ultraviolet, cahaya flouresen atau mesin
rontgen, karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga
mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung.

3
8) Apabila sarung tangan digunakan dengan APD lainnya maka sarung
tangan harus yangpaling terakhir dilepas.

c. Waktu penggantian sarung tangan


1) Sarung tangan harus diganti pada saat merawat pasien yang berbeda
untuk menghindari kemungkinan kontaminasi silang
2) Bila setelah berinteraksi dengan pasien harus memegang keyboard
computer, atau peralatan lainnya yang dapat berpindah dari satu ruang
rawat pasien ke ruang lainnya.

2. Masker
Masker dapat digunakan bersamaan dengan pelindung mata untuk melindungi
mulut, hidung dan mata atau menggunakan 1 jenis APD yaitu pelindung wajah
sebagai ganti menggunkan 2 jenis APD seperti masker dan pelindung mata.
Membran mukosa dari mulut, hidung dan mata merupakan daerah yang rentan
sebagai port d’entree dari patogen infeksius. Berdasarkan kegunaannya ,
terdapat 2 jenis masker yaitu masker untuk tindakan bedah yang bersifat tahan
air (fluid-resistances) dan masker untuk melakukan tindakan perawatan rutin
atau isolasi.
a. Tujuan
1) Untuk menahan cipratan yang keluar ketika petugas kesehatan
berbicara, batuk atau bersin
2) Untuk mencegah terhirupnya percikan darah atau cairan tubuh lainnya
dari pasien melalui hidung atau mulut petugas kesehatan
3) Untuk mengurangi penyebaran sekret respiratorius yang infeksius dari
penderita batuk kepada oranglainnya (etika batuk).
Masker dengan efisiensi tinggi:N95
Tujuannya melindungi dari partikel dengan ukuran ≤ 5 mikron yang
dibawa oleh udara.

b. Waktu pemakaian masker


1) Bila melakukan tindakan prosedur bedah

4
2) Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui udara atau droplet . masker yang digunakan
harus dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas
kesehatan.
3) Pada saat petugas kesehatan mengalami tanda dan gejala gangguan
saluran pernapasan, seperti batuk (etika batuk)
4) Masker dengan efisiensi tinggi :N95
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui airbone maupun droplet, seperti flu
burung atau SARS

c. Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian Masker Efisiensi Tinggi


1) Petugas kesehatan harus memeriksa sisi masker yang menempel pada
wajah untuk melihat apakahlapisan utuh dan tidak cacat. Jika bahan
penyaring rusak atau kotor, masker sudah tidak dapat digunakan dan
harus dibuang. Selain itu, masker yang robek, terkikis, terpotong atau,
terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan.
2) Petugas kesehatan harus memeriksa tali-tali masker untuk memastikan
tidak terpotong atau rusak. Tali harus menempel dengan baik di semua
titik sambungan
3) Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada)
berada pada tempatnya dan berfungsi dengan baik. Klip hidung tersebut
tidak boleh dipencet/ dijepit, karena akan menyebabkan kebocoran. Klip
hidung harus diletakkan di ats hidung setelah memasang masker,
menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri
bagian atas masker.

3. Alat pelindung mata


a. Tujuan
Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara
melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (gogles) plastik
bening,kacamata pengaman, pelindung wajahdan plastik.
b. Waktu pemakaian alat pelindung mata
5
Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau
pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya
percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia
pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata
pelindung atau kacamata biasa serta masker.

4. Topi pelindung
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi pelindungharus
cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi pelindung dapat
memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah
untuk melindungi pemakaiannya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik
atau menyemprot.

5. Gaun pelindung
Pada prinsipnya terdapat dua macam gaun, yaitu steril dan non steril. Gaun
pelindung steril biasanya dipakai oleh ahli bedah dan dan para asistennya
dikamar bedah saat melakukan pembedahan, sedangkan gaun pelindung non-
steril dipakai diberbagai unit berisiko tinggi, misalnya oleh pengunjung kamar
bersalin, ruang pemulihan di kamar bedah, dan ICU. Gaun pelindung dapat
dibuat dari bahan yang dapat dicuci dan dipakai ulang (kain), tetapi dapat juga
dibuat dari bahan kertas kedap air yang hanya dapat dipakai sekali saja.
(disposable)
a. Tujuan
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam saat
merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
melalui droplet/ airborne. Pemakaian gaun pelindung adalah untuk
melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi
b. Waktu pemakaian gaun pelindung
Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap
memasuki ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan
terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi.
6
c. Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian gaun pelindung
Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun pelindung
sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah
gaun pelindung dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak
dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk
mencegah berpindahnya organisme.

6. Apron
Merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas
kesehatan. Petugas kesehatan harus mengenakan apron dibawah gaun pelindung
penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan
pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan
tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron
akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.

7. Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu,
sandal, atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh di
dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih
banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap tetap bersih dan bebas
kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pemakaian alat pelindung diri di unit pelayanan


a) Pemakaian alat pelindung diri di unit kamar operasi (OK)
1. Sarung Tangan 2. Apron/ Gaun pelindung

3. Masker 4. Goggle (alat pelindung mata)

5. Pelindung Kaki 6. Penutup Kepala / Topi

8
b) Pemakaian alat pelindung diri di unit Laboratorium
1. Sarung Tangan 2. Apron/ Gaun pelindung

3. Masker 4.Goggle

c) Pemakaian alat pelindung diri di unit Radiologi

1. Sarung Tangan 2. Apron Pb

3. Masker 4. Tyroid Pb

9
d) Pemakaian alat pelindung diri di unit Perinatologi
1. Sarung Tangan 2. Masker

e) Pemakaian alat pelindung diri di unit ICU


1. Sarung Tangan 2. Apron/ Gaun pelindung

3. Masker

f) Pemakaian alat pelindung diri di unit Perawatan / Isolasi


1. Sarung Tangan 2. Apron/ Gaun pelindung

3. Masker

10
g) Pemakaian alat Pelindung diri di unit gizi.
1. Sarung Tangan 2. Celemek

3. Masker 4. Topi

B. Pemilihan alat pelindung diri sesuai jenis pajanan


Jenis pajanan Contoh Pilihan alat pelindung diri
Risiko rendah  Injeksi  Sarung tangan
1. Kontak dengan kulit  Perawatan
2. Tidak terpajan darah
langsung
Risiko sedang  pemeriksaan pelvis  Sarung tangan
1. Kemungkinan terpajan  Mungkin perlu apron
darah  Insersi IUD atau gaun pelindung
namun tidak ada cipratan  Melepas IUD
 Pemasangan Kateter
intra vena
 Penanganan spesimen
11
laboratorium
 Perawatan luka berat
 Ceceran darah
Resiko Tinggi  Tindakan mayor  Sarung tangan
1. Kemungkinan terpajan
darah dan kemungkinan  Bedah minor  Apron
terciprat perdarahan massif  Persalinan pervaginan  Gaun pelindung
 Kacamata pelindung
 Masker
 Sepatu boot

C. Jenis, tata cara penyimpanan, dan tempat pembuangan alat pelindung diri
1. Sarung tangan
Sarung bersih dan sarung tangan steril bersifat disposable/sekali pakai. Sesudah
dipakai untuk melakukan suatu prosedur maka sarung tangan jenis ini harus
dibuang ditempat sampah medis. Sedangkan untuk sarung tangan karet/ rumah
tangan setelah dibersihkan maka harus disinmpan dalam tempat khusus menyimpan
alat pelindung diri
2. Apron/ Jas pelindung
Apron yang terbuat dari plastik bersifat disposible/ sekali pakai. Sesudah dipakai
harus dibuang ditempat sampah medis. Sedangkan jas/gaun pelindung sesudah
dipakai wajib dikirim dan dibersihkan ke laundry/outsourching.
3. Masker
Masker bedah merupakan alat pelindung diri yang bersifat disposible/sekali pakai.
Sesudah dipakai harus dibuang di tempat sampah medis. Sedangkan untuk masker
respirator dapat dipakai berulang kurang 1 hari oarang saja.
4. Goggle (alat pelindung mata)
Goggle merupakan alat pelindung diri yang bersifat dipakai berulang. Setelah
dipakai maka harus dibersihkan dan disimpan ditempat penyimpanan alat pelindung
diri.
5. Penutup kepala/topi pelindung
Penutup kepala/topi pelindung ada 2 jenis, diantaranya ada yang bersifat
disposible/sekali pakai dan ada yang bersifat dipakai berulang. Untuk yang bersifat
12
disposible/ sekali pakai, maka setelah dipakai dibuang di tempat medis sedangkan
yang terbuat dari kain dapat dicuci ulang di laundry/outsourching.
6. Pelindung kaki
Pelindung kaki/sepayu boot merupakan alat pelindung diri yang dipakai berulang.
Setelah dipakai pelindung kaki/sepatu boot dicuci dan disimpan ditempat
penyimpanan alat pelindung diri.

D. Bagaimana mengenakan, menggunakan dan melepas APD


1. Urutan mengenakan alat pelindung diri
a. Pelindung kaki
b. Apron/gaun pelindung
c. Penutup kepala/ topi pelindung
d. Masker
e. Kacamata atau pelindung wajah
f. Sarung tangan
2. Urutan mengenakan alat pelindung diri pada isolasi ketat
a. Sepatu boot
b. Masker respirator
c. Topi/ penutup kepala
d. Gaun pelindung/apron
e. Sarung tangan I
f. Goggle/ faceshield
g. Sarung tangan
h. Masker bedah
3. Pemakaian gaun pelindung
a. Cara mengguanakan gaun pelindung untuk diri sendiri
1) Pilih gaun pelindung sesuai jenis dan ukuran
2) Ambil gaun pelindung dan memegang pada bagian leher dengan kedua
tangan setinggi bahu
3) Pegang bagian leher dengan lengan setinggi bahu. Bagian dalam harus
selalu mengahdap pemakai
4) Masukkan lengan dengan mengibaskan bersama

13
5) Tutupilah badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan kebelakang punggung
6) Ikatlah bagian leher dan pinggang
7) Bila gaun pelindung terlalu kecil, gunakan 2 gaun pelindung
a) Gaun pelindung 1 diikat dibagian depan
b) Gaun pelindung 2 diikat dibagian belakang
b. Cara menggunakan gaun pelindung untuk orang lain
1) Ambil jarak yang cukup dengan pemakaian gaun pelindung
2) Pakaikan kedua lengannya sekaligus
3) Orang ketiga mengkancingkan bagian belakang
c. Cara melepaskan gaun pelindung
1) Lepas tali
2) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung
3) Balik gaun pelindung
4) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau buang ditempat sampah infeksisu
ingatlah bahwa bagian depan gaun pelindung dan lengan gaun pelindung
telah terkontaminasi.
4. Ambil topi pelindung sampai menutupi seluruh rambut
a. Cara memakai topi
1) Ambil topi pelindung sampai menutupi seluruh rambut
b. Cara melepaskan topi pelindung
1) Lepaskan topi pelindung dan buang ke tempat sampah medis
5. Pemkaian masker
a. Cara penggunaan masker
1) Eratkan tali atau karet elastik pada bagian tengah kepala dan leher
2) Letakkan dengan tepat klip hidung dari logam fleksibel pada bagian batang
hidung
3) Hindarkan memegang masker sebelum dipasang diwajah
4) Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga melekat
dengan baik
5) Periksa ulang pengepasan masker
6) Begitu masker lembab harus segera diganti
14
7) Jangan membuka masker dari hidung dan mulut dan membiarkan terpasang
dileher
b. Cara melepaskan masker
1) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi
2) Ingat selalu untuk membuaka sarung tangan lebih dahulu (jika memakai)
dan cuci tangan, untuk mencegah kontaminasi dari tangan ke muka
3) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
4) Apabila menggunakan karet elatik, lepaskan masker dengan memegang
karet elastik dibelakang telinga dan jangan menyentuh bagian depan
masker
6. Pemkaian kacamata atau pelindung wajah
a. Cara menggunakan kacamata atau pelindung wajah
1) Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
b. Cara melepaskan kacamata atau pelindung wajah
1) Untuk melapasnya, pegang karet atau gagang kacamata. Ingatlah bahwa
bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
7. Pemakaian sarung tangan
a. Cara menggunakan sarung tangan non-steril
1) Ambil sarung tangan dari kotaknya
2) Sentuh hanya bagian ujung dari sarung tangan. Masukkan sampai ke
pergelangan tangan
3) Ambil sarung tangan ke dua. Sentuh hanya bagian ujung dan masukkan
sampai ke pergelangan tangan
4) Apabila menggunakan baju isolasi, tarik hingga menutupi bagian
pergelangan tangan gaun isolasi
5) Untuk menghindari bagian tangan tsb tersentuh dengan tangan yang sudah
memakai sarung tangan, pegang pada bagian ujung luar sarung tangan
6) Apabila sarung tangan sudah terpakai, hindari memegang hal lainnya, yang
tidak diindikasikan saat memakai sarung tangan tsb
b. Cara menggunakan sarung tangan steril
1) Menjumput sarung tangan pada bagian yang terlipat keluar
2) Usahakan memakainya tanpa menyinggung kulit ambil sarung tangan ke
dua
15
3) Apabila menggunakan baju isolasi, tarik hingga menutupi bagian
pergelanggan tangan gaun isolasi
4) Untuk menghindari bagian tangan tsb tersentuh dengan tangan yang sudah
memakai sarung tangan, pegang pada bagian ujung luar sarung tangan
5) Apabila sarung tangan sudah terpakai, hindari memegang hal lainnya, yang
tidak diindikasikan saat memakai sarung tangan tsb
c. Cara memakai sarung tangan steril bila pemakai menegankan gaun bedah
1) Tangan masih berada didalam lengan gaun bedah saat menjumput ujung
sarung tangan yang terlipat keluar
2) Dengan dibantu tangan lain yang masih berada di dalam lengan gaun, pakai
sarung tangan yang satu
3) Dengan sarung tangan bersarung, memakai sarung tangan yang lain
d. Cara melepaskan sarung tangan
1) Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan
2) Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan
yang masih memakai sarung tangan
3) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan dibawah
sarung tangan yang belum dilepas dipergelangan tangan
4) Lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan ditempat sampah infeksius
E. Kebersihan pernapasan dan etika batuk
Untuk mencegah transmisi semua ISPA (termasuk influenza, pasien dengan
demam/gejala saluran napas) harus ditangani sesuai dengan kebersihan pernapasan
dan etika batuk, meliputi:
1. Menutup mulut dengan hidung/menggunakan masker bila batuk atau bersin
2. Menggunakan tissue, buang bila terkena sekret saluran napas ke dalam tempat
sampah medis (plastik warna kuning)
3. Lakukan cuci tangan dengan sabun atau antiseptik dan air mengalir, alkohol
handrub setelah kontak dengan sekret saluran napas, benda/bahan terkontaminasi
4. Jaga jarak terhadap orang dengan gejala ISPA dengan demam

16
BAB IV
DOKUMENTASI

Alat Pelindung Diri ( APD ) yang ada di ruangan dan atau unit pelayanan tentunya
didokumentasikan oleh setiap unit dan atau ruangan. Sehingga mengenai kelengkapan
semua unit dan atau ruangan akan dibakukan menjadi dokumen yang ditetapkan sesuai
unit dan atau ruangan masing – masing, dengan pendokumentasian dokumen
dituangkan dalam form kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri
.

Direktur,

drg. Hayati Purwaningrum, MARS

17

Anda mungkin juga menyukai